SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1.RINALDI PRATAMA 5152131009
2.DEARDO W. LUMBANRAJA 5153131005
3.M NAUFAL PEBRIANTO 5153131020
4.PAKTO SIMAMORA 5153131025
A.Sejarah Perkembangan
Sebelum perang dunia ke-1 koordinasi isolasi mendapat perhatian sedikit sekali dan
sukar dapat dilaksanakan karena tidak adanya data pokok yang diperlukan. Sedikit
sekali diketahui mengenai karakteristik petir dan saluran transmisi dan pengaruhnya
pada peralatan tenaga. Lebih kurang lagi pengetahuan para insinyur mengenai
daya isolasi peralatan itu sendiri terhadap petir, dan karakteristik alat-alat pelindung
(terutama arester petir) serta pengetrapannya belum benar-benar dimengerti.
Akibatnya ialah bahwa cara mengisolasi adalah cara mencoba-coba belaka,
sehingga ada bagian yang isolasinya kurang, sedangkan ada bagian-bagian yang
isolasinya berkelebihan. Di amerika serikat tendensi pada waktu itu adalah dengan
menaikkan isolasi pada jala-jala transmisi dan mengurangi isolasi peralatan di
gardu.hal ini tentu mengakibatkan banyaknya lompatan api terjadi pada peralatan
tersebut.
Dalam masa tiga puluh tahun sesudah itu dilakukan penyelidikan dan riset
yg menghasilkan beberapa keputusan sbb:
a) Penemuan sifat petir pada transmisi dan karakteristiknya pada waktu mendekati
gardu;
b) Penentuan daya isolasi peralatan, bukan saja peralatan yang berisolasi
udara, misalnya isolator dan bushing, tetapi juga peralatan yang lebih sulit dan
mahal seperti trafo,bushing istimewa, dll.;
c) Penemuan tegangan impuls standar dan cara pengujian trafo untuk
menentukan daya impulsnya;
d) Karakteristik alat-alat pelindung terutama arester;dari hasil-hasil pengujian di
lapangan surya arus-arus petir (besar dan kecepatan naiknya)
ditetapkan;tingkat perlindungan arester ditentukan dan dipakai dalam
koordinasi isolasi;
e) Dengan ditetapkannya gelombang implus standar dan dengan diketemukannya
osilograp maka didapatkan data lain yang diperlukan guna memecahkan
persoalan koordinasi isolasi, misalnya karakteristik volt waktu dari isolasi dan
peralatan, tingkat perlindungan dari arester untuk bentuk gelombang yang
beraneka ragam, karakteristik impuls dari udara (isolator,bushing,dsb.);
f) Penentuan tingkat isolasi impuls dasar (Basic Impulse Insulation level,disingkat
BIL) yang didefinisikan sebagai “tingkat-tingkat patokan (reference levels)
dinyatakan dalam tegangan puncak impuls dengn gelombang standar.
B. Prinsip dan Pengertian Dasar
Rasionalisasi dari pada isolasi suatu sistem dan implementasi dari pada koordinasi
isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang didalam praktek berupa aturan-
aturan sebagai berikut :
1. Arester petir (lighthing arrester) dipakai sebagai alat pelindung pokok.
2. Tegangan sistem mempunyai tiga harga:
a. Tegangan nominal
b. Tegangan dasar (rated)
c. Tegangan maksimum.
3. Ada 2 macam sistem : yang netralnya di isolasikan (isolated neutral system) dan
yang di bumikan secara efektif (effectyfely grounded system).Pada kedua sistem
ini tegangan transmisi maksimumnya dapat mencapai 105% dari tegangan dasar.
4. Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum frekwensi
rendah (50 c/s) di mana arrester tersebut bekerja dengan baik. Pada sistem terisolasi,
arrester harus mempunyai tegangan dasar maksimum tidak melebihi tegangan dasar
maksimum dari pada sistem. Arrester demikian ini disebut dengan tegangan dasar penuh
atau arester 100%. Pada sistem yang dibumikan, tegangan dasar maksimum dari pada
arester dapat diturunkan menjadi 80% dari tegangan sistem maksimum. Cara dan aplikasi
khusus memungkinkan pemakaian arester 75-80%.
5. Dalam menentukan isolasi trafo, dipakai isolasi yang dikurangi (reduced inulation), yaitu
tingkat isolasi yang lebih rendah dari pada apa yang telah ditetapkan dalam standar seperti
yang terdapat pada tabel .
6. Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah karakteristik volt waktu dari isolasi
yang harus dilindungi dan karakteristik pelindung dari arester. Pada tegangan tinggi sekali
ada 2 pasang karakteristik yang perlu di perhatikan, satu untuk surja petir dan satu lagi
untuk surja hubung.
Kelas Referensi BIL 80% BIL
(kV) (kV) (kV)
1.2 30 24
8.7 75 60
12 95 76
23 150 120
34.5 200 160
66 250 200
49 350 280
92 450 360
115 550 440
138 650 520
161 150 600
180 825 660
196 900 720
230 1050 840
260 1175 940
287 1300 1040
345 1550 1240
Tabel Tingkat BIL Berdasrkan Tegangan Sistem
C. Karakteristik Alat Pelindung
Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara
membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Berhubungan dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 c/s
untuk waktu yang tak terbatas, dan harus dapat melakukan surja arus dengan tak
merusaknya. Kecuali itu sebuah alat pelindung yang baik mempunyai ”protekctive-
ratio” yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang
diperbolehkan pada waktu pelepasan dan tegangan sistem 50 c/s maksimum yang
dapat ditahan sesudah pelepasan (discharge) terjadi.
D. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
Sela batang adalah alat pelindung yang paling sederhana. Sela ini diadakan
oleh dua buah batang logam yang mempunyai penampang tertentu (biasanya
persegi), yang satu dihubungkan dengan kawat transmisi, satunya dihubungkan
dengan tanah. Keuntungan dari sela batang ialah bentuknya yang sederhana,
mudah dibuat dan kuat (rugged). Cacadnya ialah bahwa sekali terjadi percikan
karena tegangan lebih, api timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak
ada. Oleh sebab itu sirkuit harus diputus terlebih dahulu untuk menghentikan
percikan api tersebut. Kecuali itu tegangan gagalnya naik lebih tinggi dari pada
isolasi yang dilindunginya untuk gelombang yang curam
Ket :
A= lengkung sela batang standard
40 inci (gelombang positif)
B=karakteristik percikan (lompatan)
dari isolator peralatan 4 unit (gel.1,5 x
40)(keadaan standard)
Gbr 2. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
Pada dasarnya sebuah tabung pelindung terdiri dari sebuah tabung serat dimna terdapat
sepasang elektroda pada kedua ujungnya. Pada tiang transmisi tabung dipasang dibawah tiap
kawat hingga elektroda atas dapat dihubungkan denga sebuah tanduk logam yang terletak
sejarak D dari kawat. Elektrod bawah dibumikan secara sempurna. Bila jarak antara elektroda atas
dan bawah adalah D2 dan jarak isolasi D3, maka syarat perlindungan yang harus dipenuhi adalah
: D1 + D2 < D3.
Gbr3. Elektroda dan
jarak pemasangannya
Lengkung volt-waktu ini lebih baik dari lengkung sela-bola. Tabung pelindung dipakai
untuk melindungi isolator saluran transmisi, pemisahan( disconnect switches ) dan isolator
rill(bus). Ini juga dipakai untuk melindungi tiang transmisi didekat gardu untuk mengurangi
besarnya surja yang dating pada kawat sehingga ia dapat membantu tugas arrester. Tetapi ia
masih dianggap tidak mampu untuk melindungi trafo berkapasitas besar
Gbr4. Karakteristik
impuls pada tabung
pelindung
E. Karakteristik Arester
Alat pelindung yang paling sempurna adalah arrester ( lightning arrester, kadang-
kadang juga disebut surge diverter) dan tahanan tak linier atau tahanan kran (valve
resistor), keduanya dihubungkan secara seri .
Gbr5. Bentuk Arester
Bila tegangan lebih habis dan tegangan normal tinggal, tahanannya naik lagi
sehingga arus susulnya dibatasi sampai kira-kira 50 ampere, arus susulan ini akhirnya
dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang
pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari
sini didapatkan nama tahanan kran. Karakteristik arus tegangan dan tahanan terlihat
pada gambar dibawah. Pada arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup
besar (200-230 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, maka
baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya
dapat dilakuakan sebelum tegangan system mencapai harga nol
Gbr6.Karakteristik arus-
tegangan dan tahanan Kran
Gbr7. Karakteristik arus tegangan
dan tahanan kran dgn bantuan
magnet permanen
F. Karakteristik Arester
Seperti disinggu sebelumnya, arrester digunakan karena sesuai dengan ketetapan
BIL. Maka karakteristiknya perlu diketahui dengan jelas, sbb :
 Arrester mempunya tegangan dasar (rated) 50 c/s yan tidak boleh dilampaui
 Arrester mempunyai karkteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage-limiting)
bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
 Arrester mempunyai batas termis
Besarnya pengaruh arrester terhadap sebuah surja tegangan lebih dinyatakan
dengan jelas sekali pada gambar dibawah ini. Effisiensi daripada perlindungan
ditentukan terutama oleh tegangan pelepasan tegangan (D). tegangan percikan ( C
) , tegangan impuls curam mungkin lebih tinggi dan tegangan sisa kurang penting .
artinya oleh karena waktunya yang sangat singkat sebelum kegagalan terjadi.
Gbr9. Berubahnya
tegangan pelepasan
terhadap besarnya dan
kecepatan naiknya arus
surja untuk arrester
transmisi dan gardu
Gbr10. Karakteristik gelombang surja digardu tanpa arrester dan dengan arrester
Ppt koordinasi isolasi

More Related Content

What's hot

Jenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorJenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorZhaqir Husein
 
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013stevennf
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCGredi Arga
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukIrfan Nurhadi
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiGredi Arga
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaHabeb Muhammad
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaDiana Fauziyah
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiNurFauziPamungkas
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasisevirarh
 

What's hot (20)

Jenis gangguan generator
Jenis gangguan generatorJenis gangguan generator
Jenis gangguan generator
 
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
Puil 2011-232826711-sni-0225-2013
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK  GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Earth tester
Earth testerEarth tester
Earth tester
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
 
Pembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga suryaPembangkit listrik tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga surya
 
Parameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasaParameter saluran transmisi 3 fasa
Parameter saluran transmisi 3 fasa
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
3 megger
3 megger3 megger
3 megger
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 

Viewers also liked

Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...Devia Titania
 
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformatorSandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformatorSetyasandi
 
Level keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrikLevel keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listriksuparman unkhair
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2haafizah
 
Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1Rizka Detektor
 
Transmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu indukTransmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu indukyendymw
 
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008Al Marson
 

Viewers also liked (9)

Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
 
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformatorSandi setya wibowo (1310502025) transformator
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
 
Level keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrikLevel keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrik
 
Ppt tdl
Ppt tdlPpt tdl
Ppt tdl
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2
 
Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
Transmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu indukTransmisi daya dan gardu induk
Transmisi daya dan gardu induk
 
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
 

Similar to Ppt koordinasi isolasi

Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusiazikin
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyoPramono1
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rAzis Nurrochma Wardana
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdfSISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdfLastDay24
 
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053PT. PLN (Persero)
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentationMangwis
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirrezon arif
 

Similar to Ppt koordinasi isolasi (20)

Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusi
 
Ibnu
IbnuIbnu
Ibnu
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdfSISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
8814 Pertemuan Ke 10
8814 Pertemuan Ke 108814 Pertemuan Ke 10
8814 Pertemuan Ke 10
 
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
IEEE teknologi kabel oktarico susilatama pp 21060110141053
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentation
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis   jenis kawat dan kabel pengantarJenis   jenis kawat dan kabel pengantar
Jenis jenis kawat dan kabel pengantar
 
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
Kabel
KabelKabel
Kabel
 

Recently uploaded

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 

Recently uploaded (9)

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 

Ppt koordinasi isolasi

  • 1.
  • 2. DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 1.RINALDI PRATAMA 5152131009 2.DEARDO W. LUMBANRAJA 5153131005 3.M NAUFAL PEBRIANTO 5153131020 4.PAKTO SIMAMORA 5153131025
  • 3. A.Sejarah Perkembangan Sebelum perang dunia ke-1 koordinasi isolasi mendapat perhatian sedikit sekali dan sukar dapat dilaksanakan karena tidak adanya data pokok yang diperlukan. Sedikit sekali diketahui mengenai karakteristik petir dan saluran transmisi dan pengaruhnya pada peralatan tenaga. Lebih kurang lagi pengetahuan para insinyur mengenai daya isolasi peralatan itu sendiri terhadap petir, dan karakteristik alat-alat pelindung (terutama arester petir) serta pengetrapannya belum benar-benar dimengerti. Akibatnya ialah bahwa cara mengisolasi adalah cara mencoba-coba belaka, sehingga ada bagian yang isolasinya kurang, sedangkan ada bagian-bagian yang isolasinya berkelebihan. Di amerika serikat tendensi pada waktu itu adalah dengan menaikkan isolasi pada jala-jala transmisi dan mengurangi isolasi peralatan di gardu.hal ini tentu mengakibatkan banyaknya lompatan api terjadi pada peralatan tersebut.
  • 4. Dalam masa tiga puluh tahun sesudah itu dilakukan penyelidikan dan riset yg menghasilkan beberapa keputusan sbb: a) Penemuan sifat petir pada transmisi dan karakteristiknya pada waktu mendekati gardu; b) Penentuan daya isolasi peralatan, bukan saja peralatan yang berisolasi udara, misalnya isolator dan bushing, tetapi juga peralatan yang lebih sulit dan mahal seperti trafo,bushing istimewa, dll.; c) Penemuan tegangan impuls standar dan cara pengujian trafo untuk menentukan daya impulsnya; d) Karakteristik alat-alat pelindung terutama arester;dari hasil-hasil pengujian di lapangan surya arus-arus petir (besar dan kecepatan naiknya) ditetapkan;tingkat perlindungan arester ditentukan dan dipakai dalam koordinasi isolasi;
  • 5. e) Dengan ditetapkannya gelombang implus standar dan dengan diketemukannya osilograp maka didapatkan data lain yang diperlukan guna memecahkan persoalan koordinasi isolasi, misalnya karakteristik volt waktu dari isolasi dan peralatan, tingkat perlindungan dari arester untuk bentuk gelombang yang beraneka ragam, karakteristik impuls dari udara (isolator,bushing,dsb.); f) Penentuan tingkat isolasi impuls dasar (Basic Impulse Insulation level,disingkat BIL) yang didefinisikan sebagai “tingkat-tingkat patokan (reference levels) dinyatakan dalam tegangan puncak impuls dengn gelombang standar.
  • 6. B. Prinsip dan Pengertian Dasar Rasionalisasi dari pada isolasi suatu sistem dan implementasi dari pada koordinasi isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang didalam praktek berupa aturan- aturan sebagai berikut : 1. Arester petir (lighthing arrester) dipakai sebagai alat pelindung pokok. 2. Tegangan sistem mempunyai tiga harga: a. Tegangan nominal b. Tegangan dasar (rated) c. Tegangan maksimum. 3. Ada 2 macam sistem : yang netralnya di isolasikan (isolated neutral system) dan yang di bumikan secara efektif (effectyfely grounded system).Pada kedua sistem ini tegangan transmisi maksimumnya dapat mencapai 105% dari tegangan dasar.
  • 7. 4. Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum frekwensi rendah (50 c/s) di mana arrester tersebut bekerja dengan baik. Pada sistem terisolasi, arrester harus mempunyai tegangan dasar maksimum tidak melebihi tegangan dasar maksimum dari pada sistem. Arrester demikian ini disebut dengan tegangan dasar penuh atau arester 100%. Pada sistem yang dibumikan, tegangan dasar maksimum dari pada arester dapat diturunkan menjadi 80% dari tegangan sistem maksimum. Cara dan aplikasi khusus memungkinkan pemakaian arester 75-80%. 5. Dalam menentukan isolasi trafo, dipakai isolasi yang dikurangi (reduced inulation), yaitu tingkat isolasi yang lebih rendah dari pada apa yang telah ditetapkan dalam standar seperti yang terdapat pada tabel . 6. Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah karakteristik volt waktu dari isolasi yang harus dilindungi dan karakteristik pelindung dari arester. Pada tegangan tinggi sekali ada 2 pasang karakteristik yang perlu di perhatikan, satu untuk surja petir dan satu lagi untuk surja hubung.
  • 8. Kelas Referensi BIL 80% BIL (kV) (kV) (kV) 1.2 30 24 8.7 75 60 12 95 76 23 150 120 34.5 200 160 66 250 200 49 350 280 92 450 360 115 550 440 138 650 520 161 150 600 180 825 660 196 900 720 230 1050 840 260 1175 940 287 1300 1040 345 1550 1240 Tabel Tingkat BIL Berdasrkan Tegangan Sistem
  • 9. C. Karakteristik Alat Pelindung Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Berhubungan dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 c/s untuk waktu yang tak terbatas, dan harus dapat melakukan surja arus dengan tak merusaknya. Kecuali itu sebuah alat pelindung yang baik mempunyai ”protekctive- ratio” yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang diperbolehkan pada waktu pelepasan dan tegangan sistem 50 c/s maksimum yang dapat ditahan sesudah pelepasan (discharge) terjadi.
  • 10. D. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana Sela batang adalah alat pelindung yang paling sederhana. Sela ini diadakan oleh dua buah batang logam yang mempunyai penampang tertentu (biasanya persegi), yang satu dihubungkan dengan kawat transmisi, satunya dihubungkan dengan tanah. Keuntungan dari sela batang ialah bentuknya yang sederhana, mudah dibuat dan kuat (rugged). Cacadnya ialah bahwa sekali terjadi percikan karena tegangan lebih, api timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak ada. Oleh sebab itu sirkuit harus diputus terlebih dahulu untuk menghentikan percikan api tersebut. Kecuali itu tegangan gagalnya naik lebih tinggi dari pada isolasi yang dilindunginya untuk gelombang yang curam
  • 11. Ket : A= lengkung sela batang standard 40 inci (gelombang positif) B=karakteristik percikan (lompatan) dari isolator peralatan 4 unit (gel.1,5 x 40)(keadaan standard) Gbr 2. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
  • 12. Pada dasarnya sebuah tabung pelindung terdiri dari sebuah tabung serat dimna terdapat sepasang elektroda pada kedua ujungnya. Pada tiang transmisi tabung dipasang dibawah tiap kawat hingga elektroda atas dapat dihubungkan denga sebuah tanduk logam yang terletak sejarak D dari kawat. Elektrod bawah dibumikan secara sempurna. Bila jarak antara elektroda atas dan bawah adalah D2 dan jarak isolasi D3, maka syarat perlindungan yang harus dipenuhi adalah : D1 + D2 < D3. Gbr3. Elektroda dan jarak pemasangannya
  • 13. Lengkung volt-waktu ini lebih baik dari lengkung sela-bola. Tabung pelindung dipakai untuk melindungi isolator saluran transmisi, pemisahan( disconnect switches ) dan isolator rill(bus). Ini juga dipakai untuk melindungi tiang transmisi didekat gardu untuk mengurangi besarnya surja yang dating pada kawat sehingga ia dapat membantu tugas arrester. Tetapi ia masih dianggap tidak mampu untuk melindungi trafo berkapasitas besar Gbr4. Karakteristik impuls pada tabung pelindung
  • 14. E. Karakteristik Arester Alat pelindung yang paling sempurna adalah arrester ( lightning arrester, kadang- kadang juga disebut surge diverter) dan tahanan tak linier atau tahanan kran (valve resistor), keduanya dihubungkan secara seri . Gbr5. Bentuk Arester
  • 15. Bila tegangan lebih habis dan tegangan normal tinggal, tahanannya naik lagi sehingga arus susulnya dibatasi sampai kira-kira 50 ampere, arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama tahanan kran. Karakteristik arus tegangan dan tahanan terlihat pada gambar dibawah. Pada arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup besar (200-230 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, maka baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya dapat dilakuakan sebelum tegangan system mencapai harga nol
  • 16. Gbr6.Karakteristik arus- tegangan dan tahanan Kran Gbr7. Karakteristik arus tegangan dan tahanan kran dgn bantuan magnet permanen
  • 17. F. Karakteristik Arester Seperti disinggu sebelumnya, arrester digunakan karena sesuai dengan ketetapan BIL. Maka karakteristiknya perlu diketahui dengan jelas, sbb :  Arrester mempunya tegangan dasar (rated) 50 c/s yan tidak boleh dilampaui  Arrester mempunyai karkteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage-limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.  Arrester mempunyai batas termis
  • 18. Besarnya pengaruh arrester terhadap sebuah surja tegangan lebih dinyatakan dengan jelas sekali pada gambar dibawah ini. Effisiensi daripada perlindungan ditentukan terutama oleh tegangan pelepasan tegangan (D). tegangan percikan ( C ) , tegangan impuls curam mungkin lebih tinggi dan tegangan sisa kurang penting . artinya oleh karena waktunya yang sangat singkat sebelum kegagalan terjadi. Gbr9. Berubahnya tegangan pelepasan terhadap besarnya dan kecepatan naiknya arus surja untuk arrester transmisi dan gardu
  • 19. Gbr10. Karakteristik gelombang surja digardu tanpa arrester dan dengan arrester