3. Al-Qiyadah Al-Islamiyah
Al-Qiyadah Al-Islamiyah adalah sebuah pergerakan yang mendasarkan diri pada AlQur'an serta memahami Al-Kitab dalam konteks Al-Quran sebagai batu petunjuk.
Gerakan ini bertujuan untuk menegakkan kembali Kerajaan Allah sesuai dengan
petunjuk dalam Al-Quran. Wahyu yang diterima Moshaddeq bukan berupa kitab
tapi pemahaman yang benar dan aplikatif mengenai ayat-ayat Al-Quran yang
menurut pendapat Mushaddeq telah disimpangkan sepanjang sejarah, Gerakan ini
dianggap sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 4 Oktober 2007, setelah
menjalani penelitian secara subyektif selama 3 bulan karena tidak bersesuaian
dengan standar Islam.
Pimpinan Al-Qiyadah sendiri tidak menganggap Islam dalam konteks agama (yang
dianggap oleh kebanyakan pengikut sebagai kumpulan ritual belaka) tapi dalam
konteks Sistem Peradaban Azasi yang pernah dialami Adam (dalam hal ini Jannah
atau Kebun, amsal kedamaian dan harmoni) sebelum mengambil peradaban
berbasis materialistik (kisah Adam memakan buah pohon terlarang). Itulah
mengapa kaum agamis (sebutan para kader AQAI kepada umat Islam dan lainnya)
sulit memahami logika berfikir model mereka, karena pandangan para kader AQAI
yang secara fundamental berbeda mengenai Islam disamping berasal dari penganut
agama non-Islam yang di-Islam-kan oleh Mushaddeq.
Al-Qiyadah Al-Islamiyah dipimpin oleh Ahmad Moshaddeq.
4. Keputusan MUI
Seiring berkembangnya kelompok Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang
menimbulkan polemik dan permasalahan pada akhirnya MUI
Pusat mengeluarkan Fatwa No. 04 tahun 2007 tanggal 3 Oktober
2007 yang menyatakan bahwa aliran Al-Qiyadah Al Islamiyah
merupakan aliran yang menyesatkan.
Dengan dikeluarkannya fatwa tersebut maka menunjukan sikap
tegas pemerintah pusat untuk menghentikan kegiatan kelompok
Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Dampaknya terjadi gejolak didaerah
dimana masyarakat yang tergabung dalam berbagai ormas islam
berusaha untuk membubarkan segala bentuk kegiatan.
Di Yogyakarta, sekitar Oktober 2007 puluhan orang dari berbagai
ormas Islam menggerebek pengikut aliran Al Qiyadah Al
Islamiyah. Penggerebekan sempat diwarnai aksi kekerasan oleh
massa.Aliran Al Qiyadah Al Islamiyah yang digerebek itu
beralamatkan di Dusun Bantulan Desa Sidoarum Kecamatan
Godean, Sleman.
5. Enam pengikut aliran itu adalah Septika Wulandari (21) warga
Sidoarum Godean Sleman, Ismuryati (21) warga Sidomulyo
Godean, Marwan Andi (20) warga Nogotirto Gamping Sleman,
Kurniawan (17) warga Sleman, M Zanuri (17) warga Sidomoyo
Godean dan Arbi Setiawan (22) warga Moyudan Sleman Sebelum
mendatangi kegiatan kelompok Al Qiyadah, massa menggunakan
sepeda motor bergerak dari wilayah Gamping Sleman. Mereka
langsung mendatangi rumah yang diduga sering digunakan untuk
kegiatan kelompok Al Qiyadah. Massa sempat berteriak-teriak
agar kegiatan segera dibubarkan. Karena emosi, massa sempat
melakukan aksi kekerasan terhadap beberapa pengikut kelompok
tersebut. Untungnya, polisi berhasil meredam aksi massa, meski
antara massa sempat terlihat cekcok mulut. Keenam pengikut Al
Qiyadah itu akhirnya diamankan ke Mapolres Sleman di Jl
Magelang KM 9. Di Mapolres Sleman, keenam orang yang
semuanya berstatus mahasiswa berbagai perguruan tinggi di
Yogyakarta
6. Sejarah
Al-Qiyadah Al-Islamiyah terbentuk pada tahun 2000 .
Menurut pendapat Moshaddeq, kehancuran Khilafah
Islamiyah tahun 1923 merupakan akhir dari zaman
peradaban Islam yang diajarkan Muhammad Saw dan
dalam fase stagnan (tanpa kepemimpinan) ummat Islam
akan menghadapi kegelapan (layl) dan pada masa
menjelang kebangkitan Islam ke-dua ummat Islam mesti
melakukan persiapan berdasarkan amsal salat malam
qiyaamu llayl, yang kemudian di waktu shubuh saat
matahari (amsal Nur Allah )mulai terbit dan bulan ( Nur
Kenabian )mulai tenggelam perjuangan ummat Islam
secara aktif mulai dilaksanakan dipimpin oleh seorang
pembawa Risalah diteruskan oleh Khalifah selama 700
tahun.
7. Ahmad Moshaddeq mendakwahkan pergerakan ini
secara terang-terangan / jahran setelah mengaku
mendapatkan mimpi setelah melakukan shaum dan
tahanuts atau kontemplasi selama 40 hari di Gunung
Bunder, Bogor, Jawa Barat berdasarkan uswah dari
Nabi Musa as dan Nabi Isa as, pada 23 Juli 2007. Ia
mengaku sebagai nabi utusan Allah. Sebelum tahun
2007, pergerakan ini masih bersembunyi / sirran,
namun setelahnya mulai berani menyebarkan
ajarannya. Perkembangan pengikut ajaran ini pun
berkembang sangat cepat. Kurang lebih 1000
pengikut baru direkrut setiap bulan. Aliran ini
tersebar di Sumatera Barat, Jawa Timur, Yogyakarta,
Riau, dan pulau Sulawesi
8. Organisasi manajemen
Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Manusia
Yang Dijanjikan untuk ummat penganut ajaran Ibrahim /
Abraham meliputi Islam (bani Ismail) dan Kristen (bani
Ishaq), menggantikan Muhammad. Termasuk di dalam
kalimat syahadat, kata yang menyebutkan Nabi
Muhammad juga dihapuskan. Aliran ini juga belum
mewajibkan pengikutnya untuk menjalankan salat lima
waktu dengan alasan kewajiban tersebut belum perlu
dilaksanakan kecuali menjelang hijrah dan setelahnya
Sesuai dengan surat An-Nahl (lebah), Al-Qiyadah dibentuk
menggunakan sistem2 sel yang independen namun sinergi
sehingga membentuk jaringan. Satu sel rusak, maka akan
diperbaiki atau digantikan sel baru, dalam satu sel terdiri
atas 2 hingga 6 ra'in (gembala) dimana satu sel diberi
amanat mengatur 40 KK. Sel tersebut nanti
mengembangkan diri hingga menjadi 12 sel
(sesuai dengan jumlah 12 murid nabi Isa)
9. Pada saat Mushaddeq sudah mencapai tingkat
Thariq. yang artinya sudah dibentuk 12 sel yang
membawahi 114 sel yang membawahi 1368 sel,
berarti jumlah kader aktif (ra'in) ada 7470 orang
(belum termasuk kader pasif/ummah) yang terus
bergerak membentuk sel dan melakukan
improvisasi. Jumlah pengikut disinyalir antara
40,000 hingga 60,000.
Metode yang dikembangkan oleh Mushaddeq
berdasarkan pemahaman dia tentang ayat-ayat
akwan (alam) yang diterangkan Al-Quran
menghasilkan metode dakwah dan pendanaan
yang efisien selama tujuh tahun tanpa diketahui
oleh pihak-pihak berwenang,
10. Kegiatan Penyebaran
Dalam penyebarannya, aliran ini memiliki berapa fase yaitu sirran
(rahasia),hijrah (berpindah), qital (perang), futuh (kemenangan)
dan khilafah (pemimpin). Menurut internal Al-Qiyadah model fase
ini mengambil dari uswah/contoh dari fase-fase enam tahap
penciptaan alam semesta (Kerajaan Allah di alam aktual), enam
tahap penciptaan manusia (dari zigot menjadi bayi), dan fase
perjuangan Nabi Muhammad Saw. Dimana fase-fase tersebut
mesti dijalankan secara sempurna.
Kegiatan yang dilaksanakan dicantumkan dalam "enam program"
yaitu Qiyaamullayl (tahajjud bagi Muslim, kontemplasi bagi
penganut agama lain), Tahfidz Qur'an(menghafal Qur'an dan
makna2nya termasuk di dalamnya pemahaman Al-Kitab
berdasarkan Qur'an), ( talwiyah (da'wah / pekabaran), ta'lim
(keilmuan), shadaqah (pengumpulan dana untuk kegiatan
operasional) dan Penataan Shaff (penataan barisan da'wah
termasuk didalamnya pengangkatan, mutasi dan pemberhentian).
11. Kader-kader jemaah pria diangkat secara sukarela
(tanpa paksaan) setelah empat puluh hari lebih
bergabung dengan Qiyadah dan mendapatkan
pengajaran khusus meliputi pemahaman AlQuran,misi, sejarah dan ideologi yang sedang
berkembang, juga pengetahuan mengenai karakterkarakter penganut agama terutama penganut
Islamis dan Nasrani. Para kader diwajibkan mampu
mengoperasikan komputer untuk menunjang
kegiatan-kegiatan administratif. Sedangkan kader
jemaah wanita biasanya dinikahkan dengan kader
lainnya agar saling mendukung dalam kegiatan.
12. Pendanaan
Pendanaan dan dukungan finansial dikembangkan lewat sistem shadaqah,
yang berasal dari kata shiddiq --membenarkan-- jadi dana yang
diberikan ummat diberikan sebagai bukti membenarkan perjuangan
yang dilaksanakan saat ini. Shadaqah yang diambil dari luar ummat
Qiyadah diharamkan
perbuatan-perbuatan dosa kecil didenda secara finansial. Adapun
perbuatan dosa besar (seperti perzinaan dan perbuatan kriminal)
didenda secara finansial dan diturunkan statusnya menjadi kader pasif
atau dikeluarkan dari Qiyadah jika masih terus melakukan dosa besar.
Kabar bahwa ada kelonggaran ajaran kelompok ini yang menghalalkan
pengikut kaum pria nya mendatangi pelacur, sebagai pelampias shawat
apabila sudah tak tertahankan dengan catatan membayar sejumlah
uang sadaqah langsung kepada mussadeq, yang kabarnya bernilai
puluhan hingga ratusan juta tergantung kemampuan.
Isu yang berkembang bahwa kader yang mampu me-mitsaq-kan hingga 40
orang dengan hadiah motor atau 70 orang dengan hadiah mobil, tidak
sepenuhnya benar tapi mobil dan sepeda motor tersebut di-amanah-kan
untuk alat kepentingan dakwah dan bukan menjadi milik pribadi tapi
milik kamar (sel) yang menerimanya.