SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah iklim
tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih besar
daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis merupakan
jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada,
kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis (penyakit kaki gajah)
atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai
spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah
diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes
dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran
kaki, tangan, dan organ kelamin.
Filariasis merupakan kelompok penyakit pada manusia maupun hewan yang
disebabkan oleh infeksi parasit Nematoda, ordo filaridae yang biasa disebut
filariae. Penyakit ini baru menimbulkan gejala setelah terpapar selama beberapa
tahun, oleh sebab itu pada anak-anak jarang mengalami filariasis klinis yang
bermakna.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit filariasis
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit filariasis
3. Untuk mengetahui morfologi penyakit filariasis
4. Untuk mengetahui gejala dari penyakit filariasis
5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit filariasis
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Filariasis
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah
tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok
cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Filariasis
biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau
jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan
(bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis
limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori[1]
.
bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat
kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika),
Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis
Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya)
sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui
jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di
bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella
perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini
disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus,
oleh kopepoda (Crustacea).
B. Etiologi Filarasis
Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori[1]
. bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta
alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika),
Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis
Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya)
sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui
jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di
bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella
perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini
disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus,
oleh kopepoda (Crustacea).
C. Morfologi Penyakit Filariasis
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu
organisme hidup. Berikut ini adalah morfologi penyakit filariasis.
 Larva stadium 1 panjangnya kurang lebih 147 mikron, bentuknya seperti
sosis, ekornya panjang dan lancip.
 Larva stadium 2 panjangnya kurang lebih 450 mikron, bentuknya lebih
gemuk dan lebih panjang daripada bentuk stadium 1, ekornya pendek
seperti kerucut.
 Larva stadium 3 panjangnya kurang lebih 1200 mikron, bentuknya
langsing, pada ekornya terdapat 3 buah papil.
 Mikrofilaria panjangnya kurang lebih 250 mikron, besarung pucat
(pewarnaan hematoxilin), lekuk badan halus, panjang ruang kepala sama
dengan lebarnya, inti halus dan teratur, tidak ada inti tambahan.
 Cacing dewasa (mikrofilaria) halus seperti benang, warna putih
kekuningan.
 Cacing jantan panjangnya kurang lebih 40 mm ekornya melingkar,
mempunyai 2 spikula.
 Cacing betina panjangnya 65 - 100 mm, ekor lurus berujung tumpul.
D. patologis penyakit filariasis
Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang
disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis
nyamuk. bermula dari inflamasi saluran limfe akibat dilalui cacing filaria
dewasa (makrofilaria). Cacing dewasa yang tak tahu diri ini melalui
saluran limfe aferen atau sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi
limfe pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan
banyaknya cairan plasma yang terisi dari pembuluh darah yang
menyebabkan penebalan pembuluh darah di sekitarnya.
Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel plasma,
esosinofil, serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang
terinfeksi. Nah, infiltrasi inilah yang menyebabkan terjadi proliferasi
jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di sekelilingnya menjadi
berkelok-kelok serta menyebabkan rusaknya katup-katup di sepanjang
pembuluh limfe tersebut. Akibatnya, limfedema dan perubahan statis-
kronis dengan edema pada kulit di atas pembuluh tersebut menjadi tak
terhindarkan lagi.
Jadi, jelaslah bahwa biang keladi edema pada filariasis ialah cacing
dewasa (Makrofilaria) yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme
inflamasi dari tubuh penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan
ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini juga diduga sebagai
penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe
secara total. Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten,
namun ketika cacing sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu
timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar limfe. Kemudian akan terjadi
obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah
membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi
malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.
E. Gejala Filariais Akut dapat berupa
 Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat
 Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan
paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
 Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)
 Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
 Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
F. Karakteristik dari Penderita Penyakit Filariasis
1. Umur dan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, dari 103 penderita filariasis kronis yang ditemukan, 58
(56,1%) wanita dan 45 (43,9%) laki-laki. Umur penderita bervariasi antara 18
tahun sampai 61 tahun. Apabila umur penderita dikelompokkan dengan interval
10 tahun, penderita terbanyak berumur 48-58 tahun (40,77%).
2. Bagian tubuh yang mengalami pembengkakan
Sebagian besar pembengkakan terjadi pada kaki, yaitu pada kaki kanan (46,6%),
kaki kiri (39,8%), pada kedua kaki (7,77%) selebihnya berupa hidrokel.
3. Keadaan sosial ekonomi
Sebagian penderita merupakan masyarakat yang kemampuan ekonominya rendah
(88,35%). Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana yang keadaan
sanitasinya tidak memenuhi syarat kesehatan. Selain itu akses sebagian besar
penderita (72,7%) ke sarana pelayanan kesehatan relatif rendah karena mereka
tinggal di desa yang jauh (lebih dari 10 km) dari ibukota kecamatan.
4. Perkiraan tempat tertular
Diperkirakan sebagian besar penderita tertular di wilayah tempat
tinggalnya, karena 83,2% penderita menyatakan tidak pernah bermukim di daerah
lain yang endemis filariasis, terutama daerah di luar Jawa. Di samping itu,
berdasarkan hasil survei darah jari yang dilakukan di empat Kabupaten/kota, dua
kabupaten/kota terbukti endemis filariasis (Mf Rate 71%), yaitu Kabupaten
Pekalongan dan Kota Pekalongan.
G. Diagnosa penyakit filariasis
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis
darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena
microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam
hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).
Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa
penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai
Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak
WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem “Tes kartu”, Hal ini sangatlah
sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan
cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun,
tidak harus malam hari.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis antara lain
sebagai berikut:
1. Diagnosis Immunologi dengan ELISA dan Immunochromatographic Test
( ICT ). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi
monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi anti gen filarial dalam
sirkulasi. Hasil tes yang positif menunjukan adanya infeksi aktif walaupun
mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah dan juga digunakan untuk
monitor keefektifan terapi. Pada stadium opstruktif mikrofilaria sering
tidak dijumpai dalam darah, tetapi ada didalam cairan hidrokel atau cairan
chyluria.
2. Pemeriksaan urin dan mikroskopis: jika diduga filariasis limfatik,
pemeriksaan urin secara makroskopis untuk chyluria kemudian dipusatkan
untuk mikrofilaria.
3. CBC (Complete Blood Count): eosinofilia terjadi pada semua bentuk
infeksi filariasis yang jelas.
4. Penilaian serum imunoglobulin: peningkatan serum Ige dan IgG4 dapat
terlihat pada filariasis aktif.
H. Siklus Penularan Filariasis
1. Tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vektor ).:
 Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia)
beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam
lambung nyamuk.
 Setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung,
kemudian menerobos dinding lambung menuju ke rongga badan dan
selanjutnya ke jaringan otot thoraks.
 Dalam jaringan otot thoraks, larva stadium I (LI) berkembang menjadi
bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi stadium
III (L3) yang efektif.
 Waktu perkembangan dari L1 menjadi L3 disebut masa inkubasi ektrinsik,
untuk spesies Wuchereria bancrofti antara 10-14 hr, Brugia malayi dan
Brugia timori 7-10 hr. 5. St. LIII bergerak ke proboscis ( alat tusuk)
nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggit.
 Mikrofilaria didalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk
dan tidak berkembang biak (cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan
gigitan berulang kali utk terjadinya infeksi.
2. Tahap perkembangan dalam tubuh manusia dan hewan perantara ( hospes
reservoir ) :
 Didalam tubuh manusia St. L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya
tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina.
 Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar
dalam darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan
sekitar 50.000 larva setiap hari.
 Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan mikrofilaria
W.bancrofti selama 9 bln dan B.malayi, B.timori selama 3 bulan di tubuh
manusia.
 Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar (
lutung dan kucing).
I. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis
1. Upaya Pencegahan Filariasis
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk
(mengurangi kontak dengan vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu
tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk,
mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang
menutupi kulit, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik
nyamuk, dan memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara
berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. Dari semua
cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas
nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.
2. Upaya Pengobatan Filariasis
Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis
dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat
membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka
panjang. Hingga saat ini, DEC adalah satu-satunya obat yang efektif, aman, dan
relatif murah. Untuk filariasis akibatWuchereria bankrofti, dosis yang dianjurkan
6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filariasis
akibatBrugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat
badan/hari selama 10 hari. Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil,
sakit kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan filariasis yang disebabkan
oleh Brugiamalayi dan Brugia timori, efek samping yang ditimbulkan lebih berat.
Sehingga, untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan
dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Pengobatan kombinasi dapat juga
dilakukan dengan dosis tunggal DEC dan Albendazol 400mg, diberikan setiap
tahun selama 5 tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan efek filarisida DEC.
Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik
semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap
nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek samping
yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC. Terapi suportif berupa pemijatan
juga dapat dilakukan di samping pemberian DEC dan antibiotika, khususnya pada
kasus yang kronis. Pada kasus-kasus tertentu dapat juga dilakukan pembedahan.
3. Upaya Rehabilitasi Filariasis
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian
tubuh yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi
tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah
penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular
filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus
Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin.
B. Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis
karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga
akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus
filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia
Sehat Tahun 2010.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Filariasis
http://kiathidupsehat.com/cara-penularan-penyakit-kaki-gajahfilariasis/
http://orisinil.com/lifestyle/penyakit-kaki-gajah-filariasis/65
http://penyakit-dan-caraperawatan.blogspot.com/2010/12/perawatan-dan-
pencegahan-kaki-gajah.html
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6658
http://www.dcamz.web.id/gejala-pencegahan-filariasis-kaki-gajah/
http://www.infopenyakit.com/2009/01/penyakit-kaki-gajah-filariasis-atau.html
http://www.resep.web.id/kesehatan/filariasis-penyakit-kaki-gajah.htm
KATA PENGANTAR
“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah
yang berjudul “FILARIASIS “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan
pengikutnya hingga hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan
suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan
segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya
dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang
dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu
sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa
makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari
kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.
Raha,
PENYUSUN
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN
KATAPENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
B.Tujuan
C.RumusanMasalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Filariasis
B. Etiologi Filarasis
C. Morfologi Penyakit Filariasis
D. patologis penyakit filariasis
E. Gejala Filariais Akut dapat berupa
F. Karakteristik dari Penderita Penyakit Filariasis
G. Diagnosa penyakit filariasis
H. Siklus Penularan Filariasis
I. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS : INDUVIDU
MAKALAH
FILARIASIS
T
oleh
NAMA : IRIANI
NIM :11.11.911
TINGKAT : II B.
AKPER PEMKAB MUNA
2014

More Related Content

What's hot (13)

Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Ppt loa loa (cacing mata)
Ppt loa loa (cacing mata)Ppt loa loa (cacing mata)
Ppt loa loa (cacing mata)
 
Brugia malayi
Brugia malayiBrugia malayi
Brugia malayi
 
Makalah kaki gajahhh
Makalah kaki gajahhhMakalah kaki gajahhh
Makalah kaki gajahhh
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Ppt filariasis
Ppt filariasisPpt filariasis
Ppt filariasis
 
Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)
 
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Ankilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasisAnkilostmiasis dan necatoriasis
Ankilostmiasis dan necatoriasis
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 

Similar to Makalah flariasi (20)

Makalah flariasi
Makalah flariasiMakalah flariasi
Makalah flariasi
 
Makalah kaki gajah
Makalah kaki gajahMakalah kaki gajah
Makalah kaki gajah
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2Makalah kaki gajah 2
Makalah kaki gajah 2
 
Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri Pembekakan Tungkai Kiri
Pembekakan Tungkai Kiri
 
Jaringan 1 converted
Jaringan 1 convertedJaringan 1 converted
Jaringan 1 converted
 
PENYAKIT FILARIASIS (1).pptx
PENYAKIT FILARIASIS (1).pptxPENYAKIT FILARIASIS (1).pptx
PENYAKIT FILARIASIS (1).pptx
 
Lembar balik filariasis
Lembar balik filariasisLembar balik filariasis
Lembar balik filariasis
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Heldi.docx
Heldi.docxHeldi.docx
Heldi.docx
 
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMAKingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMA
 
5. entomologi
5. entomologi5. entomologi
5. entomologi
 
Ppt parasit iv
Ppt parasit ivPpt parasit iv
Ppt parasit iv
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malaria
 
Filaria
FilariaFilaria
Filaria
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah filariasis
Makalah filariasisMakalah filariasis
Makalah filariasis
 
Insecta class.pptx
Insecta class.pptxInsecta class.pptx
Insecta class.pptx
 
Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes (Nematoda)
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 

Recently uploaded (17)

SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 

Makalah flariasi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah iklim tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih besar daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin. Filariasis merupakan kelompok penyakit pada manusia maupun hewan yang disebabkan oleh infeksi parasit Nematoda, ordo filaridae yang biasa disebut filariae. Penyakit ini baru menimbulkan gejala setelah terpapar selama beberapa tahun, oleh sebab itu pada anak-anak jarang mengalami filariasis klinis yang bermakna. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian penyakit filariasis 2. Untuk mengetahui penyebab penyakit filariasis 3. Untuk mengetahui morfologi penyakit filariasis 4. Untuk mengetahui gejala dari penyakit filariasis 5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit filariasis 6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penyakit Filariasis Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Filariasis biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori[1] . bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus, oleh kopepoda (Crustacea).
  • 3. B. Etiologi Filarasis Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori[1] . bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus, oleh kopepoda (Crustacea).
  • 4. C. Morfologi Penyakit Filariasis Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu organisme hidup. Berikut ini adalah morfologi penyakit filariasis.  Larva stadium 1 panjangnya kurang lebih 147 mikron, bentuknya seperti sosis, ekornya panjang dan lancip.  Larva stadium 2 panjangnya kurang lebih 450 mikron, bentuknya lebih gemuk dan lebih panjang daripada bentuk stadium 1, ekornya pendek seperti kerucut.  Larva stadium 3 panjangnya kurang lebih 1200 mikron, bentuknya langsing, pada ekornya terdapat 3 buah papil.  Mikrofilaria panjangnya kurang lebih 250 mikron, besarung pucat (pewarnaan hematoxilin), lekuk badan halus, panjang ruang kepala sama dengan lebarnya, inti halus dan teratur, tidak ada inti tambahan.  Cacing dewasa (mikrofilaria) halus seperti benang, warna putih kekuningan.  Cacing jantan panjangnya kurang lebih 40 mm ekornya melingkar, mempunyai 2 spikula.  Cacing betina panjangnya 65 - 100 mm, ekor lurus berujung tumpul. D. patologis penyakit filariasis Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis
  • 5. nyamuk. bermula dari inflamasi saluran limfe akibat dilalui cacing filaria dewasa (makrofilaria). Cacing dewasa yang tak tahu diri ini melalui saluran limfe aferen atau sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan banyaknya cairan plasma yang terisi dari pembuluh darah yang menyebabkan penebalan pembuluh darah di sekitarnya. Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel plasma, esosinofil, serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang terinfeksi. Nah, infiltrasi inilah yang menyebabkan terjadi proliferasi jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di sekelilingnya menjadi berkelok-kelok serta menyebabkan rusaknya katup-katup di sepanjang pembuluh limfe tersebut. Akibatnya, limfedema dan perubahan statis- kronis dengan edema pada kulit di atas pembuluh tersebut menjadi tak terhindarkan lagi. Jadi, jelaslah bahwa biang keladi edema pada filariasis ialah cacing dewasa (Makrofilaria) yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme inflamasi dari tubuh penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini juga diduga sebagai penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe secara total. Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten, namun ketika cacing sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar limfe. Kemudian akan terjadi obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.
  • 6. E. Gejala Filariais Akut dapat berupa  Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat  Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit  Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)  Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah  Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema) F. Karakteristik dari Penderita Penyakit Filariasis 1. Umur dan jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, dari 103 penderita filariasis kronis yang ditemukan, 58 (56,1%) wanita dan 45 (43,9%) laki-laki. Umur penderita bervariasi antara 18 tahun sampai 61 tahun. Apabila umur penderita dikelompokkan dengan interval 10 tahun, penderita terbanyak berumur 48-58 tahun (40,77%). 2. Bagian tubuh yang mengalami pembengkakan Sebagian besar pembengkakan terjadi pada kaki, yaitu pada kaki kanan (46,6%), kaki kiri (39,8%), pada kedua kaki (7,77%) selebihnya berupa hidrokel. 3. Keadaan sosial ekonomi Sebagian penderita merupakan masyarakat yang kemampuan ekonominya rendah (88,35%). Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana yang keadaan
  • 7. sanitasinya tidak memenuhi syarat kesehatan. Selain itu akses sebagian besar penderita (72,7%) ke sarana pelayanan kesehatan relatif rendah karena mereka tinggal di desa yang jauh (lebih dari 10 km) dari ibukota kecamatan. 4. Perkiraan tempat tertular Diperkirakan sebagian besar penderita tertular di wilayah tempat tinggalnya, karena 83,2% penderita menyatakan tidak pernah bermukim di daerah lain yang endemis filariasis, terutama daerah di luar Jawa. Di samping itu, berdasarkan hasil survei darah jari yang dilakukan di empat Kabupaten/kota, dua kabupaten/kota terbukti endemis filariasis (Mf Rate 71%), yaitu Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan. G. Diagnosa penyakit filariasis Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity). Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan. Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem “Tes kartu”, Hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus malam hari.
  • 8. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis antara lain sebagai berikut: 1. Diagnosis Immunologi dengan ELISA dan Immunochromatographic Test ( ICT ). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi anti gen filarial dalam sirkulasi. Hasil tes yang positif menunjukan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah dan juga digunakan untuk monitor keefektifan terapi. Pada stadium opstruktif mikrofilaria sering tidak dijumpai dalam darah, tetapi ada didalam cairan hidrokel atau cairan chyluria. 2. Pemeriksaan urin dan mikroskopis: jika diduga filariasis limfatik, pemeriksaan urin secara makroskopis untuk chyluria kemudian dipusatkan untuk mikrofilaria. 3. CBC (Complete Blood Count): eosinofilia terjadi pada semua bentuk infeksi filariasis yang jelas. 4. Penilaian serum imunoglobulin: peningkatan serum Ige dan IgG4 dapat terlihat pada filariasis aktif. H. Siklus Penularan Filariasis 1. Tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vektor ).:  Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia) beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam lambung nyamuk.  Setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung, kemudian menerobos dinding lambung menuju ke rongga badan dan selanjutnya ke jaringan otot thoraks.
  • 9.  Dalam jaringan otot thoraks, larva stadium I (LI) berkembang menjadi bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi stadium III (L3) yang efektif.  Waktu perkembangan dari L1 menjadi L3 disebut masa inkubasi ektrinsik, untuk spesies Wuchereria bancrofti antara 10-14 hr, Brugia malayi dan Brugia timori 7-10 hr. 5. St. LIII bergerak ke proboscis ( alat tusuk) nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggit.  Mikrofilaria didalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk dan tidak berkembang biak (cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan gigitan berulang kali utk terjadinya infeksi. 2. Tahap perkembangan dalam tubuh manusia dan hewan perantara ( hospes reservoir ) :  Didalam tubuh manusia St. L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina.  Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar dalam darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan sekitar 50.000 larva setiap hari.  Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan mikrofilaria W.bancrofti selama 9 bln dan B.malayi, B.timori selama 3 bulan di tubuh manusia.  Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar ( lutung dan kucing). I. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis 1. Upaya Pencegahan Filariasis Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu
  • 10. tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. Dari semua cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara 3M. 2. Upaya Pengobatan Filariasis Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, DEC adalah satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relatif murah. Untuk filariasis akibatWuchereria bankrofti, dosis yang dianjurkan 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filariasis akibatBrugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari. Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil, sakit kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan filariasis yang disebabkan oleh Brugiamalayi dan Brugia timori, efek samping yang ditimbulkan lebih berat. Sehingga, untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Pengobatan kombinasi dapat juga dilakukan dengan dosis tunggal DEC dan Albendazol 400mg, diberikan setiap tahun selama 5 tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan efek filarisida DEC. Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek samping yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC. Terapi suportif berupa pemijatan
  • 11. juga dapat dilakukan di samping pemberian DEC dan antibiotika, khususnya pada kasus yang kronis. Pada kasus-kasus tertentu dapat juga dilakukan pembedahan. 3. Upaya Rehabilitasi Filariasis Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun, kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian tubuh yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin. B. Saran Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia Sehat Tahun 2010.
  • 14. KATA PENGANTAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul “FILARIASIS “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, PENYUSUN
  • 15. DAFTAR ISI SAMPUL HALAMAN KATAPENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakang B.Tujuan C.RumusanMasalah BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penyakit Filariasis B. Etiologi Filarasis C. Morfologi Penyakit Filariasis D. patologis penyakit filariasis E. Gejala Filariais Akut dapat berupa F. Karakteristik dari Penderita Penyakit Filariasis G. Diagnosa penyakit filariasis H. Siklus Penularan Filariasis I. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis BAB III PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA
  • 16. TUGAS : INDUVIDU MAKALAH FILARIASIS T oleh NAMA : IRIANI NIM :11.11.911 TINGKAT : II B. AKPER PEMKAB MUNA 2014