1. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat kita banyak yang latah dengan penyakit ini.
Terkadang tanpa hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnosa dokter serta
hanya didasarkan pada keluhan dan rasa nyeri yang muncul di sendi saja
sering kali sudah mengklaim diri terkena penyakit asam urat.
Pada jaman dahulu, gout diketahui hanya diderita oleh kaum pria usia
menengah keatas, tetapi saat ini penelitian berhasil menunjukkkan
hiperurisemia dan gout ditemukan pada seluruh status sosial ekonomi dan
usia yang lebih muda.
Penyakit gout lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan dengan
wanita, yaitu sekitar 90% dari keselurahan penderita. Hal ini disebabkan
karena secara kodrati (alamiah) pria memiliki kadar asam urat lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita. Setelah akil balik pria lebih sering terserang
gout, sedangkan pada wanita risiko meningkat setelah masa menopause.
Penyakit gout ini di masyarakat lebih dikenal dengan istilah penyakit
“asam urat”. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi asam
urat sebagai sesuatu yang khas pada gout. (Suiraoka, 2012:116).
Menurut Vazquez-Mellado et al (2004), hiperurisemia terjadi pada 5-
30% populasi umum dan prevalensi dapat lebih tinggi pada beberapa
kelompok etnik tertentu. Prevalensi hiperurisemia belakangan ini
menunjukkan peningkatan di seluruh dunia, diduga karena peningkatan
2. 2
prevalensi hipertensi dan penggunaan obat-obatan. Kejadian gout
bervariasi antara 0,16-1,36% (Wisesa dan Suastika, 2009), sedangkan
menurut data yang ditemukan oleh Johnstone (2005), prevalensi gout
bervariasi dari 0,2% di Eropa dan Amerika Serikat sampai 10% pada laki-
laki dewasa pada populasi Maori di Selandia Baru. (Luk dan Simkin,
2005).¶8,httpkrisnaerawan.files.wordpress.com201007hiperurisemia-dan-
gout.pdf-30-mei-2014pukul22:00wita).
BerdasarkansurveiWHO,Indonesiamerupakannegaraterbesarke4diduniayang
pendududknya menderita asam urat dan berdasarkan sumber dari Buletin
Natural, di Indonesia penyakit asam urat 35% terjadi pada pria di bawah
usia 34 tahun. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan
pada perempuan 2,6-6 mg/dl. Kadar asam urat di atas normal disebut
Hiperurisemia.(¶2,http://www.scribd.com/doc/110176252/Asam-Urat-Menurut-
WHO/Diakses28-mei-2014pukul23:15wita).
Di Indonesia belum banyak publikasi epidemiologi tentang artritis gout
atau Artritia Pirai (AP). Pada tahun 1935 seorang dokter kebangsaan
belanda bernama van derhorst telah melaporkan 15 pasien artritis gout
dengan kecatatan (lumpuhkan anggota gerak) dari suatu daerah di Jawa
Tengah. Penelitian lain mendapatkan bahwa klien gout yang berobat rata-
rata sudah mengidap penyakit selama lebih dari 5 tahun. Hal ini mungkin
disebabkan banyak pasien gout yang mengobati sendiri (self medication)
satu study yang lama di Massachusetts (framingham study) mendapatkan
lebih dari 1% dari populasi dengan kadar asam urat kurang dari 7mg/100
ml pernah mendapat serangan artritis akut. (Sudoyo, 2009:2556-2560).
3. 3
Dari data yang didapat di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan tahun 2012 didapatkan data
kasus sebagai berikut pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Daftar 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Dalam Banjarmasin 2012
No Nama Penyakit Jumlah %
1 Hipertensi 1722 15,21%
2 I S P A 1600 14,13%
3
Gangg Gigi & Jaringan
Penunjang Lain
1477 13,05%
4 Penyakit Pulpa & Peripikal 1376 12,15%
5 Peny Ginggivitis & Periodental 1183 10,45%
6 Batuk 999 8,82%
7 Penyakit lain lain 841 7,43%
8 Diabetes Millitus 840 7,42%
9 Arthritis Gout 789 6,97%
10
Infeksi sal Nafas Atas Akut
Tertentu
490 4,32%
Jumlah 11317 100%
Sumber: Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin 2102
Berdasarkan data tabel 1.1 selama tahun 2012 jumlah klien Artritis
Gout yang ditangani di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin sebanyak
789 kasus. Penyakit Artritis Gout menjadi urutan kesembilan dari sepuluh
besar penyakit yang ditangani Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin, yaitu
sebesar 6,97%.
Kemudian dari data yang didapat di wilayah kerja Puskesmas Teluk
Dalam Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan tahun 2013 didapatkan
data kasus sebagai berikut pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Daftar 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Dalam Banjarmasin 2013
No Nama Penyakit Jumlah %
1 Hipertensi essensial (primer) 1903 16,53%
2
Gangguan gigi dan jaringan
penunjang lainnya
1882 16,35%
4. 4
1 2 3 4
3 ISPA 1777 15,44%
4
Penyakit ginngivitis &
periodontal
1319 11,46%
5 Batuk 950 8,25%
6 Diabetes mellitus 919 8,00%
7
Penyakit pulpa dan jaringan
periapikal
831 7,22%
8 Gastritis dan duodenitis 745 6,47%
9 Artritis gout 732 6,36%
10 Dislipidemia 450 3,91%
Jumlah 11508 100%
Sumber: Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin 2103
Berdasarkan data tabel 1.2 selama tahun 2013 jumlah klien Artritis
Gout yang ditangani di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin sebanyak
732 kasus. Penyakit Artritis Gout menjadi urutan kesembilan dari sepuluh
besar penyakit yang ditangani Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin, yaitu
sebesar 6,36 %.
Berdasarkan data yang didapat di Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin pada Tahun 2014 bulan Januari yang melakukan pemeriksaan
penyakit Artritis Gout ada 7 orang, pada bulan Pebruari ada 15 orang, pada
bulan Maret ada 14 orang, pada bulan April ada 5 orang, pada bulan Mei
belum ada yang menderita penyakit Artritis Gout. Jadi jumlah kasus
Artritis Gout pada bulan Januari-Mei Tahun 2014 ada 41 kasus.
Berdasarkan kasus tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga dengan Artritis Gout. Tindakan
perawat yang bisa diberikan pada keluarga dengan Artritis Gout yaitu
memberikan penyuluhan tentang penyakit Artritis Gout dan home visite.
Setelah mendapat asuhan keperawatan keluarga tentang Artritis Gout
diharapkan klien dan keluarga dapat mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
5. 5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat perumusan masalah
sebagai berikut: ”Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan keluarga
dengan Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin?”.
Sehingga dapat dibuat perumusan sebagai berikut:
1. Apa saja yang dapat dikaji pada klien dengan kasus Artritis Gout ?
2. Apa saja diagnosa yang sering muncul pada klien dengan kasus Artritis
Gout ?
3. Apa saja rencana tindakan keperawatan yang diberikan pada klien
dengan kasus Artritis Gout ?
4. Bagaimana pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan
kasus Artritis Gout ?
5. Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
dengan kasus Artritis Gout ?
6. Bagaimana pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan
kasus Artritis Gout ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Artritis
Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
a. Menggali data yang meliputi biologi, psikologi, sosial, kultural,
spiritual,
6. 6
pada klien dengan kasus Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Dalam Banjarmasin.
b. Mengidentifikasi masalah keperawatan dan selanjutnya dibuat
suatu diagnosa keperawatan pada klien dengan penyakit Artritis
Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
c. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah yang
telah ditemukan pada saat pengkajian pada klien dengan kasus
Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam
Banjarmasin.
d. Melaksanakan implementasi keperawatan dalam mengatasi
masalah yang telah direncanakan pada klien dengan kasus Artritis
Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
e. Mengadakan evaluasi terhadap implementasi yang telah dilakukan
sesuai kriteria evaluasi pada klien dengan kasus Artritis Gout di
wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin.
f. Menyusun pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien
dengan kasus Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk
Dalam Banjarmasin.
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
Hasil penulisan asuhan keperawatan keluarga ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pikiran, dalam rangka mengembangkan asuhan
keperawatan khususnya pada keluarga dengan kasus Artritis Gout.
2. Secara Praktis
7. 7
a. Bagi mahasiswa
Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang
komprehensif dan menentukan rencana serta meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Artritis
Gout.
b. Bagi klien
Agar kebutuhan klien yang mencakup biologi, psikologi, sosial,
kultural, spiritual dapat terpenuhi dan memberikan kepuasan
terhadap pelayanan yang diberikan.
c. Bagi keluarga
Keluarga dapat ikut serta dan bekerja sama serta memberikan
dukungan penuh dalam pemulihan kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural, spiritual, pada klien
dengan kasus Artritis Gout di wilayah kerja Puskesmas Teluk
Dalam Banjarmasin.
d. Bagi institusi pendidikan
Memperkaya khasanah perpustakaan pendidikan, khususnya
mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan kasus Artritis
Gout. Memberikan masukan bagi mahasiswa Akper Kesdam
VI/Tanjungpura dalam memperbaiki mutu dan motivasi dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus Artritis
Gout.
e. Bagi puskesmas
8. 8
Menjadi bahan masukan bagi puskesmas dan menjadi pedoman
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus
Artritis Gout sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal
mungkin.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode studi kasus
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pendokumentasian. Studi kepustakaan dengan cara mengumpulkan
referensi yang berhubungan dengan kasus yang di angkat sebagai judul.
Sedangkan metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Metode penulisan yang di lakukan dengan menggunakan pendekatan
menurut Nursalam (2011, 29‒143) meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi
f. Dokumentasi keperawatan
Menurut Nursalam (2011,26‒39), Metode Pengumpulan Data dengan
cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau komunikasi
Wawancara atau komunikasi adalah suatu teknik dimana
9. 9
usaha mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara
verbalupun nonverbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi
b. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan
klien. Observasi memerlukan suatu keterampilan disiplin dan
praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat.
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan digunakan untuk memperoleh data
objektif dari riwayat keperawatan klien. Tujuan dari pemeriksaan
fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status
kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan
memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuhan
keperawatan.
d. Pemeriksaan diagnostik
Hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik dapat
digunakan perawat sebagai data objektif yang disesuaikan dengan
masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat
membantu terapis untuk menetapkan diagnosis medis dan
membantu perawat untuk mengevaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan.
2. Studi Literatur/Kepustakaan
Mempelajari buku‒buku dan literatur serta mengumpulkan referensi
10. 10
yang berhubungan dengan judul dan masalah dalam penulisan karya
tulis ilmiah ini. Penulis menggunakan studi kepustakaan.