SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
LAPORAN
PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI
DISUSUN OLEH:
ROHMAD PUTRA ATIM SUSILO (411306092)
RISKY AJI MAULANA (411306147)
HAJAR HAFID (411306067)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2016
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
i
RINGKASAN
Dalam laporan ini yang dibahas adalah proses pembuatan Cake dan Cup Cake.
Dengan adanya proses pembuatan Cake dan Cup Cake ini, kita dapat mencari tahu berapa
harga pokok produksinya, dengan menghitung jumlah bahan baku, waktu proses produksi,
jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja, sampai dengan biaya overhead. Selain menghitung
semua biaya produksi, kami juga melakukan peramalan dengan menggunakan metode
moving average, dan Metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9).
Metode moving average merupakan teknik peramalan berdasarkan rata-rata bergerak
dari nilai-nilai masa lalu. Sedangkan metode single exponential smoothing merupakan
teknik forecasting yang sederhana, tetapi telah menggunakan suatu penimbang dengan
besaran antara 0 hingga 1.
Dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja kita dapat mengetahui jumlah tenaga
kerja dengan cara membagikan jumlah waktu yang dibutuhkan dibagi dengan data jam kerja.
Setelah itu kita menghitung perencanaan produksi dengan menggunakan metode
Transportasi.
Dalam bab 4 kita menghitung jumlah pesanan dengan menggunakan Model EOQ,
Perhitungan Waktu antar pemesanan kita menghitung dengan rumus t = Q / D dan untuk
perhitungan biaya persediaan kita menggunakan model TIC.
Dalam laporan ini kita juga menghitung Harga Pokok Produksi dan proyeksi laba
yang diperoleh.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya
“LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI”. Tanpa rida dan kasih sayang serta
petunjuk dari-Nya mustahil laporan ini dapat dirampungkan.
Disusunnya Laporan Resmi Praktikum Sistem Produksi ini adalah sebagai bukti
kami telah menyelesaikan praktikum Sistem Produksi. Dimana menyelesaikan praktikum
Sistem Produksi merupakan salah satu syarat menyelesaikan tahapan perkuliahan pada
Jurusan Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu
Ir. Siti Mundari, MT selaku dosen pembimbing atas bantuannya dalam membimbing
penyusunan laporan ini.
Penyusun sudah berupayah semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan laporan ini
agar bisa benar-benar memadai, mudah dipahami dan dapat diterima oleh Dosen
pembimbing dan para pembaca. Sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tidak retak”,
kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari Dosen pembimbing. Dan Saya
memohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan ataupun penafsiran dari maksud yang
sebenarnya.
Surabaya, 7 Desember 2016
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
RINGKASAN ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I OPERATION PROCESS CHART (OPC)
1.1 Landasan Teori ................................................................................................... 1
1.1.1 Definisi OPC .............................................................................................. 1
1.1.2 Prinsip-prinsip Pentusunan OPC .............................................................. 2
1.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ..................................................................... 3
1.2.1 Produk Jadi ............................................................................................... 3
1.2.2 OPC Produk Cake ..................................................................................... 4
1.2.3 OPC Produk CupCakae ............................................................................. 5
BAB 2 PERAMALAN (FORECASTING)
2.1 Landasan Teori ................................................................................................... 6
2.1.2 Peramalan/Forcasting Sistem Output ........................................................ 6
2.1.2 Metode Kualitatif ...................................................................................... 6
2.1.3 Model Kuantitatif ....................................................................................... 7
2.1.4 Langkah-langkah Peramalan ..................................................................... 7
2.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ...................................................................... 7
2.2.1 Data Permintaan Produk ........................................................................... 8
2.2.2 Scatter Diagram Data Historis Permintaan Produk .................................... 8
2.2.3 Peramalan (forecasting) Data Historis dengan Software WinQSB .......... 9
2.2.4 Pemilihan Metode Peramalan Dari Uji Verifikasi ................................... 14
BAB 3 PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN PERENCANAAN
PRODUKSI
3.1 Landasan Teori .................................................................................................. 16
3.1.1 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja...................................................... 16
3.1.2 Perencanaan Produksi................................................................................ 17
3.1.3 Jadwal Induk Produksi .............................................................................. 15
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
iv
3.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum .................................................................... 13
3.2.1 Data yang Diketahui.................................................................................. 19
3.2.2 jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan..................................................... 20
3.2.3 Perencanaan Produksi................................................................................ 21
3.2.4 Jadwal Induk Produksi Selama 6 Minggu ................................................. 24
BAB 4 MENGHITUNG KEBUTUHAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTI
4.1 Landasan Teori ................................................................................................. 26
4.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ................................................................... 29
4.2.1 Struktur Produk ........................................................................................ 29
4.2.2 Data yang Diperoleh................................................................................. 30
4.2.3 Jadwal Induk Produksi ............................................................................. 31
4.2.4 Perhitungan Waktu Antar Pemesanan yang Optimal ............................... 31
4.2.5 Perhitungan Total Biaya Persediaan Dalam Satu Periode........................ 31
4.2.6 Perhitungan Jumlah Pesanan yang Paling Ekonomis............................... 32
BAB 5 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
5.1 Landasan Teori ................................................................................................. 34
5.1.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi................................................ 34
5.1.2 Perhitungan Jumlah Pesanan yang Paling Ekonomis............................... 34
5.1.3 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi............................................... 36
5.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ................................................................... 36
5.2.1 Data yang Diperlukan............................................................................... 36
5.2.2 Harga Pokok Penjualan ............................................................................ 38
5.2.3 Proyeksi Laba ........................................................................................... 39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 40
6.2 Saran.................................................................................................................. 41
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
1
BAB I
OPERATING PROCESS CHART (OPC)
1.1. LANDASAN TEORI
1.1.1. Definisi OPC
Peta proses operasi adalah peta kerja yang yang mencoba menggambarkan
urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen
operasi secara detail. Tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara logis dan
sistematis. Keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal (raw material)
sampai menjadi produk akhir (finished goods product), sehingga analisis perbaikan
dari masing-masing operasi kerja secara individual maupun urutan-urutannya secara
keseluruhan akan dapat dilakukan. Peta operasi ini umumnya digunakan untuk
menganalisis operasi-operasi kerja yang memakan waktu beberapa menit per siklus
kerjanya (Sritomo, 1992).
Peta proses operasi memiliki beberapa kegunanaan dan informasi-informasi
yang bisa dicatat melalui peta proses operasi. Kegunaan peta proses operasi adalah
sebagai berikut (Sutalaksana, 1979):
a. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
b. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan menghitung
efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan).
c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
d. Sebagai alat untuk menentukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
e. Sebagai alat untuk latihan kerja. Dll
Peta-peta kerja yang biasa digunakan pada perusahaan dikembangkan oleh
Gilberth yang dibuat untuk membuat suatu peta kerja. Adapun lambang-lambang
yang umum digunakan adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979).
OPERASI
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami
perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi. Kegiatan operasi ini juga
menggambarkan kegiatan mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
2
PEMERIKSAAN
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau
peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun
kuantitas. Lambang ini digunakan jika melakukan pemeriksaan terhadap
suatu objek atau membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar.
TRANSPORTASI
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja, dan
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan
bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari
operasi atau disebabkan oleh pekerja pada tempat bekerja sewaktu operasi
atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan transportasi.
MENUNGGU
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja, dan
perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya
sebentar). Kejadian ini menunjukan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk
sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali.
PENYIMPANAN
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan pada
jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut diambil kembali,
biasanya memerlukan prosedur perizinan tertentu. Lambang ini digunakan
untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan permanen.
AKTIVITAS GABUNGAN
Lambang yang satu ini menunjukkan sebuah aktivitas gabungan.
Kegiatan yang terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan
dilakukan kebersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.
1.1.3. Prinsip-prinsip Penyusunan OPC
1. Pada baris paling atas terdapat kepala peta “Oeration Process Chart”, dan
identifikasi lain: nam objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal
dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta dan nomor gambar.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
3
2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, untuk
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan,
sesuai dengan urutsn operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut, atau sesuai dengan proses yang terjadi.
Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksidiberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
5. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi:
jumlah operasi, jumlah inpeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan.
1.2 JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
1.2.1 Produk Jadi
Gambar. Produk Cake
Gambar. Produk Cup Cake
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
4
1.2.2 OPC Produk Cake
OPC PEMBUATAN “CAKE”
O - 1
I - 1
O - 2
I - 2
O - 3
I - 3
O - 4O - 5
O - 6
I - 4
O - 7
I - 5
O - 10
O - 8
I - 6
O - 9
I - 7
O - 12
TEPUNG TERIGUSUSU BUBUKGULATELURVANILIOVALETMENTEGA
O - 11
I - 8
O - 13
I - 9
O - 14
I - 10
O - 15
I - 11
O - 16
O - 17
I - 12
O - 18
S
Loyang
Pengukuan
(Timbangan)
Pengukuan
(Sendok
Makan)
Pengukuan
(Timbangan)
Pengukuan
(Timbangan)
Mencairkan
(Di Panaskan)
Di Biarkan
Hingga Dingin
Pencampuran
(Di Aduk)
MenyiapkanMenyiapkan
Pengukuan
(Sendok Teh)
Pencampuran
Bahan Hingga
Berwarna Putih
(Di Mixer)
Pencampuran
(Di Aduk)
Pencampuran
(Di Aduk)
Tuangkan adonan ke
Loyang yang sudah di
olesi Mentega dan
Tepung Terigu
Masukan adonan dan
oven pada suhu
tertentu
(Microwave / Oven)
Di Biarkan
Hingga Dingin
Proses
Pemotongan
(Pisau)
Membungkus Semua
kue hasil pemotongan
(Bungkus Plastik)
Bungkus
Plastik
0,51"0,49" 0,5"0,12"0,10"0,4"0,46"
0,22"2,07" 13,37"
1,55" 3,23"
1,32"
1,30"
35"
5,27"
5,15"
2,01"
RINGKASAN
NO LAMBANG KEGIATAN JUMLAH WAKTU
1 Operasi 6 11,12
2 Pemeriksaan 0 0
3 Operasi & Inspeksi 12 61,95
4 Penyimpanan 1
Jumlah 19 73,07
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
5
O - 1
I - 1
O - 2
I - 2
O - 4
I - 4
O - 5O - 6
O - 7
I - 5
O - 8
I - 6
O - 11
O - 9
I - 7
O - 10
I - 8
O - 13
TEPUNG TERIGUSUSU BUBUKGULATELURVANILIOVALETMENTEGA
O - 12
I - 9
O - 14
I - 10
O - 17
I - 13
S
Cup Kertas
Pengukuan
(Timbangan)
Pengukuan
(Sendok
Makan)
Pengukuan
(Timbangan)
Pengukuan
(Timbangan)
Mencairkan
(Di Panaskan)
Di Biarkan
Hingga Dingin
Pencampuran
(Di Aduk)
MenyiapkanMenyiapkan
Pengukuan
(Sendok Teh)
Pencampuran
Bahan Hingga
Berwarna Putih
(Di Mixer)
Pencampuran
(Di Aduk)
Pencampuran
(Di Aduk)
Tuangkan adonan ke
Cup Kertas satu per
satu sesuai takaran
dan tata pada loyang
Masukan adonan ke
oven pada suhu
tertentu
(Microwave / Oven)
0,25"0,30" 0,5"0,37"0,10"0,11"0,45"
0,28"2,12" 12"
1,55" 2,21"
1,11"
25"
O - 3
I - 3
COKLAT BUBUK
Pengukuan
(Sendok
Makan)
Loyang
O –
I - 12
Beri chocochip per
cup
O –
I - 11
0,23"
Chocochip
3,09"
0,45"
1.2.3 OPC Produk Cup Cake
OPC PEMBUATAN “CUP CAKE”
RINGKASAN
NO LAMBANG KEGIATAN JUMLAH WAKTU
1 Operasi 4 4,14
2 Pemeriksaan 0 0
3 Operasi & Inspeksi 13 44,72
4 Penyimpanan 1
Jumlah 19 48,86
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
6
BAB II
PERAMALAN (FORECASTING)
2.1. LANDASAN TEORI
Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan suatu keputusan.
Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan
dalam pengambilan keputusan itu.
Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap
satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan
hanya merupakan suatu perkiraan(guess), tetapi dengan menggunakan teknik-teknik
tertentu, maka peramalan menjadi lebih sekedar perkiraan. Peramalan dapat dikatakan
perkiraan yang ilmiah (educated guess).
Sebagai suatu aktivitas dalam suatu organisasi, peramalan diharapkan dapat
memberikan informasi yang sesuai dengan pemasaran, finance, produksi, dimassa
mendatang dan hal – hal lain yang memerlukannya untuk tujuan – tujuan lainnya.
1.1 Peramalan/Forecasting Sistem Output
Dari sudut pandang manajer produksi apa yang diproduksi apa yang
diperlukan untuk perencanaan dimasa datang adalah forecast demand ( Peramalan
Permintaan), bukannya penjualan dimasa datang.
Demand berkaitan dengan persamaan yang diterima dari konsumen,
sedangkan penjualan menyatakan pengiriman yang dilakukan.
Demand kadang – kadang dapat berbeda dengan jumlah dengan penjualan
akibat keterbatasan kapasitas atau ketidaktetapan pengiriman akibat keterlibatan
produk.
Secara umum metode-metode (model) peramalan dapat dikelompokkan
kedalam 2 kelompok utama yaitu :
 Metode Kualitatif
 Metode Kuantitatif
1.1.1 Metode Kualitatif
Beberapa model peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah
A. Dugaan Manajemen (Manajemen Estimate)
Dimana peramalan semata mata berdasarkan pertimbangan
manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Teknik ini akan
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
7
digunakan dalam situasi diman atidak ada alternatif lain dari model
peramalan yang dapat diterapkan.
B. Riset Pasar
Merupakan peramalan berdasarkan hasil-hasil dan survei pasar yang
dilakukan oleh tenaga-tenag pemasaran.
C. Metode kelompok Terstruktur
Misal : Metode Delphi, dll.
Metode Delphi merupakan teknik peramalan berdasaarkan proses
konvergensi dari opini beberapa orang atau ahli secara interaktif tanpa
menyebutkan identitas.
1.1.2 Model Kuantitatif
Model kuantitatif dapat digolongkan menjadi :
A. Model kuantitatif intrinsik, sering disebut sebagai model-model deret
waktu (time serie model ).
Contoh :
 Rata-rata bergerak (Moving average)
 Exponential Smoothing
 Proyeksi Kecenderungan
B. Model Kuantitayif ekstrinsik, sering disebut sebagai model kausal, dan
yang lebih populer adalah model-model regresi.
1.2 Langkah-langkah peramalan
Pada dasarnya terdapat sembilan langkah-langkah yang harus diperhatikan
untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan dalam manajemen
permintaan, yaitu:
1. Menentukan tujuan dari peramalan
2. Memilih item independent demand yang akan diramalkan.
3. Menentukn horizon waktu dari peramalan ( jangka pendek, menengah, atau
panjang)
4. Memilih model-model peramalan
5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan
6. Validasi model peramalan
7. Membuat peramalan
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
8
8. Implementasi hasil – hasil peramalan
9. Memantau keandalan hasil peramalan
2.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
2.2.1 2.2.1 Data Permintaan Produk
Data Permintaan Produk (Satuan Unit) Selama 12 minggu terakhir adalah
sebagai berikut :
A. Data permintaan produk : CAKE
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Demand 1060 1100 1180 1050 1150 1000 1120 1060 1180 1020 1120 1100
B. Data permintaan produk : CUPCAKE
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Demand 1070 1120 1050 1090 1050 1150 1080 1110 1070 1110 1130 1080
2.2.2 Scatter diagram data historis permintaan produk
A. Produk CAKE
980
1000
1020
1040
1060
1080
1100
1120
1140
1160
1180
1200
0 2 4 6 8 10 12 14
Scatter Diagram Data Historis Permintaan Produk
" CAKE"
Data Permintaan
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
9
1040
1060
1080
1100
1120
1140
1160
0 2 4 6 8 10 12 14
Scatter Diagram Data Historis Permintaan
Produk
Data Permintaan
B. Produk CUPCAKE
2.2.3 Peramalan (Forecasting) data historis menggunakan software Win QSB
A. Produk CAKE
1. Peramalan dengan Metode Moving Average 3 mingguan
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
10
Verifikasi hasil peramalan metode Moving Average 3 mingguan dengan
Tracking Signal.
2. Peramalan dengan Metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) pada
produk CAKE
Dalam Metode Single Exponential Smoothing digunakan nilai α = 0,9.
Pemilihan nilai α = 0,9 ini karena dari diagram Scatter diketahui bahwa pola
historis dari data aktual permintaan produk CAKE sangat bergejolak atau tidak
stabil dari waktu ke waktu sehingga dipilihlah nilai α yang mendekati satu yaitu
0,9. Berikut merupakan hasil forecasting menggunakan Win QSB
-1,00
-0,45
-1,96
-1,36
-2,02
-0,09
-1,40
-1,04 -1,26
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tracking Signal dari Metode Peramalan MA(3)
UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
11
Verifikasi hasil peramalan metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9)
dengan Tracking Signal.
1,00
2,00
-0,02
1,05
-0,58
0,53
0,02
1,26
-0,32
0,55 0,47
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tracking Signal dari Metode Peramalan Single Exponential
Smoothing (α=0,9)
UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
12
1,00
-1,14
1,35 1,16
1,80 0,48
1,20
2,20
1,55
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tracking Signal dari Metode Peramalan MA(3)
UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
B. Produk CUPCAKE
1. Peramalan dengan Metode Moving Average 3 mingguan
Verifikasi hasil peramalan metode Moving Average 3 mingguan dengan
Tracking Signal.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
13
2. Peramalan dengan Metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) pada
produk CUPCAKE
Dalam Metode Single Exponential Smoothing digunakan nilai α = 0,9.
Pemilihan nilai α = 0,9 ini karena dari diagram Scatter diketahui bahwa pola
historis dari data aktual permintaan pada produk CUPCAKE sangat bergejolak
atau tidak stabil dari waktu ke waktu sehingga dipilihlah nilai α yang
mendekati satu yaitu 0,9. Berikut merupakan hasil forecasting menggunakan
Win QSB
Verifikasi hasil peramalan metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9)
dengan Tracking Signal.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
14
2.2.4 Pemilihan metode peramalan dari uji verifikasi
1. Produk Cake
Dari uji Verifikasi hasil peramalan dari 2 metode yaitu metode
Moving Average 3 mingguan dan metode Single Exponential Smoothing (α
= 0,9) denggan Tracking Signal, dapat disimpulakan bahwa metode yang
dipilih untuk melakukan peramalan yaitu metode Single Exponential
Smoothing (α = 0,9), karena penyebaran tracking signal dari metode ini lebih
merata serta tidak melewati batas control atas (UCL = +4) dan batas control
bahwa (LCL = -4).
Berdasarkan uji verifikasi yang telah dilakukan maka peramalan
untuk 6 minggu mendatang yaitu :
Minggu 1 2 3 4 5 6
Demand 1102 1102 1102 1102 1102 1102
1,00
-0,31
0,33
-0,45
1,35
0,27
0,75
0,03
0,78
1,33
0,30
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tracking Signal dari Metode Peramalan Single Exponential
Smoothing (α=0,9)
UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
15
2. Produk Cup Cake
Dari uji Verifikasi hasil peramalan dari 2 metode yaitu metode
Moving Average 3 mingguan dan metode Single Exponential Smoothing (α
= 0,9) denggan Tracking Signal, dapat disimpulakan bahwa metode yang
dipilih untuk melakukan peramalan yaitu metode Single Exponential
Smoothing (α = 0,9), karena penyebaran tracking signal dari metode ini lebih
merata serta tidak melewati batas control atas (UCL = +4) dan batas control
bahwa (LCL = -4).
Berdasarkan uji verifikasi yang telah dilakukan maka peramalan
untuk 6 minggu mendatang yaitu :
Minggu 1 2 3 4 5 6
Demand 1085 1085 1085 1085 1085 1085
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
16
BAB 3
PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN
PERENCANAAN PRODUKSI
3.1. LANDASAN TEORI
3.1.1 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja
Pengaturan kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu perencanaan jangka
menengah yang menjadi bagian dari perencanaan produksi agregat atau aggregate
planning. Jumlah tenaga kerja ditentukan (varying workforce size) sesuai dengan
kebutuhan produksi dalam memenuhi permintaan yang berubah dalam menerapkan
chase demand strategy. Sistem produksi dengan kapasitas produksi yang tergantung
pada manusia sebagai penggerak utamanya memerlukan perencanaan yang tepat pada
pengaturan jumlah tenaga kerja. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja fleksibel
disesuaikan kebutuhan produksi berdasarkan peramalan permintaan yang akan
dilayani. Prinsip chase demand strategy menambahkan jumlah tenaga kerja
(manpower hire) saat kebutuhan produksi tinggi dan mengurangi jumlah tenaga kerja
(manpower layoff) saat kebutuhan produksi rendah.
Perencanaan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada perencanaan produksi agregat
umumnya dihitung berdasarkan total waktu kebutuhan produksi yang
mengkonversikan peramalan permintaan produk dalam satuan “jam-orang” (manhour)
yang kemudian dibagi dengan kapasitas waktu kerja perorang yang tersedia dalam
satuan “jam”. Perhitungan tersebut dipergunakan apabila pada lantai produksi tidak
terdapat penugasan atau pembagian kerja dan diasumsikan setiap tenaga kerja tidak
mempunyai kemampuan khusus yang berbeda dan dapat melakukan pekerjaan mulai
operasi pertama hingga terakhir. Pada lantai produksi yang mempergunakan
pembagian kerja, maka seringkali penghitungan jumlah tenaga kerja tersebut ternyata
masih belum mencukupi terutama di operasi bottleneck.
Penerapan teknik shojinka dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja
diharapkan dapat melakukan efisiensi pemberdayaan tenaga kerja namun tetap
mempertimbangkan penugasan atau pembagian kerja. Pada sistem produksi flow shop
di mana aliran material hanya satu macam, maka perencanaan kebutuhan tenaga kerja
mempergunakan teknik shojinka diawali dengan melakukan pembagian kerja atau
penugasan mempergunakan analisa keseimbangan lini/lintasan produksi terlebih
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
17
dahulu (Rahman, 2011). Pada sistem produksi job shop di mana aliran material lebih
dari satu macam, perencanaan kebutuhan tenaga kerja mempergunakan teknik
shojinka perlu mempertimbangkan pembagian kerja dengan cara yang berbeda.
3.1.2 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi agregat memberikan ketentuan kapasitas dan persediaan
yang diperhatikan dalam perencanaan jangka menengah dan jangka panjang yang
dapat menjadi masukan dalam perencanaan finansial, perencanaan pemasaran dan
perencanaan produksi yang lebih rinci (Narasimhan, 1995). Perencanaan produksi
agregat membantu pengendalian produksi untuk menjadi dasar penjadwalan induk
produksi. Tujuan dari perencanaan produksi agregat adalah utilisasi sumber daya
manusia dan peralatan dengan lebih produktif.
Perencanaan agregat merupakan perencanaan yang mengatur sumber daya
secara bruto untuk memenuhi total permintaan dari semua item produk yang
mempergunakan sumber daya atau fasilitas secara bersama (Bedworth, 1987).
Terdapat dua strategi murni utama dalam perencanaan produksi agregat, yaitu strategi
mengikuti permintaan (chase demand strategy) dan strategi produksi konstan (level
production strategy). Dari masing – masing strategi terdapat beberapa teknik
perencanaan. Perencanaan produksi agregat dapat disusun dengan memadukan
beberapa teknik perencanaan dari salah satu strategi murni atau keduanya.
Strategi yang memadukan kedua strategi murni biasa disebut dengan hybrid
strategy. Pada strategi produksi konstan terdapat beberapa teknik perencanaan. Teknik
perencanaan pertama dengan mengendalikan persediaan, di mana produksi akan
menambah tingkat persediaan pada saat permintaan rendah, dan persediaan akan
dipergunakan pada saat permintaan tinggi. Teknik yang kedua dengan
mempergunakan subkontrak, di mana produksi tetap konstan sesuai permintaan rata-
rata, namun apabila terjadi kekurangan maka dipenuhi dengan melakukan subkontrak
kepada mitra outsourcing. Teknik yang ketiga dengan mempengaruhi pasar
(influencing demand), di mana melakukan negosiasi untuk menunda pengiriman
(backorder) saat permintaan tinggi, dan memberikan penawaran menarik saat
permintaan rendah.
Pada strategi mengikuti permintaan juga terdapat beberapa teknik perencanaan.
Teknik perencanaan pertama dengan mengatur jam kerja, di mana diperbolehkan
bekerja tidak penuh waktu (undertime) pada saat permintaan rendah dan akan
memberlakukan bekerja lembur (overtime) pada saat permintaan tinggi. Teknik yang
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
18
kedua dengan mengatur sumber daya atau tenaga kerja, di mana akan menambah
tenaga kerja saat permintaan tinggi, namun akan mengurangi tenaga kerja saat
permintaan rendah. Terdapat beberapa metode untuk menyusun perencanaan produksi
agregat, yaitu dengan mempergunakan metode heuristik transportasi atau tabel,
dengan mempergunakan metode optimasi programa linier atau programa dinamis.
Data yang diperlukan untuk membuat perencanaan Agregat :
a. Data peramalan permintaan
b. Waktu standart dari unit produk
c. Kapasitas maksimal untuk reguler dan over time
d. Biaya reguler, biaya over time, biaya simpan.
3.1.3 Jadwal Induk Produksi
Jadwal produksi induk atau dalam bahasa asing disebut juga dengan master
production schedule (MPS) merupakan suatu set pernyataan tentang produk akhir
dimana termasuk parts pengganti dan suku cadang dari suatu perusahaan industri
manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan
periode waktu tertentu]
. Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan gambaran dari
periode-periode perencanaan dimana suatu permintaan termasuk peramalan, rencana
peramalan, persediaan akhir serta kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to
promise). Jadwal induk produksi disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat
dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian
produksi.
Jadwal Induk Produksi (JIP) ini berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi,
perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas jadwal induk produksi ini merupakan
rencana induk atau master dimana akan dijadikan suatu pedoman utama dalam
pengerjaan, kebijakan persediaan, kebijakan finansial, pembebanan tenaga kerja,
penjadwalan mesin, kebijakan alternative, subkontrak dan lain-lain. Pembuatan dari
Jadwal induk produksi ini sendiri relative sulit , karena pemesanan bersifat tidak pasti
. Jadwal induk produksi merupakan suatu rencana yang tertulis yang menunjukkan apa
dan berapa banyak setiap produk atau barang yang jadi yang akan dibuat dalam setiap
periodenya untuk beberapa periode yang akan datang . Aktivitas-aktivitas pada
penjadwalan induk produksi (master production schedulling, MPS) pada dasarnya
berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk
(master production schedule = MPS), memproses transaksi dari MPS, memelihara
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
19
catatan MPS, mengevaluasi efektifitas dari MPS dan memberikan laporan evaluasi
dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik dan tinjauan ulang.
Tugas dan tanggung jawab profesional dari penyusunan jadwal produksi induk
(JIP) adalah membuat perubahan-perubahan pada catatan jadwal induk produksi,
mendisagregasikan suatu rencana produksi untuk menciptakan jadwal induk produksi,
menjamin bahwa keputusan-keputusan produksi yang ada dalam JIP itu telah sesuai
dengan rencana produksi, dan yang terpenting adalah mengkomunikasikan hal-hal
utama dalam JIP itu kepada bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan.
3.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
3.2.1 Data Yang Diketahui
1.Data Peramalan
o Produk Cake
o Produk Cup Cake
2. Satu Minggu = 6 Hari Kerja
3. Satu Hari = 8 Jam
4. Data Biaya Produksi = 1. Biaya Produksi Reguler = Rp. 20.000,-/ jam-orang
2. Biaya Produksi Lembur = Rp. 30.000,-/ jam-orang
5. Tabel Waktu Operasi Setiap Produk
Minggu 1 2 3 4 5 6
Demand 1102 1102 1102 1102 1102 1102
Minggu 1 2 3 4 5 6
Demand 1085 1085 1085 1085 1085 1085
Operasi Produk Cake Produk Cup Cake
1 2,58 1.01
2 3,62 2.12
3 13.37 12.59
4 0.22 1.28
5 3.23 2.21
6 1.32 1.11
7 1.30 3.09
8 35.00 0.45
9 12.43 25.00
Total 73.07 48.86
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
20
3.2.2 Jumlah Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan
Dari 9 operasi untuk dapat memproduksi 1 unit produk Cake membutuhkan
waktu 73.07 menit, dan untuk memproduksi 1 unit produk Cup Cake membutuhkan
waktu 48.86 menit. Perhitungan kebutuhan waktu proses adalah sebagai berikut :
1. Waktu Proses 1 unit Produk Cake (produk yang diproduksi 16 unit)
𝑇𝐶𝑎𝑘𝑒 = ∑ 𝑃𝑖.𝑗
𝐽
𝐽=1
. 𝑡𝑖.𝑗 = 73.07 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 / 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
73.07
16
= 4,57 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 / 𝑢𝑛𝑖𝑡
2. Waktu Proses 1 unit Produk Cup Cake (produk yang diproduksi 14 unit)
𝑇𝐶𝑢𝑝 𝐶𝑎𝑘𝑒 = ∑ 𝑃𝑖.𝑗
𝐽
𝐽=1
. 𝑡𝑖.𝑗 = 48.86 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 / 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
48,86
14
= 3,49 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 / 𝑢𝑛𝑖𝑡
A. Total kebutuhan waktu proses untuk semua produk dengan memperhatikan
permintaan adalah sebagai berikut :
Rumus yang digunakan
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∑ 𝐷𝑖
𝐽
𝐽=1
. 𝑇𝑖
Minggu
Produk Cake Produk Cup Cake
Waktu operasi
x peramalan
permintaan
(menit)
Waktu
yang
dibutuhk
an
(menit)
Waktu
yang
dibutuhk
an (jam)
Peramalan
Permintaa
n
Waktu
operasi /
unit (menit)
Peramalan
Permintaa
n
Waktu
operasi /
unit (menit)
Cake
Cup
Cake
1 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148
2 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148
3 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148
4 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148
5 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148
6 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148
Total waktu (menit) 52.944 888
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
21
B. Adapun data-data jam kerja reguler yang tersedia adalah :
1 hari= 8 jam kerja , 1 jam = 60 menit
Minggu Jumlah Hari Waktu yang tersedia (menit)
1 6 6 x 8 x 60 = 2880
2 6 6 x 8 x 60 = 2880
3 6 6 x 8 x 60 = 2880
4 6 6 x 8 x 60 = 2880
5 6 6 x 8 x 60 = 2880
6 6 6 x 8 x 60 = 2880
Total Waktu (menit) 17280
C. Penentuan kebutuhan tenaga kerja dengan 6 hari kerja per minggu, 8 jam per
hari diperoleh berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
𝑁 =
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑑𝑎𝑦𝑠 𝑥 ℎ𝑜𝑢𝑟𝑠 𝑥 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒𝑠 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙)
=
52.944
17.280
= 3,06
3.2.3 Perencanaan Produksi
- Menghitung Kapasitas Produksi
Kapasitas 4 orang (RT)
Periode Total permintaan Kapasitas RT
1 2187 4 x 8 x 6 = 192
2 2187 4 x 8 x 6 = 192
3 2187 4 x 8 x 6 = 192
4 2187 4 x 8 x 6 = 192
5 2187 4 x 8 x 6 = 192
6 2187 4 x 8 x 6 = 192
3 RT + 1
OT
4 RT
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
22
- Menghitung kapasitas 3 orang (RT + OT)
Periode Total permintaan Kapasitas RT Kapasitas OT
1 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72
2 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72
3 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72
4 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72
5 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72
6 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72
- Data Alternatif Produksi :
Alternatif Produksi Biaya
Reguler Rp. 20.000
Lembur Rp. 30.000
Inventory Rp. 1.000/unit/periode
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
23
144
TUJUAN
SUMBER
RT = 144
OT = 72
RT = 144
OT = 72
RT = 144
OT = 72
RT = 144
OT = 72
RT = 144
OT = 72
RT = 144
OT = 72
2
2
144
2
144
2
144
2
144
2
144
- Perencanaan Produksi Tanpa Backorder dan subkontrak dengan 3 orang (RT
+ OT)
Minggu Kapasitas
Tidak
Terpakai
Kapasitas
Tersedia
1 2 3 4 5 6
Minggu Persediaan 0 1000 2000 3000 4000 5000
1
RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 25.000
-
216
OT 30.000 31.000 32.000 33.000 34.000 35.000
70
2
RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000
-
216
OT 30.000 31.000 32.000 33.000 34.000
70
3
RT 20.000 21.000 22.000 23.000
- 216
OT 30.000 31.000 32.000 33.000
70
4
RT 20.000 21.000 22.000
- 216
OT 30.000 31.000 32.000
70
5
RT 20.000 21.000
- 216
OT 30.000 31.000
70
6
RT 20.000
- 216
OT 30.000
70
Permintaan 148 148 148 148 148 148 420 1.296
Total Cost : {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144
x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x
20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} = Rp.
17.640.000,-
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
24
148
TUJUAN
SUMBER
RT = 192 RT = 192 RT = 192 RT = 192 RT = 192 RT = 192
148
148
148
148
148
- Perencanaan Produksi Tanpa Backorder dan subkontrak dengan 4 orang (RT)
Minggu Kapasitas
Tidak
Terpakai
Kapasitas
Tersedia
1 2 3 4 5 6
Minggu Persediaan 0 1000 2000 3000 4000 5000
1 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 25.000
44 192
2 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000
44 192
3 RT 20.000 21.000 22.000 23.000
44 192
4 RT 20.000 21.000 22.000
44 192
5 RT 20.000 21.000
44 192
6 RT 20.000
44 192
Permintaan 148 148 148 148 148 148 264 1152
Total Cost : (148 x 20.000) + (148 x 20.000) + (148 x 20.000) + (148 x 20.000) +
(148 x 20.000) + (148 x 20.000) = Rp. 17.760.000,-
Sehingga, dari perhitungan biaya produksi menggunakan 3 orang tenaga kerja dengan 1
Overtime diketahui Rp. 17.640.000,-dan Total Biaya dengan menggunakan 4 Tenaga kerja
tanpa overtime didapatkan Rp. 17.760.000,-, karena total biaya menggunakan tenaga kerja
4 orang lebih kecil sehingga tenaga kerja yang digunakan yaitu 4 orang.
 Rencana Produksi Agregat Hasil Transportasi Land
Minggu 1 2 3 4 5 6
Rencana Produksi 148 148 148 148 148 148
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
25
3.2.4 Jadwal Induk Produksi selama 6 minggu
Teknik disagregasi yang digunakan adalah metode Cut & Fit. Berikut ini
akan diperlihatkan tahapan disagregasi dari rencana produksi agregat :
Data waktu proses produk cake dan cup cake selama seminggu / jam
No Cake Cup Cake
1 4,57 3,49
2 4,57 3,49
3 4,57 3,49
4 4,57 3,49
5 4,57 3,49
6 4,57 3,49
Total 27,42 20,94
Total 48,36
Berdasarkan data peramalan maka persentase tiap tipe adalah sebagai berikut :
% Produk Cake =
∑ 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌
∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑐𝑎𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑢𝑝 𝑐𝑎𝑘𝑒
×𝟏𝟎𝟎%
=
27,45
48,36
×𝟏𝟎𝟎% = 𝟓𝟔, 𝟕𝟕%
% Produk Cup Cake =
∑ 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔
∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑐𝑎𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑢𝑝 𝑐𝑎𝑘𝑒
×𝟏𝟎𝟎%
=
20,94
𝟒𝟖,𝟑𝟔
×𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟑, 𝟑𝟎%
Produksi untuk tiap satuan agregrat
Hasil Agregat
Minggu 1 2 3 4 5 6
Rencana Produksi 148 148 148 148 148 148
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
26
Rumus :
Item = Hasil Agregat x % waktu proses
Perhitungan pada periode 1:
Produk Cake = 148 x 0,5677 x 60 / 4,57
= 1103,10  1104
Produk Cup Cake = 148 x 0,4330 x 60 / 3,49
= 1102,73 1102
Sehingga kita bisa mengetahui JIP dari hasil Disagregasi untuk permintaan produk
Cake dan Cup Cake per minggu adalah sebagai berikut :
Minggu 1 2 3 4 5 6
Cake 1104 1104 1104 1104 1104 1104
Cup Cake 1102 1102 1102 1102 1102 1102
Produksi Tiap Item Dalam Satuan Unit
Minggu 1 2 3 4 5 6
Cake 1104 1104 1104 1104 1104 1104
Cup Cake 1102 1102 1102 1102 1102 1102
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
27
BAB 4
MENGHITUNG KEBUTUHAN DAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU ROTI
4.1. LANDASAN TEORI
Setiap perusahaan apakah itu perusahaan perdagangan atau pabrik serta perusahaan
jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting, tanpa adanya
persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahaan – perusahaan tersebut akan
dihadapkan pada resiko – resiko yang dihadapi, misalnya; pada sewaktu-waktu perusahaan
tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa
yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi karena disetiap perusahaan tidak selamanya
barang-barang atau jasa-jasa tersedia setiap saat, yang berarti pengusaha akan kehilangan
kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya di dapatkan.
Biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan
Biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan menurut Assauri, Sofjan (1999:
72) dalam buku ”Manajemen Produksi” adalah:
1. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan
pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari penjual, sejak dari pesanan (order)
dibuat dan dikirim ke penjual, sampai barang-barang atau bahanbahan tersebut
dikirim dan diserahkan serta diinspeksi digudang. Yang termasuk dalam biaya ini
adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan bahan
tersebut.
2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost) Biaya-biaya
yang diperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh
pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah
persediaan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena
barang disimpan yaitu biaya pergudangan.
3. Biaya kekurangan persediaan (Out of Stock Cost)
Biaya ini meliputi biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih
kecil daripada jumlah yang diperlukan seperti kerugiaan/biayabiaya tambahan yang
diperlukan karena pelanggan memesan suatu barang sedangkan bahan yang
dibutuhkan tidak tersedia.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
28
4. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity Associated Costs) Biaya-
biaya tersebut terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, dan biaya
pemberhentiaan kerja. Biaya ini terjadi karena adanya penambahan atau
pengurangan kapasitas, atau bila terlalu banyak atau sedikit kapasitas yang
digunakan pada suatu waktu tertentu.
Biaya sistem persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai
akibat adanya persediaan.
Biaya sistem persediaan :
1. Biaya pembelian ( Purchasing cost )
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang.
2. Biaya pengadaan ( Procurement cost )
Biaya pengadaan dibedakan menjadi 2 :
a. Biaya pemesanan ( Ordering cost ), bila barang yang diperlukan diperoleh
dari pihak luar(supplier).
yaitu semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar, yang
meliputi: biaya untuk menentukan pemasok, pengetikan pesanan , pengiriman,
angkutan, penerimaan dll
b. Biaya pembuatan ( set up cost )
yaitu semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu
barang, yang meliputi : biaya penyusunan peralatan produksi, menyetel mesin,
mempersiapakan gambar kerja dll
3. Biaya penyimpanan (Holding cost/Carring cost )
Semua biaya atau pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang.
Biaya penyimpanan terdiri dari :
a. Biaya memiliki persediaan (biaya modal)
b. Biaya gudang
c. Biaya kerusakan / Penyusutan
d. Biaya kadaluarsa
e. Biaya asuransi
f. Biaya administrasi dan pemindahan
4. Biaya kekurangan Persediaan ( Shortage cost )
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan. Keadaan ini akan
menimbulkan suatu kerugian.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
29
Metode pengendalian persediaan
1. Metode pengendalian tradisionil
2. Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
3. Metode Kanban
Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen
persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang
dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order
Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang
minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.
Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa
karakteristik antara lain :
a. Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan.
b. Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara
pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti,
dan bersifat konstan.
c. Harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang
yang akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak
relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang
akan ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang.
d. Pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang
menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen
harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang.
e. Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh
mempertimbangkan biaya kualitas barang.
f. biaya penyimpanan per unit pertahun konstan.
Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen
(2005:472) Economic Order Quantityakan menentukan jumlah pesanan persediaan yang
meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Rumus EOQ :
𝐸𝑂𝑄 = √
2. 𝑘. 𝐷
ℎ
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
30
TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
D = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu,
misalnya satu tahun.
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
C = Harga pembelian per unit yang dibayar.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam
persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan.
H = Biaya Penyimpanan per unit barang per tahun (Rp/unit/tahun)
Dengan adanya hal diatas, maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana
pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal
adalah jumlah yang menghasilkan biaya paling rendah dalam suatu periode.
4.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
4.2.1 Struktur Produk
1. Produk Cake
2. Produk Cup Cake
Cup Cake (1)
Ovalet (1sdt)
Susu Bubuk
(1sdm)
Coklat Bubuk
(1sdm)
Chocochips (3biji)Vanilli (2pcs)
Level 0
Level 1Gula Pasir (150gr) Mentega (100gr) Telur (4btr)
Tepung Terigu
(150gr)
Cake (1)
Ovalet (1sdt)
Susu Bubuk
(1sdm)
Vanilli (2pcs)
Level 0
Level 1Gula Pasir (150gr) Mentega (100gr) Telur (4btr)
Tepung Terigu
(150gr)
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
31
4.2.2 Data Yang Diperlukan
Data yang digunakan dalam penentuan kebutuhan dan persediaan bahan baku
yaitu antara lain :
1. Kebutuhan Biaya Bahan Baku selama satu minggu yaitu
A.Berikut rincian biaya bahan baku per 16 produk cake.
Bahan baku Kebutuhan per
produk
Harga per satuan
(Rp)
Harga per
kebutuhan (Rp)
Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500
Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400
Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000
Telur 4 butir 1.350/butir 5.400
Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000
Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630
Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080
Plastic 12 pcs 100 1200
Total biaya bahan baku 1 produk cake 15.210
Total biaya bahan baku per-potong (16 potong/cake) 950,625
B.Berikut rincian biaya bahan baku per 14 produk cup cake.
Bahan baku Kebutuhan per
produk
Harga per satuan
(Rp)
Harga per
kebutuhan (Rp)
Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500
Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400
Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000
Telur 4 butir 1.350/butir 5.400
Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000
Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630
Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080
Chocohips 5 butir (10 gram) 14.500/250gr 580
Cup 12 buah 100 1200
Coklat Bubuk 1sdm(15cc/15ml) 45.000/500gr 1.215
Total biaya bahan baku 14 cup-cake 17.005
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
32
4.2.2 Perhitungan jumlah pesanan yang paling ekonomis
Dalam melakukan perhitungan jumlah pesanan dilakukan menggunakan Model
EOQ. Berikut merupakan perhitungan dengan Model EOQ :
1. Produk Cake
a. Mengghitung Holding Cost persediaan produk yaitu dengan cara :
h = Biaya Penyimpanan (f) x Harga per unit (b)
Menghitung EOQ dengan rumus :
𝐸𝑂𝑄 = √
2. 𝑘. 𝐷
ℎ
2. Produk Cup Cake
a. Mengghitung Holding Cost persediaan produk yaitu dengan cara :
h = Biaya Penyimpanan (f) x Harga per unit (b)
Menghitung EOQ dengan rumus :
𝐸𝑂𝑄 = √
2. 𝑘. 𝐷
ℎ
4.2.3 Perhitungan waktu antar pemesanan yang optimal
1. Produk Cake
- 𝑡 =
𝑄
𝐷
x 6 hari
2. Produk Cup Cake
- 𝑡 =
𝑄
𝐷
x 6 hari
4.2.4 Perhitungan total biaya persediaan dalam satu periode
Perhitungan Total biaya persediaan digunakan model yaitu TIC :
1. Produk Cake
TIC = √2. 𝐷. 𝑘. ℎ
2. Produk Cup Cake
TIC = √2. 𝐷. 𝑘. ℎ
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
33
4.2.2 Perhitungan jumlah pesanan yang paling ekonomis
Bahan
baku
Kebutuhan
per 1 kali
proses
Kebutuhan per 1
kali proses = 14
unit Produk Cup
Cake
Kebutuhan
per 1 kali
proses = 16
potong cake
Harga per
satuan
(Rp)
Kebutuhan BB
(Cake 1102
unit dan Cup
Cake 1085
unit)
Biaya
sekali
pesan
(Rp)
Holding
Cost
(Rp)
EOQ
(unit)
Lead
Time
(day)
TIC
(Rp)
Tepung 150 gram 10,71 9,37 10000 23,22 1000 2000 4,82 1,00 9636,99
Gula pasir 150 gram 10,71 9,37 16000 23,22 1000 3200 3,81 1,00 12189,93
Mentega 100 gram 7,14 6,25 8000 15,84 1000 1600 4,45 1,00 7120,43
Telur
4 butir
(250gram)
17,86 15,625 1350
37,98 1000 270 16,77 1,00 4528,85
Vanilli 2pcs (5 gram) 0,36 0,31 3000 1,82 1000 600 2,46 1,00 1477,91
Ovalet 1sdt( 5gram) 0,36 0,31 10500 1,82 1000 2100 1,32 1,00 2764,92
Susu
Bubuk
1sdm(15gram ) 1,07 0,93 40000
3,29 1000 8000 0,91 1,00 7255,98
Chocohips
5 butir (10
gram)
0,71 0,25 14500
2,15 1000 2900 1,22 1,00 3529,35
Plastik 1 pcs 0,00 16 100 18,72 1000 20 865,26
Cup 14 buah 14,00 0 100 16,51 1000 20 40,64 1,00 812,72
Coklat
Bubuk
1sdm(15gram) 1,07 0 45000
2,27 1000 9000 0,71 1,00 6386,15
Total 56568,50
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
34
BAB 5
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
5.1. LANDASAN TEORI
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses
produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk selesai yang meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Pengertian harga pokok produk menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah: Harga
pokok barang yang diproduksi meliputi semua biaya bahan langsung yang dipakai, upah
langsung serta biaya produksi tidak langsung, dengan perhitungan saldo awal dan saldo akhir
barang dalam pengolahan.
Dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan semua biaya yang telah
dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan menjadi produk jadi
yang meliputi baiya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biaya- biaya yang tidak berhubungan dengan unit yang masuk dalam penentuan harga pokok
produksi merupakan biaya non produksi.
5.1.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi
Tujuan penentuan harga pokok produksi menurut Mulyadi adalah untuk:
1. Menentukan harga jual produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba rugi periodik
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca.
5.1.3 Elemen Biaya dalam perhitungan HPP
1. Biaya Bahan
Bahan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan barang-
barang yang diolah dalam proses produksi menjadi produk selesai. Bahan
yang diolah dibedakan menjadi bahan baku dan bahan pembantu atau bahan
penolong. Bahan baku adalah bahan yang dapat diidentifikasikan secara
langsung dengan produk yang dihasilkannya, nilainya relatif besar dan
umumnya sifat bahan baku masih melekat pada produk yang dihasilkan.
Bahan pembantu atau bahan penolong yaitu bahan yang berfungsi sebagai
pembantu atau pelengkap dalam pengolahan bahan baku menjadi produk
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
35
selesai dan nilainya relative kecil. Nilai bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi dinamakan dengan biaya bahan baku, sedangkan nilai bahan
pembantu atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi
disebut dengan biaya bahan pembantu atau biaya bahan penolong.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja perusahaan pada
dasarnya dikelompokan dalam pengeluaran gaji dan upah. Gaji digunakan
untuk menyebutkan kopensasi yang dibayarkan secara regular dalam jumlah
relatif tetap dan biasanya dibayar kepada tenaga yang memberi jasa
manajerial dan klerikal kepada perusahaan. Upah digunakan untuk menyebut
kompensasi yang dibayar berdasakan jam kerja, hari kerja, atau berdasarkan
unit produksi atau jasa tertentu.
Biaya tenaga kerja pada fungsi produksi lebih lanjut diklasifikasikan
kedalam biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya
tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan tenaga kerja yang
secara langsung menangani proses pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh
upah tukang potong dan serut kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit,
border, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, tukang linting rokok
dalam pabrik rokok, dan operator mesin jika menggunakan mesin. Sedangkan
biaya tenaga kerja tidak langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja yang secara tidak langsung menangani pengolaan bahan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai
bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang
tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu
pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan biaya akhir tertentu seperti
kontrakkontrak pemerintah. Istilah lain yang dipakai untuk overhead pabrik
adalah beban pabrik, biaya pabrikase, biaya pabrikase tidak langsung (Carter
dan Usry, 2006: 411).
Biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menjadi beberapa
elemen sebagai berikut (Mulyadi, 1993):
1. Biaya Bahan Penolong
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
36
2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
3. Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung
4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap
5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai
5.1.2 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi merupakan cara untuk memasukan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam menentukan harga
pokok produksi dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan full costing atau
metode harga pokok penuh dan pendekatan variable costing atau metode haraga
pokok variabel.
5.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
5.2.1 Data Yang Diperlukan
Untuk perhitungan Harga pokok produksi, Harga Pokok Penjualan dan Proyeksi
laba, digunakan data produksi produk yaitu antara lain :
1. Biaya Bahan Baku
A.Berikut rincian biaya bahan baku per produk cake: (1ml=0.9 gram)
Bahan baku Kebutuhan per
produk
Harga per satuan
(Rp)
Harga per
kebutuhan (Rp)
Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500
Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400
Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000
Telur 4 butir 1.350/butir 5.400
Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000
Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630
Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080
Plastic 12 pcs 100 1200
Total biaya bahan baku 1 produk cake 15.210
Total biaya bahan baku per-potong (16 potong/cake) 950,625
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
37
Dari data minggu ke 1, jumlah produk cake yang dibuat berjumlah 1102 kue
maka biaya bahan baku yang dikeluarkan selama minggu ke 1 sebesar Rp 960
x 1102 = Rp 1.057.920,-
B.Berikut rincian biaya bahan baku per 14 produk cup cake: (1ml=0.9
gram)
Bahan baku Kebutuhan per
produk
Harga per satuan
(Rp)
Harga per
kebutuhan (Rp)
Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500
Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400
Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000
Telur 4 butir 1.350/butir 5.400
Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000
Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630
Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080
Chocohips 5 butir (10 gram) 14.500/250gr 580
Cup 12 buah 100 1200
Coklat Bubuk 1sdm(15cc/15ml) 45.000/500gr 1.215
Total biaya bahan baku 14 cup-cake 17.005
Total biaya bahan baku / cup cake 1215
Dari data minggu ke 1, jumlah produk cup-cake yang dibuat berjumlah 1085
cup-cake maka biaya bahan baku yang dikeluarkan selama minggu ke 1
sebesar Rp 1.215 x 1085 = Rp 1.318.275,-
2. Biaya Tenaga Kerja (Asumsi : Cake dan Cup-Cake sama)
Sesuai ketentuan Data pendukung praktikum sispro dapat diketahui biaya
tenaga kerja sebesar Rp 20.000 per jam-orang dan biaya over time sebesar
Rp30.000,- per jam-orang. Dalam satu minggu terdapat 6 hari kerja. Dan
dalam 1 hari kerja terdapat 8 jam kerja. Maka jumlah biaya tenaga kerja untuk
produksi cake dan cup cake per minggu sebagai berikut :
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
38
Keterangan : 84 jam untuk cake dan 64 jam untuk cup cake didapatkan dari
waktu operasi tiap unit x hasil peramalan / 60 menit
Maka biaya tenaga kerja (Cake) = Rp 20.000/jam-orang x 84 jam
= Rp 1.680.000,-/minggu
Maka biaya tenaga kerja (Cup Cake)= Rp 20.000/jam-orang x 64 jam
= Rp 1.280.000,-/minggu
3. Biaya Overhead (Asumsi : Cake dan Cup-Cake sama)
Keterangan Biaya Overhead/bulan Biaya Overhead/minggu
Penyusutan mesin 150.000 37.500
Perawatan Peralatan 100.000 25.000
Listrik 200.000 50.000
Air 100.000 25.000
Toatal 137.500,-
Maka Harga pokok produksi untuk tiap-tiap produk sebagai berikut:
A. Produk Cake
Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja + Biaya
Overhead
= Rp 1.057.920,- + Rp 1.680.000,- + Rp 137.500,-
1102
= Rp 2.700,-
B. Produk Cup-Cake
Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja + Biaya
Overhead
= Rp 1.318.275,- + Rp 1.280.000,- + Rp 137.500,-
1085
= Rp 2.600,-
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
39
5.2.3 Harga Pokok Penjualan
Untuk menentukan harga pokok penjualan yang pertama dilakukan adalah
menentukan harga jual produk per unit. Dalam menentukan harga jual ini kami
memproyeksikan laba sebesar 5 % dari biaya produksi.
A. Harga Jual potongan cake = Biaya produksi per unit + persentase mark up
= Rp 2.700,- + ( Rp 2.700 x 5%)
= Rp. 2.835,-
Jadi harga jual tiap cake dibulatkan Rp 3.000,-
B. Harga Jual per cup-cake = (Biaya produksi per unit + persentase mark up)
= Rp 2.600,- + (Rp 2.600,- x 5%)
= Rp. 2.730
Jadi harga jual tiap cup cake: Rp 3.000,-
5.2.4 Proyeksi Laba
Dalam melakukan perhitungan proyeksi laba per unit dilakukan dengan cara
mengurangkan hasil penjualana dengan harga pokok penjualan. Berikut merupakan
perhitungan proyeksi laba yang dihasilkan :
A. Produk Cake
Laba = (Harga Pokok Penjualan) - Harga Pokok Produksi
= (Rp 3.000 - Rp 2.700)
= Rp. 300,-
Jadi, dapat diketahui laba yang didapatkan dari penjualan setiap unit produk Cake
yaitu Rp 300,- sehingga laba yang didapatkan setiap minggunya Rp. 300 x 1102 =
Rp. 330.600
B. Produk Cup Cake
Laba =(Harga Pokok Penjualan) - Harga Pokok Produksi
= (Rp 3.000 - Rp 2.600,-)
= Rp 400,-
Jadi, dapat diketahui laba yang didapatkan dari penjualan setiap unit produk Cake
yaitu Rp 400,- sehingga laba yang didapatkan setiap minggunya Rp. 400 x 1085 =
Rp. 434.000
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
40
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari laporan praktikum Sispro ini kesimpulan yang dapat di ambil yaitu :
1. Dalam pembuatan OPC di dapat bahwa total waktu pembuatan produk Cake yaitu
73.07 menit dan waktu pembuatan Cup Cake 48.86 menit.
2. Dari peramalan yang dilakukan pada dua produk yaitu produk Cake dan Cup Cake
kita dapat mengetahui bahwa peramalan yang dilakukan menggunakan metode
Moving Average dan metode Single Eksponensial Smoothing
3. Produksi Tiap Item Dalam Satuan Unit
Minggu 1 2 3 4 5 6
Cake 157 157 157 157 157 157
Cup Cake 206 206 206 206 206 206
4. Dari perhitungan jumlah pesanan paling ekonomis kita dapat mengetahui total
biaya persediaan yaitu Rp. 56.569 /unit untuk kedua produk Cake dan Cup Cake
5. Dari perhitungan HPP kita dapat mengetahui jika harga jual untuk produk cake
yaitu Rp. 3.000 dan Harga Jual untuk produk Cup Cake yaitu Rp. 3.000, dengan
memperoleh laba untuk produk cake Rp. 330.600 / minggunya dan laba produk
cup cake yaitu Rp. 434.00 / minggunya.
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi
41
6.2. SARAN
Untuk pelaksanaan praktikum Sistem Produksi ini terdapat berbagai kendala
dalam pelaksanaannya dan perlu untuk diperbaiki lagi kedepannya. Untuk itu saya
memberikan saran kepada pelaksana praktikum Sistem Produksi ini untuk dijadikan
sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan praktikum berikutnya yaitu :
1. Menyediakan module yang didalamnya terdapat langkah – langkah yang jelas
dan runtun. Karena pada module saat ini terdapat langkah – langkah yang
kurang jelas pada penjelasan tiap gambar.
2. Untuk asisten lab agar lebih detail dalam menjelaskan pada saat praktikum
agar para peserta dapat lebih jelas memahami tentang materi yang
dipraktekan. Dan dapat menjelaskan secara terperinci apa yang telah
dipraktekan kepada dosen pembimbing.
3. Data – data dalam perhitungan per bab lebih di perhatikan lagi karena saat ini
data yang dipakai dari lab kurang jelas dan sangat tidak membantu praktikan.
4. Format laporannya lebih mendetail susunannya.
5. Fasilitas untuk praktikum lebih ditingkatkan lagi.

More Related Content

What's hot

Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerjaprihase
 
Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas
Mekanika rekayasa - Diagram Benda BebasMekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas
Mekanika rekayasa - Diagram Benda BebasSri Nur Haslinda
 
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...Ir. Najamudin, MT
 
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROLBAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROLKhairi Ramdhani
 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Maulitsa Putriyono
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingDwi Andriyanto
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Rezki Amaliah
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayafikar zul
 

What's hot (20)

Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
 
Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas
Mekanika rekayasa - Diagram Benda BebasMekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas
Mekanika rekayasa - Diagram Benda Bebas
 
Deformasi
DeformasiDeformasi
Deformasi
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...
KALIBRASI DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas B...
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROLBAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
BAB VI PESAWAT SEDERHANA SISTEM KATROL
 
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
Laporan praktikum rangkaian seri dan paralel
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Resume kuliah tamu
Resume kuliah tamuResume kuliah tamu
Resume kuliah tamu
 
Dislokasi slide
Dislokasi slideDislokasi slide
Dislokasi slide
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
MIKROMETER SEKRUP
MIKROMETER SEKRUP MIKROMETER SEKRUP
MIKROMETER SEKRUP
 

Similar to PRODUKSI

Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5Arismon Saputra
 
Contoh Kkp MI
Contoh Kkp MIContoh Kkp MI
Contoh Kkp MIAhmad M
 
Kkpmi 111106045901-phpapp02
Kkpmi 111106045901-phpapp02Kkpmi 111106045901-phpapp02
Kkpmi 111106045901-phpapp02Bucek MyName
 
Kkp manajemen-informatika2
Kkp manajemen-informatika2Kkp manajemen-informatika2
Kkp manajemen-informatika2wiizza
 
53 metode belajar dan pembelajaran beserta aplikasinya
53 metode belajar dan pembelajaran  beserta aplikasinya53 metode belajar dan pembelajaran  beserta aplikasinya
53 metode belajar dan pembelajaran beserta aplikasinyaSinta Rosanti
 
Metode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas
Metode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelasMetode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas
Metode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelaserwan861
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - UnandLaporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - UnandEKPD
 
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sariSMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sarisekolah maya
 
Perancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventoriPerancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventoriMeli Amelia
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranDewi Izza
 

Similar to PRODUKSI (20)

Shi mesra iepedeer
Shi mesra iepedeerShi mesra iepedeer
Shi mesra iepedeer
 
PRATIKUM METROLOGI INDUSTRI
PRATIKUM METROLOGI INDUSTRIPRATIKUM METROLOGI INDUSTRI
PRATIKUM METROLOGI INDUSTRI
 
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
 
01207061
0120706101207061
01207061
 
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
Laporan akhir pratikum metalurgi fisik kelompok 5
 
Contoh Kkp MI
Contoh Kkp MIContoh Kkp MI
Contoh Kkp MI
 
Kkpmi 111106045901-phpapp02
Kkpmi 111106045901-phpapp02Kkpmi 111106045901-phpapp02
Kkpmi 111106045901-phpapp02
 
Kkp manajemen-informatika2
Kkp manajemen-informatika2Kkp manajemen-informatika2
Kkp manajemen-informatika2
 
Algoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrogramanAlgoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrograman
 
Algoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrogramanAlgoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrograman
 
Fisika dasar
Fisika dasarFisika dasar
Fisika dasar
 
53 metode belajar dan pembelajaran beserta aplikasinya
53 metode belajar dan pembelajaran  beserta aplikasinya53 metode belajar dan pembelajaran  beserta aplikasinya
53 metode belajar dan pembelajaran beserta aplikasinya
 
Metode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas
Metode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelasMetode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas
Metode Pembelajaran untuk diterapkan di dalam kelas
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - UnandLaporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
Laporan Akhir EKPD 2010 - Sumbar - Unand
 
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sariSMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
 
Perancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventoriPerancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventori
 
Tata letak
Tata letakTata letak
Tata letak
 
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel PengukuranMakalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
Makalah Perencanaan Bengkel Pengukuran
 
MODUL.pdf
MODUL.pdfMODUL.pdf
MODUL.pdf
 

Recently uploaded

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 

Recently uploaded (10)

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 

PRODUKSI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI DISUSUN OLEH: ROHMAD PUTRA ATIM SUSILO (411306092) RISKY AJI MAULANA (411306147) HAJAR HAFID (411306067) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2016
  • 2. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi i RINGKASAN Dalam laporan ini yang dibahas adalah proses pembuatan Cake dan Cup Cake. Dengan adanya proses pembuatan Cake dan Cup Cake ini, kita dapat mencari tahu berapa harga pokok produksinya, dengan menghitung jumlah bahan baku, waktu proses produksi, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja, sampai dengan biaya overhead. Selain menghitung semua biaya produksi, kami juga melakukan peramalan dengan menggunakan metode moving average, dan Metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9). Metode moving average merupakan teknik peramalan berdasarkan rata-rata bergerak dari nilai-nilai masa lalu. Sedangkan metode single exponential smoothing merupakan teknik forecasting yang sederhana, tetapi telah menggunakan suatu penimbang dengan besaran antara 0 hingga 1. Dalam perhitungan kebutuhan tenaga kerja kita dapat mengetahui jumlah tenaga kerja dengan cara membagikan jumlah waktu yang dibutuhkan dibagi dengan data jam kerja. Setelah itu kita menghitung perencanaan produksi dengan menggunakan metode Transportasi. Dalam bab 4 kita menghitung jumlah pesanan dengan menggunakan Model EOQ, Perhitungan Waktu antar pemesanan kita menghitung dengan rumus t = Q / D dan untuk perhitungan biaya persediaan kita menggunakan model TIC. Dalam laporan ini kita juga menghitung Harga Pokok Produksi dan proyeksi laba yang diperoleh.
  • 3. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya “LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PRODUKSI”. Tanpa rida dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil laporan ini dapat dirampungkan. Disusunnya Laporan Resmi Praktikum Sistem Produksi ini adalah sebagai bukti kami telah menyelesaikan praktikum Sistem Produksi. Dimana menyelesaikan praktikum Sistem Produksi merupakan salah satu syarat menyelesaikan tahapan perkuliahan pada Jurusan Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Pada kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ir. Siti Mundari, MT selaku dosen pembimbing atas bantuannya dalam membimbing penyusunan laporan ini. Penyusun sudah berupayah semaksimal mungkin untuk dapat menyajikan laporan ini agar bisa benar-benar memadai, mudah dipahami dan dapat diterima oleh Dosen pembimbing dan para pembaca. Sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tidak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari Dosen pembimbing. Dan Saya memohon maaf jika ada kesalahan pada penulisan ataupun penafsiran dari maksud yang sebenarnya. Surabaya, 7 Desember 2016
  • 4. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL RINGKASAN ...................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii BAB I OPERATION PROCESS CHART (OPC) 1.1 Landasan Teori ................................................................................................... 1 1.1.1 Definisi OPC .............................................................................................. 1 1.1.2 Prinsip-prinsip Pentusunan OPC .............................................................. 2 1.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ..................................................................... 3 1.2.1 Produk Jadi ............................................................................................... 3 1.2.2 OPC Produk Cake ..................................................................................... 4 1.2.3 OPC Produk CupCakae ............................................................................. 5 BAB 2 PERAMALAN (FORECASTING) 2.1 Landasan Teori ................................................................................................... 6 2.1.2 Peramalan/Forcasting Sistem Output ........................................................ 6 2.1.2 Metode Kualitatif ...................................................................................... 6 2.1.3 Model Kuantitatif ....................................................................................... 7 2.1.4 Langkah-langkah Peramalan ..................................................................... 7 2.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ...................................................................... 7 2.2.1 Data Permintaan Produk ........................................................................... 8 2.2.2 Scatter Diagram Data Historis Permintaan Produk .................................... 8 2.2.3 Peramalan (forecasting) Data Historis dengan Software WinQSB .......... 9 2.2.4 Pemilihan Metode Peramalan Dari Uji Verifikasi ................................... 14 BAB 3 PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN PERENCANAAN PRODUKSI 3.1 Landasan Teori .................................................................................................. 16 3.1.1 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja...................................................... 16 3.1.2 Perencanaan Produksi................................................................................ 17 3.1.3 Jadwal Induk Produksi .............................................................................. 15
  • 5. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi iv 3.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum .................................................................... 13 3.2.1 Data yang Diketahui.................................................................................. 19 3.2.2 jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan..................................................... 20 3.2.3 Perencanaan Produksi................................................................................ 21 3.2.4 Jadwal Induk Produksi Selama 6 Minggu ................................................. 24 BAB 4 MENGHITUNG KEBUTUHAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTI 4.1 Landasan Teori ................................................................................................. 26 4.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ................................................................... 29 4.2.1 Struktur Produk ........................................................................................ 29 4.2.2 Data yang Diperoleh................................................................................. 30 4.2.3 Jadwal Induk Produksi ............................................................................. 31 4.2.4 Perhitungan Waktu Antar Pemesanan yang Optimal ............................... 31 4.2.5 Perhitungan Total Biaya Persediaan Dalam Satu Periode........................ 31 4.2.6 Perhitungan Jumlah Pesanan yang Paling Ekonomis............................... 32 BAB 5 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI 5.1 Landasan Teori ................................................................................................. 34 5.1.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi................................................ 34 5.1.2 Perhitungan Jumlah Pesanan yang Paling Ekonomis............................... 34 5.1.3 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi............................................... 36 5.2 Jawaban Tugas Setelah Praktikum ................................................................... 36 5.2.1 Data yang Diperlukan............................................................................... 36 5.2.2 Harga Pokok Penjualan ............................................................................ 38 5.2.3 Proyeksi Laba ........................................................................................... 39 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 40 6.2 Saran.................................................................................................................. 41
  • 6. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 1 BAB I OPERATING PROCESS CHART (OPC) 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1. Definisi OPC Peta proses operasi adalah peta kerja yang yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen operasi secara detail. Tahapan proses operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis. Keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal (raw material) sampai menjadi produk akhir (finished goods product), sehingga analisis perbaikan dari masing-masing operasi kerja secara individual maupun urutan-urutannya secara keseluruhan akan dapat dilakukan. Peta operasi ini umumnya digunakan untuk menganalisis operasi-operasi kerja yang memakan waktu beberapa menit per siklus kerjanya (Sritomo, 1992). Peta proses operasi memiliki beberapa kegunanaan dan informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi. Kegunaan peta proses operasi adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979): a. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya. b. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan menghitung efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan). c. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik. d. Sebagai alat untuk menentukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai. e. Sebagai alat untuk latihan kerja. Dll Peta-peta kerja yang biasa digunakan pada perusahaan dikembangkan oleh Gilberth yang dibuat untuk membuat suatu peta kerja. Adapun lambang-lambang yang umum digunakan adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 1979). OPERASI Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi. Kegiatan operasi ini juga menggambarkan kegiatan mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan.
  • 7. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 2 PEMERIKSAAN Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar. TRANSPORTASI Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja, dan perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh pekerja pada tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupakan transportasi. MENUNGGU Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja, dan perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar). Kejadian ini menunjukan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk sementara tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali. PENYIMPANAN Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan pada jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut diambil kembali, biasanya memerlukan prosedur perizinan tertentu. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan permanen. AKTIVITAS GABUNGAN Lambang yang satu ini menunjukkan sebuah aktivitas gabungan. Kegiatan yang terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan kebersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja. 1.1.3. Prinsip-prinsip Penyusunan OPC 1. Pada baris paling atas terdapat kepala peta “Oeration Process Chart”, dan identifikasi lain: nam objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta dan nomor gambar.
  • 8. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 3 2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, untuk menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses. 3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. 4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutsn operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut, atau sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksidiberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi. 5. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi: jumlah operasi, jumlah inpeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan. 1.2 JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM 1.2.1 Produk Jadi Gambar. Produk Cake Gambar. Produk Cup Cake
  • 9. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 4 1.2.2 OPC Produk Cake OPC PEMBUATAN “CAKE” O - 1 I - 1 O - 2 I - 2 O - 3 I - 3 O - 4O - 5 O - 6 I - 4 O - 7 I - 5 O - 10 O - 8 I - 6 O - 9 I - 7 O - 12 TEPUNG TERIGUSUSU BUBUKGULATELURVANILIOVALETMENTEGA O - 11 I - 8 O - 13 I - 9 O - 14 I - 10 O - 15 I - 11 O - 16 O - 17 I - 12 O - 18 S Loyang Pengukuan (Timbangan) Pengukuan (Sendok Makan) Pengukuan (Timbangan) Pengukuan (Timbangan) Mencairkan (Di Panaskan) Di Biarkan Hingga Dingin Pencampuran (Di Aduk) MenyiapkanMenyiapkan Pengukuan (Sendok Teh) Pencampuran Bahan Hingga Berwarna Putih (Di Mixer) Pencampuran (Di Aduk) Pencampuran (Di Aduk) Tuangkan adonan ke Loyang yang sudah di olesi Mentega dan Tepung Terigu Masukan adonan dan oven pada suhu tertentu (Microwave / Oven) Di Biarkan Hingga Dingin Proses Pemotongan (Pisau) Membungkus Semua kue hasil pemotongan (Bungkus Plastik) Bungkus Plastik 0,51"0,49" 0,5"0,12"0,10"0,4"0,46" 0,22"2,07" 13,37" 1,55" 3,23" 1,32" 1,30" 35" 5,27" 5,15" 2,01" RINGKASAN NO LAMBANG KEGIATAN JUMLAH WAKTU 1 Operasi 6 11,12 2 Pemeriksaan 0 0 3 Operasi & Inspeksi 12 61,95 4 Penyimpanan 1 Jumlah 19 73,07
  • 10. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 5 O - 1 I - 1 O - 2 I - 2 O - 4 I - 4 O - 5O - 6 O - 7 I - 5 O - 8 I - 6 O - 11 O - 9 I - 7 O - 10 I - 8 O - 13 TEPUNG TERIGUSUSU BUBUKGULATELURVANILIOVALETMENTEGA O - 12 I - 9 O - 14 I - 10 O - 17 I - 13 S Cup Kertas Pengukuan (Timbangan) Pengukuan (Sendok Makan) Pengukuan (Timbangan) Pengukuan (Timbangan) Mencairkan (Di Panaskan) Di Biarkan Hingga Dingin Pencampuran (Di Aduk) MenyiapkanMenyiapkan Pengukuan (Sendok Teh) Pencampuran Bahan Hingga Berwarna Putih (Di Mixer) Pencampuran (Di Aduk) Pencampuran (Di Aduk) Tuangkan adonan ke Cup Kertas satu per satu sesuai takaran dan tata pada loyang Masukan adonan ke oven pada suhu tertentu (Microwave / Oven) 0,25"0,30" 0,5"0,37"0,10"0,11"0,45" 0,28"2,12" 12" 1,55" 2,21" 1,11" 25" O - 3 I - 3 COKLAT BUBUK Pengukuan (Sendok Makan) Loyang O – I - 12 Beri chocochip per cup O – I - 11 0,23" Chocochip 3,09" 0,45" 1.2.3 OPC Produk Cup Cake OPC PEMBUATAN “CUP CAKE” RINGKASAN NO LAMBANG KEGIATAN JUMLAH WAKTU 1 Operasi 4 4,14 2 Pemeriksaan 0 0 3 Operasi & Inspeksi 13 44,72 4 Penyimpanan 1 Jumlah 19 48,86
  • 11. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 6 BAB II PERAMALAN (FORECASTING) 2.1. LANDASAN TEORI Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu. Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan(guess), tetapi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, maka peramalan menjadi lebih sekedar perkiraan. Peramalan dapat dikatakan perkiraan yang ilmiah (educated guess). Sebagai suatu aktivitas dalam suatu organisasi, peramalan diharapkan dapat memberikan informasi yang sesuai dengan pemasaran, finance, produksi, dimassa mendatang dan hal – hal lain yang memerlukannya untuk tujuan – tujuan lainnya. 1.1 Peramalan/Forecasting Sistem Output Dari sudut pandang manajer produksi apa yang diproduksi apa yang diperlukan untuk perencanaan dimasa datang adalah forecast demand ( Peramalan Permintaan), bukannya penjualan dimasa datang. Demand berkaitan dengan persamaan yang diterima dari konsumen, sedangkan penjualan menyatakan pengiriman yang dilakukan. Demand kadang – kadang dapat berbeda dengan jumlah dengan penjualan akibat keterbatasan kapasitas atau ketidaktetapan pengiriman akibat keterlibatan produk. Secara umum metode-metode (model) peramalan dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok utama yaitu :  Metode Kualitatif  Metode Kuantitatif 1.1.1 Metode Kualitatif Beberapa model peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah A. Dugaan Manajemen (Manajemen Estimate) Dimana peramalan semata mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Teknik ini akan
  • 12. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 7 digunakan dalam situasi diman atidak ada alternatif lain dari model peramalan yang dapat diterapkan. B. Riset Pasar Merupakan peramalan berdasarkan hasil-hasil dan survei pasar yang dilakukan oleh tenaga-tenag pemasaran. C. Metode kelompok Terstruktur Misal : Metode Delphi, dll. Metode Delphi merupakan teknik peramalan berdasaarkan proses konvergensi dari opini beberapa orang atau ahli secara interaktif tanpa menyebutkan identitas. 1.1.2 Model Kuantitatif Model kuantitatif dapat digolongkan menjadi : A. Model kuantitatif intrinsik, sering disebut sebagai model-model deret waktu (time serie model ). Contoh :  Rata-rata bergerak (Moving average)  Exponential Smoothing  Proyeksi Kecenderungan B. Model Kuantitayif ekstrinsik, sering disebut sebagai model kausal, dan yang lebih populer adalah model-model regresi. 1.2 Langkah-langkah peramalan Pada dasarnya terdapat sembilan langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dari sistem peramalan dalam manajemen permintaan, yaitu: 1. Menentukan tujuan dari peramalan 2. Memilih item independent demand yang akan diramalkan. 3. Menentukn horizon waktu dari peramalan ( jangka pendek, menengah, atau panjang) 4. Memilih model-model peramalan 5. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan 6. Validasi model peramalan 7. Membuat peramalan
  • 13. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 8 8. Implementasi hasil – hasil peramalan 9. Memantau keandalan hasil peramalan 2.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM 2.2.1 2.2.1 Data Permintaan Produk Data Permintaan Produk (Satuan Unit) Selama 12 minggu terakhir adalah sebagai berikut : A. Data permintaan produk : CAKE Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Demand 1060 1100 1180 1050 1150 1000 1120 1060 1180 1020 1120 1100 B. Data permintaan produk : CUPCAKE Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Demand 1070 1120 1050 1090 1050 1150 1080 1110 1070 1110 1130 1080 2.2.2 Scatter diagram data historis permintaan produk A. Produk CAKE 980 1000 1020 1040 1060 1080 1100 1120 1140 1160 1180 1200 0 2 4 6 8 10 12 14 Scatter Diagram Data Historis Permintaan Produk " CAKE" Data Permintaan
  • 14. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 9 1040 1060 1080 1100 1120 1140 1160 0 2 4 6 8 10 12 14 Scatter Diagram Data Historis Permintaan Produk Data Permintaan B. Produk CUPCAKE 2.2.3 Peramalan (Forecasting) data historis menggunakan software Win QSB A. Produk CAKE 1. Peramalan dengan Metode Moving Average 3 mingguan
  • 15. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 10 Verifikasi hasil peramalan metode Moving Average 3 mingguan dengan Tracking Signal. 2. Peramalan dengan Metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) pada produk CAKE Dalam Metode Single Exponential Smoothing digunakan nilai α = 0,9. Pemilihan nilai α = 0,9 ini karena dari diagram Scatter diketahui bahwa pola historis dari data aktual permintaan produk CAKE sangat bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu sehingga dipilihlah nilai α yang mendekati satu yaitu 0,9. Berikut merupakan hasil forecasting menggunakan Win QSB -1,00 -0,45 -1,96 -1,36 -2,02 -0,09 -1,40 -1,04 -1,26 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tracking Signal dari Metode Peramalan MA(3) UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
  • 16. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 11 Verifikasi hasil peramalan metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) dengan Tracking Signal. 1,00 2,00 -0,02 1,05 -0,58 0,53 0,02 1,26 -0,32 0,55 0,47 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tracking Signal dari Metode Peramalan Single Exponential Smoothing (α=0,9) UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
  • 17. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 12 1,00 -1,14 1,35 1,16 1,80 0,48 1,20 2,20 1,55 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tracking Signal dari Metode Peramalan MA(3) UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4 B. Produk CUPCAKE 1. Peramalan dengan Metode Moving Average 3 mingguan Verifikasi hasil peramalan metode Moving Average 3 mingguan dengan Tracking Signal.
  • 18. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 13 2. Peramalan dengan Metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) pada produk CUPCAKE Dalam Metode Single Exponential Smoothing digunakan nilai α = 0,9. Pemilihan nilai α = 0,9 ini karena dari diagram Scatter diketahui bahwa pola historis dari data aktual permintaan pada produk CUPCAKE sangat bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu sehingga dipilihlah nilai α yang mendekati satu yaitu 0,9. Berikut merupakan hasil forecasting menggunakan Win QSB Verifikasi hasil peramalan metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) dengan Tracking Signal.
  • 19. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 14 2.2.4 Pemilihan metode peramalan dari uji verifikasi 1. Produk Cake Dari uji Verifikasi hasil peramalan dari 2 metode yaitu metode Moving Average 3 mingguan dan metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) denggan Tracking Signal, dapat disimpulakan bahwa metode yang dipilih untuk melakukan peramalan yaitu metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9), karena penyebaran tracking signal dari metode ini lebih merata serta tidak melewati batas control atas (UCL = +4) dan batas control bahwa (LCL = -4). Berdasarkan uji verifikasi yang telah dilakukan maka peramalan untuk 6 minggu mendatang yaitu : Minggu 1 2 3 4 5 6 Demand 1102 1102 1102 1102 1102 1102 1,00 -0,31 0,33 -0,45 1,35 0,27 0,75 0,03 0,78 1,33 0,30 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tracking Signal dari Metode Peramalan Single Exponential Smoothing (α=0,9) UCL = +4 Tracking Signal LCL = -4
  • 20. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 15 2. Produk Cup Cake Dari uji Verifikasi hasil peramalan dari 2 metode yaitu metode Moving Average 3 mingguan dan metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9) denggan Tracking Signal, dapat disimpulakan bahwa metode yang dipilih untuk melakukan peramalan yaitu metode Single Exponential Smoothing (α = 0,9), karena penyebaran tracking signal dari metode ini lebih merata serta tidak melewati batas control atas (UCL = +4) dan batas control bahwa (LCL = -4). Berdasarkan uji verifikasi yang telah dilakukan maka peramalan untuk 6 minggu mendatang yaitu : Minggu 1 2 3 4 5 6 Demand 1085 1085 1085 1085 1085 1085
  • 21. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 16 BAB 3 PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN PERENCANAAN PRODUKSI 3.1. LANDASAN TEORI 3.1.1 Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja Pengaturan kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu perencanaan jangka menengah yang menjadi bagian dari perencanaan produksi agregat atau aggregate planning. Jumlah tenaga kerja ditentukan (varying workforce size) sesuai dengan kebutuhan produksi dalam memenuhi permintaan yang berubah dalam menerapkan chase demand strategy. Sistem produksi dengan kapasitas produksi yang tergantung pada manusia sebagai penggerak utamanya memerlukan perencanaan yang tepat pada pengaturan jumlah tenaga kerja. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja fleksibel disesuaikan kebutuhan produksi berdasarkan peramalan permintaan yang akan dilayani. Prinsip chase demand strategy menambahkan jumlah tenaga kerja (manpower hire) saat kebutuhan produksi tinggi dan mengurangi jumlah tenaga kerja (manpower layoff) saat kebutuhan produksi rendah. Perencanaan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada perencanaan produksi agregat umumnya dihitung berdasarkan total waktu kebutuhan produksi yang mengkonversikan peramalan permintaan produk dalam satuan “jam-orang” (manhour) yang kemudian dibagi dengan kapasitas waktu kerja perorang yang tersedia dalam satuan “jam”. Perhitungan tersebut dipergunakan apabila pada lantai produksi tidak terdapat penugasan atau pembagian kerja dan diasumsikan setiap tenaga kerja tidak mempunyai kemampuan khusus yang berbeda dan dapat melakukan pekerjaan mulai operasi pertama hingga terakhir. Pada lantai produksi yang mempergunakan pembagian kerja, maka seringkali penghitungan jumlah tenaga kerja tersebut ternyata masih belum mencukupi terutama di operasi bottleneck. Penerapan teknik shojinka dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja diharapkan dapat melakukan efisiensi pemberdayaan tenaga kerja namun tetap mempertimbangkan penugasan atau pembagian kerja. Pada sistem produksi flow shop di mana aliran material hanya satu macam, maka perencanaan kebutuhan tenaga kerja mempergunakan teknik shojinka diawali dengan melakukan pembagian kerja atau penugasan mempergunakan analisa keseimbangan lini/lintasan produksi terlebih
  • 22. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 17 dahulu (Rahman, 2011). Pada sistem produksi job shop di mana aliran material lebih dari satu macam, perencanaan kebutuhan tenaga kerja mempergunakan teknik shojinka perlu mempertimbangkan pembagian kerja dengan cara yang berbeda. 3.1.2 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi agregat memberikan ketentuan kapasitas dan persediaan yang diperhatikan dalam perencanaan jangka menengah dan jangka panjang yang dapat menjadi masukan dalam perencanaan finansial, perencanaan pemasaran dan perencanaan produksi yang lebih rinci (Narasimhan, 1995). Perencanaan produksi agregat membantu pengendalian produksi untuk menjadi dasar penjadwalan induk produksi. Tujuan dari perencanaan produksi agregat adalah utilisasi sumber daya manusia dan peralatan dengan lebih produktif. Perencanaan agregat merupakan perencanaan yang mengatur sumber daya secara bruto untuk memenuhi total permintaan dari semua item produk yang mempergunakan sumber daya atau fasilitas secara bersama (Bedworth, 1987). Terdapat dua strategi murni utama dalam perencanaan produksi agregat, yaitu strategi mengikuti permintaan (chase demand strategy) dan strategi produksi konstan (level production strategy). Dari masing – masing strategi terdapat beberapa teknik perencanaan. Perencanaan produksi agregat dapat disusun dengan memadukan beberapa teknik perencanaan dari salah satu strategi murni atau keduanya. Strategi yang memadukan kedua strategi murni biasa disebut dengan hybrid strategy. Pada strategi produksi konstan terdapat beberapa teknik perencanaan. Teknik perencanaan pertama dengan mengendalikan persediaan, di mana produksi akan menambah tingkat persediaan pada saat permintaan rendah, dan persediaan akan dipergunakan pada saat permintaan tinggi. Teknik yang kedua dengan mempergunakan subkontrak, di mana produksi tetap konstan sesuai permintaan rata- rata, namun apabila terjadi kekurangan maka dipenuhi dengan melakukan subkontrak kepada mitra outsourcing. Teknik yang ketiga dengan mempengaruhi pasar (influencing demand), di mana melakukan negosiasi untuk menunda pengiriman (backorder) saat permintaan tinggi, dan memberikan penawaran menarik saat permintaan rendah. Pada strategi mengikuti permintaan juga terdapat beberapa teknik perencanaan. Teknik perencanaan pertama dengan mengatur jam kerja, di mana diperbolehkan bekerja tidak penuh waktu (undertime) pada saat permintaan rendah dan akan memberlakukan bekerja lembur (overtime) pada saat permintaan tinggi. Teknik yang
  • 23. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 18 kedua dengan mengatur sumber daya atau tenaga kerja, di mana akan menambah tenaga kerja saat permintaan tinggi, namun akan mengurangi tenaga kerja saat permintaan rendah. Terdapat beberapa metode untuk menyusun perencanaan produksi agregat, yaitu dengan mempergunakan metode heuristik transportasi atau tabel, dengan mempergunakan metode optimasi programa linier atau programa dinamis. Data yang diperlukan untuk membuat perencanaan Agregat : a. Data peramalan permintaan b. Waktu standart dari unit produk c. Kapasitas maksimal untuk reguler dan over time d. Biaya reguler, biaya over time, biaya simpan. 3.1.3 Jadwal Induk Produksi Jadwal produksi induk atau dalam bahasa asing disebut juga dengan master production schedule (MPS) merupakan suatu set pernyataan tentang produk akhir dimana termasuk parts pengganti dan suku cadang dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu tertentu] . Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan gambaran dari periode-periode perencanaan dimana suatu permintaan termasuk peramalan, rencana peramalan, persediaan akhir serta kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise). Jadwal induk produksi disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian produksi. Jadwal Induk Produksi (JIP) ini berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas jadwal induk produksi ini merupakan rencana induk atau master dimana akan dijadikan suatu pedoman utama dalam pengerjaan, kebijakan persediaan, kebijakan finansial, pembebanan tenaga kerja, penjadwalan mesin, kebijakan alternative, subkontrak dan lain-lain. Pembuatan dari Jadwal induk produksi ini sendiri relative sulit , karena pemesanan bersifat tidak pasti . Jadwal induk produksi merupakan suatu rencana yang tertulis yang menunjukkan apa dan berapa banyak setiap produk atau barang yang jadi yang akan dibuat dalam setiap periodenya untuk beberapa periode yang akan datang . Aktivitas-aktivitas pada penjadwalan induk produksi (master production schedulling, MPS) pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi induk (master production schedule = MPS), memproses transaksi dari MPS, memelihara
  • 24. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 19 catatan MPS, mengevaluasi efektifitas dari MPS dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan umpan-balik dan tinjauan ulang. Tugas dan tanggung jawab profesional dari penyusunan jadwal produksi induk (JIP) adalah membuat perubahan-perubahan pada catatan jadwal induk produksi, mendisagregasikan suatu rencana produksi untuk menciptakan jadwal induk produksi, menjamin bahwa keputusan-keputusan produksi yang ada dalam JIP itu telah sesuai dengan rencana produksi, dan yang terpenting adalah mengkomunikasikan hal-hal utama dalam JIP itu kepada bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan. 3.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM 3.2.1 Data Yang Diketahui 1.Data Peramalan o Produk Cake o Produk Cup Cake 2. Satu Minggu = 6 Hari Kerja 3. Satu Hari = 8 Jam 4. Data Biaya Produksi = 1. Biaya Produksi Reguler = Rp. 20.000,-/ jam-orang 2. Biaya Produksi Lembur = Rp. 30.000,-/ jam-orang 5. Tabel Waktu Operasi Setiap Produk Minggu 1 2 3 4 5 6 Demand 1102 1102 1102 1102 1102 1102 Minggu 1 2 3 4 5 6 Demand 1085 1085 1085 1085 1085 1085 Operasi Produk Cake Produk Cup Cake 1 2,58 1.01 2 3,62 2.12 3 13.37 12.59 4 0.22 1.28 5 3.23 2.21 6 1.32 1.11 7 1.30 3.09 8 35.00 0.45 9 12.43 25.00 Total 73.07 48.86
  • 25. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 20 3.2.2 Jumlah Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan Dari 9 operasi untuk dapat memproduksi 1 unit produk Cake membutuhkan waktu 73.07 menit, dan untuk memproduksi 1 unit produk Cup Cake membutuhkan waktu 48.86 menit. Perhitungan kebutuhan waktu proses adalah sebagai berikut : 1. Waktu Proses 1 unit Produk Cake (produk yang diproduksi 16 unit) 𝑇𝐶𝑎𝑘𝑒 = ∑ 𝑃𝑖.𝑗 𝐽 𝐽=1 . 𝑡𝑖.𝑗 = 73.07 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 / 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 73.07 16 = 4,57 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 / 𝑢𝑛𝑖𝑡 2. Waktu Proses 1 unit Produk Cup Cake (produk yang diproduksi 14 unit) 𝑇𝐶𝑢𝑝 𝐶𝑎𝑘𝑒 = ∑ 𝑃𝑖.𝑗 𝐽 𝐽=1 . 𝑡𝑖.𝑗 = 48.86 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 / 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 48,86 14 = 3,49 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 / 𝑢𝑛𝑖𝑡 A. Total kebutuhan waktu proses untuk semua produk dengan memperhatikan permintaan adalah sebagai berikut : Rumus yang digunakan 𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ∑ 𝐷𝑖 𝐽 𝐽=1 . 𝑇𝑖 Minggu Produk Cake Produk Cup Cake Waktu operasi x peramalan permintaan (menit) Waktu yang dibutuhk an (menit) Waktu yang dibutuhk an (jam) Peramalan Permintaa n Waktu operasi / unit (menit) Peramalan Permintaa n Waktu operasi / unit (menit) Cake Cup Cake 1 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148 2 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148 3 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148 4 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148 5 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148 6 1102 4,57 1085 3,49 5.037 3.787 8.824 148 Total waktu (menit) 52.944 888
  • 26. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 21 B. Adapun data-data jam kerja reguler yang tersedia adalah : 1 hari= 8 jam kerja , 1 jam = 60 menit Minggu Jumlah Hari Waktu yang tersedia (menit) 1 6 6 x 8 x 60 = 2880 2 6 6 x 8 x 60 = 2880 3 6 6 x 8 x 60 = 2880 4 6 6 x 8 x 60 = 2880 5 6 6 x 8 x 60 = 2880 6 6 6 x 8 x 60 = 2880 Total Waktu (menit) 17280 C. Penentuan kebutuhan tenaga kerja dengan 6 hari kerja per minggu, 8 jam per hari diperoleh berdasarkan perhitungan sebagai berikut : 𝑁 = 𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑦𝑠 𝑥 ℎ𝑜𝑢𝑟𝑠 𝑥 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑡𝑒𝑠 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙) = 52.944 17.280 = 3,06 3.2.3 Perencanaan Produksi - Menghitung Kapasitas Produksi Kapasitas 4 orang (RT) Periode Total permintaan Kapasitas RT 1 2187 4 x 8 x 6 = 192 2 2187 4 x 8 x 6 = 192 3 2187 4 x 8 x 6 = 192 4 2187 4 x 8 x 6 = 192 5 2187 4 x 8 x 6 = 192 6 2187 4 x 8 x 6 = 192 3 RT + 1 OT 4 RT
  • 27. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 22 - Menghitung kapasitas 3 orang (RT + OT) Periode Total permintaan Kapasitas RT Kapasitas OT 1 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72 2 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72 3 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72 4 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72 5 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72 6 2187 3 x 8 x 6 = 144 1/2 x RT = 72 - Data Alternatif Produksi : Alternatif Produksi Biaya Reguler Rp. 20.000 Lembur Rp. 30.000 Inventory Rp. 1.000/unit/periode
  • 28. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 23 144 TUJUAN SUMBER RT = 144 OT = 72 RT = 144 OT = 72 RT = 144 OT = 72 RT = 144 OT = 72 RT = 144 OT = 72 RT = 144 OT = 72 2 2 144 2 144 2 144 2 144 2 144 - Perencanaan Produksi Tanpa Backorder dan subkontrak dengan 3 orang (RT + OT) Minggu Kapasitas Tidak Terpakai Kapasitas Tersedia 1 2 3 4 5 6 Minggu Persediaan 0 1000 2000 3000 4000 5000 1 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 25.000 - 216 OT 30.000 31.000 32.000 33.000 34.000 35.000 70 2 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 - 216 OT 30.000 31.000 32.000 33.000 34.000 70 3 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 - 216 OT 30.000 31.000 32.000 33.000 70 4 RT 20.000 21.000 22.000 - 216 OT 30.000 31.000 32.000 70 5 RT 20.000 21.000 - 216 OT 30.000 31.000 70 6 RT 20.000 - 216 OT 30.000 70 Permintaan 148 148 148 148 148 148 420 1.296 Total Cost : {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} + {(144 x 20.000) + (2 x 30.000)} = Rp. 17.640.000,-
  • 29. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 24 148 TUJUAN SUMBER RT = 192 RT = 192 RT = 192 RT = 192 RT = 192 RT = 192 148 148 148 148 148 - Perencanaan Produksi Tanpa Backorder dan subkontrak dengan 4 orang (RT) Minggu Kapasitas Tidak Terpakai Kapasitas Tersedia 1 2 3 4 5 6 Minggu Persediaan 0 1000 2000 3000 4000 5000 1 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 25.000 44 192 2 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 24.000 44 192 3 RT 20.000 21.000 22.000 23.000 44 192 4 RT 20.000 21.000 22.000 44 192 5 RT 20.000 21.000 44 192 6 RT 20.000 44 192 Permintaan 148 148 148 148 148 148 264 1152 Total Cost : (148 x 20.000) + (148 x 20.000) + (148 x 20.000) + (148 x 20.000) + (148 x 20.000) + (148 x 20.000) = Rp. 17.760.000,- Sehingga, dari perhitungan biaya produksi menggunakan 3 orang tenaga kerja dengan 1 Overtime diketahui Rp. 17.640.000,-dan Total Biaya dengan menggunakan 4 Tenaga kerja tanpa overtime didapatkan Rp. 17.760.000,-, karena total biaya menggunakan tenaga kerja 4 orang lebih kecil sehingga tenaga kerja yang digunakan yaitu 4 orang.  Rencana Produksi Agregat Hasil Transportasi Land Minggu 1 2 3 4 5 6 Rencana Produksi 148 148 148 148 148 148
  • 30. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 25 3.2.4 Jadwal Induk Produksi selama 6 minggu Teknik disagregasi yang digunakan adalah metode Cut & Fit. Berikut ini akan diperlihatkan tahapan disagregasi dari rencana produksi agregat : Data waktu proses produk cake dan cup cake selama seminggu / jam No Cake Cup Cake 1 4,57 3,49 2 4,57 3,49 3 4,57 3,49 4 4,57 3,49 5 4,57 3,49 6 4,57 3,49 Total 27,42 20,94 Total 48,36 Berdasarkan data peramalan maka persentase tiap tipe adalah sebagai berikut : % Produk Cake = ∑ 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 ∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑐𝑎𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑢𝑝 𝑐𝑎𝑘𝑒 ×𝟏𝟎𝟎% = 27,45 48,36 ×𝟏𝟎𝟎% = 𝟓𝟔, 𝟕𝟕% % Produk Cup Cake = ∑ 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔 ∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑐𝑎𝑘𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑢𝑝 𝑐𝑎𝑘𝑒 ×𝟏𝟎𝟎% = 20,94 𝟒𝟖,𝟑𝟔 ×𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟑, 𝟑𝟎% Produksi untuk tiap satuan agregrat Hasil Agregat Minggu 1 2 3 4 5 6 Rencana Produksi 148 148 148 148 148 148
  • 31. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 26 Rumus : Item = Hasil Agregat x % waktu proses Perhitungan pada periode 1: Produk Cake = 148 x 0,5677 x 60 / 4,57 = 1103,10  1104 Produk Cup Cake = 148 x 0,4330 x 60 / 3,49 = 1102,73 1102 Sehingga kita bisa mengetahui JIP dari hasil Disagregasi untuk permintaan produk Cake dan Cup Cake per minggu adalah sebagai berikut : Minggu 1 2 3 4 5 6 Cake 1104 1104 1104 1104 1104 1104 Cup Cake 1102 1102 1102 1102 1102 1102 Produksi Tiap Item Dalam Satuan Unit Minggu 1 2 3 4 5 6 Cake 1104 1104 1104 1104 1104 1104 Cup Cake 1102 1102 1102 1102 1102 1102
  • 32. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 27 BAB 4 MENGHITUNG KEBUTUHAN DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTI 4.1. LANDASAN TEORI Setiap perusahaan apakah itu perusahaan perdagangan atau pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting, tanpa adanya persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahaan – perusahaan tersebut akan dihadapkan pada resiko – resiko yang dihadapi, misalnya; pada sewaktu-waktu perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi karena disetiap perusahaan tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia setiap saat, yang berarti pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya di dapatkan. Biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan Biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan menurut Assauri, Sofjan (1999: 72) dalam buku ”Manajemen Produksi” adalah: 1. Biaya pemesanan (Ordering Cost) Biaya pemesanan ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari penjual, sejak dari pesanan (order) dibuat dan dikirim ke penjual, sampai barang-barang atau bahanbahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi digudang. Yang termasuk dalam biaya ini adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan bahan tersebut. 2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost) Biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah persediaan. Yang termasuk dalam biaya ini adalah semua biaya yang timbul karena barang disimpan yaitu biaya pergudangan. 3. Biaya kekurangan persediaan (Out of Stock Cost) Biaya ini meliputi biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan seperti kerugiaan/biayabiaya tambahan yang diperlukan karena pelanggan memesan suatu barang sedangkan bahan yang dibutuhkan tidak tersedia.
  • 33. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 28 4. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity Associated Costs) Biaya- biaya tersebut terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, dan biaya pemberhentiaan kerja. Biaya ini terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan kapasitas, atau bila terlalu banyak atau sedikit kapasitas yang digunakan pada suatu waktu tertentu. Biaya sistem persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya sistem persediaan : 1. Biaya pembelian ( Purchasing cost ) Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. 2. Biaya pengadaan ( Procurement cost ) Biaya pengadaan dibedakan menjadi 2 : a. Biaya pemesanan ( Ordering cost ), bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar(supplier). yaitu semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar, yang meliputi: biaya untuk menentukan pemasok, pengetikan pesanan , pengiriman, angkutan, penerimaan dll b. Biaya pembuatan ( set up cost ) yaitu semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang, yang meliputi : biaya penyusunan peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapakan gambar kerja dll 3. Biaya penyimpanan (Holding cost/Carring cost ) Semua biaya atau pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya penyimpanan terdiri dari : a. Biaya memiliki persediaan (biaya modal) b. Biaya gudang c. Biaya kerusakan / Penyusutan d. Biaya kadaluarsa e. Biaya asuransi f. Biaya administrasi dan pemindahan 4. Biaya kekurangan Persediaan ( Shortage cost ) Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan. Keadaan ini akan menimbulkan suatu kerugian.
  • 34. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 29 Metode pengendalian persediaan 1. Metode pengendalian tradisionil 2. Metode perencanaan kebutuhan material (MRP) 3. Metode Kanban Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa karakteristik antara lain : a. Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan. b. Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan bersifat konstan. c. Harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang. d. Pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang. e. Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya kualitas barang. f. biaya penyimpanan per unit pertahun konstan. Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen (2005:472) Economic Order Quantityakan menentukan jumlah pesanan persediaan yang meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Rumus EOQ : 𝐸𝑂𝑄 = √ 2. 𝑘. 𝐷 ℎ
  • 35. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 30 TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan D = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu periode tertentu, misalnya satu tahun. S = Biaya pesanan setiap kali pesan. C = Harga pembelian per unit yang dibayar. I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan. H = Biaya Penyimpanan per unit barang per tahun (Rp/unit/tahun) Dengan adanya hal diatas, maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana pencegah terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal adalah jumlah yang menghasilkan biaya paling rendah dalam suatu periode. 4.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM 4.2.1 Struktur Produk 1. Produk Cake 2. Produk Cup Cake Cup Cake (1) Ovalet (1sdt) Susu Bubuk (1sdm) Coklat Bubuk (1sdm) Chocochips (3biji)Vanilli (2pcs) Level 0 Level 1Gula Pasir (150gr) Mentega (100gr) Telur (4btr) Tepung Terigu (150gr) Cake (1) Ovalet (1sdt) Susu Bubuk (1sdm) Vanilli (2pcs) Level 0 Level 1Gula Pasir (150gr) Mentega (100gr) Telur (4btr) Tepung Terigu (150gr)
  • 36. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 31 4.2.2 Data Yang Diperlukan Data yang digunakan dalam penentuan kebutuhan dan persediaan bahan baku yaitu antara lain : 1. Kebutuhan Biaya Bahan Baku selama satu minggu yaitu A.Berikut rincian biaya bahan baku per 16 produk cake. Bahan baku Kebutuhan per produk Harga per satuan (Rp) Harga per kebutuhan (Rp) Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500 Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400 Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000 Telur 4 butir 1.350/butir 5.400 Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000 Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630 Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080 Plastic 12 pcs 100 1200 Total biaya bahan baku 1 produk cake 15.210 Total biaya bahan baku per-potong (16 potong/cake) 950,625 B.Berikut rincian biaya bahan baku per 14 produk cup cake. Bahan baku Kebutuhan per produk Harga per satuan (Rp) Harga per kebutuhan (Rp) Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500 Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400 Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000 Telur 4 butir 1.350/butir 5.400 Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000 Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630 Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080 Chocohips 5 butir (10 gram) 14.500/250gr 580 Cup 12 buah 100 1200 Coklat Bubuk 1sdm(15cc/15ml) 45.000/500gr 1.215 Total biaya bahan baku 14 cup-cake 17.005
  • 37. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 32 4.2.2 Perhitungan jumlah pesanan yang paling ekonomis Dalam melakukan perhitungan jumlah pesanan dilakukan menggunakan Model EOQ. Berikut merupakan perhitungan dengan Model EOQ : 1. Produk Cake a. Mengghitung Holding Cost persediaan produk yaitu dengan cara : h = Biaya Penyimpanan (f) x Harga per unit (b) Menghitung EOQ dengan rumus : 𝐸𝑂𝑄 = √ 2. 𝑘. 𝐷 ℎ 2. Produk Cup Cake a. Mengghitung Holding Cost persediaan produk yaitu dengan cara : h = Biaya Penyimpanan (f) x Harga per unit (b) Menghitung EOQ dengan rumus : 𝐸𝑂𝑄 = √ 2. 𝑘. 𝐷 ℎ 4.2.3 Perhitungan waktu antar pemesanan yang optimal 1. Produk Cake - 𝑡 = 𝑄 𝐷 x 6 hari 2. Produk Cup Cake - 𝑡 = 𝑄 𝐷 x 6 hari 4.2.4 Perhitungan total biaya persediaan dalam satu periode Perhitungan Total biaya persediaan digunakan model yaitu TIC : 1. Produk Cake TIC = √2. 𝐷. 𝑘. ℎ 2. Produk Cup Cake TIC = √2. 𝐷. 𝑘. ℎ
  • 38. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 33 4.2.2 Perhitungan jumlah pesanan yang paling ekonomis Bahan baku Kebutuhan per 1 kali proses Kebutuhan per 1 kali proses = 14 unit Produk Cup Cake Kebutuhan per 1 kali proses = 16 potong cake Harga per satuan (Rp) Kebutuhan BB (Cake 1102 unit dan Cup Cake 1085 unit) Biaya sekali pesan (Rp) Holding Cost (Rp) EOQ (unit) Lead Time (day) TIC (Rp) Tepung 150 gram 10,71 9,37 10000 23,22 1000 2000 4,82 1,00 9636,99 Gula pasir 150 gram 10,71 9,37 16000 23,22 1000 3200 3,81 1,00 12189,93 Mentega 100 gram 7,14 6,25 8000 15,84 1000 1600 4,45 1,00 7120,43 Telur 4 butir (250gram) 17,86 15,625 1350 37,98 1000 270 16,77 1,00 4528,85 Vanilli 2pcs (5 gram) 0,36 0,31 3000 1,82 1000 600 2,46 1,00 1477,91 Ovalet 1sdt( 5gram) 0,36 0,31 10500 1,82 1000 2100 1,32 1,00 2764,92 Susu Bubuk 1sdm(15gram ) 1,07 0,93 40000 3,29 1000 8000 0,91 1,00 7255,98 Chocohips 5 butir (10 gram) 0,71 0,25 14500 2,15 1000 2900 1,22 1,00 3529,35 Plastik 1 pcs 0,00 16 100 18,72 1000 20 865,26 Cup 14 buah 14,00 0 100 16,51 1000 20 40,64 1,00 812,72 Coklat Bubuk 1sdm(15gram) 1,07 0 45000 2,27 1000 9000 0,71 1,00 6386,15 Total 56568,50
  • 39. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 34 BAB 5 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI 5.1. LANDASAN TEORI Harga pokok produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk selesai yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pengertian harga pokok produk menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah: Harga pokok barang yang diproduksi meliputi semua biaya bahan langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya produksi tidak langsung, dengan perhitungan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan. Dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi atau kegiatan mengubah bahan menjadi produk jadi yang meliputi baiya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya- biaya yang tidak berhubungan dengan unit yang masuk dalam penentuan harga pokok produksi merupakan biaya non produksi. 5.1.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi Tujuan penentuan harga pokok produksi menurut Mulyadi adalah untuk: 1. Menentukan harga jual produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba rugi periodik 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. 5.1.3 Elemen Biaya dalam perhitungan HPP 1. Biaya Bahan Bahan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan barang- barang yang diolah dalam proses produksi menjadi produk selesai. Bahan yang diolah dibedakan menjadi bahan baku dan bahan pembantu atau bahan penolong. Bahan baku adalah bahan yang dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk yang dihasilkannya, nilainya relatif besar dan umumnya sifat bahan baku masih melekat pada produk yang dihasilkan. Bahan pembantu atau bahan penolong yaitu bahan yang berfungsi sebagai pembantu atau pelengkap dalam pengolahan bahan baku menjadi produk
  • 40. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 35 selesai dan nilainya relative kecil. Nilai bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dinamakan dengan biaya bahan baku, sedangkan nilai bahan pembantu atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi disebut dengan biaya bahan pembantu atau biaya bahan penolong. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja perusahaan pada dasarnya dikelompokan dalam pengeluaran gaji dan upah. Gaji digunakan untuk menyebutkan kopensasi yang dibayarkan secara regular dalam jumlah relatif tetap dan biasanya dibayar kepada tenaga yang memberi jasa manajerial dan klerikal kepada perusahaan. Upah digunakan untuk menyebut kompensasi yang dibayar berdasakan jam kerja, hari kerja, atau berdasarkan unit produksi atau jasa tertentu. Biaya tenaga kerja pada fungsi produksi lebih lanjut diklasifikasikan kedalam biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan tenaga kerja yang secara langsung menangani proses pengolahan bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh upah tukang potong dan serut kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit, border, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, tukang linting rokok dalam pabrik rokok, dan operator mesin jika menggunakan mesin. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara tidak langsung menangani pengolaan bahan. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan biaya akhir tertentu seperti kontrakkontrak pemerintah. Istilah lain yang dipakai untuk overhead pabrik adalah beban pabrik, biaya pabrikase, biaya pabrikase tidak langsung (Carter dan Usry, 2006: 411). Biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menjadi beberapa elemen sebagai berikut (Mulyadi, 1993): 1. Biaya Bahan Penolong
  • 41. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 36 2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan 3. Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung 4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap 5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu 6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai 5.1.2 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi merupakan cara untuk memasukan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam menentukan harga pokok produksi dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan full costing atau metode harga pokok penuh dan pendekatan variable costing atau metode haraga pokok variabel. 5.2. JAWABAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM 5.2.1 Data Yang Diperlukan Untuk perhitungan Harga pokok produksi, Harga Pokok Penjualan dan Proyeksi laba, digunakan data produksi produk yaitu antara lain : 1. Biaya Bahan Baku A.Berikut rincian biaya bahan baku per produk cake: (1ml=0.9 gram) Bahan baku Kebutuhan per produk Harga per satuan (Rp) Harga per kebutuhan (Rp) Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500 Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400 Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000 Telur 4 butir 1.350/butir 5.400 Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000 Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630 Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080 Plastic 12 pcs 100 1200 Total biaya bahan baku 1 produk cake 15.210 Total biaya bahan baku per-potong (16 potong/cake) 950,625
  • 42. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 37 Dari data minggu ke 1, jumlah produk cake yang dibuat berjumlah 1102 kue maka biaya bahan baku yang dikeluarkan selama minggu ke 1 sebesar Rp 960 x 1102 = Rp 1.057.920,- B.Berikut rincian biaya bahan baku per 14 produk cup cake: (1ml=0.9 gram) Bahan baku Kebutuhan per produk Harga per satuan (Rp) Harga per kebutuhan (Rp) Tepung 150 gram 10.000/kg 1.500 Gula pasir 150 gram 16.000/kg 2.400 Mentega 100 gram 8.000/250gr 2.000 Telur 4 butir 1.350/butir 5.400 Vanilli 2pcs 3.000/bks 1.000 Ovalet 1sdt( 5cc/5ml) 10.500/75gr 630 Susu Bubuk 1sdm(15cc/15ml ) 40.000/500gr 1.080 Chocohips 5 butir (10 gram) 14.500/250gr 580 Cup 12 buah 100 1200 Coklat Bubuk 1sdm(15cc/15ml) 45.000/500gr 1.215 Total biaya bahan baku 14 cup-cake 17.005 Total biaya bahan baku / cup cake 1215 Dari data minggu ke 1, jumlah produk cup-cake yang dibuat berjumlah 1085 cup-cake maka biaya bahan baku yang dikeluarkan selama minggu ke 1 sebesar Rp 1.215 x 1085 = Rp 1.318.275,- 2. Biaya Tenaga Kerja (Asumsi : Cake dan Cup-Cake sama) Sesuai ketentuan Data pendukung praktikum sispro dapat diketahui biaya tenaga kerja sebesar Rp 20.000 per jam-orang dan biaya over time sebesar Rp30.000,- per jam-orang. Dalam satu minggu terdapat 6 hari kerja. Dan dalam 1 hari kerja terdapat 8 jam kerja. Maka jumlah biaya tenaga kerja untuk produksi cake dan cup cake per minggu sebagai berikut :
  • 43. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 38 Keterangan : 84 jam untuk cake dan 64 jam untuk cup cake didapatkan dari waktu operasi tiap unit x hasil peramalan / 60 menit Maka biaya tenaga kerja (Cake) = Rp 20.000/jam-orang x 84 jam = Rp 1.680.000,-/minggu Maka biaya tenaga kerja (Cup Cake)= Rp 20.000/jam-orang x 64 jam = Rp 1.280.000,-/minggu 3. Biaya Overhead (Asumsi : Cake dan Cup-Cake sama) Keterangan Biaya Overhead/bulan Biaya Overhead/minggu Penyusutan mesin 150.000 37.500 Perawatan Peralatan 100.000 25.000 Listrik 200.000 50.000 Air 100.000 25.000 Toatal 137.500,- Maka Harga pokok produksi untuk tiap-tiap produk sebagai berikut: A. Produk Cake Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja + Biaya Overhead = Rp 1.057.920,- + Rp 1.680.000,- + Rp 137.500,- 1102 = Rp 2.700,- B. Produk Cup-Cake Harga pokok produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja + Biaya Overhead = Rp 1.318.275,- + Rp 1.280.000,- + Rp 137.500,- 1085 = Rp 2.600,-
  • 44. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 39 5.2.3 Harga Pokok Penjualan Untuk menentukan harga pokok penjualan yang pertama dilakukan adalah menentukan harga jual produk per unit. Dalam menentukan harga jual ini kami memproyeksikan laba sebesar 5 % dari biaya produksi. A. Harga Jual potongan cake = Biaya produksi per unit + persentase mark up = Rp 2.700,- + ( Rp 2.700 x 5%) = Rp. 2.835,- Jadi harga jual tiap cake dibulatkan Rp 3.000,- B. Harga Jual per cup-cake = (Biaya produksi per unit + persentase mark up) = Rp 2.600,- + (Rp 2.600,- x 5%) = Rp. 2.730 Jadi harga jual tiap cup cake: Rp 3.000,- 5.2.4 Proyeksi Laba Dalam melakukan perhitungan proyeksi laba per unit dilakukan dengan cara mengurangkan hasil penjualana dengan harga pokok penjualan. Berikut merupakan perhitungan proyeksi laba yang dihasilkan : A. Produk Cake Laba = (Harga Pokok Penjualan) - Harga Pokok Produksi = (Rp 3.000 - Rp 2.700) = Rp. 300,- Jadi, dapat diketahui laba yang didapatkan dari penjualan setiap unit produk Cake yaitu Rp 300,- sehingga laba yang didapatkan setiap minggunya Rp. 300 x 1102 = Rp. 330.600 B. Produk Cup Cake Laba =(Harga Pokok Penjualan) - Harga Pokok Produksi = (Rp 3.000 - Rp 2.600,-) = Rp 400,- Jadi, dapat diketahui laba yang didapatkan dari penjualan setiap unit produk Cake yaitu Rp 400,- sehingga laba yang didapatkan setiap minggunya Rp. 400 x 1085 = Rp. 434.000
  • 45. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 40 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari laporan praktikum Sispro ini kesimpulan yang dapat di ambil yaitu : 1. Dalam pembuatan OPC di dapat bahwa total waktu pembuatan produk Cake yaitu 73.07 menit dan waktu pembuatan Cup Cake 48.86 menit. 2. Dari peramalan yang dilakukan pada dua produk yaitu produk Cake dan Cup Cake kita dapat mengetahui bahwa peramalan yang dilakukan menggunakan metode Moving Average dan metode Single Eksponensial Smoothing 3. Produksi Tiap Item Dalam Satuan Unit Minggu 1 2 3 4 5 6 Cake 157 157 157 157 157 157 Cup Cake 206 206 206 206 206 206 4. Dari perhitungan jumlah pesanan paling ekonomis kita dapat mengetahui total biaya persediaan yaitu Rp. 56.569 /unit untuk kedua produk Cake dan Cup Cake 5. Dari perhitungan HPP kita dapat mengetahui jika harga jual untuk produk cake yaitu Rp. 3.000 dan Harga Jual untuk produk Cup Cake yaitu Rp. 3.000, dengan memperoleh laba untuk produk cake Rp. 330.600 / minggunya dan laba produk cup cake yaitu Rp. 434.00 / minggunya.
  • 46. Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 2016 Laporan Praktikum Sistem Produksi 41 6.2. SARAN Untuk pelaksanaan praktikum Sistem Produksi ini terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaannya dan perlu untuk diperbaiki lagi kedepannya. Untuk itu saya memberikan saran kepada pelaksana praktikum Sistem Produksi ini untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan praktikum berikutnya yaitu : 1. Menyediakan module yang didalamnya terdapat langkah – langkah yang jelas dan runtun. Karena pada module saat ini terdapat langkah – langkah yang kurang jelas pada penjelasan tiap gambar. 2. Untuk asisten lab agar lebih detail dalam menjelaskan pada saat praktikum agar para peserta dapat lebih jelas memahami tentang materi yang dipraktekan. Dan dapat menjelaskan secara terperinci apa yang telah dipraktekan kepada dosen pembimbing. 3. Data – data dalam perhitungan per bab lebih di perhatikan lagi karena saat ini data yang dipakai dari lab kurang jelas dan sangat tidak membantu praktikan. 4. Format laporannya lebih mendetail susunannya. 5. Fasilitas untuk praktikum lebih ditingkatkan lagi.