SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
AKTUALISASI NILAI-NILAI ISLAM UNTUK INDONESIA
BERKEMAJUAN
MAKALAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Tugas Mata Kuliah Al-islam dan Kemuhammadiyahan
Oleh:
LEDY SRI HASTUTI
2122121006
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2021
Pendahuluan
Muhammadiyah dalam muktamar satu abad tahun 2010 di Yogyakarta
mendeklarasikan pandangan islam yang berkemajuan. Konsep, istilah, dan pandangan
islam yang berkemajuan tersebut merupakan bagian dari subtansi pernyataan pikiran
Muhammadiyah abad ke dua. Di dalamnya terkandung pula pandangan tentang
kebangsaan kosmopolatanisme islam, dan gerakan pecerahan.
Pandangan islam yang berkemajuan sebagaimana dideklarasikan Muhammadiyah
merupakan ikhtiar untuk menggali Kembali api pemikiran islam yang digagas dan
diaktualisasikan oleh pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan serratus tahun
silam. Selain itu, pandangan tersebut sekaligus menjadi bingkai pemikiran bagi
Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua dalam perjalanannya kedepan, sehingga
spirit pembaruan tetap berkesinambungan dalam gerakan Muhammadiyah dan seluruh
komponen organisasinya.
Pandangan tentang islam yang berkemajuan jangan diartikan dengan cara berfikir
“mafhum mukhalafah” (makna sebaliknya, oposisi biner), seolah dibalik itu ada islam
yang tidak berkemajuan. Cara berfikir seperti itu cenderung dangkal dan verbal. Islam itu
pada hakikatnya agama yang berkemajuan, karena itu penting untuk ditonjolkan watak
dasar islam yang maju itu. Jika Muhammadiyah menekankan pada pandangan islam yang
berkemajuan maka jangan ditarik ke konsep dan pemikiran yang sempit dan formalistic.
Muhammadiyah dengan pandangan islam yang berkemajuan itu bahkan meperdalam dan
memperluas tentang islam sebagai ajaran yang menyeluruh atau komprehensif, yang
diturunkan ke muka bumi untuk membawa kemajuan kepada seluruh umatnya di alam
semesta.
Perumusan pandangan islam yang berkemajuan bukanlah Langkah yang tiba-tiba
dan bersifat slogan besar. Langkah tersebut diambil sebagai jalan strategis yang memiliki
pondasi dan orientasi yang kokoh dalam perjalanan gerakan Muhammadiyah. Perumusan
tersebut juga bukanlah Langkah utopis atau mengawang-awang dan seakan tidak
membumi, karena pada kenyataannya.
Muhammadiyah sejak awal kelahirannya hingga mampu bertahan sampai satu
abad lebih tidak lepas dari pandangan islam yang berkemajuan. Dengan demikian
pandangan islam yang berkemajuan dalam Muhammadiyah bersifat actual sehingga
selalu dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dan dilaksanakan dalam berbagai aspek
gerakan.
Aktualisasi pandangan islam yang berkemajuan bagi Muhammadiyah dan seluruh
komponennya termasuk aisyiyah sebagi gerakan perempuan Muhammadiyah memiliki
revelasi yang posistif atas beberapa pertimbangan:
1. Islam yang menjadi landasan, asas, dan pondasi gerakan Muhammadiyah pada
dasarnya merupakan agama Allah yang mengajarkan kemajuan sehingga islam
dapat disebut sebagai Din-Alhadlarah yakni agama yang berkemajuan.
Sebaliknya islam itu anti kejumudan, ketertinggalan, dan keterbelakangan.
2. Kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan islam sejak berdirinya tahun 1912
pada kahikatnya merupakan gerakan dakwah dan tajid untuk memajukan
kehidupan sepanjang ajaran islam. Sehingga Muhammadiyah kemudian dikenal
sebagai gerakan islam pembaruan dalam berbagai lapangan kehidupan dunia
islam.
3. Pandangan islam yang berkemajuan merupaan perspektif keislaman dan gerakan
yang bersifat tengahan atau moderat (wasathiyyah) di tengah perkembangan
berbagai paham keagamaan yang extreme antara yang bercorak kanan (radikal-
fundamentalis, tekstual-konservatif) maupun kiri ( radikal-liberal, kontekstual-
progresif) yang tumbuh mekar di era mutakhir ini sehingga warga
Muhammadiyah tidak perlu terombang ambing dan mengalami kebingungan.
4. Dalam mengaktualisasikan gerakannya sekaligus menghadapi masalah,
tantangan, dan arah masa depan abad kedua yang ditandai kehidupan modern yang
bercorak tahap lanjut (postmodern) Muhammadiyah memiliki pondasi, bingkai,
dan orientasi yang kokoh pada pandangan islam yang berkemajuan.
Karenanya pandangan islam yang berkemajuan penting untuk diyakini, dipahami,
dan tidak kalah pentingnya diaktualisasikan dalam seluruh gerakan Muhammadiyah. Para
anggota lebih-lebih kader dari pimpinan Muhammadiyah diseluruh lingkungan dan
komponen nya dituntut untuk memahami secara luas dan mendalam mengenai pandangan
islam yang berkemajuan. Setelah itu, bagaimana mewujudkan atau mengaktualisasikan
pandangan islam yang berkemajuan dalam seluruh gerakannya termasuk dalam
melaksanakan usaha-usaha melalui amal usaha, program, dan kegiatan untuk mencapai
tujuan terbentuknya masyarakat islam yang sebenar-benarnya dan menjadikan islam
sebagai rahmatan lil-‘alamin.
Islam agama berkemajuan
Islam adalah agama wahyu yang sempurna dan paripurna. Menurut tarjih
Muhammadiyah Ad-Din Al-islami: : huwa maa syara’ahu Allah ‘ala lisani anbiyaaihi min
al-awamir wa al-nawahi wa al-isryadati li-al-shalah al-ibadi dunya-hum wa ukhra-hum
(agama islam ialah apa-apa yang telah di syari’atkan Allah melalui perantara Nabi-nabi-
Nya berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk-Nya untuk
kebaikan hamba-hamba-nya di dunia dan akhirat). Islam memiliki landasan yang kokoh,
karena sebagai agama yang diturunkan Tuhan (al-fitrah al-munajalah), kompatibel
dengan hakikat dan potensi dasar manusia yang di anugerahi Allah fitrah beragama (fitrah
al-maqbulah), sehingga agama ini disebut sebagai agama fitrah atau agama hanif
sebagaimana firman Allah:
ۚ ِ ‫ه‬
‫َّللا‬ ِ‫ق‬ْ‫َل‬‫خ‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ ۚ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ
‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ط‬َ‫ف‬ ‫ِي‬‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ِ ‫ه‬
‫َّللا‬ َ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ِط‬‫ف‬ ۚ ‫ا‬ً‫ف‬‫ِي‬‫ن‬َ‫ح‬ ِ‫ِين‬‫ِلد‬‫ل‬ َ‫ك‬َ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ق‬َ‫أ‬َ‫ف‬
َ
‫َل‬ ِ
‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ث‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ه‬‫ِن‬‫ك‬ََٰ‫ل‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ِ‫ي‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ن‬‫ِي‬‫الد‬ َ‫ِك‬‫ل‬ََٰ‫ذ‬
َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-
Rum 30).
Islam sebagai agama yang fitrah memiliki misi yang utama, yakni menjadi rahmat
bagi kehidupan alam semesta.
Firman Allah dalam Al-quran menyatakan:
( َ
‫ني‬ِ
‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ
‫ع‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬َْ
‫ْح‬َ
‫ر‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ َ
‫اك‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ
‫س‬ْ
‫َر‬‫أ‬ ‫ا‬َ
‫م‬َ
‫و‬
١٠٧
)
Artinya: ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam (QS Al-Anbiya: 107).
Sebagai agama rahmat, islam tidak hanya untuk manusia, tetapi memberi manfaat
bagi kehidupan di alam raya seperti hewan, tumbuhan, lingkungan, dan lain lain dalam
relasi saling terkait antara hubungan dengan tuhan (habluminallah) hubungan dengan
sesame manusia (habluminannas), dan hubungan dengan semesta alam
(habluminal’alam).
Islam sebagai agama mengatur seluruh aspek kehidupan. Tetapi ada aspek-aspek
kehidupan yang secara rinci diatur ada yang sifatnya mujmal atau umum, dan bahkan ada
yang diberikan keleluasaan manusia untuk mengaturnya. Hadis nabi: “Antum a’lamu bi
umuri dunyakum”. Al-muradu bi-amri al-dunya... antum a’alum bi umuri
dunyakum...huwa al-umuru’llati lam yub’ats li-ajliha al-anbiyaau” (yakni perkara-
perkara, urusan-urusan, pekerjaan-pekerjaan yang diserahkan sepenuhnya kepada
kebijakan-kebijakan manusia). Dalam hal ini terutama masalah0masalah muamalah-
dunyawyah, al-ashlu fil asyaa (al-mu’amalat) al-ibahah, hatta yaquma ad-dalil ‘ala at-
tahrim, bahwa asal muasal hukum muamalah boleh sampai ada dalil yang
mengharamkan. Termasuk dalam hal bagaimana mengurus masyarakat, bangsa, dan
negara. Islam hanya mengatur prinsip-prinsipnya atau isyarat-isyarat dalam bentuk al-
isryadat.
Islam sebagai agama rahamatan lil’alamin berkomitmen untuk membangun
tatanan kehidupan yang adil (QS Al-Araf: 29) Makmur (QS Hud: 61) sejahtera (QS An-
Nisa: 19). Persaudaraan ( QS Al-Hujarat: 10), saling tolong menolong (QS Al-maidah: 2)
agar setiap umat mengubah nasib dirinya dan memperhatikan masa depan (QS Ar-Radu:
11 Al-Hasyr: 18) membebaskan kaum dhu'afa-mustadh'afin (QS Al-Ma'unn: 1-7; Al-
Balad: 11-16, dst), menjadi khalifah di muka bumi untuk membangun dan tidak untuk
merusak (QS Al-Baqarah: 30; Hud: 61; Al-Baqarah: 11; dst.); kebaikan (QS Al-Qashas:
77), terbangunnya hubungan baik pemimpin dan warga (An-Nisa: 57-58), terjaminnya
keselamatan umum (QS At-Taubah: 128), Hidup berdampingan dengan baik dan damai
(Al-Imran: 101, 104; dan Al-Qashas: 77) tidak adanya kezaliman (Al-Furqan: 19), tidak
ada kerusakan atau fasad fi al-ardl (QS Al-Baqarah: 11), dan terciptanya umat terbaik
atau khaira ummah (QS Ali Imran: 110), sehingga secara keseluruhan terwujud “ baldatun
tayyibatun wa rabbun ghafur “ sebagaimana firman Allah SWT:
َ
‫ق‬َ‫ل‬
ْ‫ل‬َ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫ر‬ُ
‫ك‬ْ
‫ش‬‫ا‬َ
‫و‬ ْ
‫م‬ُ
‫ك‬ِِّ‫ب‬َ
‫ر‬ ِ
‫ق‬ْ
‫ز‬ِ
‫ر‬ ْ
‫ن‬ِ
‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ُ
‫ك‬ ٍ
‫ال‬َ
ِ
‫ِش‬َ
‫و‬ ٍ
‫ني‬َِ
‫َي‬ ْ
‫ن‬َ‫ع‬ ِ
‫ان‬َ‫َّت‬‫ن‬َ
‫ج‬ ٌ
‫ة‬َ‫آي‬ ْ
‫م‬ِ
‫ه‬ِ‫ن‬َ
‫ك‬ْ
‫س‬َ
‫م‬ ِ
‫ِف‬ ٍ‫إ‬َ‫ب‬َ
‫س‬ِ‫ل‬ َ
‫ن‬‫ا‬َ
‫ك‬ ْ
‫د‬
ٌ
‫ور‬ُ
‫ف‬َ‫غ‬ ٌّ
‫ب‬َ
‫ر‬َ
‫و‬ ٌ
‫ة‬َ‫ب‬ِّ
ِ‫ي‬َ‫ط‬ ٌ
‫ة‬َ
‫د‬
(
١٥
)
Artinya: “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada
mereka dikatakan) “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu)
adalah Tuhan Yang Maha Pengampun” (QS Saba: 15).
Islam mengajarkan manusia mengurus dunia dan menjadikannya sebagai majra’at
al-akhirat atau ladang akhirat. Islam memerintahkan umatnya untuk merencanakan masa
depan sebagai bagian tidak terpisahkan dari bertaqwa (QS A-Hasyr: 18), bahkan umat
diperintahkan untuk melakukan perubahan nasib dengan ikhtiar sebab “ Allah tidak akan
mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya” (QS A-Rad:
11). Muslim tidak boleh melupakan dunia, sebaliknya mengurus untuk meraih
kebahagiaan abadi di akhirat dengan perbuatan baik sebagaimana firmaan Allah dalam
Al-quran:
ِ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ
َ
‫ا‬َ
‫يم‬ِ‫ف‬
َ
‫ك‬َ
‫َت‬‫آ‬
َُّ
‫اّلل‬
َ
‫َّار‬
‫الد‬
َ‫ة‬َ
‫ر‬ِ
‫اآلخ‬
‫ال‬َ
‫و‬
َ
‫س‬ْ‫ن‬َ‫ت‬
َ
‫ك‬َ‫يب‬ِ
‫ص‬َ‫ن‬
َ
‫ن‬ِ
‫م‬
‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ُّن‬
‫الد‬
ْ
‫ن‬ِ
‫س‬ْ
‫َح‬‫أ‬َ
‫و‬
‫ا‬َ
‫م‬َ
‫ك‬
َ
‫ن‬َ
‫س‬ْ
‫َح‬‫أ‬
َُّ
‫اّلل‬
َ
‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
‫ال‬َ
‫و‬
ِ
‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ت‬
َ
‫اد‬َ
‫س‬َ
‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬
ِ
‫ِف‬
‫األ‬
ِ
‫ض‬ْ
‫ر‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬
ََّ
‫اّلل‬
‫ال‬
ُّ
‫ب‬ُِ
‫ُي‬
َ
‫ين‬ِ
‫د‬ِ
‫س‬ْ
‫ف‬ُ
‫ْم‬‫ل‬‫ا‬
(
٧٧
)
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS Al-
Qashash: 77).
Karena itu menjadi suatu kewajiban umatnya agar islam didakwahkan sehingga
menjadi sistem kehidupan yang utama bagi peradaban umat manusia. Kewajiban
berdakwah itu merupakan tanggungjawab pribadi sekaligus kolektif, sehingga setiap
muslim harus merasa terpanggil untuk melakukannya dengan iklas dan niat beribadah
tanpa paksaan. Kewajiban dakwah islam itu diperintahkan Allah dalam Al-Quran
sebagaimana firman-Nya:
ْ
‫ن‬ُ
‫ك‬َ‫ْت‬‫ل‬َ
‫و‬
ْ
‫م‬ُ
‫ك‬ْ‫ن‬ِ
‫م‬
ٌ‫ة‬َّ
‫ُم‬‫أ‬
َ
‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ْ
‫د‬َ‫ي‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬
ِْ
‫ي‬َْ
‫اْل‬
َ
‫ن‬‫و‬ُ
‫ر‬ُ
‫ْم‬َ
‫َي‬َ
‫و‬
ِ
‫وف‬ُ
‫ر‬ْ‫ع‬َ
‫ْم‬‫ل‬ِ
‫ِب‬
َ
‫ن‬ْ
‫و‬َ
‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ
‫و‬
ِ
‫ن‬َ‫ع‬
ِ
‫ر‬َ
‫ك‬ْ‫ن‬ُ
‫ْم‬‫ل‬‫ا‬
َ
‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ
‫و‬
ُ
‫م‬ُ
‫ه‬
َ
‫ن‬‫و‬ُ
‫ح‬ِ‫ل‬ْ
‫ف‬ُ
‫ْم‬‫ل‬‫ا‬
(
١٠٤
)
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[217]
;
merekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali Imran: 104).
Dari sejumlah ayat Al-Quran dan sunnah nabi yang dipaparkan tersebut tampak
jelas hakikat islam sebagai agama yang menanamkan nilai-nilai kemajuan bagi umat
manusia. Karenanya menjadi muslim dan umat islam semestinya mempunyai spirit, etos,
pemikiran, sikap, dan Tindakan yang berwawasan kemajuan. Dengan islam yang
berkemajuan maka umat islam akan melahikan peradaban yang menyinari dan menjadi
rahmat bagi semesta alam.
Muhammadiyah gerakan pencerahan
Gerakan pencerahan bagi Muhammadiyah sesungguhnya bukan akan, tetapi telah
dimulai sejak Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah seabad yang silam.
Kehadiran Muhammadiyah melalui gerakan tajdid atau pembaruannya tidak lain sebagai
wujud gerakan pencerahan. Gerakan mengembalikan umat pada sumber ajaran Al-Quran
dan Sunnah Nabi yang murni dengan mengembangkan ijtihad di banyak bidang
kehidupan merupakan aktualisasi dari gerakan pencerahan.
Demikian pula dalam hal pelurusan arah kiblat, pembaruan sistem pendidikan,
pemberdayaan masyarakat dhu'afa-mustadl'afin melalui Al-Ma'un, mendirikan gerakan
perempuan Islam berkemajuan yakni Aisyiyah, serta berbagai dakwah bi-lisan dan bi-
lisan yang bersifat maju lainnya sungguh merupakan wujud nyata dari gerakan
Muhammadiyah dalam menghadirkan dakwah pencerahan. Muhammadiyah bahkan
terlibat aktif dalam pergerakan perjuangan kemerekaan dan pada tanggal 17 Agustus
1945 terlibat aktif dalam meletakkan fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Muhammadiyah bukan hanya berkeringat deras, tetapi bahkan menjadi pendiri
Republik ini.
Karenanya kini para anggota, mubalig, aktivis, dan pimpinan Muhammadiyah di
mana pun termasuk yang berada di lingkngan Organisasi Otonom, Majelis, Lembaga,
Amal Usaha, dan seluruh lingkungan Persyarikatan harus secara masif menggerakkan
kembali jiwa, pikiran, dan langkah-langkah pencerahan dalam seluruh aspek yang
menjadi bidang gerakannya. Gerakan pencerahan dalam Muhammadiyah digelorakan
kembali pada Muktamar ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta sebagaimana terkandung dalam
"Pernyataan Pikiran Muhammasiyah Abad Kedua".
Dinyatakan, bahwa Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk
melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam
yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan.
Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem
kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan
lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam
untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik,
korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan
pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa
diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi
toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.
Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban
misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan
sikap tengahan (wasithiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan,
menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan
kehidupan bangsa, menjunjungtinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat
manusia. Komitmen Muhammadiyah tersebut menunjukkan karakter gerakan Islam yang
dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan
identitas dan rujukan Islam yang autentik.
Muhammadiyah dalam melakukan gerakan pencerahan berikhtiar
mengembangkan strategi dari revitalisasi (penguatan kembali) ke transformasi
(perubahan dinamis) untuk melahirkan amal usaha dan aksi-aksi sosial kemasyarakatan
yang memihak kaum dhu’afa dan mustadh’afin serta memperkuat civil society
(masyarakat madani) bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Dalam pengembangan
pemikiran Muhammadiyah berpijak pada koridor tajdid yang bersifat purifikasi dan
dinamisaai, serta mengembangkan orientasi praksis untuk pemecahan masalah
kehidupan. Muhammadiyah mengembangkan pendidikan sebagai strategi dan ruang
kebudayaan bagi pengembangan potensi dan akal-budi manusia secara utuh. Sementara
pembinaan keagamaan semakin dikembangkan pada pengayaan nilai-nilai aqidah,
ibadah, akhlak, dan mu’amalat-dunyawiyah yang membangun keshalehan individu dan
sosial yang melahirkan tatanan sosial baru yang lebih relijius dan humanistik.
Dalam gerakan pencerahan, Muhammadiyah memaknai dan mengaktualisasikan
jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badlul-juhdi) untuk mewujudkan
kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat.
Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bukanlah perjuangan dengan kekerasan, konflik,
dan permusuhan. Umat Islam dalam berhadapan dengan berbagai permasalahan dan
tantangan kehidupan yang kompleks dituntut untuk melakukan perubahan strategi dari
perjuangan melawan sesuatu (al-jihad li-al-muaradhah) kepada perjuangan menghadapi
sesuatu (al-jihad li-al-muwajahah) dalam wujud memberikan jawaban-jawaban alternatif
yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama.
Kyai Dahlan menulis, kenapa orang mengabaikan atau menolak kebenaran, hal itu
karena lima sebab yaitu: (1) Bodoh, ini yang banyak sekali, (2) Tidak setuju kepada orang
yang ketempatan (membawa) kebenaran, (3) Sudah mempunyai kebiasaan sendiri dari
nenek moyangnya, (4) Khawatir tercerai dengan sanak-saudara dan teman-temannya, dan
(5) Khawatir kalau berkurang atau kehilangan kemuliaan, pangkat, kebesaran,
kesenangannya, dan seagainya. Karenanya Kyai mengingatkan agar menjadi pemikrian
seputar lima hal yaitu; (1) Orang itu perlu dan harus beragama, (2) Agama itu pada
mulanya bercahaya, berkilau-kilauan, akan tetapi makin lama makin suram, padahal yang
suram bukan agamanya, akan tetapi manusianya yang memakai agama, (3) Orang itu
harus menurut aturan dari syarat yang sah dan yang sudah sesuai dengan pikiran yang
suci, jangan sampai membuat keputusan sendiri, (4) Orang itu harus dan wajib mencari
tambahan pengetahuan, jangan sekali-kali merasa cukup dengan pengetahuannya sendiri,
apalagi menolak pengetahuan orang lain, dan (5) Orang itu perlu dan wajib menjalankan
pengetahuannya yang utama, jangan sampai hanya tinggal pengetahuan saja.
(Syukriyanto & Mulkhan, 1985 : 4).
Kyai Hadjid, Kyai Dahlan menyatakan, “Manusia perlu digolongkan menjadi satu
dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya, untuk memikir,
bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya?
Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju? Manusia
harus menggunakan fikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan keyakinannya, tujuan
hidup dan tingkahlakunya, mencari kebenaran yang sejati. Karena kalau hidup di dunia
hanya sekali ini sampai sesat, akibatnya akan celaka, dan sengsara selamanya”. Pendapat
tersebut dikaitkan dengan ayat ke-44 Surat Al-Furqan, yang artinya: “Apakah kamu
mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain,
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu)”.
Di antara sembilan ciri masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, salah satu
cirinya ialah “Masyarakat berkemajuan”, yang ditandai oleh: “(a) Masyarakat Islam ialah
masyarakat yang maju dan dinamis, serta dapat menjadi contoh; (b) Masyarakat Islam
membina semua sektor kehidupan secara serempak dan teratur/ terkoorrdinir; (c) Dalam
pelaksanaannya masyarakat itu mengenal pentahapan dan pembagian pekerjaan”. Dari
ciri masyarakat Islam yang berkemajuan itu jelas sekali bagaimana tujuan
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid untuk membentuk masyarakat yang
dicita-citakan. Makin kuat rujukan tentang ikon pandangan dan cita-cita Islam yang
berkemajuan.
Spirit dan jiwa yang berkemajuan juga tampak kuat dalam usaha-usaha
Muhammadiyah, yang diformulasikan dalam Anggaran Rumah Tangga, tetapi
sesungguhnya merupakan pantulan dari apa yang selama ini dilakukan gerakan Islam ini.
Usaha yang dilakukan Muhammadiyah ialah sebagai berikut:
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,
meningkatkan pengamalan, serta menyebar luaskan ajaran islam dalam berbagai
aspek kehidupan.
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam dalam berbagai
aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, sadaqah, hibah dan
amal saleh lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumber daya manusia agar
berkemajuan tinggi serta berakhlak mulia.
5. Memajukan dan memperbaharui Pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta meningkatkan penelitian.
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan kea rah perbaikan hidup yang
berkualitas.
7. Meningkatkan kualitas Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan
lingkungan untuk kesejahteraan.
9. Mengembangkan komunikasi , ukhwah dan Kerjasama dalam berbagai bidang
dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagi pelaku
gerakan.
12. Mengembangkan sarana dan prasarana dan sumber dana untuk mensukseskan
gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat. Dan
14. Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi
islam yang berkemajuan sebagai spirit awal kelahirannya tahun 1912.
Pandangan islam berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah
telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagi ideologi refornisme dan
modernism islam, yang muaranya melahiran pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan
(tanwir) sebagi wujud dari islam yang berkemajuan adalah jalan islam yang
membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk
keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidak adilan hidup umat manusia.
Aktualisasi dalam gerakan Muhammadiyah
Muhammadiyah sejak kelahiran hingga perjalanannya yang berusia
satu abad terus berkomitmen untuk menampilkan jatidiri dan aktualisasi Islam yang
berkemajuan. Islam yang murni (aseli, autentik) bersumber pada Al-Quran dan As-
Sunnah yang yang maqbulah disertai tajdid atau ijtihad atau pembaruan yang muaranya
melahirkan kemajuan sepanjang kemauan ajaran Islam. Dengan pandangan Islam yang
berkemajuan itulah, Muhammadiyah mampu melintasi zaman dalam segala dinamika
pasang-surut perjuangan yang dilalaluinya. Spirit Islam yang berkemajuan itulah yang
kemudian memberikan inspirasi bagi kemajuan berpikir dan melangkah
Muhammaddiyah pada saat ini dan ke depan.
Kini, persoalannya bagaimana mengaktualisasikan Islam yang berkemajuan itu
dalam gerakan Muhammadiyah? Ideologi atau suatu pandangan mendasar itu bukan
sekadar sistem paham tentang kehidupan, tetapi sekaligus mengandung unsur sistem
perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan. Artinya Islam yang
berkemajuan yang dipahami Muhammadiyah itu harus diamalkan melalui sistem
perjuangan yang bersifat kolektif dan terorganisasi sejalan dengan pandangan Islam yang
berkemajuan. Muhammadiyah dengan pandangan atau ideologi Islam yang berkemajuan
telah berkiprah untuk mewujudkan cita-citanya membentuk masayarakat Islam yang
sebenar-benarnya, sehingga dari umat yang terbaik itu kemudian terwujud kehidupan
yang baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur dalam semesta kehidupan. Namun kini dan
ke depan usaha-usaha mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan itu dituntut untuk
direvitalisasi sehingga mencapai keunggulan yang tinggi baik dalam pemikiran,
kepribadian, maupun amaliah yang ditampilkan Muhammadiyah di tengah kehidupan
yang serba kompleks dan sarat tantangan saat ini.
Muhammadiyah secara internal harus terlebih dulu memajukan dirinya sendiri
sebelum memajukan orang lain, sebab betapa besar tanggungjawab dan konsekuensi
mengusung ideologi atau pandangan Islam yang berkemajuan di tengah dinamika
peradaban modern saat ini, lebih-lebih untuk ke depan ketika Muhammadiyah menjalani
abad kedua di tengah pergumulan kehidupan umat manusia yang bercorak pasca-modern.
Karenya dalam usaha mengaktualisasikan pandangan Islam yang berkemajuan di
lingkungan Muhammadiyah dapat dilakuan langkah-langkah berikut.
Pertama, memahamkan pandangan Islam yang berkemajuan. Artinya
meningkatkan usaha-usaha untuk memahami dan memasyarakatkan Risalah Islamiyah
dan berbagai pemikiran resmi dalam Muhammadiyah, yang mengandung pandangan
Islam yang berkemajuan. Konsep Risalah Islamiyah telah mulai disusun dan penting
untuk dilanjutkan, Majelis Tarjih telah menyusun satu bagian yakni Risalah Islamiyah
Bidang Akhlaq. Namun demikian selain buku Himpunan Putusan Tarjih, terdapat
pemikiran resmi hasil-hasil Musyawarah Nasional Tarjih yang mengandung pandangan
Islam yang berkemajuan. Termasuk Manhaj Tarjih, Fiqh Al-Ma’un, Fiqh Antikorupsi,
Fiqh Perempuan, Tanya Jawab Agama, dan lain-lain. Demikian juga dengan tafsir yang
disusun Tarjih, yakni Tafsir At-Tanwir sudah dimulai digarap dan dimuat rutin di Majalah
Suara Muhammadiyah secara bersambung. Termasuk pula berbagai hasil Muktamar
Muhammadiyah yang dihimpun menjadi buku Manhaj Gerakan Muhammadiyah. Maka
agar para anggota, aktivis, kader, dan pimpinan Muhammadiyah termasuk Aisyiyah
memiliki pandangan Islam yang berkemajuan maka semestinya membaca pemikiran-
pemikiran resmi Muhammadiyah tersebut. Membaca dan memahami pemikiran-
pemikiran resmi Muhammdiyah tersebut merupakan bagian penting dari usaha
mengaktualisasikan atau mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan. Di sinilah
pentingnya membaca dan tidak menyepelekan pemikiran-pemikiran resmi
Muhammadiyah dan Aisyiyah yang harus dibudayakan di seluruh lingkungan
Muhammadiyah. Tidak kecuali membaca Majalah resmi Suara Muhammadiyah dan
Suara Aisyiyah, yang di dalamnya memuat pandangan-pandangan Islam yang
berkemajuan.
Kedua, mengembangkan tradisi keilmuan. Artinya melakukan berbagai ikhtiar
untuk meningkatkan tradisi keilmuan dan melakukan kajian-kajian pemikiran melalui
berbagai diskusi, halaqah, seminar, dan berbagai forum sejenis untuk memperdalam dan
memperluas wawsan pemikiran di lingkungan Muhammadiyah. Anggota
Muhammadiyah, lebih-lebih para kader dan pimpinannya, dituntut untuk memiliki tradisi
keilmuan yang tinggi sebagai wujud dari gerakan Islam yang berkemajuan. Termasuk
membudayakan gemar membaca sebagai bagian dari tradisi keilmuan di kalangan
Muhammadiyah. Anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah termasuk di kalangan
Aisyiyah perlu menggelorakan kebiasaan membaca, sehingga memahami perkembangan
pemikiran dan berbagai hal yang bersifat aktual dalam kehidupan saat ini. Jika tradisi
membaca meluas maka tidak akan ketinggalan dalam wacana pemikiran dan
perkembangan kehidupan, apalagi merasa bingung dan cemas dalam menghadapi
perkembangan aktual. Inilah tradisi iqra dan thalabul-ilmi yang diajarkan Islam, yang
dalam sejarah telah membangun peradaban dan kejayaan Islam di era keemasan. Jika
anggota Muhammadiyah tidak memiliki tradisi membaca dan memahami pemikiran yang
bersifat klasik maupun kontemporer, maka akan mudah kehilangan arah atau orientasi
dalam bermuhammadiyah, bahkan akan mudah terbawa arus oleh berbagai pemikiran dan
gerakan yang berkembang di sekitar. Anggota pimpinan Muhammadiyah di seluruh
tingkatan dan lingkungan penting menggelorakan Hari Membaca, artinya tiada hari tanpa
membaca sebagai tradisi keilmuan yang menyatu dengan denyut nadi aktivitas
bermuhammadiyah. Seiring dengan itu perlu memasyarakatkan Taman Pustaka di
lingkungan Muhammadiyah dari pusat sampai ranting dan jama’ah, termasuk pustaka
keliling untuk menyantuni masyarakat di sudut-sudut kota dan desa.
Ketiga, memasyarakatkan pandangan Islam yang berkemajuan ke luar. Anggota
Muhammadiyah penting untuk mengkomunikasikan, mendialogkan, dan memperluas
sebaran pemikiran atau pandangan Islam yang berkemajuan ke masyarakat luas. Melalui
tulisan di media massa, jejaring sosial, pengajian, pengkajian, seminar, diskusi, dan
berbagai media publikasi lainnya hendaknya senantiasa dipopulerkan dan dikembangkan
pandangan Islam yang berkemajuan. Hal itu sangat diperlukan selain untuk
memperkenalkan dan memasyarakatkan pemikiran Islam yang dikembangkan
Muhammadiyah, pada saat yang sama untuk mengimbangi dan memperkaya pemikiran-
pemikiran Islam yang selama ini berkembang dan meluas di masyarakat khususnya di
lingkungan umat Islam. Dengan pandangan Islam yang berkemajuan Muhammadiyah
dapat memberikan alternatif jalan tengah dari berbagai pemikiran keislaman yang
cenderung serba ekstrem. Namun dalam memasyarakatkan dan mendialogkan pandangan
Islam yang berkemajuan itu hendaklah dilakukan dengan cara-cara yang simpatik, santun,
dialogis, dan cerdas sehingga masyarakat dapat menerimanya dengan lapang hati. Tidak
kalah penting dalam memasyarakatkan pandangan Islam yang berkemajuan tersebut
hendaklah disertai argumentasi, rujukan, serta wawasan yang luas dan kaya sehingga
dapat memberikan alternatif pemikiran yang lebih unggul.
Keempat, al-ishlah fi al-’amal, yakni selalu memperbarui amaliah Islam. Dalam
hal ini bagaimana Muhammadiyah mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan
dalam amaliah sebagaimana tercermin dalam akksi gerakannya. Muhammadiyah dengan
seluruh majelis, lembaga, organisasi otonom, dan amal usahanya penting untuk
mengaktualisasikan pemikiran-pemikiran Islam yang berkemajuan dalam usaha-usaha
yang dilakukan oleh gerakan ini. Amal usaha, program, dan kegiatan di seluruh
lingkungan Muhammadiyah haruslah mencerminkan pandangan Islam yang
berkemajuan. Artinya baik yang sudah dilaksanakan selama ini maupun yang hendak
dikembangkan hendaknya pengelolaan dan model yang dikembangkan dalam amal usaha,
program, dan kegiatan seluruh institusi di lingkungan Muhammadiyah harus lebih baik,
unggul, dan utama daripada gerakan-gerakan lain. Termasuk dalam cara berpikir
danbertindak anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah yang berwawasan Islam
yang berkemajuan. Jangan sampai anggota, kader, dan pimpinan di lingkungan
Muhammadiyah jumud dan antikemajuan. Demikian juga dalam pengelolaan amal usaha,
program, dan kegiatan di lingkungan Muhammadiyah tertinggal dari gerakan-gerakan
yang lain. Dengan demikian Muhammadiyah tidak sekadar berteori tentang Islam yang
berkemajuan, tetapi mempraktikkan dan membuktikan Islam yang berkemajuan di dunia
kehidupan yang nyata. Islam yang berkemajuan itu harus membumi sebagaimana
dibuktikan oleh Kyai Dahlan dan perjalanan sejarah Muhammadiyah di usia satu abad
ini.
Kelima, aktualisasi dalam praksis gerakan. Terkait dengan langkah keempat,
bagaimana Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan mewujudkan
amaliah praksis. Dalam tradisi pemikiran Muhammadiyah, praksis berarti perpaduan
antara “ilmu amaliah” dan “amal ilmiah”. Dalam pemikiran Qurani, praksis ialah
perpaduan antara “iman dan amal shaleh” yang begitu banyak disebut dalam ayat-ayat
Al-Quran, yang menunjukkan bahwa Islam itu agama yang mempertautkan hablu-
minallah dan halu-minannas secara menyatu dan menyeluruh. Kyai Dahlan bahkan telah
menerjemahkan Islam sebagai agama iman dan amal, juga agama iman dan ilmu,
sekaligus agama iman, lmu, dan amal dalam teologi yang melahirkan praksis Al-Ma’un.
Melalui praksis Al-Ma’un Muhammadiyah sebagaimana dipelopori Kyai Dahlan telah
membuktikan di dunia nyata bahwa Islam peduli dan terlibat secara emansipatoris dalam
usaha dakwah yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kaum
mustadh’afin. Itulah teologi pembebasan dalam perspektif Islam, yang penting untuk
diaktalisasikan secara sistemik dalam usaha-usaha Muhammadiyah bersama seluruh
komponen gerakannya di berbagai bidang amal usaha, program, dan kegiatan.
Keenam, Islam diaktualisasikan sebagai agama yang memuliakan perempuan.
Islam memuliakan manusia baik laki-laki maupun perempuan. Dalam pandangan Islam
kemuliaan manusia bukan karena jenis kelamin, suku bangsa, ras, warna kulit, dan
sejenisnya, tetapi karena ketaqwaannya. Laki-laki dan perempuan atau perempuan dan
laki-laki yang beriman dan beramal shaleh dijamin Allah memperoleh kehidupan yang
baik (hayatan thayyibah) dan pahala (ajra) dari perbuatannya (QS Al-Nahl: 97). Islam
hadir di jazirah Arab antara lain membebaskan perempuan dari belenggu jahiliyah, yang
saat itu mendiskriminasikan perempuan dan setiap anak perempuan yang lahir bahkan
dibunuh. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mengikuti jejak pejuangan Nabi
Muhammad memelopori gerakan perempuan muslim Indonesia untuk berdakwah dan
beramal shaleh melalui berdirinya Aisyiyah tahun 1917.
Karena itu dengan pandangan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah dan
Asiyiyah terus bekomitmen dan melakukan berbagai usaha agar perempuan muslim pada
khususnya dan perempuan Indonesia pada umumnya dapat hidup mulia dan sederajat
dengan laki-laki tanpa diskriminasi untuk beriman dan beramal shaleh meraih
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Langkah tersebut harus terus diwujudkan dalam
kehidupan pribadi, keluarga, institusi pendidikan, dan dalam kehidupan masyarakat serta
bangsa pada umumnya dalam relasi yang bermartabat dan berkeadilan. Muhammadiyah
dan Aisyiyah serta komponen Persyarikatan pada umumnya terus bekiprah melakukan
advokasi atas segala bentuk diskriminasi, kekerasan, pelecehan, serta perlakuan tidak adil
dan tidak manusia yang menimpa perempuan sebagaimana hal serupa menimpa insan
ciptaan Tuhan yang lainnya.
PENUTUP
Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan telah berkiprah
mencerahkan umat dan bangsa. Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan
Presiden Nomor 657 tanggal 27 Desember 1961 menganugerahi Kyai Haji Ahmad
Dahlan sebagai Pahlawan Nasional atas kiprah yang bersejarah yakni: (1) KHA Dahlan
telah memelopori kebangunan umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya sebagai
bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat; (2) Dengan organisasi
Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan ajaran Islam yang murni kepada
bangsanya; Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat
dan umat, dengan dasar iman dan Islam; (3) Dengan organisasinya Muhammadiyah telah
memelopori amal-usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangunan
dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan (4) Dengan organisasinya
Muhammadiyah bagian Wanita atau Aisyiyah telah memelopori kebangunan wanita
bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan
kaum pria (Djarnawi, t.t).
Penghargaan pemerintah tersebut merupakan bentuk pengakuan yang objektif
terhadap usaha-usaha Muhammadiyah, yang sejak awal kelahirannya bekerja keras untuk
memajukan kehidupan umat dan bangsa tanpa pamrih. Karena itu kalau kemudian
pemerintah dari pusat sampai bawah memberikan penghargaan, membantu, dan
mendukung usaha-usaha Muhammadiyah maka semuanya itu merupakan hal yang wajar
dan semuanya akan kembali kepada umat dan bangsa, bukan untuk Muhammadiyah.
Pemerintah bahkan berkewajiban mendukung, membantu, dan berperan dalam
memfasilitasi gerakan-gerakan kemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah dan
kekuatan masyarakat madani lainnya, karena sejatinya Muhammadiyah telah
meringankan beban pemerintah untuk sebesar-besarnya mencerdaskan, memajukan, dan
memakmurkan kehidupan bangsa sebagai kewajiban yang utama. Sebaliknya manakala
ada yang tidak mendukung atau menghambat langkah Muhammadiyah tentu karena
subjektivitas dan tidak paham sejarah dan kiprah Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan tidak akan pernah
berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa menyertai dan
menjadi napas gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan gerakannya. Anggota,
kader, dan elite pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lingkungan mesti
menghayati dan memahami pandangan Islam yang berkemajuan untuk kemudian
mengaktualisasikannya dalam seluruh usaha-usaha gerakan. Dengan spirit dan
pandangan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah mencerahkan umat, bangsa, dan
dunia kemanusiaan wujud dari ijtihad dakwah Islam sebagai Din al-Hadlarah dan
menyebar risalah rahmatan lil-‘alamin untuk membangun peradaban yang utama di muka
bumi yang dianugerahkan Allah SWT.

More Related Content

What's hot

Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahel-hafiy
 
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ahaliwaqiah
 
Kewajiban Berdakwah
Kewajiban Berdakwah Kewajiban Berdakwah
Kewajiban Berdakwah suwartono SIP
 
Hizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-ZHizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-Znahdalife
 
Thoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulThoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulel-hafiy
 
Marhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulMarhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulel-hafiy
 
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAWKepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAWPermana Sasmita
 
Mimbar dakwah gerakan islam utuh
Mimbar dakwah gerakan islam   utuhMimbar dakwah gerakan islam   utuh
Mimbar dakwah gerakan islam utuhSofyan Siroj
 
Jamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islamJamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islamHadzaa Choir
 
urgensi hidup berjamiyyah
urgensi hidup berjamiyyahurgensi hidup berjamiyyah
urgensi hidup berjamiyyahtanz22
 
Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6Marhamah Saleh
 
Buku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamBuku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamAnas Wibowo
 

What's hot (20)

Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
 
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
 
Kewajiban Berdakwah
Kewajiban Berdakwah Kewajiban Berdakwah
Kewajiban Berdakwah
 
17 jamaah dakwah dalam islam
17 jamaah dakwah dalam islam17 jamaah dakwah dalam islam
17 jamaah dakwah dalam islam
 
Hizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-ZHizbut Tahrir dari A-Z
Hizbut Tahrir dari A-Z
 
Thoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulThoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasul
 
Aswaja ke nu-an
Aswaja ke nu-anAswaja ke nu-an
Aswaja ke nu-an
 
Mmi
MmiMmi
Mmi
 
Marhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulMarhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasul
 
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAWKepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
 
Mimbar dakwah gerakan islam utuh
Mimbar dakwah gerakan islam   utuhMimbar dakwah gerakan islam   utuh
Mimbar dakwah gerakan islam utuh
 
Jamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islamJamaah jamaah islam
Jamaah jamaah islam
 
Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran
 
islam kaffah
islam kaffahislam kaffah
islam kaffah
 
Da'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenyaDa'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenya
 
Islam dan Syariah Islam
Islam dan Syariah IslamIslam dan Syariah Islam
Islam dan Syariah Islam
 
urgensi hidup berjamiyyah
urgensi hidup berjamiyyahurgensi hidup berjamiyyah
urgensi hidup berjamiyyah
 
Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6Presentasi Fiqh Siyasah 6
Presentasi Fiqh Siyasah 6
 
Buku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamBuku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi Islam
 

Similar to AKTUALISASI NILAI.pdf

Matan keyakinan dan cita hidup muhammadiyah
Matan keyakinan dan cita hidup muhammadiyahMatan keyakinan dan cita hidup muhammadiyah
Matan keyakinan dan cita hidup muhammadiyahachel
 
Makalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxZukét Printing
 
Ikhwanul muslimin
Ikhwanul musliminIkhwanul muslimin
Ikhwanul musliminAbu Jakaria
 
1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx
1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx
1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptxSarahFarmasi
 
sejarah organisasi al washliyah.pdf
sejarah organisasi al washliyah.pdfsejarah organisasi al washliyah.pdf
sejarah organisasi al washliyah.pdfAbdul Karim
 
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan IslamBentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan IslamRismanHidayat3
 
tugasan pendidikan islam (1).docx
tugasan pendidikan islam (1).docxtugasan pendidikan islam (1).docx
tugasan pendidikan islam (1).docxsitiBaaieyah
 
Memahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwah
Memahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwahMemahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwah
Memahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwahMuhsin Hariyanto
 
Islam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinIslam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinsafwanpbs
 
GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptx
GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptxGERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptx
GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptxfarzahalhubby
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahDesy Rahmawati
 
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawiTarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawiKammi Daerah Serang
 

Similar to AKTUALISASI NILAI.pdf (20)

Matan keyakinan dan cita hidup muhammadiyah
Matan keyakinan dan cita hidup muhammadiyahMatan keyakinan dan cita hidup muhammadiyah
Matan keyakinan dan cita hidup muhammadiyah
 
Gerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah printGerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah print
 
Gerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah printGerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah print
 
Gerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah printGerakan muhamadiyah print
Gerakan muhamadiyah print
 
Makalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Strategi Dakwah Di Zaman Modern UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
 
Kemuhammadiyahan i
Kemuhammadiyahan iKemuhammadiyahan i
Kemuhammadiyahan i
 
Ikhwanul muslimin
Ikhwanul musliminIkhwanul muslimin
Ikhwanul muslimin
 
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdfMakalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
 
1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx
1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx
1. MOTIVASI MEMPELAJARI FILSAFAT KEMUHAMMADIYAHAN PPT.pptx
 
sejarah organisasi al washliyah.pdf
sejarah organisasi al washliyah.pdfsejarah organisasi al washliyah.pdf
sejarah organisasi al washliyah.pdf
 
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan IslamBentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
Bentuk-bentuk Medan Perjuangan Islam
 
tugasan pendidikan islam (1).docx
tugasan pendidikan islam (1).docxtugasan pendidikan islam (1).docx
tugasan pendidikan islam (1).docx
 
Memahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwah
Memahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwahMemahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwah
Memahami doktrin dan gerakan muhammadiyah dalam perspektif dakwah
 
Islam sebagai ad din
Islam sebagai ad dinIslam sebagai ad din
Islam sebagai ad din
 
GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptx
GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptxGERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptx
GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM.pptx
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
 
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawiTarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
 
Makalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyahMakalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyah
 
Makalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyahMakalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyah
 
4. bab
4. bab4. bab
4. bab
 

AKTUALISASI NILAI.pdf

  • 1. AKTUALISASI NILAI-NILAI ISLAM UNTUK INDONESIA BERKEMAJUAN MAKALAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Tugas Mata Kuliah Al-islam dan Kemuhammadiyahan Oleh: LEDY SRI HASTUTI 2122121006 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2021
  • 2. Pendahuluan Muhammadiyah dalam muktamar satu abad tahun 2010 di Yogyakarta mendeklarasikan pandangan islam yang berkemajuan. Konsep, istilah, dan pandangan islam yang berkemajuan tersebut merupakan bagian dari subtansi pernyataan pikiran Muhammadiyah abad ke dua. Di dalamnya terkandung pula pandangan tentang kebangsaan kosmopolatanisme islam, dan gerakan pecerahan. Pandangan islam yang berkemajuan sebagaimana dideklarasikan Muhammadiyah merupakan ikhtiar untuk menggali Kembali api pemikiran islam yang digagas dan diaktualisasikan oleh pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan serratus tahun silam. Selain itu, pandangan tersebut sekaligus menjadi bingkai pemikiran bagi Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua dalam perjalanannya kedepan, sehingga spirit pembaruan tetap berkesinambungan dalam gerakan Muhammadiyah dan seluruh komponen organisasinya. Pandangan tentang islam yang berkemajuan jangan diartikan dengan cara berfikir “mafhum mukhalafah” (makna sebaliknya, oposisi biner), seolah dibalik itu ada islam yang tidak berkemajuan. Cara berfikir seperti itu cenderung dangkal dan verbal. Islam itu pada hakikatnya agama yang berkemajuan, karena itu penting untuk ditonjolkan watak dasar islam yang maju itu. Jika Muhammadiyah menekankan pada pandangan islam yang berkemajuan maka jangan ditarik ke konsep dan pemikiran yang sempit dan formalistic. Muhammadiyah dengan pandangan islam yang berkemajuan itu bahkan meperdalam dan memperluas tentang islam sebagai ajaran yang menyeluruh atau komprehensif, yang diturunkan ke muka bumi untuk membawa kemajuan kepada seluruh umatnya di alam semesta. Perumusan pandangan islam yang berkemajuan bukanlah Langkah yang tiba-tiba dan bersifat slogan besar. Langkah tersebut diambil sebagai jalan strategis yang memiliki pondasi dan orientasi yang kokoh dalam perjalanan gerakan Muhammadiyah. Perumusan tersebut juga bukanlah Langkah utopis atau mengawang-awang dan seakan tidak membumi, karena pada kenyataannya.
  • 3. Muhammadiyah sejak awal kelahirannya hingga mampu bertahan sampai satu abad lebih tidak lepas dari pandangan islam yang berkemajuan. Dengan demikian pandangan islam yang berkemajuan dalam Muhammadiyah bersifat actual sehingga selalu dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dan dilaksanakan dalam berbagai aspek gerakan. Aktualisasi pandangan islam yang berkemajuan bagi Muhammadiyah dan seluruh komponennya termasuk aisyiyah sebagi gerakan perempuan Muhammadiyah memiliki revelasi yang posistif atas beberapa pertimbangan: 1. Islam yang menjadi landasan, asas, dan pondasi gerakan Muhammadiyah pada dasarnya merupakan agama Allah yang mengajarkan kemajuan sehingga islam dapat disebut sebagai Din-Alhadlarah yakni agama yang berkemajuan. Sebaliknya islam itu anti kejumudan, ketertinggalan, dan keterbelakangan. 2. Kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan islam sejak berdirinya tahun 1912 pada kahikatnya merupakan gerakan dakwah dan tajid untuk memajukan kehidupan sepanjang ajaran islam. Sehingga Muhammadiyah kemudian dikenal sebagai gerakan islam pembaruan dalam berbagai lapangan kehidupan dunia islam. 3. Pandangan islam yang berkemajuan merupaan perspektif keislaman dan gerakan yang bersifat tengahan atau moderat (wasathiyyah) di tengah perkembangan berbagai paham keagamaan yang extreme antara yang bercorak kanan (radikal- fundamentalis, tekstual-konservatif) maupun kiri ( radikal-liberal, kontekstual- progresif) yang tumbuh mekar di era mutakhir ini sehingga warga Muhammadiyah tidak perlu terombang ambing dan mengalami kebingungan. 4. Dalam mengaktualisasikan gerakannya sekaligus menghadapi masalah, tantangan, dan arah masa depan abad kedua yang ditandai kehidupan modern yang bercorak tahap lanjut (postmodern) Muhammadiyah memiliki pondasi, bingkai, dan orientasi yang kokoh pada pandangan islam yang berkemajuan.
  • 4. Karenanya pandangan islam yang berkemajuan penting untuk diyakini, dipahami, dan tidak kalah pentingnya diaktualisasikan dalam seluruh gerakan Muhammadiyah. Para anggota lebih-lebih kader dari pimpinan Muhammadiyah diseluruh lingkungan dan komponen nya dituntut untuk memahami secara luas dan mendalam mengenai pandangan islam yang berkemajuan. Setelah itu, bagaimana mewujudkan atau mengaktualisasikan pandangan islam yang berkemajuan dalam seluruh gerakannya termasuk dalam melaksanakan usaha-usaha melalui amal usaha, program, dan kegiatan untuk mencapai tujuan terbentuknya masyarakat islam yang sebenar-benarnya dan menjadikan islam sebagai rahmatan lil-‘alamin. Islam agama berkemajuan Islam adalah agama wahyu yang sempurna dan paripurna. Menurut tarjih Muhammadiyah Ad-Din Al-islami: : huwa maa syara’ahu Allah ‘ala lisani anbiyaaihi min al-awamir wa al-nawahi wa al-isryadati li-al-shalah al-ibadi dunya-hum wa ukhra-hum (agama islam ialah apa-apa yang telah di syari’atkan Allah melalui perantara Nabi-nabi- Nya berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk-Nya untuk kebaikan hamba-hamba-nya di dunia dan akhirat). Islam memiliki landasan yang kokoh, karena sebagai agama yang diturunkan Tuhan (al-fitrah al-munajalah), kompatibel dengan hakikat dan potensi dasar manusia yang di anugerahi Allah fitrah beragama (fitrah al-maqbulah), sehingga agama ini disebut sebagai agama fitrah atau agama hanif sebagaimana firman Allah: ۚ ِ ‫ه‬ ‫َّللا‬ ِ‫ق‬ْ‫َل‬‫خ‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬‫ِي‬‫د‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬ ۚ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ط‬َ‫ف‬ ‫ِي‬‫ت‬‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ِ ‫ه‬ ‫َّللا‬ َ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ِط‬‫ف‬ ۚ ‫ا‬ً‫ف‬‫ِي‬‫ن‬َ‫ح‬ ِ‫ِين‬‫ِلد‬‫ل‬ َ‫ك‬َ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ق‬َ‫أ‬َ‫ف‬ َ ‫َل‬ ِ ‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ر‬َ‫ث‬ْ‫ك‬َ‫أ‬ ‫ه‬‫ِن‬‫ك‬ََٰ‫ل‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ِ‫ي‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫ن‬‫ِي‬‫الد‬ َ‫ِك‬‫ل‬ََٰ‫ذ‬ َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar- Rum 30).
  • 5. Islam sebagai agama yang fitrah memiliki misi yang utama, yakni menjadi rahmat bagi kehidupan alam semesta. Firman Allah dalam Al-quran menyatakan: ( َ ‫ني‬ِ ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬َ ‫ع‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬َْ ‫ْح‬َ ‫ر‬ ‫ال‬ِ‫إ‬ َ ‫اك‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ ‫س‬ْ ‫َر‬‫أ‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫و‬ ١٠٧ ) Artinya: ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS Al-Anbiya: 107). Sebagai agama rahmat, islam tidak hanya untuk manusia, tetapi memberi manfaat bagi kehidupan di alam raya seperti hewan, tumbuhan, lingkungan, dan lain lain dalam relasi saling terkait antara hubungan dengan tuhan (habluminallah) hubungan dengan sesame manusia (habluminannas), dan hubungan dengan semesta alam (habluminal’alam). Islam sebagai agama mengatur seluruh aspek kehidupan. Tetapi ada aspek-aspek kehidupan yang secara rinci diatur ada yang sifatnya mujmal atau umum, dan bahkan ada yang diberikan keleluasaan manusia untuk mengaturnya. Hadis nabi: “Antum a’lamu bi umuri dunyakum”. Al-muradu bi-amri al-dunya... antum a’alum bi umuri dunyakum...huwa al-umuru’llati lam yub’ats li-ajliha al-anbiyaau” (yakni perkara- perkara, urusan-urusan, pekerjaan-pekerjaan yang diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan-kebijakan manusia). Dalam hal ini terutama masalah0masalah muamalah- dunyawyah, al-ashlu fil asyaa (al-mu’amalat) al-ibahah, hatta yaquma ad-dalil ‘ala at- tahrim, bahwa asal muasal hukum muamalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkan. Termasuk dalam hal bagaimana mengurus masyarakat, bangsa, dan negara. Islam hanya mengatur prinsip-prinsipnya atau isyarat-isyarat dalam bentuk al- isryadat. Islam sebagai agama rahamatan lil’alamin berkomitmen untuk membangun tatanan kehidupan yang adil (QS Al-Araf: 29) Makmur (QS Hud: 61) sejahtera (QS An-
  • 6. Nisa: 19). Persaudaraan ( QS Al-Hujarat: 10), saling tolong menolong (QS Al-maidah: 2) agar setiap umat mengubah nasib dirinya dan memperhatikan masa depan (QS Ar-Radu: 11 Al-Hasyr: 18) membebaskan kaum dhu'afa-mustadh'afin (QS Al-Ma'unn: 1-7; Al- Balad: 11-16, dst), menjadi khalifah di muka bumi untuk membangun dan tidak untuk merusak (QS Al-Baqarah: 30; Hud: 61; Al-Baqarah: 11; dst.); kebaikan (QS Al-Qashas: 77), terbangunnya hubungan baik pemimpin dan warga (An-Nisa: 57-58), terjaminnya keselamatan umum (QS At-Taubah: 128), Hidup berdampingan dengan baik dan damai (Al-Imran: 101, 104; dan Al-Qashas: 77) tidak adanya kezaliman (Al-Furqan: 19), tidak ada kerusakan atau fasad fi al-ardl (QS Al-Baqarah: 11), dan terciptanya umat terbaik atau khaira ummah (QS Ali Imran: 110), sehingga secara keseluruhan terwujud “ baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur “ sebagaimana firman Allah SWT: َ ‫ق‬َ‫ل‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ر‬ُ ‫ك‬ْ ‫ش‬‫ا‬َ ‫و‬ ْ ‫م‬ُ ‫ك‬ِِّ‫ب‬َ ‫ر‬ ِ ‫ق‬ْ ‫ز‬ِ ‫ر‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ُ ‫ك‬ ٍ ‫ال‬َ ِ ‫ِش‬َ ‫و‬ ٍ ‫ني‬َِ ‫َي‬ ْ ‫ن‬َ‫ع‬ ِ ‫ان‬َ‫َّت‬‫ن‬َ ‫ج‬ ٌ ‫ة‬َ‫آي‬ ْ ‫م‬ِ ‫ه‬ِ‫ن‬َ ‫ك‬ْ ‫س‬َ ‫م‬ ِ ‫ِف‬ ٍ‫إ‬َ‫ب‬َ ‫س‬ِ‫ل‬ َ ‫ن‬‫ا‬َ ‫ك‬ ْ ‫د‬ ٌ ‫ور‬ُ ‫ف‬َ‫غ‬ ٌّ ‫ب‬َ ‫ر‬َ ‫و‬ ٌ ‫ة‬َ‫ب‬ِّ ِ‫ي‬َ‫ط‬ ٌ ‫ة‬َ ‫د‬ ( ١٥ ) Artinya: “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan) “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun” (QS Saba: 15). Islam mengajarkan manusia mengurus dunia dan menjadikannya sebagai majra’at al-akhirat atau ladang akhirat. Islam memerintahkan umatnya untuk merencanakan masa depan sebagai bagian tidak terpisahkan dari bertaqwa (QS A-Hasyr: 18), bahkan umat diperintahkan untuk melakukan perubahan nasib dengan ikhtiar sebab “ Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya” (QS A-Rad: 11). Muslim tidak boleh melupakan dunia, sebaliknya mengurus untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat dengan perbuatan baik sebagaimana firmaan Allah dalam Al-quran:
  • 7. ِ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ َ ‫ا‬َ ‫يم‬ِ‫ف‬ َ ‫ك‬َ ‫َت‬‫آ‬ َُّ ‫اّلل‬ َ ‫َّار‬ ‫الد‬ َ‫ة‬َ ‫ر‬ِ ‫اآلخ‬ ‫ال‬َ ‫و‬ َ ‫س‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ ‫ك‬َ‫يب‬ِ ‫ص‬َ‫ن‬ َ ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ُّن‬ ‫الد‬ ْ ‫ن‬ِ ‫س‬ْ ‫َح‬‫أ‬َ ‫و‬ ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫ك‬ َ ‫ن‬َ ‫س‬ْ ‫َح‬‫أ‬ َُّ ‫اّلل‬ َ ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ال‬َ ‫و‬ ِ ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫اد‬َ ‫س‬َ ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ ‫ِف‬ ‫األ‬ ِ ‫ض‬ْ ‫ر‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ََّ ‫اّلل‬ ‫ال‬ ُّ ‫ب‬ُِ ‫ُي‬ َ ‫ين‬ِ ‫د‬ِ ‫س‬ْ ‫ف‬ُ ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ( ٧٧ ) Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS Al- Qashash: 77). Karena itu menjadi suatu kewajiban umatnya agar islam didakwahkan sehingga menjadi sistem kehidupan yang utama bagi peradaban umat manusia. Kewajiban berdakwah itu merupakan tanggungjawab pribadi sekaligus kolektif, sehingga setiap muslim harus merasa terpanggil untuk melakukannya dengan iklas dan niat beribadah tanpa paksaan. Kewajiban dakwah islam itu diperintahkan Allah dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya: ْ ‫ن‬ُ ‫ك‬َ‫ْت‬‫ل‬َ ‫و‬ ْ ‫م‬ُ ‫ك‬ْ‫ن‬ِ ‫م‬ ٌ‫ة‬َّ ‫ُم‬‫أ‬ َ ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ْ ‫د‬َ‫ي‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ِْ ‫ي‬َْ ‫اْل‬ َ ‫ن‬‫و‬ُ ‫ر‬ُ ‫ْم‬َ ‫َي‬َ ‫و‬ ِ ‫وف‬ُ ‫ر‬ْ‫ع‬َ ‫ْم‬‫ل‬ِ ‫ِب‬ َ ‫ن‬ْ ‫و‬َ ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ ‫و‬ ِ ‫ن‬َ‫ع‬ ِ ‫ر‬َ ‫ك‬ْ‫ن‬ُ ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ َ ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ ‫و‬ ُ ‫م‬ُ ‫ه‬ َ ‫ن‬‫و‬ُ ‫ح‬ِ‫ل‬ْ ‫ف‬ُ ‫ْم‬‫ل‬‫ا‬ ( ١٠٤ ) Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[217] ; merekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali Imran: 104). Dari sejumlah ayat Al-Quran dan sunnah nabi yang dipaparkan tersebut tampak jelas hakikat islam sebagai agama yang menanamkan nilai-nilai kemajuan bagi umat manusia. Karenanya menjadi muslim dan umat islam semestinya mempunyai spirit, etos, pemikiran, sikap, dan Tindakan yang berwawasan kemajuan. Dengan islam yang berkemajuan maka umat islam akan melahikan peradaban yang menyinari dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
  • 8. Muhammadiyah gerakan pencerahan Gerakan pencerahan bagi Muhammadiyah sesungguhnya bukan akan, tetapi telah dimulai sejak Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah seabad yang silam. Kehadiran Muhammadiyah melalui gerakan tajdid atau pembaruannya tidak lain sebagai wujud gerakan pencerahan. Gerakan mengembalikan umat pada sumber ajaran Al-Quran dan Sunnah Nabi yang murni dengan mengembangkan ijtihad di banyak bidang kehidupan merupakan aktualisasi dari gerakan pencerahan. Demikian pula dalam hal pelurusan arah kiblat, pembaruan sistem pendidikan, pemberdayaan masyarakat dhu'afa-mustadl'afin melalui Al-Ma'un, mendirikan gerakan perempuan Islam berkemajuan yakni Aisyiyah, serta berbagai dakwah bi-lisan dan bi- lisan yang bersifat maju lainnya sungguh merupakan wujud nyata dari gerakan Muhammadiyah dalam menghadirkan dakwah pencerahan. Muhammadiyah bahkan terlibat aktif dalam pergerakan perjuangan kemerekaan dan pada tanggal 17 Agustus 1945 terlibat aktif dalam meletakkan fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Muhammadiyah bukan hanya berkeringat deras, tetapi bahkan menjadi pendiri Republik ini. Karenanya kini para anggota, mubalig, aktivis, dan pimpinan Muhammadiyah di mana pun termasuk yang berada di lingkngan Organisasi Otonom, Majelis, Lembaga, Amal Usaha, dan seluruh lingkungan Persyarikatan harus secara masif menggerakkan kembali jiwa, pikiran, dan langkah-langkah pencerahan dalam seluruh aspek yang menjadi bidang gerakannya. Gerakan pencerahan dalam Muhammadiyah digelorakan kembali pada Muktamar ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta sebagaimana terkandung dalam "Pernyataan Pikiran Muhammasiyah Abad Kedua". Dinyatakan, bahwa Muhammadiyah pada abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan, terorisme, konflik,
  • 9. korupsi, kerusakan ekologis, dan bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransi dan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama. Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasithiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjungtinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. Komitmen Muhammadiyah tersebut menunjukkan karakter gerakan Islam yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik. Muhammadiyah dalam melakukan gerakan pencerahan berikhtiar mengembangkan strategi dari revitalisasi (penguatan kembali) ke transformasi (perubahan dinamis) untuk melahirkan amal usaha dan aksi-aksi sosial kemasyarakatan yang memihak kaum dhu’afa dan mustadh’afin serta memperkuat civil society (masyarakat madani) bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Dalam pengembangan pemikiran Muhammadiyah berpijak pada koridor tajdid yang bersifat purifikasi dan dinamisaai, serta mengembangkan orientasi praksis untuk pemecahan masalah kehidupan. Muhammadiyah mengembangkan pendidikan sebagai strategi dan ruang kebudayaan bagi pengembangan potensi dan akal-budi manusia secara utuh. Sementara pembinaan keagamaan semakin dikembangkan pada pengayaan nilai-nilai aqidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalat-dunyawiyah yang membangun keshalehan individu dan sosial yang melahirkan tatanan sosial baru yang lebih relijius dan humanistik. Dalam gerakan pencerahan, Muhammadiyah memaknai dan mengaktualisasikan jihad sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badlul-juhdi) untuk mewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bukanlah perjuangan dengan kekerasan, konflik, dan permusuhan. Umat Islam dalam berhadapan dengan berbagai permasalahan dan tantangan kehidupan yang kompleks dituntut untuk melakukan perubahan strategi dari
  • 10. perjuangan melawan sesuatu (al-jihad li-al-muaradhah) kepada perjuangan menghadapi sesuatu (al-jihad li-al-muwajahah) dalam wujud memberikan jawaban-jawaban alternatif yang terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama. Kyai Dahlan menulis, kenapa orang mengabaikan atau menolak kebenaran, hal itu karena lima sebab yaitu: (1) Bodoh, ini yang banyak sekali, (2) Tidak setuju kepada orang yang ketempatan (membawa) kebenaran, (3) Sudah mempunyai kebiasaan sendiri dari nenek moyangnya, (4) Khawatir tercerai dengan sanak-saudara dan teman-temannya, dan (5) Khawatir kalau berkurang atau kehilangan kemuliaan, pangkat, kebesaran, kesenangannya, dan seagainya. Karenanya Kyai mengingatkan agar menjadi pemikrian seputar lima hal yaitu; (1) Orang itu perlu dan harus beragama, (2) Agama itu pada mulanya bercahaya, berkilau-kilauan, akan tetapi makin lama makin suram, padahal yang suram bukan agamanya, akan tetapi manusianya yang memakai agama, (3) Orang itu harus menurut aturan dari syarat yang sah dan yang sudah sesuai dengan pikiran yang suci, jangan sampai membuat keputusan sendiri, (4) Orang itu harus dan wajib mencari tambahan pengetahuan, jangan sekali-kali merasa cukup dengan pengetahuannya sendiri, apalagi menolak pengetahuan orang lain, dan (5) Orang itu perlu dan wajib menjalankan pengetahuannya yang utama, jangan sampai hanya tinggal pengetahuan saja. (Syukriyanto & Mulkhan, 1985 : 4). Kyai Hadjid, Kyai Dahlan menyatakan, “Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya, untuk memikir, bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju? Manusia harus menggunakan fikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan keyakinannya, tujuan hidup dan tingkahlakunya, mencari kebenaran yang sejati. Karena kalau hidup di dunia hanya sekali ini sampai sesat, akibatnya akan celaka, dan sengsara selamanya”. Pendapat tersebut dikaitkan dengan ayat ke-44 Surat Al-Furqan, yang artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. Di antara sembilan ciri masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, salah satu
  • 11. cirinya ialah “Masyarakat berkemajuan”, yang ditandai oleh: “(a) Masyarakat Islam ialah masyarakat yang maju dan dinamis, serta dapat menjadi contoh; (b) Masyarakat Islam membina semua sektor kehidupan secara serempak dan teratur/ terkoorrdinir; (c) Dalam pelaksanaannya masyarakat itu mengenal pentahapan dan pembagian pekerjaan”. Dari ciri masyarakat Islam yang berkemajuan itu jelas sekali bagaimana tujuan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid untuk membentuk masyarakat yang dicita-citakan. Makin kuat rujukan tentang ikon pandangan dan cita-cita Islam yang berkemajuan. Spirit dan jiwa yang berkemajuan juga tampak kuat dalam usaha-usaha Muhammadiyah, yang diformulasikan dalam Anggaran Rumah Tangga, tetapi sesungguhnya merupakan pantulan dari apa yang selama ini dilakukan gerakan Islam ini. Usaha yang dilakukan Muhammadiyah ialah sebagai berikut: 1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan, serta menyebar luaskan ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan. 2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya. 3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, sadaqah, hibah dan amal saleh lainnya. 4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumber daya manusia agar berkemajuan tinggi serta berakhlak mulia. 5. Memajukan dan memperbaharui Pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta meningkatkan penelitian. 6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan kea rah perbaikan hidup yang berkualitas. 7. Meningkatkan kualitas Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan. 9. Mengembangkan komunikasi , ukhwah dan Kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
  • 12. 10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagi pelaku gerakan. 12. Mengembangkan sarana dan prasarana dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan. 13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat. Dan 14. Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi islam yang berkemajuan sebagai spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan islam berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagi ideologi refornisme dan modernism islam, yang muaranya melahiran pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagi wujud dari islam yang berkemajuan adalah jalan islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidak adilan hidup umat manusia. Aktualisasi dalam gerakan Muhammadiyah Muhammadiyah sejak kelahiran hingga perjalanannya yang berusia satu abad terus berkomitmen untuk menampilkan jatidiri dan aktualisasi Islam yang berkemajuan. Islam yang murni (aseli, autentik) bersumber pada Al-Quran dan As- Sunnah yang yang maqbulah disertai tajdid atau ijtihad atau pembaruan yang muaranya melahirkan kemajuan sepanjang kemauan ajaran Islam. Dengan pandangan Islam yang berkemajuan itulah, Muhammadiyah mampu melintasi zaman dalam segala dinamika pasang-surut perjuangan yang dilalaluinya. Spirit Islam yang berkemajuan itulah yang kemudian memberikan inspirasi bagi kemajuan berpikir dan melangkah Muhammaddiyah pada saat ini dan ke depan. Kini, persoalannya bagaimana mengaktualisasikan Islam yang berkemajuan itu dalam gerakan Muhammadiyah? Ideologi atau suatu pandangan mendasar itu bukan sekadar sistem paham tentang kehidupan, tetapi sekaligus mengandung unsur sistem perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan. Artinya Islam yang
  • 13. berkemajuan yang dipahami Muhammadiyah itu harus diamalkan melalui sistem perjuangan yang bersifat kolektif dan terorganisasi sejalan dengan pandangan Islam yang berkemajuan. Muhammadiyah dengan pandangan atau ideologi Islam yang berkemajuan telah berkiprah untuk mewujudkan cita-citanya membentuk masayarakat Islam yang sebenar-benarnya, sehingga dari umat yang terbaik itu kemudian terwujud kehidupan yang baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur dalam semesta kehidupan. Namun kini dan ke depan usaha-usaha mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan itu dituntut untuk direvitalisasi sehingga mencapai keunggulan yang tinggi baik dalam pemikiran, kepribadian, maupun amaliah yang ditampilkan Muhammadiyah di tengah kehidupan yang serba kompleks dan sarat tantangan saat ini. Muhammadiyah secara internal harus terlebih dulu memajukan dirinya sendiri sebelum memajukan orang lain, sebab betapa besar tanggungjawab dan konsekuensi mengusung ideologi atau pandangan Islam yang berkemajuan di tengah dinamika peradaban modern saat ini, lebih-lebih untuk ke depan ketika Muhammadiyah menjalani abad kedua di tengah pergumulan kehidupan umat manusia yang bercorak pasca-modern. Karenya dalam usaha mengaktualisasikan pandangan Islam yang berkemajuan di lingkungan Muhammadiyah dapat dilakuan langkah-langkah berikut. Pertama, memahamkan pandangan Islam yang berkemajuan. Artinya meningkatkan usaha-usaha untuk memahami dan memasyarakatkan Risalah Islamiyah dan berbagai pemikiran resmi dalam Muhammadiyah, yang mengandung pandangan Islam yang berkemajuan. Konsep Risalah Islamiyah telah mulai disusun dan penting untuk dilanjutkan, Majelis Tarjih telah menyusun satu bagian yakni Risalah Islamiyah Bidang Akhlaq. Namun demikian selain buku Himpunan Putusan Tarjih, terdapat pemikiran resmi hasil-hasil Musyawarah Nasional Tarjih yang mengandung pandangan Islam yang berkemajuan. Termasuk Manhaj Tarjih, Fiqh Al-Ma’un, Fiqh Antikorupsi, Fiqh Perempuan, Tanya Jawab Agama, dan lain-lain. Demikian juga dengan tafsir yang disusun Tarjih, yakni Tafsir At-Tanwir sudah dimulai digarap dan dimuat rutin di Majalah Suara Muhammadiyah secara bersambung. Termasuk pula berbagai hasil Muktamar Muhammadiyah yang dihimpun menjadi buku Manhaj Gerakan Muhammadiyah. Maka agar para anggota, aktivis, kader, dan pimpinan Muhammadiyah termasuk Aisyiyah
  • 14. memiliki pandangan Islam yang berkemajuan maka semestinya membaca pemikiran- pemikiran resmi Muhammadiyah tersebut. Membaca dan memahami pemikiran- pemikiran resmi Muhammdiyah tersebut merupakan bagian penting dari usaha mengaktualisasikan atau mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan. Di sinilah pentingnya membaca dan tidak menyepelekan pemikiran-pemikiran resmi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang harus dibudayakan di seluruh lingkungan Muhammadiyah. Tidak kecuali membaca Majalah resmi Suara Muhammadiyah dan Suara Aisyiyah, yang di dalamnya memuat pandangan-pandangan Islam yang berkemajuan. Kedua, mengembangkan tradisi keilmuan. Artinya melakukan berbagai ikhtiar untuk meningkatkan tradisi keilmuan dan melakukan kajian-kajian pemikiran melalui berbagai diskusi, halaqah, seminar, dan berbagai forum sejenis untuk memperdalam dan memperluas wawsan pemikiran di lingkungan Muhammadiyah. Anggota Muhammadiyah, lebih-lebih para kader dan pimpinannya, dituntut untuk memiliki tradisi keilmuan yang tinggi sebagai wujud dari gerakan Islam yang berkemajuan. Termasuk membudayakan gemar membaca sebagai bagian dari tradisi keilmuan di kalangan Muhammadiyah. Anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah termasuk di kalangan Aisyiyah perlu menggelorakan kebiasaan membaca, sehingga memahami perkembangan pemikiran dan berbagai hal yang bersifat aktual dalam kehidupan saat ini. Jika tradisi membaca meluas maka tidak akan ketinggalan dalam wacana pemikiran dan perkembangan kehidupan, apalagi merasa bingung dan cemas dalam menghadapi perkembangan aktual. Inilah tradisi iqra dan thalabul-ilmi yang diajarkan Islam, yang dalam sejarah telah membangun peradaban dan kejayaan Islam di era keemasan. Jika anggota Muhammadiyah tidak memiliki tradisi membaca dan memahami pemikiran yang bersifat klasik maupun kontemporer, maka akan mudah kehilangan arah atau orientasi dalam bermuhammadiyah, bahkan akan mudah terbawa arus oleh berbagai pemikiran dan gerakan yang berkembang di sekitar. Anggota pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lingkungan penting menggelorakan Hari Membaca, artinya tiada hari tanpa membaca sebagai tradisi keilmuan yang menyatu dengan denyut nadi aktivitas bermuhammadiyah. Seiring dengan itu perlu memasyarakatkan Taman Pustaka di
  • 15. lingkungan Muhammadiyah dari pusat sampai ranting dan jama’ah, termasuk pustaka keliling untuk menyantuni masyarakat di sudut-sudut kota dan desa. Ketiga, memasyarakatkan pandangan Islam yang berkemajuan ke luar. Anggota Muhammadiyah penting untuk mengkomunikasikan, mendialogkan, dan memperluas sebaran pemikiran atau pandangan Islam yang berkemajuan ke masyarakat luas. Melalui tulisan di media massa, jejaring sosial, pengajian, pengkajian, seminar, diskusi, dan berbagai media publikasi lainnya hendaknya senantiasa dipopulerkan dan dikembangkan pandangan Islam yang berkemajuan. Hal itu sangat diperlukan selain untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan pemikiran Islam yang dikembangkan Muhammadiyah, pada saat yang sama untuk mengimbangi dan memperkaya pemikiran- pemikiran Islam yang selama ini berkembang dan meluas di masyarakat khususnya di lingkungan umat Islam. Dengan pandangan Islam yang berkemajuan Muhammadiyah dapat memberikan alternatif jalan tengah dari berbagai pemikiran keislaman yang cenderung serba ekstrem. Namun dalam memasyarakatkan dan mendialogkan pandangan Islam yang berkemajuan itu hendaklah dilakukan dengan cara-cara yang simpatik, santun, dialogis, dan cerdas sehingga masyarakat dapat menerimanya dengan lapang hati. Tidak kalah penting dalam memasyarakatkan pandangan Islam yang berkemajuan tersebut hendaklah disertai argumentasi, rujukan, serta wawasan yang luas dan kaya sehingga dapat memberikan alternatif pemikiran yang lebih unggul. Keempat, al-ishlah fi al-’amal, yakni selalu memperbarui amaliah Islam. Dalam hal ini bagaimana Muhammadiyah mewujudkan pandangan Islam yang berkemajuan dalam amaliah sebagaimana tercermin dalam akksi gerakannya. Muhammadiyah dengan seluruh majelis, lembaga, organisasi otonom, dan amal usahanya penting untuk mengaktualisasikan pemikiran-pemikiran Islam yang berkemajuan dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh gerakan ini. Amal usaha, program, dan kegiatan di seluruh lingkungan Muhammadiyah haruslah mencerminkan pandangan Islam yang berkemajuan. Artinya baik yang sudah dilaksanakan selama ini maupun yang hendak dikembangkan hendaknya pengelolaan dan model yang dikembangkan dalam amal usaha, program, dan kegiatan seluruh institusi di lingkungan Muhammadiyah harus lebih baik, unggul, dan utama daripada gerakan-gerakan lain. Termasuk dalam cara berpikir
  • 16. danbertindak anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah yang berwawasan Islam yang berkemajuan. Jangan sampai anggota, kader, dan pimpinan di lingkungan Muhammadiyah jumud dan antikemajuan. Demikian juga dalam pengelolaan amal usaha, program, dan kegiatan di lingkungan Muhammadiyah tertinggal dari gerakan-gerakan yang lain. Dengan demikian Muhammadiyah tidak sekadar berteori tentang Islam yang berkemajuan, tetapi mempraktikkan dan membuktikan Islam yang berkemajuan di dunia kehidupan yang nyata. Islam yang berkemajuan itu harus membumi sebagaimana dibuktikan oleh Kyai Dahlan dan perjalanan sejarah Muhammadiyah di usia satu abad ini. Kelima, aktualisasi dalam praksis gerakan. Terkait dengan langkah keempat, bagaimana Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan mewujudkan amaliah praksis. Dalam tradisi pemikiran Muhammadiyah, praksis berarti perpaduan antara “ilmu amaliah” dan “amal ilmiah”. Dalam pemikiran Qurani, praksis ialah perpaduan antara “iman dan amal shaleh” yang begitu banyak disebut dalam ayat-ayat Al-Quran, yang menunjukkan bahwa Islam itu agama yang mempertautkan hablu- minallah dan halu-minannas secara menyatu dan menyeluruh. Kyai Dahlan bahkan telah menerjemahkan Islam sebagai agama iman dan amal, juga agama iman dan ilmu, sekaligus agama iman, lmu, dan amal dalam teologi yang melahirkan praksis Al-Ma’un. Melalui praksis Al-Ma’un Muhammadiyah sebagaimana dipelopori Kyai Dahlan telah membuktikan di dunia nyata bahwa Islam peduli dan terlibat secara emansipatoris dalam usaha dakwah yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kaum mustadh’afin. Itulah teologi pembebasan dalam perspektif Islam, yang penting untuk diaktalisasikan secara sistemik dalam usaha-usaha Muhammadiyah bersama seluruh komponen gerakannya di berbagai bidang amal usaha, program, dan kegiatan. Keenam, Islam diaktualisasikan sebagai agama yang memuliakan perempuan. Islam memuliakan manusia baik laki-laki maupun perempuan. Dalam pandangan Islam kemuliaan manusia bukan karena jenis kelamin, suku bangsa, ras, warna kulit, dan sejenisnya, tetapi karena ketaqwaannya. Laki-laki dan perempuan atau perempuan dan laki-laki yang beriman dan beramal shaleh dijamin Allah memperoleh kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dan pahala (ajra) dari perbuatannya (QS Al-Nahl: 97). Islam
  • 17. hadir di jazirah Arab antara lain membebaskan perempuan dari belenggu jahiliyah, yang saat itu mendiskriminasikan perempuan dan setiap anak perempuan yang lahir bahkan dibunuh. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mengikuti jejak pejuangan Nabi Muhammad memelopori gerakan perempuan muslim Indonesia untuk berdakwah dan beramal shaleh melalui berdirinya Aisyiyah tahun 1917. Karena itu dengan pandangan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah dan Asiyiyah terus bekomitmen dan melakukan berbagai usaha agar perempuan muslim pada khususnya dan perempuan Indonesia pada umumnya dapat hidup mulia dan sederajat dengan laki-laki tanpa diskriminasi untuk beriman dan beramal shaleh meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Langkah tersebut harus terus diwujudkan dalam kehidupan pribadi, keluarga, institusi pendidikan, dan dalam kehidupan masyarakat serta bangsa pada umumnya dalam relasi yang bermartabat dan berkeadilan. Muhammadiyah dan Aisyiyah serta komponen Persyarikatan pada umumnya terus bekiprah melakukan advokasi atas segala bentuk diskriminasi, kekerasan, pelecehan, serta perlakuan tidak adil dan tidak manusia yang menimpa perempuan sebagaimana hal serupa menimpa insan ciptaan Tuhan yang lainnya.
  • 18. PENUTUP Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan telah berkiprah mencerahkan umat dan bangsa. Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 657 tanggal 27 Desember 1961 menganugerahi Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional atas kiprah yang bersejarah yakni: (1) KHA Dahlan telah memelopori kebangunan umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat; (2) Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya; Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam; (3) Dengan organisasinya Muhammadiyah telah memelopori amal-usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangunan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan (4) Dengan organisasinya Muhammadiyah bagian Wanita atau Aisyiyah telah memelopori kebangunan wanita bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria (Djarnawi, t.t). Penghargaan pemerintah tersebut merupakan bentuk pengakuan yang objektif terhadap usaha-usaha Muhammadiyah, yang sejak awal kelahirannya bekerja keras untuk memajukan kehidupan umat dan bangsa tanpa pamrih. Karena itu kalau kemudian pemerintah dari pusat sampai bawah memberikan penghargaan, membantu, dan mendukung usaha-usaha Muhammadiyah maka semuanya itu merupakan hal yang wajar dan semuanya akan kembali kepada umat dan bangsa, bukan untuk Muhammadiyah. Pemerintah bahkan berkewajiban mendukung, membantu, dan berperan dalam memfasilitasi gerakan-gerakan kemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah dan kekuatan masyarakat madani lainnya, karena sejatinya Muhammadiyah telah meringankan beban pemerintah untuk sebesar-besarnya mencerdaskan, memajukan, dan memakmurkan kehidupan bangsa sebagai kewajiban yang utama. Sebaliknya manakala ada yang tidak mendukung atau menghambat langkah Muhammadiyah tentu karena subjektivitas dan tidak paham sejarah dan kiprah Muhammadiyah. Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan tidak akan pernah berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa menyertai dan
  • 19. menjadi napas gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan gerakannya. Anggota, kader, dan elite pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lingkungan mesti menghayati dan memahami pandangan Islam yang berkemajuan untuk kemudian mengaktualisasikannya dalam seluruh usaha-usaha gerakan. Dengan spirit dan pandangan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah mencerahkan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan wujud dari ijtihad dakwah Islam sebagai Din al-Hadlarah dan menyebar risalah rahmatan lil-‘alamin untuk membangun peradaban yang utama di muka bumi yang dianugerahkan Allah SWT.