Dokumen tersebut membahas tentang titrasi asam basa, termasuk pengertian titrasi asam basa, cara memprediksi titik ekivalen menggunakan pH meter dan indikator, jenis-jenis indikator yang digunakan, serta kurva titrasi yang dihasilkan dari berbagai kombinasi asam dan basa.
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
Bab 6
1. Dasar Titrasi Asam Basa
Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam dan basa. Reaksi kimia pada titrasi
dikenakan pada "larutan yang sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya" dan "larutan yang sudah diketahui volume dan
konsentrasinya". Tingkat keasaman atau kebasaan dapat ditentukan dengan menggunakan asam atau basa yang ekivalen. Ekivalen asam setara dengan satu
mol ion hidronium (H+ atau H3O+). Sedangkan ekivalen basa setara dengan satu mol ion hidroksida (OH-). Jika yang direaksikan adalah asam atau basa poliprotik
(banyak ekivalen), maka setiap mol zat tersebut akan melepaskan lebih dari satu H+ atau OH-.
Titik Ekivalen
Ketika larutan yang sudah diketahui konsentrasinya direaksikan dengan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, maka akan dicapai titik dimana jumlah asam
sama dengan jumlah basa, yang disebut dengan titik ekivalen. Titik ekivalen dari asam kuat dan basa kuat mempunyai pH 7. Untuk asam lemah dan basa lemah,
titik ekivalen tidak terjadi pada pH 7. Dan untuk larutan asam basa poliprotik, akan ada beberapa titik ekivalen.
Cara Memprediksi Titik Ekivalen
Ada dua cara yang biasa digunakan untuk memprediksi dan menentukan titik ekivalen, yaitu menggunakan pH meter dan indikator asam-basa.
Menggunakan pH meter
Metode ini melibatkan grafik sebagai fungsi pH dan volume titran yang dipakai yang disebut dengankurva titrasi. Contoh kurva titrasi adalah:
2. Menggunakan indikator
Metode ini mengandalkan timbulnya perubahan warna larutan. Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna
yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak. Karena digunakan dalam konsentrasi yang rendah, indikator tidak menunjukkan perubahan yang besar
pada titik ekivalen. Titik dimana indikator berubah warna merupakan titik akhir titrasi. Untuk titrasi, perbedaan volume antara titik akhir dengan titik ekivalen relatif
kecil. Seringkali kesalahan (error) pada perbedaan volume diabaikan. Seharusnya dalam kasus tersebut diberlakukan faktor koreksi. Volume yang ditambahkan
untuk mencapai titik akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sederhana berikut:
VANA = VBNB
dimana V adalah volume, N adalah normalitas, A adalah asam, dan B adalah basa.
3. Indikator Asam Basa
Pengertian Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Indikator asam basa
biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang
terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkan
hanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH.
Penggunaan Indikator Asam Basa
Larutan yang akan dicari tingkat keasamannya diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari
perubahan warna larutan yang berisi indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis indikator.
Indikator yang Biasa Digunakan
Di bawah ini ada beberapa indikator asam basa yang sering digunakan. Indikator dapat bekerja pada larutan, maupun alkohol sesuai dengan sifatnya. Inilah
contoh indikator yang digunakan untuk mengetahui pH.
Indikator pp berwarna pink saat basa dan tak berwarna saat asam
Daftar indikator asam basa lengkap
Indikator Rentang pH Kuantitas penggunaan per 10 ml Asam Basa
Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah kuning
Pentametoksi merah 1,2-2,3 1 tetes 0,1% dlm larutan 0% alkohol merah-ungu tak berwarna
Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah kuning
2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alkohol tak berwarna kuning
4. Metil kuning 2,9-4,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol merah kuning
Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah oranye
Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu
Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
Alizarin natrium sulfonat 3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
α-Naftil merah 3,7-5,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah kuning
p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah kuning
Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah kuning
Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru
p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan tak berwarna kuning
Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah biru
Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
Neutral merah 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah kuning
Rosolik acid 6,8-8,0 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning merah
Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning merah
α-Naftolftalein 7,3-8,7 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol merah mawar hijau
Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning merah mawar
Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning biru
Fenolftalein (pp) 8,0-10,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol tak berwarna merah
α-Naftolbenzein 9,0-11,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning biru
Timolftalein 9,4-10,6 1 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol tak berwarna biru
Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru merah
Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning lilac
Salisil kuning 10,0-12,0 1-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkohol kuning oranye-coklat
Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning ungu
Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning oranye-coklat
Nitramin 11,0-13,0 1-2 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkohol tak berwarna oranye-coklat
Poirrier's biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink
Asam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan tak berwarna oranye-merah
Indikator Asam Basa Alami
Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam
basa alami antara lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek, kamboja jepang, bunga sepatu, asoka, bunga kertas). Cara
membuat indikator asam basa alami adalah:
5. 1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.
2. Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik.
4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat berubah warna.
Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami.
Warna Bunga Nama Bunga Warna Air Bunga Warna Air Bunga Keadaan Asam Warna Air Bunga Keadaan Basa
Merah Kembang sepatu Ungu muda Merah Hijau tua
Kuning Terompet Kuning keemasan Emas muda Emas tua
Ungu Anggrek Ungu tua Pink tua Hijau kemerahan
Merah Asoka Coklat muda Oranye muda Coklat
Kuning Kunyit Oranye Oranye cerah Coklat kehitaman
Ungu Bougenville Pink tua Pink muda Coklat teh
Pink Euphorbia Pink keputih-putihan Pink muda Hijau lumut
Merah Kamboja Coklat tua Coklat oranye Coklat kehitaman
6. Kurva Titrasi
Seperti pembahasan sebelumnnya, titrasi merupakan sebuah cara untuk mengetahui konsentrasi sebuah larutan dengan jalan mereaksikannya dengan larutan
lain, yang biasanya berupa asam atau basa. Titrasi umumnya dilakukan dengan menambahkan titran yang sudah diketahui konsentrasinya melalui buret pada
titrat dengan volume tertentu yang dicari konsentrasinya. Pada reaksi antara asam dan basa, titrasi sangat berguna untuk mengukur pH pada berbagai variasi titik
melalui reaksi kimia. Hasilnya adalah sebuah titrasi. Kurva titrasi adalah grafik sebagai fungsi pH dengan jumlah titran yang ditambahkan.
Kurva Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat
Inilah contoh kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat (titrat) dititrasi dengan basa kuat (titran).
Titik ekivalen titrasi adalah titik dimana titran ditambahkan tepat bereaksi dengan seluruh zat yang dititrasi tanpa adanya titran yang tersisa. Dengan kata lain,
pada titik ekivalen jumlah mol titran setara dengan jumlah mol titrat menurut stoikiometri.
Pada gambar di atas, awalnya pH naik sedikit demi sedikit. Hal ini dikarenakan skala naiknya pH bersifat logaritmik, yang berarti pH 1 mempunyai keasaman 10
kali lipat daripada pH 2. Ingat bahwa log 10 adalah 1. Dengan demikian, konsentrasi ion hidronium pada pH 1 adalah 10 kali lipat konsentrasi ion hidronium pada
pH 2. Kemudian naik tajam di dekat titik ekivalen. Pada titik ini, ion hidronium yang tersisa tinggal sedikit, dan hanya membutuhkan sedikit ion hidroksida untuk
menaikkan pH.
Kurva Titrasi Asam Lemah dan Basa Kuat
Inilah kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam lemah dititrasi dengan basa kuat:
7. Kurva titrasi asam lemah dan basa kuat di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Asam lemah mempunyai pH yang rendah pada awalnya.
2. pH naik lebih cepat pada awalnya, tetapi kurang cepat saat mendekati titik ekivalen.
3. pH titik ekivalen tidak tepat 7.
pH yang dihasilkan oleh titrasi asam lemah dan asam kuat lebih dari 7. Pada titrasi asam lemah dan basa kuat, pH akan berubah agak cepat pada awalnya, naik
sedikit demi sedikit sampai mendekati titik ekivalen. Kenaikan sedikit demi sedikit ini adalah karena larutan buffer (penyangga) yang dihasilkan oleh penambahan
basa kuat. Sifat penyangga ini mempertahankan pH sampai basa yang ditambahkan berlebihan. Dan kemudian pH naik lebih cepat saat titik ekivalen.
Kurva Titrasi Asam Kuat dan Basa Lemah
Inilah kurva titrasi yang dihasilkan ketika asam kuat dititrasi dengan basa lemah:
8. Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Asam kuat mempunyai pH yang rendahi pada awalnya.
2. pH naik perlahan saat permulaan, namun cepat saat mendekati titik ekivalen.
3. pH titik ekivalen tidak tepat 7.
Titik ekivalen untuk asam kuat dan basa lemah mempunyai pH kurang dari 7.
Kurva Titrasi Asam Lemah dan Basa Lemah
Kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah sebagai berikut:
Asam lemah dan basa lemah pada gambar di atas tidak menghasilkan kurva yang tajam, bahkan seperti tidak beraturan. Dalam kurva titrasi asam lemah dan
basa lemah, ada sebuah titik infleksi yang hampir serupa dengan titik ekivalen.
9. Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa
Inilah beberapa contoh soal dan jawaban tentang titrasi asam basa. Bacalah benar-benar setiap latihan soal asam basa berikut. Kalau perlu, tulis kembali di atas
kertas supaya mengurangi kebingungan.
Contoh #1: Jika 20,60 mL larutan HCl 0,0100 M digunakan untuk mentitrasi 30,00 mL larutan NaOH sampai titik ekivalen, berapakah konsentrasi larutan NaOH?
Penyelesaian:
1) Tulis persamaan reaksi setara:
HCl + NaOH ---> NaCl + H2O
2) Mencari mol HCl:
mol = M x V = (0,0100 mol/L) (0,02060 L) = 0,000206 mol
4) Mencari mol NaOH:
Karena perbandingan ekivalen HCl dan NaOH adalah 1:1, maka mol NaOH sama dengan mol HCl, yaitu 0,000206 mol.
5) Mencari konsentrasi NaOH:
0,000206 mol / 0,03000 L = 0,00687 M
Contoh #2: Berapakah volume 0,105 M HCl untuk mentitrasi larutan berikut sampai titik ekivalen?
a) 22,5 mL NH3 0,118 M
b) 125,0 mL larutan yang mengandung 1,35 gram NaOH per liter
Kita mengabaikan bahwa HCl-NH3 titrasi kuat-lemah. Kita hanya fokus ke titik ekivalen, bukan pH yang dihasilkan.
Penyelesaian a:
1) Persamaan reaksi
HCl + NH3 ---> NH4Cl
2) Perbandingan molar HCl dan NH3:
1 : 1
3) Mol NH3:
mol = M x V = (0,118 mol/L) (0,0225 L) = 0,002655 mol
4) Mencari mol HCl yang digunakan:
1 banding 1, maka mol HCl = mol NH3 = 0,002655 mol
5) Menentukan volume HCl:
0,105 mol/L = 0,002655 mol / x x = 0,0253 L = 25,3 mL
Penyelesaian b:
1) Menentukan konsentrasi larutan NaOH:
MV = massa / massa molar (x) (1,00 L) = 1,35 g / 40,00 g/mol
x = 0,03375 M
2) Persamaan reaksi setara:
HCl + NaOH ---> NaCl + H2O
3) Menentukan volume HCl yang dibutuhkan:
10. M1V1 = M2V2 (0,03375 mol/L) (125,0 mL) = (0,105 mol/L) (x)
x = 40,18 mL
Contoh #3: Berapa volume 0,116 M H2SO4 yang dibutuhkan untuk mentitrasi 25,0 mL Ba(OH)2 0,00840 sampai titik ekivalen?:
Penyelesaian:
1) Persamaan reaksi:
H2SO4 + Ba(OH)2 ---> BaSO4 + 2H2O
2) Perbandngan molar:
1 : 1
3) Gunakan cara ini untuk perbandingan molar 1:1:
M1V1 = M2V2 (0,116 mol/L) (x) = (0,00840 mol/L) (25,0 mL)
x = 1,81 mL
Contoh #4: 27,0 mL NaOH 0,310 M dititrasi dengan H2SO4 0,740 M . Berapa volume H2SO4 yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi?
Penyelesaian:
1) Mol NaOH:
(0,310 mol/L) (0,027 L) = 0,00837 mol
2) Perbandingan molar NaOH dan H2SO4 adalah 2:1:
Hal ini dapat dilihat dari persamaan reaksi setara:
2NaOH + H2SO4 ---> Na2SO4 + 2H2O
3) Jadi:
2 banding 1 maka 0,00837 mol setara dengan 0,00837 mol dibagi 2 = 0,004185 mol H2SO4
4) MEnghitung volume H2SO4 yang dibutuhkan:
0,004185 mol dibagi 0,740 mol/L = 0,0056554 L = 5,66 mL
Contoh #5: A 21,62 mL Ca(OH)2 dititrasi dengan HCl 0,2545 M sebanyak 45,87 mL sampai titik akhir titrasi.
(a) Bagaimana persamaan reaksinya?
(b) Berapakah konsentrasi kalsium hidroksida?
Penyelesaian:
1) Persamaan reaksi setara:
2HCl + Ca(OH)2 ---> CaCl2 + 2H2O
2) Mencari konsentrasi kalsium hidroksida:
mol HCl ---> (0,2545 mol/L) (0,04587 L) = 0,011674 mol . Perbandingan molar HCl to Ca(OH)2 adalah 2 : 1, maka:
mol of Ca(OH)2 = 0,005837 mol
Konsentrasi Ca(OH)2 ---> 0,005837 mol / 0,02162 L = 0,2700 M
11. Contoh #6: Hitunglah volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralisasi 50,0 mL asam sulfat 16,0 M. Konsentrasi NaOH adalah 2,50 M,
Penyelesaian:
2 NaOH + H2SO4 ---> Na2SO4 + 2H2O Hitung mol H2SO4 dengan menggunakan n = C x V:
n = 16,0 mol/L x 50 mL = 800 mmol
Sekarang lihat persamaannya. Setiap mol H2SO4 membutuhkan dua kali mol NaOH untuk menetralisasi H2SO4.
Jadi, mol NaOH = 800 x 2 = 1600 mmol NaOH yang dibutuhkan.
Jika sudah mempunyai mol dan konsentrasi, sekarang tinggal menghitung volume.:
V = mol / konsentrasi V = 1600 mmol / 2,50 mol/L = 640 mL
Contoh soal #7: Jika 0,2501 gram natrium karbonat kering membutuhkan 27,00 mL HCl untuk melengkapi reaksi, berapa konsentrasi HCl?
Penyelesaian:
Na2CO3 + 2HCl ---> 2NaCl + CO2 + H2O
mol Na2CO3 ---> 0,2501 g / 105,988 g/mol = 0,0023597 mol
2 mol of HCl dibutuhkan untuk setiap satu mol Na2CO3
0,0023597 mol x 2 = 0,0047194 mol HCl
0,0047194 mol / 0,02700 L = 0,1748 M
Contoh soal #8: Berapakah konsentrasi asam sitrat dalam soda jika membutuhkan 32,27 mL NaOH 0,0148 M untuk mentitrasi 25,00 mL soda?
Solution:
Asam sitrat mempunyai tiga hidrogen asam, jadi kita menggunakan rumus H3Cit
H3Cit + 3NaOH ---> Na3Cit + 3H2O
Kuncinya adalah perbandingan molar 1 : 3 antara H3Cit dan NaOH
mol NaOH ---> (0,0148 mol/L) (0,03227 L) = 0,000477596 mol
1 mol untuk 3 mol seperti x untuk 0,000477596 mol
Jadi x = 0,0001592 mol (of H3Cit)
0,0001592 mol / 0,0250 L = 0,00637
Contoh soal #9: 20,00 mL Al(OH)3 0,250 M menetralisasi 75,00 mL larutanH2SO4. Berapakah konsentrasi H2SO4?
Penyelesaian:
2Al(OH)3 + 3H2SO4 ---> Al2(SO4)3 + 6H2O Al(OH)3
12. Perbandingan molarnya adalah 2:3,
mol Al(OH)3 ---> (0,250 mol/L) (20,00 mL) = 5,00 mmol
2 mol untuk 3 mol seperti 5,00 mol untuk x
x = 7,50 mmol
Molaritas H2SO4 ---> 7,50 mmol / 75,00 mL = 0,100 M
Contoh soal #10: 51,00 ml asam fosfat (H3PO4) bereaksi dengan 13,90 gram barium hidroksida, Ba(OH)2 sesuai dengan persamaan reaksi berikut. Berapakan
molaritas asam fosfat?
Peneyelesaian:
2 H3PO4 + 3Ba(OH)2 ---> Ba3(PO4)2 + 6H2O
mol Ba(OH)2: 13,90 g / 171,344 g/mol = 0,08112335 mol
3 mol Ba(OH)2 bereksi dengan 2 mol H3PO4
0,08112335 mol Ba(OH)2 bereaksi dengan x mol H3PO4
x = 0,0540822 mol
Molaritas asam fosfat: 0,0540822 mol/0,05100 L = 1,06 M
Contoh soal #11: Berapakah konsentrasi larutan Ca(OH)2 jika 10,0 mL larutan H3PO4 0,600 M digunakan untuk menetralisasi 12,5 mL larutan Ca(OH)2 ?
Penyelesaian:
3Ca(OH)2 + 2H3PO4 ---> Ca3(PO4)2 + 6H2O
Rasion molar antara Ca(OH)2 and H3PO4 adalah 3 : 2
mol H3PO4 ---> (0,600 mol/L) (0,0100 L) = 0,00600 mol
3 mol untuk 2 mol seperti x untuk 0,00600 mol
Jadi, x = 0,00900 mol
0,00900 mol / 0,0125 L = 0,720 M
Contoh soal#12: 4,65 g Co(OH)2 dilarutkan dalam 500,0 mL. Sebanyak 3,64 g suatu asam dilarutkan dalam 250,0 mL. 18,115 mL basa digunakan untuk
mentitrasi 25,0 mL asam sampai titik akhir titrasi.
a) Hitunglah konsentrasi larutan basa.
b)Hitunglah massa molar larutan asam.
13. Penyelesaian:
1) Molaritas basa:
MV = gram / massa molar (x) (0,5 L) = 4,65 g / 92,9468 g/mol
x = 0,100 mol/L
2) Mol basa yang digunakan:
(0,100 mol/L) (0,018115 L) = 0,0018115 mol
3) Kita harus mengasumsikan bahwa asam adalah monoprotik, karena langkah selanjutnya adalah menentukan mol asam yang bereaksi.
2HX + Co(OH)2 ---> CoX2 + 2H2O
Dua HX digunakan setiap Co(OH)2 yang bereaksi
4) Mol asam:
0,0018115 mol x 2 = 0,003623 mol
5) Gram asam dalam 0,025 L:
4,65 g untuk 0,5000 L seperti x untuk 0,0250 L
Jadi x = 0,2325 g
6) Massa molar asam:
0,2325 g / 0,003623 mol = 64,2 g/mol
Contoh soal #13: 11,96 mL larutan NaOH 0,102 M digunakan untuk mentitrasi 0,0927 g suatu asam sampai titik akhir titrasi menggunakan indikator asam
basa bernama fenolftalein (pp). Berapakah massa molekul asam jika asam tersebut adalah monoprotik? Jika diprotik?
Penyelesaian:
1) mol NaOH:
(0,102 mol/L) (0,01196 L) = 0,00121992 mol
2) Jika asam monoprotik:
HA + NaOH ---> NaA + H2O
Perbandingan molar = 1:1
0,0927g / 0,00121992 mol = 76 g/mol
3) Jika asam diprotik:
H2A + 2 NaOH ---> Na2A + 2 H2O
Perbandingan molar = 1 : 2
= 0,00121992 mol asam / 2 = 0,00060996 mol asam
0,0927 g / 0,00060996 mol = 152 g/mol
14. Contoh soal #14: A 0,3017 g sampel asam diprotik (dengan massa molar 126,07 g/mol) dilarutkan ke dalam air dan dititrasi dengan 37,26 mL NaOH. Sebanyak
24,05 mL larutan NaOH digunakan untuk mentitrasi 0,2506 g asam yang belum diketahui, namun sifatnya monoprotik. Berapakah massa molar asam tersebut?
Penyelesaian:
1) mol asam diprotik:
0,3017 g / 126,07 g/mol = 0,002393115 mol
2) mol NaOH yang dibutuhkan:
H2A + 2NaOH ---> Na2A + 2H2O
Perbandingan molar =1 : 2
0,002393115 mol asam x 2 = 0,004786230 mol basa
3) molaritas larutan NaOH:
0,004786230 mol / 0,03726 L = 0,128455 M
4) Massa molar asam monoprotik:
(0,128455 mol/L) (0,02405 L) = 0,00308934275 mol NaOH
HA + NaOH ---> NaA + H2O
HA dan NaOH bereaksi dengan perbandingan molar 1:1
0,00308934275 mol HA yang bereaksi
0,2506 g / 0,00308934275 mol = 81,1 g/mol
Contoh soal #15: Berapa gram aspirin (C9H8O4), sebuah asam monoprotik yang dibutuhkan untuk tepat bereaksi dengan 29,4 mL larutan NaOH 0,2400% b/b
(berat per berat)?
Penyelesaian:
1) Anggap bahwa massa jenis NaOH adalah 1,00 g/mL
0,2400% b/b berarti 0,2400 g NaOH per 100,0 g larutan. Dengan massa jenis, kita mengetahui bahwa 100,0 g larutan menempati volume 100,0 mL
2) Berapa banyak NaOH dalam 29,4 mL larutan?
0,2400 g dalam 100 mL sama dengan x dalam 29,4 mL
Jadi, x = 0,07056 g of NaOH
3) Berapa jumlah molnya?
0,07056 g / 40,0 g/mol = 0,001764 mol
4) Berapa mol aspirin yang bereaksi?
Karena perbandingan molar = 1:1, kita tahu bahwa 0,001764 mol aspirin bereaksi. 0,001764 mol x 180,1582 g/mol = 0,318