Titrasi konduktometri digunakan untuk menentukan titik ekivalen reaksi asam-basa dengan mengukur perubahan konduktivitas larutan selama titrasi. Titik ekivalen didapat pada volume titran 13 mL.
1. KONDUKTOMETRI
I. TUJUAN PERCOBAAN
• Menentukan daya hantar listrik suatu larutan
• Menentukan ekivalen titrasi
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
• Konduktometer 660
• Elektroda emmension cell dengan konstanta cell o,78
• Magnetik stirrer
• Gelas kimia 250ml, 100ml
• Pipet ukur 10ml
• Labu ukur 100ml, 250ml
Bahan yang digunakan :
• Larutan NaOH 0,1 N
• Larutan HCL 0,1 N
• Larutan CH3COOH 0,1 N
III. DASAR TEORI
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir
titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung pada
frekuensi arus yang digunakan. Jika arus frekuensinya bertambah besar, maka
kapasitas dan induktif akan semakin besar.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya
hantar larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam
larutan. Menurut hokum ohm arus (I) berbanding lurus dengan potensial listrik (E)
yang digunakan, tetapi berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).
I = E / R
G = I / R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahan yang mempunyai satuan ohm atau
Siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang elektroda
(A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I), maka:
G = I / R = k x A / I
Dimana:
2. A / I = tetapan sel
K = daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm-1 atau s cm-1
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah (maksimum 300
Hz)
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus tinggi yang disebut
titrasi frekuensi tinggi
Titrasi konduktometri frekuensi arus rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan volum
yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan terjadi reaksi
ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi perubahan konduktivitas yang cukup
besar sehingga dapat diamati reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa
kuat. Pada titrasi ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion
yang mempunyai konduktivitas rendah.
Pada titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi ditentukan
berdasarkan konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran diukur pada setiap
penambahan sejumlah pereaksi pengukuran titik akhir titrasi berdasarkan dua alur garis
yang saling berpotongan. Titik potong ini disebut titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang
dititrasi, kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara
potensiometri tidak dapat dilakukan dengan cara koduktometri dapat dilakukan, selain itu
secara konduktometri contoh suhu tidak perlu dilakukan.
Titrasi konduktometri frekuensi arus tinggi
Titrasi ini sesuai untuk sel yang terdiri atas sistem reaksi yang dibuat bagian atau
dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi beberapa MHz. Keuntungan cara ini
antara lain elektroda ditempatkan diluar sel dan tidak langsung kontak dengan zat lain,
sedangkan kerugiannya respon tidak spesifik karena tidak bergantung pada hantaran dan
tetapan dielektrik dari sistem, selain itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-
komponen system.
IV. PROSEDUR KERJA
Kalibrasi konduktometer
• Memasang sel konduktometer pada socket “ cond cell ” dengan socket berwarna
hitam
3. • Memasang resistance thermometer pt-100 pada socket warna merah
Menghidupkan alat konduktometer
• Mengecek harga konstanta cell pada elektroda emmension cell, memasukkan harga
1,00 pada “cell const” dan tekan tombol x1
• Memasukkan harga temperature pada “ temp “ dengan menekan tombol “ temp “
dapat dilihat dari tabel, jika tidak ada dalam tabel masukkan harga 2
• Menggunakan frekuensi 2 KHz (tombol tidak ditekan)
• Mengisi gelas kimia 50ml dengan KCl 1 nN dan memasukkan elektroda ke
dalamnya
• Mengatur temperature larutan sesuai dengan tabel atau menakan tombol “ temp
• Memasukkan harga K pada suhu laruutan untuk menghitung konstanta cell (K)
K = K tabel pada temp T / (K) pengukuran
• Mengkalibrasi telah selesai dan dicatat harga konduktivitas harga larutan KCl 1 N
• Menentukan konduktivitas larutan KCl 0,1 N (sesuai instruksi)
Tabel Harga λ₀ untuk anion dan kation
Kation λ (S.cm₀ 2.
. mol-1)
Anion λ (S.cm₀ 2.
. mol-1)
H+
Na+
K+
NH4
+
349,8
50,1
73,5
73,5
OH-
Cl-
I-
CH3COO-
C2O4
2-
HCO3
198,3
76,3
76,8
40,9
74,2
44,5
Tabel Harga K untuk penentuan tetapan sel
T(0
C) Ktabel (ms/cm) T(0
C) Ktabel (ms/cm)
0
10
15
20
21
22
23
7,15
9,33
10,48
11,67
11,91
12,15
12,39
24
24
26
27
28
29
30
Titrasi konduktometri
4. • Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50ml
• Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 50ml
• Memipet 10ml larutan NaOH sebanyak 10ml, memasukkan ke dalam gelas kimia
250ml dan menambahkan aquadest sebanyak 200ml (elektroda tenggelam)
• Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan menghidupkan pemanas)
• Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirrer
Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1ml-20ml (dengan kenaikan 1ml),
pada saat penambahan HCL posisi tombol pada posisi “ kond “ dan membaca
konduktiviitas pada display setiap penambahan HCl
Setelah didapat kurva yang diinginkan, menghitung konsentrasi NaOH
Melakukan titrasi asam basa yang lain (sesuai perintah instruktur)
Evaluasi
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH digunakan persamaan:
V1C1 = V2C2
Dimana:
V1 = volume larutan HCl
V2 = volume larutan NaOH
C1 = konsentrasi larutan HCl
C2 = konsentrasi larutan NaOH
V. DATA PENGAMATAN
No Konduktasi (ms/cm) Penambahan HCl (v/ml)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16,99
15,20
15,08
12,49
12,41
11,61
11,40
11,18
11,10
10,74
10,31
9,61
8,04
8,49
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
5. 15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
8,84
8,93
9,26
9,39
9,63
10,08
11,50
11,65
11,85
11,99
12,99
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
• Kalibrasi :
KCl 0,1N 100 ml K= table = 13,87 ms/mc
T KCl : 290
C K pengukuran 13,79 ms/mc
K Tabel: 13,87 ms/cm =0,87
K pengukuran : 15,79 ms/cm Cells const : 136,7
VI. ANALISA PENGAMATAN
Dari percobaan yang telah di lakukan, dapat di analisa, bahwa d idalam titrasi
konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita
dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya, misal tidak menggunakan indikator,
karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan. titrasi
konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja.
Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri. Titrasi
konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik, jadi juga akan
berhubungan dengan adanya ion – ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan
arus listrik dalam larutan. Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat
ion-ion, sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan.
Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam
konsentrasinya. Pada percobaan ini, sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang
digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak
dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya. Pada percobaan ini, dilakukan penentuan titik
ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini, merupakan
penghantar listrik yang baik.
Setiap proses titrasi, (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan
magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar
6. listriksehingga ionnya dapat menyebar merata. Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai
konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH. Hal ini dapat terjadi
karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada
ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan elektrolit diencerkan,
konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus.
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa “Volume HCl vs Konduktivitas Larutan”,
bentuk grafiknya turun naik. Dimana, semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya
menurun. Namun, jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali. Hal ini terjadi
karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan
semakin menurun, namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan
mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin
jenuh di dalam larutan.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah di lakukan, dapat disimpulkan, bahwa :
• Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya hantar
larutan
• Titrasi konduktometri yang dapat di lakukan adalah titrasi dengan frekuensi arus
rendah (maksimum 30 Hz dan arus tinggi yang disebut frekuensi tinggi)
• Titik ekivalen pada volume titran adalah pada volume 13ml.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet:2013 “Penuntun Praktikum Inst & Teknik Pengukuran” Palembang,
Politeknik Negeri Sriwijaya.
GAMBAR ALAT
Bola karet spatula gelas kimia
Kaca arloji thermometer pipet ukur
7. Pipet tetes botol aquadest labu ukur
Konduktometri 660
LAPORAN PRAKTIKUM
Inst & Teknik Pengukuran
(KONDUKTOMETRI)
8. Di Susun oleh :
Arief Ferdiansyah : 061230401032
Dian Yunitasari : 061230401034
Fitri : 061230401039
Hilya Fithri : 061230401040
Masayu Tsuroyya : 061230401043
Lola : 061230401042
Sari tilawati : 061230401049
Wisman Dwingga : 061230401052
Dosen pembimbing :
Ir. Hj. Sofiah , M.T
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2012/2013