Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas menurut beberapa ahli. Terdapat delapan pendekatan yang dijelaskan secara singkat yaitu pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, buku masak, instruksional, perubahan perilaku, sosio-emosional, dan proses kelompok. Dokumen ini juga membahas pendekatan analitik pluralistik dan eklektik dalam memilih strategi pengelolaan kelas.
1. PENDEKATAN DALAM
MANAJEMEN KELAS
SRI WIDIANTI
DINA MURSALINA
DEVI PUSPITA SARI
ASRINI RAMADHANI
ZUMAR ARIF WICAKSONO
2. Pendekatan dalam Manajemen Kelas
Guru adalah tenaga profesional sehingga guru
tidak dapat disamakan dengan seorang tukang.
Seorang tukang cukup mengikuti petunjuk yang
terdapat dalam buku petunjuk. Sementara guru
peranannya adalah sebagai pengelola aktivitas
yang harus bekerja berdasar pada kerangka
acuan pendekatan manajemen kelas.
3. Guru harus memiliki, memahami, dan terampil dalam
menggunakan bermacam-macam pendekatan yang
dipahami dan dimiliknya dipergunakan bersamaan atau
sekaligus.
Berikut ini uaraian tentang macam-macam pendekatan
dalam manajemen kelas yang disarikan Weber
(1986:1996).
Macam-macam pendekatan ini mungkin sudah tidak
tepat lagi apabila dilaksanakan, sehingga uraian
pendekatan ini dimaksudkan untuk lebih memahami
kekuatan dan kelemahan yang ada pada setiap
pendekatan, agar guru tidak terjerumus kedalam
penerapan pendekatan yang sudah tidak tepat lagi.
4. Macam-macam Pendekatan
Manajemen Kelas
• Pendekatan Otoriter
• Pendekatan Intimidasi
• Pendekatan Permisif
• Pendekatan Buku masak
• Pendekatan Instruksional
• Pendekatan Pengubahan Perilaku
• Pendekatan Sosio-Emosional
• Pendekatan Proses Kelompok
• Pendekatan Analitik Pluralistik
• Pendekatan Elektik
5. Pendekatan otoriter adalah pendekatan yang
menempatkan ketertiban di kelas dengan
menggunakan strategi pengendalian. Tujuan guru yang
utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik.
Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan
dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Pendekatan otoriter menawarkan yang dapat
diterapkan dalam mengelola kelas yaitu: (1)
menetapkan dan menegakan peraturan, (2)
memberikan perintah, pengarahan, dan pesan, (3)
menggunakan teguran, (4) menggunakan pengendalian
dengan gerak mendekati, (5) menggunakan pemisahan
dan pengucilan
6. 2. Pendekatan Intimidasi
Berbeda dari pendekatan otoriter yang
menekankan perilaku guru yang
manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan
pada perilaku guru yang mengintimidasi . Peranan
guru adalah memaksa peserta didik berperilaku
sesuai dengan perintah guru.
Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi
tertentu dengan menggunakan teguran keras.
Pendekatan intimidasi hanya baik untuk
menghentikan perbuatan yang salah berat dengan
segera.
7. Walaupun pendekatan intimidasi telah dipakai
secara luas dan ada manfaatnya, namun terdapat
banyak kecaman terhadap pendekatan ini.
Kelemahan yang timbul dari pendekatan ini yaitu
tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya
hubungan antara guru dan peserta didik.
8. 3. Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang
menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan
siswa. Peranan guru adalah meningkatkan
kebebasan peserta didik, sebab hal itu akan
membantu pertumbuhannya secara wajar.
Kelemahan dari pendekatan ini yaitu pendekatan ini
kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah
sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial.
Selain itu pendekatan permisif dalam bentuknya
yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi
atau lingkungan sekolah dan kelas.
9. 4. Pendekatan Buku Masak
Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk
rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakukan atau
yang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabila
menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas
tanpa banyak berpikir lagi.
Kelemahan dari penedekatan buku masak yaitu tidak
dijabarkan atas dsar konsep yang jelas, sehingga tidak
ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru
menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain.
Selain itu apabila resep tertentu gagal mencapai
tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena
pendekatan ini bersifat mekanistik.
10. Penedekatan Instruksional adalah penedekatan
yang mendasarkan kepada pendirian bahwa
pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan
dengan cermat akan mencegah timbulnya
sebagian besar masalah manajerial kelas.
Para penganjur pendekatan instruksional dalam
manajemen kelas cenderung memandang
perilaku instruksional guru mempunyai potensi
mencapai dua tujuan utama manajemen kelas
yaitu:
1. Mencegah timbulnya masalah manajerial
2. Memecahkan masalah manajerial kelas.
11. Para pengembang pendekatan instruksional menyarankan
guru dalam mengembangkan strategi manajemen kelas
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang
menarik, relevan, dan sesuai.
2. Menerapkan kegiatan yang efektif.
3. Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas.
4. Memberikan pengarahan yang jelas.
5. Menggunakan dorongan yang bermakna.
6. Memberikan bantuan mengatasi rintangan.
7. Merencanakan perubahan lingkungan.
8. Mengatur kembali struktur situasi.
12. • Pendekatan perubahan perilaku
didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi
behaviorisme.
• Prinsip utama yang mendasari
pendekatan ini adalah perilaku merupakan
hasil proses belajar dan berlaku baik bagi
yang berperilaku sesuai maupun
menyimpang.
13. • Seorang peserta didik berperilaku
menyimpang disebabkan oleh salah satu
dari dua alasan yaitu:
1. peserta didik telah belajar barperilaku
yang tidak sesuai.
2. peserta didik tidak belajar berperilaku
yang sesuai.
• Pendekatan pengubahan perilaku atas
dasar 2 asumsi utama yaitu
1. empat proses dasar belajar
2. pengaruh kejadian-kejadian dalam
lingkungan.
14. Tugas guru adalah mengusai dan menerapkan 4
prinsip dasar belajar,yaitu:
1. Penguatan positif
2. Hukuman
3. Penghentian
4. Penguatan negatif
Konsekunsi-konsekuensi itu memberikan pengaruh
kepada peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip
perilaku yang telah terbentuk.
Frekuensi penguatan dan hukuman adalah prinsip lain
yang penting dalam pengubahan perilaku.
Ada dua macam pendekatan untuk penguatan yang
berselang waktu pendek,yaitu:
1. Penjadwalan selang waktu
2. Penjadwalan rasio
15. • Penguatan dapat digolongkan dalam 2 kategori utama
yaitu:
1. Penguatan primer
2. Pendorong bersyarat, terdiri dari beberapa
tipe,seperti:penguatan sosial, penguatan
perlambang, penguatan nyata, penguatan kegiatan.
• Terdapat 3 metode yang ditawarkan untuk
menemukan penguatan-penguatan yang berorientasi
individual yaitu:
1. Mendapatkan petunjuk mengenai penguatan
2. Mendapatpetunjuk tambahan dengan mengmati apa
saja yang mengikuti perilaku peserta didik tertentu
3. Mendapatka petunjuk dengan hanya menanyakan si
anak
16. • Strategi-strategi lain yang ditawarkan dalam mengelola kelas:
1. Mempergunakan model
2. Mempergunakan pembentukan
3. Mempergunakan sistem hadiah
terdiri dari 3 unsur yaitu:
a.Seperangkat instruksi tertulis yang disiapkan dengan teliti.
b. Suatu sistemyang dirancang dengan baik.
c.Seperangkat proseduar yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertukar hadiah.
4. Memperguanakan kontrak perilaku
5. Mempergunakan jatah kelompok
6. Penguatan alternatif yang tidak sesuai
7. Mempergunakan penyuluhan perilaku
8. Mempergunakan pemantauan sendiri
9. Mempergunakan pemberian isyarat
17. Keuntungan dan kerugian pengunaan hukuman menurut
Sulzer dan mayer (1972).
Keuntungan:
a. Hukuman memberikan informasi kepada peserta
didik.
b. Hukuman bersifat memerintah terhadap siswa lain
untuk mengurangi perilaku yang mendapat
hukuman.
Kerugian:
a. Hukuman dapat disalahtafsirkan.
b. Hukuman dapat menyebabkan peserta didik yang
dihukum menyisihkan diri sama sekali.
c. Dapat mentebabkan peserta didik menjadi agresif.
d. Dapat menghasilkan reaksi negatif dipihak teman-
teman sekelasnya.
e. Menyebabkan peserta didik yang dihukum bersikap
negatif terhadap sendiri atau yerhadap situasi.
18. Pendekatan sosio-emosional dalam MK
berakar pada psikologi penyuluhan
klinis, karena memberikan arti yang sangat
penting pada hubungan antar-pribadi. Tugas
pokok guru dalam MK adalah membangun
hubungan antar pribadi yang positif.
19. Ginnot(1972) memberikan rekomendasi mengenai cara yang
seyogyanya dilakukan oleh guru untuk berkomunikasi secara efektif yaitu:
a. Alamatkan pernyataan kepada siswa.
b. Gambarkanlah situasi, ungkapkan perasaan tentang situasi itu, dan
jelaskan mengenai situasi tersebut
c. Nyatakan perasaan yang sebenarnya
d. Hindarkan cara memusuhi
e. Hindarkan sikap menentang atau melawan
f. Akui, terima, dan hormati pendapat atau perasaan peserta didik
g. Hindarkan pernyataan atau komentar yang memencing sikap menolak
h. Tolak godaan memberikan pemecahan yang terburu-buru
i. Hilangkan sarkasme
j. Usahakan penjelasan yang singkat
k. Pantau dan waspadalah terhadap kata-kata yang disampaikan kepada
siswa
l. Berikan pujian yang bersifat menguatkan
m. Dengarkan apa yang diungkapkan peserta didik dan dorong
mengungkapkan buah pikiran dan perasaannya
20. • Pandangan lain dari glasser(1969)
menekankan pentingnya keterlibatan
guru dengan menggunakan strategi
manajemen yang di sebut terapi
kenyataan. Satu-satunya kebutuhan
dasar manusia adalah kebutuhan akan
identitas yaitu perasaan berhasil dan
dihargai atau keberadaan diri.
21. Glasser mengemukakan 8 langkah untuk membantu mengubah
perilaku menyimpang peserta didik,yaitu:
a. Secara pribadi melibatkan diri dengan siswa.
b. Memberikan uraian tentang perilaku siswa.
c. Membantu siswa membuat penilaian atau pendapat tentang
perilakunya yang menjadi masalah itu.
d. Membantu siswa merencanakan tindakan-tindakan yang lebih
baik.
e. Membimbing siswa mengikatakan diri dengan rencana yang
telah dibuat.
f. Mendorong siswa sewaktu melaksanakan rencananya dan
memelihara keterikatannya dengan rencana tersebut.
g. Tidak menerima pernyataan maaf siswa apabila siswa gagal
meneruskan keterikatannya dan membantu memehami bahwa
siswalah yang bertanggung jawab atas perilakunya.
h. Memberikan kesempatan kepada siswa merasakan akibat wajar
dari perilakunya yang menyimpang tetapi jangan
menghukumnya.
22. • Dreikurs(1982)
Dreikurs mengemukakan gagasan-gagasan
penting yang mempunyai implikasi bagi manajemen
kelas,antara lain:
1. Penekanan pada kelas yang demokratis dengan
kondisi siswa dan guru berbagi tanggung
jawab, baik dalam proses maupun langkah maju.
2. Pengakuan akan pengaruh konsekuensi wajar dan
logis dari perilaku siswa.
23. Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok
didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
1. Kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok
yakni kelompok kelas.
2. Tugas pokok guru adalah menciptakan dan membina
kelompok kelas yang efektif dan produktif.
3. Kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang mengandung
ciri-ciri yang terdapat pada semua sistem sosial.
4. Pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya susana
belajar yang menguntungkan.
24. • Schmuck dan Schmuck dalam weber(1986)mengemukakan
6 ciri pendekatan proses kelompok, yaitu:
a. Harapan
b. Kepemimpinan
c. Daya tarik
d. Norma
e. Komunikasi
f. Keterpaduan
kelompok menjadi padu karena:
1. Para anggota saling menyukai satu sama lainnya.
2. Minat yang besar terhadap pekerjaan.
3. Kelompok memberikan harga diri kepada para
anggotanya
25. Pendekatan analistik pluralistik
Pendekatan analistik pluralistik memberikan
kesempatan kepada guru memilih strategi
pendekatan manajemen kelas atau gabungan
beberapa strategi dari berbagai pendekatan
manajemen yang dianggap mempunyai potensi
terbesar berhasil menanggulangi masalah
manajemen kelas dalam situasi yang telah
dianalisis
26. Terdapat 4 tahap pendekatan analitik
pluralistik yang perlu dicermati dalam
penggunaannya
1. Menentukan kondisi kelas yang diinginkan
2. Menganalisis kondisi kelas yang nyata
3. Memilih dan menggunakan strategi
pengelolaan
4. Menilai keefektifan pengelolaan
27. Pendekatan Eklektik
Weber (1986) menyatakan bahwa
pendekatan dengan cara menggabungkan
semua aspek terbaik dari berbagai
pendekatan manajemen kelas untuk
menciptakan suatu kebulatan atau
keseluruhan yang bermakna yang secara
filosofis , teoritis , dan psikologis dinilai
benar, yang bagi guru merupakan sumber
pemilihan perilaku pengelolaan tertentu
yang sesuai dengan situasi disebut
pendekatan eklektik