1. Nama Kelompok
Ana Puja Prihatin D1B012062
Wulan Dwi Putri D1B012079
MOHD. AKBAR D1B012071
Subtitle
11
2. INTENSIFIKASI PERTANIAN
Intensifikasi pertanian Pengolahan lahan pertanian yang ada
dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan
menggunakan berbagai sarana. (banyak dilakukan di Pulau Jawa dan
memperluas Bali yang memiliki lahan pertanian sempit)
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan
progam panca usaha tani, kemudian dilanjutkan dengan
progam sapta usaha tani.
Progam sapta usaha tani meliputi kegiatan : pengolahan tanah yang
baik, pengairan yang teratur , pemilihan bibit unggul, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pengolahan pasca panen,
pemasaran
3. EKSTENSIFIKASI PERTANIAN
Ekstensifikasi pertanian Usaha meningkatkan hasil
pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru.
[ Membuka hutan dan semak belukar , daerah sekitar rawa-rawa,
membuka persawahan pasang surut dan juga daerah pertanian yang
belum di manfaatkan ]
Ekstensifikasi banyak dilakukan di daerah yang jarang penduduknya seperti di
luar pulau jawa, di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti : sumatera,
kalimantan dan irian jaya..
Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan
cara : Membangung gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan
menetapkan harga dasar gabah, Memberikan berbagai subsidi dan insentif
modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan produksi
pertaniannya.Menyempurnakan sistem kelembagaan usahatani melalui
pembentukan kelompok tani, membentuk KUD di seluruh pelosok daerah yang
bertujuan untukmemberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan-
hambatan yang dihadapi para petani.
4. KAITANNYA BIAYA DENGAN INTENSIFIKASI DAN
EKSTENSIFIKASI
di antara keduanya yang memiliki pengaruh besar terhadap biaya yang dikeluarkan
yaitu Intensifikasi di karenakan,adanya pengolahan lahan pertanian yang ada dengan
sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai
sarana misalnya saja adanya sapta usahatani : Pengolahan tanah yang baik, Pengairan
yang teratur, Pemilihan bibit unggul, Pemupukan, Pemberantasan hama dan penyakit
tanaman, Pengolahan pasca panen dan Pemasaran. Intensifikasi ini juga banyak
dilakukan didaerah-daerah yang padat penduduknya contohnya saja pulau jawa.
Penerapan intensifikasi pertanian,selain telah memberikan banyak keberhasilan, ternyata juga banyak
memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap keseimbangan ekosistem, dampak itu
antara lain seperti terjadinya pengkayaan hara N, P ,dan K pada perairan, karena penerapannya yang
kurang tepat .Tingkat pengkayaan nitrat di daerah hulu lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
tengah dan hilir. Namun, mutu perairan di daerah hulu lebih rendah dibandingkan daerah tengah dan
hilir.Penjelasan diatas telah mengungkapkan bahwa jika diharuskan untuk memilih antara intensifikasi
dan ekstensifikasi maka pilihannya intensifikasi jika biaya diperhitungkan didalamnya , dan juga
tanpa melihat jenis penerapan apa yang paling ideal diantara Intensifikasi dan Ekstensifikasi ada
baiknya bila kita tidak melupakan pelestarian lingkungan di dalam pembangunan pertanian.
5. First line of text
Second line of text
Third line of text
Masalah ekonomi pertanian yang pokok bersumber pada kebutuhan manusia yang tidak terbatas
akan produk-produk pertanian, sedangkan sumber daya (faktor produksi) pertanian yang
digunakan untuk menghasilkan produk-produk pertanian tersebut bersifat terbatas (langka).
Permintaan yaitu Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh seorang
konsumen karena peningkatan tersebut akan tergantung dari sifat barang atau
komoditas, apakah itu termasuk: (1) bersifat normal; (2) bersifat inferior; atau
(3) bersifat super inferior atau Giffen.Perubahan harga barang atau komoditas
akan mempengaruhi perubahan barang atau komoditas yang diminta pada
pergerakan sepanjang kurva.
Perubahan faktor-faktor lain (preferensi konsumen, pendapatan harga
barang atau komoditas lain) akan mempengaruhi perubahan barang atau
komoditas yang diminta melalui pergerakan atau pergeseran kurva
permintaan.
Penawaran atau Kurva penawaran individual sebenarnya dapat
diturunkan dari kurva biaya marjinal seorang pengusaha. Kurva
penawaran agregat atau pasar adalah merupakan penjumlahan secara
horizontal kurva penawaran individual di pasar. Kurva penawaran dapat
didefinisikan sebagai kurva tempat kedudukan hubungan antara jumlah
barang atau komoditas yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga.
Kurva penawaran mempunyai slope positif.
:
Bagaimana Kondisi Permintaan & Penawaran pada di dalam EKONOMI PERTANIAN ?
6. FAKTOR TERUKUR & TIDAK TERUKUR
Faktor - faktor terukur misalnya saja kita ambil contoh tanah . Faktor terukur adalah faktor pembentuk harga tanah yang bisa diolah secara ilmiah
menggunakan logika – logika akademik. Faktor ini kemunculannya terencana dan bentuk fisiknya ada di lapangan, misalnya aksesbilitas (jarak dan
transportasi) dan jaringan infrastruktur (sarana dan prasarana kota seperti jalan, listrik, perkantoran dan perumahan).
Faktor tak terukur adalah faktor pembentuk harga tanah yang muncul tiba - tiba (dengan sendirinya)
dan tidak bias dikendalikan di lapangan, dan faktor tak terukur ini dibagi menjadi tiga,yaitu :
a. Faktor adat kebiasaan (custom) dan pengaruhkelembagaan (institutional factors).
b. Faktor estetika, kenikmatan dan kesenangan (estheticamenity factors) seperti tipe tetangga dan
kesenangan.
c. Faktor spekulasi (speculation motives), sepertiantisipasi perubahan penggunaan lahan,
pertimbangan
7. Hubungan antara Total Product (TP), Marginal
Product (MP) dan Average Product (AP).
Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal :
tenaga kerja) tunduk pada hukum “the law of
deminishing return” yang menyatakan : Bila suatu
macam input penggunaannya terus ditambah sebanyak
1 unit, sedangkan input yang lain konstan, pada
mulanya Total Product(TP) akan semakin besar
pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu
tingkat tertentu “produksi tambahan” semakin
menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn
total product semakin lambat pertambahannya dan
akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum. Bila
penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya
akan menjadi negatif dan TP-nya.
•tahapan produksi dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke
dalam tiga tahap, yaitu :
•a. produksi total dengan increasing returns,
•b. produksi total dengan decreasing returns, dan
•c. produksi total yang semakin menurun.
8. The law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi
dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat .
Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP
(produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.Tahap III ini meliputi
daerah dimana MP negatif :
Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai
berubahan.
Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat
dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin, managerial.
Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah
output yang dihasilkan.