SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Hubungan antara Karbohidrat dengan Diabetes dan Bagaimana 
Penanganannya 
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang 
tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes 
mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus 
mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan itu 
sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, 
penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat. 
Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel β pankreas. Insulin terdiri 
atas dua rantai polipeptida. Struktu insulin manusia dan beberapa spesies mamalia 
kini telah diketahui. Insulin manusia terdiri atas 21 residu asam amino pada rantai A 
dan 30 residu pada rantai B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah 
rantai disulfida (Granner, 2003). 
Insulin disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam 
plasma darah. Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada 
saat puasa yaitu antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar 
glukosa yang berkisar dari 300-500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan 
melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Umur insulin dalam aliran darah sangat cepat. 
waktu paruhnya kurang dari 3-5 menit. 
Sel-sel tubuh menangkap insulin pada suatu reseptor glikoprotein spesifik yang 
terdapat pada membran sel. Reseptor tersebut berupa heterodimer yang terdiri atas 
subunit α dan subunit β dengan konfigurasi α2β2. Subunit α berada pada permukaan 
luar membran sel dan berfungsi mengikat insulin. Subunit β berupa protein 
transmembran yang melaksanakan fungsi tranduksi sinyal. Bagian sitoplasma subunit 
β mempunyai aktivitas tirosin kinase dan tapak autofosforilasi (King, 2007). 
Terikatnya insulin subunit α menyebabkan subunit β mengalami autofosforilasi 
pada residu tirosin. Reseptor yang terfosforilasi akan mengalami perubahan bentuk, 
membentuk agregat, internalisasi dan mnghasilkan lebih dari satu sinyal. Dalam 
kondisi dengan kadar insuli tinggi, misalnya pada obesitas ataupun akromegali, 
jumlah reseptor insulin berkurang dan terjadi resistansi terhadap insulin. Resistansi ini 
diakibatkan terjadinya regulasi ke bawah. Reseptor insulin mengalami endositosis ke 
dalam vesikel berbalut klatrin. 
Insulin mengatur metabolisme glukosa dengan memfosforilasi substrat reseptor 
insulin (IRS) melalui aktivitas tirosin kinase subunit β pada reseptor insulin. IRS 
terfosforilasi memicu serangkaian rekasi kaskade yang efek nettonya adalah 
mengurangi kadar glukosa dalam darah. Ada beberapa cara insulin bekerja yaitu 
(Granner, 2003). 
Pengaturan metabolisme glukosa oleh insulin melalui berbagai mekanisme 
kompleks yang efek nettonya adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah. Oleh 
karena itu, penderita diabetes mellitus yang jumlah insulinnya tidak mencukupi atau
bekerja tidak efektif akan mengalami hiperglikemia. Ada beberapa mekanisme yang 
terlibat yaitu : 
a. Meningkatkan difusi glukosa ke dalam sel 
Pengangkutan glukosa ke dalam sel melalui proses difusi dengan bantuan 
protein pembawa. Protein ini telah diidentifikasi melalui teknik kloning molekular. 
Ada 5 jenis protein pembawa tersebut yaitu GLUT1, GLUT2, GLUT3, GLUT4 dan 
GLUT 5. GLUT1 merupakan pengangkut glukosa yang ada pada otak, ginjal, kolon 
dan eritrosit. GLUT2 terdapat pada sel hati, pankreas, usus halus dan ginjal. GLUT3 
berfungsi pada sel otak, ginjal dan plasenta. GLUT4 terletak di jaringan adiposa, otot 
jantung dan otot skeletal. GLUT5 bertanggung jawab terhadap absorpsi glukosa dari 
usus halus. Insulin meningkatkan secara signifikan jumlah protein pembawa terutama 
GLUT4. Sinyal yang ditransmisikan oleh insulin menarik pengankut glukosa ke 
tempat yang aktif pada membran plasma (Gambar 2.6). Translokasi protein 
pengangkut ini bergantung pada suhu dan energi serta tidak bergantung pada sintesis 
protein. Efek ini tidak terjadi pada hati. 
b. Peningkatan aktivitas enzim 
Pada orang yang normal, sekitar separuh dari glukosa yang dimakan diubah 
menjadi energi lewat glikolisis dan separuh lagi disimpan sebagai lemak atau 
glikogen. Glikolisis akan menurun dalam keadaan tanpa insulin dan proses 
glikogenesis ataupun lipogenesis akan terhalang. 
Hormon insulin meningkatkan glikolisis sel-sel hati dengan cara meningkatkan 
aktivitas enzim-enzim yang berperan. termasuk glukokinase, fosfofruktokinase dan 
piruvat kinase. Bertambahnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan 
dengan demikian secara tidak langsung menurunkan pelepasan glukosa ke plasma 
darah. Insulin juga menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfatase yaitu enzim yang 
ditemukan di hati dan berfungsi mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat. 
Penumpukan glukosa 6-fosfat dalam sel mengakibatkan retensi glukosa yang 
mengarah pada diabetes mellitus tipe 2. 
Banyak efek metabolik insulin, khususnya yang terjadi dengan cepat dilakukan 
dengan mempengaruhi reaksi fosforilasi dan dfosforilasi protein yang selanjutnya 
mengubah aktivitas enzimatik enzim tersebut. Enzim-enzim yang dipengaruhi dengan 
cara ini dikemukakan pada tabel 2.1. Kerja insulin dilaksanakan dengan mengaktifkan 
protein kinase, menghambat protein kinase lain atau meransang aktivitas fosfoprotein 
fosfatase. Defosforilasi meningkatkan aktivitas sejumlah enzim penting. Modifikasi 
kovalen ini memungkinkan terjadinya perubahan yang hampir seketika pada aktivitas 
enzim tersebut. 
Mekanisme defosforilasi enzim dilakukan melalui reaksi kaskade yang dipicu 
oleh fosforilasi substrat reseptor insulin. Sebagai contoh adalah pengeruh insulin pada 
enzim glikogen sintase dan glikogen fosforilase (King, 2007).
c. Menghambat kerja cAMP 
Dalam menghambat atau meransang kerja suatu enzim, insulin memainkan 
peran ganda. Selain menghambat secara langsung, insulin juga mengurangi 
terbentuknya cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap insulin. Insulin 
meransang terbentuknya fosfodiesterase-cAMP. Dengan demikian insulin mengurangi 
kadar cAMP dalam darah. 
d. Mempengaruhi ekspresi gen 
Kerja insulin yang dibicarakan sebelumnya semuanya terjadi pada tingkat 
membran plasma atau di dalam sitoplasma. Di samping itu, insulin mempengaruhi 
berbagai proses spesifik dalam nukleolus. Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase 
mengkatalisis tahap yang membatasi kecepatan reaksi dalam glukoneogenesis. 
Sintesis enzim tersebut dikurangi oleh insulin dengan demikian glukoneogenesis akan 
menurun. Hasil penelitian menunjukkan transkripsi enzim ini menurun dalam 
beberapa menit setelah penambahan insulin. Penurunan transkripsi tersebut 
menyebabkan terjadinya penurunan laju sintesis enzim ini. 
Penderita diabetes mellitus memiliki jumlah protein pembawa yang sangat 
rendah, terutama pada otot jantung, otot rangka dan jaringan adiposa karena insulin 
yang mentranslokasikannya ke situs aktif tidak tersedia. Kondisi ini diperparah pula 
dengan peranan insulin pada pengaturan metabolisme glukosa. Glikolisis dan 
glikogenesis akan terhambat akan enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut 
diinaktivasi tanpa kehadiran insulin. Sedangkan tanpa insulin, jalur metabolisme yang 
mengarah pada pembentukan glukosa diransang terutama oleh glukagon dan epinefrin 
yang bekerja melalui cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap insulin. Oleh 
karena itu, penderita diabetes mellitus baik tipe I atau tipe II kurang dapat 
menggunakan glukosa yang diperolehnya melalui makanan. Glukosa akan 
terakumulasi dalam plasma darah (hiperglikemia). 
Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut akan 
dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal secara terus menerus, 
tetapi kemudian akan dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem 
reabsorpsi tubulus ginjal. Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 
350 mg/menit. Ketika kadar glukosa amat tinggi, filtrat glomerolus mengandung 
glukosa di atas batas ambang untuk direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa 
tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut glikosuria, yang mrupakan 
indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria ini megakibatkan kehilangan 
kalori yang sangat besar (Mayes, 2003). 
Kadar glukosa yang amat tinggi pada liran darah maupun pada ginjal, mengubah 
tekanan osmotik tubuh. Secara otomatis, tubuh akan mengadakan osmosis untuk 
menyeimbangkan tekanan osmotik. Ginjal akan menerima lebih banyak air, sehingga 
penderita akan sering buang air kecil. Konsekuensi lain dari hal ini adalah, tubuh 
kekurangan air. Penderita mengalami dehidrasi (hiperosmolaritas) bertambahnya rasa 
haus dan gejala banyak minum (polidipsia).
Gejala yang diterima oleh penderita diabetes tipe I biasanya lebih komplek, 
karena mereka kadang tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Akibatnya 
gangguan metabolik yang dideritanya juga mempengaruhi metabolisme lemak dan 
bahkan asam amino. Penderita tidak dapat memperoleh energi dari katabolisme 
glukosa. Energi adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh sel tubuh, sehingga tubuh 
akan mencari alternatif substrat untuk menghasilkan energi tersebut. Cara yang 
digunakan oleh tubuh adalah dengan merombak simpanan lemak pada jaringan 
adiposa. Lemak dihidrolisis sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserol. asam 
lemak dikatabolisme lebih lanjut dengan melepas dua atom karbon satu persatu 
menghasilkan asetil-KoA. Penguraian asam lemak terus menerus mengakibatkan 
terjadi penumpukan asam asetoasetat dalam tubuh.Asam asetoasetat dapat terkonversi 
membentuk aseton, ataupun dengan adanya karbondioksida dapat dikonversi 
membentuk asam β-hidroksibutirat. Ketiga senyawa ini disebut sebagai keton body 
yang terdapat pada urine penderita serta dideteksi dari bau mulut seperti keton. 
Penderita mengalami ketoasidosis dan dapat meninggal dalam keadaan koma diabetik 
(Kaplan dan Pesce, 1992). 
Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya 
glukoneogenesis secara berlebihan.. Sel-sel hati akan meniungkatkan produksi 
glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan merombak protein. Asam 
amino hasil perombakan ditransaminasi sehingga dapat menghasilkan substrat atau 
senyawa antara dalam pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus 
karena insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada sama 
sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui urine. Akibatnya, 
terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa secara signifikan. 
Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat kendati terdapat peningkatan selera 
makan (polifagia) dan asupan kalori normal atau meningkat (Granner, 2003). 
Penderita diabetes tipe I juga mengalami hipertrigliseridemia, yaitu kadsar 
trigliserida dan VLDL dalam darah yang tinggi. Hipertrigliseridemia terjadi karena 
VLDL yang disintesis dan dilepaskan tidak mampu diimbangi oleh kerja enzim 
lipoproteinlipase yang merombaknya. Jumlah enzim ini diransang oleh rasio insulin 
dan glukagon yang tinggi. Defek pada produksi enzim ini juga mengakibatkan 
hipersilomikronemia, karena enzim ini juga dibutuhkan dalam katabolisme silomikron 
pada jaringan adiposa. 
Berbeda dengan penderita diabetes tipe I, pada penderita diabetes tipe II, 
ketoasidosis tidak terjadi karena penguraian lemak (lipolisis) tetap terkontrol. Namun, 
pada terjadi hipertrigliseridemia yang menghasilkan peningkatan VLDL tanpa disertai 
hipersilomikronemia. Hal ini terjadi karena peningkatan kecepatan sintesis de novo 
dari asam lemak tidak diimbangi oleh kecepatan penyimpanannya pada jaringan 
lemak. Asam lemak yang dihasilkan tidak semuanya mampu dikatabolisme, 
kelebihannya diesterifikasi menjadi trigliserida dan VLDL. Hal ini diperparah oleh 
aktivitas fisik penderita diabetes mellitus tipe II yang pada umumnya sangat kurang. 
Akibatnya kadar lemak dalam darah akan meningkat. Pada penderita yang akut, akan 
terjadi penebalan pada pembuluh darah terutama pada bagian mata, sehingga dapat 
menyebabkan rabun atau bahkan kebutaan (Harris dan Crabb, 1992).
Kelainan tekanan darah akibat kadar glukosa yang tinggi menyebabkan kerja 
jantung, ginjal dan organ dalam lain untuk mempertahankan kestabilan tubuh menjadi 
lebih berat. Akibatnya pada penderita diabetes akan mudah dikenai berbagai 
komplikasi diantaranya penurunan sistem imune tubuh, kerusakan sistem 
kardivaskular,kealinan trombosis, inflamasi, dan kerusakan sel-sel endothelia serta 
kerusakan otak, yang biasanya ditandai dengan penglihatan yang kabur (Clement et al, 
2004). 
Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan seseorang sangatlah 
kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit turunannya telah menjadi ancaman serius. 
Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun dan dalam setiap 10 detik seorang 
penderita akan meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan diabetes. 
Penanganannya 
1. Pilih low fat milk bukan whole milk 
Lemak yang rendah dalam susu rendah lemak akan membantu mengatur 
lemak yang menumpuk di pinggang. 
2. Jangan pergi ke toko atau supermarket dengan perut lapar 
Karena akan membeli makanan lebih banyak. 
3. Siapkan daftar belanja sebelum pergi berbelanja 
Agar tidak perlu membeli makanan yang tidak penting. 
4. Pastikan SELALU SARAPAN 
Orang yang selalu sarapan akan dapat mengontrol nafsu makannya pada waktu 
makan berikutnya 
5. Hentikan ngemil pada saat membersihkan makanan didapur atau memasak 
Jangan jadikan makanan yang tersisa sebagai alasan untuk menghabiskan 
semuanya. Perut bukan tempat pembuangan sisa makan. Jadi buanglah pada 
tempat yang seharusnya, tempat sampah. 
6. Minumlah air putih 10 menit sebelum makan 
Hal ini akan membantu agar tidak makan secara berlebihan. 
7. Hindari menonton TV saat makan. 
Orang yang menonton TV saat makan biasanya tidak terlalu menyadari 
seberapa banyak yang dihabiskan, pasalnya perhatiannya teralih pada artis 
dengan wajah menawan yang sedang “nongol” ditelevisi.
8. Makan secara perlahan dan jangan tergesa-gesa 
Perut memerlukan waktu yang agak lama untuk memberitahukan otak bahwa 
telah kenyang. 
9. Gunakan piring dan sendok yang lebih kecil. 
Ini akan membuat makan lebih sedikit. 
10. Belilah sayuran setiap kali pergi berbelanja. 
Pastikan bahwa selalu ada sayuran dan buah di dalam rumah sehingga tidak 
punya alasan untuk tidak mengkonsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap 
harinya. 
11. Kurangi garam, cobalah jenis bumbu lain yang menggugah selera 
Garam yang berlebih dapat mengganggu peredaran darah dan memberikan 
dampak yang tidak menyenangkan bagi kesehatan. 
12. Bawalah botol minuman berisi air putih setiap berpergian. 
13. Sempatkan waktu untuk berolahraga minimal 30 menit dalam sehari, 3-4 hari 
dalam seminggu.
8. Makan secara perlahan dan jangan tergesa-gesa 
Perut memerlukan waktu yang agak lama untuk memberitahukan otak bahwa 
telah kenyang. 
9. Gunakan piring dan sendok yang lebih kecil. 
Ini akan membuat makan lebih sedikit. 
10. Belilah sayuran setiap kali pergi berbelanja. 
Pastikan bahwa selalu ada sayuran dan buah di dalam rumah sehingga tidak 
punya alasan untuk tidak mengkonsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap 
harinya. 
11. Kurangi garam, cobalah jenis bumbu lain yang menggugah selera 
Garam yang berlebih dapat mengganggu peredaran darah dan memberikan 
dampak yang tidak menyenangkan bagi kesehatan. 
12. Bawalah botol minuman berisi air putih setiap berpergian. 
13. Sempatkan waktu untuk berolahraga minimal 30 menit dalam sehari, 3-4 hari 
dalam seminggu.

More Related Content

What's hot

Gizi kerja ika meylan
Gizi kerja ika meylanGizi kerja ika meylan
Gizi kerja ika meylanriszha
 
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabetFarmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabetsnowman Saputra
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahFirdika Arini
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMERiaAnggun
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhAyu Sekarini
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitusPharmacy
 
UTS WAODE AISYAH FEA REVISI
UTS WAODE AISYAH FEA REVISIUTS WAODE AISYAH FEA REVISI
UTS WAODE AISYAH FEA REVISIWAODEAISYAHFEA
 
Diet gangguan-sistem-perkemihan
Diet gangguan-sistem-perkemihanDiet gangguan-sistem-perkemihan
Diet gangguan-sistem-perkemihanYabniel Lit Jingga
 
Dinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuh
Dinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuhDinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuh
Dinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuhHardi Cahyanta
 
Pemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolismePemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolismeMahes Kumaran
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversiSarjonoNew
 
Askep anak dgn dm
Askep  anak dgn dmAskep  anak dgn dm
Askep anak dgn dmSumadin1112
 

What's hot (19)

Gizi kerja ika meylan
Gizi kerja ika meylanGizi kerja ika meylan
Gizi kerja ika meylan
 
Adiponektin
AdiponektinAdiponektin
Adiponektin
 
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabetFarmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
Farmakologi kuliah 11 12. h pankreas - antidiabet
 
Dr. fill
Dr. fillDr. fill
Dr. fill
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula Darah
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISME
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuh
 
Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
1. lp dm
1. lp dm1. lp dm
1. lp dm
 
UTS WAODE AISYAH FEA REVISI
UTS WAODE AISYAH FEA REVISIUTS WAODE AISYAH FEA REVISI
UTS WAODE AISYAH FEA REVISI
 
Diet gangguan-sistem-perkemihan
Diet gangguan-sistem-perkemihanDiet gangguan-sistem-perkemihan
Diet gangguan-sistem-perkemihan
 
Dr .fil makalah metebolisme
Dr .fil makalah metebolismeDr .fil makalah metebolisme
Dr .fil makalah metebolisme
 
Dinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuh
Dinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuhDinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuh
Dinamika sumber energi dan zat gizi dalam tubuh
 
Pemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolismePemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolisme
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
 
Metabolisme protein
Metabolisme proteinMetabolisme protein
Metabolisme protein
 
Askep anak dgn dm
Askep  anak dgn dmAskep  anak dgn dm
Askep anak dgn dm
 
Rkk23
Rkk23Rkk23
Rkk23
 

Similar to Karbohidrat dan Diabetes

6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptxUlinNikmatus
 
Glukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes Melitus
Glukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes MelitusGlukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes Melitus
Glukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes MelitusRinii Alfiiah
 
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PPT Biokimia Kel. 4.pptx
PPT Biokimia Kel. 4.pptxPPT Biokimia Kel. 4.pptx
PPT Biokimia Kel. 4.pptxImeldaAfitia
 
Biokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidratBiokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidratanita sriwaty
 
Presentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptxPresentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptxHeyHey65
 
Kimia polimer alam glikogen
Kimia polimer alam  glikogenKimia polimer alam  glikogen
Kimia polimer alam glikogenParamudhita_
 
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologiTerapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologiTito Ahmad
 
Askep anak dgn dm
Askep  anak dgn dmAskep  anak dgn dm
Askep anak dgn dmSumadin1112
 
Herbal Atasi Diabetes Melitus
Herbal Atasi Diabetes MelitusHerbal Atasi Diabetes Melitus
Herbal Atasi Diabetes Melitusgusti dani
 

Similar to Karbohidrat dan Diabetes (20)

6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
6_Metabolisme_Karbohidrat_dalam_hubungannya_dengan_Diabetes_Mellitus.pptx
 
Sp biokim (tugas)
Sp biokim (tugas)Sp biokim (tugas)
Sp biokim (tugas)
 
Glukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes Melitus
Glukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes MelitusGlukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes Melitus
Glukoneogenesis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Diabetes Melitus
 
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
Makalah Botani Farmasi: 6. Metabolisme Karbohidrat | Kelas: 2A | Dosen: Yayuk...
 
PPT Biokimia Kel. 4.pptx
PPT Biokimia Kel. 4.pptxPPT Biokimia Kel. 4.pptx
PPT Biokimia Kel. 4.pptx
 
Biokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidratBiokimia metabolismekarbohidrat
Biokimia metabolismekarbohidrat
 
Insulin reseptor
Insulin reseptorInsulin reseptor
Insulin reseptor
 
Antidiabetes
AntidiabetesAntidiabetes
Antidiabetes
 
Presentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptxPresentasi Hormon .pptx
Presentasi Hormon .pptx
 
Kimia polimer alam glikogen
Kimia polimer alam  glikogenKimia polimer alam  glikogen
Kimia polimer alam glikogen
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologiTerapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
 
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme KarbohidratMetabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
 
Glukoneogenesis
GlukoneogenesisGlukoneogenesis
Glukoneogenesis
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Makalah kelainan metabolisme
Makalah kelainan metabolismeMakalah kelainan metabolisme
Makalah kelainan metabolisme
 
Askep anak dgn dm
Askep  anak dgn dmAskep  anak dgn dm
Askep anak dgn dm
 
Herbal Atasi Diabetes Melitus
Herbal Atasi Diabetes MelitusHerbal Atasi Diabetes Melitus
Herbal Atasi Diabetes Melitus
 

More from Nirma Syari Vutry

More from Nirma Syari Vutry (6)

Istilah keperwatan
Istilah keperwatanIstilah keperwatan
Istilah keperwatan
 
Istilah keperwatan
Istilah keperwatanIstilah keperwatan
Istilah keperwatan
 
Analisa data vulva hygine
Analisa data vulva hygineAnalisa data vulva hygine
Analisa data vulva hygine
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Sap infeksi salurah kemih
Sap infeksi salurah kemihSap infeksi salurah kemih
Sap infeksi salurah kemih
 
Data rumah sakit online
Data rumah sakit onlineData rumah sakit online
Data rumah sakit online
 

Recently uploaded

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 

Recently uploaded (13)

Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 

Karbohidrat dan Diabetes

  • 1. Hubungan antara Karbohidrat dengan Diabetes dan Bagaimana Penanganannya Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan itu sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat. Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel β pankreas. Insulin terdiri atas dua rantai polipeptida. Struktu insulin manusia dan beberapa spesies mamalia kini telah diketahui. Insulin manusia terdiri atas 21 residu asam amino pada rantai A dan 30 residu pada rantai B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulfida (Granner, 2003). Insulin disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah. Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dari 300-500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Umur insulin dalam aliran darah sangat cepat. waktu paruhnya kurang dari 3-5 menit. Sel-sel tubuh menangkap insulin pada suatu reseptor glikoprotein spesifik yang terdapat pada membran sel. Reseptor tersebut berupa heterodimer yang terdiri atas subunit α dan subunit β dengan konfigurasi α2β2. Subunit α berada pada permukaan luar membran sel dan berfungsi mengikat insulin. Subunit β berupa protein transmembran yang melaksanakan fungsi tranduksi sinyal. Bagian sitoplasma subunit β mempunyai aktivitas tirosin kinase dan tapak autofosforilasi (King, 2007). Terikatnya insulin subunit α menyebabkan subunit β mengalami autofosforilasi pada residu tirosin. Reseptor yang terfosforilasi akan mengalami perubahan bentuk, membentuk agregat, internalisasi dan mnghasilkan lebih dari satu sinyal. Dalam kondisi dengan kadar insuli tinggi, misalnya pada obesitas ataupun akromegali, jumlah reseptor insulin berkurang dan terjadi resistansi terhadap insulin. Resistansi ini diakibatkan terjadinya regulasi ke bawah. Reseptor insulin mengalami endositosis ke dalam vesikel berbalut klatrin. Insulin mengatur metabolisme glukosa dengan memfosforilasi substrat reseptor insulin (IRS) melalui aktivitas tirosin kinase subunit β pada reseptor insulin. IRS terfosforilasi memicu serangkaian rekasi kaskade yang efek nettonya adalah mengurangi kadar glukosa dalam darah. Ada beberapa cara insulin bekerja yaitu (Granner, 2003). Pengaturan metabolisme glukosa oleh insulin melalui berbagai mekanisme kompleks yang efek nettonya adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus yang jumlah insulinnya tidak mencukupi atau
  • 2. bekerja tidak efektif akan mengalami hiperglikemia. Ada beberapa mekanisme yang terlibat yaitu : a. Meningkatkan difusi glukosa ke dalam sel Pengangkutan glukosa ke dalam sel melalui proses difusi dengan bantuan protein pembawa. Protein ini telah diidentifikasi melalui teknik kloning molekular. Ada 5 jenis protein pembawa tersebut yaitu GLUT1, GLUT2, GLUT3, GLUT4 dan GLUT 5. GLUT1 merupakan pengangkut glukosa yang ada pada otak, ginjal, kolon dan eritrosit. GLUT2 terdapat pada sel hati, pankreas, usus halus dan ginjal. GLUT3 berfungsi pada sel otak, ginjal dan plasenta. GLUT4 terletak di jaringan adiposa, otot jantung dan otot skeletal. GLUT5 bertanggung jawab terhadap absorpsi glukosa dari usus halus. Insulin meningkatkan secara signifikan jumlah protein pembawa terutama GLUT4. Sinyal yang ditransmisikan oleh insulin menarik pengankut glukosa ke tempat yang aktif pada membran plasma (Gambar 2.6). Translokasi protein pengangkut ini bergantung pada suhu dan energi serta tidak bergantung pada sintesis protein. Efek ini tidak terjadi pada hati. b. Peningkatan aktivitas enzim Pada orang yang normal, sekitar separuh dari glukosa yang dimakan diubah menjadi energi lewat glikolisis dan separuh lagi disimpan sebagai lemak atau glikogen. Glikolisis akan menurun dalam keadaan tanpa insulin dan proses glikogenesis ataupun lipogenesis akan terhalang. Hormon insulin meningkatkan glikolisis sel-sel hati dengan cara meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang berperan. termasuk glukokinase, fosfofruktokinase dan piruvat kinase. Bertambahnya glikolisis akan meningkatkan penggunaan glukosa dan dengan demikian secara tidak langsung menurunkan pelepasan glukosa ke plasma darah. Insulin juga menurunkan aktivitas glukosa-6-fosfatase yaitu enzim yang ditemukan di hati dan berfungsi mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat. Penumpukan glukosa 6-fosfat dalam sel mengakibatkan retensi glukosa yang mengarah pada diabetes mellitus tipe 2. Banyak efek metabolik insulin, khususnya yang terjadi dengan cepat dilakukan dengan mempengaruhi reaksi fosforilasi dan dfosforilasi protein yang selanjutnya mengubah aktivitas enzimatik enzim tersebut. Enzim-enzim yang dipengaruhi dengan cara ini dikemukakan pada tabel 2.1. Kerja insulin dilaksanakan dengan mengaktifkan protein kinase, menghambat protein kinase lain atau meransang aktivitas fosfoprotein fosfatase. Defosforilasi meningkatkan aktivitas sejumlah enzim penting. Modifikasi kovalen ini memungkinkan terjadinya perubahan yang hampir seketika pada aktivitas enzim tersebut. Mekanisme defosforilasi enzim dilakukan melalui reaksi kaskade yang dipicu oleh fosforilasi substrat reseptor insulin. Sebagai contoh adalah pengeruh insulin pada enzim glikogen sintase dan glikogen fosforilase (King, 2007).
  • 3. c. Menghambat kerja cAMP Dalam menghambat atau meransang kerja suatu enzim, insulin memainkan peran ganda. Selain menghambat secara langsung, insulin juga mengurangi terbentuknya cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap insulin. Insulin meransang terbentuknya fosfodiesterase-cAMP. Dengan demikian insulin mengurangi kadar cAMP dalam darah. d. Mempengaruhi ekspresi gen Kerja insulin yang dibicarakan sebelumnya semuanya terjadi pada tingkat membran plasma atau di dalam sitoplasma. Di samping itu, insulin mempengaruhi berbagai proses spesifik dalam nukleolus. Enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase mengkatalisis tahap yang membatasi kecepatan reaksi dalam glukoneogenesis. Sintesis enzim tersebut dikurangi oleh insulin dengan demikian glukoneogenesis akan menurun. Hasil penelitian menunjukkan transkripsi enzim ini menurun dalam beberapa menit setelah penambahan insulin. Penurunan transkripsi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan laju sintesis enzim ini. Penderita diabetes mellitus memiliki jumlah protein pembawa yang sangat rendah, terutama pada otot jantung, otot rangka dan jaringan adiposa karena insulin yang mentranslokasikannya ke situs aktif tidak tersedia. Kondisi ini diperparah pula dengan peranan insulin pada pengaturan metabolisme glukosa. Glikolisis dan glikogenesis akan terhambat akan enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut diinaktivasi tanpa kehadiran insulin. Sedangkan tanpa insulin, jalur metabolisme yang mengarah pada pembentukan glukosa diransang terutama oleh glukagon dan epinefrin yang bekerja melalui cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap insulin. Oleh karena itu, penderita diabetes mellitus baik tipe I atau tipe II kurang dapat menggunakan glukosa yang diperolehnya melalui makanan. Glukosa akan terakumulasi dalam plasma darah (hiperglikemia). Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut akan dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal secara terus menerus, tetapi kemudian akan dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem reabsorpsi tubulus ginjal. Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 350 mg/menit. Ketika kadar glukosa amat tinggi, filtrat glomerolus mengandung glukosa di atas batas ambang untuk direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut glikosuria, yang mrupakan indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria ini megakibatkan kehilangan kalori yang sangat besar (Mayes, 2003). Kadar glukosa yang amat tinggi pada liran darah maupun pada ginjal, mengubah tekanan osmotik tubuh. Secara otomatis, tubuh akan mengadakan osmosis untuk menyeimbangkan tekanan osmotik. Ginjal akan menerima lebih banyak air, sehingga penderita akan sering buang air kecil. Konsekuensi lain dari hal ini adalah, tubuh kekurangan air. Penderita mengalami dehidrasi (hiperosmolaritas) bertambahnya rasa haus dan gejala banyak minum (polidipsia).
  • 4. Gejala yang diterima oleh penderita diabetes tipe I biasanya lebih komplek, karena mereka kadang tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Akibatnya gangguan metabolik yang dideritanya juga mempengaruhi metabolisme lemak dan bahkan asam amino. Penderita tidak dapat memperoleh energi dari katabolisme glukosa. Energi adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh sel tubuh, sehingga tubuh akan mencari alternatif substrat untuk menghasilkan energi tersebut. Cara yang digunakan oleh tubuh adalah dengan merombak simpanan lemak pada jaringan adiposa. Lemak dihidrolisis sehingga menghasilkan asam lemak dan gliserol. asam lemak dikatabolisme lebih lanjut dengan melepas dua atom karbon satu persatu menghasilkan asetil-KoA. Penguraian asam lemak terus menerus mengakibatkan terjadi penumpukan asam asetoasetat dalam tubuh.Asam asetoasetat dapat terkonversi membentuk aseton, ataupun dengan adanya karbondioksida dapat dikonversi membentuk asam β-hidroksibutirat. Ketiga senyawa ini disebut sebagai keton body yang terdapat pada urine penderita serta dideteksi dari bau mulut seperti keton. Penderita mengalami ketoasidosis dan dapat meninggal dalam keadaan koma diabetik (Kaplan dan Pesce, 1992). Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya glukoneogenesis secara berlebihan.. Sel-sel hati akan meniungkatkan produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi sehingga dapat menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus karena insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui urine. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa secara signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat kendati terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori normal atau meningkat (Granner, 2003). Penderita diabetes tipe I juga mengalami hipertrigliseridemia, yaitu kadsar trigliserida dan VLDL dalam darah yang tinggi. Hipertrigliseridemia terjadi karena VLDL yang disintesis dan dilepaskan tidak mampu diimbangi oleh kerja enzim lipoproteinlipase yang merombaknya. Jumlah enzim ini diransang oleh rasio insulin dan glukagon yang tinggi. Defek pada produksi enzim ini juga mengakibatkan hipersilomikronemia, karena enzim ini juga dibutuhkan dalam katabolisme silomikron pada jaringan adiposa. Berbeda dengan penderita diabetes tipe I, pada penderita diabetes tipe II, ketoasidosis tidak terjadi karena penguraian lemak (lipolisis) tetap terkontrol. Namun, pada terjadi hipertrigliseridemia yang menghasilkan peningkatan VLDL tanpa disertai hipersilomikronemia. Hal ini terjadi karena peningkatan kecepatan sintesis de novo dari asam lemak tidak diimbangi oleh kecepatan penyimpanannya pada jaringan lemak. Asam lemak yang dihasilkan tidak semuanya mampu dikatabolisme, kelebihannya diesterifikasi menjadi trigliserida dan VLDL. Hal ini diperparah oleh aktivitas fisik penderita diabetes mellitus tipe II yang pada umumnya sangat kurang. Akibatnya kadar lemak dalam darah akan meningkat. Pada penderita yang akut, akan terjadi penebalan pada pembuluh darah terutama pada bagian mata, sehingga dapat menyebabkan rabun atau bahkan kebutaan (Harris dan Crabb, 1992).
  • 5. Kelainan tekanan darah akibat kadar glukosa yang tinggi menyebabkan kerja jantung, ginjal dan organ dalam lain untuk mempertahankan kestabilan tubuh menjadi lebih berat. Akibatnya pada penderita diabetes akan mudah dikenai berbagai komplikasi diantaranya penurunan sistem imune tubuh, kerusakan sistem kardivaskular,kealinan trombosis, inflamasi, dan kerusakan sel-sel endothelia serta kerusakan otak, yang biasanya ditandai dengan penglihatan yang kabur (Clement et al, 2004). Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan seseorang sangatlah kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit turunannya telah menjadi ancaman serius. Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun dan dalam setiap 10 detik seorang penderita akan meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan diabetes. Penanganannya 1. Pilih low fat milk bukan whole milk Lemak yang rendah dalam susu rendah lemak akan membantu mengatur lemak yang menumpuk di pinggang. 2. Jangan pergi ke toko atau supermarket dengan perut lapar Karena akan membeli makanan lebih banyak. 3. Siapkan daftar belanja sebelum pergi berbelanja Agar tidak perlu membeli makanan yang tidak penting. 4. Pastikan SELALU SARAPAN Orang yang selalu sarapan akan dapat mengontrol nafsu makannya pada waktu makan berikutnya 5. Hentikan ngemil pada saat membersihkan makanan didapur atau memasak Jangan jadikan makanan yang tersisa sebagai alasan untuk menghabiskan semuanya. Perut bukan tempat pembuangan sisa makan. Jadi buanglah pada tempat yang seharusnya, tempat sampah. 6. Minumlah air putih 10 menit sebelum makan Hal ini akan membantu agar tidak makan secara berlebihan. 7. Hindari menonton TV saat makan. Orang yang menonton TV saat makan biasanya tidak terlalu menyadari seberapa banyak yang dihabiskan, pasalnya perhatiannya teralih pada artis dengan wajah menawan yang sedang “nongol” ditelevisi.
  • 6. 8. Makan secara perlahan dan jangan tergesa-gesa Perut memerlukan waktu yang agak lama untuk memberitahukan otak bahwa telah kenyang. 9. Gunakan piring dan sendok yang lebih kecil. Ini akan membuat makan lebih sedikit. 10. Belilah sayuran setiap kali pergi berbelanja. Pastikan bahwa selalu ada sayuran dan buah di dalam rumah sehingga tidak punya alasan untuk tidak mengkonsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap harinya. 11. Kurangi garam, cobalah jenis bumbu lain yang menggugah selera Garam yang berlebih dapat mengganggu peredaran darah dan memberikan dampak yang tidak menyenangkan bagi kesehatan. 12. Bawalah botol minuman berisi air putih setiap berpergian. 13. Sempatkan waktu untuk berolahraga minimal 30 menit dalam sehari, 3-4 hari dalam seminggu.
  • 7. 8. Makan secara perlahan dan jangan tergesa-gesa Perut memerlukan waktu yang agak lama untuk memberitahukan otak bahwa telah kenyang. 9. Gunakan piring dan sendok yang lebih kecil. Ini akan membuat makan lebih sedikit. 10. Belilah sayuran setiap kali pergi berbelanja. Pastikan bahwa selalu ada sayuran dan buah di dalam rumah sehingga tidak punya alasan untuk tidak mengkonsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap harinya. 11. Kurangi garam, cobalah jenis bumbu lain yang menggugah selera Garam yang berlebih dapat mengganggu peredaran darah dan memberikan dampak yang tidak menyenangkan bagi kesehatan. 12. Bawalah botol minuman berisi air putih setiap berpergian. 13. Sempatkan waktu untuk berolahraga minimal 30 menit dalam sehari, 3-4 hari dalam seminggu.