SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Anggota : Rana Aribah
Regita Mulia Winjari
Saraswati Nirmala Suci
Septiana Indra Pertiwi
Yulinda Aji Pratiwi
Yuniar Rahmawati
(21)
(22)
(24)
(25)
(26)
(27)
SEJARAH BATIK
Batik Indonesia telah diakui sebagai warisan
kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi oleh
UNESCO. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa
Batik Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, memiliki
keterikatan yang sangat erat dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat yang berkembang sejak zaman nenek
moyang. Batik awalnya merupakan pakaian keluarga
kerajaan.
Seorang Antropolog bernama Rens Heringa yang meneliti
Batik Jawa selama lebih dari 25 tahun mengatakan bahwa mitos
paling awal tentang batik sudah ada pada kira-kira tahun 700
Masehi, yaitu saat Pangeran Lembu Amiluhur mempersunting
seorang putri bangsawan Coromandel, India. Putri dan para
dayangnya yang beragama Hindu mengajarkan cara membatik
kepada orang-orang Jawa. Hal ini sejalan dengan pendapat GP
Rouffaer bahwa cara membatik di Indonesia diperkenalkan dari
India atau Srilanka pada abad ke-6 M atau ke-7 M. GP Rouffaer
juga menyimpulkan bahwa canting ditemukan di Jawa sekitar abad
ke-12, hal ini dikarenakan pada saat itu batik dengan pola
gringsing sudah dikenal di Kediri, Jawa Timur. Batik dengan pola
gringsing hanya bisa dibentuk dengan menggunakan canting.
Batik Indonesia mulai berkembang pada zaman Majapahit.
Batik pada awalnya merupakan seni yang dikerjakan oleh sebatas
kalangan kerajaan di dalam kraton. Batik kemudian berkembang
menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk
mengisi waktu senggang karena dibawa oleh para pengikut raja
yang tinggal diluar lingkungan kraton.
Perkembangan batik pada zaman Majapahit dapat ditelusuri
di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Perkembangan batik di
Tulung Agung tidak terlepas dari kisah Adipati Kalang yang tidak
mau tunduk pada pemerintahan Majapahit. Alkisah, penguasa
Tulung Agung (dulu Bonorowo) tersebut tidak mau tunduk
terhadap pemerintahan Majapahit yang menyebabkan terjadinya
pertempuran dan berakhir dengan tewasnya sang Adipati
disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Para petugas
dan keluarga kerjaan Majapahit kemudian menetap dan
mengembangkan batik di daerah tersebut. Ciri khas Batik
Kalangberet dan Mojokerto memiliki kemiripan dengan Batik
Yogyakarta, yaitu bercorak coklat dan biru tua pada dasaran
berwarna putih.
DEVINISI BATIK
Batik adalah suatu seni menghias kain atau bahan
lain dengan menggunakan bahan penutup lilin untuk
membentuk corak hiasan dengan menggunakan alat
canting.
Batik, dari sisi etimologi (ilmu asal-usul kata),
merupakan gabungan atas dua kata dalam bahasa Jawa;
“amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik
merujuk pada dua hal.
Teknik pembuatan corak atau pewarnaan kain
dengan malam. Literatur tekstil internasional mengenal
teknik ini sebagai wax-resist dyeing. Bagian kain yang
tertentu ditutupi malam/lilin, sehingga zat pewarna
tidak akan terserap pada bagian kain itu pada saat
pewarnaan.
Batik merupakan lukisan di atas kain yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian.
Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan
keraton. Batik terdiri dari berbagai motif dan setiap motif
merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif
parang dan kawung yang hanya boleh dikenakan oleh
keluarga kerajaan. Pada perkembangannya, batik
menyebar ke kalangan masyarakat umum.
Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO
sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan
non-bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengakuan
UNESCO ini meliputi teknik, teknologi serta motif Batik
Indonesia.
BAHAN UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS
Nama
Bahan Gambar Keterangan dan
fungsi
Malam Batik
(Pokok)
Dalam pembuatan batik,
malam berperan sebagai
penutup bagian kain agar
tidak terwarnai dalam
pencelupan.
Napthol
(Pokok)
Pewarna batik setelah di
canting.
Kain
(Pokok)
Sebagai media dimana
menjadi tempat menggambar
motif batik.
Air
(Tambahan)
Mencuci kain
setelah dilorod.
Api Memanaskan
malam di atas
wajan agar
mencair.
Minyak Tanah Bahan bakar
kompor agar
menyala.
ALAT UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS
Nama
Alat
Gambar Keterangan dan fungsinya
Canting
(Pokok)
Canting dipakai untuk
menuliskan pola batikdengan
cairan malam. Canting pada
umumnya terbuat dari bahan
tembaga dengan gagang
bambu.
Wajan kecil
(Pokok)
Sebagai tempat dimana lilin
yang meleleh di tempatkan.
Kompor
minyak
(Pokok)
Alat untuk mencairkan lilin di
atas wajan.
Gawangan
(Tambahan)
Untuk membentangkan
kain batik yang akan
dibatik.
Dingklik
(Tambahan)
Duduk sang pembatik.
Ember
(Tambahan)
Tempat berlangsungnya
proses pewarnaan.
Panci
(Tambahan)
Alat untuk melorod malam.
MACAM – MACAM BATIK BERDASARKAN PEMBUATNYA
1. Batik tulis
Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan canting.
A. Pembuatan Batik Tulis secara Tradisional
Proses pembuatan batik tulis secara tradisional hanya menggunakan
pewarna biru indigo dan soga dengan melewati 7 tahapan pembuatan, yaitu:
 Mbathik atau Nglowong, yaitu membuat pola pada kain dengan menempelkan
malam menggunakan canthing tulis. Nglowong pada sebelah kain disebut juga
“ngengreng” dan setelah selesai dilanjutkan dengan “nerusi” pada sebelah
lainnya. Malam klowong yang digunakan pada proses ini tidak boleh bertekstur
terlalu ulet agar nantinya mudah dikerok.
 Nembok, yaitu menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan berwarna
putih menggunakan malam. Lapisan malam mini berfungsi sebagai tembok
penahan zat pewarna agar jangan merembes ke bagian yang ditembok. Malam
tembok harus memiliki tekstur kuat dan ulet. Medel, yaitu mencelup kain yang
telah diberi malam kedalam pewarna untuk memberikan warna dasar. Pada
zaman dahulu, warna dasar ini adalah warna biru tua menggunakan bahan
pewarna Indigo (bahasa jawanya adalah tom). Bahan pewarna ini tebilang
sangat lambat untuk diserap oleh kain, sehingga harus dilakukan berulang kali.
 Ngerok dan Nggirah, yaitu menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan
diberikan warna soga. Biasanya proses ini menggunakan alat yang dinamakan
cawuk (semacam pisau tumpul).
 Mbironi, yaitu menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru.
Proses ini dilakukan pada kedua sisi kain.
 Nyoga, yaitu mencelup kain kedalam pewarna soga. Sebagaimana
Medel, proses ini jika menggunakan pewarna alam juga harus
dilakukan secara berulang dan setiap kali selesai pencelupan maka
harus dikeringkan di udara terbuka.
 Nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih.
B. Pembuatan Batik Tulis secara Kesikan / Lorodan
Secara umum proses pembuatan batik tulis secara kesikan /
lorodan adalah sama dengan proses pembuatan batik tulis secara
tradisional, hanya saja berbeda pada langkah ke 4, yaitu proses
menghilangkan lilin setelah mengalami pencelupan pertama. Pada
pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan, penghilangan malam
pertama itu dilakukan dengan proses nglorod sehingga menghasilkan
apa yang disebut “kelengan”. Setelah menjadi “kelengan”, selanjutnya
(langkah kelima) melewati proses penutupan bagian-bagian yang akan
tetap berwarna biru yang dinamakan proses ngesik.
C. Pembuatan Batik Tulis secara Pesisiran / Pekalongan
Sebagaimana kita ketahui, batik pesisiran / Pekalongan memiliki
pewarnaan yang beraneka ragam. Proses pewarnaan dalam pembuatan batik
tulis secara pesisiran / Pekalongan tidak seluruhnya dilakukan dengan cara
pencelupan. Pewarnaan pada bagian tertentu pola dilakukan dengan
menyapukan zat pewarna (nyolet), sehingga dapat dilakukan pewarnaan secara
serentak dengan berbagai macam warna. Secara umum proses pembuatan
batik tulis secara pesisiran / Pekalongan melewati 10 tahapan sebagai
berikut:
 Mbathik atau Nglowong
 Nyolet, yaitu pemberian warna pada bagian-bagian tertentu pola dengan cara
menyapukan zat pewarna pada bagian-bagian tersebut.
 Nutup, yaitu menutup bagian yang telah dicolet menggunakan malam
 Ndhasari, yaitu mencelup latar pola dengan zat pewarna yang dikehendaki
 Menutup Dasaran, yaitu menutup bagian-bagian latar pola yang sudah
diwarnai dengan malam agar tetap warnanya pada proses selanjutnya.
 Medel
 Nglorod, seperti pada proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan,
proses ini menghasilkan “kelengan” tetapi perbedaannya adalah “kelengan”
yang dihasilkan adalah “kelengan berawarna”
 Nutup dan Granitan, yaitu menutup bagian-bagian yang telah diberi warna
dan bagian yang akan dibiarkan tetap putih serta membuat titik-titik
putih pada garis-garis diluar pola yang disebut dengan granit.
 Nyoga
 Nglorod
2. Batik cap
Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan cap yang
dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan.
Pembuatan batik cap menggunakan alat cap atau stempel yang telah
terpola batik. Stempel tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian
ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih
cepat dibanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola
tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada
batik cap dengan sekali tekan kita dapat menyelesaikannya.
3. Batik kombinasi cap tulis
Proses penggambaran malam pada pada kain menggunakan canting dan cap.
4. Batik Printing
Seiring dengan perkembangan teknologi tekstil dan kebutuhan
akan adanya produksi massal, saat ini banyak beredar kain bermotif
batik atau yang terkenal dengan nama batik print. Pembuatan batik
print dilakukan dengan cara mencetak motif batik diatas kain yang
kemudian disusul dengan pewarnaan sebagaimana proses sablon. Batik
print jika mengacu pada pengertian batik secara umum jelas bukan
merupakan batik karena pada proses pembuatannya tidak
menggunakan metode rintang warna atau tidak mengaplikasikan lilin
batik pada kain. Cara membuat batik printing, teknik pembuatan
batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan
klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses
pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu
dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai
keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis
batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui
proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya,
hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu
batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal,
kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin
batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga
mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.
Secara kasat mata kita dapat membedakan batik
print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di
balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak
meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel
pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih
terlihat sedikit berwarna putih.
Belakangan muncul perkembangan baru pada batik
print, dengan adanya metode print malam.Metode ini
dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik.
pada print malam, materi yang di printkan pada kain
adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print
konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain
tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan
batik pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
 Google.com
 Yahoomail.com
 Anneahira.blogspot.com
batik1-160318124048.pptx

More Related Content

Similar to batik1-160318124048.pptx

Seni tekstil
Seni tekstilSeni tekstil
Seni tekstilAin Ailyn
 
Prakarya Batik Tulis
Prakarya Batik TulisPrakarya Batik Tulis
Prakarya Batik TulisRidwan S
 
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docxMAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docxIppang4
 
Karya tulis kemasan batik titik agustina t1210077
Karya tulis kemasan batik  titik agustina t1210077Karya tulis kemasan batik  titik agustina t1210077
Karya tulis kemasan batik titik agustina t1210077RevaNku TeeNa
 
Teknik dan proses pembuatan batik
Teknik dan proses pembuatan batikTeknik dan proses pembuatan batik
Teknik dan proses pembuatan batikPutri Aisyah
 
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)andiniregik
 
Seni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikan
Seni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikanSeni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikan
Seni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikanMuhammadSyaifulLatif
 
Batik Tugas Saras
Batik Tugas SarasBatik Tugas Saras
Batik Tugas SarasSaraswati N
 

Similar to batik1-160318124048.pptx (20)

Lap batik cap 1
Lap batik cap 1Lap batik cap 1
Lap batik cap 1
 
Batik truntum
Batik truntumBatik truntum
Batik truntum
 
Seni tekstil
Seni tekstilSeni tekstil
Seni tekstil
 
Batik warisan
Batik warisanBatik warisan
Batik warisan
 
Prakarya Batik Tulis
Prakarya Batik TulisPrakarya Batik Tulis
Prakarya Batik Tulis
 
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docxMAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
MAKALAH_TENTANG_BATIK.docx
 
Batik.pptx
Batik.pptxBatik.pptx
Batik.pptx
 
Batik.pptx
Batik.pptxBatik.pptx
Batik.pptx
 
Karya tulis kemasan batik titik agustina t1210077
Karya tulis kemasan batik  titik agustina t1210077Karya tulis kemasan batik  titik agustina t1210077
Karya tulis kemasan batik titik agustina t1210077
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik
BatikBatik
Batik
 
Batik dindonesia
Batik dindonesiaBatik dindonesia
Batik dindonesia
 
Teknik dan proses pembuatan batik
Teknik dan proses pembuatan batikTeknik dan proses pembuatan batik
Teknik dan proses pembuatan batik
 
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
Presentasi Batik Indonesia (Indonesian batik presentation)
 
Seni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikan
Seni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikanSeni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikan
Seni_batik ragam budaya indonesia yang perlu dilestarikan
 
Batik Tugas Saras
Batik Tugas SarasBatik Tugas Saras
Batik Tugas Saras
 
Batik
BatikBatik
Batik
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

batik1-160318124048.pptx

  • 1. Anggota : Rana Aribah Regita Mulia Winjari Saraswati Nirmala Suci Septiana Indra Pertiwi Yulinda Aji Pratiwi Yuniar Rahmawati (21) (22) (24) (25) (26) (27)
  • 2. SEJARAH BATIK Batik Indonesia telah diakui sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi oleh UNESCO. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa Batik Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, memiliki keterikatan yang sangat erat dalam kehidupan sehari- hari masyarakat yang berkembang sejak zaman nenek moyang. Batik awalnya merupakan pakaian keluarga kerajaan.
  • 3. Seorang Antropolog bernama Rens Heringa yang meneliti Batik Jawa selama lebih dari 25 tahun mengatakan bahwa mitos paling awal tentang batik sudah ada pada kira-kira tahun 700 Masehi, yaitu saat Pangeran Lembu Amiluhur mempersunting seorang putri bangsawan Coromandel, India. Putri dan para dayangnya yang beragama Hindu mengajarkan cara membatik kepada orang-orang Jawa. Hal ini sejalan dengan pendapat GP Rouffaer bahwa cara membatik di Indonesia diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 M atau ke-7 M. GP Rouffaer juga menyimpulkan bahwa canting ditemukan di Jawa sekitar abad ke-12, hal ini dikarenakan pada saat itu batik dengan pola gringsing sudah dikenal di Kediri, Jawa Timur. Batik dengan pola gringsing hanya bisa dibentuk dengan menggunakan canting.
  • 4. Batik Indonesia mulai berkembang pada zaman Majapahit. Batik pada awalnya merupakan seni yang dikerjakan oleh sebatas kalangan kerajaan di dalam kraton. Batik kemudian berkembang menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang karena dibawa oleh para pengikut raja yang tinggal diluar lingkungan kraton. Perkembangan batik pada zaman Majapahit dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Perkembangan batik di Tulung Agung tidak terlepas dari kisah Adipati Kalang yang tidak mau tunduk pada pemerintahan Majapahit. Alkisah, penguasa Tulung Agung (dulu Bonorowo) tersebut tidak mau tunduk terhadap pemerintahan Majapahit yang menyebabkan terjadinya pertempuran dan berakhir dengan tewasnya sang Adipati disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Para petugas dan keluarga kerjaan Majapahit kemudian menetap dan mengembangkan batik di daerah tersebut. Ciri khas Batik Kalangberet dan Mojokerto memiliki kemiripan dengan Batik Yogyakarta, yaitu bercorak coklat dan biru tua pada dasaran berwarna putih.
  • 5. DEVINISI BATIK Batik adalah suatu seni menghias kain atau bahan lain dengan menggunakan bahan penutup lilin untuk membentuk corak hiasan dengan menggunakan alat canting.
  • 6. Batik, dari sisi etimologi (ilmu asal-usul kata), merupakan gabungan atas dua kata dalam bahasa Jawa; “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada dua hal. Teknik pembuatan corak atau pewarnaan kain dengan malam. Literatur tekstil internasional mengenal teknik ini sebagai wax-resist dyeing. Bagian kain yang tertentu ditutupi malam/lilin, sehingga zat pewarna tidak akan terserap pada bagian kain itu pada saat pewarnaan.
  • 7. Batik merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan. Pada perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat umum. Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengakuan UNESCO ini meliputi teknik, teknologi serta motif Batik Indonesia.
  • 8. BAHAN UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS Nama Bahan Gambar Keterangan dan fungsi Malam Batik (Pokok) Dalam pembuatan batik, malam berperan sebagai penutup bagian kain agar tidak terwarnai dalam pencelupan. Napthol (Pokok) Pewarna batik setelah di canting. Kain (Pokok) Sebagai media dimana menjadi tempat menggambar motif batik.
  • 9. Air (Tambahan) Mencuci kain setelah dilorod. Api Memanaskan malam di atas wajan agar mencair. Minyak Tanah Bahan bakar kompor agar menyala.
  • 10. ALAT UNTUK MEMBUAT BATIK TULIS Nama Alat Gambar Keterangan dan fungsinya Canting (Pokok) Canting dipakai untuk menuliskan pola batikdengan cairan malam. Canting pada umumnya terbuat dari bahan tembaga dengan gagang bambu. Wajan kecil (Pokok) Sebagai tempat dimana lilin yang meleleh di tempatkan. Kompor minyak (Pokok) Alat untuk mencairkan lilin di atas wajan.
  • 11. Gawangan (Tambahan) Untuk membentangkan kain batik yang akan dibatik. Dingklik (Tambahan) Duduk sang pembatik. Ember (Tambahan) Tempat berlangsungnya proses pewarnaan. Panci (Tambahan) Alat untuk melorod malam.
  • 12. MACAM – MACAM BATIK BERDASARKAN PEMBUATNYA 1. Batik tulis Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan canting. A. Pembuatan Batik Tulis secara Tradisional Proses pembuatan batik tulis secara tradisional hanya menggunakan pewarna biru indigo dan soga dengan melewati 7 tahapan pembuatan, yaitu:  Mbathik atau Nglowong, yaitu membuat pola pada kain dengan menempelkan malam menggunakan canthing tulis. Nglowong pada sebelah kain disebut juga “ngengreng” dan setelah selesai dilanjutkan dengan “nerusi” pada sebelah lainnya. Malam klowong yang digunakan pada proses ini tidak boleh bertekstur terlalu ulet agar nantinya mudah dikerok.  Nembok, yaitu menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan berwarna putih menggunakan malam. Lapisan malam mini berfungsi sebagai tembok penahan zat pewarna agar jangan merembes ke bagian yang ditembok. Malam tembok harus memiliki tekstur kuat dan ulet. Medel, yaitu mencelup kain yang telah diberi malam kedalam pewarna untuk memberikan warna dasar. Pada zaman dahulu, warna dasar ini adalah warna biru tua menggunakan bahan pewarna Indigo (bahasa jawanya adalah tom). Bahan pewarna ini tebilang sangat lambat untuk diserap oleh kain, sehingga harus dilakukan berulang kali.  Ngerok dan Nggirah, yaitu menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberikan warna soga. Biasanya proses ini menggunakan alat yang dinamakan cawuk (semacam pisau tumpul).
  • 13.  Mbironi, yaitu menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru. Proses ini dilakukan pada kedua sisi kain.  Nyoga, yaitu mencelup kain kedalam pewarna soga. Sebagaimana Medel, proses ini jika menggunakan pewarna alam juga harus dilakukan secara berulang dan setiap kali selesai pencelupan maka harus dikeringkan di udara terbuka.  Nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih. B. Pembuatan Batik Tulis secara Kesikan / Lorodan Secara umum proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan adalah sama dengan proses pembuatan batik tulis secara tradisional, hanya saja berbeda pada langkah ke 4, yaitu proses menghilangkan lilin setelah mengalami pencelupan pertama. Pada pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan, penghilangan malam pertama itu dilakukan dengan proses nglorod sehingga menghasilkan apa yang disebut “kelengan”. Setelah menjadi “kelengan”, selanjutnya (langkah kelima) melewati proses penutupan bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru yang dinamakan proses ngesik.
  • 14. C. Pembuatan Batik Tulis secara Pesisiran / Pekalongan Sebagaimana kita ketahui, batik pesisiran / Pekalongan memiliki pewarnaan yang beraneka ragam. Proses pewarnaan dalam pembuatan batik tulis secara pesisiran / Pekalongan tidak seluruhnya dilakukan dengan cara pencelupan. Pewarnaan pada bagian tertentu pola dilakukan dengan menyapukan zat pewarna (nyolet), sehingga dapat dilakukan pewarnaan secara serentak dengan berbagai macam warna. Secara umum proses pembuatan batik tulis secara pesisiran / Pekalongan melewati 10 tahapan sebagai berikut:  Mbathik atau Nglowong  Nyolet, yaitu pemberian warna pada bagian-bagian tertentu pola dengan cara menyapukan zat pewarna pada bagian-bagian tersebut.  Nutup, yaitu menutup bagian yang telah dicolet menggunakan malam  Ndhasari, yaitu mencelup latar pola dengan zat pewarna yang dikehendaki  Menutup Dasaran, yaitu menutup bagian-bagian latar pola yang sudah diwarnai dengan malam agar tetap warnanya pada proses selanjutnya.  Medel  Nglorod, seperti pada proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan, proses ini menghasilkan “kelengan” tetapi perbedaannya adalah “kelengan” yang dihasilkan adalah “kelengan berawarna”
  • 15.  Nutup dan Granitan, yaitu menutup bagian-bagian yang telah diberi warna dan bagian yang akan dibiarkan tetap putih serta membuat titik-titik putih pada garis-garis diluar pola yang disebut dengan granit.  Nyoga  Nglorod 2. Batik cap Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan cap yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan. Pembuatan batik cap menggunakan alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Stempel tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat dibanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada batik cap dengan sekali tekan kita dapat menyelesaikannya. 3. Batik kombinasi cap tulis Proses penggambaran malam pada pada kain menggunakan canting dan cap.
  • 16. 4. Batik Printing Seiring dengan perkembangan teknologi tekstil dan kebutuhan akan adanya produksi massal, saat ini banyak beredar kain bermotif batik atau yang terkenal dengan nama batik print. Pembuatan batik print dilakukan dengan cara mencetak motif batik diatas kain yang kemudian disusul dengan pewarnaan sebagaimana proses sablon. Batik print jika mengacu pada pengertian batik secara umum jelas bukan merupakan batik karena pada proses pembuatannya tidak menggunakan metode rintang warna atau tidak mengaplikasikan lilin batik pada kain. Cara membuat batik printing, teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.
  • 17. Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit berwarna putih. Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA  Google.com  Yahoomail.com  Anneahira.blogspot.com