1. Zaman Batu Baru
(Neolithikum)
Arinda Nur Ariva (07)
Dewi Sri Fitriani (10)
Mutiara Citra Wordstary (21)
Nurul Khotimah (24)
Selly Larasati (35)
Kelompok 6
2. Daftar Isi
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
3. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Zaman Batu Baru
Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda jauh lebih
maju apabila dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya.
Masa neolithicim disebut masa-masa revolusi dalam kebudayaan
batu karena pada masa ini telah terjadi perubahan bentuk hasil
budaya batu yng sangat indah. Alat-alat terbuat dari batu telah di
asah dan dibentuk dengan indahnya. Kehidupan food gathering
telah berubah menjadi food producing. Kehidupan mengembara
telah mereka tiggalkan dan mulai menetap dan bertempat tinggal
dengan kepandaian membuat rumah, kepandaian bercocok
tanam dan beternak. Mereka telah hidup berkumpul yang berarti
telah mengenal gotong royong, bermasyarakat, dan mengenal
pembagian kerja. Mereka juga telah mengembangkan kerajinan
tangan seperti menenun, membatik, membuat periuk dan
sebagainya. Sehingga zaman neolithicum manusia telah
mengenalkan jati dirinyasebagai manusia seperti sekarang ini.
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
4. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Hasil budaya manusia purba di bedakan menjadi 2 yaitu
kapak persegi dan kapak lonjong. Namun akibat dari
sistem menetap selama beberapa waktu hal ini
menimbulkan masalah baru dalam kehidupan mereka.
Masalah tersebut adalah sampah dan kotoran yang
kemudian menyebabkan masalah baru yaitu pencemaran
lingkungan dan mulai munculnya penyakit yang
menyerang manusia.
Adanya pembudidayaan tumbuh-tumbuhan terbukti
lewat analisis berbagai sisa tumbuhan yang ditemukan di
banyak situs sejarah. Melalui analisis tersebut, diketahui
bahwa para pembudidaya agaknya lebih memilih biji
tumbuhan yang sedikit atau sama sekali tidak bersekam.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
5. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Yang memberikan nama kapak persegi adalah Von Heine Geldern
yang didasarkan atas penampang alang dari alat-alatnya yang
bentuknya persegi panjang atau trapezium. Menurut beberapa
sumber, tempat pembuatan kapak persegi di temukan di lereng
selatan Gunung Ijen, Ngawi, Jawa Timur. Sebutan kapak persegi
tidak hanya untuk kapak saja melainkan benda lainnya yang
bentuknya persegi seperti beliung, tatah (untuk mengerjakan
kayu). Kapak persegi banyak ditemukan di daerah Sumatera,
Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia dan Hindia Barat. Di Indonesia
bagian timur ditemukan di daerah Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku. Karena lebih banyak ditemukan dikawasan barat, dapat
disimpulkan bahwa kapak persegi berasal dari Asia masuk
Indonesia lewat jalan barat.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
6. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Bahan untuk membuat kapak persegi kebanyakan
dari batu api dan sebagian antara lain chalsedon.
Pembuatan kapak persegi kelihatannya dipusatkan
dipabrik lalu diperjualbelikan ke daerah lain. Hal ini
terbukti daerah yang tidak menghasilkan batu kali
ternyata ada ditemukan kapak persegi.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
7. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Disebut kapak lonjong karena didasarkan atas
penampang alangnya yang bentuknya lonjong.
Kebudayaan kapak lonjong disebut neolithicum Papua
karena temuannya kebanyakan di daerah Papua. Kapak
lonjong mempunyai berbagai macam ukuran yang besar
biasanya dinamakan “walzenbeill” dan yang kecil
dinamakan “Kleinbeil” . Kleinbeil biasanya digunakan
sebagai benda wasiat.
Di satu sisi, kapak lonjong digunakan sebagai alat
perkakas, tetapi ada yang digunakan sebagai alat upacara
saja. Daerah pusat temuan kapak lonjong di negeri kita
ada di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa
dan Serawak. Daerah-daerah temuan tersebut
memberikan indikasi kepada kita bahwa kapak lonjong
masuk Indonesia melalui jalan Timur yaitu daratan
Jepang, Formosa, Filippina, Minahasa, terus ke Timur.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
8. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Gerabah pada zaman batu muda memegang
peranan penting sebagai wadah atau tempat.
Gerabah ada yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari dalam rumah tangga, untuk keperluan
upacara, dan ada pula gerabah yang dibuat indah,
baik bentuk maupun hiasannya. Gerabah ini
banyak ditemukan dilapisan teratas bukit-bukit
kerang di Sumatra dan di bukit-bukit pasir pantai
selatan Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng Lembu
(Banyuwangi), Tangerang, Minanga Sipakka
(Sulawesi). Di Meloto (Sumbawa) banyak
ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang
manusia.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
9. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Kebudayaan Megalithikum sebenarnya tidak termasuk ke
dalam rangkaian zaman batu, yang dimulai dari zaman
batu tua sampai dengan zaman batu muda. Kebudayaan
Megalithikum adalah suatu zaman dimana
berkembangnya kebudayaan yang terbuat dari batu-batu
besar. Ada yang menjelaskan bahwa kebudayaan
Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya
menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang
terbuat dari batu-batu besar dan massif. Kebudayaan
Megalithikum sendiri muncul pada zaman neolithikum
dan berkembang pesat pada zaman logam. Kebudayaan
Megalithikum sangat erat keterkaitannya dengan
kepercayaan atau keyakinan ataupun praktek-praktek
ritual pada masanya.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
10. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Sebenarnya perkembangan zaman megalithikum
terdapat diseluruh nusantara, akan tetapi sebagai
peninggalan prasejarah yang telah diselidiki betul-
betul ada di daerah Sumatra dan Jawa. Di dataran
tinggi Pasemah-Sumatra terdapat sekumpulan
arca, menhir, dolmen dan hasil kebudayaan
megantara megalithikum lainnya. Penyelidikan
dilakukan oleh Dr. Van den Hoop dan Von Heine
Geldern.
Penemuan bangunan Megalithikum tersebar
hampir di seluruh Kepulauan Nusantara. Bahkan
sampai sekarang pun masih ditemukan tradisi
Megalithikum seperti di Pulau Nias, Sumba, Flores,
dan Toraja.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
11. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji.
Dolmen juga disebut dengan “Meja China”. Ada
dolmen yang berkakikan menhir seperti di
Pasemah. Ada pula dolmen yang digunakan
sebagai kubur batu seperti yang ditemukan di
Bondowoso dan Merawan, Jember, Jawa Timur.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
12. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat
dari batu tunggal dan mempunyai beberapa
fungsi, antara lain ; tanda peringatan untuk
memuja nenek moyang dan lambang kesuburan,
tempat memperingati seorang kepala suku yang
telah meninggal, dan di yakini sebagai tempat
untuk menampung kedatangan roh nenek
moyang. Di Indonesia, menhir banyak dijumpai di
daerah Pasemah, Sumatra Selatan.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
13. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Punden berundak adalah bangunan pemujaan
terhadap nenek moyang yang bentuknya
bertingkat-tingkat (berundak-undak). Tempat
pemujaan ini banyak ditemukan di Cisolok,
Sukabumi, Jawa Barat.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
14. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Kubur batu ada juga yang menyebut kubur peti
batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam
tanah yang terbentuk yang berbentuk persegi
panjang dan sisi-sisinya dibuat dari lempengan-
lempengan batu atau batu pipih. Kubur batu
banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Nusa
Tenggara.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
15. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Sarkofagus adalah keranda atau peti jenazah yang
terbuat dari batu tunggal dan berbentuk seperti
palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup. Di
dalamnya kadang ditemukan bekal kubur seperti
periuk-periuk, beliung persegi, perhiasan dari
perunggu dan besi. Sarkofagus pada umumnya
berukuran kecil (80-140 cm) ada pula yang
berukuran besar sampai 2 m. Sarkofagus banyak
ditemukan di daerah Bali dan Sumbawa Barat.
Sampai dengan hari ini masih ada yang
beranggapan bahwa Sarkofagus sebagai tempat
yang keramat.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
16. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk
seperti kubus dan ditutup dengan batu lain yang
berbentuk atap rumah. Waruga banyak ditemukan
di daerah Minahasa.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
17. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Arca-arca ini digunakan untuk menggambarkan nenek moyang
dan hewan yang dikenal pada masa lalu biasanya arca-arca ini
menjadi pujaan. Jenis hewan yang biasa dijadikan arca antara lain
; gajah, kerbau, harimau, monyet. Arca-arca megalithik banyak
ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Bahan batu untuk membuat arca dipilih menurut bentuk-
bentuk patung yang akan dipahat, kemudian bentuk patung yang
akan dipahat disesuaikan dengan bentuk asli batunya. Sebagian
besar patung yang menggambarkan manusia berbentuk orang
laki-laki dan kepalanya memakai tutup kepala yang menyerupai
topi baja, matanya bulat, menonjol dengan dahi yang menjorok,
seperti tampang orang negroid, memakai hiasan gelang pada
tangan dan kalung, kerta membawa pedang pendek yang tampak
menyerupai golok lurus atau belati runcing dan tergantung pada
pinggangnya. Bagian kaki tertutup oleh pembalut kaki.
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
18. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
Bangunan-bangunan Megalithikum tersebut sering
kali ditemukan bersama dengan alat-alat dari
zaman Neolithikum dan paling banyak ditemukan
bersama-sama alat-alat dari zaman logam, Von
Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan
Megalithikum menjadi dua gelombang, yaitu ;
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM
19. Zaman Batu Baru (Neolithikum)
• Megalithikum Tua, yang menghasilkan menhir,
punden berundakdan arca-arca statis, menyebar
ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2000-1500
SM) dibawa oleh pendukung kebudayaan Kapak
Persegi (Proto Melayu)
• Megalithikum Muda, yang menghasilkan kubur
peti batu, dolmen, waruga, sarkofagus dan arca-
arca menyebar ke Nusantara pada zaman
perunggu (1000-500 SM) dibawa oleh pendukung
Dongsong (Deutero Melayu)
Zaman Batu Baru
Kapak Persegi
Kapak Lonjong
Gerabah
Kebudayaan
Megalithikum
D M PB KB
S W AM