1. Kerajaan Banten didirikan setelah penaklukan Pelabuhan Kelapa oleh pasukan Demak pada 1527.
2. Penyebaran agama Islam di Banten dilakukan oleh Syarif Hidayatullah pada 1525-1526.
3. Banten berkembang menjadi kesultanan Islam yang makmur dengan sistem ekonomi pertanian dan perdagangan di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa pada abad ke-17.
2. NEXT
Proses Masuknya Islam di Kerajaan Banten
Pada awalnya Kawasan Banten juga dikenal dengan Banten Girang merupakan
bagian dari Kerajaan Sunda. Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah
pimpinan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah
juga sekaligus penyebaran dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama
Sunda-Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat
membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir
Portugal dari Melaka tahun 1513. Atas perintah Trenggana, bersama dengan
Fatahillah melakukan penyerangan dan penaklukkan Pelabuhan Kelapa sekitar
tahun 1527, yang waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan
Sunda.
3. Penyebaran Islam di Banten dilakukan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan
Gunung Jati, pada tahun 1525 M dan 1526 M. Seperti di dalam naskah
Purwaka Tjaruban Nagari disebutkan bahwa Syarif Hidayatullah setelah
belajar di Pasai mendarat di Banten untuk meneruskan penyebaran agama
Islam yang sebelumnya telah dilakukan oleh Sunan Ampel. Pada tahun 1475
M, beliau menikah dengan adik bupati Banten yang bernama Nhay
Kawunganten, dua tahun kemudian lahirlah anak perempuan pertama yang
diberinama Ratu Winahon dan pada tahun berikutnya lahir pula pangeran
Hasanuddin. (Atja;1972:26).
NEXT
4. Setelah Pangeran Hasanuddin menginjak
dewasa, syarif Hidayatullah pergi ke Cirebon
mengemban tugas sebagai Tumenggung di sana.
Adapun tugasnya dalam penyebaran Islam di
Banten diserahkan kepada Pangeran
Hasanuddin, di dalam usaha penyebaran agama
Islam Ini Pangeran Hasanuddin berkeliling dari
daerah ke daerah seperti dari G. Pulosari, G.
Karang bahkan sampai ke Pulau Panaitan di
Ujung Kulon. (Djajadiningrat;1983:34)
Sehingga berangsur-angsur penduduk Banten
Utara memeluk agama Islam.
(Roesjan;1954:10)
NEXT
6. Masa Kesultanan
1. Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin memerintah pada tahun 1552 – 1570
2. Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan memerintah pada tahun 1570 – 1585
3. Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana memerintah pada tahun 1585 – 1596
4. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu memerintah pada
tahun 1596 – 1647
5. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad memerintah pada tahun 1647 – 1651
6. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah memerintah pada tahun
1651-1682
7. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar memerintah pada tahun 1683 – 1687
8. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya memerintah pada tahun 1687 – 1690
9. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin memerintah pada tahun 1690 – 1733
10. Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin memerintah pada tahun 1733 – 1747
11. Ratu Syarifah Fatimah memerintah pada tahun 1747 – 1750
12. Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri memerintah pada tahun 1753 – 1773
13. Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin memerintah pada tahun 1773 – 1799
14. Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin memerintah pada tahun 1799 –
1803
15. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin memerintah pada tahun 1803 –
1808
16. Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin memerintah pada tahun
1809 – 1813
NEXT
7. Dalam meletakan dasar pembangunan ekonomi Banten,
selain di bidang perdagangan untuk daerah pesisir, pada
kawasan pedalaman pembukaan sawah mulai
diperkenalkan. Asumsi ini berkembang karena pada waktu
itu di beberapa kawasan pedalaman seperti Lebak,
perekonomian masyarakatnya ditopang oleh
kegiatan perladangan, sebagaimana penafsiran dari
naskah sanghyangsiksakandangkaresian yang
menceritakan adanya
istilah pahuma(peladang), panggerek (pemburu)
dan panyadap (penyadap). Ketiga istilah ini jelas lebih
kepada sistem ladang, begitu juga dengan nama
peralatanya
seperti kujang, patik, baliung, kored dan sadap.
NEXT
Sistem Ekonomi
8. NEXT
Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan
pengairan besar dilakukan untuk mengembangkanpertanian. Antara
30 dan 40 km kanal baru dibangun dengan menggunakan tenaga
sebanyak 16 000 orang. Di sepanjang kanal tersebut, antara 30
dan 40 000 ribu hektar sawah baru dan ribuan hektar
perkebunan kelapaditanam. 30 000-an petani ditempatkan di atas
tanah tersebut, termasuk
orang Bugis dan Makasar. Perkebunantebu, yang
didatangkan saudagar Cina pada tahun 1620-an, dikembangkan. Di
bawah Sultan Ageng, perkembangan penduduk Banten meningkat
signifikan.
Tak dapat dipungkiri sampai pada tahun 1678, Banten telah
menjadi kota metropolitan, dengan jumlah penduduk dan kekayaan
yang dimilikinya menjadikan Banten sebagai salah satu kota
terbesar di dunia pada masa tersebut.
9. Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa selain
Kerajaan Demak, Kasepuhan Cirebon, Giri Kedaton, dan Mataram
Islam.Kehidupan sosial rakyat Banten berlandaskan ajaran-ajaran yang berlaku
dalam agamaIslam.Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, kehidupan
sosial masyarakat Banten semakin meningkat dengan pesat karena sultan
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.Usaha yang ditempuh oleh Sultan Ageng
Tirtayasa adalah menerapkan sistem perdagangan bebas dan mengusir VOC dari
Batavia.
Menurut catatan sejarah Banten, Sultan Banten termasuk keturunan Nabi
Muhammad SAW sehingga agama Islam benar-benar menjadi pedoman hidup
rakyat. Meskipun agama Islam mempengaruhi sebagian besar kehidupan
Kesultanan Banten, namun penduduk Banten telah menjalankan praktek toleransi
terhadap keberadaan pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya
sebuah klenteng di pelabuhan Banten pada tahun 1673.
NEXT
Sistem
Sosial
10. Masyarakat yang berada pada wilayah Kesultanan
Banten terdiri dari beragam etnis yang ada di
Nusantara, antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis,
Makassar, dan Bali. Beragam suku tersebut memberi
pengaruh terhadap perkembangan budaya di Banten
dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam.
Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi
penduduk Cina akibat perang Fujian tahun 1676,
serta keberadaan pedagang India dan Arab yang
berinteraksi dengan masyarakat setempat.
NEXT
Hasil
Kebudayaan
11. Dalam bidang seni bangunan Banten
meninggalkan seni bangunan Masjid Agung
Banten yang dibangun pada abad ke-16.Selain
itu, Kerajaan Banten memiliki bangunan istana
dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang
dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang
Belanda yang telah memeluk agama
Islam.Sejumlah peninggalan bersejarah di
Banten saat ini dikembangkan menjadi tempat
wisata sejarah yang banyak menarik kunjungan
wisatawan dari dalam dan luar negeri.
NEXT
12. NEXT
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji mesti
dibayar dengan memberikan kompensasi kepada VOC di
antaranya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung
diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat
Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin,
Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di
Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat
perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC
memperoleh hak monopoli perdagangan lada di
Lampung.[16]Selain itu berdasarkan perjanjian tanggal 17
April 1684, Sultan Haji juga mesti mengganti kerugian
akibat perang tersebut kepada VOC.[17]
13. NEXT
Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai
mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga
pengangkatan para Sultan Banten mesti mendapat persetujuan
dari Gubernur Jendral Hindia-Belanda di Batavia. Sultan Abu
Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengantikan Sultan Haji
namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya
digantikan oleh saudaranya Pangeran Adipati dengan
gelar Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan
kemudian dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun ing Nagari
Banten.
14. NEXT
Perang saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan
ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya. Konfik
antara keturunan penguasa Banten[18] maupun gejolak
ketidakpuasan masyarakat Banten, atas ikut campurnya VOC
dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak
pada masa akhir pemerintahanSultan Abul Fathi Muhammad
Syifa Zainul Arifin, di antaranya perlawanan Ratu Bagus
Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang berkepanjangan
Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam
beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten
telah menjadi vassal dari VOC.