SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
A
1. Abrasion : cedera superficial pada kulit atau membran mukosa akibat
kerokan atau gosokan (ekskoriasi).
2. Abreaction : reaksi emosional yang terjadi akibat ingatan tentang
pengalaman masa lalu yang menyakitkan dan kemudian dihidupkan
kembali dalam bentuk bacara atau tindakan ketika dilakukan psikoanalisis
atau dibawah pengaruh obat bius atau anestesi ringan.
3. Abscess : pengumpulan pus setempat yang dihasilkan oleh organisme
piogenik.
4. Absorption : pengaliran substansi masuk dan keluar sel-sel tubuh.
5. Abuse : pencederaan yang disengaja pada orang lain-baik bersifat fisik,
seksual, psikologis atau melalui pengabaian.
6. Acalculia : ketidakmampuan untuk menyelesaikan aritmatik sederhana.
7. Acatalasia : tidak adanya enzim katalase yang ditentukan secara genetik;
keadaan ini merupakan predisposisi untuk terjadinya sepsis oral.
8. Accident form : formulir kecelakaan; formulir yang didisain oleh
departemen kesehatan atau sistem kesehatan nasional.
9. Accommodation ; penyesuaian, mis. Kemampuan mata untuk mengubah
konveksitas lensa menurut jauh dekatnya benda yang dilihat sehingga
bayangan yang jatuh pada retina selalu tampak dengan jelas.
10. Accountability ; perawat mempunyai tugas untuk memberikan asuhan
keperawatan menurut hukum.
11. Accretion : peningkatan atau deposit substansi disekitar benda yang
terletak ditengah.
12. Acetabuloplasty ; operasi untuk memperbaiki kedalaman dan bentuk
mangkok sendi paha (asetabulum).
13. Acetabulum : mangkok sendi pada permukaan lateral pelvis tempat kaput
femoris bersemayam untuk membentuk sendi paha-acetabula.
14. Acetate : garam asam asetat (asam yang terdapat dalam cuka).
15. Acetoacetic acid (asam diasetat) : asam keto monobasic. Dibentuk pada
stadium interim dalam proses oksidasi lemak di dalam tubuh manusia.
16. Acetonaemia : benda-benda aseton di dalam darah-acetonameic.
17. Acetone : zat cair yang dapat menyala dengan bau yang khas; berguna
sebagai pelarut.
18. Acetonuria : badan aseton dengan jumlah badan berlebih didalam urine,
yang menyebabkan bau manis yang khas-acetonuric.
19. Acetylcholine ; zat kimia yang dilepas dari ujung-ujung saraf untuk
mengaktifkan otot,kelenjar sekretorik dan sel-sel saraf lainnya.
20. Achalasia : kegagalan untuk rileks.
21. Achilles tendon : tendo otot betis (muskulus gastroknomeus dan soleus)
yang terletak dibawah pergelangan kaki dan melekat ke tumit.
22. Achlorhydra : tidak terdapat asam hidroklorida bebas pada lambung.
23. Acholia : tidak terdapatnya getah empedu.
24. Acholuria : tidak terdapatnya pigmen empedu dalam urine.
25. Achondroplasia : kelainan genetik yang di tandai dengan terhentinya
pertumbuhan tulang panjang sehingga terjadi dwarfisme dengan
ekstermitas yang pendek dan kepala yang besar.
26. Achylia : tidak terdapatnya chylus-achylic.
27. Acid ; setiap substansi yang di dalam larutan akan menambah ion
hydrogen .
28. Acidaemia : asiditas abnormal dari darah yang meningkatkan ion-ion
hydrogen dan menurunkan pH darah dibawah normal.
29. Acid-alcohol fast adj Dalam bakteriologi, istilah tahan asam dan alcohol
ini menunjukkan suatu organisme yang pada pewarnaan resisten terhadap
penghilangan warna oleh alcohol dan asam.
30. Acid-base balance : keseimbangan antara unsur-unsur asam dan basa
dalam darah dan cairan tubuh.
31. Acidity : keadaan menjadi asam atau kecut.
32. Acidosis : deplesi simpanan asam tubuh yang menimbulkan gangguan
keseimbangan asam-basa.
33. Acid phosphatase : enzim yang mensintesis estser fosfat karbohidrat
dalam media asam.
34. Acini ; kantong-kantong (saccules atau alveoli) berukuran sangat kecil
yang dilapisi atau diisi oleh sel-sel yang mengeluarkan sekret.
35. Acme : 1. titik tertinggi. 2. krisis atau keadaan kritis suatu penyakit.
36. Acne, acne vulgaris : keadaan dimana kelenjar pilosebaseus mengalami
over stimulasi oleh hormon androgen yang bersirkulasi dan sebum yang
berlebihan terperangkap oleh sumbatan keratin, yaitu salah satu unsur
protein yang membentuk rambut manusia.
37. Acneiform : menyerupai akne.
38. Acoustic neuroma : tumor benigna pada saraf auditorius.
39. Acrocyanosis : ekstermitas yang menjadi dingin dan kebiruan karena
gangguan sirkulasi.
40. Acrodynia : kemerahan dan nyeri pada ekstremitas seperti yang terjadi
pada polyneuritis eritroedema
41. Afebrile adj tanpa demam.
42. Affect : emosi atau perasaan.
43. Affection : aspek perasaan atau emosional dalam jiwa;salah satu dari tiga
aspek.
44. Affective adj berkenaan dengan emosi atau suasana hati.
45. Afferent adj menghantarkan kedalam kebagian atau organ; dipakai untuk
menggambarkan saraf, pembuluh darah dan limfe.
46. Affiliation : menetapkan paternitas seorang anak yang lahir bukan dari
perkawinan yang sah kepada laki-laki yang di perkirakan merupakan ayah
kandungnya.
47. Affinity : daya tarik kimiawi antara dua zat.
48. Afibrinogenaemia : kelainan genetik yang langka dimana penderitanya
tidak dapat menghasilkan fibrinogen.
49. Aflatoxin : metabolit karsinogenik dari strain tertentu Aspergillus flavus
yang dapat mencemari kacang tanah dan makanan sumber karbohidrat
yang di simpan dalam udara panas yang lembab.
50. Afterbirth : plasenta, tali pusat dan membran amnion yang dilahirkan dari
dalam uterus setelah kelahiran anak.
51. Aftereffect : respon yang terjadi setelah timbulnya efek permulaan dari
suatu stimulus.
52. Afterimage : kesan visual suatu benda yang tetap bertahan sekalipun
benda tersebut sudah dihilangkan.
53. Afterpains npl rasa sakit yang dialami sesudah melahirkan akibat
kontraksi dan retraksi serabut otot rahim.
54. Agammaglobulinaemia : keadaan tidak adanya gamaglobulin dalam
darah, dengan konsekuensi ketakmampuam untuk menghasilkan
kekebalan terhadap infeksi.
55. Aganglionosis : kedaan tidak adanya ganglia, seperti pada usus distal.
56. Agar : substansi gelatinous yang didapat dari jenis rumput laut tertentu.
57. Age : usia; mental age, physiological age.
58. Ageism : menentukan stereotype seseorang menurut usia kronologis;
penekanan secara berlebihan aspek-aspek negative yang dapat merugikan
aspek-aspek positifnya.
59. Agenesis : perkembangan yang tidak lengkap dan tidak sempurna.
60. Agglutination : penggumpalan bakteria, sel-sel darah merah atau
partikel-partikel yang tersalut antigen oleh antibody yang disebut
'aglutinin', yang terbentuk dalam serum darah orang atau hewan yang
sebelumnya sudah mengalami infeksi atau sensitisasi.
61. Agglutinius npl antibody yang menggumpalakan atau menimbulkan
aglitinasi organisme atau partikel.
62. Agglutinogen : antigen yang menstimulasi produksi agglutinis digunakan
untuk memproduksi kekebalan.
63. Aggressin : substansi metabolik yang dihasilkan oleh bakteria tertentu
untuk meningkatkan kerjanya yang agresif terhadap hospesnya.
64. Agitated depression : kegelisahan yang persisten, dengan depresi yang
dalam dan kekhawatiran.
65. Aglossia : keadaan tidak adanya lidah.
66. Aglutitition : dysphagia.
67. Agnosia : ketidakmampuan untuk mengorganisasikan informasi sensorik
agar bias mengenali benda-benda (agnosia visual) atau bagian tubuh
(somatoagnosia).
68. Agonist : otot yang memendek untuk melakukan suatu gerakan.
69. Agoraphobia : ketakutan yang irrasional untuk berada sendirian ditempat
luas yang terbuka atau ditempat-tempat yang sulit untuk melarikan diri
atau menimbulkan rasa malu.
70. Agranulocyte : leukosit (sel darah putih) nongranular.
71. Agranulocytosis : keadaan dimana granulocytes mengalami penurunan
yang nyata atau tidak ada sama sekali.
72. Agraphia : gangguan kemampuan berbahasa.
73. Ague : malaria.
74. AIDS-related complex juga dikenal sebagai penyakit simtomatik dini.
75. Aids to independence setiap artikel yang memudahkan seseorang untuk
mempertahankan atau mendapatkan kembali kemandiriannya.
76. Air : campuran gas yang membentuk atmosfer yang mengelilingi bumi
(udara).
77. Airway : kata ini dipakai untuk menggambarkan tempat masuk laring dari
faring.
78. Akathisia : keadaan kegelisahan motorik yang persisten.
79. Akinetic adj secara harafiah berarti 'tanpa gerakan'
80. Albinism : tidak terdapatnya pigmentasi normal, yang bisa total atau
parsial.
81. Albino : orang yang terkena albinism – albinotic.
82. Albumin : varietas protein tang ditemukan dalam hewan dan sayuran.
83. Albuminuria : terdapatnya albumin (protein) dalam urine.
84. Albumose : produk awal proteolisis.
85. Albumosuria : keadaan adanya albumosa dalam urine.
86. Alcohol : unsure yang membentuk minuman anggur dan minuman keras
lainnya.
87. Alcohol-fast adj dalam bakteriologi, istilah ini menggambarkan organisme
yang ketika diwarnai resisten terhadap pengawarnaan oleh alcohol.
88. Alcoholic Anonymous (AA) suatu organisasi lokal di negara Barat yang
di bentuk untuk menolong orang-orang yang menderita ketergantungan
pada alkohol.
89. Alcoholism : keracunan yang terjadi akibat adiksi alcohol.
90. Alcoholuria : alcohol dalam urine.
91. Aldolase test suatu tes enzim.
92. Aldosterone : steroid adrenokortikal, yang oleh aksinya pada tubulus
renal, mengatur metabolisme elektrolit; karenanya disebut
'mineralokortikoid'.
93. Aldosteronism : kondisi yang terjadi akibat tumor pada korteks adrenal
dimana keseimbangan elektrolit mengalami gangguan yang nyata dan
gejala alkakois serta tetani dapat terjadi.
94. Alexander technique didasarkan pada teori bahwa penggunaan tubuh
yang tidak seimbang dapat turut menimbulkan kesehatan yang buruk.
95. Algesia : sensitivitas yang berlebihan terhadap rasa nyeri.
96. Alginates npl derivat rumput laut yang kalau digunakan secara lokal akan
mendorong pembekuan darah.
97. Alienation : dalam psikologi dan sosiologi, istilah ini berarti diasingkan
dari orang lain.
98. Alimentary : berkenaan dengan makanan.
99. Alimentation : pekerjaan memberi makan.
100. Alkali : zat basa korosif yang dapat larut, termasuk soda, potash
(potasium karbonat) serta ammonia, yang dapat menetralkan asam hingga
terbentuk garam dan bergabung dengan lemak untuk membentuk sabun.
101. Alkaline : 1.memiliki sifat alkalis atau mempunyai hubungan
dengan zat alkalis. 2.mengandung ion hidroksil yang melebihi ion
hydrogen.
102. Alkalinuria : alkalinitas urine.
103. Alkaloid : mempunyai alkali.
104. Alkalosis : (syn alkalaemia) zat alkali yang berlebihan atau
reduksi asam didalam tubuh.
105. Alkaptonuria : terdapatnya alkapton (asam homogentisat) dalam
urine yang terjadi karena hanya oksidasi parsial fenilalanin dan tirosin.
106. Alkylating agents preparat alkilating akan memutuskan proses
pembelahan sel dengan mempengaruhi DNA dalam nucleus, yang
mungkin melalui penambahan gugus alkil kedalamnya sehingga preparat
tersebut diberi nama alkilating.
107. Allantois : pertumbuhan hindgut kearah ventral pada embrio dini
yang menjadi struktur vestigial kecil pada janin yang sedang berkembang.
108. Alleles npl pada mulanya dipakai untuk menggambarkan
karakteristik alternatif yang bertentangan, seperti penglihatan warna
normal yang bertentangan dengan buta warna, atau kemampuan untuk
merasakan atau tidak merasakan zat tertentu, atau perbedaan golongan
darah.
109. Allergen : setiap antigen yang dapat membuat perubahan status
atau manifestasi respons kekebalan.
110. Allergic rhinitis serangan kataral pada konjungtiva, hidung atau
tenggorok yang dicetuskan oleh pajanan terhadap tepung sari atau pollen
(hay fever) atau alergi terhadap debu rumah atau bulu binatang.
111. Allergy : perubahan atau peningkatan kerentanan terhadap
pelbagai substansi asing atau agen fisik.
112. Allocation : alokasi pasien adalah istilah yang digunakan jika
seorang pasien atau lebih dirawat oleh satu orang perawat selama giliran
jaganya.
113. Allopurinol : suatu bahan yang mencegah pembentukan endapan
kristal asam urat yang tak larut.
114. Alopecia : kebotakan yang dapat congenital, premature atau
senilis.
115. Alphafetoprotein : tedapat dalam serum maternal dan cairan
amnion pada beberapa kasus abnormalitas janin.
116. Alveolar-capillary block syndrome suatu sindrom langka dengan
etiologi yang tidak diketahui dan ditandai oleh gejala sesak napas,
117. Alveolitis : inflamasi alveoli yang biasanya mengacu kepada
alveoli paru; bila disebabkan oleh inhalasi alergen seperti pollen.
118. Alveolus : vesikel udara dalam paru.
119. Amalgam : campuran atau kombinasi.
120. Amastia : kelainan congenital tidak mempunyai payudara.
121. Ambidextrous adj mampu melakukan gerakan yang terampil.
122. Ambisexual adj menggambarkan cirri-ciri seksual yang lazim
terdapat pada kedua jenis kelamin sebelum terjadi diferensiasi seksual
pada usia kehamilan sekitar 6 minggu setelah fertilisasi.
123. Ambivalence : keberadaan dua perasaan yang saling bertentangan
pada saat yang sama dalam diri satu orang.
124. Amblyopia : gangguan penglihatan yang mendekati kebutaan pada
mata yang tidak memiliki kelainan patologis.
125. Ambulant adj dapat berjalan.
126. Ambulation istilah yang di perkenalkan pada tahun 50-an dan 60-
an setelah mengidentifikasi komplikasi yang berkaitan dengan tirah
baring.
127. Ambulatory adj mobile, bias berjalan-jalan.
128. Amelia : kelainan kongenital tidak adanya ekstermitas (anggota
gerak).
129. Amelioration : pengurangan intensitas gejala.
130. Amenorrhoea : tidak terjadi haid.
131. Amentia : ketidakmampuan mental sejak lahir.
132. Ametria : kelainan kongenital tidak adanya uterus.
133. Ametropia : gangguan penglihatan akibat daya refraksi mata yang
tidak sempurna.
134. Aminoacidophaty : penyakit yang disebabkan oleh gangguan
keseimbangan asam-asam amino.
135. Aminoaciduria : tedapatnya asam-asam amino secara abnormal
didalam urine.
136. Ammonia : senyawa kombinasi nitrogen dengan hydrogen yang
terjadi secara alami.
137. Amnesia : kehilangan total daya ingat.
138. Amniocentesis : penusukan ketuban melalui dinding abdomen
untuk mengambil sample cairan amnion untuk pemeriksaan guna
menegakkan diagnosis-prenatal kelainan kromosom.
139. Amniochoril : berkenaan dengan amnion dan chorine.
140. Amniogenesis : perkembangan amnion.
141. Amniography : pemeriksaan sinar-x terhadap kantong ketuban
sesudah penyuntikan media opaque kedalam kantong tersebut.
142. Amnion : membran paling dalam yang membungkus janin yang
sedang berkembang dan berisikan cairan amnion.
143. Amnionitis : inflamasi selaput amnion.
144. Amnion nodosum : keadaan dimana permukaan fetal selaput
amnion tampak nodular.
145. Amniorrhea : keluarnya cairan amnion.
146. Amniorrhoexia : ruptura selaput amnion.
147. Amnioscopy : amnioskop (endoskop) dimasukkan lewat dinding
abdomen untuk melihat janin dan cairan amnion.
148. Amniotic cavity : rongga berisi cairan diantara embrio atau janin
dan amnion.
149. Amniotic fluid : cairan yang dihasilkan oleh membrane janin dan
janin, yang mengelilingi janin selama kehamilan.
150. Amniotome : instrument untuk memecahkan selaput amnion.
151. Amniotomy : ruptur artifisial selaput amnion untuk menginduksi
atau memicu persalinan.
152. Amoeba : protozoa.
153. Amoebiasis : infestasi usus besar oleh protozoa.
154. Amoebicida : preparat yang membunuh amuba.
155. Amoeboid : menyerupai amuba dalam bentuk atau gerakan.
156. Amoeboma : tumor didaerah sekum atau rectum yang disebabkan
oleh Entamoeba histolytca.
157. Amorphous adj tidak memiliki bentuk yang teratur.
158. Amphetamine : preparat simpatomimetik yang merupakan
stimulant SSP yang kuat.
159. Ampoule : botol kecil dari gelas atau plastik yang disegel dan
berisikan obat steril dengan dosis tunggal.
160. Ampulla : setiap pelebaran mirip botol labu.
161. Amputation : operasi pengangkatan bagian tambahan.
162. Amputee : orang yang sudah menjalani amputasi.
163. Amylase : enzim yang mengubah pati menjadi gula.
164. Amyloidosis : pembentukan dan penimbunan amiloid dalam setiap
organ, khususnya hepar serta ginjal.
165. Amylolysis : proses pencernaan pati.
166. Amylopsin : enzim pankreas yang dalam media alkali akan
mengubah pati tak larut menjadi maltosa yang dapat larut.
167. Anabolism : rangkaian reaksi kimia dalam tubuh hidup yang
memerlukan energi untuk mengubah zat-zat sederhana menjadi zat-zat
yang kompleks.
168. Anacidity : insufisiensi keasaman normal.
169. Anacrotism : osilasi kurva asending pada hasil tracing pulsus
sfigmografik yang terlihat pada stenosis aorta.
170. Anaemia : defisiensi hemoglobin dalam darah yang disebabkan
oleh kekurangan sel darah merah dan/atau kandungan hemoglobinnya.
171. Anaerobe : mikroorganisme yang tidak akan tumbuh dengan
adanya oksigen molecular.
172. Anarobic respiration terjadi kalau oksigen yang tersedia bagi
janin terbatas sehingga menyebabkan pembentukan asam laktat serta
piruvat dan penurunan nilai pH darah janin.
173. Anaesthesia : kehilangan sensasi.
174. Anaesthesiology : ilmu pengetahuan yang mempelajari anesthesia,
pelaksanaan dan efeknya.
175. Anaesthetic : tidak peka terhadap rangsangan.
176. Anaesthetist : orang yang secara medis memiliki kualifikasi untuk
memberikan obat-obat anestetik.
177. Anal adj berkenaan dengan anus.
178. Analgesia : kehilangan rasa sakit tanpa kehilangan penginderaan
taktil.
179. Analgesic : obat yang meredakan nyeri.
180. Analogous : mempunyai fungsi yang serupa tetapi asalnya
berbeda.
181. Analysis : istilah yang dipakai dalam ilmu kimia untuk
menggambarkan penentuan komposisi suatu zat kimia.
182. Anaphylatic reaction : reaksi merugikan akibat pelepasan unsur-
unsur pembentuk sel inflamasi akut, yang umumnya disebabkan oleh
pengikatan antigen dengan IgE pada sel-sel mast dan basofil.
183. Anaphylactoid adj berkenaan atau menyerupai anafilaksis.
184. Anaphylaxis : (syn anaphylactic shock, serum sickness) suatu
keadaan hipersensitivitas tubuh terhadap protein asing (mis. serum kuda)
sehingga penyuntikan yang kedua kalinya setelah waktu 10 hari akan
menimbulkan reaksi akut yang dapat menyebabkan kematian.
185. Anaplasia : keadaan hilangnya ciri-ciri khas suatu sel yang
menyertai aktivitas proliverasi, seperti terlihat pada kanker.
186. Anarthria : suatu bentuk disartria yang berat.
187. Anasarca : infiltrasi serosa pada jaringan seluler dan rongga
serosa; edema menyeluruh.
188. Anastomosis : interkoneksi antar cabang-cabang dua atau lebih
arteri atau vena.
189. Anatomical position : untuk tujuan deskripsi yang akurat bidang
anterior adalah tubuh tegak manghadap kedepan, tangan disamping
dengan telapak tangan menghadap kedepan.
190. Anatomy : ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur tubuh
denagn cara diseksi.
191. Androgens npl hormon yang disekresi oleh testis dan korteks
adrenal, atau substansi sintetik yang mengendalikan pembentukan protein
serta cirri-ciri seks sekunder pria.
192. Anencephaly : keadaan tidak adanya otak.
193. Aneurysm : dilatasi pembuluh darah, biasanya arteri, yang terjadi
akibat kelemahan dinding pembuluh darah karena defek, penyakit atau
cedera, sehingga terbentuk tonjolan yang berdenyut pada tonjolan tersebut
bisa terdengar murmur.
194. Angiectasis : dilatasi abnormal pembuluh darah.
195. Anggitis : inflamasi pembuluh darah atau limfe.
196. Angina : perasaan tercekik atau konsrtiksi.
197. Angioblast : pembentukan jaringan yang paling awal dan dari
jaringan ini terbentuk pembuluh darah.
198. Angiocardiography : pemeriksaan untuk melihat rongga jantung
dan pembuluh darah setelah penyuntikan media kontraks.
199. Angiofibroma : tumor benigna yang timbul dari nasofaring dan
paling sering ditemukan pada anak laki-laki usia belasan (teenage).
200. Angiogenesis : vaskularisasi.
201. Angiography : pemeriksaan untuk melihat pembuluh (arteri, vena
dan limfe) setelah penyuntikan media kontras.
202. Angiology : ilmu pengetahuan yang mempelajari pembuluh darah
dan limfe.
203. Angiooedema : (syn angioneuroticoedema) suatu bentuk urticaria
yang berat, yang dapat meliputi kulit muka, tangan atau genitalia dan
membrane mukosa mulut serta tenggorok.
204. Angioplasty : pembedahan rekonstruksi pembuluh darah.
205. Angiosarcoma : tumor malignan yang timbul dari pembuluh
darah.
206. Angiospasm : spasme pembuluh darah yang menimbulkan
vasokonstriksi.
207. Angiotensin : substansi inaktif yang dibentuk oleh kerja renin
pada suatu protein dalam plasma darah.
208. Anhidrosis : defisiensi sekresi keringat.
209. Anhidrotics : setiap preparat yang mengurangi perspirasi.
210. Anhidrous adj tanpa air sama sekali, kering.
211. Anirida : kekurangan atau defek pada iris ; biasanya congenital.
212. Anisocoria : diameter kedua pupil yang sama.
213. Anisocytosis : keragaman dalam ukuran sel-sel darah merah.
214. Anisomelia : keadaan dimana panjang anggota gerak tidak sama.
215. Anisometropia : perbedaan refraksi pada kedua mata.
216. Ankylosis : kekakuan atau fiksasi sendi sebagai akibat penyakit.
217. Annular adj berbentuk cincin.
218. Anogenital adj berkenaan dengan anus dan regio genital.
219. Anomaly : keadaan yang tidak biasa atau yang berbeda dengan
keadaan normal.
220. Anomia : kesulitan menemukan kata yang terjadi pada banyak
pasien afasia.
221. Anomie : istilah sosiologis yang diberikan kepada seseorang yang
hidup sendirian karena dia tidak bisa berhubungan dengan orang lain dan
sebagai akibatnya, tidak dikenal lagi.
222. Anonychia : tidak adanya kuku.
223. Anopheles : genus nyamuk.
224. Anophthalmos : kelainan kongenital tidak adanya bola mata yang
sejati.
225. Anoplasty : operasi plastik untuk rekonstruksi anus.
226. Anorchism : kelainan kongenital tidak adanya salah satu atau
kedua testis.
227. Anorectal adj berkenaan dengan anus dan rektum.
228. Anorexia : kehilangan atau kerusakan selera terhadap makanan.
229. Anovular : tidak ada ovulasi.
230. Anoxia : secara harafiah, artinya tidak terdapatnya oksigen dalam
jaringan.
231. Antacid : substansi yang menetralkan atau melawan asiditas.
232. Antagonism : opposisi aktif; ciri khas beberapa obat; misalnya,
naloxon merupakan preparat antagonis yang bekerja melawan dan
membalikkan semua efek yang ditimbulkan oleh preparat analgesik
narkotik.
233. Anteflexion : penekukan suatu organ kedepan; umumnya dipakai
untuk menunjukkan posisi uterus.
234. Antepartum adj sebelum lahir. Lebih sering dipakai untuk periode
3 bulan sebelum persalinan aterm.
235. Anterior adj didepan; pada permukaan depan.
236. Anterograde adj maju atau bergerak kedepan.
237. Antervesion : pengangkatan normal kedepan atau pergeseran
kedepan.
238. Anthelmintic adj setiap obat untuk menghancurkan atau
membasmi cacing usus.
239. Antharacosis : penumpukan karbon dalam paru-paru yang
disebabkan oleh inhalasi debu batubara; dapat menyebabkan reaksi
fibrotik.
240. Anthrax : suatu penyakit menular pada hewan ternak (sapi), yang
dapat ditularkan kepada manusia melalui inokulasi, inhalasi dan konsumsi
yang masing-masing akan menyebabkan pustule malignan, penyakit
woolsorter's dan anthrax gastrointestinal.
241. Anthropoid adj menyerupai manusia.
242. Anthropology : ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia.
243. Anthropometry: pengukuran tubuh manusia dan bagian-
bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan menentukan norma-
norma untuk jenis kelamin, usia, berat badan, suku bangsa, dll.
244. Antiadrenergic adj menetralkan atau mengurangi efek impuls
yang dihasilkan oleh serabut postganglion adrenergic pada system saraf
simpatik.
245. Antialdosterone : setiap substansi yang bekerja sebagai antagonis
aldesteron.
246. Antiallergic adj mencegah atau mengurangi alergi.
247. Antiarrhythmic adj menjelaskan tentang obat-obat dan
pengobatan yang digunakan pada pelbagai bentuk kelainan irama jantung.
248. Antibacterial : menggambarkan setiap preparat yang
menghancurkan bacteria atau menghambat pertumbuhannya.
249. Antibiosis : ikatan antar organisme yang berbahaya terhadap salah
satu diantaranya.
250. Antibiotics npl substansi antibacterial yang berasal dari jamur dan
bacteria seperti misalnya penisilin.
251. Anticholinergic adj bersifat menghambat kerja saraf kolinergik
dengan mempengaruhi kerja asetikolin.
252. Anticholinesterase : enzim yang menghancurkan/menetralkan
enzim kolinesterase sehingga memudahkan asetikolin untuk berkumpul
pada ujung-ujung saraf (nerve endings) yang memungkinkan
pelangsungan kembali kontraksi otot yang normal.
253. Anticoagulant : suatu preparat yang mencegah atau
memperlambat pembekuan darah.
254. Anticonvulsant : suatu preparat yang mengakhiri konvulsi atau
mencegah konvulsi.
255. Antidepressants : obat –obat untuk meringankan depresi.
256. Antidiabetic adj secara harafiah, berarti 'melawan diabetes'.
257. Antidephtheritic adj melawan difteri.
258. Antidiuretic adj mengurangi volume urine.
259. Antidote : ramuan (obat) yang melawan atau menetralkan kerja
racun.
260. Antiembolic adj melawan embolism.
261. Antiemetic adj melawan emesis.
262. Antienzyme : suatu substansi yang mempunyai kerja inhibisi yang
spesifik terhadap enzim.
263. Antiepileptic adj menggambarkan obat-obatan yang mengurangi
frekuensi serangan epilepsy.
264. Antifebrile adj istilah ini dipakai untuk menggambarkan obat-obat
yang mengurangi dan meredakan demam.
265. Antifibrinolytic adj istilah ini dipakai untuk menggambarkan
setiap preparat yang mencegah fibrinolisis.
266. Antifungal adj istilah ini dipakai untuk menggambarkan setiap
preparat yang menghancurkan jamur.
267. Antigen : setiap substansi yang dalam kondisi yang tepat, dapat
menimbulkan respons imun yang spesifik dan bereaksi dengan produk
respons tersebut; yaitu, dengan antibody spesifik atau terutama dengan
limfosit-T sensitive, atau dengan keduanya.
268. Antihaemophilic factor (AHP) faktor VIII yang terlibat dalam
pembekuan darah dan defisiensi factor ini akan menimbulkan penyakit
hemofilia (klasik atau tipe A)
269. Antihaemorrhagic adj menggambarkan setiap preparat yang
mencegah perdarahan; digunakan untuk mengambarkan vitamin K.
270. Antihistamines npl obat-obat yang supresi beberapa efek
histamine yang dilepaskan.
271. Antihypertensive adj menggambarkan setiap preparat yang dapat
menurunkan tekanan darah tinggi.
272. Antiinfective adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah
infeksi; dipakai untuk menjelas vitamin A.
273. Antiinflammatory adj cenderung mengurangi atau mencegah
inflamasi.
274. Antilymphocyte globulin : immunoglobulin yang mengandung
antibody terhadap antigen membrane limfosit sehingga terjadi inaktivasi
atau lisis limfosit dan dengan demikian menurunkan respons imun.
275. Antilympocyte serum (ALS) : serum yang mengandung antibody
yang mengikat limfosit dan menghambat fungsinya.
276. Antimalarial adj melawan malaria.
277. Antimetabolite : suatu senyawa yang hampir serupa dengan zat-
zat kimia yang diperlukan sel untuk membentuk nucleoprotein sel.
278. Antimicrobial adj melawan mikroba.
279. Antimitotic adj pencegahan reproduksi sel melalui mitosis.
280. Antimutagen : substansi yang menghilangkan kerja suatu
mutagen.
281. Antimycotic adj menggambarkan setiap preparat yang
menghancurkan jamur.
282. Antineoplastic adj menggambarkan setiap substansi atau prosedur
yang bekerja terhadap neoplasma.
283. Antineuritic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah
neuritis.
284. Antioxidant adj menggambarkan setiap substansi yang
menghambat proses oksidasi.
285. Antiparasitic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah
atau menghancurkan parasit.
286. Antiparkinson(ism) drugs npl nama yang dipakai untuk obat-obat
tranquilizen mayor seperti golongan fenotiazin.
287. Antiperiodic : preparat yang mencegah timbulnya penyakit secara
periodic.
288. Antiperistalsis : pembalikan gerakan peristaltic normal.
289. Antiprothrombin : menghentikan pembekuan darah dengan
mencegah konvensi prothrombin menjadi trombin Antikoagulan.
290. Antipruritic adj istilah ini menggambarkan setiap preparat yang
meringankan atau mencegah rasa gatal.
291. Antipsyichotic adj secara harafiah, artinya melawan psikosis dan
menggambarkan obat-obat yang juga dikenal sebagai preparat neuroleptik
atau tranquilizer mayor dalam pengobatan psikosis dan
ECT/electroconvulsive therapy.
292. Antipyretic adj menggambarkan setiap preparat yang
meringankan atau mengurangi gejala demam/panas.
293. Antirabic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah
atau menyembuhkan penyakit rabies.
294. Antireflux adj melawan aliran balik.
295. Antirheumatic adj setiap preparat yang mencegah atau
mengurangi gejala rematik (rematisme).
296. Antischistosomal adj menggambarkan setiap preparat yang
bekerja melawan Schistoma.
297. Antisepsis : pencegahan infeksi jaringan atau permukaan tubuh
dengan pemakaian zat-zat kimia bukan antibiotic (antiseptic).
298. Antiseptics npl obat-oat bukan antibiotic yang menghancurkan
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
299. Antiserotonin : substansi yang menetralkan atau mengurangi efek
serotonin.
300. Antiserum : substansi yang dibuat dari darah hewan yang sudah
diimunisasi oleh antigen.
301. Antisialagogue : substansi yang menhambat salivasi.
302. Antisocial adj melawan masyarakat.
303. Antispasmodic adj menggambarkan setiap tindakan yang dipakai
untuk meredakan spasme pada otot.
304. Antistatic adj mencegah penumpukan muatan listrik statis.
305. Antistreptolysin adj melawan streptolisin.
306. Antisyphilitic adj menggambarkan setiap tindakan yang dilakukan
untuk menerangi.
307. Antithrombin III : suatu protease yang merupakan inhibitor
koagulasi dan disintesis dalam hepar.
308. Antithrombotic adj menggambarkan setiap tindakan untuk
mencegah atau menyembuhkan thrombosis.
309. Antithymocyte globulin (ATG) immunoglobin yang berikatan
dengan antigen pada sel-sel limfosit timus dan menghambat respons imun
limfosit dependen.
310. Antithyroid : setiap preparat yang dipakai untuk menurunkan
aktivitas kelenjar tiroid.
311. Antitoxin : suatu antibody yang bisa menetralkan toxin tertentu.
312. Antitreponemal adj menggambarkan setiap tindakan untuk
melawan infeksi oleh Treponema.
313. Antitumour adj melawan pembentukan tumor, preparat yang
menghambat pertumbuhan tumor.
314. Antitussive adj menggambarkan setiap tindakan untuk menekan
batuk.
315. Antiviral adj bekerja melawan virus.
316. Antrectomy : eksisi antrum pilorikum lambung untuk mengangkat
sumber hormone gastrin dalam pengobatan ulkus duodeni.
317. Antrochoanal polyp : polip nasal yang timbul dari
antrummaksilaris dan ditemukan dalam nasofaring.
318. Antrooral adj berkenaan dengan antrum maksilaris dan mulut.
319. Antrostomy : tindakan artifisial membuka antrum Highmore
(sinus maksilaris) dari rongga hidung dengan tujuan untuk drainase.
320. Antrum : suatu rongga atau kavitas khususnya dalam tulang.
321. Anuria : kedaan tidak adanya sekresi urine oleh ginjal.
322. Anus : bagian akhir saluran cerna, pada ujung paling akhir rectum.
323. Anxiety : suatu reaksi yang normal terhadap stress atau ancaman.
324. Anxiolytics npl preparat yang mengurangi ansietas.
325. Aorta : pembuluh arteri besar yang berasal dari ventrikel kiri
jantung.
326. Aortic adj berkenaan dengan aorta.
327. Aortitis : inflamasi pada aorta.
328. Aortography : pemeriksaan untuk melihat aorta setelah
penyuntikan media kontras yang bisa dilakukan lewat kateter yang
dimasukkan disepanjang arteri femoralis atau brakialis atau lewat
penyuntikan translumbar langsung.
329. Apathy : 1. keadaan apatis atau tak acuh dan berkurangnya
aktivitas abnormal.
330. Aperistalsis : tidak adanya gerakan peristaltic dalam usus.
331. Apex : bagian tersempit setiap benda atau organ yang berbentuk
kerucut, misalnya ujung akar gigi.
332. Apgar score : suatu ukuran yang dipakai untuk mengevaluasi
keadaan umum bayi baru lahir.
333. Aphagia : ketidakmampuan menelan.
334. Aphakia : tidak adanya lensa kristalina.
335. Aphasia : kelainan berbahasa yang terjadi kerusakan otak dan
terutama disebabkan oleh gangguan pada system linguistic otak.
336. Apheresis : proses mengambil darah dari seorang donor dan
memasukkannya kedalam separator sel darah yang akan mengumpulkan
komponen yang diperlukan, yaitu plasma (plasmapheresis) atau trombosit
(plateletpheresis).
337. Aphonia : keadaan hilangnya suara.
338. Aphrodisiac : suatu preparat yang merangsang gairah seksual.
339. Apicectomy : eksisi apeks akar gigi.
340. Aplasia : perkembangan jaringan yang tidak lengkap.
341. Apnoea : keadaan berhentinya pernapasan, seperti yang terlihat
pada respirasi Cheyne-Stokes.
342. Apodia : kelainan congenital tidak adanya kaki.
343. Aponeurosis : lembaran jaringan mirip tendon yang lebar serta
mengkilap untuk membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan
yang lainnya dan juga dengan bagian yang digerakkan oleh otot tersebut.
344. Aponeurositis : inflamasi aponeurosis.
345. Apophysis : tonjolan atau tuberositas atau pertumbuhan yang
berlebih.
346. Apoplexy : keadaan yang lebih sering disebut dengan istilah
cerebrovascular accident atau stroke.
347. Appendix : lampiran atau tambahan (appendage).
348. Applicator : instrument untuk memberikan obat secara lokal.
349. Apposition : tindakan mendekatkan atau menyatukan dua
permukaan atau dua tepi.
350. Apraxia : kelainan, akibat kerusakan otak, pada kemampuan
mengendalikan gerakan motorik.
351. Aptitude : kemampuan dan kemudahan yang terdapat secara alami
untuk melaksanakan berbagai tugas, entah mental atau fisik.
352. Apyrexia : keadaan tanpa demam.
353. Arachnodactyly : kelainan congenital yang menyebabkan jari-jari
tangan berbentuk laba-laba (spider finger).
354. Arborization : susunan yang menyerupai percabangan pohon.
355. Areola : daerah berpigmen disekeliling puting susu.
356. Arginase : suatu enzim yang ditemukan dalam hepar, ginjal dan
lien.
357. Arginine : salah satu asam amino esensial.
358. Argininosuccinuria : terdapatnya arginin dan asam suksinat dalam
urine.
359. Argon : gas lengai yang langka dan dipakai dalam pengukuran.
360. Ariboflavinosis : keadaan defisiensi yang disebabkan oleh
kekurangan riboflavine dan anggota vitamin B kompleks yang lain.
361. Aromatherapy : suatu terapi komplementer yang melibatkan
penggunaan berbagai macam aroma dari minyak esensial.
362. Arrhytmia : setiap penyimpangan dari irama jantung yang normal.
363. Arsenic : suatu logam yang dalam bentuk tertentu merupakan
toksin yang poten dengan menimbulkan keluhan malaise, anemia, gejala
gastrointestinal dan saraf.
364. Artefact : setiap produk artificial yang terjadi akibat faktor kimia
atau fisik; perubahan nonalami yang terjadi dalam suatu strukur atau
jaringan.
365. Arteriography : pemeriksaan untuk melihat system arterial
sesudah penyuntikan media kontras.
366. Arteriole : arteri kecil yang menghubungkan arteri dengan kapiler.
367. Arteriopathy : penyakit pada arteri.
368. Arterioplasty : bedah plastic yang diterapkan pada pembuluh
arteri.
369. Arteriosclerosis : perubahan degeneratif arteri yang menyertai
pertambahan usia.
370. Arteriotomy : insisi arteri atau fungsi arteri dengan jarum.
371. Arteritis : penyakit inflamasi yang mengenai tunikamedia
pembuluh arteri.
372. Artery : pembuluh yang membawa darah dari jantung keberbagai
jaringan.
373. Arthritis : inflamasi satu sendi atau lebih yang tampak
membengkak, terasa hangat, nyeri dan gerakan yang terbatas.
374. Arthrodesis : sendi yang dibuat kaku dengan pembedahan.
375. Artrography : pemeriksaan radiografik untuk menentukan struktur
internal suatu sendi yang garis bentuknya diperlihatkan oleh media kontras
yang bisa berupa gas, cairan atau keduanya.
376. Arthrology : ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur serta
fungsi sendi, penyakit dan pengobatannya.
377. Arthrophaty : setiap penyakit sendi.
378. Arthroscope : instrument yang dipakai untuk melihat bagian
dalam rongga sendi.
379. Arthroscopy : tindakan memvisualisasikan interior rongga sendi
dengan memasukkan alat optik.
380. Arthrosis : degenerasi pada sendi.
381. Arthrotomy : insisi kedalam sendi.
382. Asbestos : bahan mineral berserat yang tidak menghantarkan panas
dan tidak dapat terbakar.
383. Asbestosis : suatu bentuk pneumoconiosis akibat inhalasi debu dan
serat asbestos.
384. Ascariasis : infestasi cacing ascarides.
385. Ascaricide : substansi atau zat yang letal terhadap ascarides.
386. Ascarides : cacing nematoda dari famili Ascaridae yang
kedalamnya termasuk pula cacing gelang.
387. Asepsis : keadaan tanpa mikroorganisme patogen yang hidup.
388. Asparaginase : enzim yang dipakai dalam farmakologi untuk
mengobati kanker.
389. Aspergillosis : infeksi oportunis, terutama pada paru-paru, yang
disebabkan oleh spesies Aspergillus.
390. Aspergillus : spesies jamur lingkungan yang menghasilkan spora.
391. Aspermia : keadaan tidak adanya sekresi atau pengeluaran semen.
392. Asphyxia : keadaan tidak bisa bernapas; berhentinya pernapasan.
393. Aspirator : alat untuk menghasilkan tekanan negative guna
mengisap cairan dari dalam rongga.
394. Aspirin : preparat analgesic yang efektif untuk mengatasi
gangguan nyeri ringan, seperti sakit kepala, sakit gigi atau keseleo otot.
395. Assimilation : proses penyerapan dan pemanfaatan oleh jaringan
tubuh terhadap bahan makanan yang sudah dicerna dalam usus.
396. Association : istilah yang dipakai dalam psikologi.
397. Astereognosis : kehilangan kemampuan untuk mengenali bentuk
dan konsistensi berbagai objek.
398. Asthenia : berkurangnya kekuatan; kelemahan, debilitas.
399. Astrocytoma : tumor jaringan glia otak dan medula spenalis yang
tumbuh lambat.
400. Asymmetry : berkurangnya persamaan bentuk organ atau bagian
tubuh pada setiap sisinya.
401. Atavism : munculnya kembali trait herediter yang telah hilang
pada satu generasi atau lebih.
402. Atelectasis : sejumlah alveoli paru tidak mengandung udara akibat
kegagalan ekspansi (atelektasis congenital) atau kegagalan resorpsi udara
dari alveoli (collapse).
403. Atheroma : pengendapan bercak kuning keras bahan lipoid dalam
tunika intima arteri.
404. Atherosclerosis : ateroma dan arteriosclerosis yang terdapat
bersama.
405. Athetosis : suatu keadaan yang ditandai oleh gerakan tangan serta
kaki yang tidak bertujuan dan keadaan ini umumnya disebabkan oleh suatu
lesi dalam otak.
406. Atom : partikel terkecil dari sebuah elemen yang dapat berdiri
sendiri atau bergabung dengan satu atom atau lebih dari elemen yang sama
atau yang lain.
407. Atresia : imperforasi atau tertutupnya suatu lubang tubuh, duktus
atau kanalis yang normal.
408. Atrium : rongga, tempat masuk atau lewat.
409. Atrophy : pelisutan, pengecilan, emasiasi, berkurangnya ukuran
dan fumsi satu organ/bagian tubuh.
410. Atropine : zat alkaloid utama dalam belladonna.
411. Attenuation : proses untuk memicu mikroorganisme pathogen
agar mengembangkan atau memperlihatkan karakteristik yang tidak begiti
virulen.
412. Attrition : erosi permukaan occlusal (oklusal) gigi akibat
pemakaian.
413. Audiogram : rekaman visual ketajaman pendengaran yang diuji
dengan alat audiometer.
414. Audiology : ilmu pengetahuan tentang pendengaran.
415. Aura : peringatan; perasaan aneh atau peringatan akan terjadinya
suatu serangan, seperti pada epilepsy.
416. Auricle : 1 pinna telinga luar; daun telinga. 2 organ tambahan pada
atrium jantung.
417. Auriscope : instrument untuk memeriksa telinga yang biasanya
menggunakan pembesaran dan penerangan (magnifikasi dan iluminasi).
418. Auscultation : suatu metode untuk mendengarkan suara tubuh,
khususnya suara jantung, paru dan sirkulasi fetal dengan tujuan diagnostic.
419. Autism : suatu keadaan dimana seseorang asyik dengan dirinya
sendiri.
420. Autoagglutination : penggumpalan sel-sel darah merah tubuh
sendiri yang disebabkan oleh autoantibody; keadaan ini terjadi pada
anemia hemolitik akuisita, yaitu suatu penyakit autoimun.
421. Autoantibody : suatu antibody yang dapat mengikat unsur-unsur
normal dalam tubuh, seperti DNA, sel-sel otot polos dan sel-sel parietal.
422. Autoantigen : antigen dalam jaringan normal yang dapat mengikat
autoantibody.
423. Autoclave : 1 suatu alat untuk sterilisasi uap bertekanan tinggi.
424. Autodigestion : proses pencernaan jaringan tubuh sendiri didalam
tubuh yang hidup.
425. Autoeroticism : pemuasan sendiri naluri seksual.
426. Autograft : jaringan ditandur dari bagian tubuh yang satu kebagian
tubuh lain pada orang yang sama.
427. Autoimmunization : proses yang mengarah pada penyakit
autoimun.
428. Autointoxication : peracunan akibat produk metabolic yang salah
atau yang berlebihan, yang terbentuk dari dalam tubuh sendiri.
429. Autolysis : autodigestion yang terjadi jika enzim-enzim digestif
merembes kedalam jaringan sekitarnya.
430. Automatism : prilaku teratur yang terjadi tanpa menyadarinya.
431. Autopsy : pemeriksaan mayat (cadaver) untuk tujuan diagnostic.
432. Autosome : kromosom yang bukan kromosomseks (gonosome).
433. Autosuggestion : sugesti sendiri; swasugesti; penerimaan yang
tidak kritis terhadap berbagai gagasan yang timbul dalam pikiran sendiri.
434. Autotransfusion : transfusi pada pasien yang mengalami
kehilangan darah dimana darah transfusi tersebut berasal dari pendarahan
dalam tubuh pasien sendiri, khususnya kalau pendarahan terjadi didalam
rongga perut.
435. Avidin : suatu protein dengan berat molekul tinggi yang memiliki
afinitas yang tinggi terhadap biotin sehingga dapat mengganggu
penyerapan biotin.
436. Avidity : suatu ukuran yang kurang tepat untuk mengukur
kekuatan pengikatan antigen-antibodi berdasarkan kecepatan pembentukan
kompleks tersebut.
437. Avulsion : terobeknya secara paksa suatu organ atau bagian tubuh,
seperti terobeknya ekstremitas, saraf atau polip.
438. Azospermia : ketidaksuburan pria akibat tidak diproduksinya
sperma.
439. Azoturia : ekskresi urea secara patologis kedalam urine.
B
440. Bacilluria : adanya baksil didalam urine.
441. Bacillus : genus bakteri yang terdiri atas sel-sel aerob.
442. Bacitracin : antibiotik yang digunakan untuk pemakaian luar pada
berbagai keadaan yang resisten terhadap bentuk-bentuk pengobatan
lainnya.
443. Backache : istilah ini menyatakan nyeri yang kronis dengan
intensitas yang rendah (pegal-pegal) dan biasanya terdapat pada punggung
bawah.
444. Bacteraemia : terdapatnya bekteri didalam darah.
445. Bactericide : setiap preparat yang membunuh atau menghancurkan
bakteria.
446. Bacterecidin : antibodi yang membunuh bacteria.
447. Bacteriologist : orang yang ahli (pakar) dalam bakteriologi.
448. Bacteriology : ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu
tentang bakteria.
449. Bacteriolysin : suatu antibodi spesifik yang terbentuk dalam darah
yang dapat menyebabkan dilusi (menghancurkan) bacteria.
450. Bacteriolysis : penghancuran dan pelarutan bakteria.
451. Bacteriophage : virus yang bersifat parasitik pada bakteria.
452. Bacteriostatis : penghentian atau penghambatan pertumbuhan
bakteria.
453. Bacteriuria : adanya bakteria dalam urine (100.000 atau lebih
mikri-organ-isme pathogen per ml).
454. Balanus : glans penis atau klitoris.
455. Ballottement : tes untuk memeriksa benda yang mengapung.
456. Bandage : potongan kain khusus untuk membalut luka atau
mengikat bagian tubuh yang cedera.
457. Barbiturism : adiksi terhadap setiap preparat barbiturat.
458. Barotrauma : cedera yang disebabkan oleh perubahan pada
tekanan atmosfer atau tekanan air.
459. Bartholinitis : inflamasi kelenjar Bartholin.
460. Bashopil : sel yang memiliki afinitas terhadap zat warna alkalis.
461. Bashopilia : peningkatan jumlah sel-sel basofil dalam darah.
462. Bearing-down : pseudonim untuk kontraksi ekspulsi pada kala
dua persalinan; mengejan.
463. Beat : denyutan atau pulpasi darah dalam jantung dan pembuluh
darah yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung.
464. Becquerel (Bq) : satuan (unit) radioaktivitas.
465. Bedbug : serangga pengisap darah yang termasuk kedalam genus
Cimex.
466. Bedfast : keharusan pasien untuk berbaring ditempat tidur selama
hampir 24 am setiap harinya.
467. Bedrest : keharusan pasien untuk berbaring ditempat tidur selama
hampir 24 jam setiap harinya dengan tujuan utama untuk meminimalkan
fungsi semua sistem organ.
468. Behaviour : respons perilaku yang dapat diamati pada diri
seseorang terhadap rangsangan internal atau eksternal.
469. Behaviourism : istilah yang digunakan dalam psikologi untuk
menyatakan cara pendekatan yang mengkaji dan menginterprestasikan
perilaku melalui observasi secara objektif terhadap prilaku itu tanpa
mengacu kepada fenomena mental subjektif yang melandasi seperti ide,
emosi dan kemauan.
470. Brachytherapy : radioterapi yang diberikan dari sumber radioaktif
yang kecil yang ditanamkan atau diletakkan didekat tumor.
471. Bradycardia : (bradikardia) frekuensi kontraksi jantungyang
lambat sehingga menghasilkan denyut nadi yang lambat.
472. Brain : ensefalon; bagian terbesar system saraf pusat.
473. Bran : (bekatul) kulit ari biji-bijian.
474. Breast : toraks bagian anterior atas (dada).
475. Breech : (bokong).
476. Bromidrosis : pengeluaran banyak keringat yang bau, khususnya
berkaitan dengan bagian kaki.
477. Bronchiectasis : dilatasi percabangan bronkus, yang kalau terjadi
secara terbatas, biasanya disebabkan oleh pneumonia atau kolaps lobus
paru pada usia kanak-kanak.
478. Bronchiole : salah satu percabangan halus bronkus yang berakhir
dalam alveoli paru atau kantong udara dalam paru.
479. Bronchiolitis : inflamasi bronchioles yang pada banyak kasus
disebabkan oleh virus respiratory syncitial dan paling sering ditemukan
pada anak-anak dalam usia 1 tahun pertama, mencapai puncaknya dalam
musim dingin.
480. Bronchitis : inflamasi bronkus. acute bronchitis sebagai kejadian
yang terpisah, biasanya merupakan infeksi primer virus sebagai
komplikasi dari penyakit selesma, influenza, batuk rejan, campak atau
rubella.
481. Bronchoconstrictor : setiap preparat yang menimbulkan
konstriksi bronkus.
482. Bronchodilator : setiap preparat yang menimbulkan dilatasi
bronkus.
483. Bronchography : pemeriksaan radiology untuk melihat
percabangan bronkus setelah dimasukkan sedikit media kontras cair.
484. Bronchomycosis : istilah umum yang dipakai untuk mencakup
berbagai infeksi jamur pada bronkus dan paru-paru.
485. Bronchopneumonia : istilah yang dipakai untuk menggambarkan
suatu bentuk pneumonia dimana daerah konsolidasi terdistribusi luas
disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris.
486. Bronchorrhoea : pengeluaran mucus yang berlebihan dari
membran mukosa bronkus.
487. Bronchoscope : endoscope yang dipakai untuk memeriksa dan
melakukan biopsi pada bagian dalam bronkus.
488. Bronchospasm : konstriksi mendadak saluran bronkus yang
disebabkan oleh kontraksi otot-otot polos involunter pada dinding
bronkus.
489. Bronchostenosis : penyempitan salah satu bronkus.
490. Brow : dahi; bagian diatas arkus supraorbita.
491. Brucella : genus bakteria yang menebabkan penyakit brucellosis
(demam bolak-balik pada manusia; penyakit abortus menular pada ternak).
492. Brucellosis : (syn. Melitensis) suatu retikulosis infektif.
493. Bruise : (syn contusion) suatu perubahan warna kulit akibat
ekstravasasi darah kedalam jaringan dibawahnya, memar; pada luka
memar tidak terdapat ekskroiasi kulit.
494. Bruxism : menggertakkan atau menggesek-gesekkan gigi secara
abnormal yang sering menimbulkan keausan atau kelemahan gigi.
495. Bubo : pembesaran kelenjar limfe, khususnya pada lipat paha.
496. Buffer : secara umum, istilah ini menyatakan campuran substansi
dalam larutan yang mampu mengikat baik ion hydrogen maupun ion
hidroksil dan mempunyai sifat resisten terhadap perubahan pH ketika
ditambahkan zat asam atau alkalis.
497. Bulimia nervosa : (syn binge-purge syndrome) makan berkali-kali
dengan jumlah yang sangat banyak dalam waktu singkat dan sesudah itu
dengan sengaja dimuntahkan kembali.
498. Bulla : lepuh besar yang yang berisi air.
499. Bunion : (syn hallux vagus) deformitas kaput os metatarsal pada
pertemuannya dengan ibu jari kaki.
500. Burn : (luka bakar) lesi jaringan akibat terbakar oleh bahan kimia,
panas kering, terutama mengenai rahang pada anak-anak.
501. Burr : pemasangan alat bor yang dipakai untuk mengebor tulang
atau gigi.
502. Bursa : kantong fibrous yang dilapisi membran sinovia dan
berisikan sedikit cairan sinovial.
503. Bursitis : inflamasi pada bursa.
504. Buttock : salah satu dari dua tonjolan otot dibagian posterior
pangkal paha (prominensa gluteus).
505. Byssinosis : bentuk pneumoconiosis yang disebabkan oleh inhalasi
debu kapas atau linen.
C
506. Cachexia : istilah yang menunjukkan keadaan gangguan
konstitusional, malnutrisi dan kesehatan umum yang jelek.
507. Cadever : mayat.
508. Cadmium : unsur logam yang terdapat dalam bijih seng dan
digunakan pada beberapa jenis industri.
509. Caecostomy : fistula yang dibuat dengan pembedahan antara
caecum dan dinding anterior abdomen, yang biasanya untuk menghasilkan
drainase dan/atau dekompresi sekum.
510. Caecum : lanjutan kolon yang buntu dan berbentuk seperti
kantong buntu didalam fosa iliaka kanan.
511. Caffeine : stimulant system saraf pusat yang terdapat dalam kopi
dan teh.
512. Calamine : larutan seng karbonat yang berwarna merah muda
dengan feri oksida.
513. Calcification : pengerasan substansi organik karena endapan
garam-garam kalsium didalamnya.
514. Calcitonin : (syn thyrocalcitonin) hormon yang dihasilkan dalam
sel-sel parafolikular tiroid atau sel-sel C.
515. Calcium : suatu unsur metal. Unsur utama yang membentuk
tulang,gigi serta darah dan merupakan unsure gizi esensial.
516. Calculus : endapan abnormal yang terutama tersusun atas zat-zat
mineral dan terbentuk dalam saluran yang mengalirkan produk sekresi,
atau dalam kantong yang berfungsi sebagai penampung produk tersebut.
517. Caliper : instrument dengan dua buah kaki yang melengkung
untuk mengukur diameter bagian tubuh yang bundar.
518. Callosity : (syn keratoma) pengerasan lokal pada kulit yang
disebabkan oleh tekanan atau gesekan.
519. Callus : kalositas, kulit yang menebal dan mengeras pada telapak
kaki.
520. Calor : panas; salah satu diantara empat tanda klasik untuk
inflamasi lokal; tanda lainnya adalah dolor, rubor, tumor.
521. Calorie : satuan panas.
522. Camphor : zat yang bersifat karminatif dan ekspektoran serta
dipakai sebagai tinctura opii yang mengandung champor obat batuk.
523. Campylobacter : bakteri Gra-negatif yang motil dan dapat
berbentuk batang yang melengkung atau spiral.
524. Canaliculus : Saluran kapiler yang halus.
525. Cancellous : menyerupai jaringan retikler, ringan dan sperti
spons ; menyerupai sarang lebah.
526. Cancer : istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan
malignan dalam setiap bagian tubuh.
527. Cancerocidal : bersifat letal untuk penyakit kanker.
528. Cancerophobia : ketakutan yang bersifat obsesif terhadap
penyakit kanker.
529. Cancrum oris : stomatis gangrenosa pada pipi yang tejadi akibat
sepsis pada gigi.
530. Candida : (syn Monila) genus jamur dimorfik.
531. Candidasis : (syn candidosis, moniliasis, thrush) penyakit yang di
sebabkan oleh infeksi speies Candida.
532. Cannula : selang berongga untuk memasukkan atau mengeluarkan
cairan dari dalam tubuh.
533. Cannulation : pemasangan kanula.
534. Canthus : sudut yang terbentuk oleh pertemuan kelopak mata.
535. Capillary : (secara harfiah, menyerupai rambut) setiap pembuluh
darah yang berdinding tipis dan membentuk bagian jalinan untuk
memudahkan pertukaran cepat antara subtansi antara cairan yang
tekandung dan jaringan dan sekitarnya
536. Capping : suatu proses untuk membuat molekul-molekul
permukaan sel beragregasi (biasanya dengan menggunakan antibodi) pada
membrane sel.
537. Capsule : membrane luar yang membungkus organ–organ tertentu,
seperti ginjal, hepar, lien dan adrenal.
538. Capsulectomy : pembedahan mengeksisi suatu kapsula.
539. Capsulitis : inflamasi kapsula.
540. Capsulotomy : insisi kapsula,yang biasanya mengacu pada
kapsula yang membungkus lensa kristalina mata.
541. Captopril : suatu obat yang menghambat ACE ( angio-tensin-
converting enzyme) dan dengan demikan mencegah pembentukan
angiotensin II yang aktif.
542. Carbaminohaemoglobin : senyawa yang tebentuk antara karbon
dioksida dan hemoglobin.
543. Carbaryl : pestisida yang dipakai untuk pengobatan kutu rambut.
544. Carbohydrate : senyawa organic yang mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen.
545. Carbuloria : urine yang berwarna hitam atau gelap akibat ekskresi
asam karbolat, seperti yang tejadi pada keracunan asam karbolat.
546. Carbon : suatu unsure nonmetalik tetrad yang terdapat dalam
tubuh semua makhluk hidup.
547. Carboxyhaemoglobin : senyawa yang tebentuk oleh penyatuan
karbon monoksida dan hemoglobin, jenis hemoglobin ini memiliki afinitas
yang tinggi terhadap CO2 dan tidak mudah untuk melepaskannya sehingga
tidak tersedia hemoglibin yamg membawa oksigen.
548. Carboxyhaemoglobinaemia : Carboxyhaemoglobin* di dalam
darah.
549. Carboxyhaemoglobinuria : Carboxyhaemoglobin* di dalam
urine.
550. Carbuncle : suatu infalamasi akut (biasanya di sebabkan oleh
Staphylococcus) yang menyerang beberapa folikel rambut dan jaringan
subkutan di sekelilingnya sehingga terjadi deskuamasi dengan beberapa
buah sinus yang mengeluarkan secret.
551. Carcinogen : setiap subtansi atau preparat yang dapat
menimbulkan kanker.
552. Carcinogenesis : pembentukan kanker.
553. Carcinoman : pertumbuhan kanker pada jarigan epitil (mis.,
membran mukosa).
D
554. Dacry(o)adenitis : inflamasi kelenjar lakrimalis.
555. Dacryocyst : istilah lama untuk lakrimalis (kantong air mata)
556. Dacrocystectomy : eksisi pada bagian kelenjar lakrimalis.
557. Dacrocystitis : inflamasi sakus lakrimalis yang biasanya
mengakibatkan pembentukan
558. Dacryocystography : pemeriksaan radiology pada sistem aliran air
mata sesudah ke dalamnya di suntikkan bahanradioopaque.
559. Dacryocystorhinostomy : (syn operasi totis) suatu operasi untuk
membuat drainase dari sakus lakrimalis ke dalam hidung jika terdapat
okstruksi pada duktus nasolakrimalis.
560. Dacriyolith : batu dalam saluran lakrimalis.
561. Deafness n ketulian : gangguan pendengaran parsial atau total.
562. Deamination : pengeluran gugus amino dari senyawa organic
seperti asam-asam amino.
563. Debility : suatu keadaan lemah dengan penurunan tonus otot.
564. Debridement : pengangkatan benda asing dan jaringan yang
cedera atau terinfeksi dari suatu luka.
565. Decalcification : pengeluaran garam-garam mineral seperti dari
gigi pada karies dentis atau dari tulang pada kelainan metabolisme
kalsium.
566. Decannulation : pelepasan kamula, khususnya selang traekostomi.
567. Decapsulation : operasi pengangkatan kapsula suatu organ.
568. Decision making : pengambilan keputusan; dalam keperawatan,
pengambilan keputusan yang dilakukan perawat bersama-sama pasiennya
menjadi semakin nyata setelah peran serta pasien dalam perawatan
semakin di anjurkan
569. Decubitus : posisi berbaring ; pronasio.
570. Decussation : persilangan serabut saraf pada titik di luar asalnya,
seperti persilangan pada traktus optikus dan trsktus piramidalis.
571. Degeneration : kemunduran kualitas atau fungsi.
572. Deglutition : proses menelan yang sebagian volunter dan sebagian
lagi involunter.
573. Delirium : keadaan mental yang abnormal berdasarkan halusinasi
atau ilsui.
574. Demarcation : pergambaran pertemuan jaringan sakit dan jaringan
sehat yang sering di lakukan sehubungan dengan gengren.
575. Demography : ilmu pengatahuan tentang populasi.
576. Dependence : tingkat ketergantungan individu pada orang lain
untuk aktivitas kehidupan sehari-hari.
577. Dependency : ukuran tingkat asuha keperawatan yang di perlukan
seorang pasien.
578. Dermatology : ilmu pengetahuan tentang kulit manusia, struktur,
fungsi, penyakit dan pengobatannya.
579. Dermatome : alat untuk memotong lembaran kulit dengan
berbagai ketebalan biasanya untuk penanduran kulit (skin grafting).
580. Dermatosis : istilah generik untuk penyakit kulit.
581. Diabetes :suatu penyakit yang di tandai dengan keadaan polyura.
582. Diagnosis : seni atau kiat untuk menentukan sifat atau keadaan
atau penyakit.
583. Dialysate : jenis cairan yang di gunakan dalam proses dialysis.
584. Dialyser : di gunakan untuk dialysis.
585. Dialysis : pemisahan sejumlah substansi yang ada dalam larutan
dengan memanfaatkan perbedaan kemampuan berdifusi lewat membrane
berpori seperti pada ginjal artificial.
E
586. Eardrum : gendangan telinga; membrane timpani; membrane pada
ujung kanalis auditorius eksterna.
587. Ectasy istilah dalam bahasa sehari-hari yang di pakai untuk
amfetamin yang bekerja sebagai stimulan dan dapat menimbulkan
halunsinasi.
588. Ectodermosis : penyakit pada organ atu jaringan yang berasal dari
ekstordem.
589. Ecstoparasite : parasit yang hidup pada permukaan luar
hospesnya.
590. Eczema : penyakit inflamasi kulit yang di sertai dengan rasa gatal
yang hebat pada daerah yang sakit.
591. Effector : saraf motorik atau sekretorik yang berujung dalam otot,
kelenjar atau organ.
592. Effusion : ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau rongga tubuh.
593. Ego : mengacu pada keasadaran diri; menurut Freud konsep 'saya'
berhubungan dengan realitas, di pengaruhi oleh kekuatan social dan
mengontrol dorongan insting tidak sadar.
594. Ejaculation : penyemprotan semen yang mendadak dari dalam
penis yang ereksi pada saat seorang pria mengalami orgasme.
595. Element : salah satu unsur pembentuk sebuah senyawa.
596. Elliptocytosis : anemia dengan sel darah merah berbentuk oval.
597. Elixir : larutan obat yang di buat manis atau harum, sering
mengandung sedikit alcohol.
598. Emasculation : pengebirian atau kastrasi pada laki-laki.
599. Embolus : benda cair atau gelembung udara yang terbawa dalam
aliran darah.
600. Embrocation : cairan yang digunakan secara topical dengan cara
menggosokkannya.
601. Embryopathy : penyakit atau abnormalitas dalam embrio.
602. Embryotomy : mutilasi janin untuk mempermudah
pengeluarannya dari dalam rahim kalau kelahiran secara alami tidak
mungkin terjadi.
603. Emesis : muntah-muntah.
604. Emission : ejakulai atau pemancaran keluar, khususnya ejakulasi
semen involunter.
605. Emphaty : turut merasakan perasaan orang lain atau dapat
memahami perbuatan orang lain.
606. Empyema : timbunan atau kumpulan pus dalam suatu kavitas,
organ berongga atau ruangan.
607. Enamel : lapisan luar mahkota gigi yang keras dan aselular.
608. Encapsulation : pengemasan dalam kapsul.
609. Encephalitis : inflamasi otak.
610. Encephalomalacia : pelunakan otak.
611. Encopresis : pengeluaran feses secara involunter pada usia di
mana kontinensia fekal biasanya sudah tercapai.
612. Endoparasite : setiap parasit yang hidup di dalam tubuh
hospesnya.
613. Endoscope : alat untuk melihat rongga atau organ tubuh.
614. Endospore : spora bakteri yang memiliki fungsi vegetatif murni.
615. Endotoxin : produk toksik bakteri yang berkaitan dengan dinding
sel bakteri dan hanya dapat di peroleh lewat penghancuran sel bakteri
tersebut.
616. Enterolith : batu dalam intestium.
617. Enterolithiasis : keadaan tedapatnya batu dalam intetinum.
618. Enteretomy : insisi ke dalam usus halus.
619. Epidemiology : kajian ilmiah mengenai distribusi penyakit.
620. Ergosterol : provitamin yang tedapat dalam jaringan subkutan
manusia dan binatang.
621. Erutation (bersendawa) : perbuatan mengeluarkan gas dari dalam
lambung dan kemudian memaksanya keluar lewat mulut dengan
menimbulkan suara berisik
F
622. Facet : permukaan sebuah tulang atau kalkulus yang kecil, rata dan
datar.
623. Facies : penampilan wajah, terutama di pakai pada penderita sifilis
congenital dengan saddle nose ( hidung yang melesak seperti pelana), alis
dan dagu yang menonjol.
624. Fahrenheit : skala termometrik; titik beku air terjadi pada 32o
dan
titik didihnya 202o.
625. Falx : srtuktur berbentuk sabit.
626. Fasciculation : getaran otot yang terlihat pada palpebra superior
dan inferior.
627. Fascia : selubung jaringan ikat yang terdiri atas jaringan fibrosa
dan lemak yang menyatukan kulit dengan jaringan di bawahnya.
628. Faciculus : berkas yang kecil, seperti berkas otot atau saraf.
629. Fastigium : titik suhu tertinggi pada demam ; periode
perkembangan sempurna suatu penyakit.
630. Fat : senyawa gliserol dengan asam-asam lemak yang bisa berasal
dari hewan atau tanaman dan dapat bersifat padat atau cair.
631. Fatigue : keluhan mudah lelah.
632. Fauces : ostium dari mulut ke dalam faring, yang di batasi oleh
palatum mole di sebelah atas, lidah di sebelah bawah.
633. Favus : tipe penyakit jamur yang di sebabkan oleh Trichophyton
schoenleini.
634. Fetishism : suatu keadaan dimana benda tertentu di jadikan objek
yang di kagumi secara irasioanal atau di cintai secara emosional.
635. Fetor : bau busuk atau menyengat. Fetor oris halitosis, bau napas
yang busuk.
636. Fetoscopy : pemeriksaan visual langsung terhadap janin dengan
menggunakan endoskop serat-optik yang sesuai.
637. Fetus : istilah yang di pakai secara internasional.
638. Fever : kenaikan suhu tubuh di atas suhu normal.
639. Fibre : serat, srtuktur mirip benang.
640. Fibril : komponen filament dari suatu serat; serat halus.
641. Fibrin : matrik tempat terbentuknya bekuan darah.
642. Filaria : genus cacing mirip benang yang bersifat parasitic dan
terutama di temukan di kawasan tropis serta subtropis.
643. Filariasis : infestasi oleh Filaria .
644. Filaricide : preparat yang menghancurkan Filaria.
645. Filipuncture : penusukan semacam benang kawat ke dalam
aneurisma untuk menghasilkan koagulasi darah yang ada di dalamnya.
646. Fission : metode reproduksi yang lazim di jumpai pada bakteri dan
protozoa.
647. Floaters : benda-benda melayang dalam humor vitreus (mata)
yang terlihat oleh pasien sendiri.
648. Flooding : istilah yang populer untuk menyatakan perdarahan yang
berlebihan dari dalam uterus.
649. Fomite : setiap benda yang pernah tercemar oleh infeksi dan dapat
menyebarkan infeksi tersebut.
650. Fontanelle : fontanel, ubun-ubun; celah berselaput yang terletak di
antara tulang-tulang kranium.
651. Fossa : depresi, cekungan ,=atau lekukan fossae.
652. Fourchette : lipatan membran yang menghubungkan kedua ujung
posterior labia minora.
G
653. Gag : intrumen yang di letakkan di antar dua baris gigi agar mulut
tetap terbuka.
654. Gait : cara atau gaya berjalan.
655. Galactagogue : galatogogum; preparat untuk memicu atau
meningkatkan sekresi ASI.
656. Galactocele : kisat yang mengandung ASI atau cairan yang
menyerupai ASI.
657. Galactorrhoe : sekresi ASI yang berlebihan.
658. Galactose : monosakarida yang di temukan bersama glukosa
dalam laktosa atau gula susu.
659. Gallipot : botol kecil untuk tempat lotion.
660. Galvanometer : instrument untuk mengukur arus listrik.
661. Gamete : sel reproduktif jantan.
662. Gangrene : kematian bagian dari jaringan tubuh.
663. Gas : salah satu dari ketiga bentuk zat; dua lainya dalah zat padat
dan zat cair.
664. Gastralgia : nyeri dalam lambung.
665. Gastritis : inflamasi lambung, khususnya lapisan selaput
lendirnya.
666. Gastropexy : operasi fiksasi lambung yang bergeser.
667. Gastrophrenic : berkenaan dengan lambung dan diafragma.
668. Gastroplasty : operasi plastic pada lambung.
669. Gastroptosis : pergeseran lambung ke bawah.
670. Gastrula : stadium sesudah blastula* dalam perekembangan
embrio.
671. Gene : gen,; unit spesifik, terletak dalam lokus spesifik dari
kromosom yang spesifik.
672. Genetics : ilmu pengetahuan tentang hereditas dan variasi, yaitu
kajian bahan genetic, tranmisinya dan perubahannya.
673. Genotype : informasi total genetic yang dikode dalam kromosom
seseorang.
674. Genu : lutut.
675. Genus : ranking klasifikasi antara famili (yang lebih tinggi) dan
spesies (yang lebih rendah).
676. Geophegia : kebiasaan memakan tanah atau lempung.
677. Geriatrician : dokter yang mempunyai keahlian tentang lansia dan
berbagai penyakitnya.
678. Germicide : preparat yang membunuh kuman.
679. Geronotology : ilmu tentang proses penuaan.
680. Gigantism : sutu keadaan abnormal yang di tandai oleh
pertumbuhan dan tinggi yang berlebihan.
H
681. Habilitation : cara-cara untuk membimbing seorang anak agar
secara bertahap menuju kepada tingkat kemandirian fisik, psikologis serta
social yang maksimal yang ia mampu.
682. Habit : kebiasaan; perilaku yang di pelajari yang memiliki
probabilitas relative tinggi untuk terjadi kembali ketika bereaksi terhadap
suatu situasi atau stimulus tertentu.
683. Habituation : istilah untuk menggambarkan penurunan respons
terhadap suatu stimulus kalau stimulus tersebut sudah dianggap biasa
karren bterjadi berkali-kali.
684. Haem : bagian yang membawa pigmen dari bagian haemoglobin.
685. Haemangioma : malfomasi pembuluh darah yang dapat terjadi
pada setiap bagian tubuh.
686. Haematemesis : muntah darah, yang bisa berwarna merah terang
jika baru saja tertelan.
687. Haematin : unsur hemoglobin yang mengandung unsur besi.
688. Haematinic : setiap subtansi yang di perlukan untuk memproduksi
sel darah merah dan unsur-unsur pembentukannnya.
689. Haemtocole : benjolan yang berisi darah.
690. Haemtocolpos : darah yang tertahan di dalam vagina.
691. Haematocrit : volume sel darah merah di dalam darah, dinyatakan
sebagai persentase dari total volume darah.
692. Haematology : ilum pengetahuan yang mempelajari pembentukan,
komposisi, fungsi dan berbagai penyakit darah.
693. Haematometra : penimbunan darah (atau cairan menstruasi)
dalam uterus.
694. Haematosalpinx : (syn haemosalpinx) darah di dalam tuba falopii.
695. Haematozoa : parasit yang hidup di dalam darah.
696. Haemoconcentration : peningkatan relative volume sel darah
merah terhadap volume plasma.
697. Haemocytometer : instrument untuk mengukur jumlah sel-sel
darah.
698. Haemofiltrstion : tindakan yang membutuhkan akses yang sama
pada sirkulasi darah seperti halnya haemodialysis.
699. Haemoglobin : pigmen respiratorik dalam butir-butir darah merah.
700. Haemoglobinaemia : hemoglobin dalam plasma darah.
701. Haemoglobinometer : instrumen untuk mengukur persentase
hemoglobin dalam darah.
702. Haemoglobinuria : hemoglobin dalam urine.
703. Haemolysin : preparat yang dapat menghancurkan eritrosit.
704. Haemopericardium : darah di dalam rongga pericardium.
705. Haemoperitoneum : darah didalam rongga peritoneum.
706. Haemophilus : suatu genus bakteri.
707. Haemopneumothorax : terdapatnya darah dan udara dalam
kavum pleura.
708. Haemopoiesis : ( syn Haematopoiesis) pembentukan darah.
709. Haemoptysis : batuk darah.
710. Haemorrhage : pengeluaran darah dari pembuluh darah.
711. Haemorrhoidectomy : operasi pengangkatan hemorhoid.
712. Haemosiderosis : timbunan besi dalam jaringan.
713. Haemospermia : rabas semen yang mengandung darah.
714. Haemostasis :1, penghentian perdarahan, 2 stagnasi darah dalam
pembuluhnya.
715. Haemostatic : setiap preparat yang menghentikan perdarahan.
716. Haemothorax : terdapatnya darah dalam rongga pleura.
717. Halitosis : napas yang berbau.
I
718. Ibuprofen : analgesic nonmarkotik.
719. Id : bagian dari pikiran tak sadar yang terdiri atas dorongan
primitive (naluri, instinct) dan menurut Freud, akan bertahan tanpa di
sadari hingga usia dewasa.
720. Ideation : proses yang berkenaan dengan fungsi tertinggi
kesadaran, yaitu pembentukan gagasan atau idea.
721. Identification : pengenalan.
722. Ideomotor : energi mental, dalam bentuk ide-ide yang
menghasilkan gerakan otomatis otot, mis, agitasi mental yang
menghasilkan gerakan ekstremitas yang teragitasi.
723. Idiosyncrasy : variasi suatau konstitusi atau temperamen yang
aneh.
724. Ileitis : inflamasi pada ileum.
725. Ileum : bagian tiga per lima distal usus halus yang terletak di
antara jejunum dan caecum.
726. Ileus : obstruksi intestinal.
727. Ilium : bagian superior tulang panggul (inominata); pada janin,
ilium merupakan tulang yang terpisah.
728. Illusion : pengenalan secara keliru terhadap suatu sensasi seperti
penglihatan, kain putih yang di lihat sosok hantu.
729. Image : pengalaman dari suatu persepsi yang di hidupkan kembali
dan di ingat dari ingatan yang tersimpan (baud an rasa).
730. Imagery : imajinasi.
731. Imbalance : gangguan keseimbangan.
732. Immunity : resisten yang bersifat intrinsic atau di dapat (akuisita)
terhadap agen penyebab infeksi.
733. Immunization : pemberian antigen untuk memicu immunitas.
734. Immunogenesis : proses terbentuknya immunitas.
735. Immunogenetics : 1 ilmu pengetahuan tentang interrelasi antara
imunitas terhadap penyakit dan susunan genetic.
736. Immunology : ilmu pengetahuan tentang system imun pada
limosit, sel-sel Inflamatorik dan sel-sel serta protein yang ada kaitannya
dan mempengaruhi respons tubuh seseorang terhadap antigen.
737. Immunopathology : ilmu pengetahuan tentang cedera jaringan
yang melibatkan system imun.
738. Immunosuppression : terapi untuk mengurangi daya responsive
imunologis.
739. Impotence : keadaan tidak mampu melakukan hubungan seks,
oleh awam biasanya mengacu pada laki-laki.
740. Impulse : 1 kecendrungan mendadak, kadang-kadang dorongan
yang tidak bisa di tolak, untuk bertindak tanpa di sadari.
741. Inaccessibility : dalam psikiatri, istilah ini di pakai untuk
menyatakan tidak adanya respons pasien.
742. Incest : hubungan seksual antara saudara yang berhubungan darah.
743. Incision : hasil pemotongan jaringan tubuh dengan mengggunakan
instrumen yang tajam.
744. Incontinence : ketidakmampuan mengendalikan evakuasi urine
atau feses.
745. Incoordination : ketidakmampuan menghasilkan gerakan otot
yang lancar, halus dan harmonis.
746. Incubation : 1 periode dari saat masuknya mikroorganisme
penyebab infeksi hingga timbulnya gejala pertama.
747. Incubator : 1 alat yang di gunakan untuk memberikan lingkungan
yang terkontrol.
748. Incus : tulang berbentuk paron/landasan telinga tengah.
749. Indigocarmine : zat warna yang di gunakan dalam bentuk larutan
0,4 % untuk memeriksa fungsi ginjal.
750. Induction : tindakan menimbulkan atau memicu agar terjadi
proses, sperti pembiusan atau persalinan.
751. Infraction:keberhasilan menginvasi, menetap dan bertumbuhnya
mikroorganisme di dalam jaringan tubuh hospesnya.
752. Infant ; bayi atau anak yang usianya kurang dari 1 tahun.
753. Infertility : mandul atau tidak subur, ketidak mampuan reproduksi.
754. Infestation : terdapatnya parasit binatang dalam atau pada tubuh
manusia.
755. Infundibulum : setiap saluran yang bentuknya seperti terowongan.
756. Ingestion : 1 gerakan memasukkan makanan atau obat ke dalam
lambung.
757. Inhalation : bahan obat yang penggunaannya dengan cara di hirup.
758. Innervation : pasokan saraf pada suatu bagian tubuh.
759. Insecticide : suatu preparat yang membunuh serangga atau insekta.
760. Insemination : tindakan memasukkan semen ke dalam vagina
yang secara normal di lakukan lewat hubungan seks.
J
761. Jargon : bahasa khusus atau bahasa teknis yang hanya di pahami
golongan tertentu.
762. Jawbone : tulang rahang, maksila (rahang atas) atau mandibula
(rahang bawah)
763. Jejunostomy : operasi untuk membuat fistula antara jejunum dan
dinding anterior abdomen.
764. Jejunum : bagian usus halus yang terletak di antara duodenum dan
ileum
765. Jigger : kutu tunga penetrans yang prevalen di daerah tropis.
766. Joint : sendi; artikolasio dua buah tulang atau lebih (artrosis).
767. Joule : unit SI (sistem internasional) untuk energi, daya dan
kuantitas panas.
768. Junket : susu yang mengalami pradegsti oleh rennel;dadih dan
whey.
K
769. Kala-azar : suatu bentuk leishmaniasis , generalisata yang terdapat
di kawasan tropis.
770. Kaolin : senyawa alumunium silikat alami.
771. Kardex : lembaran kartu yang memungkinkan penyimpanan
catatan medik atau keperawatan pasien berdasarkan nomor yang telah di
berikan.
772. Karyotype : kreasi suatu susunan kromosom secara berurutan,
biasanya berasal dari penelitian terhadap sel-sel yang di kultur.
773. Keratectomy : operasi eksisi sebagian kornea.
774. Keratin : protein yang di temukan dalam semua jaringan tanduk.
775. Keratinization : perubahan menjadi jaringan tanduk.
776. Keratitis : inflamasi kornea.
777. Keratoiritis : inflamasi kornea dan iris.
778. Keratomalacia : pelunakan kornea.
779. Keratomed : pisau khusus dengan daun pisau mirip sendok semen
untuk insisi kornea.
780. Keratopathy : setiap penyakit yang mengenai kornea.
781. Keratosis : penebalan lapisan tanduk pada kulit.
782. Ketonaemia : terdapatnya badan keton di dalam darah
783. Ketonuria : terdapatnya keton bodies di dalam urine.
784. Khat : daun sejenis tanaman yang mengandung dua zat
psiostimulan dengan struktur yang menyerupai amfetamin.
785. Kidney : ginjal ; sepasang organ yang masing-masing terletak pada
kedua sisi kolumna vertebra dalam rongga abdomen posterior atas.
786. Kinase : enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus energi-
tinggi dari donor yang biasanya berupa adenosine trifosfat kepada akseptor
tertentu.
787. Klebsiella : basil gram negative (berebntuk barang)
788. Kleptomania : perbuatan mencuri yang bersifat kompulsif akibat
gangguan kejiwaan yang biasanya tipe obsesinal.
789. Knee : lutut.
790. Koilonychia : kuku yang berbentuk seperti sendok dan merupakan
cirri khas anemia defesiensi.
791. Kwashiorkor : gangguan nutrisional pada bayi dan anak-anak
kecil jika diet protein esensial secara persiten kurang ;sering ditemukan
pada masyarakat yang makanan pokoknya jagung.
792. Kymograph : alat untuk merekam gerakan, misalnya gerakan otot,
kolo darah.
793. Kypholordosis : keadaan terdapatnya kyphosis* bersama-sama
lordosis.
794. Kyphoscoliosis : keadaan terdapatnya kyphosis* bersama-sama
scoliosis.
L
795. Lability : instabilitas;ketakstabilan, emitional lability perubahan
cepat suasana hati.
796. Labour : persalinan; proses melahirkan bayi.
797. Labyrinth : bagian dari telinga dalam yang mencakup kanalis
semisirkularis dan kohela.
798. Labyrinththectomy : operasi mengangkat sebagian atau seluruh
lebirin membranosa telinga dalam.
799. Labyrinthitis : inflamasi telinga dalam.
800. Lacrimation : pengeluaran air mata.
801. Lactation : 1 sekresi air susu, 2 periode selama bayi mendapatkan
ASI.
802. Lactobacillus : suatu genus bakteri, Kuman-Gram-positif
berbentuk batang yang besar dan bekerja aktif dalam proses fermentasi
karbohidrat dengan memproduksi asam.
803. Lactometer : instrument untuk mengukur berat air susu.
804. Lactose : gula susu, suatau bentuk disakrida dari glucose dan
galactose.
805. Lactulose : gula yang tidak dimotabolisme sehingga mencapai
kolon dalam bentuk yang tidak berubah.
806. Lacuna : rongga antar-sel.
807. Lamella : sisik (skuama) atau sekat yang mirip dengan lempeng
yang tipis.
808. Lamina : lempeng (plat) atau lapisan yang tipis, biasanya pada
tulang.
809. Language : (bahasa) penafsiran yang lazim di lakukan dengan
melibatkan bahasa verbal (lisan dan tulisan) yang memakai susunan huruf
berjumlah 26 buah yang bila di rangkaikan dapat membentuk ribuan kata.
810. Lanugo : bulu yang sangat halus dan kadang-kadang di jumpai
pada bayi baru lahir. Khusunya pada bayi premature.
811. Laparoscopy : pemeriksaan endoskopik atau pembedahan pada
organ-oragn internal abdomen melalui jalur transperitoneal.
812. Larva : embrio yang masih independent sebelum mengambil ciri
khas dari orangtuanya.
813. Larvicide : setiap preparat yang menghancurkan larva.
814. Laryngectomy : operasi pengangkatan laring.
815. Laryngitis : inflamasi laring; keadaan ini bisa akut atau kronis.
816. Laryngologist : dokter spesialis penyakit laring.
817. Laryngology : ilmu pengetahuan mengenai penyakit-penyakit
laring.
818. Laryngopharyngectomy : eksisi laring dan bagian bawah faring.
819. Laryngopharynx : faring bagian bawah.
820. Laryngostenosis : penyempitan aperture glottis.
821. Laryngotomy : operasi membuka laring.
822. Laryngotracheitis : inflamasi pada larynx dan trachea.
823. Laryngotracheoplasty : operasi memperlebar saluran napas yang
mengalami stenosis.
824. Larynx : organ suara yang terletak di bawah dan depan pharynx
serta ujung proksimal trachea.
825. Laser : akronim untuk Light Amplification by Stimulated
Emission of radiation.
826. Lavage : irigasi atau pembilasan rongga tubuh.
827. Lead : timbal ; timah hitam.
828. Leech : lintah ; Hirudo medicinalis.
829. Lens : lensa kristalina bikonveks yang di sangga oleh ligamentum
suspensorium tepat di belakang iris mata.
830. Lentigo : noda-noda wajah dengan peningkatan jumlah sel-sel
pigmen
831. Lentil : jenis tanaman merambat yang banyak mengandung
protein.
832. Leontiasis : pembesaran wajah dan kepala sehingga menyerupai
bentuk kepala singa.
833. Leprologist : dokter spesialis dalam pengetahuan dan pengobatan
penyakit lepra.
834. Leprology : ilmu pengetahuan tentang penyakit lepra dan
pengobatannya.
835. Leprosy : penyakit progresif dan menular yang bersifat endemic
pada daerah beriklim panas .
836. Leptocytosis : sel-sel darah merah yang beredar dalam darah
dengan bentuk yang pipih dan datar.
837. Lesbianism : ketertarikan seksual pada diri seorang wanita
terhadap wanita lainnya.
838. Lesion : perubahan patologis dalam jaringan tubuh.
839. Leucine : salah satu asam amino esensial.
840. Leucocytosis : penghancuran dan penguraian sel-sel darah putih.
841. Leucoderma : gangguan pigmentasi kulit, khususnya kalau
terdapat dalam bentuk bercak atau pita.
842. Leuconychia : bintik-bintik putih pada kuku.
843. Leucopenia : keadaan menurunnya jumlah sel darah putih di
dalam darah.
844. Leucipoiesis : pembentukan sel-sel darah putih.
845. Leucorrhoea : keputihan, rabas vaginal yang lengket dan
berwarna putih
846. Leukaemia : penyakit meligna yang menyebabkan proliferasi sel-
sel darah putih secara abnormal.
847. Lice : tuma, kutu kepala, pediculus.
M
848. Macrocephaly : ukuran kepala yang besar tetapi bukan di
sebabkan oleh hydrocephalus.
849. Macrocheilia : perbesaran bibir.
850. Macrocytosis : peningkatan jumlah makrosit.
851. Macroglossia : pembesaran lidah yang abnormal.
852. Macromastia : payudara yang besar secara abnormal.
853. Macula : bintik.
854. Malacia : pelunakan suatu bagian.
855. Maladjustment : gangguan penyesuaian diri terhadap lingkungan,
baik sosial ,mental maupun fisik .
856. Malaise : perasaan sakit dan kurang enak badan.
857. Malalignment : penyimpangan kelurusan seperti pada gigi atau
tulang setelah terjadi fraktur.
858. Malassimilation : asimilasi yang buruk atau terganggu.
859. Malathion : senyawa organofosfor yang di gunakan sebagai
insektisida pada pertanian.
860. Malformation : bentuk atau sturktur yang abnormal.
861. Malleolus : bagian atau prosesus (tonjolan ) tulang yang bentuknya
seperti martil.
862. Malnutrition : keadaan gizi yang buruk.
863. Malposition : posisi suatu bagian tubuh yang abnormal.
864. Maltose : gula malt.
865. Malunion : penyatuan pregmen fraktur dengan posisi yang jelek.
866. Mamma : payudara.
867. Mammaplasty : operasi plastic rekonstruksi payudara yang di
lakukan untuk memperbesar atau meperkecil payudara.
868. Mammilla : 1 putting, 2 papila kecil.
869. Mammogram : hasil pemeriksaan mammografi
870. Mammography : pemeriksaan radiology untuk melihat payudara
dengan menggunakan sinar X yang terutama memiliki daya penetrasi
rendah.
871. Mannitol : gula alami yang tidak di metabolisme di dalam tubuh
dan berkhasiat sebagai diuretic osmotik.
872. Manometer : alat untuk mengukur tekanan yang di timbulkan oleh
cairan atau gas.
873. Manubrium : bangunan atau struktur seperti pegangan atau
tangkai ; bagian superior dada atau sternum.
874. Mastectomy : operasi pengangkatan payudara.
875. Mastication : perbuatan mengunyah.
876. Mastitis : inflamasi payudara.
877. Mastoiditis : inflamasi pada rongga-rongga udara mastoid.
878. Masturbation : perbuatan merancap; perbuatan menghasilkan
kesenangan seksual dengan cara menggesek-gesek alat genital
879. Matrix : substansi dasar tempat sel-sel jaringan membenamkan
dirinya.
880. Maxilla : tulang rahang, khususnya rahang atas.
881. Meatotomy : operasi meatus urinarius untuk ulkus dan striktur
meatus pada laki-laki.
882. Meatus : lubang atau saluran
883. Meconium : tinja pertama bayi yang biasanya di keluarkan segera
setelah bayi tersebut di lahirkan.
884. Media : 1 lapisan tengah dinding pembuluh darah.
885. Medicament : ramuan atau obat.
N
886. Narcissism : cinta akan diri sendiri.
887. Narcolepsy : kecendrungan untuk tidur yang tidak bisa di tahan.
888. Narcotic : istilah ini menyatak suatu obat yang menimbulkan tidur
dalam yang abnormal.
889. Nasendoscope : endoskop untuk melihat saluran hidung dan ronga
postnasal serta laring.
890. Nausea : perasaan ingin muntah.
891. Nebula : kekeruhan kornea yang warnanya kelabu.
892. Nebulizer : alat untuk mengubah cairan menjadi semprotan yang
halus.
893. Necropsy : otopsi; pemeriksaan jenazah.
894. Nercosis : kematian jaringan setempat.
895. Neomycin : antibiotic yang sering di pakai bersama kortikosteroid
untuk gangguan kulit yang mengalami inflamasi dan infeksi.
896. Neonate : bayi baru lahir sampai usia 4 Minggu
897. Neonatology : ilmu pengetahuan yang mempelajari bayi baru
lahir.
898. Neoplasm : pertumbuhan baru; tumor yang bisa cancerous
(bersifat kanker).
899. Nephralgia : nyeri pada ginjal.
900. Nephrectomy : operasi pengangkatan ginjal
901. Nephrocalcinosis : daerah klasifikasi yang multiple di dalam
ginjal.
902. Nephrocapsulectomy : pengangkatan kapsula renal.
903. Nephrolithiasis : keadaan terdapatnya batu di dalam ginjal.
904. Nephrology : ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari
ginjal dan penyakit-penyakit yang menyerang ginjal.
905. Nephropathy : penyakit ginjal.
906. Nephropyosis ; pembentukan pus di dalam ginjal.
907. Nephroscope : endoscope untuk meilhat jaringan ginjal.
908. Nephrotomy : insist pada jaringan ginjal.
909. Neurectomy : eksisi bagian saraf.
910. Neurilemma : membran tipis selubung luar serabut saraf yang
membungkus selubung mielin.
911. Neuritis : inflamasi saraf.
912. Neuroblast : sel saraf primitif.
913. Neurofibroma : tumor yang timbul dari jaringan ikta saraf.
914. Neuroglia : jaringan penyangga otak dan medula spinalis.
915. Neurologist : ahli atau spesialis ilmu penyakit saraf.
916. Neurology : ilmu pengetahuan dan kajian mengenai saraf.
917. Neuropathology : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
penyakit pada system saraf.
918. Neuroplasty : operasi memperbaiki saraf.
919. Neurorrhaphy : penjahitan ujung serabut saraf yang terputus.
920. Nidation : implantasi embrio awal dalam mukosa uterus.
921. Noturia : terbangun dari tidur pada malam hari untuk buang air
kecil.
922. Nodule : nodus yang kecil.
923. Noncompliance : isltilah yang di pakai jika pasien yang
memahami obat atau pengobatannya tidak mematuhinya.
924. Normotension : tekanan darah normal.
925. Nullipara : wanita yang belum pernah melahirkan.
O
926. Obesity : penimbunan lemak yang berlebihan di seluru tubuh,
khususnya di dalam jaringan subkutan.
927. Obstetrician : dokter ahli kebidanan.
928. Obturator : yang menutup suatu apertura (lubang).
929. Occiput : daerah posterior tulang tengkorak.
930. Occlusion : penutupan suatu lubang, khusunya duktus atau
pembuluh darah.
931. Oculist : orang yang mempunyai kualifikasi medis untuk
mengobati penyakit mata.
932. Odontalogi : sakit gigi.
933. Odontology : ilmu kedokteran gigi.
934. Odontotherapy : pengobatan penyakit gigi.
935. Oedema : infiltrasi abnormal cairan ke dalam jaringan.
936. Oesephagostomy : operasi membuat fistula antara esophagus dan
kulit pada pangkal leher.
937. Oesophagotomy : insisi pada esophagus.
938. Oligohydramnios : terdapatnya cairan amnion atau ketuban yang
sedikit.
939. Onchocerca : suatu genus cacing filaria.
940. Onchocerciasis : infestasi onchocerca pada manusia.
941. Oncology : ilmu pengetahuan atau kajian secara ilmiah dan medis
tentang tumor.
942. Oncolysis : penghancuran neoplasma.
943. Onycholysis : keadaan lepasnya kuku, dari jaringan di bawahnya.
944. Ophoritis : infalamasi pada ovarium.
945. Operation : tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh
(operasi).
946. Ophthalmia : inflamasi mata.
947. Ophthalmologist : dokter spesialis mata atau ahli ophthalmology.
948. Ophthalmology : ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur ,
fungsi, dan penyakit mata.
949. Opisthotonos : ekstensi tubuh yang ekstrim yang terjadi pada
spasme tetanik.
950. Optician : seseorang yang membuat resep kacamata untuk
memperbaiki kelainan refraksi.
951. Optometry : pengukuran ketajaman penglihatan.
952. Orchis : testis.
953. Orbit : rongga bertulang yang berisikan bola mata dan alat-alat
tambahannya.
954. Orchitis : inflamasi testis.
955. Orgasm : saat klimaks dalam hubungan seksual.
956. Orifice : mulut atau lubang masuk.
957. Osteitis : inflamasi pada tulang.
958. Osteoblast : sel pembentuk tulang.
959. Osteochondroma : tumor benigna tulang dan kartilago.
960. Osteoclasis : tindakan membuat fraktur tulang untuk tujuan
terapeutik.
961. Osteoclastoma : tumor osteoklast.
962. Oateocyte : sel tulang.
963. Osteodystrophy : pertumbuhan tulang yang menyimpang.
964. Osteomyelitis : inflamasi yang di mulai di dalam sum-sum tulang.
965. Osteopath : seseorang yang mempraktekan osteopathy.
966. Osteoplasty : pembedahan rekonstruksi pada tulang.
967. Ostium : lubang masuk atau mulut setiap saluran yang berbentuk
tubuler.
968. Otalgia : nyeri telinga.
P
969. Pachyblepharon : kelopak mata yang tebal.
970. Pachycephalia : tengkorak yang tebal.
971. Pachychilia : bibir yang tebal .
972. Pachyermia : kulit yang tebal.
973. Paediatrician : dokter ahli kesehatan anak.
974. Paediatrics : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari anak-anak
dan penyakitnya.
975. Paedhophilia : ketertarikan seksual pada anak-anak.
976. Palate : langit-langit mulut.
977. Palm : telapak tangan; bagian anterior.
978. Palpation : tindakan pemerikasaan manual; perabaan dengan
menggunakan tangan.
979. Palpebra : kelopak mata.
980. Panarthritis : inflamasi pada seluruh struktur persendian.
981. Pancarditis : infalamasi pada seluruh struktur jantung.
982. Pancreatectomy : eksisi sebagian atau seluruh pancreas.
983. Pancreatitis : inflamasi pancreas.
984. Papilla : tonjolan kecil yang berbentuk seperti putting.
985. Paraesthesia : salah satu kelainan sensibilitas.
986. Parainfluenzavirus : menyebabkan infeksi akut saluran napas
atas.
987. Paralysis : kelumpuha ; kehilangan fungsi saraf yang lengkap atau
tidak lengkap pada sebagian tubuh.
988. Paramenstruum : hari keempat sebelum di mulainya periode
menstruasi dan empat hari pertama dalam periode menstruasi itu sendiri.
989. Parametritis : infalamasi jaringan selular di dekat uterus.
990. Parametrium : jaringan ikat yang terdapat di sekitar uterus.
991. Paranoia : kelainan jiwa yang di tandai oleh waham kecurigaan
dengan onset yang insidious.
992. Parity : status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak
yang pernah di lahirkannya.
993. Parosmia : gangguan sensibilitas pembau yang biasanya bersifat
halusinasitorik.
994. Paroxysm : serangan mendadak.
995. Parturition : persalinan dan melahirkan anak.
996. Pathogen : penyebab penyakit; istilah ini biasanya di gunakan
hanya pada penyebab yang hidup.
997. Pathogenesis : asal dan timbulnya penyakit.
998. Pathognomonic : bersifat khas atau khusus untuk suatu penyakit.
999. Pathology : ilmu pengetahuan yang mempelajari penyebab dan
sifat penyakit.
1000. pandemic : infeksi yang menyebar ke seluruh Negara atau duina.

More Related Content

Recently uploaded

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

MENGENAL ISTILAH MEDIS

  • 1. A 1. Abrasion : cedera superficial pada kulit atau membran mukosa akibat kerokan atau gosokan (ekskoriasi). 2. Abreaction : reaksi emosional yang terjadi akibat ingatan tentang pengalaman masa lalu yang menyakitkan dan kemudian dihidupkan kembali dalam bentuk bacara atau tindakan ketika dilakukan psikoanalisis atau dibawah pengaruh obat bius atau anestesi ringan. 3. Abscess : pengumpulan pus setempat yang dihasilkan oleh organisme piogenik. 4. Absorption : pengaliran substansi masuk dan keluar sel-sel tubuh. 5. Abuse : pencederaan yang disengaja pada orang lain-baik bersifat fisik, seksual, psikologis atau melalui pengabaian. 6. Acalculia : ketidakmampuan untuk menyelesaikan aritmatik sederhana. 7. Acatalasia : tidak adanya enzim katalase yang ditentukan secara genetik; keadaan ini merupakan predisposisi untuk terjadinya sepsis oral. 8. Accident form : formulir kecelakaan; formulir yang didisain oleh departemen kesehatan atau sistem kesehatan nasional. 9. Accommodation ; penyesuaian, mis. Kemampuan mata untuk mengubah konveksitas lensa menurut jauh dekatnya benda yang dilihat sehingga bayangan yang jatuh pada retina selalu tampak dengan jelas. 10. Accountability ; perawat mempunyai tugas untuk memberikan asuhan keperawatan menurut hukum. 11. Accretion : peningkatan atau deposit substansi disekitar benda yang terletak ditengah. 12. Acetabuloplasty ; operasi untuk memperbaiki kedalaman dan bentuk mangkok sendi paha (asetabulum). 13. Acetabulum : mangkok sendi pada permukaan lateral pelvis tempat kaput femoris bersemayam untuk membentuk sendi paha-acetabula. 14. Acetate : garam asam asetat (asam yang terdapat dalam cuka). 15. Acetoacetic acid (asam diasetat) : asam keto monobasic. Dibentuk pada stadium interim dalam proses oksidasi lemak di dalam tubuh manusia. 16. Acetonaemia : benda-benda aseton di dalam darah-acetonameic. 17. Acetone : zat cair yang dapat menyala dengan bau yang khas; berguna sebagai pelarut. 18. Acetonuria : badan aseton dengan jumlah badan berlebih didalam urine, yang menyebabkan bau manis yang khas-acetonuric. 19. Acetylcholine ; zat kimia yang dilepas dari ujung-ujung saraf untuk mengaktifkan otot,kelenjar sekretorik dan sel-sel saraf lainnya. 20. Achalasia : kegagalan untuk rileks. 21. Achilles tendon : tendo otot betis (muskulus gastroknomeus dan soleus) yang terletak dibawah pergelangan kaki dan melekat ke tumit. 22. Achlorhydra : tidak terdapat asam hidroklorida bebas pada lambung. 23. Acholia : tidak terdapatnya getah empedu. 24. Acholuria : tidak terdapatnya pigmen empedu dalam urine.
  • 2. 25. Achondroplasia : kelainan genetik yang di tandai dengan terhentinya pertumbuhan tulang panjang sehingga terjadi dwarfisme dengan ekstermitas yang pendek dan kepala yang besar. 26. Achylia : tidak terdapatnya chylus-achylic. 27. Acid ; setiap substansi yang di dalam larutan akan menambah ion hydrogen . 28. Acidaemia : asiditas abnormal dari darah yang meningkatkan ion-ion hydrogen dan menurunkan pH darah dibawah normal. 29. Acid-alcohol fast adj Dalam bakteriologi, istilah tahan asam dan alcohol ini menunjukkan suatu organisme yang pada pewarnaan resisten terhadap penghilangan warna oleh alcohol dan asam. 30. Acid-base balance : keseimbangan antara unsur-unsur asam dan basa dalam darah dan cairan tubuh. 31. Acidity : keadaan menjadi asam atau kecut. 32. Acidosis : deplesi simpanan asam tubuh yang menimbulkan gangguan keseimbangan asam-basa. 33. Acid phosphatase : enzim yang mensintesis estser fosfat karbohidrat dalam media asam. 34. Acini ; kantong-kantong (saccules atau alveoli) berukuran sangat kecil yang dilapisi atau diisi oleh sel-sel yang mengeluarkan sekret. 35. Acme : 1. titik tertinggi. 2. krisis atau keadaan kritis suatu penyakit. 36. Acne, acne vulgaris : keadaan dimana kelenjar pilosebaseus mengalami over stimulasi oleh hormon androgen yang bersirkulasi dan sebum yang berlebihan terperangkap oleh sumbatan keratin, yaitu salah satu unsur protein yang membentuk rambut manusia. 37. Acneiform : menyerupai akne. 38. Acoustic neuroma : tumor benigna pada saraf auditorius. 39. Acrocyanosis : ekstermitas yang menjadi dingin dan kebiruan karena gangguan sirkulasi. 40. Acrodynia : kemerahan dan nyeri pada ekstremitas seperti yang terjadi pada polyneuritis eritroedema 41. Afebrile adj tanpa demam. 42. Affect : emosi atau perasaan. 43. Affection : aspek perasaan atau emosional dalam jiwa;salah satu dari tiga aspek. 44. Affective adj berkenaan dengan emosi atau suasana hati. 45. Afferent adj menghantarkan kedalam kebagian atau organ; dipakai untuk menggambarkan saraf, pembuluh darah dan limfe. 46. Affiliation : menetapkan paternitas seorang anak yang lahir bukan dari perkawinan yang sah kepada laki-laki yang di perkirakan merupakan ayah kandungnya. 47. Affinity : daya tarik kimiawi antara dua zat. 48. Afibrinogenaemia : kelainan genetik yang langka dimana penderitanya tidak dapat menghasilkan fibrinogen.
  • 3. 49. Aflatoxin : metabolit karsinogenik dari strain tertentu Aspergillus flavus yang dapat mencemari kacang tanah dan makanan sumber karbohidrat yang di simpan dalam udara panas yang lembab. 50. Afterbirth : plasenta, tali pusat dan membran amnion yang dilahirkan dari dalam uterus setelah kelahiran anak. 51. Aftereffect : respon yang terjadi setelah timbulnya efek permulaan dari suatu stimulus. 52. Afterimage : kesan visual suatu benda yang tetap bertahan sekalipun benda tersebut sudah dihilangkan. 53. Afterpains npl rasa sakit yang dialami sesudah melahirkan akibat kontraksi dan retraksi serabut otot rahim. 54. Agammaglobulinaemia : keadaan tidak adanya gamaglobulin dalam darah, dengan konsekuensi ketakmampuam untuk menghasilkan kekebalan terhadap infeksi. 55. Aganglionosis : kedaan tidak adanya ganglia, seperti pada usus distal. 56. Agar : substansi gelatinous yang didapat dari jenis rumput laut tertentu. 57. Age : usia; mental age, physiological age. 58. Ageism : menentukan stereotype seseorang menurut usia kronologis; penekanan secara berlebihan aspek-aspek negative yang dapat merugikan aspek-aspek positifnya. 59. Agenesis : perkembangan yang tidak lengkap dan tidak sempurna. 60. Agglutination : penggumpalan bakteria, sel-sel darah merah atau partikel-partikel yang tersalut antigen oleh antibody yang disebut 'aglutinin', yang terbentuk dalam serum darah orang atau hewan yang sebelumnya sudah mengalami infeksi atau sensitisasi. 61. Agglutinius npl antibody yang menggumpalakan atau menimbulkan aglitinasi organisme atau partikel. 62. Agglutinogen : antigen yang menstimulasi produksi agglutinis digunakan untuk memproduksi kekebalan. 63. Aggressin : substansi metabolik yang dihasilkan oleh bakteria tertentu untuk meningkatkan kerjanya yang agresif terhadap hospesnya. 64. Agitated depression : kegelisahan yang persisten, dengan depresi yang dalam dan kekhawatiran. 65. Aglossia : keadaan tidak adanya lidah. 66. Aglutitition : dysphagia. 67. Agnosia : ketidakmampuan untuk mengorganisasikan informasi sensorik agar bias mengenali benda-benda (agnosia visual) atau bagian tubuh (somatoagnosia). 68. Agonist : otot yang memendek untuk melakukan suatu gerakan. 69. Agoraphobia : ketakutan yang irrasional untuk berada sendirian ditempat luas yang terbuka atau ditempat-tempat yang sulit untuk melarikan diri atau menimbulkan rasa malu. 70. Agranulocyte : leukosit (sel darah putih) nongranular. 71. Agranulocytosis : keadaan dimana granulocytes mengalami penurunan yang nyata atau tidak ada sama sekali. 72. Agraphia : gangguan kemampuan berbahasa.
  • 4. 73. Ague : malaria. 74. AIDS-related complex juga dikenal sebagai penyakit simtomatik dini. 75. Aids to independence setiap artikel yang memudahkan seseorang untuk mempertahankan atau mendapatkan kembali kemandiriannya. 76. Air : campuran gas yang membentuk atmosfer yang mengelilingi bumi (udara). 77. Airway : kata ini dipakai untuk menggambarkan tempat masuk laring dari faring. 78. Akathisia : keadaan kegelisahan motorik yang persisten. 79. Akinetic adj secara harafiah berarti 'tanpa gerakan' 80. Albinism : tidak terdapatnya pigmentasi normal, yang bisa total atau parsial. 81. Albino : orang yang terkena albinism – albinotic. 82. Albumin : varietas protein tang ditemukan dalam hewan dan sayuran. 83. Albuminuria : terdapatnya albumin (protein) dalam urine. 84. Albumose : produk awal proteolisis. 85. Albumosuria : keadaan adanya albumosa dalam urine. 86. Alcohol : unsure yang membentuk minuman anggur dan minuman keras lainnya. 87. Alcohol-fast adj dalam bakteriologi, istilah ini menggambarkan organisme yang ketika diwarnai resisten terhadap pengawarnaan oleh alcohol. 88. Alcoholic Anonymous (AA) suatu organisasi lokal di negara Barat yang di bentuk untuk menolong orang-orang yang menderita ketergantungan pada alkohol. 89. Alcoholism : keracunan yang terjadi akibat adiksi alcohol. 90. Alcoholuria : alcohol dalam urine. 91. Aldolase test suatu tes enzim. 92. Aldosterone : steroid adrenokortikal, yang oleh aksinya pada tubulus renal, mengatur metabolisme elektrolit; karenanya disebut 'mineralokortikoid'. 93. Aldosteronism : kondisi yang terjadi akibat tumor pada korteks adrenal dimana keseimbangan elektrolit mengalami gangguan yang nyata dan gejala alkakois serta tetani dapat terjadi. 94. Alexander technique didasarkan pada teori bahwa penggunaan tubuh yang tidak seimbang dapat turut menimbulkan kesehatan yang buruk. 95. Algesia : sensitivitas yang berlebihan terhadap rasa nyeri. 96. Alginates npl derivat rumput laut yang kalau digunakan secara lokal akan mendorong pembekuan darah. 97. Alienation : dalam psikologi dan sosiologi, istilah ini berarti diasingkan dari orang lain. 98. Alimentary : berkenaan dengan makanan. 99. Alimentation : pekerjaan memberi makan. 100. Alkali : zat basa korosif yang dapat larut, termasuk soda, potash (potasium karbonat) serta ammonia, yang dapat menetralkan asam hingga terbentuk garam dan bergabung dengan lemak untuk membentuk sabun.
  • 5. 101. Alkaline : 1.memiliki sifat alkalis atau mempunyai hubungan dengan zat alkalis. 2.mengandung ion hidroksil yang melebihi ion hydrogen. 102. Alkalinuria : alkalinitas urine. 103. Alkaloid : mempunyai alkali. 104. Alkalosis : (syn alkalaemia) zat alkali yang berlebihan atau reduksi asam didalam tubuh. 105. Alkaptonuria : terdapatnya alkapton (asam homogentisat) dalam urine yang terjadi karena hanya oksidasi parsial fenilalanin dan tirosin. 106. Alkylating agents preparat alkilating akan memutuskan proses pembelahan sel dengan mempengaruhi DNA dalam nucleus, yang mungkin melalui penambahan gugus alkil kedalamnya sehingga preparat tersebut diberi nama alkilating. 107. Allantois : pertumbuhan hindgut kearah ventral pada embrio dini yang menjadi struktur vestigial kecil pada janin yang sedang berkembang. 108. Alleles npl pada mulanya dipakai untuk menggambarkan karakteristik alternatif yang bertentangan, seperti penglihatan warna normal yang bertentangan dengan buta warna, atau kemampuan untuk merasakan atau tidak merasakan zat tertentu, atau perbedaan golongan darah. 109. Allergen : setiap antigen yang dapat membuat perubahan status atau manifestasi respons kekebalan. 110. Allergic rhinitis serangan kataral pada konjungtiva, hidung atau tenggorok yang dicetuskan oleh pajanan terhadap tepung sari atau pollen (hay fever) atau alergi terhadap debu rumah atau bulu binatang. 111. Allergy : perubahan atau peningkatan kerentanan terhadap pelbagai substansi asing atau agen fisik. 112. Allocation : alokasi pasien adalah istilah yang digunakan jika seorang pasien atau lebih dirawat oleh satu orang perawat selama giliran jaganya. 113. Allopurinol : suatu bahan yang mencegah pembentukan endapan kristal asam urat yang tak larut. 114. Alopecia : kebotakan yang dapat congenital, premature atau senilis. 115. Alphafetoprotein : tedapat dalam serum maternal dan cairan amnion pada beberapa kasus abnormalitas janin. 116. Alveolar-capillary block syndrome suatu sindrom langka dengan etiologi yang tidak diketahui dan ditandai oleh gejala sesak napas, 117. Alveolitis : inflamasi alveoli yang biasanya mengacu kepada alveoli paru; bila disebabkan oleh inhalasi alergen seperti pollen. 118. Alveolus : vesikel udara dalam paru. 119. Amalgam : campuran atau kombinasi. 120. Amastia : kelainan congenital tidak mempunyai payudara. 121. Ambidextrous adj mampu melakukan gerakan yang terampil.
  • 6. 122. Ambisexual adj menggambarkan cirri-ciri seksual yang lazim terdapat pada kedua jenis kelamin sebelum terjadi diferensiasi seksual pada usia kehamilan sekitar 6 minggu setelah fertilisasi. 123. Ambivalence : keberadaan dua perasaan yang saling bertentangan pada saat yang sama dalam diri satu orang. 124. Amblyopia : gangguan penglihatan yang mendekati kebutaan pada mata yang tidak memiliki kelainan patologis. 125. Ambulant adj dapat berjalan. 126. Ambulation istilah yang di perkenalkan pada tahun 50-an dan 60- an setelah mengidentifikasi komplikasi yang berkaitan dengan tirah baring. 127. Ambulatory adj mobile, bias berjalan-jalan. 128. Amelia : kelainan kongenital tidak adanya ekstermitas (anggota gerak). 129. Amelioration : pengurangan intensitas gejala. 130. Amenorrhoea : tidak terjadi haid. 131. Amentia : ketidakmampuan mental sejak lahir. 132. Ametria : kelainan kongenital tidak adanya uterus. 133. Ametropia : gangguan penglihatan akibat daya refraksi mata yang tidak sempurna. 134. Aminoacidophaty : penyakit yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan asam-asam amino. 135. Aminoaciduria : tedapatnya asam-asam amino secara abnormal didalam urine. 136. Ammonia : senyawa kombinasi nitrogen dengan hydrogen yang terjadi secara alami. 137. Amnesia : kehilangan total daya ingat. 138. Amniocentesis : penusukan ketuban melalui dinding abdomen untuk mengambil sample cairan amnion untuk pemeriksaan guna menegakkan diagnosis-prenatal kelainan kromosom. 139. Amniochoril : berkenaan dengan amnion dan chorine. 140. Amniogenesis : perkembangan amnion. 141. Amniography : pemeriksaan sinar-x terhadap kantong ketuban sesudah penyuntikan media opaque kedalam kantong tersebut. 142. Amnion : membran paling dalam yang membungkus janin yang sedang berkembang dan berisikan cairan amnion. 143. Amnionitis : inflamasi selaput amnion. 144. Amnion nodosum : keadaan dimana permukaan fetal selaput amnion tampak nodular. 145. Amniorrhea : keluarnya cairan amnion. 146. Amniorrhoexia : ruptura selaput amnion. 147. Amnioscopy : amnioskop (endoskop) dimasukkan lewat dinding abdomen untuk melihat janin dan cairan amnion. 148. Amniotic cavity : rongga berisi cairan diantara embrio atau janin dan amnion.
  • 7. 149. Amniotic fluid : cairan yang dihasilkan oleh membrane janin dan janin, yang mengelilingi janin selama kehamilan. 150. Amniotome : instrument untuk memecahkan selaput amnion. 151. Amniotomy : ruptur artifisial selaput amnion untuk menginduksi atau memicu persalinan. 152. Amoeba : protozoa. 153. Amoebiasis : infestasi usus besar oleh protozoa. 154. Amoebicida : preparat yang membunuh amuba. 155. Amoeboid : menyerupai amuba dalam bentuk atau gerakan. 156. Amoeboma : tumor didaerah sekum atau rectum yang disebabkan oleh Entamoeba histolytca. 157. Amorphous adj tidak memiliki bentuk yang teratur. 158. Amphetamine : preparat simpatomimetik yang merupakan stimulant SSP yang kuat. 159. Ampoule : botol kecil dari gelas atau plastik yang disegel dan berisikan obat steril dengan dosis tunggal. 160. Ampulla : setiap pelebaran mirip botol labu. 161. Amputation : operasi pengangkatan bagian tambahan. 162. Amputee : orang yang sudah menjalani amputasi. 163. Amylase : enzim yang mengubah pati menjadi gula. 164. Amyloidosis : pembentukan dan penimbunan amiloid dalam setiap organ, khususnya hepar serta ginjal. 165. Amylolysis : proses pencernaan pati. 166. Amylopsin : enzim pankreas yang dalam media alkali akan mengubah pati tak larut menjadi maltosa yang dapat larut. 167. Anabolism : rangkaian reaksi kimia dalam tubuh hidup yang memerlukan energi untuk mengubah zat-zat sederhana menjadi zat-zat yang kompleks. 168. Anacidity : insufisiensi keasaman normal. 169. Anacrotism : osilasi kurva asending pada hasil tracing pulsus sfigmografik yang terlihat pada stenosis aorta. 170. Anaemia : defisiensi hemoglobin dalam darah yang disebabkan oleh kekurangan sel darah merah dan/atau kandungan hemoglobinnya. 171. Anaerobe : mikroorganisme yang tidak akan tumbuh dengan adanya oksigen molecular. 172. Anarobic respiration terjadi kalau oksigen yang tersedia bagi janin terbatas sehingga menyebabkan pembentukan asam laktat serta piruvat dan penurunan nilai pH darah janin. 173. Anaesthesia : kehilangan sensasi. 174. Anaesthesiology : ilmu pengetahuan yang mempelajari anesthesia, pelaksanaan dan efeknya. 175. Anaesthetic : tidak peka terhadap rangsangan. 176. Anaesthetist : orang yang secara medis memiliki kualifikasi untuk memberikan obat-obat anestetik. 177. Anal adj berkenaan dengan anus.
  • 8. 178. Analgesia : kehilangan rasa sakit tanpa kehilangan penginderaan taktil. 179. Analgesic : obat yang meredakan nyeri. 180. Analogous : mempunyai fungsi yang serupa tetapi asalnya berbeda. 181. Analysis : istilah yang dipakai dalam ilmu kimia untuk menggambarkan penentuan komposisi suatu zat kimia. 182. Anaphylatic reaction : reaksi merugikan akibat pelepasan unsur- unsur pembentuk sel inflamasi akut, yang umumnya disebabkan oleh pengikatan antigen dengan IgE pada sel-sel mast dan basofil. 183. Anaphylactoid adj berkenaan atau menyerupai anafilaksis. 184. Anaphylaxis : (syn anaphylactic shock, serum sickness) suatu keadaan hipersensitivitas tubuh terhadap protein asing (mis. serum kuda) sehingga penyuntikan yang kedua kalinya setelah waktu 10 hari akan menimbulkan reaksi akut yang dapat menyebabkan kematian. 185. Anaplasia : keadaan hilangnya ciri-ciri khas suatu sel yang menyertai aktivitas proliverasi, seperti terlihat pada kanker. 186. Anarthria : suatu bentuk disartria yang berat. 187. Anasarca : infiltrasi serosa pada jaringan seluler dan rongga serosa; edema menyeluruh. 188. Anastomosis : interkoneksi antar cabang-cabang dua atau lebih arteri atau vena. 189. Anatomical position : untuk tujuan deskripsi yang akurat bidang anterior adalah tubuh tegak manghadap kedepan, tangan disamping dengan telapak tangan menghadap kedepan. 190. Anatomy : ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur tubuh denagn cara diseksi. 191. Androgens npl hormon yang disekresi oleh testis dan korteks adrenal, atau substansi sintetik yang mengendalikan pembentukan protein serta cirri-ciri seks sekunder pria. 192. Anencephaly : keadaan tidak adanya otak. 193. Aneurysm : dilatasi pembuluh darah, biasanya arteri, yang terjadi akibat kelemahan dinding pembuluh darah karena defek, penyakit atau cedera, sehingga terbentuk tonjolan yang berdenyut pada tonjolan tersebut bisa terdengar murmur. 194. Angiectasis : dilatasi abnormal pembuluh darah. 195. Anggitis : inflamasi pembuluh darah atau limfe. 196. Angina : perasaan tercekik atau konsrtiksi. 197. Angioblast : pembentukan jaringan yang paling awal dan dari jaringan ini terbentuk pembuluh darah. 198. Angiocardiography : pemeriksaan untuk melihat rongga jantung dan pembuluh darah setelah penyuntikan media kontraks. 199. Angiofibroma : tumor benigna yang timbul dari nasofaring dan paling sering ditemukan pada anak laki-laki usia belasan (teenage). 200. Angiogenesis : vaskularisasi.
  • 9. 201. Angiography : pemeriksaan untuk melihat pembuluh (arteri, vena dan limfe) setelah penyuntikan media kontras. 202. Angiology : ilmu pengetahuan yang mempelajari pembuluh darah dan limfe. 203. Angiooedema : (syn angioneuroticoedema) suatu bentuk urticaria yang berat, yang dapat meliputi kulit muka, tangan atau genitalia dan membrane mukosa mulut serta tenggorok. 204. Angioplasty : pembedahan rekonstruksi pembuluh darah. 205. Angiosarcoma : tumor malignan yang timbul dari pembuluh darah. 206. Angiospasm : spasme pembuluh darah yang menimbulkan vasokonstriksi. 207. Angiotensin : substansi inaktif yang dibentuk oleh kerja renin pada suatu protein dalam plasma darah. 208. Anhidrosis : defisiensi sekresi keringat. 209. Anhidrotics : setiap preparat yang mengurangi perspirasi. 210. Anhidrous adj tanpa air sama sekali, kering. 211. Anirida : kekurangan atau defek pada iris ; biasanya congenital. 212. Anisocoria : diameter kedua pupil yang sama. 213. Anisocytosis : keragaman dalam ukuran sel-sel darah merah. 214. Anisomelia : keadaan dimana panjang anggota gerak tidak sama. 215. Anisometropia : perbedaan refraksi pada kedua mata. 216. Ankylosis : kekakuan atau fiksasi sendi sebagai akibat penyakit. 217. Annular adj berbentuk cincin. 218. Anogenital adj berkenaan dengan anus dan regio genital. 219. Anomaly : keadaan yang tidak biasa atau yang berbeda dengan keadaan normal. 220. Anomia : kesulitan menemukan kata yang terjadi pada banyak pasien afasia. 221. Anomie : istilah sosiologis yang diberikan kepada seseorang yang hidup sendirian karena dia tidak bisa berhubungan dengan orang lain dan sebagai akibatnya, tidak dikenal lagi. 222. Anonychia : tidak adanya kuku. 223. Anopheles : genus nyamuk. 224. Anophthalmos : kelainan kongenital tidak adanya bola mata yang sejati. 225. Anoplasty : operasi plastik untuk rekonstruksi anus. 226. Anorchism : kelainan kongenital tidak adanya salah satu atau kedua testis. 227. Anorectal adj berkenaan dengan anus dan rektum. 228. Anorexia : kehilangan atau kerusakan selera terhadap makanan. 229. Anovular : tidak ada ovulasi. 230. Anoxia : secara harafiah, artinya tidak terdapatnya oksigen dalam jaringan. 231. Antacid : substansi yang menetralkan atau melawan asiditas.
  • 10. 232. Antagonism : opposisi aktif; ciri khas beberapa obat; misalnya, naloxon merupakan preparat antagonis yang bekerja melawan dan membalikkan semua efek yang ditimbulkan oleh preparat analgesik narkotik. 233. Anteflexion : penekukan suatu organ kedepan; umumnya dipakai untuk menunjukkan posisi uterus. 234. Antepartum adj sebelum lahir. Lebih sering dipakai untuk periode 3 bulan sebelum persalinan aterm. 235. Anterior adj didepan; pada permukaan depan. 236. Anterograde adj maju atau bergerak kedepan. 237. Antervesion : pengangkatan normal kedepan atau pergeseran kedepan. 238. Anthelmintic adj setiap obat untuk menghancurkan atau membasmi cacing usus. 239. Antharacosis : penumpukan karbon dalam paru-paru yang disebabkan oleh inhalasi debu batubara; dapat menyebabkan reaksi fibrotik. 240. Anthrax : suatu penyakit menular pada hewan ternak (sapi), yang dapat ditularkan kepada manusia melalui inokulasi, inhalasi dan konsumsi yang masing-masing akan menyebabkan pustule malignan, penyakit woolsorter's dan anthrax gastrointestinal. 241. Anthropoid adj menyerupai manusia. 242. Anthropology : ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia. 243. Anthropometry: pengukuran tubuh manusia dan bagian- bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan menentukan norma- norma untuk jenis kelamin, usia, berat badan, suku bangsa, dll. 244. Antiadrenergic adj menetralkan atau mengurangi efek impuls yang dihasilkan oleh serabut postganglion adrenergic pada system saraf simpatik. 245. Antialdosterone : setiap substansi yang bekerja sebagai antagonis aldesteron. 246. Antiallergic adj mencegah atau mengurangi alergi. 247. Antiarrhythmic adj menjelaskan tentang obat-obat dan pengobatan yang digunakan pada pelbagai bentuk kelainan irama jantung. 248. Antibacterial : menggambarkan setiap preparat yang menghancurkan bacteria atau menghambat pertumbuhannya. 249. Antibiosis : ikatan antar organisme yang berbahaya terhadap salah satu diantaranya. 250. Antibiotics npl substansi antibacterial yang berasal dari jamur dan bacteria seperti misalnya penisilin. 251. Anticholinergic adj bersifat menghambat kerja saraf kolinergik dengan mempengaruhi kerja asetikolin. 252. Anticholinesterase : enzim yang menghancurkan/menetralkan enzim kolinesterase sehingga memudahkan asetikolin untuk berkumpul pada ujung-ujung saraf (nerve endings) yang memungkinkan pelangsungan kembali kontraksi otot yang normal.
  • 11. 253. Anticoagulant : suatu preparat yang mencegah atau memperlambat pembekuan darah. 254. Anticonvulsant : suatu preparat yang mengakhiri konvulsi atau mencegah konvulsi. 255. Antidepressants : obat –obat untuk meringankan depresi. 256. Antidiabetic adj secara harafiah, berarti 'melawan diabetes'. 257. Antidephtheritic adj melawan difteri. 258. Antidiuretic adj mengurangi volume urine. 259. Antidote : ramuan (obat) yang melawan atau menetralkan kerja racun. 260. Antiembolic adj melawan embolism. 261. Antiemetic adj melawan emesis. 262. Antienzyme : suatu substansi yang mempunyai kerja inhibisi yang spesifik terhadap enzim. 263. Antiepileptic adj menggambarkan obat-obatan yang mengurangi frekuensi serangan epilepsy. 264. Antifebrile adj istilah ini dipakai untuk menggambarkan obat-obat yang mengurangi dan meredakan demam. 265. Antifibrinolytic adj istilah ini dipakai untuk menggambarkan setiap preparat yang mencegah fibrinolisis. 266. Antifungal adj istilah ini dipakai untuk menggambarkan setiap preparat yang menghancurkan jamur. 267. Antigen : setiap substansi yang dalam kondisi yang tepat, dapat menimbulkan respons imun yang spesifik dan bereaksi dengan produk respons tersebut; yaitu, dengan antibody spesifik atau terutama dengan limfosit-T sensitive, atau dengan keduanya. 268. Antihaemophilic factor (AHP) faktor VIII yang terlibat dalam pembekuan darah dan defisiensi factor ini akan menimbulkan penyakit hemofilia (klasik atau tipe A) 269. Antihaemorrhagic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah perdarahan; digunakan untuk mengambarkan vitamin K. 270. Antihistamines npl obat-obat yang supresi beberapa efek histamine yang dilepaskan. 271. Antihypertensive adj menggambarkan setiap preparat yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi. 272. Antiinfective adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah infeksi; dipakai untuk menjelas vitamin A. 273. Antiinflammatory adj cenderung mengurangi atau mencegah inflamasi. 274. Antilymphocyte globulin : immunoglobulin yang mengandung antibody terhadap antigen membrane limfosit sehingga terjadi inaktivasi atau lisis limfosit dan dengan demikian menurunkan respons imun. 275. Antilympocyte serum (ALS) : serum yang mengandung antibody yang mengikat limfosit dan menghambat fungsinya. 276. Antimalarial adj melawan malaria.
  • 12. 277. Antimetabolite : suatu senyawa yang hampir serupa dengan zat- zat kimia yang diperlukan sel untuk membentuk nucleoprotein sel. 278. Antimicrobial adj melawan mikroba. 279. Antimitotic adj pencegahan reproduksi sel melalui mitosis. 280. Antimutagen : substansi yang menghilangkan kerja suatu mutagen. 281. Antimycotic adj menggambarkan setiap preparat yang menghancurkan jamur. 282. Antineoplastic adj menggambarkan setiap substansi atau prosedur yang bekerja terhadap neoplasma. 283. Antineuritic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah neuritis. 284. Antioxidant adj menggambarkan setiap substansi yang menghambat proses oksidasi. 285. Antiparasitic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah atau menghancurkan parasit. 286. Antiparkinson(ism) drugs npl nama yang dipakai untuk obat-obat tranquilizen mayor seperti golongan fenotiazin. 287. Antiperiodic : preparat yang mencegah timbulnya penyakit secara periodic. 288. Antiperistalsis : pembalikan gerakan peristaltic normal. 289. Antiprothrombin : menghentikan pembekuan darah dengan mencegah konvensi prothrombin menjadi trombin Antikoagulan. 290. Antipruritic adj istilah ini menggambarkan setiap preparat yang meringankan atau mencegah rasa gatal. 291. Antipsyichotic adj secara harafiah, artinya melawan psikosis dan menggambarkan obat-obat yang juga dikenal sebagai preparat neuroleptik atau tranquilizer mayor dalam pengobatan psikosis dan ECT/electroconvulsive therapy. 292. Antipyretic adj menggambarkan setiap preparat yang meringankan atau mengurangi gejala demam/panas. 293. Antirabic adj menggambarkan setiap preparat yang mencegah atau menyembuhkan penyakit rabies. 294. Antireflux adj melawan aliran balik. 295. Antirheumatic adj setiap preparat yang mencegah atau mengurangi gejala rematik (rematisme). 296. Antischistosomal adj menggambarkan setiap preparat yang bekerja melawan Schistoma. 297. Antisepsis : pencegahan infeksi jaringan atau permukaan tubuh dengan pemakaian zat-zat kimia bukan antibiotic (antiseptic). 298. Antiseptics npl obat-oat bukan antibiotic yang menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. 299. Antiserotonin : substansi yang menetralkan atau mengurangi efek serotonin. 300. Antiserum : substansi yang dibuat dari darah hewan yang sudah diimunisasi oleh antigen.
  • 13. 301. Antisialagogue : substansi yang menhambat salivasi. 302. Antisocial adj melawan masyarakat. 303. Antispasmodic adj menggambarkan setiap tindakan yang dipakai untuk meredakan spasme pada otot. 304. Antistatic adj mencegah penumpukan muatan listrik statis. 305. Antistreptolysin adj melawan streptolisin. 306. Antisyphilitic adj menggambarkan setiap tindakan yang dilakukan untuk menerangi. 307. Antithrombin III : suatu protease yang merupakan inhibitor koagulasi dan disintesis dalam hepar. 308. Antithrombotic adj menggambarkan setiap tindakan untuk mencegah atau menyembuhkan thrombosis. 309. Antithymocyte globulin (ATG) immunoglobin yang berikatan dengan antigen pada sel-sel limfosit timus dan menghambat respons imun limfosit dependen. 310. Antithyroid : setiap preparat yang dipakai untuk menurunkan aktivitas kelenjar tiroid. 311. Antitoxin : suatu antibody yang bisa menetralkan toxin tertentu. 312. Antitreponemal adj menggambarkan setiap tindakan untuk melawan infeksi oleh Treponema. 313. Antitumour adj melawan pembentukan tumor, preparat yang menghambat pertumbuhan tumor. 314. Antitussive adj menggambarkan setiap tindakan untuk menekan batuk. 315. Antiviral adj bekerja melawan virus. 316. Antrectomy : eksisi antrum pilorikum lambung untuk mengangkat sumber hormone gastrin dalam pengobatan ulkus duodeni. 317. Antrochoanal polyp : polip nasal yang timbul dari antrummaksilaris dan ditemukan dalam nasofaring. 318. Antrooral adj berkenaan dengan antrum maksilaris dan mulut. 319. Antrostomy : tindakan artifisial membuka antrum Highmore (sinus maksilaris) dari rongga hidung dengan tujuan untuk drainase. 320. Antrum : suatu rongga atau kavitas khususnya dalam tulang. 321. Anuria : kedaan tidak adanya sekresi urine oleh ginjal. 322. Anus : bagian akhir saluran cerna, pada ujung paling akhir rectum. 323. Anxiety : suatu reaksi yang normal terhadap stress atau ancaman. 324. Anxiolytics npl preparat yang mengurangi ansietas. 325. Aorta : pembuluh arteri besar yang berasal dari ventrikel kiri jantung. 326. Aortic adj berkenaan dengan aorta. 327. Aortitis : inflamasi pada aorta. 328. Aortography : pemeriksaan untuk melihat aorta setelah penyuntikan media kontras yang bisa dilakukan lewat kateter yang dimasukkan disepanjang arteri femoralis atau brakialis atau lewat penyuntikan translumbar langsung.
  • 14. 329. Apathy : 1. keadaan apatis atau tak acuh dan berkurangnya aktivitas abnormal. 330. Aperistalsis : tidak adanya gerakan peristaltic dalam usus. 331. Apex : bagian tersempit setiap benda atau organ yang berbentuk kerucut, misalnya ujung akar gigi. 332. Apgar score : suatu ukuran yang dipakai untuk mengevaluasi keadaan umum bayi baru lahir. 333. Aphagia : ketidakmampuan menelan. 334. Aphakia : tidak adanya lensa kristalina. 335. Aphasia : kelainan berbahasa yang terjadi kerusakan otak dan terutama disebabkan oleh gangguan pada system linguistic otak. 336. Apheresis : proses mengambil darah dari seorang donor dan memasukkannya kedalam separator sel darah yang akan mengumpulkan komponen yang diperlukan, yaitu plasma (plasmapheresis) atau trombosit (plateletpheresis). 337. Aphonia : keadaan hilangnya suara. 338. Aphrodisiac : suatu preparat yang merangsang gairah seksual. 339. Apicectomy : eksisi apeks akar gigi. 340. Aplasia : perkembangan jaringan yang tidak lengkap. 341. Apnoea : keadaan berhentinya pernapasan, seperti yang terlihat pada respirasi Cheyne-Stokes. 342. Apodia : kelainan congenital tidak adanya kaki. 343. Aponeurosis : lembaran jaringan mirip tendon yang lebar serta mengkilap untuk membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan yang lainnya dan juga dengan bagian yang digerakkan oleh otot tersebut. 344. Aponeurositis : inflamasi aponeurosis. 345. Apophysis : tonjolan atau tuberositas atau pertumbuhan yang berlebih. 346. Apoplexy : keadaan yang lebih sering disebut dengan istilah cerebrovascular accident atau stroke. 347. Appendix : lampiran atau tambahan (appendage). 348. Applicator : instrument untuk memberikan obat secara lokal. 349. Apposition : tindakan mendekatkan atau menyatukan dua permukaan atau dua tepi. 350. Apraxia : kelainan, akibat kerusakan otak, pada kemampuan mengendalikan gerakan motorik. 351. Aptitude : kemampuan dan kemudahan yang terdapat secara alami untuk melaksanakan berbagai tugas, entah mental atau fisik. 352. Apyrexia : keadaan tanpa demam. 353. Arachnodactyly : kelainan congenital yang menyebabkan jari-jari tangan berbentuk laba-laba (spider finger). 354. Arborization : susunan yang menyerupai percabangan pohon. 355. Areola : daerah berpigmen disekeliling puting susu. 356. Arginase : suatu enzim yang ditemukan dalam hepar, ginjal dan lien. 357. Arginine : salah satu asam amino esensial.
  • 15. 358. Argininosuccinuria : terdapatnya arginin dan asam suksinat dalam urine. 359. Argon : gas lengai yang langka dan dipakai dalam pengukuran. 360. Ariboflavinosis : keadaan defisiensi yang disebabkan oleh kekurangan riboflavine dan anggota vitamin B kompleks yang lain. 361. Aromatherapy : suatu terapi komplementer yang melibatkan penggunaan berbagai macam aroma dari minyak esensial. 362. Arrhytmia : setiap penyimpangan dari irama jantung yang normal. 363. Arsenic : suatu logam yang dalam bentuk tertentu merupakan toksin yang poten dengan menimbulkan keluhan malaise, anemia, gejala gastrointestinal dan saraf. 364. Artefact : setiap produk artificial yang terjadi akibat faktor kimia atau fisik; perubahan nonalami yang terjadi dalam suatu strukur atau jaringan. 365. Arteriography : pemeriksaan untuk melihat system arterial sesudah penyuntikan media kontras. 366. Arteriole : arteri kecil yang menghubungkan arteri dengan kapiler. 367. Arteriopathy : penyakit pada arteri. 368. Arterioplasty : bedah plastic yang diterapkan pada pembuluh arteri. 369. Arteriosclerosis : perubahan degeneratif arteri yang menyertai pertambahan usia. 370. Arteriotomy : insisi arteri atau fungsi arteri dengan jarum. 371. Arteritis : penyakit inflamasi yang mengenai tunikamedia pembuluh arteri. 372. Artery : pembuluh yang membawa darah dari jantung keberbagai jaringan. 373. Arthritis : inflamasi satu sendi atau lebih yang tampak membengkak, terasa hangat, nyeri dan gerakan yang terbatas. 374. Arthrodesis : sendi yang dibuat kaku dengan pembedahan. 375. Artrography : pemeriksaan radiografik untuk menentukan struktur internal suatu sendi yang garis bentuknya diperlihatkan oleh media kontras yang bisa berupa gas, cairan atau keduanya. 376. Arthrology : ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur serta fungsi sendi, penyakit dan pengobatannya. 377. Arthrophaty : setiap penyakit sendi. 378. Arthroscope : instrument yang dipakai untuk melihat bagian dalam rongga sendi. 379. Arthroscopy : tindakan memvisualisasikan interior rongga sendi dengan memasukkan alat optik. 380. Arthrosis : degenerasi pada sendi. 381. Arthrotomy : insisi kedalam sendi. 382. Asbestos : bahan mineral berserat yang tidak menghantarkan panas dan tidak dapat terbakar. 383. Asbestosis : suatu bentuk pneumoconiosis akibat inhalasi debu dan serat asbestos.
  • 16. 384. Ascariasis : infestasi cacing ascarides. 385. Ascaricide : substansi atau zat yang letal terhadap ascarides. 386. Ascarides : cacing nematoda dari famili Ascaridae yang kedalamnya termasuk pula cacing gelang. 387. Asepsis : keadaan tanpa mikroorganisme patogen yang hidup. 388. Asparaginase : enzim yang dipakai dalam farmakologi untuk mengobati kanker. 389. Aspergillosis : infeksi oportunis, terutama pada paru-paru, yang disebabkan oleh spesies Aspergillus. 390. Aspergillus : spesies jamur lingkungan yang menghasilkan spora. 391. Aspermia : keadaan tidak adanya sekresi atau pengeluaran semen. 392. Asphyxia : keadaan tidak bisa bernapas; berhentinya pernapasan. 393. Aspirator : alat untuk menghasilkan tekanan negative guna mengisap cairan dari dalam rongga. 394. Aspirin : preparat analgesic yang efektif untuk mengatasi gangguan nyeri ringan, seperti sakit kepala, sakit gigi atau keseleo otot. 395. Assimilation : proses penyerapan dan pemanfaatan oleh jaringan tubuh terhadap bahan makanan yang sudah dicerna dalam usus. 396. Association : istilah yang dipakai dalam psikologi. 397. Astereognosis : kehilangan kemampuan untuk mengenali bentuk dan konsistensi berbagai objek. 398. Asthenia : berkurangnya kekuatan; kelemahan, debilitas. 399. Astrocytoma : tumor jaringan glia otak dan medula spenalis yang tumbuh lambat. 400. Asymmetry : berkurangnya persamaan bentuk organ atau bagian tubuh pada setiap sisinya. 401. Atavism : munculnya kembali trait herediter yang telah hilang pada satu generasi atau lebih. 402. Atelectasis : sejumlah alveoli paru tidak mengandung udara akibat kegagalan ekspansi (atelektasis congenital) atau kegagalan resorpsi udara dari alveoli (collapse). 403. Atheroma : pengendapan bercak kuning keras bahan lipoid dalam tunika intima arteri. 404. Atherosclerosis : ateroma dan arteriosclerosis yang terdapat bersama. 405. Athetosis : suatu keadaan yang ditandai oleh gerakan tangan serta kaki yang tidak bertujuan dan keadaan ini umumnya disebabkan oleh suatu lesi dalam otak. 406. Atom : partikel terkecil dari sebuah elemen yang dapat berdiri sendiri atau bergabung dengan satu atom atau lebih dari elemen yang sama atau yang lain. 407. Atresia : imperforasi atau tertutupnya suatu lubang tubuh, duktus atau kanalis yang normal. 408. Atrium : rongga, tempat masuk atau lewat. 409. Atrophy : pelisutan, pengecilan, emasiasi, berkurangnya ukuran dan fumsi satu organ/bagian tubuh.
  • 17. 410. Atropine : zat alkaloid utama dalam belladonna. 411. Attenuation : proses untuk memicu mikroorganisme pathogen agar mengembangkan atau memperlihatkan karakteristik yang tidak begiti virulen. 412. Attrition : erosi permukaan occlusal (oklusal) gigi akibat pemakaian. 413. Audiogram : rekaman visual ketajaman pendengaran yang diuji dengan alat audiometer. 414. Audiology : ilmu pengetahuan tentang pendengaran. 415. Aura : peringatan; perasaan aneh atau peringatan akan terjadinya suatu serangan, seperti pada epilepsy. 416. Auricle : 1 pinna telinga luar; daun telinga. 2 organ tambahan pada atrium jantung. 417. Auriscope : instrument untuk memeriksa telinga yang biasanya menggunakan pembesaran dan penerangan (magnifikasi dan iluminasi). 418. Auscultation : suatu metode untuk mendengarkan suara tubuh, khususnya suara jantung, paru dan sirkulasi fetal dengan tujuan diagnostic. 419. Autism : suatu keadaan dimana seseorang asyik dengan dirinya sendiri. 420. Autoagglutination : penggumpalan sel-sel darah merah tubuh sendiri yang disebabkan oleh autoantibody; keadaan ini terjadi pada anemia hemolitik akuisita, yaitu suatu penyakit autoimun. 421. Autoantibody : suatu antibody yang dapat mengikat unsur-unsur normal dalam tubuh, seperti DNA, sel-sel otot polos dan sel-sel parietal. 422. Autoantigen : antigen dalam jaringan normal yang dapat mengikat autoantibody. 423. Autoclave : 1 suatu alat untuk sterilisasi uap bertekanan tinggi. 424. Autodigestion : proses pencernaan jaringan tubuh sendiri didalam tubuh yang hidup. 425. Autoeroticism : pemuasan sendiri naluri seksual. 426. Autograft : jaringan ditandur dari bagian tubuh yang satu kebagian tubuh lain pada orang yang sama. 427. Autoimmunization : proses yang mengarah pada penyakit autoimun. 428. Autointoxication : peracunan akibat produk metabolic yang salah atau yang berlebihan, yang terbentuk dari dalam tubuh sendiri. 429. Autolysis : autodigestion yang terjadi jika enzim-enzim digestif merembes kedalam jaringan sekitarnya. 430. Automatism : prilaku teratur yang terjadi tanpa menyadarinya. 431. Autopsy : pemeriksaan mayat (cadaver) untuk tujuan diagnostic. 432. Autosome : kromosom yang bukan kromosomseks (gonosome). 433. Autosuggestion : sugesti sendiri; swasugesti; penerimaan yang tidak kritis terhadap berbagai gagasan yang timbul dalam pikiran sendiri. 434. Autotransfusion : transfusi pada pasien yang mengalami kehilangan darah dimana darah transfusi tersebut berasal dari pendarahan
  • 18. dalam tubuh pasien sendiri, khususnya kalau pendarahan terjadi didalam rongga perut. 435. Avidin : suatu protein dengan berat molekul tinggi yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap biotin sehingga dapat mengganggu penyerapan biotin. 436. Avidity : suatu ukuran yang kurang tepat untuk mengukur kekuatan pengikatan antigen-antibodi berdasarkan kecepatan pembentukan kompleks tersebut. 437. Avulsion : terobeknya secara paksa suatu organ atau bagian tubuh, seperti terobeknya ekstremitas, saraf atau polip. 438. Azospermia : ketidaksuburan pria akibat tidak diproduksinya sperma. 439. Azoturia : ekskresi urea secara patologis kedalam urine. B 440. Bacilluria : adanya baksil didalam urine. 441. Bacillus : genus bakteri yang terdiri atas sel-sel aerob. 442. Bacitracin : antibiotik yang digunakan untuk pemakaian luar pada berbagai keadaan yang resisten terhadap bentuk-bentuk pengobatan lainnya. 443. Backache : istilah ini menyatakan nyeri yang kronis dengan intensitas yang rendah (pegal-pegal) dan biasanya terdapat pada punggung bawah. 444. Bacteraemia : terdapatnya bekteri didalam darah. 445. Bactericide : setiap preparat yang membunuh atau menghancurkan bakteria. 446. Bacterecidin : antibodi yang membunuh bacteria. 447. Bacteriologist : orang yang ahli (pakar) dalam bakteriologi. 448. Bacteriology : ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu tentang bakteria. 449. Bacteriolysin : suatu antibodi spesifik yang terbentuk dalam darah yang dapat menyebabkan dilusi (menghancurkan) bacteria. 450. Bacteriolysis : penghancuran dan pelarutan bakteria. 451. Bacteriophage : virus yang bersifat parasitik pada bakteria. 452. Bacteriostatis : penghentian atau penghambatan pertumbuhan bakteria. 453. Bacteriuria : adanya bakteria dalam urine (100.000 atau lebih mikri-organ-isme pathogen per ml). 454. Balanus : glans penis atau klitoris. 455. Ballottement : tes untuk memeriksa benda yang mengapung. 456. Bandage : potongan kain khusus untuk membalut luka atau mengikat bagian tubuh yang cedera. 457. Barbiturism : adiksi terhadap setiap preparat barbiturat. 458. Barotrauma : cedera yang disebabkan oleh perubahan pada tekanan atmosfer atau tekanan air.
  • 19. 459. Bartholinitis : inflamasi kelenjar Bartholin. 460. Bashopil : sel yang memiliki afinitas terhadap zat warna alkalis. 461. Bashopilia : peningkatan jumlah sel-sel basofil dalam darah. 462. Bearing-down : pseudonim untuk kontraksi ekspulsi pada kala dua persalinan; mengejan. 463. Beat : denyutan atau pulpasi darah dalam jantung dan pembuluh darah yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung. 464. Becquerel (Bq) : satuan (unit) radioaktivitas. 465. Bedbug : serangga pengisap darah yang termasuk kedalam genus Cimex. 466. Bedfast : keharusan pasien untuk berbaring ditempat tidur selama hampir 24 am setiap harinya. 467. Bedrest : keharusan pasien untuk berbaring ditempat tidur selama hampir 24 jam setiap harinya dengan tujuan utama untuk meminimalkan fungsi semua sistem organ. 468. Behaviour : respons perilaku yang dapat diamati pada diri seseorang terhadap rangsangan internal atau eksternal. 469. Behaviourism : istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menyatakan cara pendekatan yang mengkaji dan menginterprestasikan perilaku melalui observasi secara objektif terhadap prilaku itu tanpa mengacu kepada fenomena mental subjektif yang melandasi seperti ide, emosi dan kemauan. 470. Brachytherapy : radioterapi yang diberikan dari sumber radioaktif yang kecil yang ditanamkan atau diletakkan didekat tumor. 471. Bradycardia : (bradikardia) frekuensi kontraksi jantungyang lambat sehingga menghasilkan denyut nadi yang lambat. 472. Brain : ensefalon; bagian terbesar system saraf pusat. 473. Bran : (bekatul) kulit ari biji-bijian. 474. Breast : toraks bagian anterior atas (dada). 475. Breech : (bokong). 476. Bromidrosis : pengeluaran banyak keringat yang bau, khususnya berkaitan dengan bagian kaki. 477. Bronchiectasis : dilatasi percabangan bronkus, yang kalau terjadi secara terbatas, biasanya disebabkan oleh pneumonia atau kolaps lobus paru pada usia kanak-kanak. 478. Bronchiole : salah satu percabangan halus bronkus yang berakhir dalam alveoli paru atau kantong udara dalam paru. 479. Bronchiolitis : inflamasi bronchioles yang pada banyak kasus disebabkan oleh virus respiratory syncitial dan paling sering ditemukan pada anak-anak dalam usia 1 tahun pertama, mencapai puncaknya dalam musim dingin. 480. Bronchitis : inflamasi bronkus. acute bronchitis sebagai kejadian yang terpisah, biasanya merupakan infeksi primer virus sebagai komplikasi dari penyakit selesma, influenza, batuk rejan, campak atau rubella.
  • 20. 481. Bronchoconstrictor : setiap preparat yang menimbulkan konstriksi bronkus. 482. Bronchodilator : setiap preparat yang menimbulkan dilatasi bronkus. 483. Bronchography : pemeriksaan radiology untuk melihat percabangan bronkus setelah dimasukkan sedikit media kontras cair. 484. Bronchomycosis : istilah umum yang dipakai untuk mencakup berbagai infeksi jamur pada bronkus dan paru-paru. 485. Bronchopneumonia : istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk pneumonia dimana daerah konsolidasi terdistribusi luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris. 486. Bronchorrhoea : pengeluaran mucus yang berlebihan dari membran mukosa bronkus. 487. Bronchoscope : endoscope yang dipakai untuk memeriksa dan melakukan biopsi pada bagian dalam bronkus. 488. Bronchospasm : konstriksi mendadak saluran bronkus yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot polos involunter pada dinding bronkus. 489. Bronchostenosis : penyempitan salah satu bronkus. 490. Brow : dahi; bagian diatas arkus supraorbita. 491. Brucella : genus bakteria yang menebabkan penyakit brucellosis (demam bolak-balik pada manusia; penyakit abortus menular pada ternak). 492. Brucellosis : (syn. Melitensis) suatu retikulosis infektif. 493. Bruise : (syn contusion) suatu perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah kedalam jaringan dibawahnya, memar; pada luka memar tidak terdapat ekskroiasi kulit. 494. Bruxism : menggertakkan atau menggesek-gesekkan gigi secara abnormal yang sering menimbulkan keausan atau kelemahan gigi. 495. Bubo : pembesaran kelenjar limfe, khususnya pada lipat paha. 496. Buffer : secara umum, istilah ini menyatakan campuran substansi dalam larutan yang mampu mengikat baik ion hydrogen maupun ion hidroksil dan mempunyai sifat resisten terhadap perubahan pH ketika ditambahkan zat asam atau alkalis. 497. Bulimia nervosa : (syn binge-purge syndrome) makan berkali-kali dengan jumlah yang sangat banyak dalam waktu singkat dan sesudah itu dengan sengaja dimuntahkan kembali. 498. Bulla : lepuh besar yang yang berisi air. 499. Bunion : (syn hallux vagus) deformitas kaput os metatarsal pada pertemuannya dengan ibu jari kaki. 500. Burn : (luka bakar) lesi jaringan akibat terbakar oleh bahan kimia, panas kering, terutama mengenai rahang pada anak-anak. 501. Burr : pemasangan alat bor yang dipakai untuk mengebor tulang atau gigi. 502. Bursa : kantong fibrous yang dilapisi membran sinovia dan berisikan sedikit cairan sinovial. 503. Bursitis : inflamasi pada bursa.
  • 21. 504. Buttock : salah satu dari dua tonjolan otot dibagian posterior pangkal paha (prominensa gluteus). 505. Byssinosis : bentuk pneumoconiosis yang disebabkan oleh inhalasi debu kapas atau linen. C 506. Cachexia : istilah yang menunjukkan keadaan gangguan konstitusional, malnutrisi dan kesehatan umum yang jelek. 507. Cadever : mayat. 508. Cadmium : unsur logam yang terdapat dalam bijih seng dan digunakan pada beberapa jenis industri. 509. Caecostomy : fistula yang dibuat dengan pembedahan antara caecum dan dinding anterior abdomen, yang biasanya untuk menghasilkan drainase dan/atau dekompresi sekum. 510. Caecum : lanjutan kolon yang buntu dan berbentuk seperti kantong buntu didalam fosa iliaka kanan. 511. Caffeine : stimulant system saraf pusat yang terdapat dalam kopi dan teh. 512. Calamine : larutan seng karbonat yang berwarna merah muda dengan feri oksida. 513. Calcification : pengerasan substansi organik karena endapan garam-garam kalsium didalamnya. 514. Calcitonin : (syn thyrocalcitonin) hormon yang dihasilkan dalam sel-sel parafolikular tiroid atau sel-sel C. 515. Calcium : suatu unsur metal. Unsur utama yang membentuk tulang,gigi serta darah dan merupakan unsure gizi esensial. 516. Calculus : endapan abnormal yang terutama tersusun atas zat-zat mineral dan terbentuk dalam saluran yang mengalirkan produk sekresi, atau dalam kantong yang berfungsi sebagai penampung produk tersebut. 517. Caliper : instrument dengan dua buah kaki yang melengkung untuk mengukur diameter bagian tubuh yang bundar. 518. Callosity : (syn keratoma) pengerasan lokal pada kulit yang disebabkan oleh tekanan atau gesekan. 519. Callus : kalositas, kulit yang menebal dan mengeras pada telapak kaki. 520. Calor : panas; salah satu diantara empat tanda klasik untuk inflamasi lokal; tanda lainnya adalah dolor, rubor, tumor. 521. Calorie : satuan panas. 522. Camphor : zat yang bersifat karminatif dan ekspektoran serta dipakai sebagai tinctura opii yang mengandung champor obat batuk. 523. Campylobacter : bakteri Gra-negatif yang motil dan dapat berbentuk batang yang melengkung atau spiral. 524. Canaliculus : Saluran kapiler yang halus.
  • 22. 525. Cancellous : menyerupai jaringan retikler, ringan dan sperti spons ; menyerupai sarang lebah. 526. Cancer : istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan malignan dalam setiap bagian tubuh. 527. Cancerocidal : bersifat letal untuk penyakit kanker. 528. Cancerophobia : ketakutan yang bersifat obsesif terhadap penyakit kanker. 529. Cancrum oris : stomatis gangrenosa pada pipi yang tejadi akibat sepsis pada gigi. 530. Candida : (syn Monila) genus jamur dimorfik. 531. Candidasis : (syn candidosis, moniliasis, thrush) penyakit yang di sebabkan oleh infeksi speies Candida. 532. Cannula : selang berongga untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan dari dalam tubuh. 533. Cannulation : pemasangan kanula. 534. Canthus : sudut yang terbentuk oleh pertemuan kelopak mata. 535. Capillary : (secara harfiah, menyerupai rambut) setiap pembuluh darah yang berdinding tipis dan membentuk bagian jalinan untuk memudahkan pertukaran cepat antara subtansi antara cairan yang tekandung dan jaringan dan sekitarnya 536. Capping : suatu proses untuk membuat molekul-molekul permukaan sel beragregasi (biasanya dengan menggunakan antibodi) pada membrane sel. 537. Capsule : membrane luar yang membungkus organ–organ tertentu, seperti ginjal, hepar, lien dan adrenal. 538. Capsulectomy : pembedahan mengeksisi suatu kapsula. 539. Capsulitis : inflamasi kapsula. 540. Capsulotomy : insisi kapsula,yang biasanya mengacu pada kapsula yang membungkus lensa kristalina mata. 541. Captopril : suatu obat yang menghambat ACE ( angio-tensin- converting enzyme) dan dengan demikan mencegah pembentukan angiotensin II yang aktif. 542. Carbaminohaemoglobin : senyawa yang tebentuk antara karbon dioksida dan hemoglobin. 543. Carbaryl : pestisida yang dipakai untuk pengobatan kutu rambut. 544. Carbohydrate : senyawa organic yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen. 545. Carbuloria : urine yang berwarna hitam atau gelap akibat ekskresi asam karbolat, seperti yang tejadi pada keracunan asam karbolat. 546. Carbon : suatu unsure nonmetalik tetrad yang terdapat dalam tubuh semua makhluk hidup. 547. Carboxyhaemoglobin : senyawa yang tebentuk oleh penyatuan karbon monoksida dan hemoglobin, jenis hemoglobin ini memiliki afinitas yang tinggi terhadap CO2 dan tidak mudah untuk melepaskannya sehingga tidak tersedia hemoglibin yamg membawa oksigen.
  • 23. 548. Carboxyhaemoglobinaemia : Carboxyhaemoglobin* di dalam darah. 549. Carboxyhaemoglobinuria : Carboxyhaemoglobin* di dalam urine. 550. Carbuncle : suatu infalamasi akut (biasanya di sebabkan oleh Staphylococcus) yang menyerang beberapa folikel rambut dan jaringan subkutan di sekelilingnya sehingga terjadi deskuamasi dengan beberapa buah sinus yang mengeluarkan secret. 551. Carcinogen : setiap subtansi atau preparat yang dapat menimbulkan kanker. 552. Carcinogenesis : pembentukan kanker. 553. Carcinoman : pertumbuhan kanker pada jarigan epitil (mis., membran mukosa). D 554. Dacry(o)adenitis : inflamasi kelenjar lakrimalis. 555. Dacryocyst : istilah lama untuk lakrimalis (kantong air mata) 556. Dacrocystectomy : eksisi pada bagian kelenjar lakrimalis. 557. Dacrocystitis : inflamasi sakus lakrimalis yang biasanya mengakibatkan pembentukan 558. Dacryocystography : pemeriksaan radiology pada sistem aliran air mata sesudah ke dalamnya di suntikkan bahanradioopaque. 559. Dacryocystorhinostomy : (syn operasi totis) suatu operasi untuk membuat drainase dari sakus lakrimalis ke dalam hidung jika terdapat okstruksi pada duktus nasolakrimalis. 560. Dacriyolith : batu dalam saluran lakrimalis. 561. Deafness n ketulian : gangguan pendengaran parsial atau total. 562. Deamination : pengeluran gugus amino dari senyawa organic seperti asam-asam amino. 563. Debility : suatu keadaan lemah dengan penurunan tonus otot. 564. Debridement : pengangkatan benda asing dan jaringan yang cedera atau terinfeksi dari suatu luka. 565. Decalcification : pengeluaran garam-garam mineral seperti dari gigi pada karies dentis atau dari tulang pada kelainan metabolisme kalsium. 566. Decannulation : pelepasan kamula, khususnya selang traekostomi. 567. Decapsulation : operasi pengangkatan kapsula suatu organ. 568. Decision making : pengambilan keputusan; dalam keperawatan, pengambilan keputusan yang dilakukan perawat bersama-sama pasiennya menjadi semakin nyata setelah peran serta pasien dalam perawatan semakin di anjurkan 569. Decubitus : posisi berbaring ; pronasio.
  • 24. 570. Decussation : persilangan serabut saraf pada titik di luar asalnya, seperti persilangan pada traktus optikus dan trsktus piramidalis. 571. Degeneration : kemunduran kualitas atau fungsi. 572. Deglutition : proses menelan yang sebagian volunter dan sebagian lagi involunter. 573. Delirium : keadaan mental yang abnormal berdasarkan halusinasi atau ilsui. 574. Demarcation : pergambaran pertemuan jaringan sakit dan jaringan sehat yang sering di lakukan sehubungan dengan gengren. 575. Demography : ilmu pengatahuan tentang populasi. 576. Dependence : tingkat ketergantungan individu pada orang lain untuk aktivitas kehidupan sehari-hari. 577. Dependency : ukuran tingkat asuha keperawatan yang di perlukan seorang pasien. 578. Dermatology : ilmu pengetahuan tentang kulit manusia, struktur, fungsi, penyakit dan pengobatannya. 579. Dermatome : alat untuk memotong lembaran kulit dengan berbagai ketebalan biasanya untuk penanduran kulit (skin grafting). 580. Dermatosis : istilah generik untuk penyakit kulit. 581. Diabetes :suatu penyakit yang di tandai dengan keadaan polyura. 582. Diagnosis : seni atau kiat untuk menentukan sifat atau keadaan atau penyakit. 583. Dialysate : jenis cairan yang di gunakan dalam proses dialysis. 584. Dialyser : di gunakan untuk dialysis. 585. Dialysis : pemisahan sejumlah substansi yang ada dalam larutan dengan memanfaatkan perbedaan kemampuan berdifusi lewat membrane berpori seperti pada ginjal artificial. E 586. Eardrum : gendangan telinga; membrane timpani; membrane pada ujung kanalis auditorius eksterna. 587. Ectasy istilah dalam bahasa sehari-hari yang di pakai untuk amfetamin yang bekerja sebagai stimulan dan dapat menimbulkan halunsinasi. 588. Ectodermosis : penyakit pada organ atu jaringan yang berasal dari ekstordem. 589. Ecstoparasite : parasit yang hidup pada permukaan luar hospesnya. 590. Eczema : penyakit inflamasi kulit yang di sertai dengan rasa gatal yang hebat pada daerah yang sakit. 591. Effector : saraf motorik atau sekretorik yang berujung dalam otot, kelenjar atau organ. 592. Effusion : ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau rongga tubuh.
  • 25. 593. Ego : mengacu pada keasadaran diri; menurut Freud konsep 'saya' berhubungan dengan realitas, di pengaruhi oleh kekuatan social dan mengontrol dorongan insting tidak sadar. 594. Ejaculation : penyemprotan semen yang mendadak dari dalam penis yang ereksi pada saat seorang pria mengalami orgasme. 595. Element : salah satu unsur pembentuk sebuah senyawa. 596. Elliptocytosis : anemia dengan sel darah merah berbentuk oval. 597. Elixir : larutan obat yang di buat manis atau harum, sering mengandung sedikit alcohol. 598. Emasculation : pengebirian atau kastrasi pada laki-laki. 599. Embolus : benda cair atau gelembung udara yang terbawa dalam aliran darah. 600. Embrocation : cairan yang digunakan secara topical dengan cara menggosokkannya. 601. Embryopathy : penyakit atau abnormalitas dalam embrio. 602. Embryotomy : mutilasi janin untuk mempermudah pengeluarannya dari dalam rahim kalau kelahiran secara alami tidak mungkin terjadi. 603. Emesis : muntah-muntah. 604. Emission : ejakulai atau pemancaran keluar, khususnya ejakulasi semen involunter. 605. Emphaty : turut merasakan perasaan orang lain atau dapat memahami perbuatan orang lain. 606. Empyema : timbunan atau kumpulan pus dalam suatu kavitas, organ berongga atau ruangan. 607. Enamel : lapisan luar mahkota gigi yang keras dan aselular. 608. Encapsulation : pengemasan dalam kapsul. 609. Encephalitis : inflamasi otak. 610. Encephalomalacia : pelunakan otak. 611. Encopresis : pengeluaran feses secara involunter pada usia di mana kontinensia fekal biasanya sudah tercapai. 612. Endoparasite : setiap parasit yang hidup di dalam tubuh hospesnya. 613. Endoscope : alat untuk melihat rongga atau organ tubuh. 614. Endospore : spora bakteri yang memiliki fungsi vegetatif murni. 615. Endotoxin : produk toksik bakteri yang berkaitan dengan dinding sel bakteri dan hanya dapat di peroleh lewat penghancuran sel bakteri tersebut. 616. Enterolith : batu dalam intestium. 617. Enterolithiasis : keadaan tedapatnya batu dalam intetinum. 618. Enteretomy : insisi ke dalam usus halus. 619. Epidemiology : kajian ilmiah mengenai distribusi penyakit. 620. Ergosterol : provitamin yang tedapat dalam jaringan subkutan manusia dan binatang.
  • 26. 621. Erutation (bersendawa) : perbuatan mengeluarkan gas dari dalam lambung dan kemudian memaksanya keluar lewat mulut dengan menimbulkan suara berisik F 622. Facet : permukaan sebuah tulang atau kalkulus yang kecil, rata dan datar. 623. Facies : penampilan wajah, terutama di pakai pada penderita sifilis congenital dengan saddle nose ( hidung yang melesak seperti pelana), alis dan dagu yang menonjol. 624. Fahrenheit : skala termometrik; titik beku air terjadi pada 32o dan titik didihnya 202o. 625. Falx : srtuktur berbentuk sabit. 626. Fasciculation : getaran otot yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. 627. Fascia : selubung jaringan ikat yang terdiri atas jaringan fibrosa dan lemak yang menyatukan kulit dengan jaringan di bawahnya. 628. Faciculus : berkas yang kecil, seperti berkas otot atau saraf. 629. Fastigium : titik suhu tertinggi pada demam ; periode perkembangan sempurna suatu penyakit. 630. Fat : senyawa gliserol dengan asam-asam lemak yang bisa berasal dari hewan atau tanaman dan dapat bersifat padat atau cair. 631. Fatigue : keluhan mudah lelah. 632. Fauces : ostium dari mulut ke dalam faring, yang di batasi oleh palatum mole di sebelah atas, lidah di sebelah bawah. 633. Favus : tipe penyakit jamur yang di sebabkan oleh Trichophyton schoenleini. 634. Fetishism : suatu keadaan dimana benda tertentu di jadikan objek yang di kagumi secara irasioanal atau di cintai secara emosional. 635. Fetor : bau busuk atau menyengat. Fetor oris halitosis, bau napas yang busuk. 636. Fetoscopy : pemeriksaan visual langsung terhadap janin dengan menggunakan endoskop serat-optik yang sesuai. 637. Fetus : istilah yang di pakai secara internasional. 638. Fever : kenaikan suhu tubuh di atas suhu normal. 639. Fibre : serat, srtuktur mirip benang. 640. Fibril : komponen filament dari suatu serat; serat halus. 641. Fibrin : matrik tempat terbentuknya bekuan darah. 642. Filaria : genus cacing mirip benang yang bersifat parasitic dan terutama di temukan di kawasan tropis serta subtropis. 643. Filariasis : infestasi oleh Filaria . 644. Filaricide : preparat yang menghancurkan Filaria. 645. Filipuncture : penusukan semacam benang kawat ke dalam aneurisma untuk menghasilkan koagulasi darah yang ada di dalamnya.
  • 27. 646. Fission : metode reproduksi yang lazim di jumpai pada bakteri dan protozoa. 647. Floaters : benda-benda melayang dalam humor vitreus (mata) yang terlihat oleh pasien sendiri. 648. Flooding : istilah yang populer untuk menyatakan perdarahan yang berlebihan dari dalam uterus. 649. Fomite : setiap benda yang pernah tercemar oleh infeksi dan dapat menyebarkan infeksi tersebut. 650. Fontanelle : fontanel, ubun-ubun; celah berselaput yang terletak di antara tulang-tulang kranium. 651. Fossa : depresi, cekungan ,=atau lekukan fossae. 652. Fourchette : lipatan membran yang menghubungkan kedua ujung posterior labia minora. G 653. Gag : intrumen yang di letakkan di antar dua baris gigi agar mulut tetap terbuka. 654. Gait : cara atau gaya berjalan. 655. Galactagogue : galatogogum; preparat untuk memicu atau meningkatkan sekresi ASI. 656. Galactocele : kisat yang mengandung ASI atau cairan yang menyerupai ASI. 657. Galactorrhoe : sekresi ASI yang berlebihan. 658. Galactose : monosakarida yang di temukan bersama glukosa dalam laktosa atau gula susu. 659. Gallipot : botol kecil untuk tempat lotion. 660. Galvanometer : instrument untuk mengukur arus listrik. 661. Gamete : sel reproduktif jantan. 662. Gangrene : kematian bagian dari jaringan tubuh. 663. Gas : salah satu dari ketiga bentuk zat; dua lainya dalah zat padat dan zat cair. 664. Gastralgia : nyeri dalam lambung. 665. Gastritis : inflamasi lambung, khususnya lapisan selaput lendirnya. 666. Gastropexy : operasi fiksasi lambung yang bergeser. 667. Gastrophrenic : berkenaan dengan lambung dan diafragma. 668. Gastroplasty : operasi plastic pada lambung. 669. Gastroptosis : pergeseran lambung ke bawah. 670. Gastrula : stadium sesudah blastula* dalam perekembangan embrio. 671. Gene : gen,; unit spesifik, terletak dalam lokus spesifik dari kromosom yang spesifik.
  • 28. 672. Genetics : ilmu pengetahuan tentang hereditas dan variasi, yaitu kajian bahan genetic, tranmisinya dan perubahannya. 673. Genotype : informasi total genetic yang dikode dalam kromosom seseorang. 674. Genu : lutut. 675. Genus : ranking klasifikasi antara famili (yang lebih tinggi) dan spesies (yang lebih rendah). 676. Geophegia : kebiasaan memakan tanah atau lempung. 677. Geriatrician : dokter yang mempunyai keahlian tentang lansia dan berbagai penyakitnya. 678. Germicide : preparat yang membunuh kuman. 679. Geronotology : ilmu tentang proses penuaan. 680. Gigantism : sutu keadaan abnormal yang di tandai oleh pertumbuhan dan tinggi yang berlebihan. H 681. Habilitation : cara-cara untuk membimbing seorang anak agar secara bertahap menuju kepada tingkat kemandirian fisik, psikologis serta social yang maksimal yang ia mampu. 682. Habit : kebiasaan; perilaku yang di pelajari yang memiliki probabilitas relative tinggi untuk terjadi kembali ketika bereaksi terhadap suatu situasi atau stimulus tertentu. 683. Habituation : istilah untuk menggambarkan penurunan respons terhadap suatu stimulus kalau stimulus tersebut sudah dianggap biasa karren bterjadi berkali-kali. 684. Haem : bagian yang membawa pigmen dari bagian haemoglobin. 685. Haemangioma : malfomasi pembuluh darah yang dapat terjadi pada setiap bagian tubuh. 686. Haematemesis : muntah darah, yang bisa berwarna merah terang jika baru saja tertelan. 687. Haematin : unsur hemoglobin yang mengandung unsur besi. 688. Haematinic : setiap subtansi yang di perlukan untuk memproduksi sel darah merah dan unsur-unsur pembentukannnya. 689. Haemtocole : benjolan yang berisi darah. 690. Haemtocolpos : darah yang tertahan di dalam vagina. 691. Haematocrit : volume sel darah merah di dalam darah, dinyatakan sebagai persentase dari total volume darah. 692. Haematology : ilum pengetahuan yang mempelajari pembentukan, komposisi, fungsi dan berbagai penyakit darah. 693. Haematometra : penimbunan darah (atau cairan menstruasi) dalam uterus. 694. Haematosalpinx : (syn haemosalpinx) darah di dalam tuba falopii. 695. Haematozoa : parasit yang hidup di dalam darah.
  • 29. 696. Haemoconcentration : peningkatan relative volume sel darah merah terhadap volume plasma. 697. Haemocytometer : instrument untuk mengukur jumlah sel-sel darah. 698. Haemofiltrstion : tindakan yang membutuhkan akses yang sama pada sirkulasi darah seperti halnya haemodialysis. 699. Haemoglobin : pigmen respiratorik dalam butir-butir darah merah. 700. Haemoglobinaemia : hemoglobin dalam plasma darah. 701. Haemoglobinometer : instrumen untuk mengukur persentase hemoglobin dalam darah. 702. Haemoglobinuria : hemoglobin dalam urine. 703. Haemolysin : preparat yang dapat menghancurkan eritrosit. 704. Haemopericardium : darah di dalam rongga pericardium. 705. Haemoperitoneum : darah didalam rongga peritoneum. 706. Haemophilus : suatu genus bakteri. 707. Haemopneumothorax : terdapatnya darah dan udara dalam kavum pleura. 708. Haemopoiesis : ( syn Haematopoiesis) pembentukan darah. 709. Haemoptysis : batuk darah. 710. Haemorrhage : pengeluaran darah dari pembuluh darah. 711. Haemorrhoidectomy : operasi pengangkatan hemorhoid. 712. Haemosiderosis : timbunan besi dalam jaringan. 713. Haemospermia : rabas semen yang mengandung darah. 714. Haemostasis :1, penghentian perdarahan, 2 stagnasi darah dalam pembuluhnya. 715. Haemostatic : setiap preparat yang menghentikan perdarahan. 716. Haemothorax : terdapatnya darah dalam rongga pleura. 717. Halitosis : napas yang berbau. I 718. Ibuprofen : analgesic nonmarkotik. 719. Id : bagian dari pikiran tak sadar yang terdiri atas dorongan primitive (naluri, instinct) dan menurut Freud, akan bertahan tanpa di sadari hingga usia dewasa. 720. Ideation : proses yang berkenaan dengan fungsi tertinggi kesadaran, yaitu pembentukan gagasan atau idea. 721. Identification : pengenalan. 722. Ideomotor : energi mental, dalam bentuk ide-ide yang menghasilkan gerakan otomatis otot, mis, agitasi mental yang menghasilkan gerakan ekstremitas yang teragitasi. 723. Idiosyncrasy : variasi suatau konstitusi atau temperamen yang aneh. 724. Ileitis : inflamasi pada ileum.
  • 30. 725. Ileum : bagian tiga per lima distal usus halus yang terletak di antara jejunum dan caecum. 726. Ileus : obstruksi intestinal. 727. Ilium : bagian superior tulang panggul (inominata); pada janin, ilium merupakan tulang yang terpisah. 728. Illusion : pengenalan secara keliru terhadap suatu sensasi seperti penglihatan, kain putih yang di lihat sosok hantu. 729. Image : pengalaman dari suatu persepsi yang di hidupkan kembali dan di ingat dari ingatan yang tersimpan (baud an rasa). 730. Imagery : imajinasi. 731. Imbalance : gangguan keseimbangan. 732. Immunity : resisten yang bersifat intrinsic atau di dapat (akuisita) terhadap agen penyebab infeksi. 733. Immunization : pemberian antigen untuk memicu immunitas. 734. Immunogenesis : proses terbentuknya immunitas. 735. Immunogenetics : 1 ilmu pengetahuan tentang interrelasi antara imunitas terhadap penyakit dan susunan genetic. 736. Immunology : ilmu pengetahuan tentang system imun pada limosit, sel-sel Inflamatorik dan sel-sel serta protein yang ada kaitannya dan mempengaruhi respons tubuh seseorang terhadap antigen. 737. Immunopathology : ilmu pengetahuan tentang cedera jaringan yang melibatkan system imun. 738. Immunosuppression : terapi untuk mengurangi daya responsive imunologis. 739. Impotence : keadaan tidak mampu melakukan hubungan seks, oleh awam biasanya mengacu pada laki-laki. 740. Impulse : 1 kecendrungan mendadak, kadang-kadang dorongan yang tidak bisa di tolak, untuk bertindak tanpa di sadari. 741. Inaccessibility : dalam psikiatri, istilah ini di pakai untuk menyatakan tidak adanya respons pasien. 742. Incest : hubungan seksual antara saudara yang berhubungan darah. 743. Incision : hasil pemotongan jaringan tubuh dengan mengggunakan instrumen yang tajam. 744. Incontinence : ketidakmampuan mengendalikan evakuasi urine atau feses. 745. Incoordination : ketidakmampuan menghasilkan gerakan otot yang lancar, halus dan harmonis. 746. Incubation : 1 periode dari saat masuknya mikroorganisme penyebab infeksi hingga timbulnya gejala pertama. 747. Incubator : 1 alat yang di gunakan untuk memberikan lingkungan yang terkontrol. 748. Incus : tulang berbentuk paron/landasan telinga tengah. 749. Indigocarmine : zat warna yang di gunakan dalam bentuk larutan 0,4 % untuk memeriksa fungsi ginjal. 750. Induction : tindakan menimbulkan atau memicu agar terjadi proses, sperti pembiusan atau persalinan.
  • 31. 751. Infraction:keberhasilan menginvasi, menetap dan bertumbuhnya mikroorganisme di dalam jaringan tubuh hospesnya. 752. Infant ; bayi atau anak yang usianya kurang dari 1 tahun. 753. Infertility : mandul atau tidak subur, ketidak mampuan reproduksi. 754. Infestation : terdapatnya parasit binatang dalam atau pada tubuh manusia. 755. Infundibulum : setiap saluran yang bentuknya seperti terowongan. 756. Ingestion : 1 gerakan memasukkan makanan atau obat ke dalam lambung. 757. Inhalation : bahan obat yang penggunaannya dengan cara di hirup. 758. Innervation : pasokan saraf pada suatu bagian tubuh. 759. Insecticide : suatu preparat yang membunuh serangga atau insekta. 760. Insemination : tindakan memasukkan semen ke dalam vagina yang secara normal di lakukan lewat hubungan seks. J 761. Jargon : bahasa khusus atau bahasa teknis yang hanya di pahami golongan tertentu. 762. Jawbone : tulang rahang, maksila (rahang atas) atau mandibula (rahang bawah) 763. Jejunostomy : operasi untuk membuat fistula antara jejunum dan dinding anterior abdomen. 764. Jejunum : bagian usus halus yang terletak di antara duodenum dan ileum 765. Jigger : kutu tunga penetrans yang prevalen di daerah tropis. 766. Joint : sendi; artikolasio dua buah tulang atau lebih (artrosis). 767. Joule : unit SI (sistem internasional) untuk energi, daya dan kuantitas panas. 768. Junket : susu yang mengalami pradegsti oleh rennel;dadih dan whey. K 769. Kala-azar : suatu bentuk leishmaniasis , generalisata yang terdapat di kawasan tropis. 770. Kaolin : senyawa alumunium silikat alami. 771. Kardex : lembaran kartu yang memungkinkan penyimpanan catatan medik atau keperawatan pasien berdasarkan nomor yang telah di berikan. 772. Karyotype : kreasi suatu susunan kromosom secara berurutan, biasanya berasal dari penelitian terhadap sel-sel yang di kultur. 773. Keratectomy : operasi eksisi sebagian kornea. 774. Keratin : protein yang di temukan dalam semua jaringan tanduk.
  • 32. 775. Keratinization : perubahan menjadi jaringan tanduk. 776. Keratitis : inflamasi kornea. 777. Keratoiritis : inflamasi kornea dan iris. 778. Keratomalacia : pelunakan kornea. 779. Keratomed : pisau khusus dengan daun pisau mirip sendok semen untuk insisi kornea. 780. Keratopathy : setiap penyakit yang mengenai kornea. 781. Keratosis : penebalan lapisan tanduk pada kulit. 782. Ketonaemia : terdapatnya badan keton di dalam darah 783. Ketonuria : terdapatnya keton bodies di dalam urine. 784. Khat : daun sejenis tanaman yang mengandung dua zat psiostimulan dengan struktur yang menyerupai amfetamin. 785. Kidney : ginjal ; sepasang organ yang masing-masing terletak pada kedua sisi kolumna vertebra dalam rongga abdomen posterior atas. 786. Kinase : enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus energi- tinggi dari donor yang biasanya berupa adenosine trifosfat kepada akseptor tertentu. 787. Klebsiella : basil gram negative (berebntuk barang) 788. Kleptomania : perbuatan mencuri yang bersifat kompulsif akibat gangguan kejiwaan yang biasanya tipe obsesinal. 789. Knee : lutut. 790. Koilonychia : kuku yang berbentuk seperti sendok dan merupakan cirri khas anemia defesiensi. 791. Kwashiorkor : gangguan nutrisional pada bayi dan anak-anak kecil jika diet protein esensial secara persiten kurang ;sering ditemukan pada masyarakat yang makanan pokoknya jagung. 792. Kymograph : alat untuk merekam gerakan, misalnya gerakan otot, kolo darah. 793. Kypholordosis : keadaan terdapatnya kyphosis* bersama-sama lordosis. 794. Kyphoscoliosis : keadaan terdapatnya kyphosis* bersama-sama scoliosis. L 795. Lability : instabilitas;ketakstabilan, emitional lability perubahan cepat suasana hati. 796. Labour : persalinan; proses melahirkan bayi. 797. Labyrinth : bagian dari telinga dalam yang mencakup kanalis semisirkularis dan kohela. 798. Labyrinththectomy : operasi mengangkat sebagian atau seluruh lebirin membranosa telinga dalam. 799. Labyrinthitis : inflamasi telinga dalam. 800. Lacrimation : pengeluaran air mata.
  • 33. 801. Lactation : 1 sekresi air susu, 2 periode selama bayi mendapatkan ASI. 802. Lactobacillus : suatu genus bakteri, Kuman-Gram-positif berbentuk batang yang besar dan bekerja aktif dalam proses fermentasi karbohidrat dengan memproduksi asam. 803. Lactometer : instrument untuk mengukur berat air susu. 804. Lactose : gula susu, suatau bentuk disakrida dari glucose dan galactose. 805. Lactulose : gula yang tidak dimotabolisme sehingga mencapai kolon dalam bentuk yang tidak berubah. 806. Lacuna : rongga antar-sel. 807. Lamella : sisik (skuama) atau sekat yang mirip dengan lempeng yang tipis. 808. Lamina : lempeng (plat) atau lapisan yang tipis, biasanya pada tulang. 809. Language : (bahasa) penafsiran yang lazim di lakukan dengan melibatkan bahasa verbal (lisan dan tulisan) yang memakai susunan huruf berjumlah 26 buah yang bila di rangkaikan dapat membentuk ribuan kata. 810. Lanugo : bulu yang sangat halus dan kadang-kadang di jumpai pada bayi baru lahir. Khusunya pada bayi premature. 811. Laparoscopy : pemeriksaan endoskopik atau pembedahan pada organ-oragn internal abdomen melalui jalur transperitoneal. 812. Larva : embrio yang masih independent sebelum mengambil ciri khas dari orangtuanya. 813. Larvicide : setiap preparat yang menghancurkan larva. 814. Laryngectomy : operasi pengangkatan laring. 815. Laryngitis : inflamasi laring; keadaan ini bisa akut atau kronis. 816. Laryngologist : dokter spesialis penyakit laring. 817. Laryngology : ilmu pengetahuan mengenai penyakit-penyakit laring. 818. Laryngopharyngectomy : eksisi laring dan bagian bawah faring. 819. Laryngopharynx : faring bagian bawah. 820. Laryngostenosis : penyempitan aperture glottis. 821. Laryngotomy : operasi membuka laring. 822. Laryngotracheitis : inflamasi pada larynx dan trachea. 823. Laryngotracheoplasty : operasi memperlebar saluran napas yang mengalami stenosis. 824. Larynx : organ suara yang terletak di bawah dan depan pharynx serta ujung proksimal trachea. 825. Laser : akronim untuk Light Amplification by Stimulated Emission of radiation. 826. Lavage : irigasi atau pembilasan rongga tubuh. 827. Lead : timbal ; timah hitam. 828. Leech : lintah ; Hirudo medicinalis. 829. Lens : lensa kristalina bikonveks yang di sangga oleh ligamentum suspensorium tepat di belakang iris mata.
  • 34. 830. Lentigo : noda-noda wajah dengan peningkatan jumlah sel-sel pigmen 831. Lentil : jenis tanaman merambat yang banyak mengandung protein. 832. Leontiasis : pembesaran wajah dan kepala sehingga menyerupai bentuk kepala singa. 833. Leprologist : dokter spesialis dalam pengetahuan dan pengobatan penyakit lepra. 834. Leprology : ilmu pengetahuan tentang penyakit lepra dan pengobatannya. 835. Leprosy : penyakit progresif dan menular yang bersifat endemic pada daerah beriklim panas . 836. Leptocytosis : sel-sel darah merah yang beredar dalam darah dengan bentuk yang pipih dan datar. 837. Lesbianism : ketertarikan seksual pada diri seorang wanita terhadap wanita lainnya. 838. Lesion : perubahan patologis dalam jaringan tubuh. 839. Leucine : salah satu asam amino esensial. 840. Leucocytosis : penghancuran dan penguraian sel-sel darah putih. 841. Leucoderma : gangguan pigmentasi kulit, khususnya kalau terdapat dalam bentuk bercak atau pita. 842. Leuconychia : bintik-bintik putih pada kuku. 843. Leucopenia : keadaan menurunnya jumlah sel darah putih di dalam darah. 844. Leucipoiesis : pembentukan sel-sel darah putih. 845. Leucorrhoea : keputihan, rabas vaginal yang lengket dan berwarna putih 846. Leukaemia : penyakit meligna yang menyebabkan proliferasi sel- sel darah putih secara abnormal. 847. Lice : tuma, kutu kepala, pediculus. M 848. Macrocephaly : ukuran kepala yang besar tetapi bukan di sebabkan oleh hydrocephalus. 849. Macrocheilia : perbesaran bibir. 850. Macrocytosis : peningkatan jumlah makrosit. 851. Macroglossia : pembesaran lidah yang abnormal. 852. Macromastia : payudara yang besar secara abnormal. 853. Macula : bintik. 854. Malacia : pelunakan suatu bagian. 855. Maladjustment : gangguan penyesuaian diri terhadap lingkungan, baik sosial ,mental maupun fisik . 856. Malaise : perasaan sakit dan kurang enak badan.
  • 35. 857. Malalignment : penyimpangan kelurusan seperti pada gigi atau tulang setelah terjadi fraktur. 858. Malassimilation : asimilasi yang buruk atau terganggu. 859. Malathion : senyawa organofosfor yang di gunakan sebagai insektisida pada pertanian. 860. Malformation : bentuk atau sturktur yang abnormal. 861. Malleolus : bagian atau prosesus (tonjolan ) tulang yang bentuknya seperti martil. 862. Malnutrition : keadaan gizi yang buruk. 863. Malposition : posisi suatu bagian tubuh yang abnormal. 864. Maltose : gula malt. 865. Malunion : penyatuan pregmen fraktur dengan posisi yang jelek. 866. Mamma : payudara. 867. Mammaplasty : operasi plastic rekonstruksi payudara yang di lakukan untuk memperbesar atau meperkecil payudara. 868. Mammilla : 1 putting, 2 papila kecil. 869. Mammogram : hasil pemeriksaan mammografi 870. Mammography : pemeriksaan radiology untuk melihat payudara dengan menggunakan sinar X yang terutama memiliki daya penetrasi rendah. 871. Mannitol : gula alami yang tidak di metabolisme di dalam tubuh dan berkhasiat sebagai diuretic osmotik. 872. Manometer : alat untuk mengukur tekanan yang di timbulkan oleh cairan atau gas. 873. Manubrium : bangunan atau struktur seperti pegangan atau tangkai ; bagian superior dada atau sternum. 874. Mastectomy : operasi pengangkatan payudara. 875. Mastication : perbuatan mengunyah. 876. Mastitis : inflamasi payudara. 877. Mastoiditis : inflamasi pada rongga-rongga udara mastoid. 878. Masturbation : perbuatan merancap; perbuatan menghasilkan kesenangan seksual dengan cara menggesek-gesek alat genital 879. Matrix : substansi dasar tempat sel-sel jaringan membenamkan dirinya. 880. Maxilla : tulang rahang, khususnya rahang atas. 881. Meatotomy : operasi meatus urinarius untuk ulkus dan striktur meatus pada laki-laki. 882. Meatus : lubang atau saluran 883. Meconium : tinja pertama bayi yang biasanya di keluarkan segera setelah bayi tersebut di lahirkan. 884. Media : 1 lapisan tengah dinding pembuluh darah. 885. Medicament : ramuan atau obat.
  • 36. N 886. Narcissism : cinta akan diri sendiri. 887. Narcolepsy : kecendrungan untuk tidur yang tidak bisa di tahan. 888. Narcotic : istilah ini menyatak suatu obat yang menimbulkan tidur dalam yang abnormal. 889. Nasendoscope : endoskop untuk melihat saluran hidung dan ronga postnasal serta laring. 890. Nausea : perasaan ingin muntah. 891. Nebula : kekeruhan kornea yang warnanya kelabu. 892. Nebulizer : alat untuk mengubah cairan menjadi semprotan yang halus. 893. Necropsy : otopsi; pemeriksaan jenazah. 894. Nercosis : kematian jaringan setempat. 895. Neomycin : antibiotic yang sering di pakai bersama kortikosteroid untuk gangguan kulit yang mengalami inflamasi dan infeksi. 896. Neonate : bayi baru lahir sampai usia 4 Minggu 897. Neonatology : ilmu pengetahuan yang mempelajari bayi baru lahir. 898. Neoplasm : pertumbuhan baru; tumor yang bisa cancerous (bersifat kanker). 899. Nephralgia : nyeri pada ginjal. 900. Nephrectomy : operasi pengangkatan ginjal 901. Nephrocalcinosis : daerah klasifikasi yang multiple di dalam ginjal. 902. Nephrocapsulectomy : pengangkatan kapsula renal. 903. Nephrolithiasis : keadaan terdapatnya batu di dalam ginjal. 904. Nephrology : ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari ginjal dan penyakit-penyakit yang menyerang ginjal. 905. Nephropathy : penyakit ginjal. 906. Nephropyosis ; pembentukan pus di dalam ginjal. 907. Nephroscope : endoscope untuk meilhat jaringan ginjal. 908. Nephrotomy : insist pada jaringan ginjal. 909. Neurectomy : eksisi bagian saraf. 910. Neurilemma : membran tipis selubung luar serabut saraf yang membungkus selubung mielin. 911. Neuritis : inflamasi saraf. 912. Neuroblast : sel saraf primitif. 913. Neurofibroma : tumor yang timbul dari jaringan ikta saraf. 914. Neuroglia : jaringan penyangga otak dan medula spinalis. 915. Neurologist : ahli atau spesialis ilmu penyakit saraf. 916. Neurology : ilmu pengetahuan dan kajian mengenai saraf. 917. Neuropathology : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit pada system saraf. 918. Neuroplasty : operasi memperbaiki saraf. 919. Neurorrhaphy : penjahitan ujung serabut saraf yang terputus.
  • 37. 920. Nidation : implantasi embrio awal dalam mukosa uterus. 921. Noturia : terbangun dari tidur pada malam hari untuk buang air kecil. 922. Nodule : nodus yang kecil. 923. Noncompliance : isltilah yang di pakai jika pasien yang memahami obat atau pengobatannya tidak mematuhinya. 924. Normotension : tekanan darah normal. 925. Nullipara : wanita yang belum pernah melahirkan. O 926. Obesity : penimbunan lemak yang berlebihan di seluru tubuh, khususnya di dalam jaringan subkutan. 927. Obstetrician : dokter ahli kebidanan. 928. Obturator : yang menutup suatu apertura (lubang). 929. Occiput : daerah posterior tulang tengkorak. 930. Occlusion : penutupan suatu lubang, khusunya duktus atau pembuluh darah. 931. Oculist : orang yang mempunyai kualifikasi medis untuk mengobati penyakit mata. 932. Odontalogi : sakit gigi. 933. Odontology : ilmu kedokteran gigi. 934. Odontotherapy : pengobatan penyakit gigi. 935. Oedema : infiltrasi abnormal cairan ke dalam jaringan. 936. Oesephagostomy : operasi membuat fistula antara esophagus dan kulit pada pangkal leher. 937. Oesophagotomy : insisi pada esophagus. 938. Oligohydramnios : terdapatnya cairan amnion atau ketuban yang sedikit. 939. Onchocerca : suatu genus cacing filaria. 940. Onchocerciasis : infestasi onchocerca pada manusia. 941. Oncology : ilmu pengetahuan atau kajian secara ilmiah dan medis tentang tumor. 942. Oncolysis : penghancuran neoplasma. 943. Onycholysis : keadaan lepasnya kuku, dari jaringan di bawahnya. 944. Ophoritis : infalamasi pada ovarium. 945. Operation : tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (operasi). 946. Ophthalmia : inflamasi mata. 947. Ophthalmologist : dokter spesialis mata atau ahli ophthalmology. 948. Ophthalmology : ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur , fungsi, dan penyakit mata. 949. Opisthotonos : ekstensi tubuh yang ekstrim yang terjadi pada spasme tetanik.
  • 38. 950. Optician : seseorang yang membuat resep kacamata untuk memperbaiki kelainan refraksi. 951. Optometry : pengukuran ketajaman penglihatan. 952. Orchis : testis. 953. Orbit : rongga bertulang yang berisikan bola mata dan alat-alat tambahannya. 954. Orchitis : inflamasi testis. 955. Orgasm : saat klimaks dalam hubungan seksual. 956. Orifice : mulut atau lubang masuk. 957. Osteitis : inflamasi pada tulang. 958. Osteoblast : sel pembentuk tulang. 959. Osteochondroma : tumor benigna tulang dan kartilago. 960. Osteoclasis : tindakan membuat fraktur tulang untuk tujuan terapeutik. 961. Osteoclastoma : tumor osteoklast. 962. Oateocyte : sel tulang. 963. Osteodystrophy : pertumbuhan tulang yang menyimpang. 964. Osteomyelitis : inflamasi yang di mulai di dalam sum-sum tulang. 965. Osteopath : seseorang yang mempraktekan osteopathy. 966. Osteoplasty : pembedahan rekonstruksi pada tulang. 967. Ostium : lubang masuk atau mulut setiap saluran yang berbentuk tubuler. 968. Otalgia : nyeri telinga. P 969. Pachyblepharon : kelopak mata yang tebal. 970. Pachycephalia : tengkorak yang tebal. 971. Pachychilia : bibir yang tebal . 972. Pachyermia : kulit yang tebal. 973. Paediatrician : dokter ahli kesehatan anak. 974. Paediatrics : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari anak-anak dan penyakitnya. 975. Paedhophilia : ketertarikan seksual pada anak-anak. 976. Palate : langit-langit mulut. 977. Palm : telapak tangan; bagian anterior. 978. Palpation : tindakan pemerikasaan manual; perabaan dengan menggunakan tangan. 979. Palpebra : kelopak mata. 980. Panarthritis : inflamasi pada seluruh struktur persendian. 981. Pancarditis : infalamasi pada seluruh struktur jantung. 982. Pancreatectomy : eksisi sebagian atau seluruh pancreas. 983. Pancreatitis : inflamasi pancreas. 984. Papilla : tonjolan kecil yang berbentuk seperti putting.
  • 39. 985. Paraesthesia : salah satu kelainan sensibilitas. 986. Parainfluenzavirus : menyebabkan infeksi akut saluran napas atas. 987. Paralysis : kelumpuha ; kehilangan fungsi saraf yang lengkap atau tidak lengkap pada sebagian tubuh. 988. Paramenstruum : hari keempat sebelum di mulainya periode menstruasi dan empat hari pertama dalam periode menstruasi itu sendiri. 989. Parametritis : infalamasi jaringan selular di dekat uterus. 990. Parametrium : jaringan ikat yang terdapat di sekitar uterus. 991. Paranoia : kelainan jiwa yang di tandai oleh waham kecurigaan dengan onset yang insidious. 992. Parity : status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah di lahirkannya. 993. Parosmia : gangguan sensibilitas pembau yang biasanya bersifat halusinasitorik. 994. Paroxysm : serangan mendadak. 995. Parturition : persalinan dan melahirkan anak. 996. Pathogen : penyebab penyakit; istilah ini biasanya di gunakan hanya pada penyebab yang hidup. 997. Pathogenesis : asal dan timbulnya penyakit. 998. Pathognomonic : bersifat khas atau khusus untuk suatu penyakit. 999. Pathology : ilmu pengetahuan yang mempelajari penyebab dan sifat penyakit. 1000. pandemic : infeksi yang menyebar ke seluruh Negara atau duina.