1. MAKALAH
MENGENAL KONSEP MASYARAKAT INDUSTRI
NAMA KEOLOMPOK V KELAS A
SEFRIL BEKA/4521046031
ARANTO TIMANG/4521046033
SARTO SATTU/4521046028
GEONANDA FARMA PAIPINAN/4521046030
FRIDOLIN D. PADAUNGAN/4521046032
ALDI PATANDIANAN/4521046008
SATRIA PAPPA PASARRIN/4521046026
UNIVERSITAS BOSOWA
FAKULTAS TEKNIK
PRODI PERTAMBANGAN
2022
2. KATA PENAGANTAR
Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
tentang mengenal konsep masyarakat industri ini disusun sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah sosiologi
pertambangan.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
kami masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi
substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetapberharap agar
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu,
kritik dansaran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan
harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada
makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.
HORMAT KAMI
KELOMPOK V
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... vi
a. LATAR BELAKANG................................................................. 1
b. RUMUSAN MASALAH........................................................... 2
c. TUJUAN................................................................................. 3
BAB II
MATERI........................................................................................ v
d. MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF MARXIAN ..................... 4
e. MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF WEBERIAN.................... 5
f. MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF DURKHEIMAN .............. 6
BAB III
PENUTUP ..................................................................................... vii
g. KESIMPULAN .......................................................................7
h. SARAN................................................................................... 8
i. DAFTAR PUSTAKA................................................................. 9
.
4. BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
1.pengertian masyarakat industri
Masyarakat industri merupakan sebuah masyarakat yang dalam proses
produksinya didorong atau didukung oleh penggunaan teknologi yang
modern dimana penggunaan teknologi ini bertujuan untuk menghasilkan
barang dalam jumlah yang relatif besar.
Hal ini terjadi karena ditemukannya sebuah sumber energi eksternal,
selain itu urbanisasi menjadi salah satu faktor industrialisasi atau proses
perubahan dari penggunaan teknologi tradisional menuju ke penggunaan
teknologi modern.
Kita telah mengetahui bahwa zaman dahulu manusia memenuhi
kebutuhan hidup dengan cara yang begitu terkenal, yaitu berburu dan
meramu. Cara hidup seperti ini menjadikan manusia hidup dengan cara
berpindah -- pindah sebab belum adanya teknologi yang memadai untuk
membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri atau
kelompoknya.
5. Munculnya masyarakat industri
Manusia cenderung bersifat dinamis, selalu ada perubahan yang terjadi
pada diri manusia, semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA
yang tersedia semakin menipis dan lahan kerja yang memadai,
keterbatasan lahan perkotaan untuk migrasi pemerataan pembangunan
dan penghematan biaya produksi menyebakan munculnya keinginan untuk
menciptakan satu hal baru yang dapat meningkatkan taraf hidup menjadi
lebih baik dengan mengubah pola hidupnya.
2.Ciri-ciri masyarakat industri
1).Secara umum
Meluasnya produksi massa barang-barang industry menggunakan
mesin, yang terpusat di kota-kota besar.
Migrasi massal dari pedesaan ke kota-kota(urbanisasi).
Peraliahan dari pekerjaan sector pertanian kepada pekerjaan di sektor
pabrik.
Jumlah penduduk kota yang melengkapi huruf seiring kebutuhan bidang
pekerjaan yang lebih komplit.
Munculnya surat kabar untuk kaum urban sebagai sarana untuk
mengiklankan produk-produk baru industri, media massa mempunyai
peranan penting dalam masyarakat industri.
Penemuan teknologi baru seperti film, radio, dan televisi sebagai
hiburan.
6. 2).Secara khusus
dalam menyambung kehidupan mereka tidak melawati lahan pertanian
seperti masyarakat agraris atau menganalkan hasil peternakan,seperti
masyarakat padang pasir melainkan pada jalannya mesin-mesin pabrik
khususnya di daerah perkotaan sedangkan pertanian dikerjakan di
daerah pedesaan dalam lokalisasi yang sangat kecil, karena dengan hasil
ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan panen yang
cukup besar.
Potensi-potensi kehidupan terdapat pada sarana-sarana yang dapat
menunjang perkembangan pabrik diantaranya ialah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan gedung misalnya pengetahuan arsitek atau
sipil, yang berhubungan dengan pengaturan personalnya terdapat pada
pengetahuan personalia atau manajemen untuk pengembangan
produksi terdapat pada manajemen pemasaran, akuntansi untuk
kegiatan administrasinya dan masih banyak lagi pengetahuan untuk
bekal hidup pada Masyarakat Industri.
Kecintaan masyarakat industri terhadap kebahagiaan material sangat
besar dibandingkan dengan kebahagiaan immaterial, sebagaimana
kebahagiaan masyarakat agraris, yang lebih menekankan pada
kerukunan, kasih sayang dan saling menghormati. Hal itu dapat
dimaklumi karena bentuk-bentuk kebahagiaan material pada
masyarakat industri kuantitas dan kualitasnya sangat banyak, variatif
dan selalu mengalami perubahan, berkat dukungan kemajuan
pengetahuan teknologi.
7. 3. Perilaku Masyarakat Industri
Masyarakat industri pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri
tanpa tergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia
perorangan atau individu.
Kesempatan kerja lebih banyak diperoleh warga kota karena sistem
pembagian kerja yang tegas dan sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya (prfesionalisme)
Pola pemikiran yang raional, sistematis dan objektif yang pada
umumnya dianut masyarakat perkotaan menyebabkan interaksi-
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan dari
pada faktor pribadi.
Faktor waktu lebih penting dan berharga, sehingga pembagian waktu
yang sangat teliti sangat penting untuk mengejar kepentingan individu.
para pengelola industri akan menciptakan aturan-aturan yang berlaku
sesuai tuntutan dalam dunia industri yang jauh berbeda dengan aturan
masyarakat agraris.
aktivitas yang dilakukan masyarakat industri pun berbeda dengan
masyarakat agraris. Mereka cenderung lebih menghargai waktu, hidup
serba cepat, jam kerja mereka lebih jelas, kerja tersistematisasi,
persaingan ketat di berbagai aspek, dan sebagainya.
mereka juga cenderung lebih menggunakan rasio dalam memutuskan
sesuatu ataupun bertindak.
Perubahan sosial sangat nampak dengan nyata, karena kota-kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
8. 4. Kebudayaan Masyarakat Industri
Industri memberikan input kepada masyarakat sehingga membentuk
sikap dan tingkah laku yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja.
Dengan berkembangnya aspek ekonomi yaitu industri alisasi jelas akan
membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat walaupun secara
perlahan. Masyarakat secara bertahap menerima adanya zaman baru, yaitu
modernisasi.
Mereka mulai belajar menerima budaya yang ditularkan negara luar
karena adanya kerjasama satu sama lain dan hal itu tidak bisa dihindarkan.
Mereka harus bisa menyesuaikan diri, namun hal itu tidak lantas
mengharuskan masyarakat meninggalkan budaya sendiri.
Secara ekonomis kini masyarakat industri alias semakin bertambah kaya,
baik secar kuantitas maupun kualitas,Namun kondisi yang membaik ini
menurut Mercuse adalah keadaan yang terlihat hanya dari kulit luarnya.
Sesuatu yang menipu karena pada kenyataanya peningkatan kualitas dan
kuantitas kesejahteraan manusia hanya dirasakan secara lahiri saja.
Manusia pada masyarakat industri adalah manusia yang tidak utuh nilai-
nilai kemanusiaannya. Mereka terjebak dalam budaya konsumeristik
hedonisme yang dipacu oleh faktor-faktor produksi.
9. 5.Mata Pencaharian
Menurut Drs. Thayeb M. Gobel (pendiri Gobel Group) (Alm.) dan Mr.
Konosuke Matsushita (pendiri Matsushita Electric Industrial co.,ltd -
jepang) (Alm.), kemajuan masyarakat industri di Indonesia, tidak mungkin
lepas dari daya kreativitas dan inovasi pelaku industri masyarakat
pengguna produk industri. Karena itu, daya kreativitas dan inovasi yang
menjadi sumber mata air kemajuan dan perkembangan masyarakat
industri di Indonesia.
Dalam masyarakat industri biasanya terdapat spesialisasi pekerjaan.
Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin
kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat
industri.
Proses perubahan yang terjadi dalam diferensiasi pekerjaan ini
mengakibatkan terjadinya hierarki prestise dan penghasilan yang kemudian
menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarakat yang biasanya
berbentuk piramida. Stratifikasi sosial inilah yang menentukan rata anggota
masyarakat yang ditentukan berdasarkan sikap dan karakteristik masing-
masing anggota kelompok.
10. Di wilayah Industri sudah banyak tedapat industri. Ini menyebabkan
mata pencaharian masyarakat setempat sebagai karyawan atau buruh
pabrik. Hal ini disebabkan lahan pertanian sekitar desa industri telah
menjadi lahan industri, menjadikan kebanyakan warga menjadikan mata
pencaharian utama adalah sebagai karyawan pabrik atau sebagai buruh.
Selain itu akibat wilayah mereka menjadi industri, menyebabkan dari
masyarakat menjadi pedagang, baik kecil maupun menengah.
11. B.Rumusan masalah
Dalam pembahasan materi ini, agar tersusun sistematis dan efisien
maka timbulah beberapa rumusan masalah yang diantaranya:
1. Bagaimana pengertian dari masyarakat industri?
2. Apa saya yang menyebabkan konflik masyarakat?
3. Jelaskan 3 tokoh yang mengemukakan pandangannya terhadap
masyarakat?
C.tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari masyarakat industri
2. Mengetahui dan memahami apa yang menyebabkan konflik masyarakat
3. Mengetahui dan memahami konsep Negara moderen
4. Mengetahui dan memahami yang memukakan pandangannya terhadap
masyarakat
12. BAB II
MATERI
D.Masyarakat dalam perspektif Marxian
Menurut Marx, sejarah masyarakat manusia adalah sejarah perjuangan
kelas, yang mana melahirkan kelompok borjuis dan kelompok proletar.
Kelompok-kelompok yang menyadari bahwa posisinya berada pada kaum
proletar, kala itu mereka dengan sadar melakukan berbagai macam upaya
pemberontakan terhadap kaum borjuis. Konflik antarkelas inilah yang
kemudian melahirkan perubahan dalam masyarakat. Menurut Marx pula,
suatu saat kaum proletar akan memenangkan perjuangan kelas ini yang
kemudian akan melahirkan masyarakat tanpa kelas.
Masih dalam perspektif Marx memandang konflik, ia mengembangkan
teori konflik dengan beberapa konsepsi yakni konsepsi tentang kelas sosial,
perubahan sosial, kekuasaan dan negara dimana konsepsi-konsepsi
tersebut saling berkesinambungan satu sama lain.
Oleh karena itu, kelompok borjuis memiliki kekuasaan untuk menentukan
apa yang akan diproduksi dan didistribusi. Menurut Marx, dalam konteks
ini hukum dan pemerintah lebih banyak berpihak pada kaum borjuis
dibanding proletar.
13. Teori konflik ini kemudian memunculkan apa yang dinamakan sebagai
perspektif konflik. Perspektif ini melihat masyarakat sebagai sesuatu yang
selalu berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika pemegang
kekuasaan yang terus berusaha menjaga dan meningkatkan posisinya.
Dalam mencapai tujuannya, suatu kelompok seringkali harus
mengorbankan kelompok lain. Karena itu konflik selalu muncul, dan
kelompok yang tergolong kuat setiap saat selalu berusaha meningkatkan
posisinya dan memelihara dominasinya.
Singkatnya, pandangan ini berorientasi pada struktur sosial dan lembaga-
lembaga sosial di masyarakat. Perspektif ini memandang masyarakat yang
terus-menerus berubah dan masing-masing bagian dalam masyarakat
berpotensi untuk menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks
pemeliharaan tatanan sosial, perspektif ini lebih menekankan pada
peranan kekuasaan.
Karl Marx memandang bahwa teori konflik lahir dengan beberapa
konsepsi yakni konsepsi tentang kelas sosial, perubahan sosial, kekuasaan
dan negara dimana konsepsi-konsepsi tersebut saling berkesinambungan
satu sama lain.
14. Karl Marx mengemukakan beberapa pandangannya tentang kehidupan
sosial yaitu :
Masyarakat sebagai arena yang didalamnya terdapat berbagai bentuk
pertentangan.
Negara dipandang sebagai pihak yang terlibat aktif dalam pertentangan
dengan berpihak kepada kekuatan yang dominan.
Paksaan (coercion) dalam wujud hukum dipandang sebagai faktor
utama untuk memelihara lembaga-lembaga sosial, seperti milik pribadi
(property), perbudakan (slavery), kapital yang menimbulkan
ketidaksamaan hak dan kesempatan.
Negara dan hukum dilihat sebagai alat penindasan yang digunakan oleh
kelas yang berkuasa (kapitalis) demi keuntungan mereka.
Kelas-kelas dianggap sebagai kelompok-kelompok sosial yang
mempunyai kepentingan sendiri yang bertentangan satu sama lain,
sehingga konflik tak terelakkan lagi.
Segi-segi pemikiran Karl Marx berpusat pada usaha untuk membuka
sebuah kedok sistem masyarakat, pola kepercayaan, dan bentuk
kesadaran sebagai ideologi yang mencerminkan dan memperkuat
kepentingan kelas yang berkuasa. Meski dalam pandangannya, tidak
seluruhnya kepetingan ditentukan oleh struktur kelas ekonomi, tetapi hal
tersebut sangat mempengaruhi dan dipaksa oleh struktur tersebut.
Pentingnya sebuah kondisi materiil yang terdapat dalam struktur
masyarakat, membatasi pengaruh budaya terhadap kesadaran individu.
15. Beberapa segi kenyataan sosial yang Marx tekankan, yang tidak dapat
diabaikan oleh teori apapun yaitu pengakuan terhadap adanya struktur
kelas dalam masyarakat, kepentingan ekonomi yang saling bertentangan
diantara orang-orang dalam kelas yang berbeda, pengaruh besar yang
berdampak pada kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang serta
bentuk kesadaran dan berbagai konflik kelas yang muncul menimbulkan
perubahan struktur sosial yang mana hal tersebut merupakan sesuatu
yang sangat penting.
Penyebab terjadinya konflik menurut Marx, sejarah kehidupan
masyarakat ditentukan oleh sebuah materi atau benda yang berbentuk
alat produksi, dan alat produksi ini untuk menguasai kehidupan
masyarakat. Alat produksi adalah setiap alat yang dihasilkan akan
menghasilkan komoditas dan komoditas tersebut diperlukan masyarakat
secara sukarela.
16. Bagi Marx fakta terpenting adalah materi ekonomi karena konflik ini bisa
terjadi ketika faktor ekonomi dijadikan sebagai penguasaan terhadap alat
produksi. Berdasarkan alat produksi Marx membagi perkembangan
masyarakat menjadi 5 tahap27 :
Tahap I : Masyarakat Agraris I Primitif. Dalam masyarakat agraris alat
produksi berupa tanah. Dalam masyarakat seperti ini penindasan
akan terjadi antara pemilik alat produksi yaitu pemilik tanah dengan
penggarap tanah.
Tahap II : Masyarakat Budak. Dalam masyarakat seperti budak
sebagai alat produksi tetapi dia tidak memiliki alat produksi.
Penindasan terjadi antara majikan dan budak.
Tahap III : Dalam masyarakat feodal ditentukan oleh kepemilikan
tanah.
Tahap IV : Masyarakat borjuis. Alat Produksi sebagai industri. Konfik
terjadi antara kelas borjuis dan buruh. Perjuangan kelas adalah
perjuangan kelas borjuis dan kelas proletar.
Tahap V : Masyarakat komunis. Dalam masyarakat ini kelas proletar
akan menang.
17. E.masyarakat dalam perspektif weberian
Teori Birokrasi Weberian
merupakan instrumen penting dalam masyarakat yang kehadirannya
tidak bisa dihindari dalam konsep negara modern. Hadirnya birokrasi
sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare). Negara
dituntut untuk terlibat secara langsung dalam memproduksi barang dan
jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and services), baik dalam
keadaan tertentu negara memutuskan apa yang yang terbaik bagi
rakyatnya. Untuk itu negara membangun sistem administrasi yang
bertujuan untuk melayani kepentingan rakyat yang disebut sebagai
birokrasi.
Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat yang secara dinamis
disertai dengan peningkatan taraf hidup dan pendidikan masyarakat
ditambah dengan berkembangnya kemajuan di bidang teknologi dan
informasi menjadikan peningkatan proses pemberdayaan lingkungan
masyarakat menjadi penting. Oleh karena itu pelayanan bagian dari sektor
publik juga diharpakan mengikuti perubahan yang terjadi secara cepat dan
dinamis sebagaimana di masyarakat.
18. Keberhasilan pembangunan ekonomi, sosial dan politik di negara
manapun tergantung pada kualitas dan efektifitas aparatur birokrasi. Oleh
sebab itu, karena merekalah yang mejadi pelaksana kebijakan dari suatu
negara atau pemerintah.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayan publik terus meningkat seiring
dengan meningkatnya dinamika masyarakat dan perkembangan jaman,
kondisi ini perlu di imbangin dengan kualitas aparatur birokrasi yang baik,
peka dan tanggap dalam menangkap aspirasi masyarakat. Untuk
mendukung, mempercepat dari pembangunan negara dan daerah
dibutuhkanlah posisi birokrasi dan aparatur sipil negara yang netral dan
profesional dalam menjalankannya.
Birokrasi Weberian memiliki ciri utama, yaitu:
1. adanya derajat spesialisasi atau pembagian tugas yang jelas,
2. adanya struktur kewenangan hirarkhis dengan batas-batas tanggung
jawab yang juga jelas,
3. hubungan antar anggota yang bersifat impersonal,
4. cara pengangkatan atau rekruitmen pagawai yang didasarkan.
Karakteristik birokrasi weberian:
Adanya pembagian tugas pekerjaan
Adanya prinsip hierarki dalam organisasi
Pelaksanaan tugas diatur oleh sistem peraturan
Pegawai yang ideal adalah pegawai yang bekerja atas dasar semangat
Adanya sistem karir dalam pekerjaan
19. Weber menyebutkan pula bahwa birokrasi rasional akan semakin
penting karena birokrasi memiliki ciri-ciri kecermatan, kontinuitas, disiplin
ketat, dan dapat diandalkan dalam segi teknis.
Asumsinya: Kekuasaan administratif didasarkan pada hukum ; Birokrasi
(negara dan swasta) disusun secara hierarki ; Birokrasi yang paling efektif
berpuncak pada seorang pimpinan (monokratis) ; Aturan-aturan
manajemen dapat dipelajari ; Penerapan aturan-aturan harus dilaksanakan
secara objektif dan tanpa pandang bulu ; Birokrasi memiliki sifat permanen
; Walaupun kekuasaan birokrasi mencakup keseluruhan masing-masing
birokrat tetap berada dalam posisinya dan tidak dapat melarikan diri);
Masyarakat berkembang dan maju tergantung pada birokrasi; Birokrat
memiliki disiplin yang tinggi; Setiap birokrasi menjaga keserasian antara
pengetahuan dan kehendak-kehendaknya.
Kritikan Weber atas teori Marx
Meskipun sebuah negara akan lenyap dengan sendirinya tetapi jiwa
nasionalisme kenegaraan akan tetap menjadi satu lembaga pokok
untuk mengorganisasi hubungan-hubungan sosial yang ada
Birokrasi negara akan terus berperan sebagai lembaga yang dominan
untuk menunjukan kekuasaan negara
Kapitalisme masih jauh dari kerusakan seperti dibayangkan akibat
adanya revolusi kaum proletar,ia akan mendominasi hubungan
produksi dan perdagangan.
Kapitalisme hanyalah sebagai sebuah pasangan pengimbang terhadap
kekuasaan birokrasi
Birokrasi sebagai kehidupan yang tidak dapat dimasuki pengaruh dari
luar.
20. Untuk itu perlu permbenahan secara serius yang mengarah pada
reformasi birokrasi. Dalam meningkatkan kualitas pelayan publik yang
sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, instansi pemerinatahan
sebagai penyelenggaran pelayanan harus berpedoman pada Undang-
undang No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Dalam pasal 2 UU
tersebut pelayanan public dimaksudkan untuk memberikan kepastian
hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam
pelayanan publik.
Reformasi bermakna perubahan tampa merusak. Dengan demikian
proses reformasi bukan proses yang radikal dalam merubah tata
kelembagaan birokrasi mupun budaya birokrasi. Reformasi birokrasi
berdasarkan teori weberian adalah upaya strategis dalam menata kembali
birokrasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.
Reformasi birokrasi bertujuan menciptakan birokrasi dan pemerintah
yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas dan bersih dari
korupsi, kolusi dan nepotisme serta mampu melayani publik secara netral,
sejahtera maupun memegang teguh nilai dasar dan kode etik aparatur
negara, dengan hasil akhir, yakni terwujudnya pemerintah yang bersih dan
bebas KKN, meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat dan
meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
21. F.Masyarakat dalam perspektif durkheiman
Perhatian Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat
mempertahankan integritas dan koherensinya pada masa modern, ketika
hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi,
Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat
modern,Durkheim berusaha menciptakan salah satu
pendekatan ilmiah.pertama terhadap fenomena sosial,Bersama Herbert
Spencer Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan
keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu
kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan
dan keseimbangan masyarakat suatu posisi yang kelak dikenal
sebagai fungsionalisme.
Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada sekadar
jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan rekan
sezamannya, Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada apa
yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi (individualisme
metodologis), melainkan lebih kepada penelitian terhadap "fakta-fakta
sosial”. istilah yang diciptakannya untuk menggambarkan fenomena yang
ada dengan sendirinya dan yang tidak terikat kepada tindakan individu. Ia
berpendapat bahwa fakta sosial mempunyai keberadaan yang independen
yang lebih besar dan lebih objektif daripada tindakan-tindakan individu
yang membentuk masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-
fakta sosial lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat
terhadap iklim atau situasi ekologis tertentu.
22. maka dari sini ada. Sebuah unsur idealisme sosiologis yang jelas dalam
teori drukheim yaitu.
1. Konsep fakta sosial
2. Jenis-jenis fakta sosial
3. Karakteristik fakta sosial
4. The division of labor in society
5. Soldaritas mekanis dalam organis
6. Dinamis penduduk
7. Hukum represif dan estutif
8. Normal dan patologi
9. Keadilan
10. Bunuh diri
Dalam bukunya “Pembagian Kerja dalam Masyarakat” (1893),Durkheim
meneliti bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk
masyarakat. Ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja.dan meneliti
bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat
modern[1]Diarsipkan 2005-11-23 di Wayback Machine. Para penulis
sebelum dia seperti Herbert Spencer dan Ferdinand Toennies berpendapat
bahwa masyarakat berevolusi mirip dengan organisme hidup, bergerak dari
sebuah keadaan yang sederhana kepada yang lebih kompleks yang mirip
dengan cara kerja mesin-mesin yang rumit.
23. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan teorinya
kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai kemajuan
sosial, evolusionisme sosial dan darwinisme sosial, Ia berpendapat bahwa
masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ‘mekanis’ dan dipersatukan
oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih kurang sama, dan karenanya
mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam masyarakat
tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif sepenuhnya mencakup
kesadaran individual – norma-norma sosial kuat dan perilaku sosial diatur
dengan rapi.
dalam masyarakat modern, demikian pendapatnya, pembagian kerja
yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas organik'. Spesialisasi yang
berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan
ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka
tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam
masyarakat yang ‘mekanis’, misalnya, para petani gurem hidup dalam
masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama
dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang 'organik', para
pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang
mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan,
pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian
kerjayang semakin rumit ini, demikian Durkheim, ialah bahwa kesadaran
individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif –
sering kali malah berbenturan dengan kesadaran kolektif.
24. Durkheiman menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat
tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum ia menemukan bahwa
masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum sering kali
bersifat represif pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan
terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang
dilanggar oleh kejahatan itu; hukuman itu bertindak lebih untuk
mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang
memiliki solidaritas organik, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan
untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari
suatu masyarakat yang kompleks.
Jadi, perubahan masyarakat yang cepat karena semakin meningkatnya
pembagian kerja menghasilkan suatu kebingungan tentang norma dan
semakin meningkatnya sifat yang tidak pribadi dalam kehidupan sosial,
yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya norma-norma sosial yang
mengatur perilaku. Durkheim menamai keadaan ini anomia Dari keadaan
anomie muncullah segala bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling
menonjol adalah bunuh diri.
25. BAB III
PENUTUP
G.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Masyarakat industri dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang
yang terlibat dalam produksi barang dan jasa melalui penggunaan
teknologi moderen. Teknologi ini digunakan untuk membuat barang-
barang yang memiliki jumlah produk yang wajar Oleh karena itu,
teknologi yang digunakan adalah memproduksi barang yang memiliki
jumlah produk yang relatif banyak.
2. perspektif Marx memandang konflik, ia mengembangkan teori konflik
dengan beberapa konsepsi yakni konsepsi tentang kelas sosial,
perubahan sosial, kekuasaan dan negara dimana konsepsi-konsepsi
tersebut saling berkesinambungan satu sama lain.
Karl Marx mengemukakan beberapa pandangannya tentang kehidupan
sosial yaitu :
Masyarakat sebagai arena yang didalamnya terdapat berbagai
bentuk pertentangan.
Negara dipandang sebagai pihak yang terlibat aktif dalam
pertentangan dengan berpihak kepada kekuatan yang dominan.
Paksaan (coercion) dalam wujud hukum dipandang sebagai faktor
utama untuk memelihara lembaga-lembaga sosial, seperti milik
pribadi (property), perbudakan (slavery), kapital yang menimbulkan
ketidaksamaan hak dan kesempatan.
26. Negara dan hukum dilihat sebagai alat penindasan yang digunakan
oleh kelas yang berkuasa (kapitalis) demi keuntungan mereka.
Kelas-kelas dianggap sebagai kelompok-kelompok sosial yang
mempunyai kepentingan sendiri yang bertentangan satu sama lain,
sehingga konflik tak terelakkan lagi.
3. Teori Birokrasi Weberian untuk menyelenggarakan kesejahteraan
masyarakat (social welfare). contohi ciri utama birokrasi weberian
yaitu :
adanya derajat spesialisasi atau pembagian tugas yang jelas,
adanya struktur kewenangan hirarkhis dengan batas-batas
tanggung jawab yang juga jelas,
hubungan antar anggota yang bersifat impersonal,
cara pengangkatan atau rekruitmen pagawai yang didasarkan.
tujuan menciptakan birokrasi dalam pemerintah yang profesional
dengan karakteristik adaptif, berintegritas dan bersih dari korupsi,
kolusi dan nepotisme serta mampu melayani publik secara netral,
sejahtera maupun memegang teguh nilai dasar dan kode etik aparatur
negara, dengan hasil akhir kesejahteraan masyarakat.
4. Sebuah unsur idealisme sosiologis yang jelas dalam teori drukheim
yaitu.
Konsep fakta sosial
Jenis-jenis fakta sosial
Karakteristik fakta sosial
The division of labor in society
Soldaritas mekanis dalam organis
Dinamis penduduk
Hukum represif dan estutif
27. Normal dan patologi
Keadilan
Bunuh diri
Perhatian Durkheim yang utama dalam masyarakat dapat
mempertahankan integritas dan koherensinya pada masa modern, ketika
hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi,
Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat
modern,Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah.
pertama terhadap fenomena sosial,Bersama Herbert Spencer Durkheim
adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat
berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang
mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan
masyarakat suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme.
H.Saran
Pemerintah harus semestinya melakukan peninjauan terhadap aktifitas
masyarakat industri indonesia agar tidak terjadi permasalahan baik yang
berdampak pada lingkungan,pekerja,dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat. Dalam pembahasan ini juga di harapkan kepada pembaca agar
mencermati serta memahami makna dari materi sosiologi masyarakat
industri, pengkajiannya, penerapannya secara mendalam untuk menambah
wawasan dalam mempelajari hasil-hasil karya pada kehidupan masyarakat.
28. i.Daftar pustaka
EgaKrisnawati-23maret2021
Baca selengkapnya di artikel "Penyebab Konflik dan Teori Konflik
Menurut Karl Marx", https://tirto.id/gbo2
siti-alvi-fisip1 08 January 2014 - dalam Dinamika Revolusioner
Pendekatan Filosofis : Aneka Perspektif Tentang Birokrasii
Ritzer, George dan Douglas j. Goodman. 2014. Teori Sosiologi dan
sosiologi klasik sampai perkembangan mutakhir teori sosiologi
postmodern. Bantul : Kreasi Wacana