SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH (SPIP)
DAN PERANAN APIP DALAM
REVIU LAPORAN KEUANGAN
WITH YOU, WE BUILD
PUBLIC TRUST
Bersama Anda Membangun
Kepercayaan Publik
SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
5
Apa sebenarnya SPI dan SPIP?
Latar Belakang Dibutuhkannya SPI
Memenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentangMemenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwaKeuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwa
“Dalam rangka“Dalam rangka pemeriksaan keuanganpemeriksaan keuangan dan/ataudan/atau
kinerja, pemeriksa melakukankinerja, pemeriksa melakukan pengujian danpengujian dan
penilaianpenilaian atas pelaksanaanatas pelaksanaan Sistem PengendalianSistem Pengendalian
Intern pemerintahIntern pemerintah ”.”.
Berdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasalBerdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasal
1 menyatakan bahwa “BPK adalah1 menyatakan bahwa “BPK adalah lembaga negaralembaga negara
yang bertugas untukyang bertugas untuk memeriksa pengelolaan danmemeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negaratanggung jawab keuangan negara ”.”.
3
Pasal 55 ayat (4) :
Menteri/Pimpinan lembaga
selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna
Barang memberikan
pernyataan bahwa
pengelolaan APBN telah
diselenggarakan
berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang
memadai dan akuntansi
keuangan telah
diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).
Pasal 58 ayat (1) dan
(2) : Dalam rangka
meningkatkan kinerja,
transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara,
Presiden selaku Kepala
Pemerintah mengatur dan
menyelenggarakan Sistem
Pengendalian Intern di
lingkungan pemerintah
secara menyeluruh. SPI
ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
DASAR HUKUM SISTEM
PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH
4
6
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat (1)
Berpedoman kepada SPIP
Untuk menyampai pengelolaan keuangan negara yang
efektif, efisien, transparan dan akuntabel, Menteri/
Pimpinan Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikota WAJIB
melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan
TANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KEGIATAN
PEMERINTAH ADA PADA MANAJEMEN
7
Untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya :
a) Efektivitas dan Efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara
b) Keandalan Laporan Keuangan
c) Pengamanan aset negara
d) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat (3)
8
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KEGIATAN PENGENDALIAN
PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
U
N
I
T
A
U
N
I
T
B
K
E
G
I
A
T
A
N
1
K
E
G
I
A
T
A
N
2
PENGAM
ANAN
ASET
EFEKTIF&
EFISIEN
KEGIATAN
YANG
KEANDALAN
LAP
KEU
KETAATAN
PERATURAN
9
Adalah kondisi dalam instansi pemerintah
yang mempengaruhi efektifitas pengendalian
intern.
SPIP
Lingkungan
Pengendalian
Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan SDM
Pendelegasian Wewenang dan
Tanggung Jawab yang Tepat
Struktur Organisasi yang Sesuai
Kebutuhan
Kepemimpinan yang Kondusif
Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
a. Menerapkan aturan perilaku serta kebijakan lain yg berisi ttg standar
perilaku etis
b. Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap
tingkat
c. Pekerjaan dilaksanakan dengan tingkat etika yg tinggi
d. Menegakkan tindakan disiplin
e. Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan intervensi atau
pengabaian atas pengendalian intern
2. Komitmen Terhadap Kompetensi
a. Pimpinan mengidentifikasi dan menetapkan tupoksi masing-masing
posisi
b. Menyusun standar kompetensi untuk setiap tupoksi
c. Menyelenggarakan Latbim untuk meningkatkan kompetensi
d. Pimpinan mempunyai kemampuan manajerial dan pengetahuan yang
luas
3. Kepemimpinan Yang Kondusif
a. Mempertimbangkan resiko dlm pengambilan keputusan
b. Menerapkan manajemen berbasis kinerja
c. Mendukung fungsi tertentu dlm penerapan SPIP
d. Perlindungan atas aset dan informasi
e. Interaksi yg intensif dengan pimpinan yg lebih rendah
f. Sikap positif dan responsif thd pelaporan keuangan, penganggaran,
program dan kegiatan
g. Tidak ada mutasi pegawai berlebihan pada fungsi-fungsi kunci.
4. Struktur Organisasi
a. Disesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan
b. Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab
c. Kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern instansi
d. Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian struktur organisasi dengan
perubahan lingkungan strategis
e. Menetapkan jumlah pegawai yg sesuai terutama untuk pimpinan
5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung jawab Yang Tepat
a. Diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat
tanggung jawabnya
b. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam
huruf a memahami wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan.
c. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam
huruf b memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung
jawab terkait dengan penerapan SPIP
6. Kebijakan Yang Sehat tentang Pembinaan SDM
a. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai
dengan pemberhentian pegawai
b. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses
rekrutmen;
c. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
7. Peran APIP yang Efektif
a. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
b. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah
c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelolapenyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
8. Hubungan Kerja Yang Baik
Diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi
pemerintah terkait
Adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan
kejadian yang mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran instansi pemerintah.
SPIP
Penilaian
Risiko
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
PENILAIAN RISIKO
1. Identifikasi Risiko
a. Menggunakan metodologi identifikasi risiko yang sesuai tujuan Instansi
Pemerintah dan tingkatan kegiatan
b. Mengidentifikasi dari faktor eksternal dan internal dengan menggunakan
mekanisme yang memadai.
c. Melaksanakan penilaian atas adanya faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko
d. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan pada setiap tingkatan
2. Analisis Risiko
a. Menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan
b. Mengidentifikasi Risiko dari faktor eksternal dan internal
c. Menerapkan prinsip kehati-hatian yang diakibatkan oleh perubahan-
perubahan dalam pemerintahan, ekonomi, industri, peraturan,
operasional atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tercapainya
maksud dan tujuan Instansi Pemerintah secara keseluruhan.
d. Memberikan perhatian khusus terhadap risiko yang menuntut perhatian
pimpinan pusat.
SPIP Kegiatan
Pengendalian
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem
Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran
Kinerja
Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian
Intern
1. Reviu Atas Kinerja Instansi Pemerintah Yang Bersangkutan
a. Reviu pada Tingkat Puncak – Pimpinan Instansi Pemerintah
memantau pencapaian kinerja Instansi Pemerintah dibandingkan
rencana sebagai tolok ukur kinerja.
b. Reviu Manajemen pada Tingkat Kegiatan – Pimpinan Instansi
pemerintah mereviu kinerja dibandingkan tolok ukur kinerja.
2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Komentar/Catatan
a. Pemahaman bersama atas visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi
Instansi Pemerintah.
b. Strategi pembinaan sumber daya manusia yang utuh
c. Strategi perencanaan sumber daya manusia yang spesifik dan
eksplisit
d. Persyaratan jabatan dan menetapkan kinerja yang diharapkan
e. Pimpinan Instansi Pemerintah membangun kerja sama tim,
mendorong penerapan visi Instansi, dan mendorong umpan
balik pegawai
f. Sistem manajemen kinerja Instansi Pemerintah mendapat
prioritas tertinggi dari pimpinan Instansi pemerintah.
g. Prosedur untuk memastikan bahwa pegawai dengan
kompetensi tepat yang direkrut dan dipertahankan.
h. Pegawai diberikan orientasi, pelatihan dan kelengkapan kerja
i. Sistem kompensasi dan penghargaan untuk mendorong
pegawai melakukan tugas dengan kemampuan maksimal.
j. Program kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan
kepuasan dan komitmen pegawai
k. Pengawasan atasan secara berkesinambungan
l. Pegawai diberikan evaluasi kinerja dan umpan balik yang
bermakna, jujur, dan konstruktif untuk membantu pegawai
memahami hubungan antara kinerjanya dan pencapaian
tujuan Instansi Pemerintah
m. Kaderisasi untuk memastikan tersedianya pegawai dengan
kompetensi yang diperlukan.
3. Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
a. Pengendalian umum
b. Pengendalian aplikasi
4. Pengendalian Fisik Atas Aset
a. Penetapkan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan
rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur
b. Penetapan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan
rencana pemulihan setelah bencana (disaster recovery plan)
5. Penetapan Dan Reviu Indikator Dan Ukuran Kinerja
a. Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan untuk tingkat
Instansi Pemerintah, kegiatan, dan pegawai.
b. Instansi Pemerintah mereviu dan memvalidasi periodik atas
ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja.
c. Faktor penilaian pengukuran kinerja dievaluasi untuk
meyakinkan bahwa faktor tersebut seimbang dan terkait dengan
misi, sasaran, dan tujuan serta mengatur insentif yang pantas
untuk mencapai tujuan dengan tetap memperhatikan peraturan
perundang-undangan.
d. Data capaian kinerja dibandingkan secara terus-menerus dengan
sasaran yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.
6. Pemisahan Fungsi
a. Tidak seorangpun diperbolehkan mengendalikan seluruh aspek
utama transaksi atau kejadian.
b. Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian
dipisahkan di antara pegawai berbeda yang terkait dengan
otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan, pembayaran
atau pemerimaan dana, reviu dan audit, serta fungsi-fungsi
penyimpanan dan penanganan aset.
c. Tugas dilimpahkan secara sistematik ke sejumlah orang untuk
memberikan keyakinan adanya checks and balances.
d. Jika memungkinkan, tidak seorangpun diperbolehkan menangani
sendiri uang tunai, surat berharga, dan aset berisiko tinggi lainnya.
e. Saldo bank direkonsiliasi oleh pegawai yang tidak memiliki tanggung
jawab atas penerimaan, pengeluaran, dan penyimpanan kas.
f. Pimpinan Instansi Pemerintah mengurangi kesempatan terjadinya
kolusi karena adanya kesadaran bahwa kolusi mengakibatkan
ketidakefektifan pemisahan fungsi.
7. Otorisasi Transaksi Dan Kejadian Penting
a. Memberikan keyakinan bahwa hanya transaksi dan kejadian yang
valid diproses dan dientri, sesuai dengan keputusan dan arahan
pimpinan Instansi Pemerintah Dokumentasi yang mencakup
identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas.
b. Adanya pengendalian untuk memastikan Bahwa hanya transaksi
dan kejadian signifikan yang dientri adalah yang telah diotorisasi
dan dilaksanakan hanya oleh pegawai sesuai lingkup otoritasnya.
c. Otorisasi yang secara spesifik
d. Otorisasi yang ketentuan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan pimpinan Instansi Pemerintah
8. Pencatatan Yang Akurat dan Tepat Waktu
a. Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan
dicatat dengan segera sehingga tetap relevan, bernilai, dan
berguna bagi pimpinan Instansi Pemerintah dalam
mengendalikan kegiatan dan dalam pengambilan
keputusan.
b. Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan untuk
seluruh siklus transaksi atau kejadian yang mencakup
otorisasi, pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi akhir
dalam pencatatan ikhtisar.
9. Pembatasan Akses Atas Sumber Daya
a.Risiko penggunaan secara tidak sah atau kehilangan dikendalikan
dengan membatasi akses ke sumber daya dan pencatatannya hanya
kepada pegawai yang berwenang.
b.Penetapan pembatasan akses untuk penyimpanan secara periodik
direviu dan dipelihara.
c.Pimpinan Instansi Pemerintah mempertimbangkan faktor-faktor seperti
nilai aset, kemudahan dipindahkan tingkat akses
10. Akuntabilitas Terhadap Sumber
a.Pertanggungjawaban atas penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan
sumber daya ditugaskan pegawai khusus.
b.Penetapan pertanggungjawaban akses untuk penyimpanan sumber
daya secara periodik direviu dan dipelihara.
c.Pembandingan berkala antara sumber daya dengan pencatatan
akuntabilitas.
d.Pimpinan Instansi Pemerintah menginformasikan dan
mengkomunikasikan tanggung jawab atas akuntabilitas sumber daya dan
catatan kepada pegawai.
11. Dokumentasi Atas Sistem Pengendalian Intern
a. Adanya dokumentasi tertulis mengenai SPI serta seluruh catatan
transaksi dan kejadian penting.
b. Dokumentasi tersedia setiap saat pemeriksan
c. Dokumentasi mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas
tujuan dan fungsi Instansi Pemerintah
d. Dokumentasi yang mencakup mencakup dokumentasi mengenai
sistem informasi otomatis, pengumpulan dan penanganan data,
serta pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
e. Dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting yang lengkap dan
akurat sehingga memudahkan penelusuran transaksi dan kejadian
penting sejak otorisasi, inisiasi, pemrosesan, hingga penyelesaian.
f. Terdapat dokumentasi baik dalam bentuk catatan maupun
elektronis.
g. Seluruh dokumentasi dikelola dan dipelihara secara baik
Informasi adalah data yang telah diolah yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan
atau informasi dengan menggunakan simbol atau
lambang tertentu baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik
SPIP
Informasi &
Komunikasi
Sarana Komunikasi
Manajemen Sistem
Informasi
INFORMASI & KOMUNIKASI
1. Sarana dan Komunikasi
a. Buku pedoman kebijakan dan prosedur,
b. Surat edaran,
c. Memorandum,
d. Papan pengumuman,
e. Situs internet dan intranet,
f. Rekaman video,
g. E-mail,
h. Arahan lisan, dan
i. Tindakan pimpinan yang mendukung implementasi SPI
2. Manajemen Sistem Informasi
a. Pimpinan Instansi perlu mempertimbangkan manajemen sistem
informasi,
b. Mekanisme identifikasi kebutuhan informasi,
c. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi,
d. Pemantauan mutu informasi, dan
e. Kecukupan SDM dan keuangan untuk pengembangan teknologi
informasi.
Adalah proses penilaian atas mutu kinerja
Sistem Pengendalian Intern dan proses yang
memberikan keyakinan bahwa temuan audit
dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti.
SPIP
Pemantauan
Pengendalian
Intern
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
1. Pemantauan Berkelanjutan
a. Memiliki strategi untuk menyakinkan
b. Mendapatkan informasi yang fungsinya pengendalian secara
efektif
c. Komunikasi dengan pihak eksternal
d. Struktur organisasi dan supervisi yang memadai
e. Membandingkan data yang tercatat dalam sistem informasi
dan keuangan dengan aset fisik.
f. Menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian
internal
g. Meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern
h. Tingkat kepatuhan terhadap kode etik atau peraturan bagi
pegawai
2. Evaluasi Terpisah
a. Metodologi evaluasi pengendalian intern harus logis dan
memadai
b. Memiliki sumber daya, kemampuan, dan independensi
memadai
c. Kelemahan yang ditemukan segera diselesaikan
3. Tindak Lanjut
a. Memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya
temuan audit atau reviu lainnya dengan segera
b. Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan
rekomendasi audit dan reviu lainnya guna memperkuat
pengendalian intern
c. Menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu
lainnya dengan tepat
SPIP
PEMERINTAHPEMERINTAH
Tertib
Terkendali
Efisien
Efektif
Tertib
Terkendali
Efisien
Efektif
Keyakinan
Memadai
Keyakinan
Memadai
Paket Undang-
Undang
Keuangan
Negara:
1. UU 17/2003
2. UU 1/2004
3. UU 15/2004
PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
PusatPusat DaerahDaerah
AkuntabelAkuntabel
TransparanTransparan
Akuntabilita
s
Pengelolaan
Keuangan
Negara
PUBLIKPUBLIK
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Pengawasan
•
• Perencanaan
• Pelaksanaan
• Pengawasan
•
Proses
Terintegrasi
Pertanggungjawaban
UU 33/2004
Kegiatan yang
Efektif & Efisien
Keandalan
Pelaporan
Keuangan
Pengamanan
Aset Negara
Ketaatan terhadap
Peraturan
PENGENDALIAN INTERN
PENGAWASAN MELEKAT vs SPIP
NO URAIAN WASKAT SPIP
1 Definisi Alat Proses
2 Sifat Statis Dinamis
3 Framework 8 Unsur Sisdalmen 5 Unsur
4 Tanggungjawab
Pelaksanaan
Atasan Langsung Seluruh pegawai dalam
organisasi
5 Keberadaan Berdiri Sendiri Terintegrasi
6 Penekanan  Pengawasan Atasan
Langsung
 Pengawasan
Fungsional
• Lingkungan
Pengendalian
• Penilaian Risiko
Pengawasan Intern
Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 1 angka 3
38
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 47 ayat (1)
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota
bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing.
a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas
keuangan negara
b. Pembinaan penyelenggaraan SPIP
(PP 60/2008, Ps. 47 ayat (2))
Dilakukan oleh :
APIP
(PP 60/2008, Ps. 48 ayat (1))
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Propinsi; dan
d. Inspektorat Kabupaten/Kota
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (1))
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Propinsi; dan
d. Inspektorat Kabupaten/Kota
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (1))
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a.kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b.kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara; dan
c.kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2))
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a.kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b.kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara; dan
c.kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2))
5
Siapakah APIP?
a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP
b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan & pelatihan SPIP
d. Pembimbingan & konsultansi SPIP
e. Peningkatan kompetensi auditor APIP
(PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP
b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan & pelatihan SPIP
d. Pembimbingan & konsultansi SPIP
e. Peningkatan kompetensi auditor APIP
(PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
5
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SPIP
Dilakukan oleh :
BPKP
(PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
Dilakukan oleh :
BPKP
(PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
41
Kegiatan yang Bersifat Lintas Sektoral :
Merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih
kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian
negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan
kewenangan. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2) huruf a)
Pengawasan Intern dilakukan melalui :
a. audit;
b. reviu;
c. evaluasi;
d. pemantauan; dan
e. kegiatan pengawasan lainnya.
(PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2))
Audit terdiri atas :
a. Audit Kinerja; dan
b. Audit dengan Tujuan Tertentu.
(PP 60/2008, Ps. 50 ayat (1))
Melalui:
1. Kegiatan yg Efektif &
Efisien
2. Keandalan Lap Keu
3. Pengamanan Aset
4. Ketaatan Peraturan
FRAMEWORK
PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH PASCA PP SPIP
12
3
Peran dan Fungsi Pengawasan Intern
PP 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah yaitu melakukan pengawasan intern
yang mengarah pada counseling partner
1.Bukan hanya mencari daftar kesalahan tetapi
menjadi penyedia daftar solusi nyata
2.Bukan lagi pengawasan kantor per kantor tetapi
menjadi pengawasan yang bersifat luas dalam
program/kegiatan/tujuan.
3.Bukan lagi pemberian rekomendasi parsial dan
normatif tetapi usulan konsep policy recomendation
yang menyeluruh dan implementatif.
45
Bukti
transaksi
Jurnal
Buku
Besar
Laporan
Keuangan
Pencatatan Pengikhtisaran Pelaporan
AKUNTANSI
Review = Tidak Menguji Bukti
Audit = menguji sampai bukti transakti
Audit adalah :
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional
berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan
informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a)
Audit adalah :
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional
berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan
informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a)
5
DEFINISI AUDIT VS REVIU
Reviu adalah :
Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf b)
Reviu adalah :
Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf b)
5
PERBEDAAN AUDIT DAN REVIU
ASPEK AUDIT REVIU
Keyakinan Memadai Terbatas
Sistem Pengendalian
Intern
Dasar Menilai Resiko
Audit
Telaah + Rekomendasi
Output Opini Rekomendasi + Dasar
Pernyaatan Manajemen
Pengguna External Stakeholder Internal Manajemen
1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan
keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan
menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan.
2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur
kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan
keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum
disampaikan bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa
Keuangan.
4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.
1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan
keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan
menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan.
2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur
kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan
keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum
disampaikan bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa
Keuangan.
4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.
5
Siapakah yang melakukan Reviu?
(PP 60/2008, Ps. 57 ayat (1) s.d. ayat (4))
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan
standar reviu atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh
aparat pengawasan intern pemerintah.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan
standar reviu atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh
aparat pengawasan intern pemerintah.
5
Standar Reviu atas Laporan Keuangan
(PP 60/2008, Ps. 57 ayat (5))
PMK No. 41/PMK.09/2010 tanggal 22 Pebruari 2010
tentang
Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga
PMK No. 41/PMK.09/2010 tanggal 22 Pebruari 2010
tentang
Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga
50
Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK oleh auditor
Aparat Pengawasan Intern K/L yang kompeten untuk memberikan keyakinan
terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan LK telah
disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu Menteri/Pimpinan
Lembaga untukmenghasilkan LKyang berkualitas
PENGERTIAN REVIU LK K/L
(menurut PMK No. 41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu atas
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga)
Serangkaian kegiatan
pemrosesan data
untuk menghasilkan
LKKL, mulai dari
pengumpulan,
pencatatan, dan
pengikhtisaran data
transaksi
Serangkaian kegiatan
pemrosesan data
untuk menghasilkan
LKKL, mulai dari
pengumpulan,
pencatatan, dan
pengikhtisaran data
transaksi
Pelaporan posisi
keuangan dan
operasi keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga
(Neraca, LRA, CaLK)
Pelaporan posisi
keuangan dan
operasi keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga
(Neraca, LRA, CaLK)
• Akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi
• Pengakuan,
pengukuran, dan
pelaporan transaksi
sesuai SAP
• Tidak mencakup
pengujian atas : SPI,
catatan akuntansi, dan
dokumen sumber,
respon permintaan
keterangan
• Akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi
• Pengakuan,
pengukuran, dan
pelaporan transaksi
sesuai SAP
• Tidak mencakup
pengujian atas : SPI,
catatan akuntansi, dan
dokumen sumber,
respon permintaan
keterangan
Penyelenggaraan
Akuntansi
Penyelenggaraan
Akuntansi
Penyajian LKKLPenyajian LKKL Keyakinan TerbatasKeyakinan Terbatas
Definisi Standar Reviu
Menjalankan
reviu LK K/L
Mengevaluasi
pelaksanaan
reviu LK K/L
prasyarat yg
diperlukan
Standa
r
Reviu
PMK-41 Pasal 1
Jukni
s
tata cara pelaksanaan
PMK-41 Pasal 3 (2)
51
Aparat Pengawasan
Intern
Tujuan Standar Reviu
memberikan prinsip-
prinsip dasar yang
diperlukan dalam praktik
reviu
menyediakan kerangka
untuk menjalankan dan
meningkatkan nilai
tambah reviu
menetapkan dasar-dasar
untuk mengevaluasi
pelaksanaan reviu
mendorong peningkatan
kualitas LK K/L
Kenapa perlu Standar Reviu?
PMK-41 Pasal 2
52
Definisi Reviu
53
Reviu
LK
K/L
penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi
dan penyajian LK K/L
auditor aparat pengawasan intern yg kompeten
membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk
menghasilkan LK K/L yang berkualitas
memberikan keyakinan terbatas bahwa
akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan
Sistem Akuntansi Instansi dan LK K/L telah
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan
pelaksanaan reviu
Tujuan Reviu
Membantu
terlaksananya
penyelenggaraan
akuntansi dan
penyajian LK K/L
Memberikan keyakinan
terbatas mengenai akurasi,
keandalan, dan keabsahan
informasi LK K/L serta
pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan transaksi
sesuai dengan SAP
LK
berkualitas
Pereviu bersama-sama dengan unit akuntansi harus segera
melakukan perbaikan dan/atau koreksi secara berjenjang
Kelemahan dan/atau kesalahan
54
Pengujian:
• sistem pengendalian intern
• catatan akuntansi & dokumen sumber
• respon atas permintaan keterangan
AUDIT
Ruang Lingkup Reviu
• Penelaahan atas penyelenggaraan
akuntansi dan penyajian LK K/L
• Penelaahan atas catatan akuntansi
dan dokumen sumber yg diperlukan
REVIU
 Titik berat pada unit
akuntansi dan/atau akun
yang berpotensi tinggi
terhadap permasalahan
 Pendekatan berjenjang
 Aktivitas:
• penelusuran ke catatan &
dokumen sumber
• permintaan keterangan
• analitik
55
Sasaran Reviu
Menteri/
Pimpina
n
Lembaga
 memperoleh keyakinan bahwa
penyelenggaraan akuntansi
telah sesuai dengan SAI dan LK
K/L disajikan sesuai dengan SAP
 dapat menghasilkan LK K/L yang
berkualitas
56
Waktu Pelaksanaan Reviu
R E V I U
LK
berkualitas
LK
berkualitas
LK
berkualitas
Pelaksanaan anggaran
dan penyusunan LK K/L
• Tidak menunggu LK selesai disusun
• Cukup waktu dalam membantu
menghasilkan LK yg berkualitas
57
Keyakinan Terbatas
Akurasi Informasi
Kehandalan Informasi
Keabsahan Informasi
Pengakuan Transaksi Sesuai SAP
Pengukuran Transaksi sesuai SAP
Pelaporan Transaksi sesuai SAP
Keyakinan
Terbatas
harso@2010
58
Pendampingan selama
pemeriksaan BPK
Tahapan Reviu
perencanaan pelaksanaan pelaporan
• penentuan obyek,
proses dan akun
yang akan direviu
• pemilihan langkah-
langkah reviu
• penelaahan atas
penyelenggaraan
akuntansi dan LK K/L
pada unit reviu
• penyusunan KKR
• penyusunan :
Catatan Hasil Reviu
Ikhtisar Hasil Reviu
Laporan Hasil Reviu
59
membantu efektivitas pelaksanaan
pemeriksaan LK K/L oleh BPK
Aktivitas Pendampingan
• Menjelaskan kepada BPK mengenai hasil reviu atas LK K/L agar
dapat digunakan oleh BPK;
• Mendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan BPK;
• Mengantisipasi permasalahan/kendala yang dihadapi oleh unit
akuntansi pada saat pelaksanaan pemeriksaan LK K/L oleh BPK;
• Membantu penyamaan persepsi unit akuntansi terhadap temuan
hasil pemeriksaan BPK;
• Mendampingi unit akuntansi dalam pertemuan akhir dengan BPK
untuk membahas hasil pemeriksaan atas LK K/L; dan
• Mendorong unit akuntansi untuk segera memperbaiki LK K/L
berdasarkan hasil pemeriksaan BPK
harso@2010
60
LAPORAN
MANAJERIAL
Peran APIP Itjen Kemenkeu
61
Rekomendasi Panja Perumus Kesimpulan DPR terhadap RUU
tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN T.A. 2009 :
Agar Pemerintah mengoptimalkan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) untuk melakukan reviu atas LKPP dan LK K/L
Itjen Kemenkeu telah melakukan :
1.Reviu terhadap LK BA 015 dan LK BA BUN, serta LK BUN
2.Penyusunan dan penyiapan Standar Reviu LK K/L
3.Pendampingan selama pemeriksaan BPK
4.Tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK
5.Pembinaan dan pemberian konsultasi dan motivasi untuk
mendorong peningkatan kinerja serta komitmen terhadap
transparansi dan akuntabilitas.
With You, We Build Public Trust
sekiansekianerima
Kasih
...
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN

More Related Content

What's hot

Fasilitasi dan Implementasi Manajemen Risiko
Fasilitasi dan Implementasi Manajemen RisikoFasilitasi dan Implementasi Manajemen Risiko
Fasilitasi dan Implementasi Manajemen RisikoSujatmiko Wibowo
 
Materi peran apip
Materi peran apipMateri peran apip
Materi peran apipYoes Yudha
 
Manajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuanganManajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuanganAhmad Abdul Haq
 
kepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawas
kepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawaskepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawas
kepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawasLuqmanSuyanto
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahDadang Solihin
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityCoach RFIRMANS
 
3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...
3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...
3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...Sutikno Tumingan
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Sujatmiko Wibowo
 
MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptx
MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptxMANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptx
MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptxirban3apiptuba
 
Reviu Laporan Keuangan PTN
Reviu Laporan Keuangan PTNReviu Laporan Keuangan PTN
Reviu Laporan Keuangan PTNSujatmiko Wibowo
 
Tugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdmTugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdmJuli Haryono
 
3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk
3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk
3.penilaian kinerja dan angka kredit jfkKutsiyatinMSi
 
1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx
1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx
1. KONSEP DASAR SAKIP.pptxOmOecoep1
 
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...Abdiansyah Prahasto
 
Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015
Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015
Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015Sadar SOP (Alim Mahdi)
 
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap KompetensiSPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap KompetensiSutikno Tumingan
 

What's hot (20)

Fasilitasi dan Implementasi Manajemen Risiko
Fasilitasi dan Implementasi Manajemen RisikoFasilitasi dan Implementasi Manajemen Risiko
Fasilitasi dan Implementasi Manajemen Risiko
 
Materi peran apip
Materi peran apipMateri peran apip
Materi peran apip
 
Manajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuanganManajemen risiko di kementerian keuangan
Manajemen risiko di kementerian keuangan
 
Perangkat profesi APIP
Perangkat profesi APIPPerangkat profesi APIP
Perangkat profesi APIP
 
kepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawas
kepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawaskepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawas
kepemimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan pelatihan kepemimpinan pengawas
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
 
3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...
3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...
3.9 Modul Pedoman Teknis SPIP Pembatasan Akses terhadap Sumber Daya dan Penca...
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
 
Sakip Menpan RB
Sakip Menpan RBSakip Menpan RB
Sakip Menpan RB
 
MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptx
MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptxMANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptx
MANAJEMEN RISIKO PEMBANGUNAN NASIONAL-ANGGI.pptx
 
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCESPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
SPIP DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN MENUJU GOOD GOVERNANCE
 
Reviu Laporan Keuangan PTN
Reviu Laporan Keuangan PTNReviu Laporan Keuangan PTN
Reviu Laporan Keuangan PTN
 
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSIPENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
PENILAIAN RESIKO DILINGKUNGAN INSTANSI
 
Tugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdmTugas dan program kerja manager sdm
Tugas dan program kerja manager sdm
 
3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk
3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk
3.penilaian kinerja dan angka kredit jfk
 
1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx
1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx
1. KONSEP DASAR SAKIP.pptx
 
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
 
Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015
Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015
Daftar isi Paket KPI dan Penilaian Kerja 2015
 
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap KompetensiSPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi
 

Viewers also liked

Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah DaerahReviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
Slide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkapSlide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkapTri Haryati
 
Slide reviu lk l
Slide reviu lk lSlide reviu lk l
Slide reviu lk lTri Haryati
 
02 reviu lk 2
02 reviu lk   202 reviu lk   2
02 reviu lk 2Wakhyudi
 
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratPengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratInspektorat
 
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...Virgo Lazarus
 
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanBagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanDoni Setiawan
 
03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlkWakhyudi
 
Standar reviu lk kementerian
Standar reviu lk kementerianStandar reviu lk kementerian
Standar reviu lk kementerianRuth J. Silaban
 
Pengawasan Fungsional Pemerintah
Pengawasan Fungsional PemerintahPengawasan Fungsional Pemerintah
Pengawasan Fungsional Pemerintah93220872
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaDeady Rizky Yunanto
 
12 proses audit kinerja
12 proses audit kinerja12 proses audit kinerja
12 proses audit kinerjaFrenki Lestari
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerahPenerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerahPT. waluh bajarang
 
Presentasi audit kinerja
Presentasi audit kinerjaPresentasi audit kinerja
Presentasi audit kinerjamikacuuuu
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
 
FRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
FRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKANFRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
FRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKANBANG9381
 
KONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMENKONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMENHasunah
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikHerna Ferari
 

Viewers also liked (20)

Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah DaerahReviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
 
Slide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkapSlide reviu lk lengkap
Slide reviu lk lengkap
 
Slide reviu lk l
Slide reviu lk lSlide reviu lk l
Slide reviu lk l
 
02 reviu lk 2
02 reviu lk   202 reviu lk   2
02 reviu lk 2
 
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratPengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektorat
 
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...
Cara mudah buat laporan keuangan SAP Akrual sesuai PP 71 dan Permendagri 64 m...
 
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaanBagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
Bagian 2. 5. pengawasan & pemeriksaan
 
03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk
 
Standar reviu lk kementerian
Standar reviu lk kementerianStandar reviu lk kementerian
Standar reviu lk kementerian
 
Pengawasan Fungsional Pemerintah
Pengawasan Fungsional PemerintahPengawasan Fungsional Pemerintah
Pengawasan Fungsional Pemerintah
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan Negara - Perencanaan Pemeriksaan Kinerja
 
Audit kinerja
Audit kinerjaAudit kinerja
Audit kinerja
 
12 proses audit kinerja
12 proses audit kinerja12 proses audit kinerja
12 proses audit kinerja
 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerahPenerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah
 
Presentasi audit kinerja
Presentasi audit kinerjaPresentasi audit kinerja
Presentasi audit kinerja
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
FRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
FRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKANFRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
FRAUD DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
 
KONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMENKONSEP AUDIT MANAJEMEN
KONSEP AUDIT MANAJEMEN
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publik
 
value for money audit
value for money auditvalue for money audit
value for money audit
 

Similar to Spip reviu

Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptMateri_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptswanggie
 
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...ImamDwiSaputra2
 
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan DaerahPedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahDadang Solihin
 
Materi_Inspektur_Utama.pptx
Materi_Inspektur_Utama.pptxMateri_Inspektur_Utama.pptx
Materi_Inspektur_Utama.pptxssuser7f59cb
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)temanna #LABEDDU
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
Sistem pengendalian intern pemerintah
Sistem pengendalian intern pemerintahSistem pengendalian intern pemerintah
Sistem pengendalian intern pemerintahyufendriansyah auriga
 
7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt
7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt
7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.pptREza613313
 
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfPeraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfsantoni toni
 
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfPeraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfsantoni toni
 
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfPeraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfsantoni toni
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Adi Pujakesuma
 

Similar to Spip reviu (20)

SPIP-1 gmb umum
SPIP-1  gmb umumSPIP-1  gmb umum
SPIP-1 gmb umum
 
Sosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenagSosialisasi spip di kemenag
Sosialisasi spip di kemenag
 
ayu.ppt
ayu.pptayu.ppt
ayu.ppt
 
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.pptMateri_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
Materi_Pengawasan_Pengelolaan_Keuangan_Desa_2018.ppt
 
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
ITJEN-KEMENDAGRI-PERAN APIP dalam melakukan pengelolaan keuangan desa dari da...
 
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan DaerahPedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pedoman Pengendalian Internal Pemerintahan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern PemerintahSistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
 
Materi_Inspektur_Utama.pptx
Materi_Inspektur_Utama.pptxMateri_Inspektur_Utama.pptx
Materi_Inspektur_Utama.pptx
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx
 
Sistem pengendalian intern pemerintah
Sistem pengendalian intern pemerintahSistem pengendalian intern pemerintah
Sistem pengendalian intern pemerintah
 
7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt
7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt
7-Slide Deputi PKD-BPKP_Rakornas APIP 23-08-2016.ppt
 
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfPeraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
 
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfPeraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
 
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdfPeraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
Peraturan BPKP No 5 Tahun 2021.pdf
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
 
materi BPKP
materi BPKPmateri BPKP
materi BPKP
 
Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014
Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014
Kajian SPIP Kabupaten Kukar 4 nopember 2014
 

Spip reviu

  • 1. SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DAN PERANAN APIP DALAM REVIU LAPORAN KEUANGAN WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik
  • 2. SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1) SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1) SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2) SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2) 5 Apa sebenarnya SPI dan SPIP?
  • 3.
  • 4. Latar Belakang Dibutuhkannya SPI Memenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentangMemenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwaKeuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwa “Dalam rangka“Dalam rangka pemeriksaan keuanganpemeriksaan keuangan dan/ataudan/atau kinerja, pemeriksa melakukankinerja, pemeriksa melakukan pengujian danpengujian dan penilaianpenilaian atas pelaksanaanatas pelaksanaan Sistem PengendalianSistem Pengendalian Intern pemerintahIntern pemerintah ”.”. Berdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasalBerdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasal 1 menyatakan bahwa “BPK adalah1 menyatakan bahwa “BPK adalah lembaga negaralembaga negara yang bertugas untukyang bertugas untuk memeriksa pengelolaan danmemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negaratanggung jawab keuangan negara ”.”. 3
  • 5. Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. DASAR HUKUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH 4
  • 6. 6 PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat (1) Berpedoman kepada SPIP Untuk menyampai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, Menteri/ Pimpinan Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikota WAJIB melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan TANGGUNG JAWAB OPERASIONAL KEGIATAN PEMERINTAH ADA PADA MANAJEMEN
  • 7. 7 Untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya : a) Efektivitas dan Efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara b) Keandalan Laporan Keuangan c) Pengamanan aset negara d) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat (3)
  • 8. 8 PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN INFORMASI DAN KOMUNIKASI KEGIATAN PENGENDALIAN PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN PENGENDALIAN U N I T A U N I T B K E G I A T A N 1 K E G I A T A N 2 PENGAM ANAN ASET EFEKTIF& EFISIEN KEGIATAN YANG KEANDALAN LAP KEU KETAATAN PERATURAN
  • 9. 9
  • 10. Adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektifitas pengendalian intern.
  • 11. SPIP Lingkungan Pengendalian Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan Kepemimpinan yang Kondusif Komitmen terhadap Kompetensi Penegakan Integritas dan Etika Peran APIP yang Efektif Hubungan Kerja yang Baik
  • 12. 1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika a. Menerapkan aturan perilaku serta kebijakan lain yg berisi ttg standar perilaku etis b. Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat c. Pekerjaan dilaksanakan dengan tingkat etika yg tinggi d. Menegakkan tindakan disiplin e. Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan intervensi atau pengabaian atas pengendalian intern 2. Komitmen Terhadap Kompetensi a. Pimpinan mengidentifikasi dan menetapkan tupoksi masing-masing posisi b. Menyusun standar kompetensi untuk setiap tupoksi c. Menyelenggarakan Latbim untuk meningkatkan kompetensi d. Pimpinan mempunyai kemampuan manajerial dan pengetahuan yang luas
  • 13. 3. Kepemimpinan Yang Kondusif a. Mempertimbangkan resiko dlm pengambilan keputusan b. Menerapkan manajemen berbasis kinerja c. Mendukung fungsi tertentu dlm penerapan SPIP d. Perlindungan atas aset dan informasi e. Interaksi yg intensif dengan pimpinan yg lebih rendah f. Sikap positif dan responsif thd pelaporan keuangan, penganggaran, program dan kegiatan g. Tidak ada mutasi pegawai berlebihan pada fungsi-fungsi kunci. 4. Struktur Organisasi a. Disesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan b. Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab c. Kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern instansi d. Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian struktur organisasi dengan perubahan lingkungan strategis e. Menetapkan jumlah pegawai yg sesuai terutama untuk pimpinan
  • 14. 5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung jawab Yang Tepat a. Diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya b. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf a memahami wewenang dan tanggung jawab yang diberikan. c. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam huruf b memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP 6. Kebijakan Yang Sehat tentang Pembinaan SDM a. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai b. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; c. Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
  • 15. 7. Peran APIP yang Efektif a. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah b. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelolapenyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah 8. Hubungan Kerja Yang Baik Diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Instansi pemerintah terkait
  • 16. Adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah.
  • 18. PENILAIAN RISIKO 1. Identifikasi Risiko a. Menggunakan metodologi identifikasi risiko yang sesuai tujuan Instansi Pemerintah dan tingkatan kegiatan b. Mengidentifikasi dari faktor eksternal dan internal dengan menggunakan mekanisme yang memadai. c. Melaksanakan penilaian atas adanya faktor lain yang dapat meningkatkan risiko d. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan pada setiap tingkatan 2. Analisis Risiko a. Menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan b. Mengidentifikasi Risiko dari faktor eksternal dan internal c. Menerapkan prinsip kehati-hatian yang diakibatkan oleh perubahan- perubahan dalam pemerintahan, ekonomi, industri, peraturan, operasional atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan Instansi Pemerintah secara keseluruhan. d. Memberikan perhatian khusus terhadap risiko yang menuntut perhatian pimpinan pusat.
  • 19. SPIP Kegiatan Pengendalian Pembinaan Sumber Daya Manusia Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi Pengendalian Fisik atas Aset Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja Pemisahan Fungsi Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu Pembatasan Akses atas Sumber Daya Akuntabilitas terhadap Sumber Daya Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
  • 20. 1. Reviu Atas Kinerja Instansi Pemerintah Yang Bersangkutan a. Reviu pada Tingkat Puncak – Pimpinan Instansi Pemerintah memantau pencapaian kinerja Instansi Pemerintah dibandingkan rencana sebagai tolok ukur kinerja. b. Reviu Manajemen pada Tingkat Kegiatan – Pimpinan Instansi pemerintah mereviu kinerja dibandingkan tolok ukur kinerja. 2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Komentar/Catatan a. Pemahaman bersama atas visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi Instansi Pemerintah. b. Strategi pembinaan sumber daya manusia yang utuh c. Strategi perencanaan sumber daya manusia yang spesifik dan eksplisit d. Persyaratan jabatan dan menetapkan kinerja yang diharapkan e. Pimpinan Instansi Pemerintah membangun kerja sama tim, mendorong penerapan visi Instansi, dan mendorong umpan balik pegawai
  • 21. f. Sistem manajemen kinerja Instansi Pemerintah mendapat prioritas tertinggi dari pimpinan Instansi pemerintah. g. Prosedur untuk memastikan bahwa pegawai dengan kompetensi tepat yang direkrut dan dipertahankan. h. Pegawai diberikan orientasi, pelatihan dan kelengkapan kerja i. Sistem kompensasi dan penghargaan untuk mendorong pegawai melakukan tugas dengan kemampuan maksimal. j. Program kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan kepuasan dan komitmen pegawai k. Pengawasan atasan secara berkesinambungan l. Pegawai diberikan evaluasi kinerja dan umpan balik yang bermakna, jujur, dan konstruktif untuk membantu pegawai memahami hubungan antara kinerjanya dan pencapaian tujuan Instansi Pemerintah m. Kaderisasi untuk memastikan tersedianya pegawai dengan kompetensi yang diperlukan.
  • 22. 3. Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi a. Pengendalian umum b. Pengendalian aplikasi 4. Pengendalian Fisik Atas Aset a. Penetapkan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur b. Penetapan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan rencana pemulihan setelah bencana (disaster recovery plan) 5. Penetapan Dan Reviu Indikator Dan Ukuran Kinerja a. Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan untuk tingkat Instansi Pemerintah, kegiatan, dan pegawai. b. Instansi Pemerintah mereviu dan memvalidasi periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja.
  • 23. c. Faktor penilaian pengukuran kinerja dievaluasi untuk meyakinkan bahwa faktor tersebut seimbang dan terkait dengan misi, sasaran, dan tujuan serta mengatur insentif yang pantas untuk mencapai tujuan dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan. d. Data capaian kinerja dibandingkan secara terus-menerus dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut. 6. Pemisahan Fungsi a. Tidak seorangpun diperbolehkan mengendalikan seluruh aspek utama transaksi atau kejadian. b. Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian dipisahkan di antara pegawai berbeda yang terkait dengan otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan, pembayaran atau pemerimaan dana, reviu dan audit, serta fungsi-fungsi penyimpanan dan penanganan aset.
  • 24. c. Tugas dilimpahkan secara sistematik ke sejumlah orang untuk memberikan keyakinan adanya checks and balances. d. Jika memungkinkan, tidak seorangpun diperbolehkan menangani sendiri uang tunai, surat berharga, dan aset berisiko tinggi lainnya. e. Saldo bank direkonsiliasi oleh pegawai yang tidak memiliki tanggung jawab atas penerimaan, pengeluaran, dan penyimpanan kas. f. Pimpinan Instansi Pemerintah mengurangi kesempatan terjadinya kolusi karena adanya kesadaran bahwa kolusi mengakibatkan ketidakefektifan pemisahan fungsi. 7. Otorisasi Transaksi Dan Kejadian Penting a. Memberikan keyakinan bahwa hanya transaksi dan kejadian yang valid diproses dan dientri, sesuai dengan keputusan dan arahan pimpinan Instansi Pemerintah Dokumentasi yang mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas. b. Adanya pengendalian untuk memastikan Bahwa hanya transaksi dan kejadian signifikan yang dientri adalah yang telah diotorisasi dan dilaksanakan hanya oleh pegawai sesuai lingkup otoritasnya.
  • 25. c. Otorisasi yang secara spesifik d. Otorisasi yang ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan pimpinan Instansi Pemerintah 8. Pencatatan Yang Akurat dan Tepat Waktu a. Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat dengan segera sehingga tetap relevan, bernilai, dan berguna bagi pimpinan Instansi Pemerintah dalam mengendalikan kegiatan dan dalam pengambilan keputusan. b. Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan untuk seluruh siklus transaksi atau kejadian yang mencakup otorisasi, pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi akhir dalam pencatatan ikhtisar.
  • 26. 9. Pembatasan Akses Atas Sumber Daya a.Risiko penggunaan secara tidak sah atau kehilangan dikendalikan dengan membatasi akses ke sumber daya dan pencatatannya hanya kepada pegawai yang berwenang. b.Penetapan pembatasan akses untuk penyimpanan secara periodik direviu dan dipelihara. c.Pimpinan Instansi Pemerintah mempertimbangkan faktor-faktor seperti nilai aset, kemudahan dipindahkan tingkat akses 10. Akuntabilitas Terhadap Sumber a.Pertanggungjawaban atas penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan sumber daya ditugaskan pegawai khusus. b.Penetapan pertanggungjawaban akses untuk penyimpanan sumber daya secara periodik direviu dan dipelihara. c.Pembandingan berkala antara sumber daya dengan pencatatan akuntabilitas. d.Pimpinan Instansi Pemerintah menginformasikan dan mengkomunikasikan tanggung jawab atas akuntabilitas sumber daya dan catatan kepada pegawai.
  • 27. 11. Dokumentasi Atas Sistem Pengendalian Intern a. Adanya dokumentasi tertulis mengenai SPI serta seluruh catatan transaksi dan kejadian penting. b. Dokumentasi tersedia setiap saat pemeriksan c. Dokumentasi mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas tujuan dan fungsi Instansi Pemerintah d. Dokumentasi yang mencakup mencakup dokumentasi mengenai sistem informasi otomatis, pengumpulan dan penanganan data, serta pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. e. Dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting yang lengkap dan akurat sehingga memudahkan penelusuran transaksi dan kejadian penting sejak otorisasi, inisiasi, pemrosesan, hingga penyelesaian. f. Terdapat dokumentasi baik dalam bentuk catatan maupun elektronis. g. Seluruh dokumentasi dikelola dan dipelihara secara baik
  • 28. Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik
  • 30. INFORMASI & KOMUNIKASI 1. Sarana dan Komunikasi a. Buku pedoman kebijakan dan prosedur, b. Surat edaran, c. Memorandum, d. Papan pengumuman, e. Situs internet dan intranet, f. Rekaman video, g. E-mail, h. Arahan lisan, dan i. Tindakan pimpinan yang mendukung implementasi SPI 2. Manajemen Sistem Informasi a. Pimpinan Instansi perlu mempertimbangkan manajemen sistem informasi, b. Mekanisme identifikasi kebutuhan informasi, c. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi, d. Pemantauan mutu informasi, dan e. Kecukupan SDM dan keuangan untuk pengembangan teknologi informasi.
  • 31. Adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti.
  • 33. 1. Pemantauan Berkelanjutan a. Memiliki strategi untuk menyakinkan b. Mendapatkan informasi yang fungsinya pengendalian secara efektif c. Komunikasi dengan pihak eksternal d. Struktur organisasi dan supervisi yang memadai e. Membandingkan data yang tercatat dalam sistem informasi dan keuangan dengan aset fisik. f. Menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal g. Meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern h. Tingkat kepatuhan terhadap kode etik atau peraturan bagi pegawai
  • 34. 2. Evaluasi Terpisah a. Metodologi evaluasi pengendalian intern harus logis dan memadai b. Memiliki sumber daya, kemampuan, dan independensi memadai c. Kelemahan yang ditemukan segera diselesaikan 3. Tindak Lanjut a. Memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya temuan audit atau reviu lainnya dengan segera b. Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya guna memperkuat pengendalian intern c. Menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat
  • 35. SPIP PEMERINTAHPEMERINTAH Tertib Terkendali Efisien Efektif Tertib Terkendali Efisien Efektif Keyakinan Memadai Keyakinan Memadai Paket Undang- Undang Keuangan Negara: 1. UU 17/2003 2. UU 1/2004 3. UU 15/2004 PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PusatPusat DaerahDaerah AkuntabelAkuntabel TransparanTransparan Akuntabilita s Pengelolaan Keuangan Negara PUBLIKPUBLIK • Perencanaan • Pelaksanaan • Pengawasan • • Perencanaan • Pelaksanaan • Pengawasan • Proses Terintegrasi Pertanggungjawaban UU 33/2004 Kegiatan yang Efektif & Efisien Keandalan Pelaporan Keuangan Pengamanan Aset Negara Ketaatan terhadap Peraturan
  • 36. PENGENDALIAN INTERN PENGAWASAN MELEKAT vs SPIP NO URAIAN WASKAT SPIP 1 Definisi Alat Proses 2 Sifat Statis Dinamis 3 Framework 8 Unsur Sisdalmen 5 Unsur 4 Tanggungjawab Pelaksanaan Atasan Langsung Seluruh pegawai dalam organisasi 5 Keberadaan Berdiri Sendiri Terintegrasi 6 Penekanan  Pengawasan Atasan Langsung  Pengawasan Fungsional • Lingkungan Pengendalian • Penilaian Risiko
  • 37. Pengawasan Intern Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 1 angka 3
  • 38. 38 PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 47 ayat (1) Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing. a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara b. Pembinaan penyelenggaraan SPIP (PP 60/2008, Ps. 47 ayat (2)) Dilakukan oleh : APIP (PP 60/2008, Ps. 48 ayat (1))
  • 39. a. BPKP; b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern; c. Inspektorat Propinsi; dan d. Inspektorat Kabupaten/Kota (PP 60/2008, Ps. 49 ayat (1)) a. BPKP; b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern; c. Inspektorat Propinsi; dan d. Inspektorat Kabupaten/Kota (PP 60/2008, Ps. 49 ayat (1)) BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: a.kegiatan yang bersifat lintas sektoral; b.kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan c.kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. (PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2)) BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: a.kegiatan yang bersifat lintas sektoral; b.kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan c.kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. (PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2)) 5 Siapakah APIP?
  • 40. a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP b. Sosialisasi SPIP c. Pendidikan & pelatihan SPIP d. Pembimbingan & konsultansi SPIP e. Peningkatan kompetensi auditor APIP (PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1)) a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP b. Sosialisasi SPIP c. Pendidikan & pelatihan SPIP d. Pembimbingan & konsultansi SPIP e. Peningkatan kompetensi auditor APIP (PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1)) 5 PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SPIP Dilakukan oleh : BPKP (PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1)) Dilakukan oleh : BPKP (PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
  • 41. 41 Kegiatan yang Bersifat Lintas Sektoral : Merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2) huruf a) Pengawasan Intern dilakukan melalui : a. audit; b. reviu; c. evaluasi; d. pemantauan; dan e. kegiatan pengawasan lainnya. (PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2)) Audit terdiri atas : a. Audit Kinerja; dan b. Audit dengan Tujuan Tertentu. (PP 60/2008, Ps. 50 ayat (1))
  • 42. Melalui: 1. Kegiatan yg Efektif & Efisien 2. Keandalan Lap Keu 3. Pengamanan Aset 4. Ketaatan Peraturan FRAMEWORK PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH PASCA PP SPIP 12 3
  • 43. Peran dan Fungsi Pengawasan Intern PP 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah yaitu melakukan pengawasan intern yang mengarah pada counseling partner 1.Bukan hanya mencari daftar kesalahan tetapi menjadi penyedia daftar solusi nyata 2.Bukan lagi pengawasan kantor per kantor tetapi menjadi pengawasan yang bersifat luas dalam program/kegiatan/tujuan. 3.Bukan lagi pemberian rekomendasi parsial dan normatif tetapi usulan konsep policy recomendation yang menyeluruh dan implementatif.
  • 44.
  • 46. Audit adalah : Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a) Audit adalah : Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a) 5 DEFINISI AUDIT VS REVIU Reviu adalah : Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf b) Reviu adalah : Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf b)
  • 47. 5 PERBEDAAN AUDIT DAN REVIU ASPEK AUDIT REVIU Keyakinan Memadai Terbatas Sistem Pengendalian Intern Dasar Menilai Resiko Audit Telaah + Rekomendasi Output Opini Rekomendasi + Dasar Pernyaatan Manajemen Pengguna External Stakeholder Internal Manajemen
  • 48. 1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan. 2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur kepada Badan Pemeriksa Keuangan. 3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum disampaikan bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan. 4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden. 1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan. 2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur kepada Badan Pemeriksa Keuangan. 3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum disampaikan bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan. 4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden. 5 Siapakah yang melakukan Reviu? (PP 60/2008, Ps. 57 ayat (1) s.d. ayat (4))
  • 49. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan standar reviu atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan standar reviu atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh aparat pengawasan intern pemerintah. 5 Standar Reviu atas Laporan Keuangan (PP 60/2008, Ps. 57 ayat (5)) PMK No. 41/PMK.09/2010 tanggal 22 Pebruari 2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga PMK No. 41/PMK.09/2010 tanggal 22 Pebruari 2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
  • 50. 50 Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK oleh auditor Aparat Pengawasan Intern K/L yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan LK telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untukmenghasilkan LKyang berkualitas PENGERTIAN REVIU LK K/L (menurut PMK No. 41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga) Serangkaian kegiatan pemrosesan data untuk menghasilkan LKKL, mulai dari pengumpulan, pencatatan, dan pengikhtisaran data transaksi Serangkaian kegiatan pemrosesan data untuk menghasilkan LKKL, mulai dari pengumpulan, pencatatan, dan pengikhtisaran data transaksi Pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Kementerian Negara/Lembaga (Neraca, LRA, CaLK) Pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Kementerian Negara/Lembaga (Neraca, LRA, CaLK) • Akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi • Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai SAP • Tidak mencakup pengujian atas : SPI, catatan akuntansi, dan dokumen sumber, respon permintaan keterangan • Akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi • Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai SAP • Tidak mencakup pengujian atas : SPI, catatan akuntansi, dan dokumen sumber, respon permintaan keterangan Penyelenggaraan Akuntansi Penyelenggaraan Akuntansi Penyajian LKKLPenyajian LKKL Keyakinan TerbatasKeyakinan Terbatas
  • 51. Definisi Standar Reviu Menjalankan reviu LK K/L Mengevaluasi pelaksanaan reviu LK K/L prasyarat yg diperlukan Standa r Reviu PMK-41 Pasal 1 Jukni s tata cara pelaksanaan PMK-41 Pasal 3 (2) 51 Aparat Pengawasan Intern
  • 52. Tujuan Standar Reviu memberikan prinsip- prinsip dasar yang diperlukan dalam praktik reviu menyediakan kerangka untuk menjalankan dan meningkatkan nilai tambah reviu menetapkan dasar-dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan reviu mendorong peningkatan kualitas LK K/L Kenapa perlu Standar Reviu? PMK-41 Pasal 2 52
  • 53. Definisi Reviu 53 Reviu LK K/L penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK K/L auditor aparat pengawasan intern yg kompeten membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan LK K/L yang berkualitas memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi dan LK K/L telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
  • 54. pelaksanaan reviu Tujuan Reviu Membantu terlaksananya penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK K/L Memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi LK K/L serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai dengan SAP LK berkualitas Pereviu bersama-sama dengan unit akuntansi harus segera melakukan perbaikan dan/atau koreksi secara berjenjang Kelemahan dan/atau kesalahan 54
  • 55. Pengujian: • sistem pengendalian intern • catatan akuntansi & dokumen sumber • respon atas permintaan keterangan AUDIT Ruang Lingkup Reviu • Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK K/L • Penelaahan atas catatan akuntansi dan dokumen sumber yg diperlukan REVIU  Titik berat pada unit akuntansi dan/atau akun yang berpotensi tinggi terhadap permasalahan  Pendekatan berjenjang  Aktivitas: • penelusuran ke catatan & dokumen sumber • permintaan keterangan • analitik 55
  • 56. Sasaran Reviu Menteri/ Pimpina n Lembaga  memperoleh keyakinan bahwa penyelenggaraan akuntansi telah sesuai dengan SAI dan LK K/L disajikan sesuai dengan SAP  dapat menghasilkan LK K/L yang berkualitas 56
  • 57. Waktu Pelaksanaan Reviu R E V I U LK berkualitas LK berkualitas LK berkualitas Pelaksanaan anggaran dan penyusunan LK K/L • Tidak menunggu LK selesai disusun • Cukup waktu dalam membantu menghasilkan LK yg berkualitas 57
  • 58. Keyakinan Terbatas Akurasi Informasi Kehandalan Informasi Keabsahan Informasi Pengakuan Transaksi Sesuai SAP Pengukuran Transaksi sesuai SAP Pelaporan Transaksi sesuai SAP Keyakinan Terbatas harso@2010 58
  • 59. Pendampingan selama pemeriksaan BPK Tahapan Reviu perencanaan pelaksanaan pelaporan • penentuan obyek, proses dan akun yang akan direviu • pemilihan langkah- langkah reviu • penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan LK K/L pada unit reviu • penyusunan KKR • penyusunan : Catatan Hasil Reviu Ikhtisar Hasil Reviu Laporan Hasil Reviu 59 membantu efektivitas pelaksanaan pemeriksaan LK K/L oleh BPK
  • 60. Aktivitas Pendampingan • Menjelaskan kepada BPK mengenai hasil reviu atas LK K/L agar dapat digunakan oleh BPK; • Mendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan BPK; • Mengantisipasi permasalahan/kendala yang dihadapi oleh unit akuntansi pada saat pelaksanaan pemeriksaan LK K/L oleh BPK; • Membantu penyamaan persepsi unit akuntansi terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK; • Mendampingi unit akuntansi dalam pertemuan akhir dengan BPK untuk membahas hasil pemeriksaan atas LK K/L; dan • Mendorong unit akuntansi untuk segera memperbaiki LK K/L berdasarkan hasil pemeriksaan BPK harso@2010 60 LAPORAN MANAJERIAL
  • 61. Peran APIP Itjen Kemenkeu 61 Rekomendasi Panja Perumus Kesimpulan DPR terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN T.A. 2009 : Agar Pemerintah mengoptimalkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melakukan reviu atas LKPP dan LK K/L Itjen Kemenkeu telah melakukan : 1.Reviu terhadap LK BA 015 dan LK BA BUN, serta LK BUN 2.Penyusunan dan penyiapan Standar Reviu LK K/L 3.Pendampingan selama pemeriksaan BPK 4.Tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK 5.Pembinaan dan pemberian konsultasi dan motivasi untuk mendorong peningkatan kinerja serta komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas.
  • 62. With You, We Build Public Trust sekiansekianerima Kasih ... INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN