Tiga sistem produksi telah berkembang sebelum munculnya sistem produksi pabrik modern, yaitu sistem produksi agraris, gilda, dan putting-out. Sistem produksi pabrik muncul sebagai hasil evolusi dari ketiga sistem sebelumnya dan memiliki ciri-ciri seperti pembagian kerja yang tinggi, ketergantungan pada modal dan teknologi dari pihak luar, serta skala usaha yang sangat besar.
2. Sistem Produksi, sebagai sistem produksi
yang paling populer dalam masyarakat
industri, tidak muncul secara tiba-tiba.
Industri Pabrik adalah sebuah produk
mutakhir dari sejarah perkembangan sistem
produksi yang pernah ada di dalam
masyarakat
Fase perkembangan sistem produksi dimulai
Produksi agraris, gilda, putting outhingga
kemunculan sistem pabrik
3. Sistem produksi primer banyak terdapat
dalam masyarakat agraris.
Sistem ini biasanya terdiri dari suatu keluarga
yang luas (extended)
Semua anggota dalam unit sosial ini bertalian
darah
Pembagian kerja dalam masy. Agraris bersifat
rendah bahkan nyaris tidak ada. Kalaupun
ada, hanya terbatas pada pembagian kerja
seksual (jenis kelamin) dan usia.
4. Hub. Mereka lebih banyak bersifat “sosial”
Posisi kepala keluarga akan menentukan pekerjaan
Seluruh pekerjaan sistem produksi ini sepenuhnya
bergantung pada alam.
Seluruh hasil produksi yg diperoleh dari alam
sepenuhnya ditujukan untuk kepentingan konsumsi
mereka sendiri, kecuali persiapan untuk masa
pacaklik, bahan barter dgn kebutuhan kecil yg tdk
dapat diproduksi sendiri seperti garam,sejumlah
perkakas yg terbuat dari logam.
Sebagian besar kebutuhan hidup sehari-hari bisa
diusahakan sendiri
5. Mereka praktis memiliki dengan ketergantuan
dgn pihak lain.
Sebagian bergantung kepada tuan tanah
bangsawan atau raja kecil tertentu.
Pemhambaan ini memberi keuntungan seperti
mendapat perlindungan politik dan keamanan
serta sejumlah pinjaman yang meringankan
pada masa sulit, pemasaran produk.
6. Sistem ini muncul akibat tidak tahan pada kehidupan
yg membosankan, adanya tekanan di bawah
perlindungan tuan tanah
Golongan ini menuju ke tempat yang padat dengan
penduduk dan bersifat terbuka (kota).
Biasa dibekali dengan keterampilan diluar bidang
pertanian.
Ukurannya masih kecil dibanding dgn sistem
produksi primer.
Suasananya masih bersifat kekeluargaan
Gilda dipimpin oleh seorang master (tuan) yang
memiliki keterampilan tinggi dalam bidang tertentu,
mis. Pandai besi, sepatu, kayu atau tukang batu.
7. Sang master juga memiliki mdal dan alat
Gilda jg belum mampu mengembangkan mesin
untuk melaksanakan pekerjaan rutinnya.
Gilda mampu mengembangkan alat-alat yang
jauh lebih lengkap dan memiliki presisi yg lebih
dapat diandalkan
Produksinya bersifat sekunder.
Barang yg diproduksi harus dijual sendiri ke
pasar dan umumnyaa sang master yang
melakukannya.
Gilda memiliki tingkat ketergantung (depend) yg
tinggi dengan pihak luar.
8. Adanya ketergantungan yg tinggi ini membuat
setiap jenis gilda membentuk semacam asosiasi
induk,mis. Asosiasi gilda sepatu, dll.
Tujuan pembentukan Asosiasi
- Untuk mengatur mutu
- standar
- kontor harga
- penyelesaian perselisihan
- kelompok kepentingan khususnya dalam
rangka menghadapi tekanan dan ancaman
dari pihak luar.
Lama kelamaan gilda menjadi lemah walau tidak
hancur sama sekali.
9. 1. Terhambatnya mobilitas vertikal karyawan penuh
untuk menjadi master.
2. Terjadi kompetisi yg tidak sehat diantara gilda-
gilda itu sendiri
3. Ada sejumlah pengusaha gilda berhasil memupuk
kekayaan secara berlebihan, kemudian digunakan
untuk menjalankan usaha lain diluar gilda.
4. Beberapa ilda bersalin rupa menjadi semacam gilda
pedagang.
5. Semakin luasnya pasar diluar negeri, para gilda mjd
semakin bergantung pd pedagang ekspor.
6. Semakin mahalnya produksi yang kebanyakan
berasal dari impor.
10. Diawali ditemukannya berbagai rute perjalanan
ke daerah-daerah disebarang lautan dari
kawasan eropa.
Lahirnya kolonilisasi pada abad 16 – 18
Jumlah pedagang menjadi besar, sehingga
muncul kaum borjuis.
Pedagang terus memupuk modal karena pasar
sangat besar (domestik dan luar negeri)
Dari Luar negeri memperoleh bahan mentah dgn
harga rendah dan dijual dinegaranya dengan
harga tinggi, sebaliknya membawa barang olahan
dari produksi gildauntuk dijual ke negeri koloni
11. Kebutuhan barang semakin tinggi dan gilda tdk
bisa diandalkan sehingga pedagang ini
mengalihkan ke petani yg ingin memiliki
pekerjaan sampingan.
Saudagar memberikan alat,bahan mentah ke
petani sehingga petani disini kedudkannya bukan
sbg karyawan tetapi sekedar pekerja upahan oleh
kaum saudagar.
Petani dalam sistem ini tidak mempunyai hak
otonomi. Hak dan kewajibannya tergantung dari
kontrak kerja dari saudagar.
Lama kelamaan sistem ini pun runtuh
12. Faktor penyebab runtuhnya sistem putting out:
1. Tidak adanya standar mutu
2. Masalah ketetapan waktu
3. Saudagar sulit melakukan pengawasan
Runtuhnya sistem putting out akhirnya muncul
sistem produksi pabrik
13. Sistem produksi pabrik berkembang seiring
dengan perkembangan industrialisasi
“ Industrilisasi adalah proses pemakaian
mesin dalam kegiatan-kegiatan produksi”.
Dalam industrialisasi : alam, alat, bahkan
tenaga serta keterampilan manusia secara
perlahan-lahan berkurang perannya
digantikan oleh mesin.
Para pekerja bekerja mengikuti secara ketat
logika teknologi yg digunakan.
14. Industrialisasi jg merujuk pada proses semakin
banyaknya rang yg bekerja di pabrik dan
perusahaan2 yg mengrganisasikan dengan logika
pabrik.
Di tingkat masyarakat,industrialisasi
mengimplikasikan berkembangnya beragam jenis
pekerjaan lain di luar industri yg sangat pesat,
pembentukan stratifikasi sosial baru.
Terjadi pergeseran pertumbuhan ekonomi dari
pertanian tradisonal kepada indusstri2 penghasil
barang dan jasa dalam jumlah yg sangat luar
biasa dalam waktu yg relatif singkat
15. 1. Produksi menjadi meningkat beberapa kali
lipat.
2. Memudahkan pekerjaan manusia sehingga
tidak membutuhkan banyak tenaga
manusia.
3. Pekerjaan dipecah-pecah ke dalam satuan
yg kecil, sederhana dan saling
berhubungan.
16. Keuntungan apabila pekerjaan dibagi-bagi :
1. Pekerjaan menjadi kecil dan sederhana dan
relatif dapat dikerjakan oleh semua orang.
2. Produktivitas setiap pekerja menurut satuan
pekerjaannya menjadi meningkat drastis.
3. Produktivitas akhir meningkat karena adanya
hubungan yg erat diantara satuan-satuan
pekerjaan melalui manajemen yg tepat.
17. Pertanian Gilda Putting-Out Pabrik
Ukuran sedang kecil kecil Sangat besar
Pembagian
Kerja
rendah rendah rendah Tinggi
Hubungan sosial sosial sosial Formal
Swasembada tinggi sedang sedang Rendah
Dependasi rendah sedang sedang Tinggi
Keterampilan rendah tinggi rendah
Sangat
rendah
Modal sendiri sendiri Pihak lain Pihak lain
Alat sendiri sendiri sendiri Pihak lain
Mesin Tdk pakai Tdk pakai Tdk pakai Pihak lain
Pemasaran Tdk pakai 1/2 Pihak lain Pihak lain
Lokasi Usaha rumah rumah rumah pabrik