Ini merupakan salah satu tugas menganalisis puisi yang telah dibukukan. FKIP Matematika telah berhasil memecahkan rekor MURI untuk pertama kali di Universitas Sriwijaya.
Analisis Puisi Matematika IV (Rya Agustini/06081181419012)
1. PROYEKSI BANGUN RUANG KEHIDUPAN
Dalam suatu lukisan bangun ruang
Terbentuk guratan garis kehidupan
Ada lingkaran kelahiran dan kematian
Dan ada limas dengan titik puncak perjuangan
Fatamorgana semu terlukis pada dimensi
Dituangkan dalam ruang
Menjatuhkan tiap titik pada bangun
Untuk dianalogikan pada bidang datar
Bidang proyeksi yang terbentuk
Membaginya dalam stereometri
Yang dikenal
Dengan tiga macam proyeksi
Berhubungan dengan garis maupun bidang
Sudut pun takkan mungkin ditinggalkan
Kehidupan harus dicerna
Melalui sebuah sudut pandang
Proyeksi tegak lurus ortogonal
Proyeksi sentral,
Proyeksi dengan titik pusat
Tuhan Serta tak ketinggalan proyeksi miring
Untuk membangun sebuah ruang kehidupan
Menggapai tangga kesuksesan
IKA PERMATA HATI
Kelas XA SMA Negeri 1 Muara Enim
Jl. Perwira No. 1 Muara Enim 31311
2. ANALISIS PUISI MATEMATIKA
1. Diksi( Pemilihan Kata)
Dalam puisi ini, penulis menggunakan kata-kata konotasi yang sudah cukup tepat .
Bahkan hampir di setiap baris dalam puisinya Ia buat dengan suatu pengibaratan untuk
menyampaikan maksud dari puisinya. Namun, kata-kata konotasi yang digunakan
memang cukup suilt untuk dipahami. Untuk memahaminya, kita harus membaca
keseluruhan puisi tersebut. Karena, antar baris puisi dan antar bait puisi berkaitan. Misal
pada bait pertama yang terdiri atas 4 baris:
“ Dalam suatu lukisan bangun ruang
Terbentuk guratan garis kehidupan
Ada lingkaran kelahiran dan kematian
Dan ada limas dengan titik puncak perjuangan’’
Pada bait terebut, untuk tahu maksud yang akan disampaikan penulis, pembaca harus
membaca baris per baris. Seperti bait puisi tersebut, setelah membaca seluruh barisnya,
pembaca baru mengerti bahwa penulis ingin menyampaikan atau menceritakan
bagaimana keadaan dalam kehidupan , dimana ada kesusahan, ada kelahiran dan
kematian, dan ada juga kesuksesan atau kebahagiaan didalamnnya. Dari sini, kita tahu
bahwa diksi yang digunakan oleh si penulis benar-benar bernilai estetis.
2. Ketepatan Rima / Sajak
Rima dalalm puisi ini sajaknya tidak beraturan namun puisi ini tetap indah. Ada 2 rima
yang diguakan dalam puisi “Proyeksi Bangun Ruang Kehidupan” , yaitu : (1) Rima
Patah dan (2) Rima Merdeka.
1. Rima Patah , yaitu apabila dalam bait puisi ada kata yang tidak berirama sedangkan
kata-kata lain pada tempat yang sama di baris-baris lain memilikinya.
Rima patah ini terdapat pada bait pertama (4 baris) dengan sajak a b b b
“ Dalam suatu lukisan bangun ruang (a)
Terbentuk guratan garis kehidupan (b)
Ada lingkaran kelahiran dan kematian (b)
Dan ada limas dengan titik puncak perjuangan (b) ’’
3. 2. Rima Merdeka, yaitu rima yang tidak ada sajak. Dapat dilihat dari:
a. Bait ke-2 (4 baris) sajaknnya : a b c d
b. Bait ke-3 ( 6 baris ) sajaknya : a b c b d e
c. Bait ke-4 ( 8 baris ) sajaknya a b c c d b e e
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rima yang di gunakan dalam puisi ini tidak
beraturan.
3. Konten Matematika
Konten matematika pada puisi “Proyeksi Bangun Ruang Kehidupan” sudah tepat dan
cukup banyak. Dapat dilihat dari beberapa kosakata matematika yang digunakan antara
lain: bangun ruang, lingkaran, limas dimesi, ruang, bangun, bidang datar, bidang
proyeksi, stereometri, proyeksi , garis, bidang, sudut, proyeksi tegak lurus orthogonal,
proyeksi dengan titik pusat, dan proyeksi miring.
Bahkan ntuk mengetahui maksud dari puisi tersebut , pembaca setidaknya sudah pernah
mendengar dan tahu arti dari kosakata matematika yang digunakan dalam puisi tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa konten matematika yang digunakan dalam puisi ini memang
sangat terlihat.
4. Level
Puisi “Proyeksi Bangun Ruang Kehidupan” ini akan cocok dibaca oleh siswa SMA dan
Mahasiswa atau orang yang berpendidikan tinggi. Karena kata-kata yang digunakan
dalam puisi ini bukanlah kata-kata sederhana yang mudah dipahami oleh anak SD/SMP.
Kosakata yang digunakan sudah cukup tinggi dengan beberapa kosakata matematika
yang tidak biasa didengar.