3. 1. Zakat
Sebagai salah satu rukun Islam, zakat berarti tumbuh dan
bertambah, juga bisa berarti berkah, bersih suci, subur dan
berkembang maju. Kewajiban menunaikan zakat bagi seorang
muslim telah sejak awal bersamaan dengan Islam diperkenalkan
kepada manusia. Seperti yang telah terdokumentasi pada surat
An-Nur 24:56;
Artinya: “Dan dirikanlah sho;at dan tunaikanlah zakat dan taatlah
kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat.
4. Syarat umum bagi orang yang berzakat yaitu Islam, merdeka,
milik sepenuhnya, cukup haul (genap setahun) dan cukup nisab.
Hikmah dari berzakat itu sendiri sangatlah banyak misalnya:
membantu, mengurangi dan mengangkat kaum fakir miskin
dari kesulitan hidup dan penderitaan mereka
membina dan merentangkan tali solidaritas (persaudaraan)
sesama umat manusia
menghindarkan penumpukan kekayaan perseorangan yang
dikumpulkan di atas penderitaan orang lain
mampu meminimalisir kesenjangan antara yang kaya dan yang
miskin
mendorong untuk bekerja keras mendapatkan harta, sebab
hanya mereka yang memiliki harta yang bisa mengeluarkan
zakat.
5. Jenis-jenis zakat yaitu:
Zakat Maal (Harta)
Zakat Uang Simpanan
Zakat Emas dan Perak
Zakat Pendapatan atau Profesi
Zakat Saham dan Obligasi
Zakat An’am (Binatang Ternak)
Zakat Fitrah.
6. 2. Shodaqoh
Dalam kosakata bahasa Arab secara etimologi shodaqoh berasal dari
kata shidq yang berarti benar. Sedangkan dalam terminologi lain
shodaqoh berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim
kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh
waktu dan jumlah tertentu. Shodaqah hukum sunnah. Ayat yang
menganjurkan kaum Muslim untuk senantiasa bershodaqoh,
diantaranya dalam QS. An-Nisaa (4):114 dan QS. Al-Baqarah (2):261;
Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat ma´ruf, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar”.
7. Artinya: : ”Perumpamaan orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap
tangkai:tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Shodaqoh sangat bermacam-macam jenisnya tidak selalu berupa materil
atau harta. Memberi senyuman, mengucap zikir, menjenguk orang sakit
juga termasuk dari shodaqoh. Syarat dalam bershadaqoh yaitu harta milik
sendiri dan halal, diberikan kepada yang berhak, kebutuhan pribadi
terpenuhi, mengucapkan ijab dan qabul, serta ikhlas. Hikmah yang
didapatkan dari bershodaqoh ialah mendapatkan pahala yang berlipat
ganda, sebagai perisai dari neraka, penghapus kesalahan, sebagai
penolak berbagai macam bencana dan musibah, sebagai obat bagi
berbagai macam penyakit baik jasmani maupun rohani, serta masih
banyak lagi manfaat dari shodaqah lainnya.
8. 3. Infaq
Infaq berasal dari kata infaqa, yanfiqu, infaq yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk
kepentingan sesuatu. Secara terminologi kemudian infaq diartikan dengan
mengeluarkan sebagian harta untuk sebuah kepentingan yang diperintahkan ajaran
Islam.
Perintah seorang muslim untuk berinfaq tercermin dalam QS. Al-Baqarah (2):195
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”
infaq dapat dikeluarkan setiap muslim dalam situasi apapun. Infaq juga boleh diberikan
kepada siapapun kecuali pada pihak-pihak yang dimungkinkan untuk dibelanjakan dalam
kemaksiatan.
9. 4. Kafarat
Kafarat berasal dari kata kafara (menutupi sesuatu). Artinya adalah
denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu perbuatan
dosa.
Perbuatan dosa yang dikenakan Kafarat:
melanggar sumpah
melakukan jimak (hubungan suami istri) di siang hari pada
bulan Ramadhan
men-zihar istri (seorang suami menyatakan bahwa punggung
istrinya sama dengan punggung ibunya)
mempergauli istri ketika sedang melaksanakan ihram di
Makkah
10. 5. Dam
Dam menurut bahasa artinya adalah mengalirkan darah dengan menyembelih
binatang qurban yang dilakukan di tanah suci pada saat melakukan ibadah haji.
DalamAl-Qur’an di sebut Al-Hajju
Dam ialah denda yang dikenakan kepada jemaah haji yang:
melakukan haji secara Tamattu ( mendahulukan umrah daripada haji) atau
Qiran (melakukan haji dan umrah secara bersamaan)
meninggalkan salah satu wajib haji
melakukan perkara-perkara yang dilarang ketika ihram.
Dam dilakukan bukan untuk membuat sesuatu yang rusak (batal)
menjadi sah atau yang kurang menjadi lengkap. Namun sebagai
salah satu bentuk penghapusan atau kifarat atas pelanggaran dalam
pelaksanaan ibadah.
11. Bentuk-bentuk Dam
Dam Tertib dan Ta’dil
Dilakukan karena
persetubuhan yang merusak
haji. Dendanya dengan
menyembelih seekor unta, atau
lembu, atau 7 ekor kambing,
atau jika tidak mampu
membeli makanan yang sama
nilai dengan seekor unta lalu
diseddekahkan kepada fakir
miskin, namun jika tetap tidak
mampu berpuasalah sebanyak
bilangan cupak makanan yang
dapat dibeli dengan nilai
seekor unta.
Dam Tertib dan Taqdir
Dilakukan karena kesalahannya
yaitu Ihram Tamattuk, Ihram
Qiran, tertinggal salah satu wajib
haji, meninggalkan tawaf wada
kecuali bagi wanita yang uzur
karena haid dan nifas, melanggar
nazar. Dam ini tidak boleh
diganti atau dipilih dengan yang
lain kecuali tidak berdaya
melakukannya.
12. Dam Takhyir dan Ta’dil
Dilakukan karena memburu
binatang buruan, menebang,
memotong dan mencabut pokok
di Tanah Haram. Denda boleh
dipilih dengan menyembelih
seekor binatang bandingan, atau
membeli makanan yang sama
nilainya dengan binatang
bandingan, dan berpuasa
sebanyak bilangan cupak
makanan yang dapat dibeli
dengan nilai binatang
bandingan.
Dam Takhyir dan Taqdir
Kesalahannya antara lain
melakukan yang dilarang ketika
ihram, melakukan persetubuhan
selepas tahallul awal namun
belum selesai tahallul akhir, dan
melakukan persetubuhan selepas
persetubuhan yang merusak
haji. Dendanya dengan
menyembelih seekor kambing,
atau bersedeqah kepada 6 orang
fakir miskin sebanyak 2 cupak
setiap orang dan berpuasa 3
hari.
13. 6. Hdiah
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
memuliakan atau memberikan penghargaan
Dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2):177;
...وَآتَى الْمَالََ عَلَ ىَ حُب هَِّ ذَوِّي الْقُرْبَ ىَ وَالْيَتَامَ ىَ وَالَْمَ اََ يِِّ وََََابْ اَََل بََِّّيلَِّ وَال اََّئِّلَِّيَََ
Artinya: “...memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta...”
Hukum hadiah adalah mubah (boleh), sepanjang tidak ada larangan syar’i,
seperti memberikan hadiah dengan alasan menyambung silaturahmi, kasih
sayang, rasa cinta dan sebagainya. Terkadang hadiah bisa menjadi haram atau
termasuk dalam kategori sogok menyogok dan yang sehukum dengannya
14. Syarat dan rukun hadiah sendiri sebenarnya sama dengan rukun hibah dan
shadaqah,yaitu:
Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan yang
berhak mentasyarrufkan
Orang yang diberi, syaratnya orang yang berhak memiliki
Ijab dan qabul
Barang yang diberikan, syaratnya barangnya dapat dijual.
Hikmah Hadiah:
Sebagai pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT yang diwujudkan
dengan memberi sebagian harta kepada orang lain
Dapat menciptakan rasa kasih sayang, kekeluargaan dan persaudaraan yang
lebih intim antara pemberi dan penerima.
15. 7. Hibah
Menurut bahasa hibah artinya pemberian. Sedangkan menurut istilah hibah ialah
pemberian sesuatu kepada seseorang secara cuma-Cuma tanpa mengharapkan apa-apa.
Hukum hibah adalah mubah (boleh).
Hibah dianggap syah apabila pemberian itu sudah mengalami proses serah
terima. Jika barang yang dihibahkan itu telah diterima maka yang
menghibahkan tidak boleh meminta kembali kecuali orang yang memberi itu
orang tuanya sendiri (ayah/ibu) kepada anaknya.
Rukun hibah ada empat, yaitu:
1. Wahib (pemberi hibah)
2. Mauhub Lahu (pemanerima hibah)
3. Barang yang dihibahkan
4. Penyerahan.
16. Didasari oleh dalil QS. Al-Baqarah (2):177:
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat,
dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
17. 8. Fidyah
Ada beberapa pendapat ulama tentang kadar dan jenis fidyah:
Pendapat pertama, fidyah tersebut adalah sebanyak 1 mud dari
makanan untuk setiap harinya, jenisnya sama dengan makanan
pada zakat fitri.
Kedua, fidyah tersebut sebagaimana bisa dia makan setiap harinya.
Ketiga, fidyah dapat dipilih dari makanan yang ada.
Inti pembayaran fidyah adalah mengganti satu hari puasa
yang ditinggalkan dengan memberi makan satu orang miskin
Orang yang meninggalkan puasa dalam keadaan tertentu selain harus
membayar fidyah juga harus mengqadha puasa, namun adapula yang hanya
diharuskan membayar fidyah saja.
18. Pihak yang masuk kategori membayar fidyah dan qadha yaitu:
perempuan yang hamil dan menyusui apabila mengkhawatirkan kesehatan
anaknya
orang yang terlambat mengqadha puasa sampai datang bulan Ramadhan
berikutnya dengan tanpa udzur.
Sementara orang yang termasuk dalam kategori hanya membayar fidyah saja
yaitu:
seseorang yang kondisi fisknya memang tidak memungkinkan lagi berpuasa
orang sakit yang tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya.
Dalam membayar fidyah memiliki tata cara, yaitu:
Fidyah boleh dibayarkan dicicil beberapa hari sekaligus
Fidyah boleh juga dibayarkan sekaligus selama satu bulan
Membayar fidyah harus dalam bentuk makanan
Membayar fidyah harus sudah terlewatinya hari yang ia tidak berpuasa.
Fidyah boleh dibayarkan setiap hari selama bulan Ramadhan. Waktunya
adalah ketika berbuka pada hari yang bersangkutan.
19. 9. Waqaf
Dari segi bahasa waqaf berarti menahan. Sedangkan menurut istilah syar’i, ialah
menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan
dan kemajuan Islam. Waqaf termasuk salah satu diantara pemberian, akan tetapi hanya
boleh diambil manfaatnya, dan bendanya harus tetap utuh.
Keutamaan waqaf yaitu untuk kepentingan umum. Hukum waqaf sama
dengan amal jariyah yaitu sunnah. Harta yang diwaqafkan tidak boleh
dijual, dihibahkan atau diwariskan. Penyerahan waqaf secara tertulis di
atas materai atau dengan akta notaris adalah cara yang terbaik
pengaturan waqaf. Dengan cara demikian, kemungkinan penyimpangan
dan penyelewengan dari tujuan waqaf semula mudah dikontrol dan
diselesaikan.
Hikmah dari berwaqaf ialah:
Melaksanakan perintah Allah SWT untuk selalu berbuat baik
Memanfaatkan harta atau barang tempo yang tidak terbatas
Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.