SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Lightning Arrester


1. Pendahuluan
       Seperti yang telah kita ketahui bahwa pusat pembangkit listrik umumnya
dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik ke
dari pusat penbangkit ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu
induk (GI). Sedangkan saluran transmisi udara ini rawan sekali terhadap sambaran
petir yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke
pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightning
arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petir
yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang berjalan juga
dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker
(switching).
Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja
tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir.
       Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya
harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan
setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal
ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke
transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena
transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang
pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti
transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan
gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester
harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.




                                   Rezon Arif B /L2F008082                              1
1.1.    Peristiwa petir
     Petir merupakan peristiwa alam yang mengenai muatan listrik dan pelepasan
listrik elektrostatik antara awan bermuatan dengan awan dan antara awan
bermuatan dengan bumi.
     Mekanisme sambaran petir
      Kristal es yang aktif mempunyai kandungan muatan yang positif dan air
hujan biasanya menandung muatan negative. Dipengaruhi gravitasi bumi, butir air
hujan terpolarisasi akan bergerak turun yang menyebabkan ion negative ditarik dan
ion positif ditolak sehingga pada derah bagian bawah akan terhimpun muatan
negative yang menciptakan muatan terpisah dalam awan.
     Awan bagian bawah yang bermuatan negative menginduksi muatan positif di
permukaan bumi sehingga menyebabkan munculnya tegangan antar awan
bermuatan dengan bumi. Bila gradient tegangan telah melebihi kekuatan listrik
udara 30 kV/cm maka terjadi pelepasan energi (leader stroke) yang bergerak dari
awan ke bumi.
     Setelah leader stroke, terjadi sambaran kembali (return stroke) dari bumi ke
awan melalui jalan yang sama. Peristiwa ini menyebabkan adanya perbedaan
tegangan yang cukup besar antara muatan positif di bumi dengan muatan negative
di awan. Beberapa saat kemudian terjadi lagi sambaran dari awan ke bumi melalui
jalan yang sama (dart leader), lalu terjadi return stroke dan peristiwa ini disebut
multiple stroke.
  Peristiwa Petir terdiri dari beberapa sambaran yaitu :
           Leader stroke
           Return stroke
           Dart stroke
           Return stroke




                                   Rezon Arif B /L2F008082                            2
Gambar dari sambaran petir dapat dilihat pada gambar di bawah ini




            Awan bermuatan                         Leader stroke




          Return stroke
                                            Pelepasan muatan dari tanah




            Dart leader                           Return stroke


               Gambar 1 peristiwa sambaran Petir ke bumi



                                     Rezon Arif B /L2F008082              3
1.2.   Efek sambaran petir
           1.2.1.      Sambaran Tidak Langsung (sambaran induksi)
          Muatan induksi yang muncul pada jaringan yang disebabkan oleh sambaran
          petir ke bumi dan oleh sambaran petir dari awan ke awan. Pada umumnya
          lompatan api yang ditimbulkan tidak terlalu besar, sehingga bukan
          merupakan masalah yang serius.
           1.2.2.      Sambaran langsung
           Sambaran petir dari awan langsung ke jaringan yang menyebabkan
           tegangan naik dengan cepat pada daerah sambaran. Daerah yang terkena
           sambaran dapat terjadi pada daerah tower, kawat petir             dan kawat
           penghantar.




                      Gambar 2 bentuk gelombang petir


Spesifikasi suatu gelombang petir
   a.      Puncak (crest) gelombang, E (kV), yaitu amplitudo maksimum dari
           gelombang
   b.      Muka gelombang, t1 (mikrosekon) yaitu waktu dari permulaan sampai
           puncak. Diambil dari 10 % E sampai 90% E
   c.      Ekor gelombang (residual voltage), yaitu waktu dari permulaan samapi titik
           50 % E pada ekor gelombang. Tegangan residu atau residual voltage adalah
           tegangan yang di bangkitkan pada tahanan non linier saat lonjakan arus
           mengalir
   d.      Polaritas, yaitu polaritas dari gelombang, positif atau negatif

                                       Rezon Arif B /L2F008082                           4
2. Pengertian dan fungsi Arrester (Lightning Arrester)
           Arrester atau biasa juga disebut Lightning Areester adalah suatu alat
pelindung bagi peralatan sistem tenga listrik terhadap surja petir(Surge). Alat
pelindung terhadap gangguan surja ini berfungsi melindungi peralatan sistem
tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan
mengalirkannya ke tanah. Dipasang pada atau dekat peralatasn yang dihubungkan
dari fasa konduktor ke tanah.
           Sesuai dengan fungsinya itu maka arrester harus dapat menahan tegangan
sistem pada frekuaensi 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat
melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan pada arrester itu
sendiri.
           Arrester berlaku sebagai jalan pintas di sekitar isolasi. Arrester membentuk
jalan yang mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul
tegangan lebih yang nilainya tinggi pada peralatan.
           Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh
tegangan lebih eksternal, arrester juga melindungi peralatan dari tegangan lebih
yang diakibatkan oleh tergangan lebih internal seperti surja hubung. Selain itu
arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik.
Bila surja hubung datang ke gardu induk maka arrester akan bekerja melepaskan
muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang mengenai peralatan dalam
gardu induk. Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan
operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi
pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada
tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi
arrester.
           Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan
transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan
terjadi pada arrester dan tidak pada transformator.




                                      Rezon Arif B /L2F008082                             5
3. Prinsip kerja Arrester (L.A)
        Pada umumnya prinsip kerja Arrester cukup sederhana yauti membentuk
jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehungga tudak timbul tegangan lebih tinggi
pada peralatan listrik lainnya. Pada kondisi kerja yang normal, arrester berlaku
sebagai isolasi tetapi bila timbul surjaakibat adanya petir      maka arrester akan
berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke
tanah. Setelah tegangan surja itu hilang maka arrester harus dengan cepat kembali
berlaku sebagai isolator, sehingga pemutua tenaga (PMT) tidak sempat membuka.
Pada kondisi yang normal (tidak terkena petir), arus bocor arrester tidak boleh
melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut, berarti kemungkinan besar
lightning arrester mengalami kerusakan.
4. Macam – macam Arrester
Arrester yang umumnya diketahui terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type)atau tabung pelindung (protector tube)
2. Arrester katup (valve type)


    4.1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung
        Lightning Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung ini pada prinsipnya
terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik yang berada
diluar udara atau disebut juga sela seri.
                                            Prinsip kerja lightning arrester jenis
                                            ekspulsi.
                                                   Bila ada tegangan surja yang
                                            tinggi sampai pada jepitan arrester,
                                            kedua sela percik, yang diluar maupun
                                            yang di dalam tabung serat, tembus
                                            seketika    dan      membentuk    jalan
                                            penghantar dalam bentuk busur api. Jadi
                                            Arrester menjadi konduktor dengan
                                            impedansi yang rendah dan



Gambar 3 arrester jenis ekspulsi



                                     Rezon Arif B /L2F008082                          6
menyalurkan petir /surja dan arus daya sistem bersama- sama ke bumi. Panas yang
timbul akibat mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan dinding tabung
serat, sehingga gas yang di timbulkan menyembur dan memedamkan api pada
waktu arus susulan melewati titik nolnya.
       Arus susulan dalam arrester ini dapat mencapai harga yang tunggi sekali
tetapi lamanya tidak lebih dari 1 atau 2 gelombang, dan biasanya kurang dari
setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini
mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat
memutuskan arus susulan. Akan tetapi tegangan impulsnya lebih tinggi daripada
arrester jenis katup. Kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari
tingkat arus hubung singkat dari sistem pada titik dimana arrester itu di pasang.
Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai
untuk perlindungan transformator daya kecuali untuk sistem distribusi. Arrester
jenis ini banyak digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja
yang memasuki gardu induk.




       Gambar 4. Konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan
       celah udara (air gap) di bagian atas




                                         Rezon Arif B /L2F008082                             7
4.2.Arrester jenis katup
Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang
terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.




           Gambar 5 Arrester jenis katup
Tahanan tersebut mempunyai sifat khusus yaitu tahanan akan turun banyak
sekali bila arusnya naik dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.
Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.
Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, maka
alat tersebut akan menjadi penghantar. Sela seri itu tidak dapat menimbulkan
arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai
karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus
susulan dari frekuensi dasar.


Prinsip kerja Arrester jenis Katup
Sela seri yang berfungsi sebagai switch apabila terjadi tegangan tinggi yang
menyebabkan sparkover maka tahanan elemen sela percik turun dengan
teganagannya saja, maka sela seri akan membuka, tahanannya naik kembali
sehingga arus susulan dapat dibatasi. Untuk memadamkan busur api yang
timbul, tahanan sela percik yang tidak linier tersebut berfungsi untuk
mematikannya.
Arrester jenis katup ini dibagi dalam tiga jenis yaitu :
   1. Arrester katup jenis gardu (station)
   2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)
   3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin
   4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution)

                                 Rezon Arif B /L2F008082                         8
4.2.1.      Arrester katup jenis gardu




         Gambar 6 Arrester katup jenis gardu
Arrester katup jenis gardu ini adalah yang paling efisien dan juga yang
palin mahal. Pemakaiannya secara uumum pada gardu induk besar.
Umumnya untuk melindungi alat- alat yang mahal pada rangkaian mulai
pada rangkaian mulai dari 2,4 kV sampai 287 kV dan lebih tinggi lagi.


4.2.2.      Arrester katup jenis saluran
Arrster jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata”saluran”
disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi.




         Gambar 7 Arrester katup jenis saluran
Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk
melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada sistem
tegangan 15 kV sampai 69 kV

                             Rezon Arif B /L2F008082                             9
4.2.3.     Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin
      Lightning arrester ini khusus untuk melindungi mesin-mesin berputar.
      Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.


      4.2.4.     Arrester katup jenis distribusi




        Gambar 8 Arrester katup jenis distribusi
      Lightning arrester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi
      transformator. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan
      120 volt sampai 750 volt.
5. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arrester
   a. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya
      (discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan,
      harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan.
      Tegangan percikan tersebut disebut juga tegangan gagal sela (gap
      breakdown voltage) sedangkan pelepasan disebut juga tegangan sisa
      (residual voltage) atau tegangan jatuh (voltage drop).
      Jatuh tegangan pada arrester = I x R
      Dimana     I = arus arrester maksimum (A)
                 R = tahanan arrester (Ohm)
   b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus
      seperti semula. Batas tegangan sistem dimana arus susulan ini masih
      mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage)


                                  Rezon Arif B /L2F008082                          10
6. Karakteristik Lightning Arrester
       Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan sistem tenaga
listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan
dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempumyai tiga karakteristik dasar
yang penting dalam pemakainnya yaitu :
       1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
       2. Arrester mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan
            (voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
       3. Batas termis
       Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan teganagan
yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa arrester tidak boleh
dikenakan tegangan yang melebihi tegangan yang melebihi rating ini, baik
didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu dalam
menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan sistem normal dan tegangan lebih
transiens 50 c/s. Karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah
harga yang dapat di tahan oleh terminal ketika melakukkan arus – arus tertentu dan
harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai
bekerja.
       Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam
waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikkan suhunya.meskipun
kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000
Ampere, tetapi kemampuannya untuk melakukan surja hubung terutama bila
saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah.
       Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah
mungkin, suatu sistem perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
       1.           Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan
                    hubung singkat ke tanah (saturated ground fault)
       2.           Dapat memutuskan arus susulan.
       3.           Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah,
                    artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya
                    rendah.



                                    Rezon Arif B /L2F008082                          11
6.1. Karakteristik Lightning Arrester ideal
 a. Pada tegangan sistem yang normal, arrester tidak boleh bekerja. Tegangan
     tembus arrester pada frekuensi jala-jala harus lebih tinggi dari tegangan lebih
     maksimum yang mungkin terjadi pada sistem.
 b. Setiap gelombang transien dengan tegangan puncak yang lebih besar dari
     tegangan tembus arrester harus mampu mengerjakan arrester untuk
     mengalirkn arus ke tanah.
 c. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak arrester
     itu sendiri dan tanpa menyebabkan tegangan pada terminal arrester lebih
     tinggi dari tegangan sistemnya sendiri.
 d. Arus tidak boleh mengalir ke tanah setelah gangguan teratasi. Arus ini harus
     dipotong begitu gangguan teratasi dan tegangan kembali normal.

7. Material dari Arrester
         Metal Oxide Arrester. Komponen utama dari lightning arrester ini terbuat
dari bahan Zinc Oxide (ZnO) , kemudian lebih dikenal dengan sebutan metal oxide
surger arrester (MOA). Pada dasarnya arrester ini sama dengan arrester
pendahulunya, hanya saja arrester ini tidak mempunyai komponen sel gap (Gap
Less).
         Prinsip kerja metal oxide arrester adalah sebagai berikut :
         Pada dasarnya metal oxide arrester ini mempunyai prinsip kerja yang sama
dengan arrester jenis katup. Karena arrester MOA ini tidak memiliki tahanan sela
seri, maka arrester ini sangat bergantung psa tahanan yang ada dalam arrester itu
sendiri. Apabila terkena petir, tahanan arrester akan langsung turun sehingga
menjadi konduktor dan mengalirkan petir ke bumi. Namun, setelah petir lewat,
tahan kembali naik dan bersifat isolator.
                                                        Keunggulan dari MOA adalah
                                               memiliki reaksi yang cepat dalam
                                               membumikan petir. Hal inidisebabkan
                                               arrester ini tidak memiliki sela seri.
                                               Sedangkan     kekeurangannya   adalah
                                               akibat    ketergantunnganya    dengan
                                               tahanan yang ada di dalam isolator
                                               dan bekerja karena pengaruh termal,
                                               maka arrester ini harus betul betul
                                               memperhitungkan pengaruh termalnya.


Gambar 9 metal oxide arrester

                                     Rezon Arif B /L2F008082                            12
8. Pemilihan Lightning Arrester
Ada beberapa faktor dalam memilih Arrester yang sesuai untuk suatu keperluan
tertentu, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :
 Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat
   yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
 MVA yang short circuit yang dinyatakan lewat persamaan S = kV x kA
 Standart BIL 20kV yaitu 125 kV
 Initial voltage Lightning arrester yaitu 80% dari BIL, atau sama dengan 100 kV
 Tegangan sistem : ialah tergangan maksimum yang mungkin timbul pada
   jepitan arrester
 Arus hubung singkat sistem : hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi
 Jenis Lightning Arrester
 Faktor kondisi Luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih
   diatas permukaan laut), temperatur dakn kelembaban yang tinggi serta
   pengotoran
 Faktor Ekonomi : merupakan perbandingan antara biaya pemeliharaan dan
   kerusakan bila tidak ada lightning arrester, atau bila dipasang lightning arrester
   yang nilainya lebih rendah mutunya.
Untuk tegangan 69 kV dan lebih dapat di pakai arrester jenis gardu, sedangkan
tegangan 23 kV samapi 69 kV dapat dipakai jenis lainnya tergantung pada segi
ekonominya.




                                   Rezon Arif B /L2F008082                              13
9. Perhitungan Jarak Maksimum arrester dengan Trafo
 Jika arrester dihubungkan dengan menggunakan saluran udara terhadap alat yang
 diindungi, maka untuk menetukan jarak yang baik antara arrester dengan trafo,
 dinyatakan dengan persamaan :


                                  Ep = Ea + ( 2.A.s) / v


 Ep : tegangan pengenal pada alat yang dilindungi
 Ea : tegangan tembus/percik dari arrester
 A : kecuraman gelombang datang ( de / dt ).
 s : jarak arrester terhadap alat yang dilindungi.
  v : kecepatan merambat gelombang impuls = kecepatan cahaya : 3 x 108 m/d




10. Pengaruh TID terhadap jarak maksimum
      Untuk meningkatkan keandalan sistem dari gangguan sambaran petir,
 peralatan yang dipasang di gardu indukharus memiliki tingkat isolasi yang baik (
 disesuaikan dengan arrester ).
 Dari hasil perhitungan jarak maksimum arrester, diketahui bahwa pemasangan
 peralatan dengan nilai TID ( BIL ) yang semakin besar akan diperoleh nilai jarak
 maksimum penempatan arrester didepan peralatan semakin besar.
 Hal ini dikarenakan nilai TID yang semakin besar dari peralatan yang dilindungi,
 maka semakin besar kemampuan peralatan untuk mengatasi kegagalan isolasi
 terhadap tegangan lebih maksimum yang sampai ke terminal peralatan. Artinya
 tingkat isolasinya makin baik.




                                     Rezon Arif B /L2F008082                        14
11. Pengaruh Tegangan kerja terhadap jarak maksimum
       Pemasangan arrester dengan nilai tegangan kerja yang semakin besar akan
 diperoleh nilai jarak maksimum penempatan arrester di depan peralatan ( trafo )
 di gardu induk semakin kecil.
       Hal ini dikarenakan semakin besar tegangan kerja arrester maka faktor
 perlindungan yang diberikan arrester terhadap peralatan semakin kecil. Tegangan
 kerja menentukan faktor perlindungan dari arrester dimana faktor perlindungan
 adalah selisih antara TID peralatan dengan tingkat perlindungan arrester ( 1,1 x
 tegangan kerja arrester ).


12. Pengaruh Jarak arrester terhadap tegangan residu yang sampai ke
   peralatan
       Pemasangan arrester dengan jarak semakin dekat dengan peralatan ( kira-
 kira lebih kecil dari 66 m ) yang memiliki TID ( misalnya 1550 kV ) diperoleh
 nilai tegangan residu lebih kecil dari TID peralatan. Hal ini berarti trafo berada
 dalam jarak lindung yang aman dari arrester. Apabila arrester ditempatkan pada
 jarak lebih besar dari 66 m, diperoleh tegangan residu melebihi nilai TID trafo,
 sehingga trafo mengalami kegaglan isolasi.
 Oleh karena itu jarak arrester terhadap peralatan harus sekecil mungkin, agar
 tegangan residu yang sampai ke peralatan tidak melebihi tingkat isolai peralatan
 itu sendiri.




                                  Rezon Arif B /L2F008082                             15
Lightning Arrester




           NAMA :     REZON ARIF B.
            NIM :      L2F008082


           TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
                    2010


                Rezon Arif B /L2F008082   16

More Related Content

What's hot

Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Johari Zhou Hao Li
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
Djodi Antono
 

What's hot (20)

PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
PPT Pembangkitan Tegangan Tinggi Kelompok 1
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120Inverter konduksi 120
Inverter konduksi 120
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 

Viewers also liked

Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Indra S Wahyudi
 
Energy crisis and conservation
Energy crisis and conservationEnergy crisis and conservation
Energy crisis and conservation
Krunal Gaigole
 
koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasi
dini setyadi
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Gredi Arga
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
Winda Cynthia
 

Viewers also liked (20)

12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester
 
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
 
PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...
PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...
PENENTUAN JARAK LIGHTNING ARRESTER DENGAN TRANSFORMATOR DAN PENGARUHNYA TERHA...
 
Pentanahan netral
Pentanahan netralPentanahan netral
Pentanahan netral
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
 
Energy crisis and conservation
Energy crisis and conservationEnergy crisis and conservation
Energy crisis and conservation
 
koordinasi isolasi
koordinasi isolasikoordinasi isolasi
koordinasi isolasi
 
KOORDINASI ISOLASI
KOORDINASI ISOLASIKOORDINASI ISOLASI
KOORDINASI ISOLASI
 
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Tugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
Tugas Teknik Tenaga Listrik TransformatorTugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
Tugas Teknik Tenaga Listrik Transformator
 
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DIELEKTRIK PADA TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
 
Pfisterer Connex Surge Arresters
Pfisterer Connex Surge ArrestersPfisterer Connex Surge Arresters
Pfisterer Connex Surge Arresters
 
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLATPEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
 
MACAM-MACAM MOTOR
MACAM-MACAM MOTOR MACAM-MACAM MOTOR
MACAM-MACAM MOTOR
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Imam nugroho (transformator)
Imam nugroho (transformator)Imam nugroho (transformator)
Imam nugroho (transformator)
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 

Similar to Lightning arrester dan gejala petir

Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
natanael121130020
 
Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusi
azikin
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
PrasetyoPramono1
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Syahrul Ramazan
 

Similar to Lightning arrester dan gejala petir (20)

Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
 
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK  MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
 
PARTIEL DISCHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISCHARGE DAN KORONAPARTIEL DISCHARGE DAN KORONA
PARTIEL DISCHARGE DAN KORONA
 
Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusi
 
Lightning arrester
Lightning arresterLightning arrester
Lightning arrester
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
Ibnu
IbnuIbnu
Ibnu
 
KELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptx
KELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptxKELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptx
KELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptx
 
KELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptx
KELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptxKELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptx
KELOMPOK 5 PERALATAN & TEKNIK TEGANGAN TINGGI-Rev003.pptx
 
ARRESTER SUTM NEW.ppt
ARRESTER SUTM NEW.pptARRESTER SUTM NEW.ppt
ARRESTER SUTM NEW.ppt
 
Presentation grounding K3 Listrik
Presentation grounding K3 Listrik Presentation grounding K3 Listrik
Presentation grounding K3 Listrik
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
Ppt koordinasi isolasi
Ppt koordinasi isolasiPpt koordinasi isolasi
Ppt koordinasi isolasi
 
GROUNDING_SYSTEM.pdf
GROUNDING_SYSTEM.pdfGROUNDING_SYSTEM.pdf
GROUNDING_SYSTEM.pdf
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Materi fisika ix listrik
Materi fisika ix listrikMateri fisika ix listrik
Materi fisika ix listrik
 

More from rezon arif (7)

Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half BridgePemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
Pemanas Induksi dengan catu daya Inverter Half Bridge
 
aplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1Laplikasi PLC omron CP1L
aplikasi PLC omron CP1L
 
material isolasi kabel XLPE_elektro undip
material isolasi kabel XLPE_elektro undipmaterial isolasi kabel XLPE_elektro undip
material isolasi kabel XLPE_elektro undip
 
Lembar asistensi ml 2011
Lembar asistensi ml 2011Lembar asistensi ml 2011
Lembar asistensi ml 2011
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDipmakalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
 
Cable present
Cable presentCable present
Cable present
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Lightning arrester dan gejala petir

  • 1. Lightning Arrester 1. Pendahuluan Seperti yang telah kita ketahui bahwa pusat pembangkit listrik umumnya dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik ke dari pusat penbangkit ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk (GI). Sedangkan saluran transmisi udara ini rawan sekali terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker (switching). Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir. Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator. Rezon Arif B /L2F008082 1
  • 2. 1.1. Peristiwa petir Petir merupakan peristiwa alam yang mengenai muatan listrik dan pelepasan listrik elektrostatik antara awan bermuatan dengan awan dan antara awan bermuatan dengan bumi. Mekanisme sambaran petir Kristal es yang aktif mempunyai kandungan muatan yang positif dan air hujan biasanya menandung muatan negative. Dipengaruhi gravitasi bumi, butir air hujan terpolarisasi akan bergerak turun yang menyebabkan ion negative ditarik dan ion positif ditolak sehingga pada derah bagian bawah akan terhimpun muatan negative yang menciptakan muatan terpisah dalam awan. Awan bagian bawah yang bermuatan negative menginduksi muatan positif di permukaan bumi sehingga menyebabkan munculnya tegangan antar awan bermuatan dengan bumi. Bila gradient tegangan telah melebihi kekuatan listrik udara 30 kV/cm maka terjadi pelepasan energi (leader stroke) yang bergerak dari awan ke bumi. Setelah leader stroke, terjadi sambaran kembali (return stroke) dari bumi ke awan melalui jalan yang sama. Peristiwa ini menyebabkan adanya perbedaan tegangan yang cukup besar antara muatan positif di bumi dengan muatan negative di awan. Beberapa saat kemudian terjadi lagi sambaran dari awan ke bumi melalui jalan yang sama (dart leader), lalu terjadi return stroke dan peristiwa ini disebut multiple stroke. Peristiwa Petir terdiri dari beberapa sambaran yaitu :  Leader stroke  Return stroke  Dart stroke  Return stroke Rezon Arif B /L2F008082 2
  • 3. Gambar dari sambaran petir dapat dilihat pada gambar di bawah ini Awan bermuatan Leader stroke Return stroke Pelepasan muatan dari tanah Dart leader Return stroke Gambar 1 peristiwa sambaran Petir ke bumi Rezon Arif B /L2F008082 3
  • 4. 1.2. Efek sambaran petir 1.2.1. Sambaran Tidak Langsung (sambaran induksi) Muatan induksi yang muncul pada jaringan yang disebabkan oleh sambaran petir ke bumi dan oleh sambaran petir dari awan ke awan. Pada umumnya lompatan api yang ditimbulkan tidak terlalu besar, sehingga bukan merupakan masalah yang serius. 1.2.2. Sambaran langsung Sambaran petir dari awan langsung ke jaringan yang menyebabkan tegangan naik dengan cepat pada daerah sambaran. Daerah yang terkena sambaran dapat terjadi pada daerah tower, kawat petir dan kawat penghantar. Gambar 2 bentuk gelombang petir Spesifikasi suatu gelombang petir a. Puncak (crest) gelombang, E (kV), yaitu amplitudo maksimum dari gelombang b. Muka gelombang, t1 (mikrosekon) yaitu waktu dari permulaan sampai puncak. Diambil dari 10 % E sampai 90% E c. Ekor gelombang (residual voltage), yaitu waktu dari permulaan samapi titik 50 % E pada ekor gelombang. Tegangan residu atau residual voltage adalah tegangan yang di bangkitkan pada tahanan non linier saat lonjakan arus mengalir d. Polaritas, yaitu polaritas dari gelombang, positif atau negatif Rezon Arif B /L2F008082 4
  • 5. 2. Pengertian dan fungsi Arrester (Lightning Arrester) Arrester atau biasa juga disebut Lightning Areester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan sistem tenga listrik terhadap surja petir(Surge). Alat pelindung terhadap gangguan surja ini berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Dipasang pada atau dekat peralatasn yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Sesuai dengan fungsinya itu maka arrester harus dapat menahan tegangan sistem pada frekuaensi 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan pada arrester itu sendiri. Arrester berlaku sebagai jalan pintas di sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang nilainya tinggi pada peralatan. Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih eksternal, arrester juga melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tergangan lebih internal seperti surja hubung. Selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik. Bila surja hubung datang ke gardu induk maka arrester akan bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang mengenai peralatan dalam gardu induk. Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut rasio proteksi arrester. Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada transformator. Rezon Arif B /L2F008082 5
  • 6. 3. Prinsip kerja Arrester (L.A) Pada umumnya prinsip kerja Arrester cukup sederhana yauti membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehungga tudak timbul tegangan lebih tinggi pada peralatan listrik lainnya. Pada kondisi kerja yang normal, arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surjaakibat adanya petir maka arrester akan berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah tegangan surja itu hilang maka arrester harus dengan cepat kembali berlaku sebagai isolator, sehingga pemutua tenaga (PMT) tidak sempat membuka. Pada kondisi yang normal (tidak terkena petir), arus bocor arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut, berarti kemungkinan besar lightning arrester mengalami kerusakan. 4. Macam – macam Arrester Arrester yang umumnya diketahui terdiri dari dua jenis yaitu : 1. Arrester jenis ekspulsi (expulsion type)atau tabung pelindung (protector tube) 2. Arrester katup (valve type) 4.1. Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung Lightning Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung ini pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik yang berada diluar udara atau disebut juga sela seri. Prinsip kerja lightning arrester jenis ekspulsi. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester, kedua sela percik, yang diluar maupun yang di dalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi Arrester menjadi konduktor dengan impedansi yang rendah dan Gambar 3 arrester jenis ekspulsi Rezon Arif B /L2F008082 6
  • 7. menyalurkan petir /surja dan arus daya sistem bersama- sama ke bumi. Panas yang timbul akibat mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan dinding tabung serat, sehingga gas yang di timbulkan menyembur dan memedamkan api pada waktu arus susulan melewati titik nolnya. Arus susulan dalam arrester ini dapat mencapai harga yang tunggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 atau 2 gelombang, dan biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt – waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan. Akan tetapi tegangan impulsnya lebih tinggi daripada arrester jenis katup. Kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari sistem pada titik dimana arrester itu di pasang. Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya kecuali untuk sistem distribusi. Arrester jenis ini banyak digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Gambar 4. Konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan celah udara (air gap) di bagian atas Rezon Arif B /L2F008082 7
  • 8. 4.2.Arrester jenis katup Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier. Gambar 5 Arrester jenis katup Tahanan tersebut mempunyai sifat khusus yaitu tahanan akan turun banyak sekali bila arusnya naik dan berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, maka alat tersebut akan menjadi penghantar. Sela seri itu tidak dapat menimbulkan arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar. Prinsip kerja Arrester jenis Katup Sela seri yang berfungsi sebagai switch apabila terjadi tegangan tinggi yang menyebabkan sparkover maka tahanan elemen sela percik turun dengan teganagannya saja, maka sela seri akan membuka, tahanannya naik kembali sehingga arus susulan dapat dibatasi. Untuk memadamkan busur api yang timbul, tahanan sela percik yang tidak linier tersebut berfungsi untuk mematikannya. Arrester jenis katup ini dibagi dalam tiga jenis yaitu : 1. Arrester katup jenis gardu (station) 2. Arrester katup jenis saluran (intermediate) 3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin 4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin – mesin (distribution) Rezon Arif B /L2F008082 8
  • 9. 4.2.1. Arrester katup jenis gardu Gambar 6 Arrester katup jenis gardu Arrester katup jenis gardu ini adalah yang paling efisien dan juga yang palin mahal. Pemakaiannya secara uumum pada gardu induk besar. Umumnya untuk melindungi alat- alat yang mahal pada rangkaian mulai pada rangkaian mulai dari 2,4 kV sampai 287 kV dan lebih tinggi lagi. 4.2.2. Arrester katup jenis saluran Arrster jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata”saluran” disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Gambar 7 Arrester katup jenis saluran Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada sistem tegangan 15 kV sampai 69 kV Rezon Arif B /L2F008082 9
  • 10. 4.2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin – mesin Lightning arrester ini khusus untuk melindungi mesin-mesin berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV. 4.2.4. Arrester katup jenis distribusi Gambar 8 Arrester katup jenis distribusi Lightning arrester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi transformator. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt. 5. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arrester a. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan tersebut disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau tegangan jatuh (voltage drop). Jatuh tegangan pada arrester = I x R Dimana I = arus arrester maksimum (A) R = tahanan arrester (Ohm) b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula. Batas tegangan sistem dimana arus susulan ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) Rezon Arif B /L2F008082 10
  • 11. 6. Karakteristik Lightning Arrester Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempumyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam pemakainnya yaitu : 1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui 2. Arrester mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir. 3. Batas termis Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan teganagan yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi tegangan yang melebihi rating ini, baik didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan sistem normal dan tegangan lebih transiens 50 c/s. Karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat di tahan oleh terminal ketika melakukkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikkan suhunya.meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000 Ampere, tetapi kemampuannya untuk melakukan surja hubung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah. Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu sistem perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated ground fault) 2. Dapat memutuskan arus susulan. 3. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah. Rezon Arif B /L2F008082 11
  • 12. 6.1. Karakteristik Lightning Arrester ideal a. Pada tegangan sistem yang normal, arrester tidak boleh bekerja. Tegangan tembus arrester pada frekuensi jala-jala harus lebih tinggi dari tegangan lebih maksimum yang mungkin terjadi pada sistem. b. Setiap gelombang transien dengan tegangan puncak yang lebih besar dari tegangan tembus arrester harus mampu mengerjakan arrester untuk mengalirkn arus ke tanah. c. Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak arrester itu sendiri dan tanpa menyebabkan tegangan pada terminal arrester lebih tinggi dari tegangan sistemnya sendiri. d. Arus tidak boleh mengalir ke tanah setelah gangguan teratasi. Arus ini harus dipotong begitu gangguan teratasi dan tegangan kembali normal. 7. Material dari Arrester Metal Oxide Arrester. Komponen utama dari lightning arrester ini terbuat dari bahan Zinc Oxide (ZnO) , kemudian lebih dikenal dengan sebutan metal oxide surger arrester (MOA). Pada dasarnya arrester ini sama dengan arrester pendahulunya, hanya saja arrester ini tidak mempunyai komponen sel gap (Gap Less). Prinsip kerja metal oxide arrester adalah sebagai berikut : Pada dasarnya metal oxide arrester ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan arrester jenis katup. Karena arrester MOA ini tidak memiliki tahanan sela seri, maka arrester ini sangat bergantung psa tahanan yang ada dalam arrester itu sendiri. Apabila terkena petir, tahanan arrester akan langsung turun sehingga menjadi konduktor dan mengalirkan petir ke bumi. Namun, setelah petir lewat, tahan kembali naik dan bersifat isolator. Keunggulan dari MOA adalah memiliki reaksi yang cepat dalam membumikan petir. Hal inidisebabkan arrester ini tidak memiliki sela seri. Sedangkan kekeurangannya adalah akibat ketergantunnganya dengan tahanan yang ada di dalam isolator dan bekerja karena pengaruh termal, maka arrester ini harus betul betul memperhitungkan pengaruh termalnya. Gambar 9 metal oxide arrester Rezon Arif B /L2F008082 12
  • 13. 8. Pemilihan Lightning Arrester Ada beberapa faktor dalam memilih Arrester yang sesuai untuk suatu keperluan tertentu, beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :  Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.  MVA yang short circuit yang dinyatakan lewat persamaan S = kV x kA  Standart BIL 20kV yaitu 125 kV  Initial voltage Lightning arrester yaitu 80% dari BIL, atau sama dengan 100 kV  Tegangan sistem : ialah tergangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan arrester  Arus hubung singkat sistem : hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi  Jenis Lightning Arrester  Faktor kondisi Luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih diatas permukaan laut), temperatur dakn kelembaban yang tinggi serta pengotoran  Faktor Ekonomi : merupakan perbandingan antara biaya pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada lightning arrester, atau bila dipasang lightning arrester yang nilainya lebih rendah mutunya. Untuk tegangan 69 kV dan lebih dapat di pakai arrester jenis gardu, sedangkan tegangan 23 kV samapi 69 kV dapat dipakai jenis lainnya tergantung pada segi ekonominya. Rezon Arif B /L2F008082 13
  • 14. 9. Perhitungan Jarak Maksimum arrester dengan Trafo Jika arrester dihubungkan dengan menggunakan saluran udara terhadap alat yang diindungi, maka untuk menetukan jarak yang baik antara arrester dengan trafo, dinyatakan dengan persamaan : Ep = Ea + ( 2.A.s) / v Ep : tegangan pengenal pada alat yang dilindungi Ea : tegangan tembus/percik dari arrester A : kecuraman gelombang datang ( de / dt ). s : jarak arrester terhadap alat yang dilindungi. v : kecepatan merambat gelombang impuls = kecepatan cahaya : 3 x 108 m/d 10. Pengaruh TID terhadap jarak maksimum Untuk meningkatkan keandalan sistem dari gangguan sambaran petir, peralatan yang dipasang di gardu indukharus memiliki tingkat isolasi yang baik ( disesuaikan dengan arrester ). Dari hasil perhitungan jarak maksimum arrester, diketahui bahwa pemasangan peralatan dengan nilai TID ( BIL ) yang semakin besar akan diperoleh nilai jarak maksimum penempatan arrester didepan peralatan semakin besar. Hal ini dikarenakan nilai TID yang semakin besar dari peralatan yang dilindungi, maka semakin besar kemampuan peralatan untuk mengatasi kegagalan isolasi terhadap tegangan lebih maksimum yang sampai ke terminal peralatan. Artinya tingkat isolasinya makin baik. Rezon Arif B /L2F008082 14
  • 15. 11. Pengaruh Tegangan kerja terhadap jarak maksimum Pemasangan arrester dengan nilai tegangan kerja yang semakin besar akan diperoleh nilai jarak maksimum penempatan arrester di depan peralatan ( trafo ) di gardu induk semakin kecil. Hal ini dikarenakan semakin besar tegangan kerja arrester maka faktor perlindungan yang diberikan arrester terhadap peralatan semakin kecil. Tegangan kerja menentukan faktor perlindungan dari arrester dimana faktor perlindungan adalah selisih antara TID peralatan dengan tingkat perlindungan arrester ( 1,1 x tegangan kerja arrester ). 12. Pengaruh Jarak arrester terhadap tegangan residu yang sampai ke peralatan Pemasangan arrester dengan jarak semakin dekat dengan peralatan ( kira- kira lebih kecil dari 66 m ) yang memiliki TID ( misalnya 1550 kV ) diperoleh nilai tegangan residu lebih kecil dari TID peralatan. Hal ini berarti trafo berada dalam jarak lindung yang aman dari arrester. Apabila arrester ditempatkan pada jarak lebih besar dari 66 m, diperoleh tegangan residu melebihi nilai TID trafo, sehingga trafo mengalami kegaglan isolasi. Oleh karena itu jarak arrester terhadap peralatan harus sekecil mungkin, agar tegangan residu yang sampai ke peralatan tidak melebihi tingkat isolai peralatan itu sendiri. Rezon Arif B /L2F008082 15
  • 16. Lightning Arrester NAMA : REZON ARIF B. NIM : L2F008082 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010 Rezon Arif B /L2F008082 16