1. Modul ini membahas pelaksanaan pembelajaran tentang berbusana Muslim dan Muslimah sebagai cermin kepribadian dan keindahan diri.
2. Materi yang diajarkan adalah makna berbusana Muslim sesuai syariat Islam beserta ayat-ayat Alquran dan hadis yang menjelaskan perintah berbusana.
3. Tujuan pembelajaran adalah membiasakan siswa berpakaian sesuai syariat Islam dan menganalisis ketentuannya.
1. MODUL / RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
INFORMASI UMUM :
Sekolah : UPT SMKN 1 KEBUN TEBU
Mata Pelajaran : PAI dan Bp
Kelas/Semester : X / 1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
KD : 3.5 dan 4.5
Pertemuan ke : 1
Materi : Berbusana Muslim & Muslimah Merupakan Cermin Kepribadian & Keindahan Diri
Kompetensi Awal Peserta Didik Memahami bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan
persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama.
Profil Pelajar
Pancasila
Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Gotong royong dan Bernalar Kritis,
Kreatif dan Mandiri
Sarana dan
Prasarana
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
LCD Proyektor/ Slide presentasi (ppt)
Target Peserta Didik Peserta Didik Reguler
Model Pembelajaran
yang digunakan Tatap Muka Terbatas dengan menerapkan Discovery Learning
KOMPONEN INTI
A, TUJUAN
Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat Islam.
Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam.
Menganalisis ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam.
B. Pemahana Bermakan
1. Dalam Hidup manusia tentunya membutuhkan pengorbanan dan perjuangan untuk suatu tujuan kebahagiaan
2. Mujahadah Anfsi sangatlah dibutuhkan bagi seorang muslim dalam mencapai tujuan hidupnya
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apakah Anda mengetahui tentang istilah dari kontrol diri ?
2. Apakah dengan Kontrol Diri anda dapat meraih suatu kebahagiaan atau sukses?
3. Jika anda memiliki komitmen dalam Kontrol Diri , bagai mana cara anada keluar dari masalah kseulitan hidup?
B, LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor/ Slide presentasi (ppt)
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
PENDAHULUAN Peserta didik memberi salam, berdoa, menyanyikan lagu nasional ( PPK)
Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice breaking)
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
KEGIATAN
INTI
Kegiatan Literasi Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi Tujuan dan
manfaat berpakaian sesuai dengan syariat Islam
Critical Thinking Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Tujuan dan manfaat berpakaian sesuai
dengan syariat Islam
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Tujuan dan
manfaat berpakaian sesuai dengan syariat Islam
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara klasikal,
mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
Tujuan dan manfaat berpakaian sesuai dengan syariat Islam Peserta didik kemudian diberi
2. kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
PENUTUP Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan berdoa
E. ASASEMEN
1. Asasemen FORMATIF
NO. TEKNIK BENTUK
INSTRUMEN
CONTOH BUTIR
INSTRUMEN
WAKTU
PELAKSANAAN
KETERANGAN
1 Observasi Observasi Catatan
Jurnal
Terlampir Saat Pembelajaran
Berlangsung
Penilaian untuk dan
sebagai
pembelajaran
(Asasemen for and
as Learning
2. Asasemen FORMATIF
NO. TEKNIK BENTUK
INSTRUMEN
CONTOH BUTIR
INSTRUMEN
WAKTU
PELAKSANAAN
KETERANGAN
1 Tes Tertulis Soal Pilihan Ganda
atau Tertulis
Terlampir Pada Akhir Proses
Pembelajaran
Penilaian dari
pembelajaran
(Asasemen of
Learning
F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL
1. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah menguasai materi dengan baik tentang pemahaman berbusana muslim dan
muslimah, dapat mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pemahaman berbusana muslim dan muslimah atau modelmodel pengembangan pembelajaran lainnya,
khususnya yang terkait dengan pengembangan materi (poin 4). Kemudian, guru mencatat dan memberikan tambahan nilai
bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.
Begitu pula dalam kegiatan menerapkan perilaku berbusana muslim dan muslimah, bagi peserta didik yang sudah
menguasai materi, dibimbing dan diarahkan untuk mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa
pertanyaan-pertanyaan dan bentuk-bentuk penugasan. Penilaian sebagai rangkaian proses pembelajaran yang
menggambarkan tingkat keberhasilan pembelajaran dan sekaligus kualitas pengajaran, harus mengacu kepada
perkembangan hasil pembelajara peserta didik, khususnya dalam hal menerapkan perilaku mulia berdasarkan. Q.S. al-
Ahzāb/33:59, dan Q.S. an-Nur/ 24: 31 tentang berbusana muslim dan muslimah. Guru dapat melakukan penilaian pada
berbagai macam bentuk, kemudian guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam
pengayaan.
2. Remedial
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi membaca dan memahami Q.S. al-Ahzāb/33:59, dan Q.S. an-
Nur/ 24: 31. guru diharapkan untuk menjelaskan dan menegaskan kembali secara singkat materi tentang “Membaca dan
memahami Q.S. al-Ahzāb/33:59, dan Q.S. an-Nur/ 24: 31” tersebut, dan melakukan penilaian kembali (lihat poin 6)
dengan soal yang sejenis atau setara.
Begitu pula bagi peserta didik yang belum dapat menerapkan perilaku berbusana muslim dan muslimah berdasarkan Q.S. al-
Ahzāb/33:59, dan Q.S. an- Nur/ 24: 31 dan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis, setara atau lebih dikembangkan
lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan,
contohnya: boleh pada saat pembelajaran apabila masih ada waktu atau diluar jam pelajaran, umumnya 30 menit setelah pulang
sekolah.
LAMPIRAN :
1. MATERI
Memahami Makna Busana Muslim/Muslimah dan Menutup Aurat
1. Makna Aurat
Menurut bahasa, aurat berati malu, aib, dan buruk. Kata aurat berasal dari kata awira yang artinya
hilang perasaan. Jika digunakan untuk mata, berarti hilang cahayanya dan lenyap pandangannya.
Pada umumnya, kata ini memberi arti yang tidak baik dipandang, memalukan, dan
mengecewakan. Menurut istilah dalam hukum Islam, aurat adalah batas minimal dari bagian tubuh
yang wajib ditutupi karena perintah Allah Swt.
2. Makna Jilbab dan Busana Muslimah
Secara etimologi, jilbab adalah sebuah pakaian yang longgar untuk menutup seluruh tubuh
perempuan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal dengan
3. istilah khimar, dan dalam bahasa Inggris jilbab dikenal dengan istilah veil. Selain kata jilbab untuk
menutup bagian dada hingga kepala wanita untuk menutup aurat
perempuan, dikenal pula istilah kerudung, ĥijab, dan sebagainya.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam bahasa Indonesia,
pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian yang dipakai oleh
perempuan. Pakaian perempuan yang beragama Islam disebut busana muslimah. Berdasarkan
makna tersebut, busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat
menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, gunanya untuk kemaslahatan dan
kebaikan bagi wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia berada.
Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah Swt. yang dilakukan secara bertahap.
Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan pertama kali diperintahkan kepada istri-istri Nabi
Muhammad saw. agar tidak berbuat seperti kebanyakan perempuan pada waktu itu (Q.S. al-
Aĥzāb/33: 32-33). Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan kepada istri-istri Nabi saw. agar tidak
berhadapan langsung dengan laki-laki yang bukan mahramnya (Q.S. al-Aĥzāb/33:53).
Selanjutnya, karena istri-istri Nabi Muhammad saw. juga perlu keluar rumah untuk mencari
kebutuhan rumah tangganya, maka Allah Swt. memerintahkan mereka untuk menutup aurat
apabila hendak keluar
rumah (Q.S. al-Aĥzāb/33:59). Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan untuk memakai jilbab,
bukan hanya kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. dan anak-anak perempuannya, tetapi juga
kepada istri-istri orang- orang yang beriman. Dengan demikian, menutup aurat atau berbusana
muslimah adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang beriman.
A. Ayat-Ayat Al-Qur’ān dan Hadis tentang Perintah Berbusana Muslim/ Muslimah
1. Q.S. al-Aĥzab/33:59
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,
“Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka
lebih mudahuntuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Swt. Maha Pengampun, Maha
Penyayang.”
2. Q.S. An-Nūr/24:31
4. “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (aurat-nya), kecuali yang (biasa)
terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putra- putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra- putra saudara perempuan mereka, atau para
perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki- laki
(tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah wahai orang- orang yang
beriman, agar kamu beruntung.”
3. Hadis dari Ummu ‘Aţiyyah
Dari Umu ‘A¯iyah, ia berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Fitri dan
Adha, baik gadis yang menginjak akil balig, wanita-wanita yang sedang haid, maupun wanita-wanita
pingitan. Wanita yang sedang haid tetap meninggalkan śalat, namun mereka dapat menyaksikan
kebaikan dan dakwah kaum Muslim. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah saw., salah seorang di antara
kami ada yang tidak memiliki jilbab?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Hendaklah saudarinya meminjamkan
jilbabnya kepadanya.’” (H.R. Muslim).
Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut ini beberapa perilaku mulia yang harus dilakukan sebagai pengamalan berbusana sesuai
syari’at Islam, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
1. Sopan-santun dan ramah-tamah
2. Jujur dan amanah
3. Gemar beribadah
4. Gemar menolong sesama
5. Menjalankan amar makruf dan nahi munkar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Puskurbuk, Balitbang, Kemendikbud
5. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat Islam.
2. Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam.
3. Menganalisis ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam dengan berbusana Muslim .
SEMUA PRODI
BERBUSANA MUSLIM SESUAI SYARIAT ISLAM
6. 1. Sebagai Manusia yang mulia sudah sepantasnya berbusana sesuai syariat Islam!
2. pakaian merupakan cerminan dari nilai-nilai kesopanan yang berlaku di masyarakat Bagaimana cara
berbusana dalam kehidupan seharai hari?
3. Bagaimana fungsi berbusana bagi kaum muslim?