Hidrolisis garam adalah reaksi antara ion-ion garam dengan air yang menghasilkan larutan bersifat asam atau basa. Garam dapat diklasifikasikan menjadi garam netral, asam, atau basa tergantung pada kekuatan asam dan basa yang membentuknya.
1. Hidrolisis Garam
Pengertian Hidrolisis Garam
Peristiwa pelarutan suatu garam tidak selalu menghasilkan larutan yang bersifat netral. Sebagai contoh, larutan tembaga (II) sulf at bersif at asam, sementara
natrium asetat bersifat basa. Sedangkan larutan natrium klorida bersifat netral. Hal tersebut dikarenakan reaksi disosiasi garam di dalam air yang membentuk ion.
Proses sebuah reaksi dari anion atau kation garam yang membentuk larutan asam atau basa disebut reaksi hidrolisis. Dengan kata lain, reaksi hidrolisis adalah
kebalikan darireaksi netralisasi. Konstanta (tetapan) kesetimbangan pada reaksi disebut dengan tetapan hidrolisis (Kh).
Hidrolisis Garam Asam
Garam y ang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam. Amonia adalah contoh basa lemah, dan reaksinya dengan asam kuat akan menghasilkan
garam dengan pH kurang dari 7. Sebagai contoh, perhatikan reaksi berikut:
HCl + NH4OH NH4
+ + Cl- + H2O
Di dalam larutan, ion NH4
+ bereaksi lebih lanjut dengan air (melakukan reaksi hidrolisis) menurut reaksi berikut:
NH4
+ + H2O NH3 + H3O+
Tetapan keasaman dapat diturunkan dari harga Kw dan Kb.
[H3O+] [NH3] [OH-]
Ka = ------------------------
+][OH-]
[NH4
= Kw / Kb
Hidrolisis Garam Basa
2. Garam y ang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa. Kebasaan tersebut dikarenakan reaksi hidrolisis basa konjugat dari asam (lemah) y ang
digunakan pada reaksi netralisasi. Sebagai contoh, natrium asetat terbentuk pada reaksi antara asam asetat (asam lemah) dan natrium hidroksida (basa kuat).
Ketika garam terlarut, ionisasi y ang terjadi adalah:
NaAc Na+ + Ac-
Dengan adany a air, ion asetat akan mengalami hidrolisis sebagai berikut:
H2O + Ac- HAc + OH-
Dan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini adalah Kb dari basa konjugat Ac- dari asam HAc sebagai berikut:
[HAc] [OH-]
Kb = -----------
[Ac-]
[HAc] [OH-] [H+]
Kb = ----------- ---
[Ac-] [H+]
[HAc] [OH-][H+]
Kb = ---------- ---------
[Ac-] [H+]
= Kw / Ka
3. Penggolongan Garam
Seperti pada pembahasan tentang teori asam basa dan hidrolisis garam, garam dapat terbentuk oleh adany a reaksi antara asam dengan basa. Garam y ang
terbentuk tidak semuanya bersifat netral. Jika garam berasal dari asam kuat dan basa lemah, maka akan bersif at asam. Sedangkan garam y ang berasal dari
asam lemah dan basa kuat akan bersifat basa. Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dan basa lemah, maka sifatnya tergantung dari kekuatan asam atau
basa seny awa yang bereaksi, yang sering dinyatakan dengan Ka dan Kb. Yang terakhir jika garam berasal dari asam kuat dan basa kuat, maka akan bersif at
netral karena adany a reaksi netralisasi sebagai berikut:
H+ + OH- H2O
Garam Netral
Ion-ion selain H+ dan OH- akan membentuk seny awa garam. Sebagian besar garam netral mengandung ion-ion y ang tertera pada tabel berikut:
Kation
Na+ K+ Rb+ Cs+
Mg2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+
Anion
Cl- Br- I-ClO4
- BrO4
- ClO3
- NO3
-
Garam Asam
Garam asam adalah garam y ang berasal dari asam kuat y ang bereaksi dengan basa lemah. Garam asam mengandung ion-ion sebagai berikut:
Ion Asam
NH4
+ Al3+ Pb2+ Sn2+
Ion logam transisi
HSO4
- H2PO4
-
Garam Basa
Garam basa adalah hasil dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat. Ion-ion berikut sering ditemukan dalam garam basa.
Ion Basa
F- C2H3O2
- NO2
- HCO3
-
CN- CO3
2- S2- SO4
2-
HPO4
2- PO4
3-
4. Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam y ang terbentuk dari reaksi asam lemah dan basa lemah dapat bersifat netral, asam, maupun basa sesuai dengan kekuatan asam atau basa penyusunnya.
Kekuatan asam atau basa dapat diamati dari tetapan kesetimbangan asam basa.
Jika Ka (kation) > Kb (anion) maka larutan bersif at asam.
Jika Ka (kation) = Kb (anion) maka larutan bersif at netral.
Jika Ka (kation) < Kb (anion) maka larutan bersif at basa.