2. • Epistemologi berasal dari bahasa Yunani “Episteme” dan
“Logos”. “Episteme” berarti pengetahuan (knowledge),
“logos” berarti teori. Dengan demikian, epistemologi
secara etimologis berarti teori pengetahuan
• Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat
yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang
dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa dengan
kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas
sebagaimana adanya.
3. M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi:
1. Hakikat
2. Sumber
3. Validitas pengetahuan.
Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu
1. Hakikat
2. Unsur
3. Macam
4. Tumpuan
5. Batas
6. Sasaran pengetahuan.
4. Harold H. Titus (1984:187-188) menyatakan bahwa epistemologi
mengkaji tiga persoalan pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah sumber-sumber pengetahuan? Dari manakah
pengetahuan yang benaritu datang dan bagaimana kita
mengetahuinya?
2. Apakah sifat dasar pengetahuan? Apa ada alam yang benar-
benar di luar pikiran kita? Kalau ada, apakah kita dapat
mengetahuinya?
3. Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)?
4. Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dari yang
salah?
Menurut Mohammad Muslih (2005:68), tiga persoalan pokok
tersebut sekaligus merupakan objek formal dari epistemologi,
yakni sebagai perspektif dalam melihat objek materialnya, dalam
hal ini adalah pengetahuan, inilah yang kemudian dikenal
dengan haikat pengetahuan.
5. • Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak
semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu
tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah.
• Metode, menurut Senn, merupakan suatu prosedur atau cara
mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematis. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam
mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi
metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metodologi ini
secara filsafati termasuk dalam apa yang dinamakan
epistemologi.
6. Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal,
indra, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam
teori pengetahuan, di antaranya adalah:
a. Metode Induktif
b. Metode Deduktif
c. Metode Positivisme
d. Metode Kontemplatif
e. Metode Dialektis
7. • Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan
pernyataan-pernyataan hasil observasi yang disimpulkan
dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
8. • Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa
data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem
pernyataan yang runtut.hal yang harus ada dalam
metode deduktif adalah adanya perbandingan logis
antara kesimpulan itu sendiri. penyelidikan bentuk logis
itu bertujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat
empiris atau ilmiah.
9. • Metode ini dikeluarkan oleh Agus Comte (1798-1857).
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui,
faktual dan positif. Ia menyampaikan segala uraian atau
persoalan di luar yang ada sebagai fakta.apa yang
diketahui secara positif adalah segala yang tampak dari
segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang
filsafat dan ilmu dibatasi kepada bidang gejala saja.
10. • Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan
akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga
objek yang dihasilkan pun berbeda-beda yang harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut
intuisi.
11. • Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya
jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini
diajarkan oleh Socrates. Namun Plato mengartikannya
sebagai diskusi logika. Kini dialektika berarti tahapan
logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-
metode penuturan, juga menganalisis sistematik tentang
ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.
12. • kebenaran adalah kesesuaian arti dengan fakta yang ada
dengan putusan-putusan lain yang telah kita akui
kebenarannya dan tergantung kepada berfaedah
tidaknya teori tersebut bagi kehidupan manusia.
• nilai kebenaran itu bertingkat-tingkat, sebagai mana yang
telah diuraikan oleh Andi Hakim Nasution dalam bukunya
Pengantar ke Filsafat Sains, bahwa kebenaran
mempunyai tiga tingkatan, yaitu haq al-yaqin, ‘ain al-
yaqin, dan ‘ilm al-yaqin.
13. • kebenaran menurut Anshari mempunyai empat tingkatan,
yaitu:
1. Kebenaran wahyu
2. Kebenaran spekulatif filsafat
3. Kebenaran positif ilmu pengetahuan
4. Kebenaran pengetahuan biasa