Skripsi ini membahas analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada industri minyak goreng asli Mandar di Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene. Penelitian ini menganalisis pengaruh upah tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja, dan teknologi terhadap produktivitas tenaga kerja dengan menggunakan model regresi variabel dummy.
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
ย
Analisis Regresi berganda
1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI
MINYAK GORENG ASLI MANDAR DI KECAMATAN
BANGGAE TIMUR KABUPATEN MAJENE
Disusun Oleh:
LIDIA KARNELIA (H1011161052)
RIYO RIYADI (H1011161053)
RAHMAT ADIANTO (H1011161054)
PARANDITUS (H1011161057)
ELISHABET YOHANA (H1011161058)
Skripsi
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul โAnalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Tenaga Kerja pada Industri Minyak Goreng Asli Mandar di
Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majeneโ.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang
telah memberikan motivasi dan bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada penulis. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan banyak
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini dan penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, Juni 2019
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................4
1.4 Metodologi Penelitian ............................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................7
2.1 Produktivitas..........................................................................................................7
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas..............................................8
2.3 Analisis Regresi......................................................................................................12
2.4 Variabel Dummy....................................................................................................14
2.5 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)...................................................14
2.6 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .......................................................15
2.7 Koefisien Determinasi (๐น๐) ................................................................................16
BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................................18
3.1 Deskripsi Data......................................................................................................18
3.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................................19
3.3 Model Regresi dengan Variabel Dummy............................................................22
3.4 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)...................................................24
3.5 Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)..........................................................24
3.6 Uji Koefisien Determinasi (๐น๐) ..........................................................................25
BAB IV PENUTUP........................................................................................................27
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................27
4.2 Saran.....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29
LAMPIRAN ...................................................................................................................30
4. iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sebagian Data Penelitian yang akan digunakan .........................................18
Tabel 3.2 Sebagian Data penelitian yang ditransformasi............................................19
Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas......................................................................................20
Tabel 3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................21
Tabel 3.5 Hasil Uji Multikolinearitas ...........................................................................22
Tabel 3.6 Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi)...........................................................23
Tabel 3.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................................24
Tabel 3.8 Hasil Uji Parsial (Uji t)..................................................................................25
Tabel 3.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (๐น๐)...........................................................26
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi menuntut bangsa untuk maju mengejar ketertinggalannya
di semua sektor. Sektor industri merupakan salah satu sektor utama sebagai mesin
penggerak ekonomi nasional. Pembangunan di sektor industri merupakan salah satu
prioritas pembangunan ekonomi dengan tetap memperhatikan pembangunan di
sektor yang lainnya. Pembangunan industri diharapkan mampu membawa
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi lainnya, sehingga kemajuan yang di
capai oleh sektor industri akan diikuti kemajuan sektor lain.
Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada pada sektor industri,
merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor industri tersebut.
Berhasil tidaknya suatu organisasi kerja dalam mencapai tujuan akan tergantung
pada unsur manusianya. Pada saat ini kebutuhan akan sumber daya manusia yang
berkualitas akan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Selain kualitas
sumber daya manusia yang harus diperhatikan, perlu diperhatikan pula faktor-
faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas tenaga kerja. Apabila faktor-
faktor ini diperhatikan pihak industri, maka akan bermanfaat pula bagi industri
tersebut dalam meningkatkan efesiensi industri.
Bagi karyawan, dengan diperhatikannya kebutuhan yang diperlukan akan
menjadi motivasi bagi dirinya untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Tingkah laku manusia dalam industri, sulit untuk diramalkan. Sebab tingkah laku
ini muncul dari kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam diri sendiri serta sistem nilai
yang sama dari diri individu yang berbeda. Faktor penentu dalam kelangsungan
hidup suatu industri adalah faktor karyawan. Naik turunnya tingkat produktivitas
tenaga kerja sangat ditentukan oleh peran serta karyawan. Untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja karyawannya maka perusahaan harus mampu
memberikan dorongan atau rangsangan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan mereka.
7. 2
Sektor industri memberikan kesempatan pada masyarakat yang
diharapkan dapat membantu memecahkan masalah pengangguran. Dengan tumbuh
dan berkembangnya sektor ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dengan
cukup. Sumber daya manusia atau tenaga kerja harus menjadi pusat perhatian
karena merupakan subjek dan objek yang menentukan dan keterkaitannya sangat
besar sebagai pendukung bagi kelangsungan suatu usaha.
Tingkat produktivitas tenaga kerja per-jam dapat didasarkan pada nilai
output dibagi jumlah tenaga kerja. Banyaknya jumlah tenaga kerja harusnya bisa
lebih dimaksimalkan produktivitasnya sehingga dapat menyokong pendapatan
rumah tangga dan pada akhirnya berdampak positif pada pembangunan nasional.
Produktivitas secara sederhana dapat diartikan dengan peningkatan kuantitas dan
kualitas, bisa juga diartikan bekerja secara efektif dan efisien. Salah satu sector
industri di Kabupaten Majene yang dapat menyerap tenaga kerja adalah industri
pengolahan minyak asli Mandar. Kerja produktif memerlukan keterampilan kerja
yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru
untuk memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan yang sudah baik.
Kerja produktif memerlukan prasyarat lain sebagi pendukung yaitu: Kemauan kerja
yang tinggi, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi
kehidupan minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang
manusiawi dan hubungan kerja yang harmonis. Produktivitas, Inovasi dan
manajemen operasional adalah tiga konsep yang saling berkaitan, atau bisa
dikatakan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Dalam manajemen
operasional terkandung didalamnya inovasi dan produktivitas. Inovasi dapat
dilakukan hanya jika suatu perusahaan itu produktif. Namun perlu diketahui,
produksi berbeda dengan produktivitas. Pengertian produksi lebih mengarah
kepada outputnya atau hasil yang dikeluarkan/ diciptakan, sedangkan produktivitas
adalah efisiensi penggunaan sumber daya, yaitu perbandingan antara input dan
output).
Produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi, individu dan organisasi. Pada
dimensi individu, produktivitas erat kaitannya dengan karakteristik dan kepribadian
8. 3
yang selalu berusaha untuk memperbaiki kualitas hidupnya, sedangkan dalam
dimensi organisasi, produktivitas mengukur bagaimana perbandingan input dengan
outputnya. Konsep produktivitas ini sudah disinggung ini dapat diaplikasikan tidak
hanya pada konteks industri melainkan kehidupan sehari-hari. Seperti yang sudah
disebutkan diatas, konsep ini berbicara tentang bagaimana individu berusaha untuk
mengubah kualitas hidupnya.
Pengolahan minyak asli Mandar tersebar di 5 kecamatan yang ada di seluruh
kabupaten Majene. Persebaran pengolahan minyak asli Mandar di Kecamatan-
kecamatan tersebut juga bervariasi. Banggae Timur merupakan 1 Kecamatan
dengan jumlah industri pengolahan minyak asli Mandar terbanyak yaitu 9
pengolahan minyak asli Mandar. Kecamatan Banggae dengan jumlah pengolahan
minyak asli Mandar sebanyak 8 industri pengolahan, serta Kecamatan Tubo,
Sendana dan Pamboang masing-masing 1 industri pengolahan minyak asli Mandar.
Dilihat dari jumlah tenaga kerjanya Kecamatan Banggae Timur memiliki jumlah
tenaga kerja yang paling banyak. Jumlah tenaga kerja pada industri pengolahan
minyak asli Mandar di Kecamatan Banggae Timur sebanyak 101 orang dan
merupakan jumlah paling banyak dibandingkan dengan Kecamatan-kecamatan lain
di Kabupaten Majene, sedangka Kecamatan banggae dengan jumlah tenaga kerja
pada industri pengolahan minyak asli Mandar sebanyak 57 serta Kecamatan Tubo
jumlah tenaga kerjanya sebanyak 6 orang, kecamatan Sendana jumlah tenaga
kerjanya sebanyak 15 orang, dan kecamatan Pamboang dengan jumlah tenaga
kerjanya sebanyak 4 orang.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa faktor
pemasaran merupakan faktor utama penyebab tidak mampu berkembangnya
industri minyak asli Mandar tersebut yang akhirnya menyebabkan industri tersebut
gulung tikar dan hanya tersisa 11 industri minyak asli Mandar.
Produktivitas tenaga kerja di industri pengolahan minyak asli Mandar di
kecamatan Banggae Timur sangat bervariasi di lihat dari jumlah tenaga kerja dan
kapasitas produksi per-tahun per-industri pengolahan minyak asli Mandar di
Kecamatan Banggae Timur. Data dari Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kabupaten
9. 4
Majene tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah tenaga tertentu yang seharusnya
dapat menghasilkan produktifitas lebih ternyata tidak demikian Misalnya dapat
dilihat pada pengolahan Basri Kadir jumlah tenaga kerja 15 orang dapat
menghasilkan kapasitas produksi/(liter) adalah sebesar 3.500 liter akan tetapi pada
pengolahan Hasanah dengan jumlah tenaga kerja 6 orang mengapa dapat
menghasilkan produktivitas lebih banyak dibandingkan dengan pengolahan Basri
Kadir. Hal ini menunjukkan bahwa ada permasalahan yang mempengaruhi
produkvitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi dalam proses produksi. Dengan adanya permasalahan tersebut
dan dengan melihat faktor upah, tingkat pendidikan dan teknologi yang
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada industri minyak asli Mandar, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: โAnalisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja pada Industri
Minyak Goreng Asli Mandar di Kecamatan Banggae Timur Kabupaten
Majeneโ
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh upah tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja
dan teknologi terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri minyak asli di
Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene ?
2. Bagaimana model regresi variabel dummy pada pengaruh upah tenaga kerja,
tingkat pendidikan tenaga kerja dan teknologi terhadap produktivitas tenaga
kerja pada industri minyak asli Mandar di Kecamatan Banggae Timur
Kabupaten Majene ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh upah tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja dan
teknologi terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri minyak asli di
Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene.
2. Menganalisis model regresi dummy pada pengaruh upah tenaga kerja, tingkat
pendidikan pendidikan tenaga kerja dan teknologi terhadap produktivitas
10. 5
tenaga kerja pada industri minyak asli Mandar di Kecamatan Banggae Timur
Kabupaten Majene
1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka,
yaitu dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan metode
dummy. Literatur-literatur tersebut bersumber dari jurnal dan skripsi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dilakukan uji
asumsi klasik yang terdiri dari uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji
multikolinearitas. Kemudian dilakukan uji regresi linear berganda yang terdiri dari
menentukan model regresi, uji F, uji t dan koefisien determinasi. Secara ringkas
metodologi penelitian ini dapat disajikan pada flowchart Gambar 1.1 berikut.
11. 6
Mulai
Input Data ke
Software SPSS
Uji Asumsi Klasik
Uji Kelayakan Model
Uji t
Uji F Uji ๐ 2
Interpretasi Model
Selesai
Gambar 2.1 Flowchart Regresi Linear Berganda dengan Variabel Dummy
12. 7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini terdiri atas beberapa subbab bahasan yaitu pengertian
produktivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, analisis regresi,
variabel dummy, uji simultan, uji parsial serta uji koefisien determinasi. Penjelasan
pertama yaitu mengenai produktivitas yang diberikan pada subbab 2.1 berikut.
2.1 Produktivitas
Istilah produktivitas (productivity) mengacu kepada kuantitas barang dan jasa
yang bisa dihasilkan seorang pekerja per jam-kerja yang telah ditentukan.
Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input atau dengan kata lain
produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan sumber daya yang digunakan.
Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja, produktivitas
dipandang dari 2 segi yaitu:
a. Secara Filosofis adalah suatu pandangan bahwa kualitas kerja hari ini, harus
lebih baik dari kualitas kerja kemarin dan kualitas kerja hari esok, harus lebih
baik dari hari ini atau kualitas kerja kehidupan hari ini, harus lebih baik dari
kemarin dan kualitas esok harus lebih baik dari hari ini. Dengan kata lain,
merupakan sikap mental untuk selalu melakukan perbaikan dan peningkatan
dalam bekerja dan dalam penghidupan pada umumnya.
b. Secara teknis merupakan rasio antara keluaran (output) dan masukan (input),
๐ =
๐
๐ผ
Dimana :
๐ = Produktivitas
๐ผ = Input
๐ = Output
Secara umum pengukuran produktivitas berarati perbandingan yang dapat
dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu:
1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksana sekarang dengan pelaksana
secara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan sekarang ini
13. 8
memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang
serta tingkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses)
dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukan pencapaian relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya dan inilah yang terbaik
sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.
Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlu pula
mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran
produktivitas. Paling sedikit ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda,
yakni produktivitas total dan produktivitas parsial.
Total Produktivitas =
๐ป๐๐ ๐๐ ๐๐๐ก๐๐
๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐
Produktivitas Parsial =
๐ป๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐
๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐
Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk
mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga dapat diketahui sejauh
mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran
produktivitas juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer untuk
meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
perusahaan. Penjelasan selanjutnya yaitu mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas yang diberikan pada subbab 2.2 sebagai berikut.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Beberapa faktor yang perlu diketahui diantaranya upah, tingkat pendidikan
dan teknologi yang dijelaskan berikut ini.
a. Upah
Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada
buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau dilakukan, dinyatakan atau
dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau
peraturan-peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk
buruh sendiri maupun keluarganya.
Upah dalam penelitian ini adalah rata-rata upah yang diberikan pengusaha
14. 9
minyak asli Mandar kepada setiap pekerja baik upah pokok maupun upah lainnya
pada industri minyak asli Mandar di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.
Dapat juga diartikan sebagai sejumlah pembayaran yang diterima buruh atau
karyawan yang bekerja di pengolahan minyak asli Mandar tersebut karena ia telah
melakukan tugasnya yaitu menghasilkan produk. Dari uraian upah pada industri
pengolahan minyak asli Mandar di atas, industri minyak asli Mandar tersebut
menggunakan satuan dalam biaya upah tenaga kerja delam bentuk Rupiah (Rp).
Menurut uraian upah yang digunakan oleh pengusaha minyak asli Mandar adalah
dengan menggunakan sistem pengupahan atau penggajian, yaitu menggunakan
sistem kombinasi adalah merupakan gabungan dari suatu usaha kecil, dimana para
tenga kerjanya diberlakukan sistem pengupahanyang belainan tergantung dari
jenis pekerjaan dan tanggung jawanya dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud upah dalam industri minyak asli
Mandar tersebut adalah upah yang diberikan oleh pengusaha minyak asli Mandar
kepada tenaga kerja karena telah menyelesaikan tugasnya, yaitu berdasarkan upah
pokok dan upah lembur.
b. Tingkat pendidikan
Dictionary of education dalam buku menyebutkan bahwa pendidikan ialah
proses seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya di dalam masyarakat, proses sosial yang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dari sekolah,
sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan
individu yang optimal.
Pendidikan di Indonesia menganut konsep pendidikan seumur hidup, yang
bertolak belakang dari suatu pandangan bahwa pendidikan adalah unsur esensial
seseorang. Dengan demikian maka pendidikan pada hakekatnya adalah suatu
proses kehidupan masa kini dan sekaligus proses untuk persiapan bagi kehidupan
yang akan datang. Dari sisi ini akan menjadikan pendidikan terbagi dalam ruang
lingkup yang meliputi pendidikan formal, informal dan pendidikan non formal.
1. Pendidikan Formal
15. 10
Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai bentuk atau
organsasi tertentu, seperti terdapat di sekolah atau universitas.
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah
dalam lingkungan keluarga. Pendidikan ini berlangsung tanpa organisasi, yakni
tanpa orang tertentu yang diangkat atau ditunjuk, tanpa suatu program yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, tanpa evakuasi yang formal
berbentuk ujian. Namun demikian pendidikan informal ini sangat penting bagi
pembentukan kepribadian seseorang. Pengaruh orang tua, orang-orang lain
ditemui anak dalam pergaulan sehari-hari dapat menentukan sikap dan nilai-nilai
yang dijadikan sebagai pedoman dalam hidupnya. Pendidikan semacam ini tidak
mengenal batas waktu dan berlangsung sejak anak lahir hingga akhir hidupnya.
3. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang
diselenggarakan secara terorganisir agar genersi muda dan juga orang dewasa
yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti
pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan praktis dan keterampilan dasar
yang mereka perlukan sebagai warga masyrakat yang produktif. Dengan
demikian maka pendidikan non formal tidak kalah pentingnya bila
dibandingkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal maupun pendidikan
non formal merupakan bagian-bagian yang integral dari sistem pendidikan
nasional. Pendidikan formal maupun pendidikan non formal merupakan usaha
untegral dalam rangka pelaksanaan seumur hidup. Pendidikan non formal antara
lain meliputi bidang pendidikan masyarakat, keolahragaan, kepemudaan dan
kebudayaan.
Dalam penelitian ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah diukur
dengan tingkat pendidikan yang ditempuh tenaga kerja yang bekerja pada
industri minyak asli Mandar dengan indikator pendidikan non formal. Indikator
tingkat pendidikan memiliki peran dalam produktivitas tenaga kerja. Jika tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja tinggi maka tinggi pula
16. 11
produktivitasnya. Karena tenaga kerja tersebut dapat berpikir secara lebih kreatif
dan lebih berwawasan luas dari pada tenaga kerja yang tingkat pendidikannya
masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud tingkat pendidikan pada industri
minyak asli Mandar pada penelitian ini adalah segala tingkat pendidikan yang
telah ditamatkan oleh tenaga kerja yang bekerja di industri minyak asli Mandar,
baik pendidikan formal misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
c. Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu
bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi mengandung dua
dimensi yaitu sciense dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia sekitar kita, artinya mengenai
ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, materi dan energi dalam interaksinya satu
terhadap yang lainnya.
Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini menjadi variabel dummy,
yaitu variabel bebas berukuran kategori bebas non-metrik dan setiap variabel non-
metrik dengan kategori dapat dinyatakan dalam (k-1) variabel dummy. Dalam
penelitian ini terdapat dua macam kategori teknologi yaitu teknologi modern dan
teknologi tradisional. Jika industri kecil tersebut menggunakan mesin dalam
proses produksinya maka dapat dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan
teknologi modern. Jika industri kecil tersebut tidak menggunakan mesin dalam
proses produksinya maka dapat dikatakan bahwa industri tersebut menggunakan
teknologi. Teknologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang
digunakan dalam mengolah beberapa barang yang disebut input diubah menjadi
barang-barang yang disebut output pada industri minyak kelapa Mandar di
Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene guna menghasilkan barang-
barang baru (utility form), baik dengan menggunakan teknologi tradisional.
Indikator dari teknologi diantaranya:
1. Teknologi tradisional
Teknologi tradisional merupakan teknik yang digunakan oleh pengusaha
17. 12
minyak asli Mandar untuk memproduksi minyak dengan cara yang tradisional
dan menggunakan alat yang tradisional pula. alat tradisionalnya adalah baskom,
panci, stenlis, tampah atau tampan, wajan, pengaduk kayu, botol steril dan kain
penyaring untuk diambil saringnya dari kotorannya.
2. Teknologi modern
Teknologi modern merupakan teknik yang digunakan oleh pengusaha
minyak kelapa untuk memproduksi minyak dengan cara yang lebih modern yaitu
menggunakan alat mesin pengupas kulit kelapa/penghancur kelapa.Berdasarkan
uraian di atas yang dimaksud teknologi pada industri minyak asli Mandar pada
penelitian ini adalah alat yang digunakan yaitu teknologi tradisional.
2.3 Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika
yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan
meramal suatu variabel. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai analisis regresi.
1. Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan apabila kita ingin meramalkan
pengaruh satu buah variabel bebas ๐ terhadap sebuah variabel terikat ๐ atau
membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya hubungan fungsional antara
satu buah variabel bebas ๐ dengan sebuah variabel terikat ๐. Model regresi
sederhana dengan satu variabel terikat ๐ dan satu variabel bebas ๐ sebagai berikut.
๐ = ๐ท ๐ + ๐ท ๐ ๐ฟ + ๐บ
Keterangan:
๐ = Subjek variabel terikat yang diprediksi
๐ฟ = Variabel bebas
๐ท ๐ = nilai rata-rata ๐ jika (๐ = 0)
๐ท ๐ = nilai rata-rata perubahan pada ๐ jika ๐ berubah 1 satuan
๐บ = kesalahan prediksi (error)
Untuk memperoleh nilai ๐ท ๐ dan ๐ท ๐ digunakan rumus sebagai berikut.
18. 13
๐ท ๐ =
๐(โ ๐ฟ๐๐
๐=๐ )โ(โ ๐ฟ๐
๐=๐ )(โ ๐๐
๐=๐ )
๐(โ ๐ฟ ๐๐
๐=๐ )(โ ๐๐
๐=๐ )
๐ท ๐ =
โ ๐๐
๐=๐
๐
โ (๐ท ๐ โ
โ ๐ฟ๐
๐=๐
๐
)
2. Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan apabila kita ingin meramalkan
pengaruh dua buah variabel bebas ๐ atau lebih terhadap sebuah variabel terikat ๐
atau membuktikan bahwa terdapat atau tidak terdapatnya hubungan fungsional
antara dua buah variabel bebas ๐ atau lebih dengan sebuah variabel terikat ๐. Model
regresi berganda dengan 1 variabel terikat ๐ dan ๐ variabel bebas ๐ sebagai berikut.
๐ = ๐ท ๐ + ๐ท ๐ ๐ฟ ๐ + ๐ท ๐ ๐ฟ ๐ + ๐ท ๐ ๐ฟ ๐ + โฏ + ๐ท ๐ ๐ฟ ๐ + ๐บ
Misal untuk ๐ = 2 diperoleh model regresi sebagai berikut.
๐ = ๐ท ๐ + ๐ท ๐ ๐ฟ ๐ + ๐ท ๐ ๐ฟ ๐ + ๐บ
Keterangan:
๐ = Subjek variabel terikat yang diprediksi
๐ฟ ๐ = Variabel bebas 1
๐ฟ ๐ = Variabel bebas 2
๐ท ๐ = koefisien regresi variabel bebas 1 yang merupakan perubahan pada ๐ untuk
setiap perubahan ๐ฟ ๐ sebesar 1 satuan dengan asumsi ๐ฟ ๐ merupakan konstanta
๐ท ๐ = koefisien regresi variabel bebas 2 yang merupakan perubahan pada ๐ untuk
setiap perubahan ๐ฟ ๐ sebesar 1 satuan dengan asumsi ๐ฟ ๐ merupakan konstanta
๐บ = kesalahan prediksi (error)
Untuk membuat model regresi berganda dengan 2 variabel bebas ๐ diatas
membutuhkan data variabel ๐, ๐1 dan ๐2. Nilai koefisien ๐ฝ0, ๐ฝ1 dan ๐ฝ2 dapat dicari
dengan menggunakan rumus berikut.
โ ๐๐
๐=๐ = ๐๐ท ๐ + ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐
๐=๐ + ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐
๐=๐
โ ๐ฟ ๐ ๐๐
๐=๐ = ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐
๐=๐ + ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐๐
๐=๐ + ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐ ๐ฟ ๐
๐
๐=๐
โ ๐ฟ ๐ ๐๐
๐=๐ = ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐
๐=๐ + ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐๐
๐=๐ + ๐ท ๐ โ ๐ฟ ๐
๐๐
๐=๐
19. 14
Rumus-rumus tersebut akan memberikan persamaan regresi dengan jumlah kuadrat
deviasi terkecil (minimum sum of squared deviations). Penjelasan selanjutnya yaitu
mengenai variabel dummy yang diberikan pada subbab 2.4 berikut.
2.4 Variabel Dummy
Dalam analisis regresi sering kali bukan hanya variabel-variabel bebas
kuantitatif saja yang mempengaruhi variabel terikat ๐ tetapi ada juga variabel-
variabel bebas kualitatif yang juga mempengaruhi, seperti jenis kelamin, musim,
warna, pendidikan, dan lain sebagainya. Untuk mengakomodasi adanya variabel
kualitatif ke dalam model regresi dapat dilakukan dengan menggunakan Variabel
Dummy.
Variabel dummy digunakan untuk mengukur variabel bebas yang berskala
ukuran non-metrik atau kategori. Didalam regresi, kita bisa memasukkan variabel
kuantitatif kedalam model regresi. Jika variabel bebas berukuran kategori atau
dokotomi, maka dalam model regresi variabel tersebut harus dinyatakan sebagai
variabel dummy dengan memberikan kode 0 (nol) atau 1 (satu).
Dalam model regresi ๐ = ๐ฝ1 + ๐ฝ2 ๐๐ + ๐ฝ3 ๐ท๐ + ๐๐, ๐ = 1, 2, โฏ , ๐ variabel D
merupakan variabel dummy sebagai variabel bebas yang dibernilai 1 atau 0
sehingga persamaan regresi yang terbentuk ada dua yaitu:
Untuk kasus D bernilai 1 diperoleh,
๐ = ( ๐ฝ1 + ๐ฝ3) + ๐ฝ2 ๐๐ + ๐๐
Untuk kasus D bernilai 0 diperoleh,
๐ = ๐ฝ1 + ๐ฝ2 ๐๐ + ๐๐
2.5 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independent yang
terdapat didalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependent.
Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:
20. 15
1. Merumuskan Hipotesis
๐ป0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel-variabel bebas
( ๐1, ๐2, โฏ , ๐ ๐) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (๐).
๐ป1 : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel-variabel bebas
( ๐1, ๐2, โฏ , ๐ ๐) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (๐).
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan ๐ผ = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian.
3. Menentukan ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐
Nilai ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ dapat diperoleh dengan menggunakan software yang digunakan
untuk meneliti atau secara manual menggunakan rumus berikut ini.
๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ =
๐ 2
๐โ1โ
1โ๐ 2
๐โ๐โ
4. Menentukan F tabel
๐๐1 = ๐ โ 1
๐๐2 = ๐ โ ๐
Keterangan:
๐ = ๐๐ข๐๐๐โ ๐๐๐ก๐
๐ = ๐๐ข๐๐๐โ๐ ๐ฃ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐ก๐
5. Kriteria pengujian
๐ป0 diterima atau ๐ป1 ditolak jika ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ < ๐น๐ก๐๐๐๐ atau p.value > 0,05
๐ป0 ditolak atau ๐ป1 diterima jika ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐น๐ก๐๐๐๐ atau p.value < 0,05
6. Kesimpulan
Membuat kesimpulan dari hasil pengujian.
2.6 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji t atau Uji koefisien secara parsial merupakan uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah dalam suatu model regresi variabel independent ( ๐1, ๐2, โฏ , ๐ ๐)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (๐).
Misal akan diuji pengaruh variabel bebas (๐1) terhadap variabel terikat (๐).
Diberikan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
21. 16
1. Menentukan Hipotesis
๐ป0: Tidak ada pengaruh signifikan dari variabel bebas (๐1) terhadap variabel
terikat (๐)
๐ป1: Ada pengaruh signifikan dari variabel bebas (๐1) terhadap variabel terikat (๐)
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan ๐ผ = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian.
3. Menentukan ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐
Nilai ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ dapat diperoleh dengan menggunakan software yang digunakan
untuk meneliti.
4. Menentukan t tabel
5. Kriteria Pengujian
๐ป0 diterima atau ๐ป1 ditolak jika ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ < ๐ก๐ก๐๐๐๐ atau p.value > 0,05
๐ป0 ditolak atau ๐ป1 diterima jika ๐กโ๐๐ก๐ข๐๐ > ๐ก๐ก๐๐๐๐ atau p.value < 0,05
6. Kesimpulan
Membuat kesimpulan dari hasil pengujian
Untuk Pengujian koefisien regresi variabel bebas (๐2, ๐3, โฏ , ๐ ๐) caranya sama
dengan pengujian koefisien regresi variabel bebas ๐1.
2.7 Koefisien Determinasi (๐น ๐
)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen (๐1, ๐2, โฏ , ๐ ๐)
secara serentak terhadap variabel dependent (๐). Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar presentase variasi variabel independent yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. ๐ 2
sama dengan 0, maka
tidak ada sedikit pun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependent, atau variasi variabel independen yang
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen.
Sebaliknya ๐ 2
sama dengan 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau
22. 17
variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100%
variasi variabel dependen.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini
selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted ๐ 2
sebagai
koefisien determinasi. Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran
banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai ๐. Sebagai
pedoman jika standard error of th estimate kurang dari standard deviasi ๐, maka
model regresi semakin baik dalam memprediksi nilai ๐.
23. 18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diambil dari
skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tentang Pengaruh
Upah, Tingkat Pendidikan dan Teknologi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja
Pada Industri Minyak Goreng Asli Mandar Di Kecamatan Banggae Timur
Kabupaten Majene. Sebagian data yang akan digunakan dalam proses analisis
terdapat pada Tabel 3.1 sebagai berikut.
Adanya perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas menyebabkan
persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma natural. Alasan memilih
logaritma natural sebagai berikut:
1. Menghindari adanya heteroskedastisitas
2. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastis
3. Mendekatkan skala data
Dari hasil transformasi data diperoleh data yang digunakan pada penelitian
ini diperlihatkan pada Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Sebagian Data Penelitian yang akan digunakan
No ๐ ๐ฟ ๐ ๐ฟ ๐ D
1 810 198000 9 1
2 90 174000 6 0
3 660 237000 6 1
โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ
70 660 237000 6 1
24. 19
Tabel lengkap data penelitian disajikan dalam lampiran
Data pada tabel 3.2 diatas merupakan sebagian data yang akan digunakan
dalam penelitian. Pada Tabel 3.2 tersebut, (Ln ๐ atau ๐) adalah variabel terikat yang
merupakan nilai produktivitas tenaga kerja, (Ln ๐1 atau ๐1) adalah variabel bebas
yang merupakan nilai Upah tenaga kerja, ๐2 adalah variabel bebas yang merupakan
tingkat pendidikan tenaga kerja dan ๐ท adalah variabel bebas yang merupakan
Teknologi yang telah diubah kedalam variabel dummy dengan kategori 1 =
๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ dan 0 = ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ก๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐.
3.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Berikut penjelasan mengenai uji
asumsi klasik.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data
atau uji asumsi klasik yang berarti bahwa sebelum dilakukan analisis statistik untuk
uji hipotesis harus dilakukan uji kenormalan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini
uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian kolmogorov smirnov
dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogorv smirnov
yaitu:
a. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal.
Tabel 3.2 Sebagian Data penelitian yang ditransformasi
No Ln ๐ Ln ๐ฟ ๐ ๐ฟ ๐ ๐ซ
1 6,697034 12,19602 9 1
2 4,49981 12,06681 6 0
3 6,49224 12,37582 6 1
โฎ โฎ โฎ โฎ โฎ
70 6,49224 12,37582 6 1
25. 20
b. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka data penelitian tidak
berdistribusi normal.
Berikut output hasil pengujian dengan SPSS (Statistical Package for Sosial Science)
yang diberikan pada Tabel 3.3 dibawah ini.
Berdasakan Tabel 3.3 tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi
Asiymp.Sig(2-tailed) sebesar 0,079 lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogorov smirnov diatas, dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian, asumsi atau
persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik untuk penelitian, seharusnya terbebas dari masalah
heteroskedastisitas atau bisa juga disebut dengan asumsi homoskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah menggunakan
metode rank spearman dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji
heteroskedatisitas rank spearman sebagai berikut.
1. Jika nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
2. Jika nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas.
Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas
26. 21
Berikut output hasil pengujian dengan SPSS (Statistical Package for Sosial Science)
yang diberikan pada Tabel 3.4 dibawah ini.
Berdasarkan Tabel 3.4 diatas diketahui nilai signifikansi atau sig. (2-tailed)
variabel upah tenaga kerja (๐1) sebesar 0,761, variabel tingkat pendidikan tenaga
(๐2) sebesar 0,657 dan variabel teknologi (๐ท) sebesar 0,690. Karena nilai seluruh
variabel independent lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah atau gejala heteroskedastisitas. Dengan demikian, model regresi
yang dipakai untuk penelitian ini layak untuk diproses pada tahap selanjutnya.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis
regresi. Tujuan digunakannya uji multikolinearitas dalam penelitian adalah untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi (hubungan kuat) antar
variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antar variabel bebas atau tidak terjadi gejala multikolinearitas. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dalam model regresi yaitu
dengan melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF) dengan dasar
pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas (tolerance dan VIF) sebagai
berikut.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai tolerance
1. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas
dalam model regresi.
Tabel 3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas
27. 22
2. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas dalam
model regresi.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai VIF
1. Jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas dalam model
regresi.
2. Jika nilai VIF > 10,00 maka terjadi multikolinearitas dalam model regresi.
Berikut output hasil pengujian dengan SPSS (Statistical Package for Sosial Science)
yang diberikan pada Tabel 3.5 dibawah ini.
Berdasarkan Tabel 3.5 diatas pada bagian collinearity statistics diketahui
nilai tolerance untuk variabel upah tenaga kerja (๐1) sebesar 0,626, variabel tingkat
pendidikan tenaga kerja (๐2) sebesar 0,867 dan variabel teknologi (๐ท) sebesar 0,62
maka nilai tolerance seluruh variabel independen lebih besar dari 0,10. Sementara
nilai VIF untuk upah (๐1) sebesar 1,599; variabel tingkat pendidikan (๐2) sebesar
1,153 dan variabel teknologi (๐ท) sebesar 1,611 maka nilai VIF seluruh variabel
independen kurang dari 10,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.
3.3 Model Regresi dengan Variabel Dummy
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda variabel dummy. Untuk mempermudah dalam menganalisis data, semua
pengolahan data akan dilakukan menggunakan program SPSS (Statistical Package
for Sosial Science).
Adapun hasil regresi dari data penelitian yang diolah dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut.
Tabel 3.5 Hasil Uji Multikolinearitas
28. 23
Berdasarkan Tabel 3.6 diperoleh model regresi untuk pengaruh variabel
upah tenaga kerja (๐1), tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) dan teknologi (๐ท)
terhadap variabel produktivitas tenaga kerja (๐) sebagai berikut.
๐ = 2,263 + 0,161๐1 + 0,044๐2 + 2,037๐ท
Untuk ๐ท = 0 diperoleh model sebagai berikut :
๐ = 2,263 + 0,161๐1 + 0,044๐2
Interpretasi :
1. Jika upah tenaga kerja (๐1) dan tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bernilai
nol, maka produktivitas tenaga kerja (๐) sebesar 2,263%.
2. Jika upah tenaga kerja (๐1) bertambah sebesar 1 (satuan), tetapi tingkat
pendidikan tenaga kerja (๐2) bernilai nol maka produktivitas tenaga kerja akan
bertambah sebesar 0,161%.
3. Jika tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bertambah sebesar 1 (satuan), tetapi
upah tenaga kerja (๐1) bernilai nol maka produktivitas tenaga kerja akan
bertambah sebesar 0,044%.
Untuk ๐ท = 1 diperoleh model sebagai berikut :
๐ = 4,3 + 0,161๐1 + 0,044๐2
1. Jika upah tenaga kerja (๐1) dan tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bernilai
nol, maka produktivitas tenaga kerja (๐) sebesar 4,3%.
2. Jika upah tenaga kerja (๐1) bertambah sebesar 1 (satuan), tetapi tingkat
pendidikan tenaga kerja (๐2) bernilai nol maka produktivitas tenaga kerja akan
bertambah sebesar 0,161%.
3. Jika tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bertambah sebesar 1 (satuan), tetapi
upah tenaga kerja (๐1) bernilai nol maka produktivitas tenaga kerja akan
bertambah sebesar 0,044%.
Tabel 3.6 Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi)
29. 24
Uji Regresi linear berganda dengan variabel ๐๐ข๐๐๐ฆ dalam penelitian ini
meliputi uji koefisien regresi secara simultan (Uji F), uji koefisien regresi secara
parsial (Uji t) dan uji koefisien determinasi (๐ 2
).
3.4 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadapat variabel dependent. Hasil uji
pengaruh variabel upah tenaga kerja, tingkat pendidikan tenaga kerja dan teknologi
(variabel dummy) dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut :
Berdasarkan Tabel 3.7 diatas diperoleh nilai ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ sebesar 2259,777
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan diperoleh nilai ๐น๐ก๐๐๐๐ dengan
menggunakan taraf signifikansi 95%, ๐ผ = 5%, ๐๐1 = ๐ โ 1 = 3, ๐๐2 = ๐ โ ๐ =
70 โ 4 = 66 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel) sebesar 2,74. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ = 2259,777 lebih besar dari ๐น๐ก๐๐๐๐ = 2,74
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian ๐ป0 ditolak dan ๐ป1
tidak ditolak yang artinya upah tenaga kerja (๐1), tingkat pendidikan tenaga kerja
(๐2) dan teknologi (๐ท) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
produktivitas tenaga kerja (๐).
3.5 Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependent. Hasil uji pengaruh variabel upah
tenaga kerja (๐1), tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) dan teknologi (๐ท) terhadap
produktivitas tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
30. 25
Berdasarkan Tabel 3.8 diatas dapat diketahui nilai signifikansi dari setiap variabel.
a. Pengaruh upah tenaga kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikansi untuk variabel upah
tenaga kerja (๐1) sebesar 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi
variabel upah tenaga kerja ( ๐1) = 0,294 lebih besar dari 0,05 sehingga ๐ป0 tidak
ditolak yang artinya variabel upah tenaga kerja (๐1) tidak berpengaruh terhadap
produktivitas tenaga kerja (๐).
b. Pengaruh tingkat pendidikan tenaga kerja terhadap produktivitas tenaga kerja
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikansi untuk variabel tingkat
pendidikan tenaga kerja (๐2) sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai
signifikansi variabel tingkat pendidikan tenaga kerja ( ๐2) = 0,000 lebih kecil
dari 0,005 sehingga ๐ป0 ditolak yang artinya variabel tingkat pendidikan tenaga
kerja (๐2) memiliki pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja (๐).
c. Pengaruh teknologi terhadap produktivitas tenaga kerja.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikansi untuk variabel
teknologi (๐ท) sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel
teknologi ( ๐ท) = 0,000 lebih kecil dari 0,005 sehingga ๐ป0 ditolak yang artinya
variabel teknologi (๐ท) memiliki pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja
(๐).
3.6 Uji Koefisien Determinasi (๐น ๐
)
Hasil uji koefisien determinasi (๐ 2
) dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.8 Hasil Uji Parsial (Uji t)
31. 26
Berdasarkan Tabel 3.9 diatas, diperoleh nilai koefisien R sebesar 0.995 yang
berarti bahwa hubungan antara variabel upah tenaga kerja (๐1), tingkat pendidikan
tenaga kerja (๐2) dan teknologi (๐ท) dengan produktivitas tenaga kerja (๐) sebesar
99,5%.
Diperoleh juga nilai koefisien determinasi (๐ 2
) sebesar 0,990 yang artinya
variabel upah tenaga kerja (๐1), tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) dan teknologi
(๐ท) mempengaruhi produktivitas tenaga kerja (๐) sebesar 99% dan sisanya 1%
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti.
Tabel 3.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (๐น ๐
)
32. 27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian diperoleh kesimpulan bahwa
faktor upah tenaga kerja ( ๐1) tidak mempengaruhi produktivitas tenaga kerja (๐)
dan faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja (๐) adalah tingkat
pendidikan tenaga kerja ( ๐2) dan teknologi (๐ท) sehingga diperoleh model terbaik
sebagai berikut.
Untuk ๐ท = 0 diperoleh model yaitu :
๐ = 2,263 + 0,044๐2
Interpretasi :
1. Jika tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bernilai nol, maka produktivitas
tenaga kerja (๐) sebesar 2,263%.
2. Jika tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bertambah sebesar 1 (satuan) maka
produktivitas tenaga kerja akan bertambah sebesar 0,044%.
Untuk ๐ท = 1 diperoleh model yaitu :
๐ = 4,3 + 0,044๐2
Interpretasi :
1. Jika tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bernilai nol, maka produktivitas
tenaga kerja (๐) sebesar 4,3%.
2. Jika tingkat pendidikan tenaga kerja (๐2) bertambah sebesar 1 (satuan) maka
produktivitas tenaga kerja akan bertambah sebesar 0,044%.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka akan diajukan saran sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja harus diperhatikan upah yang
diberikan karena besar kecilnya upah yang diterima pekerja akan dapat
memotivasi tenaga kerja dalam produktivitas.
2. Tingkat pendidikan juga penting karena seseorang yang memiliki pendidikan
yang tinggi akan mampu menciptakan ide-ide bagus yang dapat berguna untuk
upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja.
33. 28
3. Industri yang sudah menggunakan teknologi modern dikarenakan adanya
keinginan dan usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja atau hasil
kerja selanjutnya dapat meningkatkan hasil produksi pengolahan.
34. 29
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Marga S. B, 2010, Pengaruh modal kerja, tenaga kerja dan teknologi terhadap nilai
produksi pada industri kecil, makanan dan minuman kota semarang.
Saidin, 2016, Analisis Pengaruh Upah, tingkat pendidikan dan tekmologi terhadap
Produktivitas Tenaga Kerja pada Industri Minyak Goreng Asli Mandar di
Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.