Jalur Rempah merupakan jaringan perdagangan rempah-rempah tertua di dunia yang menghubungkan Nusantara dengan berbagai belahan dunia sejak 4500 tahun lalu. Jalur ini membawa rempah-rempah seperti pala, cengkih, dan lada dari Nusantara ke India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa. Bukti arkeologis dan tertulis menunjukkan kontak dagang antara Nusantara dengan berbagai peradaban kuno se
1. JALUR REMPAH DI INDONESIA PADA
MASA PRAAKSARA
Jeki Sepriady, S.Pd.
SEJARAH
2. • Nenek moyang bangsa Indonesia sejak 4.500
tahun yang lalu meninggalkan warisan tak
ternilai, yaitu Jalur Rempah.
• Nusantara sendiri menjadi titik nol dari semua
tata niaga rempah dunia, mulai dari pala,
cengkih, dan cendana di bagian Timur
Nusantara hingga lada, merica, kemenyan, dan
kapur barus di belahan Barat Nusantara.
• Selain itu, karena rempah-rempah Nusantara,
dunia mengalami kemajuan teknologi pelayaran
dan maritime dunia, yang melahirkan era
penjelajahan samudera.
• Lebih daripada itu, di setiap simpul Jalur
Rempah terjadi perjumpaan lintas suku bangsa
yang menghasilkan pertukaran budaya, agama,
politik, ekonomi, dan kesenian.
• Dengan demikian, Jalur Rempah ikut mengubah
peradaban dunia.
Jeki Sepriady, S.Pd. 2
Sejarah
4. GAMBARAN UMUM TENTANG JALUR
REMPAH
Jalur Rempah
• Jalur Rempah (Spice Route) adalah jaringan niaga rempah-
rempah yang menghubungkan antara belahan Barat dan
Timur dunia.
• Rutenya dimulai dari wilayah Timur Nusantara, melintasi
ujung Barat Sumatra, India, Sri Lanka, Mesir, Afrika Timur,
Afrika Selatan, Madagaskar, kemudian daratan Timur Tengah
(Asia Barat), Mediterania, hingga Eropa.
• Perjalanan melewati jalur ini menempuh jarrah lebih dari
15.000 kilometer.
• Sebagaimana Namanya, rempah utama yang diperdagangkan
meliputi lada, merica, kayu manis, pala, dan cengkih.
Sejarah Awal
4
• Jalur Rempah merupakan jaringan niaga tertua dalam
peradaban manusia, warisan nenek moyang kita sejak 4.500
tahun yang lalu.
• Jalur ini dibangun jauh sebelum Dinasti Han (Tiongkok)
merintis Jalur Sutra (abad ke-3 SM) melalui daratan di Asia
Tengah hingga Eropa.
• Masa Praaksara, wilayah yang dilintasi Jalur Rempah
membentang sampai Sri Lanka, India, Afrika, dan Madagaskar.
• Nenek moyang kita juga membawa rempah ke Asia Tenggara,
termasuk ke Campa (Vietnam dan Kamboja sekarang)
dibuktikan dengan penemuan logam dari Dong Son (Vietnam)
di Indonesia.
Jeki Sepriady, S.Pd.
Sejarah
5. GAMBARAN UMUM TENTANG JALUR
REMPAH
Sejarah Awal
5
• Rempah Nusantara sudah masuk ke pasar Tiongkok sejak abad ke-
2 SM (131 SM), seabad sebelum terbentuknya Jalur Sutra.
• Dari Tiongkok, rempah melewati Asia Tengah, terus ke
Mediterania, lalu ke Eropa.
• Komoditas utama yang diperdagangkan di Jalur Sutra adalah
rempah (juga kemenyan) Nusantara, bukan sutra.
• Sutra sendiri lebih banyak dipakai sebagai alat tukar berbagai
komoditas, termasuk rempah.
• Jadi, ramainya Jalur Sutra sejak abad ke-3 SM Sebagian besar
dipengaruhi lalu lintas perdagangan rempah.
• Itulah sebabnya, menurut sejarawan A.G. Frank (1998), Jalur
Sutra tidak lain adalah Jalur Rempah.
Jeki Sepriady, S.Pd.
Sejarah
7. • Kemampuan berlayar nenek moyang
Indonesia sejak 4.500-5.000 tahun yang
lalu ditunjukkan melalui gambar perahu
layer dan manusia dengan senjata terselip
di pinggang di situs Liang Kacamata
(Kalimantan Selatan).
• Lukisan perahu serta lukisan penari dan
gendang logam di batu di situs Here Sorot
Entapa di Kisar, Maluku. Di situs tersebut
juga ditemukan gendang Dong Son
(Vietnam) era ± 2.500 tahun yang lalu.
• Penemuan ini menunjukkan, pada era
tersebut (zaman Logam), nenek moyang
kita telah berlayar hingga ke Vietnam,
membarter pala dan cengkih dengan
gendang dan kebutuhan pokok.
Jeki Sepriady, S.Pd. 7
Sejarah
Bukti Arkeologis
8. Bukti Arkeologis
• Di galeri Mesir, terdapat lukisan yang
menggambarkan ekspedisi kapal besar yang
diprakarsai Ratu Hatshepsut (berkuasa
1503-1482 SM). Di bawah lukisannya,
tertera huruf Hieroglif yang menjelaskan
kapal itu membawa pulang berbagai jenis
tanaman dan bahan wewangian untuk
pemujaan.
• Di Terqa, sebuah situs kuno di Mesopotamia
(sekarang Suriah), ditemukan jambangan
berisi cengkih di gudang dapur rumah
sederhana tahun 1721 SM.
• Selain itu, di dalam lubang hidung Ramses II
(1224 SM) ditemukan lada hitam sebagai
bahan pengawetan mumi. Rempah-rempah
itu diyakini dibawa oleh para pelaut-pelaut
Nusantara.
Jeki Sepriady, S.Pd.
Sejarah
• Sementara itu, manik-manik kaca,
karnelian, dan gerabah dari Arikamedu
(India Selatan) banyak ditemukan di Situs
Karangagung (Sumatera Selatan), situs
Buni dan Patenggeng (Jawa Barat), dan
situs Sembiran (Bali).
• Benda-benda tersebut diperkirakan
berasal dari tahun 600 SM-200 M.
• Di situs Seririt, Buleleng, Bali, ditemukan
cermin perunggu (sebagai bekal kubur)
dari zaman Dinasti Han/Tiongkok (tahun
8-23 M).
• Kemungkinan besar, benda-benda
tersebut ditukar dengan rempah-rempah.
8
9. • Sumber tertulis India dari abad ke-3 SM berulang
kali menyebut “Jawa” sebagai asal rempah-rempah.
Kitab Petunjuk Pelaut ke Lautan Erythrea (nama kuno
Yunani untuk Samudera Hindia) menyebut kapal
rempah-rempah dari arah Timur.
• Meskipun demikian, sampai permulaan abad Masehi,
India berfokus pada perdagangan emas. Dalam
perkembangannya terjadi kekacauan terhadap
perdagangan emas dengan Romawi, sehingga India
mencari sumber emas dan mitra niaga yang baru.
• Dan India melirik Nusantara sebagai mitra baru
tersebut untuk perdagangan emas.
• Dalam perjalanan waktu, India menyadari emas yang
dimaksud dalam kitab-kitabnya itu adalah rempah.
• Kitab Ramayana (tahun 200 M) juga menyebutkan
sumber kayu garahu dan cendana berada di daerah
Timur Nusantara.
• Sejak saat itu dimulai perdaganan rempah antara
India dan Nusantara.
• Dari India, rempah-rempah dijual kembali ke wilayah
Romawi dan rempah Nusantara membanjiri wilayah
tersebut..
Jeki Sepriady, S.Pd. 9
Sejarah
Bukti Tertulis
10. Bukti Tertulis
• Penulis berkebangsaan Romawi bernama
Gaius Plinius Secundus alias Pliny the Elder
(23/24-79 M) dalam cacatan
perjalanannya menyebutkan tentang para
pelaut pemberani dari Timur yang datang
membawa kayu manis dengan menggunakan
perahu sederhana.
• Membanjirnya rempah Nusantara di Romawi
diperjelas melalui peta “Guide to
Geography” (abad ke-1 M) yang dibuat
astronom Alexandria (Mesir), Claudius
Ptolomaeus. Dalam peta tersebut, tertulis
nama sebuah kota Bernama Barus.
• Tempat ini merupakan kota pelabuhan kuno
sumber kapur barus, komoditas yang diburu
pelaut Yunani-Romawi, Mesir, Arab,
Tiongkok, dan Hindustan pada masa itu.
Jeki Sepriady, S.Pd.
Sejarah
• Kontak dagang dengan India semakin
intens saat memasuki abad ke-5 M.
• Informasi dalam kitab Raghuvamsa yang
ditulis Kalidasa sekitar tahun 400 M
menyebutkan sumber berupa lavanga
(cengkih) di wilayah Dvipantara
(Nusantara).
• Kemungkinan besar, sekitar masa
tersebut, kapal-kapal pelaut India sudah
sering lalu-lalang ke dan dari Nusantara
untuk mendapatkan rempah-rempah.
10
11. Bukti Tertulis
• Hingga abad ke-1 M, Tiongkok masih
berfokus pada perdagangan melalui darat
dengan Timur Tengah (Asia Barat).
Perdagangan jalur darat dengan Asia
Tenggara memang sudah dibuka melalui
Funan, tapi itu dilakukan sejauh terkait
dengan Asia Barat.
• Kontak dagang dengan Nusantara baru
dimulai sejak abad ke-2 M. Berita
Tiongkok menyebutkan utusan Raja Bian
dari Kerajaan Jawa berkunjung ke
Tiongkok (131 M).
• Berita dari Dinasti Han (abad ke-3 M)
menyebutkan tentang kewajiban bagi para
pejabat tinggi yang hendak menghadap
kaisar untuk mengulum cengkih.
Jeki Sepriady, S.Pd.
Sejarah
• Adanya kontak dengan Tiongkok juga
dibuktikan dengan catatan perjalanan ke
Jawa melalui laut dari dua pendeta
Buddha, yaitu Fa Hsien (413 M) dan
Gunavarwan (antara 424-453 M).
• Dalam berita Tiongkok lainnya, disebutkan
tentang kunjungan dari utusan dari Ho-
lo-tan, sebuah negeri di She-po (Jawa)
pada 430 M.
• Sejak saat itu, Tiongkok mendapat
pasokan rempah Nusantara secara
berkala, meski dalam jumlah terbatas.
11