Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori ekonomi makro seperti Produk Domestik Bruto (GDP), inflasi, dan tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun 1997-2010 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan hubungan antara variabel-variabel makroekonomi tersebut berdasarkan teori-teori seperti hukum Okun, kurva Phillips, serta menganalisis relevansi teori-teori tersebut di
9. KESIMPULAN OKUN’S LAW
Dari data diatas menunjukan bahwa teori Okun Law tidak relevan
dengan fakta yang ada di Indonesia, hal itu disebabkan oleh perbedaan
culture. Indonesia termasuk devolepment countries yang memiliki
culture sosialis. Sedangkan teori Okun Law diambil dari data yang ada
di Amerika Serikat yang termasuk Developed Countries.
Indonesia dan Amerika memiliki culture yang berbeda, negara
Indonesia yang culturenya bersifat sosialis menyebabkan ketika
pendapatan perkapita rendah masyarakat cenderung akan meminjam
uang atau menumpang hidup untuk tetap mengkonsumsi tanpa berusaha
untuk bekerja (menganggur) sedangkan di Amerika atau negara- negara
yang memiliki culture individualis cenderung akan berusaha sendiri
(mandiri) untuk memperoleh pendapat agar tetap dapat bertahan hidup.
Dengan demikian, di Indonesia teori tersebut tidak terbukti secara
empiris hal itu berarti pengangguran memiliki hubungan positif dengan
GDP.
11. KESIMPULAN PHILLIP’S LAW
Teori Phillips menyatakan bahwa “ Terdapat hubungan negatif
antara pengangguran dengan inflasi”, teori tersebut terbukti secara
empiris karena berdasarkan data BPS dari tahun 1997-2010
menunjukan bahwa ketika inflasi naik maka pengangguran menurun
begitu pula sebaliknya, ketika inflasi turun maka pengangguran naik.
Hal itu disebabkan ketika pengangguran turun masyarakat akan
mendapatkan pendapatan sehingga memicu konsumsi, konsumsi yang
tinggi akan menyebabkan permintaan terus bertambah sesuai dengan
hukum permintaan yang menyatakan “ Bila permintaan banyak
sementara penawaran tetap maka harga akan naik sehingga terjadi
demand full inflation”.