SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
FAKTOR-FAKTOR
FISIK LINGKUNGAN
KERJA
IKLIM KERJA
(PANAS)
DASAR HUKUM
Definisi NAB
 Standar faktor bahaya di tempat kerja

sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average)
yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari
untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu.
Definisi IKLIM KERJA
 Hasil perpaduan antara suhu,

kelembaban, kecepatan gerakan
udara dan panas radiasi dengan
tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaannya.
 Yang dimaksud adalah iklim kerja
panas.
ALAT UKUR IKLIM KERJA
5 menit
ta = …… oC
tb = …… oC
RH = …… %
ARSMAN PSYCHROMETER

SLING PSYCHROMETER

•FAN (KIPAS) V = 3,5 – 5 m/detik

PSYCHROMETER:
Suhu Kering, Suhu
Basah,
Kelembaban

30 menit
ta
= …… oC
tnwb = …… oC
RH = …… %
AUGUST PSYCHROMETER
GLOBE THERMOMETER  Suhu Globe

15 menit

tg = …… oC
Kata Thermometer  Kecepatan angin
3 Jenis, untuk suhu :
• Normal, range 35 – 38oC
• Sedang, range 42 – 50oC
• Tinggi, range 52 – 55oC
SUHU
BASAH

SUHU
KERING

SUHU
GLOBE

AREA HEAT STRESS
MONITOR

WBGT
OUT

WBGT
IN

OC/F

GLOBE

DRY
BULB

WET
BULB

ON/OFF
QUEST QUESTEMP 10

QUESTemp 34

QUESTemp° 15

QUESTemp 36

QUESTemp 32

QUESTemp 46
The QuesTemp II
Your Personal Heat
Stress Monitor
Istilah-istilah dalam IKLIM KERJA
 Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang

ditunjukkan oleh termometer suhu kering.

 Suhu basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer) adalah

suhu yang ditunjukkan oleh oleh termometer bola basah alami
(Natural Wet Bulb Thermometer).

 Suhu bola (Globe Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan

oleh termometer bola (Globe Thermometer).

 Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature

Index), disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat
iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara
kering, suhu basah alami dan suhu bola.
INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB)
1) Di luar ruangan dengan panas radiasi :

ISBBoutdoor

= 0,7 tw + 0,2 tg + 0,1 ta

2) Di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi

ISBBindoor = 0,7 tw + 0,3 tg
ISBBrata-rata

(ISBB1)(t1) + (ISBB2)(t2) + …..(ISBBn)(tn)
=
t1 + t2 + …. tn

•ISBB1,2,n : ISBB pada tempat 1, 2, dan n
•t1,2,n
: Waktu (dalam menit) dimana tenaga kerja
berada pada tempat 1,2, dan n
NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA
DENGAN PARAMETER (ISBB)
O

Pengaturan
Waktu Kerja
Setiap jam

ISBB ( C)
Beban Kerja

Waktu Kerja

Ringan Sedang Berat

75% - 100%

31,0

28,0

-

50% - 75%

31,0

29,0

27,5

25% - 50%

32,0

30,0

29,0

0% - 25%

32,2

31,1

30,5
BEBAN KERJA
• Beban kerja ringan membutuhkan kalori
100 – 200 Kilo kalori/jam

:

• Beban kerja sedang membutuhkan kalori
>200 – 350 Kilo kalori/jam

:

• Beban kerja berat membutuhkan kalori
> 350 – 500 Kilo kalori/jam

:
Beban Kerja Berdasar Kebutuhan Kalori
Per Jam Menurut Tingkat Kegiatan
No. Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tidur
Bangun sambil tiduran
Duduk istirahat
Membaca keras
Berdiri dalam keadaan tenang
Menjahit dengan tangan
Berdiri dengan suatu perhatian
Menyulam (kecepatan 23 sulan/menit atas sweater)
Memakai dan membuka pakaian
Menyanyi
Menjahit dengan mesin
Mengetik cepat
Menyeterika (berat seterika 2½ kg)
Cuci piring (piring, cangkir, dan lain-lain)
Menyapu lantai terbuka (38 X per menit)
Menjilid buku
Latihan enteng
Membuat sepatu
Jalan perlahan (3,9 km per jam)
Pekerjaan kayu, logam dan pengecatan dalam industri

Kalori per jam
BB = 70 kg per-kg BB
65
0.98
77
1.10
100
1.43
105
1.50
105
1.50
111
1.59
115
1.63
116
1.66
118
1.69
122
1.74
135
1.93
140
2.00
144
2.06
144
2.06
169
2.41
170
2.43
170
2.43
180
2.57
200
2.86
240
3.43
No. Jenis Kegiatan
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Latihan aktif
Jalan agak cepat (5,6 km per jam)
Jalan turun tangga
Pekerjaan tukang batu
Latihan berat
Menggergaji kayu
Berenang
Lari (8 km per jam)
Latihan sangat berat
Berjalan sangat cepat (8 km per jam)
Jalan naik tangga

Kilo-kalori per jam
BB = 70 kg per-kg BB
290
4.14
300
4.28
364
5.20
400
5.71
450
6.43
480
6.86
500
7.14
570
8.14
600
8.57
650
9.28
1100
15.80
(Sherman HC, dalam Suma'mur 1982)

Contoh :
Berat badan tukang batu = 65 kg, kebutuhan kalori perjam per-kg BB
= 5,71 Kilo-kalori/kgBB  (dari tabel di atas)
Jadi kebutuhan kalori per jam
= 5,71 x 65 kgBB = 371 Kilo-kalori/jam
Kategori BEBAN KERJA :
•RINGAN, membutuhkan kalori : 100 – 200 Kilokalori/jam.
•SEDANG, membutuhkan kalori : > 200 – 350 Kilokalori/jam
•BERAT, membutuhkan kalori : > 350 – 500 Kilokalori/jam.
Jadi masuk KATEGORI BEBAN KERJA BERAT.
Output kalori berdasarkan Sikap dan Cara Kerja :
A. POSISI / SIKAP KERJA

Kkal / menit

1. DUDUK

0,3

2. BERDIRI

0,6

3. BERJALAN

2–3

4. BERJALAN NAIK

+ 0,8 tiap kenaikan 1 meter

B. CARA KERJA

KERJA TANGAN

Rata-rata Kkal/menit
RINGAN

0,4

BERAT

0,9

KERJA DG 1
TANGAN-LENGAN

RINGAN
BERAT

1,7

KERJA DG 2
TANGAN-LENGAN

RINGAN

1,5

BERAT

2,5

RINGAN
SEDANG

5,0

BERAT

7,0

SANGAT BERAT

9,0

0,2 – 1,2

3,5

KERJA DG BADAN

1

Kisaran Kkal/menit

1 – 2,5
1 – 3,5

2,5 – 15,0
Untuk menghitung Ouput kalori dapat dilakukan dengan LANGKAH-LANGKAH sbb :

1. Perhatikan SIKAP KERJA, Hitung Output kalori (Kkal/menit)
2. Perhatikan CARA KERJA, Hitung Output kalori (Kkal/menit)
3. Tambahkah METABOLISME BASAL sebesar 1 Kkal/menit
4. Jadikan Ouput kalori untuk 1 jam dengan mengalikan 60 menit.
5. Kategorikan BEBAN KERJA dengan PEDOMAN.
CONTOH :

PEKERJAAN MENGETIK
1. SIKAP KERJA : DUDUK, output kalori

= 0,3 Kkal/menit

2. CARA KERJA : KERJA TANGAN RINGAN, output kalori

= 0,4 Kkal/menit

3. METABOLISME BASAL

=1

Kkal/menit

JUMLAH OUTPUT KALORI = 1,7 Kkal/menit
 dijadikan per Jam
1,7 Kkal/menit x 60 menit = 102 Kkal/jam  Termasuk BEBAN KERJA RINGAN
(RINGAN, membutuhkan kalori : 100 – 200 Kilokalori/jam
TABEL CHRISTENSEN (1991)
Beban kerja ?  Nadi kerja
Nadi kerja : nadi rata-rata selama bekerja.
Nadi akibat kerja : perbedaan nadi kerja
dan nadi istirahat.
Variabel faal
Sangat Ringan
Ringan

Denyutan
jantung per
menit

Beban faal
Agak Berat
berat

75-100 100125

125150

Sangat
berat

Luar
biasa
berat

150175

> 175
Tabel Penggolongan Kegiatan
(Sumber: Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja – Depnaker)
KERJA RINGAN

KERJA SEDANG

KERJA BERAT

• Menulis, mengetik

• Bertani, berkebun

• Mencangkul di
sawah/kebun.

• Menjahit, merajut

•Mengemudikan traktor dan
alat-alat besar.

•Mengangkat/memikul
barang-barang berat.

• Mengendarai mobil (sopir
pribadi)

•Mencuci, memeras dan
menjemur pakaian.

• Menggergaji kayu/besi.

• Kerja-kerja kantor

• Menyeterika

• Memotong kayu di hutan.

• Kerja laboratorium

• Mendorong kereta ringan.

• Menarik/mengayuh becak.

• Menyapu lantai

•Kerja-kerja lain yang
banyak gerak, tapi tidak
begitu banyak
menggunakan otot.

• Kerja tambang dan sejenis.

• Kerja-kerja lain yg sedikit
sekali menggunakan otot.

•Kerja-kerja lain yang
banyak bergerak dan
banyak menggunakan otototot serta lama waktunya.
Contoh hasil pengukuran :
No Ruangan

1

Welding II

4

Kesimpulan

Welding I

3

NAB

Steel Work

2

ta
tb
tg
ISBB Beban Lama
Jenis
(oC) (oC) (oC) (oC) Kerja papara (Indoor/
n (Jam/ Outdoor)
hari)

Welding III

Keterangan :
*) = Posisi kerja duduk, menggunakan 2 lengan dan tangan,
berat.
Tenaga kerja berpindah-pindah ruangan
No Ruangan

1

tg
(oC)

ISBB
(oC)

Beban Lama
Kerja paparan
(Jam/
hari)

Welding I

5

tb
(oC)

Steel Work

2

ta
(oC)

Machine
Total Jam Kerja

RATA-RATA
=
NAB
=
KESIMPULAN =

Jenis
Kesim(Indoor/ pulan
Outdoor)
.
Definisi KEBISINGAN
 Semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan/atau
alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.
Istilah-istilah
 Faktor fisika adalah faktor di dalam

tempat kerja yang bersifat fisika yang
dalam keputusan ini terdiri dari iklim
kerja, kebisingan, getaran, gelombang
mikro, sinar ultra ungu, dan medan
magnet.
 Terpapar adalah peristiwa seseorang

terkena atau kontak dengan faktor
bahaya di tempat kerja.
ALAT UKUR KEBISINGAN
ALAT : SOUND LEVEL METER
SLM bereaksi thd suara/bunyi, mendekati
kepekaan telinga manusia.
Bagian-bagian SLM :

1) Microphone
2) Alat penunjuk level meter
3) Amplifier
4) Skala pengukuran (A)
SOUND LEVEL METER
TYPE NA-20/21
EVALUASI HASIL PENGUKURAN
KEBISINGAN
NAB KEBISINGAN
WAKTU
PEMAJANAN

8

WAKTU
PEMAJANAN

28,12

4

88

14,06

118

2

91

7,03

121

1

94

3,52

124

97

1,76

127

15

100

0,88

130

7,5

103

0,44

133

3,75

106

0,22

136

1,88

109

0,11

139

0,94

112

MENIT

DETIK

INT.
KEBS.
(dB(A))

85

30

JAM

INT.
KEBS.
(dB(A))

115

CTT: TIDAK BOLEH TERPAJAN/
TERPAPAR > 140 dB(A) WALAUPUN
SESAAT.
1. EKIVALEN TINGKAT KEBISINGAN KONTINYU (Leq)

Untuk menentukan intensitas kebisingan ratarata pada pekerja selama waktu tertentu.
Leq = 10 log (f1.10L1/10 + f2.10L2/10 + f3.10L3/10 + fn.10Ln/10)

fn = Fraksi untuk kebisingan tertentu.
ti
fn = ----∑t

- t = waktu pemaparan
 ∑ t = jumah waktu pemaparan

Leq = Ekivalen tingkat kebisingan kontinyu.
CATATAN :

APABILA DALAM PENGUKURAN DITEMUKAN SUATU
BUNYI IMPULSIF; MAKA UNTUK MEMPEROLEH BUNYI
YANG MENETAP (STEADY NOISE) TINGKAT KEBISINGAN
TERUKUR HARUS DITAMBAH 10 dB
CONTOH SOAL:
Tenaga kerja berpindah-pindah, pada tingkat kebisingan
berbeda-beda. Di tempat A (100 dBA, 2 jam), di tempat B
(120 dBA, 1 jam), di tempat C (90 dBA, 1 jam).
Hitung tingkat kebisingan rata-rata (Leq) yang diterima
pekerja tersebut selama 4 jam pemaparan!
JAWAB :
fA = 2/4  LA = 100 dBA

fB = 1/4  LB = 120 dBA
fC = 1/4  LC = 90 dBA
Leq = 10 log (f1.10L1/10 + f2.10L2/10 + f3.10L3/10 + fn.10Ln/10)

Leq = 10 log (2/4.10100/10 + 1/4.10120/10 + 1/4.1090/10)

Leq = 10 log (0,5.1010 + 0,25.1012 + 0,25.109)
Leq = 10 log (5.109 + 250.109 + 0,25.109)
Leq = 10 log {( 5 + 250 + 0,25 )}109
Leq = 10 log (255,25 x 109)
Leq = 114,1 dBA

4-jam Leq
DASAR HUKUM
 PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO. 7 TAHUN 1964

tentang SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA

 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
PERKANTORAN DAN INDUSTRI

 SNI 16-7062-2004 : PENGUKURAN INTENSITAS

PENERANGAN DI TEMPAT KERJA.
Definisi
 Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu

bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. (Kepmenkes
No:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri)

 INTENSITAS CAHAYA : Konsentrasi lumen yg berasal

dari suatu sumber chy bila diamati dari suatu arah
tertentu (Siswanto, 1991).
Istilah-istilah
 Lux :

Satuan intensitas penerangan per meter persegi yang
dijatuhi arus cahaya 1 lumen
 Penerangan setempat :
Penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja
maupun peralatan
 Penerangan umum :
Penerangan di seluruh area tempat kerja
 Standar pengukuran :
intensitas penerangan di tempat kerja dengan
menggunakan luxmeter.
LUXMETER
 Alat ini mengubah energi cahaya

menjadi energi listrik, kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan
untuk menggerakkan jarum skala.
 Untuk alat digital, energi listrik diubah
menjadi angka yang dapat dibaca pada
layar monitor.
JENIS PENGUKURAN
A. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja
kerja maupun peralatan.
 Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat
dilakukan di atas meja yang ada.
JENIS PENGUKURAN
A. Penerangan umum:
titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu
meter dari lantai.
1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi:
titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
 Contoh denah pengukuran intensitas penerangan
umum untuk luas ruangan kurang dari 10 m2 :
2) Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 :
titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
 Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum
untuk luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 :
3) Luas ruangan lebih dari 100 m2 :
titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 6 meter.
 Contoh denah pengukuran intensitas penerangan
umum untuk ruangan dengan luas lebih dari 100 m2 :
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjaAndi amalia'Elf
 
faktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjafaktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjanur efa aripka
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)Herry Prakoso
 
Ergonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam BekerjaErgonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam BekerjaFarizAmalanda
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjanamakuguten
 
Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri013AnggitaNurFadila
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Arfanhandrah
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaFionna Pohan
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiSyaiful Bahri
 
soal-soal-k3-rs
soal-soal-k3-rssoal-soal-k3-rs
soal-soal-k3-rsm3rspk
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...infosanitasi
 

What's hot (20)

kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerja
 
faktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerjafaktor fisik lingkungan kerja
faktor fisik lingkungan kerja
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
 
1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx1. KEBIJAKAN K3.pptx
1. KEBIJAKAN K3.pptx
 
Ergonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam BekerjaErgonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam Bekerja
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 
3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri
 
Fatigue management (2013)
Fatigue management (2013)Fatigue management (2013)
Fatigue management (2013)
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
Lingkungan kerja part_1
Lingkungan kerja part_1Lingkungan kerja part_1
Lingkungan kerja part_1
 
Materi soal-uas-k3-smt-1
Materi soal-uas-k3-smt-1Materi soal-uas-k3-smt-1
Materi soal-uas-k3-smt-1
 
Tugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industriTugas ppt dr.sus higiene industri
Tugas ppt dr.sus higiene industri
 
Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3Pengelolaan limbah b3
Pengelolaan limbah b3
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
form-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasiiform-inspeksi-sanitasii
form-inspeksi-sanitasii
 
soal-soal-k3-rs
soal-soal-k3-rssoal-soal-k3-rs
soal-soal-k3-rs
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
 

Viewers also liked

Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535
Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535
Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535crazyart
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANAdelina Hutauruk
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatTheodorus Indarto
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (10)

Heat stress dan spirometri
Heat stress dan spirometriHeat stress dan spirometri
Heat stress dan spirometri
 
Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535
Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535
Alat Pendeteksi Tingkat Stress Manusia ATMEGA8535
 
Uks newwwww
Uks newwwwwUks newwwww
Uks newwwww
 
Kuesioner
KuesionerKuesioner
Kuesioner
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
 
Thermal comfort
Thermal comfortThermal comfort
Thermal comfort
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakatKuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
Kuesioner identifikasi kebutuhan masyarakat
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 
Instrumen pemantauan
Instrumen pemantauanInstrumen pemantauan
Instrumen pemantauan
 

Similar to ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja

(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf
(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf
(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdfZenalAbidin7
 
011. ibu enny gizi kerja
011. ibu enny gizi kerja011. ibu enny gizi kerja
011. ibu enny gizi kerjamuty iqbal
 
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.pptBAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.pptDwiAstutiKamal
 
Man machine
Man machineMan machine
Man machineARteja
 
Man machine
Man machineMan machine
Man machineARteja
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Pengukuran waktu kerja
Pengukuran  waktu kerjaPengukuran  waktu kerja
Pengukuran waktu kerjaAmsori Alians
 
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHerry Prakoso
 
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptxArifWibisono18
 
Artificial intelligence
Artificial intelligenceArtificial intelligence
Artificial intelligenceGunawan Manalu
 
190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room
190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room
190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-roomAgus Cahyono
 
Dasar kenyamanan termal
Dasar kenyamanan termalDasar kenyamanan termal
Dasar kenyamanan termalDedep Tohpati
 
1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuan1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuanAbdul Qodir
 
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptxivanalaily1
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementartyudy
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 

Similar to ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja (20)

(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf
(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf
(3) Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.pdf
 
011. ibu enny gizi kerja
011. ibu enny gizi kerja011. ibu enny gizi kerja
011. ibu enny gizi kerja
 
beban fisiologis
beban fisiologisbeban fisiologis
beban fisiologis
 
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.pptBAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
BAB 1 BESARAN PENGUKURAN.ppt
 
005. GIZI KERJA.ppt
005. GIZI KERJA.ppt005. GIZI KERJA.ppt
005. GIZI KERJA.ppt
 
Jurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatan
Jurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatanJurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatan
Jurnal lingkungan kerja dan gangguan kesehatan
 
Man machine
Man machineMan machine
Man machine
 
Man machine
Man machineMan machine
Man machine
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Pengukuran waktu kerja
Pengukuran  waktu kerjaPengukuran  waktu kerja
Pengukuran waktu kerja
 
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
 
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
 
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
2.4 SAMPLING UDARA ambien.pptx
 
Artificial intelligence
Artificial intelligenceArtificial intelligence
Artificial intelligence
 
190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room
190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room
190356718 cara-hitung-kebutuhan-chiller-room
 
Dasar kenyamanan termal
Dasar kenyamanan termalDasar kenyamanan termal
Dasar kenyamanan termal
 
1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuan1 besaran dan satuan
1 besaran dan satuan
 
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurement
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 

More from Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

More from Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 

ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja

  • 4. Definisi NAB  Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
  • 5. Definisi IKLIM KERJA  Hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.  Yang dimaksud adalah iklim kerja panas.
  • 6. ALAT UKUR IKLIM KERJA 5 menit ta = …… oC tb = …… oC RH = …… % ARSMAN PSYCHROMETER SLING PSYCHROMETER •FAN (KIPAS) V = 3,5 – 5 m/detik PSYCHROMETER: Suhu Kering, Suhu Basah, Kelembaban 30 menit ta = …… oC tnwb = …… oC RH = …… % AUGUST PSYCHROMETER
  • 7. GLOBE THERMOMETER  Suhu Globe 15 menit tg = …… oC
  • 8. Kata Thermometer  Kecepatan angin 3 Jenis, untuk suhu : • Normal, range 35 – 38oC • Sedang, range 42 – 50oC • Tinggi, range 52 – 55oC
  • 10. QUEST QUESTEMP 10 QUESTemp 34 QUESTemp° 15 QUESTemp 36 QUESTemp 32 QUESTemp 46
  • 11. The QuesTemp II Your Personal Heat Stress Monitor
  • 12. Istilah-istilah dalam IKLIM KERJA  Suhu kering (Dry Bulb Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering.  Suhu basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer) adalah suhu yang ditunjukkan oleh oleh termometer bola basah alami (Natural Wet Bulb Thermometer).  Suhu bola (Globe Temperature) adalah suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola (Globe Thermometer).  Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature Index), disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola.
  • 13. INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) 1) Di luar ruangan dengan panas radiasi : ISBBoutdoor = 0,7 tw + 0,2 tg + 0,1 ta 2) Di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi ISBBindoor = 0,7 tw + 0,3 tg ISBBrata-rata (ISBB1)(t1) + (ISBB2)(t2) + …..(ISBBn)(tn) = t1 + t2 + …. tn •ISBB1,2,n : ISBB pada tempat 1, 2, dan n •t1,2,n : Waktu (dalam menit) dimana tenaga kerja berada pada tempat 1,2, dan n
  • 14. NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA DENGAN PARAMETER (ISBB) O Pengaturan Waktu Kerja Setiap jam ISBB ( C) Beban Kerja Waktu Kerja Ringan Sedang Berat 75% - 100% 31,0 28,0 - 50% - 75% 31,0 29,0 27,5 25% - 50% 32,0 30,0 29,0 0% - 25% 32,2 31,1 30,5
  • 15. BEBAN KERJA • Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 – 200 Kilo kalori/jam : • Beban kerja sedang membutuhkan kalori >200 – 350 Kilo kalori/jam : • Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 – 500 Kilo kalori/jam :
  • 16. Beban Kerja Berdasar Kebutuhan Kalori Per Jam Menurut Tingkat Kegiatan No. Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Tidur Bangun sambil tiduran Duduk istirahat Membaca keras Berdiri dalam keadaan tenang Menjahit dengan tangan Berdiri dengan suatu perhatian Menyulam (kecepatan 23 sulan/menit atas sweater) Memakai dan membuka pakaian Menyanyi Menjahit dengan mesin Mengetik cepat Menyeterika (berat seterika 2½ kg) Cuci piring (piring, cangkir, dan lain-lain) Menyapu lantai terbuka (38 X per menit) Menjilid buku Latihan enteng Membuat sepatu Jalan perlahan (3,9 km per jam) Pekerjaan kayu, logam dan pengecatan dalam industri Kalori per jam BB = 70 kg per-kg BB 65 0.98 77 1.10 100 1.43 105 1.50 105 1.50 111 1.59 115 1.63 116 1.66 118 1.69 122 1.74 135 1.93 140 2.00 144 2.06 144 2.06 169 2.41 170 2.43 170 2.43 180 2.57 200 2.86 240 3.43
  • 17. No. Jenis Kegiatan 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Latihan aktif Jalan agak cepat (5,6 km per jam) Jalan turun tangga Pekerjaan tukang batu Latihan berat Menggergaji kayu Berenang Lari (8 km per jam) Latihan sangat berat Berjalan sangat cepat (8 km per jam) Jalan naik tangga Kilo-kalori per jam BB = 70 kg per-kg BB 290 4.14 300 4.28 364 5.20 400 5.71 450 6.43 480 6.86 500 7.14 570 8.14 600 8.57 650 9.28 1100 15.80 (Sherman HC, dalam Suma'mur 1982) Contoh : Berat badan tukang batu = 65 kg, kebutuhan kalori perjam per-kg BB = 5,71 Kilo-kalori/kgBB  (dari tabel di atas) Jadi kebutuhan kalori per jam = 5,71 x 65 kgBB = 371 Kilo-kalori/jam Kategori BEBAN KERJA : •RINGAN, membutuhkan kalori : 100 – 200 Kilokalori/jam. •SEDANG, membutuhkan kalori : > 200 – 350 Kilokalori/jam •BERAT, membutuhkan kalori : > 350 – 500 Kilokalori/jam. Jadi masuk KATEGORI BEBAN KERJA BERAT.
  • 18. Output kalori berdasarkan Sikap dan Cara Kerja : A. POSISI / SIKAP KERJA Kkal / menit 1. DUDUK 0,3 2. BERDIRI 0,6 3. BERJALAN 2–3 4. BERJALAN NAIK + 0,8 tiap kenaikan 1 meter B. CARA KERJA KERJA TANGAN Rata-rata Kkal/menit RINGAN 0,4 BERAT 0,9 KERJA DG 1 TANGAN-LENGAN RINGAN BERAT 1,7 KERJA DG 2 TANGAN-LENGAN RINGAN 1,5 BERAT 2,5 RINGAN SEDANG 5,0 BERAT 7,0 SANGAT BERAT 9,0 0,2 – 1,2 3,5 KERJA DG BADAN 1 Kisaran Kkal/menit 1 – 2,5 1 – 3,5 2,5 – 15,0
  • 19. Untuk menghitung Ouput kalori dapat dilakukan dengan LANGKAH-LANGKAH sbb : 1. Perhatikan SIKAP KERJA, Hitung Output kalori (Kkal/menit) 2. Perhatikan CARA KERJA, Hitung Output kalori (Kkal/menit) 3. Tambahkah METABOLISME BASAL sebesar 1 Kkal/menit 4. Jadikan Ouput kalori untuk 1 jam dengan mengalikan 60 menit. 5. Kategorikan BEBAN KERJA dengan PEDOMAN. CONTOH : PEKERJAAN MENGETIK 1. SIKAP KERJA : DUDUK, output kalori = 0,3 Kkal/menit 2. CARA KERJA : KERJA TANGAN RINGAN, output kalori = 0,4 Kkal/menit 3. METABOLISME BASAL =1 Kkal/menit JUMLAH OUTPUT KALORI = 1,7 Kkal/menit  dijadikan per Jam 1,7 Kkal/menit x 60 menit = 102 Kkal/jam  Termasuk BEBAN KERJA RINGAN (RINGAN, membutuhkan kalori : 100 – 200 Kilokalori/jam
  • 20. TABEL CHRISTENSEN (1991) Beban kerja ?  Nadi kerja Nadi kerja : nadi rata-rata selama bekerja. Nadi akibat kerja : perbedaan nadi kerja dan nadi istirahat. Variabel faal Sangat Ringan Ringan Denyutan jantung per menit Beban faal Agak Berat berat 75-100 100125 125150 Sangat berat Luar biasa berat 150175 > 175
  • 21. Tabel Penggolongan Kegiatan (Sumber: Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja – Depnaker) KERJA RINGAN KERJA SEDANG KERJA BERAT • Menulis, mengetik • Bertani, berkebun • Mencangkul di sawah/kebun. • Menjahit, merajut •Mengemudikan traktor dan alat-alat besar. •Mengangkat/memikul barang-barang berat. • Mengendarai mobil (sopir pribadi) •Mencuci, memeras dan menjemur pakaian. • Menggergaji kayu/besi. • Kerja-kerja kantor • Menyeterika • Memotong kayu di hutan. • Kerja laboratorium • Mendorong kereta ringan. • Menarik/mengayuh becak. • Menyapu lantai •Kerja-kerja lain yang banyak gerak, tapi tidak begitu banyak menggunakan otot. • Kerja tambang dan sejenis. • Kerja-kerja lain yg sedikit sekali menggunakan otot. •Kerja-kerja lain yang banyak bergerak dan banyak menggunakan otototot serta lama waktunya.
  • 22. Contoh hasil pengukuran : No Ruangan 1 Welding II 4 Kesimpulan Welding I 3 NAB Steel Work 2 ta tb tg ISBB Beban Lama Jenis (oC) (oC) (oC) (oC) Kerja papara (Indoor/ n (Jam/ Outdoor) hari) Welding III Keterangan : *) = Posisi kerja duduk, menggunakan 2 lengan dan tangan, berat.
  • 23. Tenaga kerja berpindah-pindah ruangan No Ruangan 1 tg (oC) ISBB (oC) Beban Lama Kerja paparan (Jam/ hari) Welding I 5 tb (oC) Steel Work 2 ta (oC) Machine Total Jam Kerja RATA-RATA = NAB = KESIMPULAN = Jenis Kesim(Indoor/ pulan Outdoor)
  • 24. .
  • 25. Definisi KEBISINGAN  Semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
  • 26. Istilah-istilah  Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet.  Terpapar adalah peristiwa seseorang terkena atau kontak dengan faktor bahaya di tempat kerja.
  • 27. ALAT UKUR KEBISINGAN ALAT : SOUND LEVEL METER SLM bereaksi thd suara/bunyi, mendekati kepekaan telinga manusia. Bagian-bagian SLM : 1) Microphone 2) Alat penunjuk level meter 3) Amplifier 4) Skala pengukuran (A)
  • 29.
  • 32. 1. EKIVALEN TINGKAT KEBISINGAN KONTINYU (Leq) Untuk menentukan intensitas kebisingan ratarata pada pekerja selama waktu tertentu. Leq = 10 log (f1.10L1/10 + f2.10L2/10 + f3.10L3/10 + fn.10Ln/10) fn = Fraksi untuk kebisingan tertentu. ti fn = ----∑t - t = waktu pemaparan  ∑ t = jumah waktu pemaparan Leq = Ekivalen tingkat kebisingan kontinyu.
  • 33. CATATAN : APABILA DALAM PENGUKURAN DITEMUKAN SUATU BUNYI IMPULSIF; MAKA UNTUK MEMPEROLEH BUNYI YANG MENETAP (STEADY NOISE) TINGKAT KEBISINGAN TERUKUR HARUS DITAMBAH 10 dB CONTOH SOAL: Tenaga kerja berpindah-pindah, pada tingkat kebisingan berbeda-beda. Di tempat A (100 dBA, 2 jam), di tempat B (120 dBA, 1 jam), di tempat C (90 dBA, 1 jam). Hitung tingkat kebisingan rata-rata (Leq) yang diterima pekerja tersebut selama 4 jam pemaparan! JAWAB :
  • 34. fA = 2/4  LA = 100 dBA fB = 1/4  LB = 120 dBA fC = 1/4  LC = 90 dBA Leq = 10 log (f1.10L1/10 + f2.10L2/10 + f3.10L3/10 + fn.10Ln/10) Leq = 10 log (2/4.10100/10 + 1/4.10120/10 + 1/4.1090/10) Leq = 10 log (0,5.1010 + 0,25.1012 + 0,25.109) Leq = 10 log (5.109 + 250.109 + 0,25.109) Leq = 10 log {( 5 + 250 + 0,25 )}109 Leq = 10 log (255,25 x 109) Leq = 114,1 dBA 4-jam Leq
  • 35.
  • 36. DASAR HUKUM  PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO. 7 TAHUN 1964 tentang SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA  KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI  SNI 16-7062-2004 : PENGUKURAN INTENSITAS PENERANGAN DI TEMPAT KERJA.
  • 37. Definisi  Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. (Kepmenkes No:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri)  INTENSITAS CAHAYA : Konsentrasi lumen yg berasal dari suatu sumber chy bila diamati dari suatu arah tertentu (Siswanto, 1991).
  • 38. Istilah-istilah  Lux : Satuan intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi arus cahaya 1 lumen  Penerangan setempat : Penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan  Penerangan umum : Penerangan di seluruh area tempat kerja  Standar pengukuran : intensitas penerangan di tempat kerja dengan menggunakan luxmeter.
  • 39. LUXMETER  Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala.  Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
  • 40. JENIS PENGUKURAN A. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan.  Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada.
  • 41. JENIS PENGUKURAN A. Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.
  • 42. 1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.  Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 m2 :
  • 43. 2) Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.  Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 :
  • 44. 3) Luas ruangan lebih dari 100 m2 : titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.  Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan luas lebih dari 100 m2 :