Sumber daya alam dan lingkungan merupakan topik penting yang membahas sumber daya alam sebagai bahan dan energi yang diperoleh dari lingkungan untuk keperluan manusia, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk menjamin keberlanjutan dan kesejahteraan manusia. Dokumen ini juga membahas masalah kependudukan dan lingkungan serta kawasan konservasi sebagai upaya pelestarian sumber daya alam dan ekosistem.
1. SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN
Kuliah Ilmu Kealaman Dasar
Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta 2011
2. Sumber Daya Alam (SDA)
adalah : Semua bahan atau energi yang diperoleh
dari lingkungan untuk keperluan manusia.
Tergantung :
Teknologi
Ekonomi
Budaya
Pengaruh terhadap lingkungan untuk
mendapatkan dan menggunakan sumberdaya
tsb.
3. Pandangan Umum Terhadap SDA
SDA
Eksploitasi/Pemanfaat
an
Ekstraksi Tida
Pengurangan daya dukung k Pemanfaatan Lestari
Eksploitasi
Ya
Pengurasan SDA
Kelangkaan
Peningkatan Biaya Ekstrasi Peningkatan Harga
SDA
- Pencarian SDA
Penurunan Pengganti Peningkatan
Permintaan Penawaran
- Peningkatan daur ulang
Inovasi
• Pencarian SDA baru
• Peningkatan Efisiensi
• Perbaikan tek. Daur ulang dan perbaikan
konservasi
4. A. Klasifikasi SDA
SDA
Skala waktu Kegunaan akhir
pertumbuhan
Tak dpt diperbarui Dpt SD material SD energi
diperbaru
i
Hbs Dpt di daur Ada titik Tdk ada titik Material Material Energi
dikonsumsi ulang kritis kritis Metalik Non metalik
Minyak Besi Ikan Udara Emas Tanah Energi
surya
Gas Tembaga Hutan Pasang Besi Pasir
surut Angin
Batubara Aluminium Tanah Alumiium Air
Angin Minyak
Ekstraksi > titik kritis
5. Jenis SDA
Pada dasarnya SDA dikelompokkan
menjadi 2 kelompok utama :
SDA yang tak dapat diperbaharui (exhaustible
resources = stock resources = fund
resources), dan
SDA yang dapat diperbarui (renewable resources
= flow resources)
Namun, menurut Prof. Raleigh Barlow, SDA
dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu :
SDA yang tak dapat pulih/tak dapat diperbarui
SDA yang pulih/dapat diperbarui
SDA yang mempunyai sifat gabungan antara
yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat
diperbaharui
6. SDA Yang Tak Pulih
Memiliki sifat :
- Volume fisik tetap
- Tidak dapat diperbarui
- Pembentukannya butuh waktu ribuan tahun
Contoh : metal, batu bara, minyak bumi, batu-
batuan
SDA yang tak pulih digolongkan dalam 2
macam :
1. Sumberdaya seperti batu bara dan mineral
yang sifatnya dapat dipakai habis atau
berubah secara kimiawi melalui
penggunaan.
2. Sumberdaya seperti logam dan batuan
yang mempunyai umur penggunaan yang
lama dan seringkali dapat dipakai ulang.
7. SDA yang pulih
Memiliki sifat :
terus-menerus ada
dapat diperbarui baik oleh alam sendiri maupun
dengan bantuan manusia
Contoh : Air, Angin, Cuaca, Gelombang
Laut, Sinar Matahari, dll
SDA di atas terus ada (dipakai atau tidak)
SDA tersebut harus dimanfaatkan dengan
benar
8. SDA dengan sifat gabungan
Sumberdaya Biologis
Termasuk : Hasil
Panen, Hutan, margasatwa, padang
rumput, perikanan, dan peternakan.
Memiliki ciri seperti SDA yang dapat
diperbarui, karena dapat diperbaiki setiap
saat asal ada perawatan.
Namun, suatu saat bisa digolongkan dalam
SDA yang tak dpt diperbaharui, yaitu pada
saat pemakaian yang berlebih dan kurang
bertanggungjawab
9. SDA dengan sifat gabungan
Sumberdaya tanah: menggambarkan gabungan
antara SDA yang tak dapat diperbarui, yang dapat
diperbarui, dan sumberdaya biologis.
Contoh : Kesuburan tanah
10. B. KONSEP-KONSEP
PENGELOLAAN SDA
Pengelolaan sumberdaya alam meliputi
aktivitas:
• penelitian,
• inventarisasi,
• monitoring dan
• evaluasi terhadap potensi
flora, fauna dan (termasuk
komponen abiotiknya).
11. Tujuan Pengelolaan SDA
1. menjamin pemanfaatan SDA secara
bijaksana,
2. menjamin kesinambungan
ketersediaannya
3. memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragaman SDA.
12. Usaha2 utk mengatasi kelangkaan
SDA:
1. Eksplorasi dan penemuan
2. Pemanfaatan teknologi
3. Penggunaan SD substitusi
4. Pemanfaatan kembali (reuse)
dan daur ulang (recycling)
(Yakin, 1997)
13. Sasaran pengelolaan SDA
Terwujudnya pengelolaan SDA yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
(Renstrada DKI Jakarta 2002-2007)
14. Potensi Sumber Daya Alam
Indonesia
Kekayaan Alam Indonesia yang
sebagian besar terletak di Kawasan
Timur:
• Panjang garis pantai > 81,000 km
• 17,508 pulau
• 5.8 juta km2 luas laut (3x luas
daratan)
• 37% species dunia
• Pusat keanekaragaman tropis
dunia (> 70 genus dr karang, 18%
terumbu karang dunia ada di
Indonesia)
• 30% hutan bakau dunia ada di
Indonesia
•90% hasil tangkapan ikan berasal
dari perairan pesisir dalam 12 mil
laut dari pantai.
19. Kondisi Penduduk Dunia
50% Buta huruf
50%
45%
40%
Kelaparan
35% 33%
30%
25%
25% Tidak punya rumah
20%
20% 17%
15%
10% Kekurangan air
bersih
5%
0%
Kekurangan
fasilitas kesehatan
20. Jumlah Penduduk dan
Penggunaan Sumberdaya Alam
80%
70%
Neg. Maju
60%
Neg.
50% Berkembang
40%
30%
20%
10%
0%
Jumlah Penduduk Penggunaan Sumberdaya
Alam
21. Masalah Kependudukan dan SDA
Pandangan konservatif (Malthusianisme):
Principle of Population (1879)
Daya dukung sumberdaya alam tidak dapat
mengimbangi pertumbuhan penduduk yang
cenderung eksponensial.
Produktivitas sumberdaya alam deminishing
return input per kapita akan mengalami
kecenderungan menurun
Pada gilirannya standar hidup masyarakat akan
menurun sampai level subsisten reproduksi
manusia menurun tercapai keseimbangan
steady state
22. Wassily Leontief
(Pemenang Hadiah Nobel bidang Ekonomi)
Antara 1975 sampai 2020
1. Kebutuhan makanan dunia meningkat 4 kali lipat
2. Kebutuhan mineral dunia meningkat 5 kali lipat
Berapa lama lagi sumberdaya alam akan
habis ?
23. Neo-Malthusians
Jika kecenderungan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan
sumberdaya alam terus berlangsung, ia percaya akan terjadi :
Keruntuhan ekonomi
Instabilitas politik
Perang nuklir global
Karena :
MSY berbagai sumberdaya alam renewable terlampaui
Berkurangnya suplai sumberdaya alam non-renewable (migas)
Effek samping terhadap lingkungan
24. Solusi :
Recycling, reused, conservation, mengurangi
konsumsi, meningkatkan kontrol pencemaran, menurun-
kan pertumbuhan penduduk.
25. LINGKUNGAN HIDUP:
Merupakan SISTEM yg meliputi:
lingkungan alam hayati,
lingkungan alam non-hayati
lingkungan buatan, dan
lingkungan sosial,
yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya
26. Pengelolaan Lingkungan Hidup
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
yang meliputi:
penataan,
pemanfaatan,
pengembangan,
pemeliharaan,
pemulihan,
pengawasan dan
pengendalian
lingkungan hidup.
27. Tujuan Pengelolaan LH
• Mencapai kelestarian hubungan manusia
dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
• Mengendalikan pemanfaatan sumber daya
secara bijaksana.
• Mewujudkan manusia sebagai pembina
lingkungan hidup.
• Melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.
28. Kependudukan dan
Lingkungan
Kepadatan Penduduk:
solusi:
• Transmigrasi
• Pembatasan kelahiran
Kecenderungan peningkatan jumlah penduduk
tekanan terhadap lingkungan
Kebutuhan terhadap Sumberdaya alam
meningkatekploitasi berlebih
Limbah, pencemaran meningkat
Solusi terhadap lingkungan?
29. Kualitas hidup manusia Indonesia
semakin menurun , indikatornya:
Penyakit
Kematian akibat
bayi lahir Pencemaran
Air & udara
Pudarnya
Gizi Budaya-
Anak Kearifan Kualitas
BALITA Masyarakat Kawasan
SDA-LH Konservasi/
Lindung
30. Perubahan, kompleksitas, ketidakpastian
dan konflik dalam pengelolaan SDA dan
lingkungan
Contoh mega proyek “sejuta hektar lahan gambut”
1996
Proyek ambisius untuk 650.000 hektar sawah baru
ditempatkan 289.000 petani impor beras
dihentikan.???
Kontroversi dan perdebatan, karena:
Perencanaan dan pelaksanaan tdk transparan, tanpa
kajian mendalam, menyalahi peraturan dan perundangan
Teknis drainase tidak mempertahankan kondisi lahan
gambut
Tidak dikaji keragaman flora dan fauna yang ada
Analisis biaya dan manfaat proyek tdk jelas
Mempunyai implikasi sosial yg luas
Jadi: sec teknis, lingkungan, ekonomi, sosial tidak
31. Perubahan: perubahan lingkungan, sistem
sosial, ekonomi dan politik selalu terjadi
Kompleksitas: dampak keg manusia thd
lingkungan sangat kompleks, dan tdk selalu dpt
difahami sec utuh, tdk semua perubahan lingk
dapat diprediksi
Ketidakpastian: lingkungan dipenuhi
ketidakpastian
Konflik: perbedaan dan pertentangan
kepentingan sering muncul dalam
pengalokasian sumberdaya dan pengambilan
32. D. Kawasan Konservasi (Protected
Areas)
Protected Areas
An area of land and/or sea especially dedicated to the
protection and maintenance of biological diversity, and of
natural and associated cultural resources, and managed
through legal or other effective means.
Hutan Konservasi
Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman
tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya.
33. Tujuan Kawasan Konservasi
The following are the main purposes of protected areas
Scientific research
Wilderness protection
Preservation of species and genetic diversity
Maintenance of environmental services
Protection of specific natural and cultural features
Tourism and recreation
Education
Sustainable use of resources from natural ecosystems
Maintenance of cultural and traditional attributes
34. Katagorisasi Kawasan
International (IUCN-WCPA)
6 kategori
Nasional
Basis UU 5/1990 & UU 41/1999
Lokal
Hutan Kota (Pasal 9 UU 41/1999 PP No. 63 Tahun
2002)
35. KATAGORI MENURUT IUCN-WCPA
1. Strict Nature Reserve (Cagar Alam Murni) beserta
Wilderness Area (Kawasan Liar)
2. National Park (Taman Nasional)
3. Natural Monumen (Monumen Nasional) dan
(landmarks) Bentukan-bentukan Alami
4. Suaka Alam Kelola dan Cagar Alam Kelola
5. Protected Landscape/Seascape (Bentang alam
darat/laut yang dilindungi)
6. Managed Resource Protected Area: protected area
managed mainly for the sustainable use of natural
ecosystems.
Resource Reserve (Suaka Cadangan), Wilayah
biota alami, Kawasan yang dikelola secara multiguna
36. Katagori secara nasional
Kawasan Suaka Alam
Cagar Alam
Suaka Margasatwa
Kawasan Pelestarian Alam
Taman Nasional
Taman Hutan Raya
Taman Wisata Alam
Cagar Biosfer (UU 5/1990)
Taman Buru (UU 41/1999)
Hutan Kota
37. Kawasan Suaka Alam
Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan.
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan
kawasan suaka alam meliputi:
mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas kawasan
suaka alam, serta menambah jenis tumbuhan dan
satwa lain yang tidak asli.
Kegiatan pembinaan habitat untuk kepentingan satwa
di dalam suaka margasatwa diperbolehkan.
38. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam karena
keadaan alamnya mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami.
39. Kriteria Cagar Alam
a. Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistemnya;
b. Mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit
penyusun;
c. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya
yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia;
d. Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang
pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga
yang cukup luas;
e. Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya
contoh di suatu daerah serta keberadaannya
memerlukan upaya konservasi.
40. Di dalam cagar alam dapat dilakukan kegiatan
untuk kepentingan penelitian dan
pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan
dan kegiatan lainnya yang menunjang
budidaya.
41. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam
yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa
yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
42. Kriteria Suaka Margasatwa
a. Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat
hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis
satwa yang perlu dilakukan upaya
konservasinya;
b. Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa
yang tinggi;
c. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis
satwa migran tertentu;
d. Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat
jenis satwa yang bersangkutan.
43. Di dalam suaka margasatwa dapat dilakukan
kegiatan untuk kepentingan penelitian dan
pengembangan, ilmu
pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas, dan
kegiatan lainnya yang menunjang budidaya.
Kegiatan penunjang budidaya pengambilan, pengangkutan, dan atau
penggunaan plasma nutfah tumbuhan dan satwa yang terdapat dalam kawasan
Cagar Alam-Suaka Margasatwa diatur oleh Menteri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (PP 68/Th1998_SA-KPA)
44. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan pelestarian alam adalah kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun
di perairan yang mempunyai fungsi
perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
45. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelesatarian
alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
46. Zonasi Taman Nasional
1. Zona inti adalah bagian kawasan taman
nasional yang mutlak dilindungi dan tidak
diperbolehkan adanya perubahan apapun
oleh aktivitas manusia;
2. Zona rimba adalah bagian kawasan taman
nasional yang berfungsi sebagai penyangga
zona inti; dan
3. Zona pemanfaatan adalah bagian kawasan
taman nasional yang dijadikan pusat rekreasi
dan kunjungan wisata.
47. Pada cagar alam dan zona inti taman nasional
tidak boleh dilakukan kegiatan rehabilitasi.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kekhasan, keaslian, keunikan, dan keterwakilan
dari jenis flora dan fauna serta ekosistemnya.
Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan
pada semua kawasan hutan kecuali pada hutan
cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada
taman nasional.
48. Tahura
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian
alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau
satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan
atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
49. Taman Wisata Alam
Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian
alam yang terutama dimanfaatkan untuk
pariwisata dan rekreasi alam.
50. Cagar Biosfer
Cagar biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri
dari ekosistem asli, ekosistem unik, dan atau
ekosistem yang telah mengalami degradasi
yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan
dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan
pendidikan.
Dalam rangka kerjasama konservasi
internasional, kawasan suaka alam dan
kawasan tertentu lainnya dapat ditetapkan
sebagai cagar biosfer.
51. Taman Buru
a. Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik
dan indah baik secara alamiah maupun buatan
manusia;
b. Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olah
raga serta terletak dekat pusat-pusat permukiman
penduduk;
c. Mengandung satwa buru yang dapat dikembangbiakkan
sehingga memungkinkan perburuan secara teratur
dengan mengutamakan segi rekreasi, olah raga dan
kelestarian satwa;
d. Mempunyai luas yang cukup dan lapangannya tidak
membahayakan.
52. Hutan Kota
Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang
bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di
dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara
maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan
kota oleh pejabat yang berwenang.
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk
kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem
perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan
budaya.
Fungsi hutan kota adalah untuk:
a. memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;
b. meresapkan air;
c. menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik
kota; dan
d. mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
53. Hutan Lindung
Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi
pokok sebagai berikut:
a. hutan konservasi,
b. hutan lindung, dan
c. hutan produksi.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air
laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Pemerintah menganjurkan pemegang HPH menyisihkan
300 ha kawasan konsesinya untuk Hutan Lindung