Dokumen tersebut membahas tentang pengambilan keputusan dalam organisasi, meliputi definisi, dasar-dasar, jenis, dan faktor-faktor pengambilan keputusan serta implikasi manajerialnya. Keputusan didefinisikan sebagai hasil pemecahan masalah dengan memilih salah satu alternatif, sedangkan dasar-dasarnya meliputi intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional. Terdapat dua jenis keputus
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiRossi Agisti
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
1. Definisi Dan Dasar Pengambilan Keputusan
2. Jenis –Jenis Keputusan Organisasi
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
4. Implikasi Manajerial
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikAndi Iswoyo
Memdefinisikan kekuasaan dan hubungannya dengan otoritas dan pengaruh
Menjelaskan sumber-sumber kekuasaan
Taktik kekuasaan
Perilaku Politik dalam organisasi
Komunikasi efektif dalam pengambilan keputusanendahmustika
Materi ini membahas bagaimana karakteristik keputusan, Alasan mengapa komunikasi penting dalam pengambilan keputusan serta isu apa saja yang berkembang pada komunikasi pengambilan keputusan terutama di sektor publik.
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiRossi Agisti
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
1. Definisi Dan Dasar Pengambilan Keputusan
2. Jenis –Jenis Keputusan Organisasi
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
4. Implikasi Manajerial
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikAndi Iswoyo
Memdefinisikan kekuasaan dan hubungannya dengan otoritas dan pengaruh
Menjelaskan sumber-sumber kekuasaan
Taktik kekuasaan
Perilaku Politik dalam organisasi
Komunikasi efektif dalam pengambilan keputusanendahmustika
Materi ini membahas bagaimana karakteristik keputusan, Alasan mengapa komunikasi penting dalam pengambilan keputusan serta isu apa saja yang berkembang pada komunikasi pengambilan keputusan terutama di sektor publik.
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
1. DEFINISI DAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
2. JENIS – JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI
3.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. IMPLIKASI MANAJERIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Definisi Pengambilan Keputusan
• Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dan
mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara
beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
• Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil
keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat
diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus
ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga
dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Kemudian terdapat definisi menurut para ahli, antara lain :
• Menurut George R. Terry :
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.
• Menurut Sondang P. Siagian :
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling cepat.
• Menurut James A. F. Stoner :
pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.
3. • Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan,
dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan
keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan
untuk memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan cara /
teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh
semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang
ada.
4. Dasar Pengambilan Keputusan :
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
1. Intuisi :
• Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta
akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang
berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif,
sehingga mudah terkena pengaruh.
A. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi
adalah :
• Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih
pendek.
• Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan
keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
• Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu
sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
5. B. Segi negatif dalam pengambilan keputusan
berdasarkan intusi adalah :
• Keputusan yang dihasilkan relatif kurang
baik.
• Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga
sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
• Dasar-dasar lain dalam pengambilan
keputusan seringkali diabaikan.
• Pengalaman
6. 2. Pengalaman :
• Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena
pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-
buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena
pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya
walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin
sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
3. Fakta :
• Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid, dan
baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan
terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi,
sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan
yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
7. 4. Wewenang :
• Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pim-pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan we-wenang
juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
A. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
adalah :
• Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah
penerimaan tsb secara su-karela ataukah terpaksa.
• Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup
lama.
• Memiliki otentisitas (otentik).
B. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
adalah :
• Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
• Mengasosiakan dengan praktek dictatorial.
• Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga
dapat menimbul-kan kekaburan.
8. 5.Rasional :
• Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional,
keputusan yg dihasilkan ber-sifat objektif, logis, lebih
transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil
atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt
dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa
yg diinginkan.
• Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam
pengambilan keputusan secara rasional :
a.Kejelasan masalah.
b.Orientasi tujuan.
c.Pengetahuan alternative.
d.Preferensi yang jelas.
e.Hasil maksimal.
9. JENIS – JENIS KEPUTUSAN
ORGANISASI
• Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan
berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk
mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi
harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan
pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
• Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
• Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk
mengendalikannya.
• Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada
saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
10. B. Faktor-Faktor yang terkait dengan
Pengambilan Keputusan
• Untuk menentukan pilihan dari berbagai teori
pengambilan keputusan baik itu rasional,
inkremental atau pengamatan terpadu dengan
beberapa alternatif pilihan yang tersedia.
Tentu masing-masing harus mempunyai dasar
(nilai-nilai, norma-norma, atau pedoman
tertentu) yang digunakan sebagai landasan
dalam menentukan pilihan teori yang tepat.
11. • Menurut Terry (1989) dalam blog Komunitas Diamond faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai
berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional
maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan.
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
perhatikan kepentingan orang lain.
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan
mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu
yang cukup lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan
hasil yang baik.
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui
apakah keputusan yang diambil itu betul.
9.Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan berikutnya.
12. Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut
a)Fisik
• Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau
kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa
tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
b) Emosional
• Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi
secara subyektif.
c) Rasional
• Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami
situasi dan berbagai konsekuensinya.
d) Praktikal
• Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan.
Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui
kemampuannya dalam bertindak.
e) Interpersonal
• Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke
orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
f) Struktural
• Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
• mempengaruhi pengambilan keputusan.
13. Implikasi Manajerial dalam Pengambilan
Keputusan
Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan :
• Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik.
Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari
masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
• Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
1.Gaya pengambilan keputusan
2.Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara
berpikirnya yang rasional
3.Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap
ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional
4.Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas
/ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga
5. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk
ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi