2. Marketing ethics sangat
mempengaruhi kedua pihak baik
konsumen dan juga bisnis atau
produsen. Maka dari itu kita
harus membangun rasa
kepercayaan kita dengan
konsumen dalam sistem
marketing yang kita punya.
2/17
3. Dengan kata
lain...
3/17
SEbagai produsen perlu memasarkan produknya dengan
tepat dan untuk tujuan penggunaan dan promosi mereka.
Secara etis, tanggung jawab produsen adalah menggunakan
iklan yang tidak menipu atau menyesatkan. Sebagai produsen
kita harus merangkul, berkomunikasi, dan mempraktikkan
nilai-nilai etika yang dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen.
4. Pendahuluan tentang Peran
Etika dalam Pemasaran
Consumerology Etchics...
4/17
Pemasaran etis adalah pendekatan pemasaran di mana
bisnis menetapkan standar etika yang tinggi dan
mengomunikasikan standar tersebut secara positif.
5. 5/17
Exploring the fluidity of marketing ethics
Terkait etika, sebagian besar kritik publik muncul ketika strategi
pemasaran menargetkan kelompok konsumen yang rentan dengan
produk berbahaya. Misalnya, brewery menyasar segmen yang
memiliki banyak konsumen dengan kecanduan alkohol dan
masalah mungkin dianggap tidak etis. Namun demikian, definisi
“berbahaya” dan “rentan” disini kembali lagi pada masing-masing
individu, dengan kata lain tergantung pada interpretasi masing-
masing individu.
6. 6/17
Perbedaan Marketing Ethics dan Pemasaran
Hukum yang sebenarnya.
Etika pemasaran merupakan aturan perilaku yang diterapkan
untuk melindungi kepentingan konsumen. Namun, jika
produsen melakukan pemasaran dengan cara tidak sesuai
dengan hukum yang berlaku, maka kita sebagai konsumen
akan mendapatkan masalah hukum. Hukum tertulis ini telah
disetujui dan diberlakukan oleh pemerintah untuk melindungi
konsumen.
7. 7/17
Memahami bagaimana pemasaran yang tidak etis
memengaruhi perilaku konsumen
Perilaku pemasaran yang tidak etis mempengaruhi emosi,
sikap, dan persepsi konsumen, baik itu terjadi pada mereka
secara langsung
Konsumen sering
atau mereka hanya mendengarnya.
kali merasakan dampaknya saat
mengalami kurangnya kepercayaan atau rasa tidak percaya
terhadap pemasaran. Kemudian mereka ragu-ragu untuk
membeli produk yang telah disediakan oleh produsen,
8. Banyak orang percaya bahwa perlakuan etis
terhadap konsumen adalah dasar dari pasar yang
adil. Ketika kepercayaan tidak terjadi, persepsi nilai
yang dipegang oleh konsumen dirugikan, dan
mereka mungkin berhenti melakukan pembelian.
Serta, ketika sebuah bisnis salah mengartikan
produk, konsumen diarahkan untuk mengharapkan
lebih dari yang sebenarnya diberikan. Pada titik itu,
hasil pertukaran menjadi tidakadil.