4. Teori Perdagangan Internasional
1.TEORI MERKANTILISME
Bahwa emas dan perak merupakan arus deras kesejahteraan nasional dan penting untuk
perdagangan. Pemerintah harus terlibat dalam transfer barang-barang di antara Negara-
negara. Untuk meningkatkan kekayaan negara masing-masing langkah yang harus dilakukan
pemerintah adalah memfasilitasi semua ekspor sekaligus membatasi impor, dengan cara
melakukan monopoli dan intervensi di pasar melalui subsidi industri ekspor domestik dan
alokasi hak perdagangan. Negara juga menanggung beban cukai atau kuota untuk
membatasi volume impor.
5. Teori Perdagangan Internasional
2. TEORI KEUNGGULAN ABSOLUT
( ADAM SMITH)
Teori keunggulan adam smith menyatakan bahwa
negara negara yang berbeda dapat memproduksi
beberapa jenis barang secara lebih efisien
daripada negara negara lainnya sehingga efiensi
global dapat ditingkatkan melalui perdagangan
bebas.Suatu negara dikatakan memiliki
keunggulan komperatif terhadap negara lainnya
apabila dalam memproduksi suatu komoditi bisa
mengerjakannyadengan biaya oportunitas
(opportunity cost) yang lebih rendah dibandingkan
dengan komuditi alternatif yang tidak diproduksi.
Setiap negara memiliki keunggulan komparatifnya
masing masing , keunggulan tersebut tergantung
pada sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara.
Dengan demikian setiap negara akan
berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor
barang dan jasa yang biayanya relatif lebih rendah
(artinya kurang efisien dibanding negara lain).
Sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang
dan jasa yang biaya produksinya relatif yang lebih
tinggi (artinya kurang efisien dibandingkan negara
lain).
Melalui spesialisasi, negara dapat memperbaiki
efiensi mereka , dengan alasan :
1. Tenaga kerja menjadi lebih cakap karena
melaksanakan pekerjaan yang sama secara
berulang ulang.
2. Efiensi waktu bagi tenaga kerja karena tidak
berpindah pindah produksi.
3. Dalam jangka panjang, produksi akan
memberikan inventif untuk pembuatan metode
kerja yang lebih efektif
6. Teori Perdagangan Internasional
3. Teori keunggulan
Komparatif (David Ricardo)
Teori keunggulan komparatif
menyatakan bahwa meskipun sebuah negara
sanggup menghasilkan semua barang pada
harga-harga yang lebih rendah daripada negara
lain, perdagangan masih tetap akan
menguntungkan kedua negara tersebut,
berdasarkan biaya komparatif.
Dengan demikian negara harus
berkonsentrasi pada produk dengan
keunggulan komparatif paling tinggi atau
produk dengan kerugian komparatif paling
rendah. Sebaliknya, engimpor produk dengan
keunggulan komparatif paling rendah atau
produk dengan kerugian komparatif paling
tinggi.
Keunggulan komparatif adalah keunggulan
relatif suatu barang dengan perdagangan
Internasional yang diukur berdasarkan ratio
nilai tukar suatu barang terhadap barang
lain yang diproduksi suatu negara
dibandingkan dengan nilai tukar barang-
barang yang sama yang diproduksi negara
lainnya.
7. Teori Perdagangan Internasional
4. Teori Faktor Komposisi Produksi (Heckscher-Ohlin)
Menurut teori Heckscher-Ohlin, Perdagangan internasional terjadi disebabkan
perbedaan opportunity cost suatu produk antara satu negara dengan negara lain, pertukaran
dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah proporsi faktor produksi yang dimiliki
(factor endowment) masing-masing negara. Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif
banyak/murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barangnya. Sebaliknya, negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki
faktor produksi yang relatif langka/mahal. Misalnya negara Indonesia memiliki tenaga kerja (TK)
yang relatif besar, maka Indonesia akan berspesialisasi pada produksi barang-barang yang relatif
padat tenaga kerja (labor intensive) dan mengekspornya. Jepang memiliki relatif banyak kapital
(K), maka negara Jepang akan berspesialisasi menghasilkan barang yang padat kapital (capital
intensive) dan kemudian mengekspornya ke negara lain.
8. Teori Perdagangan Internasional
5. Teori Siklus Hidup Produk Internasional (Raymond Vernon)
Teori siklus hidup produk internasional memusatkan diri pada ekspansi pusat dan
inovasi teknologi yang relatif kurang diperhatikan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini
bermanfaat dalam menjelaskan pola-pola perdagangan dari kalangan manufaktur, serta ekspansi
penjualan dan produksi dari anak perusahaan multinasional. Teori siklus hidup produk
internasional memiliki 2 prinsip penting yaitu :
1. Eknologi merupakan faktor kritis dalam menciptakan dan membuat produk baru;
2. Ukuran dan struktur pasar penting dalam menentukan pola perdagangan.
Siklus hidup produk internasional meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Pengenalan
2. Pertumbuhahan
3. Kedewasaan
4. penurunan
9. Teori Perdagangan Internasional
6. Teori Perdagangan Baru
Teori perdagangan baru menyatakan bahwa ada banyak industry dikarenakan skala
ekonomis yang substansial sehingga hasilnya lambat laun meningkat untuk spesialisasi. Skala
ekonomis terutama berasal dari penyebaran biaya-biaya tetap (seperti biaya pengembangan
produk baru) terhadap keluaran yang lebih banyak. Skala ekonomis ditimbulkan oleh
peningkatan efesiensi utilisasi sumber daya. Peningkatan efisiensi menghasilkan produktivitas,
yang merupakan sumber penting dari keunggulan komparatif. Sebuah Negara dapat merajai
ekspor sebuah produk hanya karena memiliki sebuah atau beberapa perusahaan yang pertama
kali menghasilkan produk tersebut.
10. Teori Perdagangan Internasional
6. Teori Similaritas Negara (Steffan Linder)
Bahwa sebagian besar perdagangan barang-barang pabrikan sebaiknya dilkukan
diantara negara-negara dengan pendapatan perkapita serupa dan perdagangan intraindustri
dalam barang-barang pabrikan sebaiknya sama. Perusahaan-perusahaan pada mulanya
memproduksi barang untuk melayani pasar domestika mereka. Pada saat mereka
mengeksplorasi peluang ekspor, mereka menemukan bahwa pasar asing yang paling
menjanjikan di negara-negara yang di dalamnya preferensi konsumen mirip dengan yang ada di
pasar domestik mereka.
11. Teori Perdagangan Internasional
7. Teori Keunggulan Kompetitif Nasional: Berlian Porter (Michael E.
Porter)
Teori keunggulan kompetitif nasional menyatakan bahwa terdapat empat
atribut dari sebuah negara yang membentuk lingkungan di mana di dalamnya perusahaan-
perusahaan lokal bersaing. Porter menyebut keempat atribut sebagai membentuk “berlian”.
Atribut-atribut tersebut adalah
1. Anugrah faktor : Posisi sebuah negara dalam faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja mahir
atau prasarana yang diperlukan dalam industri tertentu.
2. Kondisi permintaan : Sifat permintaan dalam negeri untuk produk atau jasa industri.
3. Industri-industri yang berkaitan dan mendukung : Adanya industri pemasok dan industri
yang berkaitan dan mendukung perindustrian di sebuah negara.
4. Strategi, Struktur, dan Persaingan Perusahaan : Kondisi di dalam sebuah negara yang
mengatur bagaimana perusahaan-perusahaan dibentuk, diorganisasikan, dan dikelola, serta
sifat saingan domestik.
Porter menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan paling besar kemungkinannya untuk
berjaya dalam industri atau segmen industri di mana “berliannya paling menguntungkan”.
Menurut Porter ada dua variabel tambahan yang mempengaruhi berlian nasional, yaitu perubahan
dan pemerintah.
12. Manfaat Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dunia. Berikut beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan perdagangan
Internasional.
a. Menciptakan efisiensi dan spesialisasi, negara kita tidak harus memproduksi semua produk yang
dibutuhkan oleh masyarakat, tetapi memproduksi produk yang paling efisien dibandingkan negara
lain. Hal ini menciptakan efisiensi dan spesialisasi dalam perekonomian suatu negara.
b. Memungkinkan konsusmi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara dengan adanya
perdagangan Internasional, masyarakat Indonesia dapat menikmati berbagai produk elektronik
buatan negara Jepang seperti televisi, computer, telepon genggam, kamera digital, dan
playstation. Sebaliknya, masyarakat dinegara lain dapat menikmati berbagai produk kerajinan dan
karya seni bangsa Indonesia yang sangat indah dan beragam.
c. Mendorong seangat berprestasi dan bersaing karena dalam perdagangan Internasional dituntut
produk yang memiliki mutu dan daya saing tinggi, masing-masing negara berupaya lebih produktif
dan lebih efisien dalam menciptakan produk-produk yang memiliki keunggulan yang lebih tinggi
dari negara lain.
d. Sumber pemasukan kas negara, produk yang memiliki daya saing tinggi karena diproduksi dengan
efisien dan inovatif, akan meningkatkan ekspor sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara.
e. Menjalin kerja sama dan persahabatan antarnegara, dengan adanya perdagangan Internasional
secara langsung akan menciptakan kerja sama dan persahabatan antarnegara untuk mencapai
kemakmuran bersama.
13. Faktor- Faktor Pendorong
Perdagangan Internasional
A. Adanya keanekaragaman kondisi Produksi
Perdagangan diperlukan disebabkan adanya kanekaragaman kondisi produksi disetiap
negara. Misalnya, Negara X yang memiliki iklim tropis berspesialisasi dengan memproduksi
pisang dan kopi untuk ditukarkan dengan barang dan jasa dari negara lain.
B. Adanya penghematan biaya
Dengan adanya increasing returns to scale, yaitu penurunan biaya pada skala produksi
besar, artinya proses produksi cenderung memiliki biaya produksi rata rata yang lebih rendah
ketika volume produksi ditingkatkan. Produksi yang dihasilkan selanjutnya akan dijual dipasar
global.
C. Adanya perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Perbedaan IPTEK antar negara satu dengan negara lainnya akan menyebabkan
perbedaan jenis barang yang dihasilkan. Negara-negara yang IPTEKnya sudah lebih maju akan
cenderung menghasilkan lebih banyak barang barang industri, sedangkan negara-negara yang
IPTEKnya masih belum maju cenderung menghasilkan barang barang agraris.
14. Faktor- Faktor Pendorong
Perdagangan Internasional
D. Adanya perbedaan selera
Dengan adanya perbedaan selera akan memungkikan suatu negara melakukan
perdagangan. Misalnya, negara X dan Y sama-sama menghasilkan daging sapi dan daging ayam
dengan jumlah yang hampir sama. Penduduk negara X tidak menyukai daging sapi, sedangkan
penduduk negara Y tidak menyukai daging ayam maka dapat terjadi ekspor yang saling
menguntungkan diantara kedua negara tersebut dengan cara negara X mengimpor daging ayam
dan mengekspor daging sapi, sebaliknya negara Y mengimpor daging sapi dan mengekspor
daging ayam.
E. Adanya perbedaan kebudayaan dan gaya hidup
Perbedaan kebudayaan dan gaya hidup di masing masing negara juga dapat
mendorong terjadinya perdagangan antar negara. Misalnya, barang barang seni atau kerajinan
yang dihasilkan oleh suatu negara sangat diwarnai oleh kebudayaan dan gaya hidup masyarakat
di negara yang bersangkutan.
16. Tarif
• Sebuah pajak atas barang atau jasa impor yang dibawa masuk ke dalam suatu
negara dan dipungut oleh petugas bea dan cukai pada saat barang tersebut
melewati pintu masuk negara yang bersangkutan.
• Dengan adanya tarif, biaya pengiriman barang akan meningkat.
a. Tarif Khusus: jumlah uang yang harus dibayarkan per unit fisik barang impor.
Misal: $5 per ton batang baja, dsb.
b. Tarif ad valorem (atas nilai): presentase perkiraan nilai pasar atas barang ketika
sampai di negara tujuan impor. Misal: 25% atas mobil yang diimpor.
Faktor- Faktor Penghambat
17. Bentuk Tarif
a. Bea ekspor: pajak yang dikenakan terhadap barang yang akan diangkut menuju
negara lain.
b. Bea transit: pajak yang dikenakan terhadap barang yang melalui wilayah suatu
negara, namun negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir pengiriman
barang.
c. Bea impor: pajak yang dikenakan terhadap barang yang masuk ke dalam suatu
negara.
d. Uang jaminan impor: persyaratan bagi importir untuk membayar kepada
pemerintah sejumlah uang pada saat kedatangan produk tersebut di pasar
domestik sebelum penjualan dilakukan.
Faktor- Faktor Penghambat
18. Pengaruh Tarif
a. Harga barang meningkat.
b. Jika harga terlalu tinggi, konsumen akan beralih
ke barang pengganti (substitusi) yang harganya
relatif murah.
c. Industri dalam negeri mudah berkembang karna
biaya impor produk luar tinggi.
d. Pemerintah menerima pendapatan.
e. Adanya ekstra pendapatan yang dibayarkan
konsumen dalam negeri pada produsen dalam
negeri.
Faktor- Faktor Penghambat
20. Bentuk Nontarif
a. Kuota: pembatasan jumlah fisik barang yang
diperdagangkan.
- Kuota ekspor: pembatasan jumlah barang yang dikirim ke
luar negeri.
- Kuota impor: pembatasan jumlah barang yang masuk ke
dalam negeri.
1. Absolute atau unilateral quota: besar/kecilnya kuota ditentukan
oleh negara itu sendiri.
2. Negotiated atau bilateral quota: besar/kecilnya kuota
berdasarkan persetujuan oleh dua negara atau lebih.
3. Tariff quota: gabungan tarif dan kuota, dimana sejumlah barang
diizinkan masuk dengan tarif tertentu serta penambahan impor
diizinkan dengan tarif yang lebih tinggi.
4. Mixing quota: membatasi penggunaan bahan mentah yang
diimpor dalam memproduksi barang akhir.
Faktor- Faktor Penghambat
21. b. Subsidi Ekspor: Pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau perseorangan
yang menjual barang ke luar negeri.
c. Perjanjian Pembatasan Ekspor: Perjanjian sukarela antara negara pengekspor dengan
negara pengimpor dalam rangka membatasi volume perdagangan untuk barang
tertentu.
d. Larangan Ekspor: Berupa larangan memperdagangkan barang produksi dalam negeri
ke suatu negara, biasanya sebagai tindakan balas dendam atau alasan politik lainnya.
e. Larangan Impor: Larangan impor bagi barang tertentu, misalnya obat-obatan
terlarang dan senjata api yang akan membahayakan keamanan negara.
f. Dumping: Keadaan saat harga suatu produk yang menjadi lebih rendah
disbanding aslinya ketika dimasukkan ke dalam pasar negara lain.
– Predatory dumping: dumping yang dilakukan secara brutal. Dimana suatu
perusahaan menurunkan harga menjadi sangat rendah di pasar negara lain,
dengan tujuan menghilangkan pesaing, setelah persaingan tidak ada lagi harga
barang kembali dinaikkan.
– Persisent dumping: dumping yang bersifat menetap dan terus-menerus.
Faktor- Faktor Penghambat
22. g. Pembatasan Valuta Asing: pembatasan persediaan mata uang asing oleh bank
sentral suatu negara. Ditujukan untuk mengendalikan gangguan aliran modal
jangka pendek yang mengganggu stabilitas niali tukar mata uang negara yang
bersangkutan.
h. Embargo: Pembatasan atau larangan ekspor atau impor atas produk tertentu.
i. Hambatan Teknis berupa standar-standar produk dan proses untuk kesehatan,
kesejahteraan selamatan, kualitas, ukuran, dan berbagai pengukuran yang dapat
menciptakan hambatan perdagangan dengan menyingkirkan produk yang tidak
memenuhi standar.
Faktor- Faktor Penghambat
23. j. Diskriminasi Harga: penetapan harga yang berbeda pada jenis barang yang sama,
dimana salah satunya di produksi di dalam negeri dan yang lainnya di luar negeri.
k. Customs Clearance: Bentuk clearance yang harus disetujui oleh petugas pabean
dari isian formulir yang ada dengan barang yang diimpor. Petugas pabean dapat
menghambat masuknya barang yang diimpor tersebut dengan mempersulit
proses persetujuan.
l. Customs Valuation: Penilaian atas barang yang diimpor. Terkadang petugas bea
dan cukai tidak mempercayai harga yang tercantum pada faktur (invoice). Jika
harga setelah diperiksa (checked price) lebih tinggi, maka petugas menggunakan
harga setelah diperiksa sehingga pajak pun menjadi lebih besar, dan sebaliknya.
Faktor- Faktor Penghambat
24. m. Costums Classification: rincian klasifikasi untuk beberapa jenis barang yang
diimpor, seringkali menimbulkan ketidakpastian dan kebingungan karena adanya
interpretasi klasifikasi yang berbeda-beda.
n. Import licensing: izin istimewa yang diberikan kepada importir tertentu.
o. Packing and labeling regulations: kesempurnaan pengemasan dan peraturan
pengenaan label bahwa barang yang diimpor atau di ekspor telah sesuai dengan
standar negara pengimpor atau standar internasional.
p. Consular Formalities: mengharuskan importir menunjukkan adanya surat dari
konsuler dari negara tujuan barang tersebut akan diimpor.
Faktor- Faktor Penghambat
25. Pengaruh Nontarif
a. Bila terjadi keterlambatan kedatangan barang, mengakibatkan adanya beban
biaya yang dikenakan pada konsumen.
b. Memperburuk hubungan eksportir dan importir apabila terjadi keterlambatan
kedatangan barang.
c. Memperburuk citra di kalangan eksportir sebagai suatu negara yang aparatnya
tidak efisien.
d. Menimbulkan balas dendam dari negara yang merasa dirugikan.
Faktor- Faktor Penghambat
26. Kebijakan Perdagangan Internasional
Pengertian kebijakan perdagangan
internasional diartikan sebagai tindakan dan
peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk
memengaruhi struktur, komposisi, dan arah
perdagangan internasional. Jadi dapat
dikatakan arah kebijakan perdagangan
internasional itu untuk mengatur perdagangan
internasional agar sesuai dengan yang
dikehendaki pemerintah.
27. tujuan kebijakan perdagangan internasional
• a. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari
berbagai kemungkinan pengaruh buruk/negatif dari
berbagai negara lain.
• b. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri dari
berbagai kemungkinan persaingan yang tidak sehat
maupun kondisi yang kurang menguntungkan.
• c. Melindungi lapangan kerja agar bisa tetap bersedia.
• d. Menjaga keseimbangan dan stabilitas neraca
pembayaran internasional.
• e. Mampu mendorong laju ekspor.
• f. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan stabil.
• g. Menjaga stabilitas nilai tukar atau kurs.
Kebijakan Perdagangan Internasional
28. macam-macam kebijakan perdagangan internasional yaitu
kebijakan perdagangan bebas dan kebijakan perdagangan
proteksionis.
a. Kebijakan Perdagangan Bebas.
kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan perdagangan
yang menginginkan adanya kebebesan dalam perdagangan,
sehingga tidak ada rintangan yang menghalangi arus produk
dari dan ke luar negeri. Kebijakan perdagangan ini
berkembang seiring dengan adanya arus globalisasi di mana
antara negara satu dengan negara lain dalam kehidupannya
lebih transparan tidak terbatasi oleh batas-batas teritorial
tiap-tiap negara. Karena perdagangan bebas ini tidak ada
rintangan maka harga produk ditentukan oleh kekuatan pasar
(permintaan dan penawaran) sesuai dengan hukum ekonomi.
Manfaat dari perdagangan bebas menurut teori klasik adalah
sebagai berikut:
Kebijakan Perdagangan Internasional
29. 1. Dapat mendorong persaingan antarpengusaha, sehingga nantinya
akan tercipta kualitas produk dengan dasar teknologi tinggi.
2. Mendorong terjadinya efisiensi biaya (cost) sehingga mampu
menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing.
3. Meningkatkan mobilitas modal, tenaga ahli dan investasi (faktor
produksi) ke berbagai negara sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan eknomi.
4. Meningkatkan perolehan laba sehingga memungkinkan para
pengusaha berinvestasi lebih luas.
5. Konsumen dapat lebih bebas dalam menentukan variasi dan
pilihan produk yang diinginkan.
Kebijakan Perdagangan Internasional
30. • b. Kebijakan Perdagangan Proteksionis
• Kebijakan perdagangan proteksionis adalah
kebijakan perdagangan yang melindungi produk-
produk dalam negeri agar mampu bersaing
dengan produk asing yang dilakukan dengan cara
membuat berbagai rintangan/hambatan arus
produksi dari dan ke luar negeri.
• Alasan negara menganut kebijakan perdagangan
proteksionis antara lain:
Kebijakan Perdagangan Internasional
31. 1. Dari adanya perdagangan bebas, yang diuntungkan adalah negara-
negara maju saja, karena merek memiliki modal dan teknologi yang
maju. Selain itu harga jual produk dari negara-negara maju dinilai terlalu
tinggi dibanding dengan harga bahan baku yang dihasilkan oleh negara-
negara berkembang.
2. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
3. Untuk membuka lapangan kerja. Dengan adanya proteksi maka industri
dalam negeri dapat tetap hidup dengan demikian akan mampu
membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
4. Untuk menyehatkan neraca pembayaran. Upaya kebijakan proteksi
melalui peningkatan ekspor produksi dalam negeri akan mampu
mengurangi defisit neraca pembayaran.
5. Untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan cara mengenakan tarif
tertentu pada produk impor dan ekspor sehingga negara dapat
meningkatkan penerimaan.
Kebijakan Perdagangan Internasional
32. Adapun macam-macam kebijakan perdagangan proteksionis antara lain:
1) Kouta Impor
• Kebijakan yang menetapkan batas jumlah barang yang boleh diimpor dengan
tujuan untuk melindungi produsen dan produk dalam negeri.
2) Kouta ekspor
• Kebijakan dengan menetapkan batas jumlah barang yang diekspor dengan tujuan
untuk menjamin persediaan barang tersebut guna memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
3) Subsidi
• Kebijakan dengan cara memberikan tunjangan kepada perusahaan-perusahaan
yang memproduksi barang untuk keperluan ekspor, sehingga harga barang
tersebut bisa bersaing dengan barang luar negeri.
4) Tarif Impor
• Kebijakan dengan mengenakan tarif/bea impor yang tinggi terhadap barang yang
datang dari luar negeri sehingga harga barang impor akan menjadi lebih mahal.
5) Tarif ekspor.
• Kebijakan dengan mengenakan tarif atau bea terhadap barang yang diekspor
dengan nilai yang lebih rendah dengan tujuan untuk merangsang kegiatan ekspor.
Kebijakan Perdagangan Internasional
33. 6) Premi
• Kebijakan berupa pemberian hadiah atau penghargaan kepada perusahaan yang mampu
memproduksi barang dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi. Pemberian premi ini
diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi.
7) Diskriminasi harga
• Kebijakan melalui penetapan harga produk secara berlainan dengan negara tertentu, yang
dilakukan dalam rangka perang tarif agar negara tertentu yang dijadikan target mau
menurunkan harga.
8) Larangan ekspor
• Kebijakan larangan ekspor untuk mengekspor jenis barang-barang tertentu dilakukan dengan
pertimbangan ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam negeri.
9) Larangan Impor
• Kebijakan melarang impor untuk barang-barang tertentu dilakukan dengan alasan untuk
melindungi produk-produk dalam negeri atau dengan alasan untuk menghemat devisa.
10) Dumping
• Dumping merupakan kebijakan menjual barang ke luar negeri dengan harga lebih murah
dibandingkan dengan harga penjualan didalam negeri. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
memperluas dan menguasai pasar. Dumping ini bisa dilakukan jika terdapat aturan/hambatan
yang jelas dan tegas sehingga konsumen di dalam negeri tidak mampu membeli barang yang
didumping dari luar negeri.
Kebijakan Perdagangan Internasional
34. Tujuan Perdagangan Internasional
Berikut adalah tujuan Perdagangan Internasional :
• Melindungi industry atau produksi di dalam negri
• Mencukupi kebutuhan barang dan jasa dalam
negri
• Memperluas lapangan kerja
• Memperoleh devisa melalui kegiatan ekspor
impor
• Memperoleh keuntungan lainya di bidang politik,
keamanan, pertahanan dan sosial budaya.
35. Alat Bayar Perdagangan Internasional
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi internasional diperlukan suatu alat
pembayaran internasional atau alat pembayaran luar negeri, yang disebut dengan devisa. Sistem devisa yang
digunakan antara Negara satu dengan negara lain berbeda-beda, karena setiap Negara mempunyai mata
uang sendiri-sendiri yang diperlukan dalam perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh
sebagian besar negara di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk suatu sistem yang
disebut system moneter internasional.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk mata uang, digunakan dengan
membandingkan kurs valuta asing (exchange rate). Berdasarkan sumber perolehannya, valuta asing atau
devisa dapat debedakan menjadi dua, yaitu devisa umum dan devisa khusus.
a. Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan jasa dan transfer.
Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing.
b. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kurs devisa kredit
ditentukan oleh pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh permintaan dan penawaran valuta
asing di pasar valuta asing.
36. Permintaan akan valuta asing berasal dari:
a. importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas suatu transaksinya
dengan menggunakan mata uang asing,
b. pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk barang-barang yang
diimpor,
c. para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk menyelesaikan kewajiban-
kewajiban luar negeri yang timbul dari transaksi pembelian surat berharga penduduk negara lain
atau transaksi pemberian pinjaman kepada penduduk negara lain,
d. wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,
e. perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham di luar negeri.
Penawaran atas valuta asing berasal dari:
a. eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi perdagangan,
b. valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
c. wisatawan-wisatawan mancanegara,
d. pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
e. investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri
Alat Bayar Perdagangan Internasional
37. Pengertian Neraca Pembayaran
Segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu negara dalam hubungan
ekonominya dengan negara lain, baik berupa barang, jasa maupun modal,
dicatat secara sistematik di dalam suatu daftar atau catatan yang disebut
neraca pembayaran internasional (balance of payment).
Neraca pembayaran adalah ikhtisar dari semua transaksi ekonomi
internasional (perdagangan, investasi, pinjaman, dan sebagainya) yang
terjadi antara penduduk (pengusaha, individu, perusahaan, atau pemerintah)
dalam suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.
38. Kegunaan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran berguna:
a. untuk menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi
keuangan internasional suatu negara;
b. sebagai salah satu indikator bagi lembaga-lembaga keuangan
internasional, seperti IMF, Bank Dunia, dan negara-negara donor, dalam
mempertimbangkan pemberian bantuan keuangan kepada suatu negara;
c. sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara, di
samping variabel-variabel ekonomi makro lainnya, seperti laju
pertumbuahan ekonomi, tingkat pendapatan per kapita, tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, dan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang
asing;
d. sebagai cerminan baik tidaknya proses transformasi ekonomi di suatu
negara.
39. Struktur Neraca Pembayaran
Ada beberapa bentuk struktur neraca pembayaran. Dilihat dari strukturnya, neraca pembayaran dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu transaksi berjalan dan transaksi modal. Masing–masing
komponen dalam kelompok terdiri dari sisi kredit dan debet. Sisi kredit mencatat transaksi–transaksi yang
menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dan sisi debet mencatat
transaksi–transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar bagi penduduk suatu negara terhadap
penduduk negara lain.
Secara garis besar struktur neraca pembayaran meliputi:
Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)
Meliputi transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor terhadap barang dan jasa. Melalui pos transaksi
ini akan terlihat jelas apakah neraca perdagangan suatu negara surplus atau bahkan defisit.
Neraca Modal (Capital Account)
Mencakup arus modal masuk sebagai inflow dan arus modal keluar (outflow). Adapun inflow dapat meliputi
modal resmi maupun bentuk modal lainnya.
Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)
Errors and Ommissions sebagai kesalahan yang belum diperhitungkan atau kesalahan yang diabaikan. Pada
model perhitungan IMF (International Monetary Fund) merupakan neraca penyeimbang yang memberi
makna defisit atau surplus neraca pembayaran pada tahunpencatatan.
Cadangan Devisa (Reserve)
Bahwa pada cara yang disajikan oleh IMF merupakan perkembangan cadangan devisa dari tahun sebelum
pencatatan sampai pada saat pencatatan atau yang lazim dinyatakan sebagai monetary movement.
40. Tahapan Neraca Pembayaran
Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya,dari negara debitur
muda hingga negara kreditur madya.
1. Negara debitur muda
Pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih diantara
keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
2. Negara debitur madya
Pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surlus, tetapi pertumbuhan dividen dan
bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang
seimbang.
3. Negara kreditur muda
Pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa bahkan negara
meminjamkan uang kepada negara negara lain.
4. Negara kreditur madya
Pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi lluar negeri memberkan surplus cukup besar
terhadap pos tak tampak, yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan
41. S E M O G A B E R M A N F A A TS E M O G A B E R M A N F A A TS E M O G A B E R M A N F A A TS E M O G A B E R M A N F A A TS E M O G A B E R M A N F A A TS E M O G A B E R M A N F A A TS E M O G A B E R M A N F A A T