SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. Untuk dapat mewujudkan pembangunan kesehatan,
masyarakat banyak hal yang harus diselenggarakan, salah satunya yang
mempunyai peranan cukup penting adalah pelayanan kesehatan.
UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa
“Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945”. Dalam pasal 93 UU RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan gigi
dan mulut menyebutkan bahwa “Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi,
dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan”.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
2
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dalam bentuk upaya
kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009).
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam
pembangunan unsur manusia agar memiliki kualitas, mampu bersaing diera yang
penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Pembangunan kesehatan
menjadi perhatian serius dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda
perioritas utama selain pembangunan di bidang lainnya (Arifin, 2007).
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas
kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak
mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak
usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun untuk
menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi
perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2007).
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan
masyarakat walaupun tujuan pembangunan kesehatan saat ini telah dititik
beratkan pada upaya peningkatan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut
(Hutabarat, 2009).
Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
tubuh secara umum, maka penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan gigi
3
dan mulut agar tercapai kesehatan jasmani dan rohani seperti yang diharapkan,
tidak terkecuali anak-anak, jika tubuh mereka sehat maka anak-anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal (Malik, 2008).
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah,
berbicara dan mempertahankan bentuk muka. Mengingat kegunaannya yang
demikian penting, maka sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Kesehatan gigi dan
mulut masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan, hal ini terlihat dari penyakit
gigi dan mulut yang masih diderita oleh 90% penduduknya. Penyakit gigi dan
mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia adalah penyakit periodontal
dan karies gigi (Antasari, 2005)
Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang
diakibatkan oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email,
dentin dan sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera
menyebar dan meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa
sakit, tanggalnya gigi, infeksi, bahkan kematian (Sandira, 2009).
Karies yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit atau
nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam
serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas
makan dan akhirnya menjadi kurus. Secara tidak lansung, karies pada anak akan
mempengaruhi proses timbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak
(Syarifi, 2008).
4
Tingginya prevalensi karies gigi, serta belum berhasilnya usaha untuk
mengatasi, mungkin disebabkan oleh faktor-faktor distribusi penduduk,
lingkungan, prilaku, dan pelayanan kesehatan gigi, serta keturunan dalam
masyarakat Indonesia. Usaha untuk mengatasinya sampai sejauh ini pun belum
menunjukkan hasil nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi yaitu
prevalensi karies gigi (Anonim, 2008).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Depkes tahun 2007 menunjukan, 72,1%
penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya merupakan
karies aktif yang belum dirawat. Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat
risiko karies pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti. Untuk mengindari
karies gigi, WHO menetapkan pada usia rentan saat seseorang berpotensi
mengalami karies gigi pada usia 12 tahun. WHO merekomendasikan kelompok
umur tertentu untuk diperiksa yaitu kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan
12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi permanen (Karjati, 2010)
Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya
adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses
terjadinya karies gigi, antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi
di rahang, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut yang berhubungan dengan
frekuensi dan kebiasaan menggosok gigi, jumlah dan frekuensi makan makanan
yang menyebabkan karies (kariogenik ). Selain itu, terdapat faktor luar sebagai
faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan
terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis kelamin, letak geografis, tingkat
5
ekonomi, serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan
gigi (Rasinta Tarigan, 1992).
Fankari (2004), menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah gigi dan
mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap
mengabaikan kebersihan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh
kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut.
Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka
harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera (Titin,
2003).
Fase perkembangan anak usia pra sekolah masih sangat tergantung pada
pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat dalam masa
tersebut datang dari ibunya. Peran ibu sangat menentukan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, demikian juga keadaan kesehatan gigi dan mulut anak usia
pra sekolah masih sangat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku ibunya
(Suwelo, 1992).
Kawuryan (2008), menjelaskan bahwa dengan adanya pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan
mulut dan pada akhirnya dapat mencegah terjadinya karies gigi. Hal ini berarti
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak pada kejadian
karies gigi.
6
Berdasarkan survei hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada 10
siswa kelas 5 SDN 5 watopute Kecamatan watopute menunjukkan 6 anak (60%)
mengalami karies gigi.
Berdasarkan masalah dan fenomena yang penulis uraikan diatas, maka
penulis tertarik mengambil judul “Gambaran pengetahuan murid sdn 5 watopute
kec.watopute tentang penyakit karies gigi ’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:’’Bagaimana Gambaran pengetahuan murid SDN 5
Watopute tentang penyakit karies gigi’’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Gambaran pengetahun murid SDN 5 Watopute tentang
penyakit karies gigi
2. Tujuan khususs
a. Untuk Mengetahui karakteristik responden di sdn 5 watopute
kec.watopute
b. Untuk mengetahui tingat pengetahuan anak usia sekolah tentang
kesehatan gigi.
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya karies
gigi di sdn 5 watopute.
7
d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian karies
gigi
D. Manfaat penelitian :
1. Bagi instansi terkait(Puskesmas)
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai
karies Gigi sehingga dapat menyebarkan informasi mengenai kesehatan
gigi pada Masyarakat luas. Selain itu, dapat memberikan masukan
mengenai gambaran pengetahuan tentang penyakit karies gigi pada anak
sd sehingga dapat dipakai sebagai bahan perencanaan untuk program
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
2. Bagi pihak sekolah
Dengan adanya hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar untuk lebih
meningkatkan UKGS di lingkungan sekolah sdn 5 watopute.
Bagi pihak kampus stikes amanah makasar :
a. Sebagai sumber informasi untuk ilmu kesehatan gigi dan mulut
b. Sebagai pedoman penelitian selanjutnya khususnya maha siswa
stikes amanah makasar.
3. Bagi siswa
Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
siswa mengenai pengetahun kesehatan gigi dan mulut dan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat meminimalisir resiko terjadinya
karies gigi sejak usia dini.
8
4. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian, dapat menambah
wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut.
5. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti
selanjutnmya di bidang ini.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006).
Ada hubungan hubungan pengetahuan dengan kejadian karies gigi pada murid
sdn 5 watopute kec.watopute.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan (knowledge)
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni penglihatan, penciuman, perasa dan peraba, pengetahuan
manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga.(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang, berdasarkan pengalaman dan penelitian terbentuknya perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih awet daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan siswa sangat penting dalam mendasari
terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidaknya kebersihan gigi dan
mulutnya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara
terencana yaitu salah satunya melalui proses pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini, karena pada usia dini anak
mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau
kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya. Pemberian pengetahuan
10
kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan pada anak usia
sekolah.(Notoatmodjo, 2007)
1. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Merupakan domain kognitif yang mempunyai tingkatan,
yaitu (Notoatmodjo, 2007).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya .Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintreprestasikan materi
tersebut secara benar .Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang di pelajari .
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah di pelajari pada situasi atau kondisi . Aplikasi disini dapat
diartikan pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
11
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Contoh, dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian,
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dalam memecahkan
permasalahan.
d. Analisa
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dapat
menggambarkan, membuat, membedakan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan menyusun formulasi
baru dari formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,
meringkas, menyesuaikan dan sebagainya, terhadap suatu teori yang
sudah ada.
f. Evaluasi (evalutation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap materi atau obyek . penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu
criteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah
ada.
12
2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
(Notoatmodjo, 2007) :
a. Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik
dari orang lain maupun media massa. Rendahnya pendidikan tidak berarti
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak harus diperoleh
di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh pada pendidikan non
formal. Sumber informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberi pengaruh jangka pendek, sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pengetahuan.
b. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
13
c. Sosial budaya dan ekonomi
Sosial budaya adalah struktur social dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Manusia mempelajari kelakuan dari orang lain di lingkungan
sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya dipelajari dari
lingkungan sosialnya.Sosial ekonomi mempengaruhi pengetahuan dan
perilaku seseorang di bidang kesehatan, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Status Ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupn sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut.
e. Umur
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik,
Terkecuali usia lansia semakin bertambah usia daya ingatnya akan menurun
dan tidak produktif lagi.
14
B. Kesehatan Gigi Dan Mulut
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat
secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini
dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain
kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan
gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan
kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan
tubuh secara umum (Anggraini, 2009)
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.
Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi,
lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu
upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya
makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang
menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang
kesehatan seseorang.(Yekti mumpuni dan Erlita pratiwi 2013)
Kesehatan Gigi dan Mulut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh
secarah menyeluruh .Sebab, mulut adalah pintu gerbang makanan dan minuman
yang masuk ke dalam tubuh.Tanpa kita sadari, kesehatan gigi dan mulut dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap organ-oragan lain di tubuh kita (Ml.Grace
W.Susanto, 2013 )
15
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia
seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada
akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas
sumber daya manusia. Kesehatan gigi adalah penting karena pencernaan makanan
dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara, gigi
juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak. pemeliharaan
kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak sekolah sangatlah penting.
Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya adalah dengan meningkatkan upaya
promotif, preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun) karena pada
usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap
(Anggraini,2009).
Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan mulut yang rusak
dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat
mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi
berjejal harus segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara
kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita,
khususnya pada anak-anak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena
kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi
permanent penggantinya.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan
diet makanan, dan jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan
makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan
16
menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi.
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,
serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan
fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka
akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal, dan akan
meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta akan meningkatkan etos
kerja yang lebih baik lagi.
Menurut drg.TriAstutiM.Kes, penyebab penyakit gigi dan mulut yang
banyak di derita anak-anak di indonesia sangat berkaitan dengan kebersihan gigi
dan mulut. (Monitordepok,2007).
C. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak
Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku.
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan
dalam menentukan derajat kesehatan dari masing-masing individu. Oleh karena
itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus
diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, di
samping faktor bawaan. Lingkungan masyarakat di mana individu itu berada
akan ikut berperan dalam psembentukan perilaku seseorang, oleh karena itu
untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat dimana individu
tersebut berada. Lingkungan terdekat di mana individu berada yaitu lingkungan
keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Di sini peran orang tua dan
17
guru sangat menentukan dalam melakukan perubahan perilaku dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan pendidikan yang
diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan perilaku anak.
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi tindakan
menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor. Tindakan menyikat gigi
merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan motorik, dimana usia
sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih kemampuan motorik
seorang anak. Peran orang tua dan guru dibutuhkan untuk menjelaskan, memberi
contoh, membimbing serta mendorong anak untuk memiliki perilaku yang baik
dan diharapkan.
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan
gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus
sebab, pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan
gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada
usia dewasa nanti.Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi
melalui kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya
pada usia-usia anak sekolah dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi
dilihat dari kenyataan yang ada dan berdasarkan laporan-laporan penelitian yang
telah dilakukan sebagian besar datanya menunjukkan adanya tingkat karies gigi
pada anak sekolah yang cukup tinggi (Kawuryan,2008).
18
Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut pada
Anak, faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi antara lain :
a) Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit
seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak. Hal
ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan
melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak
baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut
dan asam yang merusak email gigi.
b) Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau
berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur.
c) Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang
sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang
dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak
yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah
menempel pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982)
d) Factor genetic Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak
usia dini juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada
anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan.
e) Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Beberapa tips dan triks yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mulut dan
gigi pada anak, yaitu:
19
a. Rajin kumur menggunakan obat kumur yang mengandung desinfektan
agar plak dan bakteri yang biasa tumbuh pada sela gigi menjadi lebih
mudah diatasi.
b. Rajin membersihkan gigi dari sisa makanan atau minuman yang rawan
menimbulkan plak gigi dengan menggunakan sikat gigi atau benang
flossing. Gunakan juga pasta gigi yang dapat digunakan untuk
mempermudah pembersihan plak.
c. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis
dan lengket karena rawan menimbulkan perlekatan pada permukaan atau
sela gigi.
d. Perbanyak konsumsi vitamin C untuk mencegah terjadinya radang gusi atau
perdarahan pada gusi. Vitamin C juga dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya stomatitis langit-langit mulut.
e. Rajin konsultasi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
D. Karies Gigi
1. Pengertian
Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering
ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras
gigi itu sendiri (lubang pada gigi). Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi
yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena
sejumlah faktor (multiple factors) di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu
20
dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme,
substrat dan waktu (Chemiawan, 2007).
Sedangkan Menurut (Sandira, 2009),Karies atau lubang gigi adalah
sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas perusakan
bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum). Kerusakan
ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap
dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, infeksi, bahkan kematian
(Sandira, 2009).
Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang
terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan
gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkenbang kebagian dalam gigi
(Hamsafir, 2010).
Karies Gigi diawali dengan timbulnya bercak coklat atau putih yang
kemudian berkembang menjadi coklat.Lubang ini terjadi karena luluhnya
mineral Gigi akibat reaksi fermentasi karbohidrat termaksud sukrosa,fruktosa,
dan glukosa oleh beberapa tipe bakteri penghasil asam (Yekti Mumpuni dan
Erlita Pratiwi, 2013)
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat
berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai
lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut.
Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien
adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila
21
dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu
rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah
mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa
sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan
kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan
tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.
2. Penyebab karies gigi
Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal.
Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam.
Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang
melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.
Adapun penyebab lains karies yaitu bakteri Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Bakteri speifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat
pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi
oleh bakteri dan akhirnya merusak sruktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian
plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan (Pratiwi, 2007).
Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dengan 3 faktor utama
yang saling mempengaruhi : berupa faktor host atau tuan rumah (saliva dan
gigi), agen atau mikroorganisme, substrat atau makanan, dan faktor pendukung
yaitu waktu (Alpers 2006). Menurut alpers untuk terjadinya karies, maka
kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang
22
rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai, dan waktu yang
lama.
1. Host (saliva dan gigi)
Gigi sebagai tuan rumah untuk mikroorganisme yang ada dalam mulut.
Bentuk gigi yang tak beraturan dan saliva banyak dan kental mempermudah
terjadi karies gigi (Alpers, 2006). Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan
terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut
terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga
dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies
gigi. Saliva selain memiliki efek buffer, saliva juga berguna untuk
membersihkan sisa-sisa makanan di dalam mulut. Aliran rata-rata saliva
meningkat pada anak-anak sampai berumur 10 tahun. Namun setelah dewasa
hanya terjadi sedikit peningkatan. Pada individu yang berkurang fungsi
salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan (Sondang,
2008).
Selain itu, saliva berperan dalam menjaga kelestarian gigi. Banyak ahli
menyatakan, bahwa saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini
terbukti pada penderita Xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan
timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat (Behrman, 2002).
2. Agen atau mikroorganisme
Tiga jenis bakteri yang menyebabkan karies gigi yaitu :
1) Lactobacillus acidophilus
23
Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai
adalah lesi dentin yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan pada
plak dan dentin berkaries hanya kebetulan dan lactobacillus hanya
dianggap faktor pembantu proses karies.
2) Streptococcus
Bakteri coccus gram positif ini adalah penyebab utama karies, dan
jumlahnya terbanyak didala mulut. Salah satu spesiesnya yaitu
Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain, dan dapat
menurunkan pH medium hingga 4,3. Streptococcus mutans terutama
terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
3) Aktinomises
Semua jenis Aktinomises mengfermentasikan glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Aktinomises
viscosus dan Aktinomises naeslundii mampu membentuk karies akar,
fisura, dan merusak periodontonium. (Irama Indah dan S. Ayu Intan
2013;20).
3. Substrat atau makanan (sisa makanan)
Komponen makanan yang sangat berperan dalam pembentukan
karies adalah makanan manis-manis yang mengandung tinggi
karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat dipermentasikan
oleh bakteri tertentu dan membentuk asam (Irama Indah dan S. Ayu
Intan 2013). Bakteri akan memanfaatkan makanan terutama yang
mengandung tinggi gula untuk energi dan menghasilkan asam. Asam
24
akan disimpan di dekat gigi oleh plak, menyebabkan kalsium dan fosfat
hilang dari enamel gigi (demineralisasi). Bila proses ini tidak mendapat
perhatian yang baik maka enamel lambat laun dentin bagian bawah akan
hancur.Makanan dan minuman yang berasa asam lama kelamaan juga
bisa merusak gigi. Berbeda dengan makanan lain, bila kita
mengkonsumsi makanan asam seperti cuka, permen asam, jus asam dll
sebaiknya jangan menyikat gigi terlebih dahulu karena gigi melunak saat
kita mengkonsumsi makanan tersebut sehingga jika menggosok gigi,
gigi akan lebih mudah terkikis. Setelah mengkonsumsi makanan asam,
sebaiknya hanya berkumur saja, setelah satu jam baru kemudian sikat
gigi. Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi karbohidrat untuk
membentuk asam dan mengakibatkan demineralisasi (Ramadhan
Ardyan, 2010).
4. Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi
substrat menempel dipermukaan gigi. Secara umum lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitasi cukup
berveriasi, diperkirakan 6-48 bulan (Ramadhan Ardyan, 2010)
3. Proses Terjadinya Karies gigi
Proses terjadinya karies gigi di mulai dengan adanya plaque di
permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan
25
menurunkan ph mulut menjadi (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi
email berlanjut menjadi karies gigi (Henri Purnaji, 2012).
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin
melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang).
Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-
kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah
rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat
dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat
(lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan
membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan
kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak
yang mungkin merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru
setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies
yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan demineralisasi,
suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan
lapisan lima (Suryawati, 2010).
Tanda awal karies gigi adalah munculnya spot putih di permukaan gigi,
hal ini menunjukan area demineralisasi dari asam. Selanjutnya warnanya
menjadi coklat,dan lama kelamaan membentuk lubang. Jika spot berwarna
kecoklatan dan tampak mengkilap, proses demineralisasi berhenti jika
kebrsihan mulut membaik. Spot ini di sebut juga stain dan masi bisa di
bersihkan. Sebaliknya, jika spot kecoklatan tersebut tampak buram itu berarti
proses demineralisasi sedang aktif. Jika kerusakan sudah mencapai denting,
26
biasanya sudah terasa ngilu dan sakit pada waktu makan/minum yang panas,
dingin, manis atau asam. Jika rasa sakit itu muncul bukan hanya pada waktu
makan, itu berarti kerusakan sudah mencapai pulpa. Kerusakan pulpa yang akut
itu terjadi bila ada keluhan sakit gigi terus menerus dan menganggu aktifitas
sehari-hari (sumarti, 2012).
4. Gambaran Klinis Gejala Karies Gigi
Menurut Kliegman dan Arvin (2006) tanda dan gejala karies gigi antara lain
adalah:
Terdapat lesi, Tampak lubang pada gigi, bintik hitam pada tahap karies awal,
kerusakan leher gigi (pada karies botol susu), sering terasa ngilu jika lubang
sampai ke dentin, sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala, timbul rasa
sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama pada waktu
malam, jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah.
5. Tahapan Karies Gigi
Macam-macam/tahapan karies gigi Berdasarkan kedalaman karies (Rasinta
Taringan,2012) :
1. Karies superfisialis yaitu karies baru mengenai email saja, sedangkan
dentin belum terkena.
2. Karies Media
Karies sudah yaitu mengenai dentin, tetapi belum melebihi stengah dentin.
3. Karies profunda yaitu
Karies sudah mengenai lebih dari stengah dentin, dan kadang-kadang
sudah mengenai pulpa.
27
6. Penatalaksanaan Karies Gigi
Ada dua cara penatalaksanaan yang bisa ditempuh, yaitu :
1) Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan
penyakit.
2) Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan
restorasi yang disertai usaha pencegahan terhadap rekurensinya
(Mansjoer, 2005)
7. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan Karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan
memperpanjang kegunaan gigi dalam mulut (Rasinta Taringan, 2014).
Menurut Mansjoer (2009), pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut
1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu
yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur,ditambah
dengan sesudah bangun tidur pagi
2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala
sikat kecil.
3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
28
4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotic
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine
0,1 %).
5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat
gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak
terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi,
gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan
pada jari kemudian digosokkan pada gigi.
6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila
mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari
dua minggu atau sikat gigi
b. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam
makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang
merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan
mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).
c. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan
sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum
dirumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau
menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi
dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi
dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.
29
Beberapa usaha pencegahan karies gigi yang dapat dilakukan melalui
UKGS adalah:
( Rara,2006 Dalam evlan,20013) :
a. menyikat gigi secara teratur
Cara sikat gigi yang bener diajarkan oleh perawat yang bertugas
dilokasi sekolah. Dengan cara ini diharapkan murid mempunyai
pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa Lama seseorang
harus menyikat gigi sampai bersih.
b. Kumur-kumur dengan flour
Tujuanya adalah untuk mendapatkan Lapisan gig yang Lebih tahan
Terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa
makanan yang mengandung karbohidrat dengan lapisan email yang
tahan terhadap asam, diharapkan tidak cepat terjadi lubang pada gigi.
Cara pemberian fluor ( Eager, 2006) :
1) Fluoridasi air minum
2) Melalui pasta gigi
 Menurunkan karies sekitar 12%-25%
 Untuk usia 4 tahun kebawah batasi jumlah pasta gigi,
awasi saat penyikatan,gunakan pasta gigi anak-anak.
3) Kumur-kumur
 Menurunkan karies 20-50%
 Tidak digunakan secara rutin pada usia pra sekolah
 Tidak boleh ditelan
30
c. Kurangi makanan Kariogenik penyebab karies
Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan
terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak
mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut.
Hindari makanan karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang
bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut, lebih
memudahkan timbulnya karies. seperti kue-kue, roti, es krim, susu,
permen dan lain-lain ( Rahmadhan, 2010).
d. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
Untuk anak SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut
dengan memberikan buku pegangan kepada siswa yang bisa didapat
dari yayasan kesehatan gigi Indonesia. Dokter gigi dan perawat gigi
memberikan penyuluhan dibantu dengan alat-alat peraga dan
gambar-gambar yang menarik dan mudah dipahami atau dimengerti
seperti model gigi.
8. Komplikasi karies gigi
Komplikasi karies gigi : (Machfoedz dan Zein, 2005)
1. Pulpitis, merupakan radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi, jaringan
pulpa berisi pembuluh syaraf.Jaringan pulpa bisa meradang karena lubang
yang dalam pada gigi dapat menyebabkan makanan dan minuman
merangsang langsung pembuluh syaraf yang terdapat di dalam ruang pulpa
sehingga gigi terasa sakit.
31
2. Penyakit jaringan periodontium, terjadi akibat dari gingivitis yang tidak
tertangani.
3. Pembengkakan yang mengandung nanah (abses), merupakan reaksi
pertahanan tubuh terhadap benda asing, dalam hal ini benda asingnya
adalah kuman yang terdapat di dalam pulpa yang sudah mati.
4. Polip, merupakan pembengkakan jaringan lunak pada daerah tertentu
dalam hal ini pada daerah gusi dan pulpa gigi. Gigi yang mengalami
radang kronis, di daerah yang terbuka terjadi pertumbuhan yang
disebabkan oleh rangsangan kronis, artinya rangsangan terus-menerus dan
lama pada jaringan pulpa yang lunak, menyebabkan pembuluh darah
terangsang dan membesar. Darah memperbanyak diri di daerah yang
terkena rangsangan lama kelamaan darah ini membangun jaringan baru
dan makin lama makin besar terjadilan polip. Polip yang berasal dari
pulpa gigi disebut pulpa polip, jika terjadi pada daerah gusi disebut
gingival polip (Machfoedzdan Zein, 2005).
32
E. Kerangka konsep
Variable Bebas variable Terikat
Variabel pengganggu
Ket :
Pengetahuaan anak SD kesehatan gigi dan mulut
dan penyakit terjadinya
karies
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengalaman
= Variabel di teliti
= Variabel yang tidak di teliti
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran
murid sdn 5 watopute kec.watopute pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut dan penyakit karies gigi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : penelitian di lakukan di sdn 5 watopute
2. Waktu penelitian : Mei s/d Juni
C. Populasi dan sampel
1. Populasi :
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa/siswi SDN 5 Watopute
yang berjumlah 109 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling
yaitu Murid SDN 5 Watopute yang hadir pada saat penelitian.
D. Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan :
1. Kuisioner
2. Alat tulis menulis
34
E. Defenisi operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut Dalam penelitian ini adalah segala
sesuatu yang di ketahui oleh murid sd tentang kesehatan gigi dan mulut
untuk mencegah terjadinya karies gigi sejak dini.
2. Karies Gigi
Yang di maksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang menunjukkan
adanya lubang gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari
permukaan gigi (email,dentin) sehingga meluas kearah pulpa.
F. Kriteria objektif
Pengetahuan di ukur dengan menggunakan skala Guttman, di mana setiap
jawaban benar dari masing-masing pernyataan di beri nilai 1 dan jika salah
diberi nilai 0 (Sugiyono, 2011)
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban
dengan skor yang di harapkan, kemudian dikalikan 100 dan hasilnya
berupa persentase dengan rumus yang di gunakan sebagai berikut:
N =
𝑆𝑝
𝑆𝑚
x 100 %
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang di dapat
Sm = Skor tertinggi maksimun.
35
Kriteria penilaian :
1. Baik = > 75%
2. Sedang /kurang = 60-75%
3. Kurang/buruk = < 60%
G. Jenis data dan penyajian data :
1. Jenis data:
a. Data primer adalah data yang di ambil langsung pada sampel
penelitian dengan membagikan kuisioner
b. Data sekunder adalah data yang di peroleh berdasarkan hasil laporan
tahunan sekolah sdn 5 watopute
2. Penyajian data : penyajian data dalam bentuk tabel distribusi
H. Pengolahan data dan pengkajian datas
1.Metode pengolahan data secara manual
2. Analisa data secara deskriptif
I. Cara penelitian
1. Izin penelitian kepada instansi sekolah untuk mengadakan penelitian
2. Membagikan lembar kuesioner pada murid sd yang terpilih menjadi
sampel
3. Murid mengisi lembar kuisioner dengan cara memilih jawaban yang
telah disediakan
4. Diata yang di peroleh kenudian di olah dan di sajikan dalam bentuk
tabel.
36
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Antoni , 2013, Kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dilihat dari
faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi di sd negri 1 Lamcot
Kecamatan Darul imrah kabupaten Aceh Besar Tahun 2012.Diakses melalui
situs http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/kejadian-karies-gigi-pada-anak-
usia.html
Atikah Balqis Ferry, 2014, Hubungan pengetahuan kesehatan gigi terhadap
dmf-t & ohis pada anak usia 10-12 tahun di makassar [Sikripsi] bagian ilmu
kedokteran gigi anak fakultas kedokteran gigi universitas hasanuddin makassar
2014.
Chrisdwianto Sutjipto, dkk, Gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut anak usia 10-12 tahun di sd Kristen eben haezar 02 Manado, Jurnal
e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706
Epi yohandri, 2012, Gambaran pengetahuan murid sd kelas II tentang karies
gigi di sdn 003 sei beduk kelurahan tanjung piayu batam tahun 2012. Di akses
melalui situs http://yohandrie.blogspot.com/2012/04/gambaran-pengetahuan-
murid-sd-kelas-ii.html
Fitri Dumayanni Anwar, 2012, Hubungan antara kebiasaan mengosok gigi
dengan kejadian karies gigi dengan pada siswa sd negri 04 pasa gadang di
wilayah kerja puskesmas pemancung padang selatan.
Ml.Grance W,Susanto,2013 , Terapi Gusi untuk kesehatan dan kecantikan
37
Seli Wahyuni, 2013, http://seliyaseli.blogspot.com/2013/09/konsep-karies-gigi-
gigi-berlubang.html
Yekti Mumpuni dan Erlita pratiwi, 2013, 45 Masalah dan solusi penyakit gigi
dan mulut;-Ed. 1 .Yokyakarta:Rapha publishing,Hal.10
http://sheringtipshidupsehat.blogspot.com/2015/02/faktor-yang-mempengaruhi-
kesehatan-gigi.html
https://brightfuture.unilever.co.id/stories/404755/Cara-mudah-menjaga-
kebersihan---kesehatan-mulut---gigi.aspx
https://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/07/12/penyebab-gejala-pencegahan-
dan-pengobatan-karies-gigi

More Related Content

What's hot

Gizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiGizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigi
Licia Dewi
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
rizkyautama
 

What's hot (20)

Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulutKebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
Kebutuhan dasar manusia dalam keperawatan gigi dan mulut
 
Gizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigiGizi pada kesehatan gigi
Gizi pada kesehatan gigi
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
 
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutPemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
 
Fisiologi Gigi Pada Manusia
Fisiologi Gigi Pada ManusiaFisiologi Gigi Pada Manusia
Fisiologi Gigi Pada Manusia
 
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigiindikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
indikasi & kontraindikasi pencabutan gigi
 
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGMModul mpi 3 Etika Profesi TGM
Modul mpi 3 Etika Profesi TGM
 
Gigi Sehat Ibu Hamil
Gigi Sehat Ibu HamilGigi Sehat Ibu Hamil
Gigi Sehat Ibu Hamil
 
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
1. anatomi gigi insisivus sentral atas kanan
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
struktur histologis gigi
struktur histologis gigistruktur histologis gigi
struktur histologis gigi
 
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigiStandar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
Standar operasional prosedur di bidang keperawatan gigi
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v  skrining penapisan dalam epidemiologiBab v  skrining penapisan dalam epidemiologi
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologi
 
hubungan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan debris indeks pada...
hubungan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan debris indeks pada...hubungan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan debris indeks pada...
hubungan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan debris indeks pada...
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 

Viewers also liked

Program kesehatan gigi
Program kesehatan gigiProgram kesehatan gigi
Program kesehatan gigi
Joni Iswanto
 
Kesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolahKesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolah
asih gahayu
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Operator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (20)

Jurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamaJurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditama
 
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada AnakMenjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
 
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
 
Ukgm juni 2014
Ukgm juni 2014Ukgm juni 2014
Ukgm juni 2014
 
Program kesehatan gigi
Program kesehatan gigiProgram kesehatan gigi
Program kesehatan gigi
 
Proposa kti samsia
Proposa kti samsiaProposa kti samsia
Proposa kti samsia
 
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lainTugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Pembagian wilayah dan batas negara
Pembagian wilayah dan batas negaraPembagian wilayah dan batas negara
Pembagian wilayah dan batas negara
 
K.t.i
K.t.iK.t.i
K.t.i
 
Kti sartika dewi
Kti sartika dewiKti sartika dewi
Kti sartika dewi
 
Kesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolahKesehatan gigi anak prasekolah
Kesehatan gigi anak prasekolah
 
Kuesioner skripsi khusus publik
Kuesioner skripsi khusus publikKuesioner skripsi khusus publik
Kuesioner skripsi khusus publik
 
Ruptur uteri
Ruptur uteriRuptur uteri
Ruptur uteri
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
Bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di puskesmas tipo palu...
 
RINGKASAN DISERTASI
RINGKASAN DISERTASIRINGKASAN DISERTASI
RINGKASAN DISERTASI
 
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asihubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
hubungan karakteristik ibu dengan kecukupan asi
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastiono
 
Pencegahan dan Perawatan penyakit gigi & mulut oleh Drg.Camelia
Pencegahan dan Perawatan penyakit gigi & mulut oleh Drg.CameliaPencegahan dan Perawatan penyakit gigi & mulut oleh Drg.Camelia
Pencegahan dan Perawatan penyakit gigi & mulut oleh Drg.Camelia
 

Similar to Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Nia Indah
 
Proposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_mu
Proposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_muProposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_mu
Proposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_mu
Alfian Yanda
 
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno WonogiriUsaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri
arifdudat1
 
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhanProposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
azkanmuttaqin
 
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
andiprasetya42
 

Similar to Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut (20)

Proposa kti samsia
Proposa kti samsiaProposa kti samsia
Proposa kti samsia
 
Proposa kti samsia
Proposa kti samsiaProposa kti samsia
Proposa kti samsia
 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
 
Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2
 
Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2Tugas makalah ibu halimah 2
Tugas makalah ibu halimah 2
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
3. BAB I.pdf
3. BAB I.pdf3. BAB I.pdf
3. BAB I.pdf
 
Proposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_mu
Proposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_muProposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_mu
Proposal pelayanan kesehatan_gigi_dan_mu
 
Conto hpostingpkm
Conto hpostingpkmConto hpostingpkm
Conto hpostingpkm
 
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno WonogiriUsaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri
 
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptxHEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
 
Edukasi kesehatan.pdf
Edukasi kesehatan.pdfEdukasi kesehatan.pdf
Edukasi kesehatan.pdf
 
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhanProposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
Proposal kegiatan promosi_dan_penyuluhan
 
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
Program kegiatan ukgm puskesmas keling 1
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUMmakalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
makalah KONSEPSI NEGARA HUKUM
 
116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf116-220-1-SM.pdf
116-220-1-SM.pdf
 
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptKesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 

Recently uploaded (20)

sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 

Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Untuk dapat mewujudkan pembangunan kesehatan, masyarakat banyak hal yang harus diselenggarakan, salah satunya yang mempunyai peranan cukup penting adalah pelayanan kesehatan. UU RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa “Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Dalam pasal 93 UU RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan gigi dan mulut menyebutkan bahwa “Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan”. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
  • 2. 2 investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009). Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pembangunan unsur manusia agar memiliki kualitas, mampu bersaing diera yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Pembangunan kesehatan menjadi perhatian serius dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda perioritas utama selain pembangunan di bidang lainnya (Arifin, 2007). Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2007). Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan masyarakat walaupun tujuan pembangunan kesehatan saat ini telah dititik beratkan pada upaya peningkatan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut (Hutabarat, 2009). Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum, maka penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan gigi
  • 3. 3 dan mulut agar tercapai kesehatan jasmani dan rohani seperti yang diharapkan, tidak terkecuali anak-anak, jika tubuh mereka sehat maka anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Malik, 2008). Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka. Mengingat kegunaannya yang demikian penting, maka sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan, hal ini terlihat dari penyakit gigi dan mulut yang masih diderita oleh 90% penduduknya. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia adalah penyakit periodontal dan karies gigi (Antasari, 2005) Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, tanggalnya gigi, infeksi, bahkan kematian (Sandira, 2009). Karies yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Secara tidak lansung, karies pada anak akan mempengaruhi proses timbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak (Syarifi, 2008).
  • 4. 4 Tingginya prevalensi karies gigi, serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasi, mungkin disebabkan oleh faktor-faktor distribusi penduduk, lingkungan, prilaku, dan pelayanan kesehatan gigi, serta keturunan dalam masyarakat Indonesia. Usaha untuk mengatasinya sampai sejauh ini pun belum menunjukkan hasil nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi yaitu prevalensi karies gigi (Anonim, 2008). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Depkes tahun 2007 menunjukan, 72,1% penduduk punya pengalaman karies dan sebanyak 46,5% diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat risiko karies pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti. Untuk mengindari karies gigi, WHO menetapkan pada usia rentan saat seseorang berpotensi mengalami karies gigi pada usia 12 tahun. WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa yaitu kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi permanen (Karjati, 2010) Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi, antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi di rahang, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut yang berhubungan dengan frekuensi dan kebiasaan menggosok gigi, jumlah dan frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (kariogenik ). Selain itu, terdapat faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis kelamin, letak geografis, tingkat
  • 5. 5 ekonomi, serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi (Rasinta Tarigan, 1992). Fankari (2004), menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan diarahkan sejak dini agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera (Titin, 2003). Fase perkembangan anak usia pra sekolah masih sangat tergantung pada pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat dalam masa tersebut datang dari ibunya. Peran ibu sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, demikian juga keadaan kesehatan gigi dan mulut anak usia pra sekolah masih sangat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku ibunya (Suwelo, 1992). Kawuryan (2008), menjelaskan bahwa dengan adanya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan mulut dan pada akhirnya dapat mencegah terjadinya karies gigi. Hal ini berarti pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak pada kejadian karies gigi.
  • 6. 6 Berdasarkan survei hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada 10 siswa kelas 5 SDN 5 watopute Kecamatan watopute menunjukkan 6 anak (60%) mengalami karies gigi. Berdasarkan masalah dan fenomena yang penulis uraikan diatas, maka penulis tertarik mengambil judul “Gambaran pengetahuan murid sdn 5 watopute kec.watopute tentang penyakit karies gigi ’’. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:’’Bagaimana Gambaran pengetahuan murid SDN 5 Watopute tentang penyakit karies gigi’’ C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk Mengetahui Gambaran pengetahun murid SDN 5 Watopute tentang penyakit karies gigi 2. Tujuan khususs a. Untuk Mengetahui karakteristik responden di sdn 5 watopute kec.watopute b. Untuk mengetahui tingat pengetahuan anak usia sekolah tentang kesehatan gigi. c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi di sdn 5 watopute.
  • 7. 7 d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian karies gigi D. Manfaat penelitian : 1. Bagi instansi terkait(Puskesmas) Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai karies Gigi sehingga dapat menyebarkan informasi mengenai kesehatan gigi pada Masyarakat luas. Selain itu, dapat memberikan masukan mengenai gambaran pengetahuan tentang penyakit karies gigi pada anak sd sehingga dapat dipakai sebagai bahan perencanaan untuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). 2. Bagi pihak sekolah Dengan adanya hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar untuk lebih meningkatkan UKGS di lingkungan sekolah sdn 5 watopute. Bagi pihak kampus stikes amanah makasar : a. Sebagai sumber informasi untuk ilmu kesehatan gigi dan mulut b. Sebagai pedoman penelitian selanjutnya khususnya maha siswa stikes amanah makasar. 3. Bagi siswa Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa mengenai pengetahun kesehatan gigi dan mulut dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat meminimalisir resiko terjadinya karies gigi sejak usia dini.
  • 8. 8 4. Bagi peneliti Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian, dapat menambah wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. 5. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnmya di bidang ini. E. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006). Ada hubungan hubungan pengetahuan dengan kejadian karies gigi pada murid sdn 5 watopute kec.watopute.
  • 9. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowledge) 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, penciuman, perasa dan peraba, pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga.(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, berdasarkan pengalaman dan penelitian terbentuknya perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih awet daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan siswa sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidaknya kebersihan gigi dan mulutnya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu salah satunya melalui proses pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini, karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya. Pemberian pengetahuan
  • 10. 10 kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan pada anak usia sekolah.(Notoatmodjo, 2007) 1. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Merupakan domain kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2007). a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya .Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintreprestasikan materi tersebut secara benar .Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang di pelajari . c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi . Aplikasi disini dapat diartikan pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
  • 11. 11 sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Contoh, dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dalam memecahkan permasalahan. d. Analisa Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dapat menggambarkan, membuat, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya, terhadap suatu teori yang sudah ada. f. Evaluasi (evalutation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap materi atau obyek . penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada.
  • 12. 12 2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Notoatmodjo, 2007) : a. Faktor Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Rendahnya pendidikan tidak berarti berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak harus diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Sumber informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberi pengaruh jangka pendek, sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pengetahuan. b. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
  • 13. 13 c. Sosial budaya dan ekonomi Sosial budaya adalah struktur social dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Manusia mempelajari kelakuan dari orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya dipelajari dari lingkungan sosialnya.Sosial ekonomi mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang di bidang kesehatan, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status Ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang d. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupn sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. e. Umur Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik, Terkecuali usia lansia semakin bertambah usia daya ingatnya akan menurun dan tidak produktif lagi.
  • 14. 14 B. Kesehatan Gigi Dan Mulut Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Anggraini, 2009) Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi, lidah, dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.(Yekti mumpuni dan Erlita pratiwi 2013) Kesehatan Gigi dan Mulut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh secarah menyeluruh .Sebab, mulut adalah pintu gerbang makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.Tanpa kita sadari, kesehatan gigi dan mulut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap organ-oragan lain di tubuh kita (Ml.Grace W.Susanto, 2013 )
  • 15. 15 Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi adalah penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara, gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak. pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak sekolah sangatlah penting. Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya adalah dengan meningkatkan upaya promotif, preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun) karena pada usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap (Anggraini,2009). Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan mulut yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi berjejal harus segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita, khususnya pada anak-anak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya. Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, dan jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan
  • 16. 16 menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal, dan akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta akan meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi. Menurut drg.TriAstutiM.Kes, penyebab penyakit gigi dan mulut yang banyak di derita anak-anak di indonesia sangat berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. (Monitordepok,2007). C. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan dari masing-masing individu. Oleh karena itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, di samping faktor bawaan. Lingkungan masyarakat di mana individu itu berada akan ikut berperan dalam psembentukan perilaku seseorang, oleh karena itu untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat dimana individu tersebut berada. Lingkungan terdekat di mana individu berada yaitu lingkungan keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Di sini peran orang tua dan
  • 17. 17 guru sangat menentukan dalam melakukan perubahan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan pendidikan yang diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan perilaku anak. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor. Tindakan menyikat gigi merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan motorik, dimana usia sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak. Peran orang tua dan guru dibutuhkan untuk menjelaskan, memberi contoh, membimbing serta mendorong anak untuk memiliki perilaku yang baik dan diharapkan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab, pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti.Bila ditinjau dari berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya pada usia-usia anak sekolah dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi dilihat dari kenyataan yang ada dan berdasarkan laporan-laporan penelitian yang telah dilakukan sebagian besar datanya menunjukkan adanya tingkat karies gigi pada anak sekolah yang cukup tinggi (Kawuryan,2008).
  • 18. 18 Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak, faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi antara lain : a) Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak. Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi. b) Kebersihan gigi, biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur. c) Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982) d) Factor genetic Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak usia dini juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada anak yang kondisi gigi susunya baik namun gigi tetapnya berjejalan. e) Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut Beberapa tips dan triks yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi pada anak, yaitu:
  • 19. 19 a. Rajin kumur menggunakan obat kumur yang mengandung desinfektan agar plak dan bakteri yang biasa tumbuh pada sela gigi menjadi lebih mudah diatasi. b. Rajin membersihkan gigi dari sisa makanan atau minuman yang rawan menimbulkan plak gigi dengan menggunakan sikat gigi atau benang flossing. Gunakan juga pasta gigi yang dapat digunakan untuk mempermudah pembersihan plak. c. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis dan lengket karena rawan menimbulkan perlekatan pada permukaan atau sela gigi. d. Perbanyak konsumsi vitamin C untuk mencegah terjadinya radang gusi atau perdarahan pada gusi. Vitamin C juga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya stomatitis langit-langit mulut. e. Rajin konsultasi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali. D. Karies Gigi 1. Pengertian Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi). Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors) di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu
  • 20. 20 dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu (Chemiawan, 2007). Sedangkan Menurut (Sandira, 2009),Karies atau lubang gigi adalah sebuah penyakit dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh aktivitas perusakan bakteri terhadap jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum). Kerusakan ini jika tidak segera ditangani akan segera menyebar dan meluas. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan menyebabkan rasa sakit, infeksi, bahkan kematian (Sandira, 2009). Karies gigi (kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkenbang kebagian dalam gigi (Hamsafir, 2010). Karies Gigi diawali dengan timbulnya bercak coklat atau putih yang kemudian berkembang menjadi coklat.Lubang ini terjadi karena luluhnya mineral Gigi akibat reaksi fermentasi karbohidrat termaksud sukrosa,fruktosa, dan glukosa oleh beberapa tipe bakteri penghasil asam (Yekti Mumpuni dan Erlita Pratiwi, 2013) Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila
  • 21. 21 dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses. 2. Penyebab karies gigi Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak. Adapun penyebab lains karies yaitu bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri speifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak sruktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan (Pratiwi, 2007). Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dengan 3 faktor utama yang saling mempengaruhi : berupa faktor host atau tuan rumah (saliva dan gigi), agen atau mikroorganisme, substrat atau makanan, dan faktor pendukung yaitu waktu (Alpers 2006). Menurut alpers untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang
  • 22. 22 rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai, dan waktu yang lama. 1. Host (saliva dan gigi) Gigi sebagai tuan rumah untuk mikroorganisme yang ada dalam mulut. Bentuk gigi yang tak beraturan dan saliva banyak dan kental mempermudah terjadi karies gigi (Alpers, 2006). Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Saliva selain memiliki efek buffer, saliva juga berguna untuk membersihkan sisa-sisa makanan di dalam mulut. Aliran rata-rata saliva meningkat pada anak-anak sampai berumur 10 tahun. Namun setelah dewasa hanya terjadi sedikit peningkatan. Pada individu yang berkurang fungsi salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat secara signifikan (Sondang, 2008). Selain itu, saliva berperan dalam menjaga kelestarian gigi. Banyak ahli menyatakan, bahwa saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini terbukti pada penderita Xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat (Behrman, 2002). 2. Agen atau mikroorganisme Tiga jenis bakteri yang menyebabkan karies gigi yaitu : 1) Lactobacillus acidophilus
  • 23. 23 Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai adalah lesi dentin yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan pada plak dan dentin berkaries hanya kebetulan dan lactobacillus hanya dianggap faktor pembantu proses karies. 2) Streptococcus Bakteri coccus gram positif ini adalah penyebab utama karies, dan jumlahnya terbanyak didala mulut. Salah satu spesiesnya yaitu Streptococcus mutans, lebih asidurik dibandingkan yang lain, dan dapat menurunkan pH medium hingga 4,3. Streptococcus mutans terutama terdapat pada populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa. 3) Aktinomises Semua jenis Aktinomises mengfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Aktinomises viscosus dan Aktinomises naeslundii mampu membentuk karies akar, fisura, dan merusak periodontonium. (Irama Indah dan S. Ayu Intan 2013;20). 3. Substrat atau makanan (sisa makanan) Komponen makanan yang sangat berperan dalam pembentukan karies adalah makanan manis-manis yang mengandung tinggi karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat dipermentasikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam (Irama Indah dan S. Ayu Intan 2013). Bakteri akan memanfaatkan makanan terutama yang mengandung tinggi gula untuk energi dan menghasilkan asam. Asam
  • 24. 24 akan disimpan di dekat gigi oleh plak, menyebabkan kalsium dan fosfat hilang dari enamel gigi (demineralisasi). Bila proses ini tidak mendapat perhatian yang baik maka enamel lambat laun dentin bagian bawah akan hancur.Makanan dan minuman yang berasa asam lama kelamaan juga bisa merusak gigi. Berbeda dengan makanan lain, bila kita mengkonsumsi makanan asam seperti cuka, permen asam, jus asam dll sebaiknya jangan menyikat gigi terlebih dahulu karena gigi melunak saat kita mengkonsumsi makanan tersebut sehingga jika menggosok gigi, gigi akan lebih mudah terkikis. Setelah mengkonsumsi makanan asam, sebaiknya hanya berkumur saja, setelah satu jam baru kemudian sikat gigi. Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi karbohidrat untuk membentuk asam dan mengakibatkan demineralisasi (Ramadhan Ardyan, 2010). 4. Waktu Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel dipermukaan gigi. Secara umum lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitasi cukup berveriasi, diperkirakan 6-48 bulan (Ramadhan Ardyan, 2010) 3. Proses Terjadinya Karies gigi Proses terjadinya karies gigi di mulai dengan adanya plaque di permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan
  • 25. 25 menurunkan ph mulut menjadi (5,5) dan akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (Henri Purnaji, 2012). Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang- kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010). Tanda awal karies gigi adalah munculnya spot putih di permukaan gigi, hal ini menunjukan area demineralisasi dari asam. Selanjutnya warnanya menjadi coklat,dan lama kelamaan membentuk lubang. Jika spot berwarna kecoklatan dan tampak mengkilap, proses demineralisasi berhenti jika kebrsihan mulut membaik. Spot ini di sebut juga stain dan masi bisa di bersihkan. Sebaliknya, jika spot kecoklatan tersebut tampak buram itu berarti proses demineralisasi sedang aktif. Jika kerusakan sudah mencapai denting,
  • 26. 26 biasanya sudah terasa ngilu dan sakit pada waktu makan/minum yang panas, dingin, manis atau asam. Jika rasa sakit itu muncul bukan hanya pada waktu makan, itu berarti kerusakan sudah mencapai pulpa. Kerusakan pulpa yang akut itu terjadi bila ada keluhan sakit gigi terus menerus dan menganggu aktifitas sehari-hari (sumarti, 2012). 4. Gambaran Klinis Gejala Karies Gigi Menurut Kliegman dan Arvin (2006) tanda dan gejala karies gigi antara lain adalah: Terdapat lesi, Tampak lubang pada gigi, bintik hitam pada tahap karies awal, kerusakan leher gigi (pada karies botol susu), sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentin, sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala, timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama pada waktu malam, jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah. 5. Tahapan Karies Gigi Macam-macam/tahapan karies gigi Berdasarkan kedalaman karies (Rasinta Taringan,2012) : 1. Karies superfisialis yaitu karies baru mengenai email saja, sedangkan dentin belum terkena. 2. Karies Media Karies sudah yaitu mengenai dentin, tetapi belum melebihi stengah dentin. 3. Karies profunda yaitu Karies sudah mengenai lebih dari stengah dentin, dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
  • 27. 27 6. Penatalaksanaan Karies Gigi Ada dua cara penatalaksanaan yang bisa ditempuh, yaitu : 1) Menggunakan usaha preventif untuk mencoba menghentikan penyakit. 2) Membuang jaringan yang rusak dan menggantikannya dengan restorasi yang disertai usaha pencegahan terhadap rekurensinya (Mansjoer, 2005) 7. Pencegahan Karies Gigi Pencegahan Karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi dalam mulut (Rasinta Taringan, 2014). Menurut Mansjoer (2009), pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan: a. Perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut 1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur,ditambah dengan sesudah bangun tidur pagi 2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil. 3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
  • 28. 28 4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotic (vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1 %). 5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi. 6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau sikat gigi b. Diet Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur). c. Flouridasi Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.
  • 29. 29 Beberapa usaha pencegahan karies gigi yang dapat dilakukan melalui UKGS adalah: ( Rara,2006 Dalam evlan,20013) : a. menyikat gigi secara teratur Cara sikat gigi yang bener diajarkan oleh perawat yang bertugas dilokasi sekolah. Dengan cara ini diharapkan murid mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa Lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih. b. Kumur-kumur dengan flour Tujuanya adalah untuk mendapatkan Lapisan gig yang Lebih tahan Terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa makanan yang mengandung karbohidrat dengan lapisan email yang tahan terhadap asam, diharapkan tidak cepat terjadi lubang pada gigi. Cara pemberian fluor ( Eager, 2006) : 1) Fluoridasi air minum 2) Melalui pasta gigi  Menurunkan karies sekitar 12%-25%  Untuk usia 4 tahun kebawah batasi jumlah pasta gigi, awasi saat penyikatan,gunakan pasta gigi anak-anak. 3) Kumur-kumur  Menurunkan karies 20-50%  Tidak digunakan secara rutin pada usia pra sekolah  Tidak boleh ditelan
  • 30. 30 c. Kurangi makanan Kariogenik penyebab karies Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur di dalam mulut. Hindari makanan karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut, lebih memudahkan timbulnya karies. seperti kue-kue, roti, es krim, susu, permen dan lain-lain ( Rahmadhan, 2010). d. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut Untuk anak SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan memberikan buku pegangan kepada siswa yang bisa didapat dari yayasan kesehatan gigi Indonesia. Dokter gigi dan perawat gigi memberikan penyuluhan dibantu dengan alat-alat peraga dan gambar-gambar yang menarik dan mudah dipahami atau dimengerti seperti model gigi. 8. Komplikasi karies gigi Komplikasi karies gigi : (Machfoedz dan Zein, 2005) 1. Pulpitis, merupakan radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi, jaringan pulpa berisi pembuluh syaraf.Jaringan pulpa bisa meradang karena lubang yang dalam pada gigi dapat menyebabkan makanan dan minuman merangsang langsung pembuluh syaraf yang terdapat di dalam ruang pulpa sehingga gigi terasa sakit.
  • 31. 31 2. Penyakit jaringan periodontium, terjadi akibat dari gingivitis yang tidak tertangani. 3. Pembengkakan yang mengandung nanah (abses), merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing, dalam hal ini benda asingnya adalah kuman yang terdapat di dalam pulpa yang sudah mati. 4. Polip, merupakan pembengkakan jaringan lunak pada daerah tertentu dalam hal ini pada daerah gusi dan pulpa gigi. Gigi yang mengalami radang kronis, di daerah yang terbuka terjadi pertumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan kronis, artinya rangsangan terus-menerus dan lama pada jaringan pulpa yang lunak, menyebabkan pembuluh darah terangsang dan membesar. Darah memperbanyak diri di daerah yang terkena rangsangan lama kelamaan darah ini membangun jaringan baru dan makin lama makin besar terjadilan polip. Polip yang berasal dari pulpa gigi disebut pulpa polip, jika terjadi pada daerah gusi disebut gingival polip (Machfoedzdan Zein, 2005).
  • 32. 32 E. Kerangka konsep Variable Bebas variable Terikat Variabel pengganggu Ket : Pengetahuaan anak SD kesehatan gigi dan mulut dan penyakit terjadinya karies Umur Pendidikan Pekerjaan Pengalaman = Variabel di teliti = Variabel yang tidak di teliti
  • 33. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran murid sdn 5 watopute kec.watopute pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dan penyakit karies gigi. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian : penelitian di lakukan di sdn 5 watopute 2. Waktu penelitian : Mei s/d Juni C. Populasi dan sampel 1. Populasi : Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa/siswi SDN 5 Watopute yang berjumlah 109 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling yaitu Murid SDN 5 Watopute yang hadir pada saat penelitian. D. Alat dan Bahan Alat yang di gunakan : 1. Kuisioner 2. Alat tulis menulis
  • 34. 34 E. Defenisi operasional 1. Pengetahuan Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut Dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang di ketahui oleh murid sd tentang kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya karies gigi sejak dini. 2. Karies Gigi Yang di maksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang menunjukkan adanya lubang gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (email,dentin) sehingga meluas kearah pulpa. F. Kriteria objektif Pengetahuan di ukur dengan menggunakan skala Guttman, di mana setiap jawaban benar dari masing-masing pernyataan di beri nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 (Sugiyono, 2011) Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang di harapkan, kemudian dikalikan 100 dan hasilnya berupa persentase dengan rumus yang di gunakan sebagai berikut: N = 𝑆𝑝 𝑆𝑚 x 100 % Keterangan : N = Nilai pengetahuan Sp = Skor yang di dapat Sm = Skor tertinggi maksimun.
  • 35. 35 Kriteria penilaian : 1. Baik = > 75% 2. Sedang /kurang = 60-75% 3. Kurang/buruk = < 60% G. Jenis data dan penyajian data : 1. Jenis data: a. Data primer adalah data yang di ambil langsung pada sampel penelitian dengan membagikan kuisioner b. Data sekunder adalah data yang di peroleh berdasarkan hasil laporan tahunan sekolah sdn 5 watopute 2. Penyajian data : penyajian data dalam bentuk tabel distribusi H. Pengolahan data dan pengkajian datas 1.Metode pengolahan data secara manual 2. Analisa data secara deskriptif I. Cara penelitian 1. Izin penelitian kepada instansi sekolah untuk mengadakan penelitian 2. Membagikan lembar kuesioner pada murid sd yang terpilih menjadi sampel 3. Murid mengisi lembar kuisioner dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan 4. Diata yang di peroleh kenudian di olah dan di sajikan dalam bentuk tabel.
  • 36. 36 DAFTAR PUSTAKA Akbar Antoni , 2013, Kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dilihat dari faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi di sd negri 1 Lamcot Kecamatan Darul imrah kabupaten Aceh Besar Tahun 2012.Diakses melalui situs http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/kejadian-karies-gigi-pada-anak- usia.html Atikah Balqis Ferry, 2014, Hubungan pengetahuan kesehatan gigi terhadap dmf-t & ohis pada anak usia 10-12 tahun di makassar [Sikripsi] bagian ilmu kedokteran gigi anak fakultas kedokteran gigi universitas hasanuddin makassar 2014. Chrisdwianto Sutjipto, dkk, Gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10-12 tahun di sd Kristen eben haezar 02 Manado, Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 697-706 Epi yohandri, 2012, Gambaran pengetahuan murid sd kelas II tentang karies gigi di sdn 003 sei beduk kelurahan tanjung piayu batam tahun 2012. Di akses melalui situs http://yohandrie.blogspot.com/2012/04/gambaran-pengetahuan- murid-sd-kelas-ii.html Fitri Dumayanni Anwar, 2012, Hubungan antara kebiasaan mengosok gigi dengan kejadian karies gigi dengan pada siswa sd negri 04 pasa gadang di wilayah kerja puskesmas pemancung padang selatan. Ml.Grance W,Susanto,2013 , Terapi Gusi untuk kesehatan dan kecantikan
  • 37. 37 Seli Wahyuni, 2013, http://seliyaseli.blogspot.com/2013/09/konsep-karies-gigi- gigi-berlubang.html Yekti Mumpuni dan Erlita pratiwi, 2013, 45 Masalah dan solusi penyakit gigi dan mulut;-Ed. 1 .Yokyakarta:Rapha publishing,Hal.10 http://sheringtipshidupsehat.blogspot.com/2015/02/faktor-yang-mempengaruhi- kesehatan-gigi.html https://brightfuture.unilever.co.id/stories/404755/Cara-mudah-menjaga- kebersihan---kesehatan-mulut---gigi.aspx https://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/07/12/penyebab-gejala-pencegahan- dan-pengobatan-karies-gigi