7. Berlangsung sejak tahun 300 SM di Indonesia
membuat alat-alat
dari logam
mengenal teknik melebur logam
cetakan batu (bivalve )
cetakan tanah liat dan lilin (a cire perdue)
8. cetakan batu (bivalve)
menggunakan dua cetakan dengan bentuk sesuai
benda yang diinginkan yang dapat ditangkupkan
Cetakan diberi lubang pada bagian atasnya dan
dari lubang kemudian dituangkan cairan logam
Setelah dingin, cetakan dapat dibuka
9. cetakan lilin (a cire perdue)
Teknik cetakan lilin menggunakan bentuk bendanya yang
terlebih dahulu dibuat dari lilin yang berisi tanah liat sebagai
intinya. Bentuk lilin dihias menurut keperluan dengan
berbagai pola hias. Bentuk lilin yang sudah lengkap
kemudian dibungkus dengan tanah liat. Pada bagian atas
dan bawah diberi lubang. Dari lubang bagian atas
kemudian dituangkan cairan perunggu dan dari lubang di
bawah mengalir lelehan lilin. Bila cairan perunggu yang
dituang sudah dingin, cetakan dipecah untuk mengambil
bendanya yang sudah jadi. Cetakan seperti ini hanya
dapat digunakan sekali saja.
10.
11. Manusia dapat mencampur tembaga dengan timah
perbandingan 3 : 10
Kebudayaan
Dongson -
Tonkin Cina
(pusat
kebudayaan)
12. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik
peleburan tembaga & perunggu
Melebur besi membutuhkan suhu ±3500 °C.
13. Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari
perunggu.
Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam
jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat
perunggu.
Zaman logam di Indonesia dimulai oleh zaman perunggu.
KETERANGAN
15. ZAMAN PERUNGGU
Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang
digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di
Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat
perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali,
Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
16. Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang
(Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
17. Sejenis kapak dengan bentuk yang indah dan salah satu sisinya panjang
ditemukan diYogyakarta.
Digunakan sebagai alat upacara keagamaan, tanda kebesaran, dan barang seni
Panjangnya bisa mencapai 1 meter.
18. a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor
(Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
ZAMAN BESI
20. Kepadatan penduduk bertambah, pertanian dan peternakan
semakin maju, mereka memiliki pengalaman dalam bertani dan
berternak mereka mengenal cara bercocok tanam yang sederhana.
KEHIDUPAN SOSIAL
Mereka memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim,
mereka mulai dapat memperkirakan peristiwa alam dan
memperhitungkan musim tanam dan musim panen
KEMAJUAN DARI ZAMAN SEBELUMNYA1
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN2
21. KEHIDUPAN SOSIAL
TERAMPIL3
Dalam masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan
golongan yang terampil untuk melakukan perkerjaan seperti
pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun benda logam. Pertanian
tetap menjadi usaha utama masyarakat;
22. KEHIDUPAN SOSIAL
FAKTOR EKONOMI5
KEDISIPLINAN4
Pembagian kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya
bekerja di rumah tetapi juga berdagang di pasar.
Kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada
pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang dimiliki
masing-masing individu;
23. Bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan menunjukkan
keterampilan masyarakat perundagian yang tinggi
SENI DAN KETERAMPILAN1
KECERDASAN2
Masyarakatnya sudah mengenal teknologi
peleburan dan pencampuran logam
24. Peranan alat-alat dari gerabah tidak dapat digantikan dengan mudah oleh alat-
alat dari dari logam.
KENTALNYA BUDAYA3