Gas adalah zat berwujud yang mudah berubah bentuk dan dapat mengisi ruang apa pun. Teori kinetik menjelaskan sifat gas berdasarkan gerak dan energi kinetik partikel-partikelnya. Persamaan van der Waals memodifikasi hukum gas ideal dengan mempertimbangkan interaksi antar molekul. Difusi dan efusi adalah perpindahan gas dari konsentrasi tinggi ke rendah.
2. MATERI BERWUJUD GAS
• Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai
kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun
berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu
volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan
mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga
gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat
kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini,
atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain,
apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.
3. TEORI KINETIK GAS
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat
dipandang dari sudut momentum. Peninjauan
teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel,
tetapi diutamakan pada sifat zat secara
keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan
partikel-partikel zat tersebut.
4. SIFAT - SIFAT GAS
SIFAT GAS UMUM
Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
SIFAT GAS IDEAL
Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang
senantiasa bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam
ruang yang kecil.
Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel,
sehingga ukuran partikel gas dapat diabaikan.
Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding
tempatnya adalah elastis sempurna.
Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
5. Persamaan Keadaan Gas Ideal
PV = nRT
n = N P = Tekanan gas [N.m-2]
V = Volume gas [m3]
n = Jumlah mol gas [mol]
N = Jumlah partikel gas
NA = Bilangan Avogadro = 6,02 x 1023
R = Konstanta umum gas = 8,314
A N
J.mol-1 K-1 atau 0,0821 atm
liter/mol.K
T = Temperatur mutlak gas [K]
6. Temperatur Gas Ideal
2
Dari persamaan
dan persamaan gas ideal
dapat diperoleh hubungan atau
PV nRT Nk T B = =
P = Nm
1 v
3
V
B T =1 3mv2 k v k T m B 2 = 3
EK
2
k
mv
= æ
k
T
1
2
3
B B 3
2 2 ö ÷ø
çè
= Energi kinetik translasi partikel gas
sehingga
7. Gas Nyata
Persamaan keadaan van der Waals
Gas yang mengikuti hukum Boyle dan hukum Charles, yakni
hukum gas ideal, disebut gas ideal. Namun, didapatkan, bahwa
gas yang kita jumpai, yakni gas nyata, tidak secara ketat
mengikuti hukum gas ideal. Semakin rendah tekanan gas pada
temperatur tetap, semakin kecil deviasinya dari perilaku ideal.
Semakin tinggi tekanan gas, atau dengan dengan kata lain,
semakin kecil jarak intermolekulnya, semakin besar deviasinya.
8. Fisikawan Belanda Johannes Diderik van der Waals (1837-1923)
mengusulkan persamaan keadaan gas nyata, yang dinyatakan
sebagai persamaan keadaan van der Waals atau persamaan van der
Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal (persamaaan 6.5) dengan
cara sebagai berikut: dengan menambahkan koreksi pada P untuk
mengkompensasi interaksi antarmolekul; mengurango dari suku V
yang menjelaskan volume real molekul gas. Sehingga didapat:
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT
a dan b adalah nilai yang ditentukan secara eksperimen untuk setiap
gas dan disebut dengan tetapan van der Waals (Tabel 6.1). Semakin
kecil nilai a dan b menunjukkan bahwa perilaku gas semakin
mendekati perilaku gas ideal. Besarnya nilai tetapan ini juga
berhubungan dengan kemudahan gas tersebut dicairkan.
9. DIFUSI dan EFUSI
Difusi adalah penyebaran atau percampuran
sempurna 2 molekul gas atau lebih sehingga
didapatkan keadaan yang sama secara fisik,
seperti parfum atau cologne, di antara gas
lainnya.
Selain melakukan difusi molekul gas juga dapat
mengalir dari tempat bertekanan tinggi menuju
ke tempat bertekanan rendah. Peristiwa ini
disebut dengan efusi.
10. Hukum Efusi Graham
Thomas Graham mempelajari kecepatan efusi beberapa
gas melewati lubang kecil yang sama dan didapatkan
gas dengan densitas yang lebih besar berefusi lebih
lambat.
Hubungan ini disebut Hukum Graham, yaitu kecepatan
efusi gas berbanding terbalik dengan akar densitasnya,
d pada P dan T konstan.
Kecepatan efusi (r) ∞ 1 / √d
Kecepatan efusi A (rA) √dB
Kecepatan efusi B (rB) √dA