Dokumen tersebut membahas tentang faktor lingkungan kerja fisik khususnya iklim kerja (panas) dan kebisingan, termasuk definisi, alat ukur, nilai ambang batas, dan evaluasi hasil pengukuran."
4. Definisi NAB
Standar faktor bahaya di tempat kerja
sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average)
yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari
untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu.
5. Definisi IKLIM KERJA
Hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan gerakan
udara dan panas radiasi dengan
tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya.
Yang dimaksud adalah iklim kerja
panas.
6. ALAT UKUR IKLIM KERJA
5 menit
ta = …… oC
tb = …… oC
RH = …… %
ARSMAN PSYCHROMETER
SLING PSYCHROMETER
•FAN (KIPAS) V = 3,5 – 5 m/detik
PSYCHROMETER:
Suhu Kering, Suhu
Basah,
Kelembaban
30 menit
ta
= …… oC
tnwb = …… oC
RH = …… %
AUGUST PSYCHROMETER
12. Istilah-istilah dalam IKLIM KERJA
Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang
ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
Suhu basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer) adalah
suhu yang ditunjukkan oleh oleh termometer bola basah alami
(Natural Wet Bulb Thermometer).
Suhu bola (Globe Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan
oleh termometer bola (Globe Thermometer).
Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature
Index), disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat
iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara
kering, suhu basah alami dan suhu bola.
13. INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB)
1) Di luar ruangan dengan panas radiasi :
ISBBoutdoor
= 0,7 tw + 0,2 tg + 0,1 ta
2) Di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi
ISBBindoor = 0,7 tw + 0,3 tg
ISBBrata-rata
(ISBB1)(t1) + (ISBB2)(t2) + …..(ISBBn)(tn)
=
t1 + t2 + …. tn
•ISBB1,2,n : ISBB pada tempat 1, 2, dan n
•t1,2,n
: Waktu (dalam menit) dimana tenaga kerja
berada pada tempat 1,2, dan n
14. NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA
DENGAN PARAMETER (ISBB)
O
Pengaturan
Waktu Kerja
Setiap jam
ISBB ( C)
Beban Kerja
Waktu Kerja
Ringan Sedang Berat
75% - 100%
31,0
28,0
-
50% - 75%
31,0
29,0
27,5
25% - 50%
32,0
30,0
29,0
0% - 25%
32,2
31,1
30,5
15. BEBAN KERJA
• Beban kerja ringan membutuhkan kalori
100 – 200 Kilo kalori/jam
:
• Beban kerja sedang membutuhkan kalori
>200 – 350 Kilo kalori/jam
:
• Beban kerja berat membutuhkan kalori
> 350 – 500 Kilo kalori/jam
:
16. Beban Kerja Berdasar Kebutuhan Kalori
Per Jam Menurut Tingkat Kegiatan
No. Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tidur
Bangun sambil tiduran
Duduk istirahat
Membaca keras
Berdiri dalam keadaan tenang
Menjahit dengan tangan
Berdiri dengan suatu perhatian
Menyulam (kecepatan 23 sulan/menit atas sweater)
Memakai dan membuka pakaian
Menyanyi
Menjahit dengan mesin
Mengetik cepat
Menyeterika (berat seterika 2½ kg)
Cuci piring (piring, cangkir, dan lain-lain)
Menyapu lantai terbuka (38 X per menit)
Menjilid buku
Latihan enteng
Membuat sepatu
Jalan perlahan (3,9 km per jam)
Pekerjaan kayu, logam dan pengecatan dalam industri
Kalori per jam
BB = 70 kg per-kg BB
65
0.98
77
1.10
100
1.43
105
1.50
105
1.50
111
1.59
115
1.63
116
1.66
118
1.69
122
1.74
135
1.93
140
2.00
144
2.06
144
2.06
169
2.41
170
2.43
170
2.43
180
2.57
200
2.86
240
3.43
17. No. Jenis Kegiatan
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Latihan aktif
Jalan agak cepat (5,6 km per jam)
Jalan turun tangga
Pekerjaan tukang batu
Latihan berat
Menggergaji kayu
Berenang
Lari (8 km per jam)
Latihan sangat berat
Berjalan sangat cepat (8 km per jam)
Jalan naik tangga
Kilo-kalori per jam
BB = 70 kg per-kg BB
290
4.14
300
4.28
364
5.20
400
5.71
450
6.43
480
6.86
500
7.14
570
8.14
600
8.57
650
9.28
1100
15.80
(Sherman HC, dalam Suma'mur 1982)
Contoh :
Berat badan tukang batu = 65 kg, kebutuhan kalori perjam per-kg BB
= 5,71 Kilo-kalori/kgBB (dari tabel di atas)
Jadi kebutuhan kalori per jam
= 5,71 x 65 kgBB = 371 Kilo-kalori/jam
Kategori BEBAN KERJA :
•RINGAN, membutuhkan kalori : 100 – 200 Kilokalori/jam.
•SEDANG, membutuhkan kalori : > 200 – 350 Kilokalori/jam
•BERAT, membutuhkan kalori : > 350 – 500 Kilokalori/jam.
Jadi masuk KATEGORI BEBAN KERJA BERAT.
18. Output kalori berdasarkan Sikap dan Cara Kerja :
A. POSISI / SIKAP KERJA
Kkal / menit
1. DUDUK
0,3
2. BERDIRI
0,6
3. BERJALAN
2–3
4. BERJALAN NAIK
+ 0,8 tiap kenaikan 1 meter
B. CARA KERJA
KERJA TANGAN
Rata-rata Kkal/menit
RINGAN
0,4
BERAT
0,9
KERJA DG 1
TANGAN-LENGAN
RINGAN
BERAT
1,7
KERJA DG 2
TANGAN-LENGAN
RINGAN
1,5
BERAT
2,5
RINGAN
SEDANG
5,0
BERAT
7,0
SANGAT BERAT
9,0
0,2 – 1,2
3,5
KERJA DG BADAN
1
Kisaran Kkal/menit
1 – 2,5
1 – 3,5
2,5 – 15,0
19. Untuk menghitung Ouput kalori dapat dilakukan dengan LANGKAH-LANGKAH sbb :
1. Perhatikan SIKAP KERJA, Hitung Output kalori (Kkal/menit)
2. Perhatikan CARA KERJA, Hitung Output kalori (Kkal/menit)
3. Tambahkah METABOLISME BASAL sebesar 1 Kkal/menit
4. Jadikan Ouput kalori untuk 1 jam dengan mengalikan 60 menit.
5. Kategorikan BEBAN KERJA dengan PEDOMAN.
CONTOH :
PEKERJAAN MENGETIK
1. SIKAP KERJA : DUDUK, output kalori
= 0,3 Kkal/menit
2. CARA KERJA : KERJA TANGAN RINGAN, output kalori
= 0,4 Kkal/menit
3. METABOLISME BASAL
=1
Kkal/menit
JUMLAH OUTPUT KALORI = 1,7 Kkal/menit
dijadikan per Jam
1,7 Kkal/menit x 60 menit = 102 Kkal/jam Termasuk BEBAN KERJA RINGAN
(RINGAN, membutuhkan kalori : 100 – 200 Kilokalori/jam
20. TABEL CHRISTENSEN (1991)
Beban kerja ? Nadi kerja
Nadi kerja : nadi rata-rata selama bekerja.
Nadi akibat kerja : perbedaan nadi kerja
dan nadi istirahat.
Variabel faal
Sangat Ringan
Ringan
Denyutan
jantung per
menit
Beban faal
Agak Berat
berat
75-100 100125
125150
Sangat
berat
Luar
biasa
berat
150175
> 175
21. Tabel Penggolongan Kegiatan
(Sumber: Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja – Depnaker)
KERJA RINGAN
KERJA SEDANG
KERJA BERAT
• Menulis, mengetik
• Bertani, berkebun
• Mencangkul di
sawah/kebun.
• Menjahit, merajut
•Mengemudikan traktor dan
alat-alat besar.
•Mengangkat/memikul
barang-barang berat.
• Mengendarai mobil (sopir
pribadi)
•Mencuci, memeras dan
menjemur pakaian.
• Menggergaji kayu/besi.
• Kerja-kerja kantor
• Menyeterika
• Memotong kayu di hutan.
• Kerja laboratorium
• Mendorong kereta ringan.
• Menarik/mengayuh becak.
• Menyapu lantai
•Kerja-kerja lain yang
banyak gerak, tapi tidak
begitu banyak
menggunakan otot.
• Kerja tambang dan sejenis.
• Kerja-kerja lain yg sedikit
sekali menggunakan otot.
•Kerja-kerja lain yang
banyak bergerak dan
banyak menggunakan otototot serta lama waktunya.
22. Contoh hasil pengukuran :
No Ruangan
1
Welding II
4
Kesimpulan
Welding I
3
NAB
Steel Work
2
ta
tb
tg
ISBB Beban Lama
Jenis
(oC) (oC) (oC) (oC) Kerja papara (Indoor/
n (Jam/ Outdoor)
hari)
Welding III
Keterangan :
*) = Posisi kerja duduk, menggunakan 2 lengan dan tangan,
berat.
23. Tenaga kerja berpindah-pindah ruangan
No Ruangan
1
tg
(oC)
ISBB
(oC)
Beban Lama
Kerja paparan
(Jam/
hari)
Welding I
5
tb
(oC)
Steel Work
2
ta
(oC)
Machine
Total Jam Kerja
RATA-RATA
=
NAB
=
KESIMPULAN =
Jenis
Kesim(Indoor/ pulan
Outdoor)
25. Definisi KEBISINGAN
Semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan/atau
alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.
26. Istilah-istilah
Faktor fisika adalah faktor di dalam
tempat kerja yang bersifat fisika yang
dalam keputusan ini terdiri dari iklim
kerja, kebisingan, getaran, gelombang
mikro, sinar ultra ungu, dan medan
magnet.
Terpapar adalah peristiwa seseorang
terkena atau kontak dengan faktor
bahaya di tempat kerja.
27. ALAT UKUR KEBISINGAN
ALAT : SOUND LEVEL METER
SLM bereaksi thd suara/bunyi, mendekati
kepekaan telinga manusia.
Bagian-bagian SLM :
1) Microphone
2) Alat penunjuk level meter
3) Amplifier
4) Skala pengukuran (A)
32. 1. EKIVALEN TINGKAT KEBISINGAN KONTINYU (Leq)
Untuk menentukan intensitas kebisingan ratarata pada pekerja selama waktu tertentu.
Leq = 10 log (f1.10L1/10 + f2.10L2/10 + f3.10L3/10 + fn.10Ln/10)
fn = Fraksi untuk kebisingan tertentu.
ti
fn = ----∑t
- t = waktu pemaparan
∑ t = jumah waktu pemaparan
Leq = Ekivalen tingkat kebisingan kontinyu.
33. CATATAN :
APABILA DALAM PENGUKURAN DITEMUKAN SUATU
BUNYI IMPULSIF; MAKA UNTUK MEMPEROLEH BUNYI
YANG MENETAP (STEADY NOISE) TINGKAT KEBISINGAN
TERUKUR HARUS DITAMBAH 10 dB
CONTOH SOAL:
Tenaga kerja berpindah-pindah, pada tingkat kebisingan
berbeda-beda. Di tempat A (100 dBA, 2 jam), di tempat B
(120 dBA, 1 jam), di tempat C (90 dBA, 1 jam).
Hitung tingkat kebisingan rata-rata (Leq) yang diterima
pekerja tersebut selama 4 jam pemaparan!
JAWAB :
36. DASAR HUKUM
PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO. 7 TAHUN 1964
tentang SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
PERKANTORAN DAN INDUSTRI
SNI 16-7062-2004 : PENGUKURAN INTENSITAS
PENERANGAN DI TEMPAT KERJA.
37. Definisi
Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu
bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. (Kepmenkes
No:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri)
INTENSITAS CAHAYA : Konsentrasi lumen yg berasal
dari suatu sumber chy bila diamati dari suatu arah
tertentu (Siswanto, 1991).
38. Istilah-istilah
Lux :
Satuan intensitas penerangan per meter persegi yang
dijatuhi arus cahaya 1 lumen
Penerangan setempat :
Penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja
maupun peralatan
Penerangan umum :
Penerangan di seluruh area tempat kerja
Standar pengukuran :
intensitas penerangan di tempat kerja dengan
menggunakan luxmeter.
39. LUXMETER
Alat ini mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik, kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan
untuk menggerakkan jarum skala.
Untuk alat digital, energi listrik diubah
menjadi angka yang dapat dibaca pada
layar monitor.
40. JENIS PENGUKURAN
A. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja
kerja maupun peralatan.
Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat
dilakukan di atas meja yang ada.
41. JENIS PENGUKURAN
A. Penerangan umum:
titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu
meter dari lantai.
42. 1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi:
titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan
umum untuk luas ruangan kurang dari 10 m2 :
43. 2) Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 :
titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum
untuk luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 :
44. 3) Luas ruangan lebih dari 100 m2 :
titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 6 meter.
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan
umum untuk ruangan dengan luas lebih dari 100 m2 :