SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Oleh :
Moh. Taufick Hidayattulloh, S.Ag.
Ketua FKUB Cilacap
 Tuhan, menurunkan agama ke muka
bumi, tidak lain dan tidak bukan
dengan tujuan agar manusia berperan
serta dalam upaya menjaga
kehidupan yang harmonis, damai,
aman, tertib, dan teratur, sehingga
kehadiran agama dimuka bumi mesti
menjadi rahmat atas kehidupan
(rahmatan lil alamin).
 Agama memiliki fungsi utama sebagai
perekat sosial yang dapat mengaitkan
hubungan kelompok, individu umat
beragama atau masyarakat yang mempunyai
latar belakang etnik, bahasa, budaya, dan
kelas sosial ekonomi yang berbeda.
 Agama menjadi pengikat solidaritas dan
loyalitas yang tinggi bagi umat manusia
 Misi suci agama yang sedemikian mulia,
pada tataran praktis justru sering
mengalami reduksi.
 agama sering sering menjadi faktor
signifikan bagi munculnya konflik sosial
berkepanjangan.
 Agama sering dijadikan alat untuk pemicu
perpecahan, permusuhan, bahkan
pertumpahan darah antar manusia.
 Atas nama kebenaran dan Tuhan, tidak jarang
manusia saling membunuh, saling menyakiti, dan
saling menindas
 ayat-ayat suci yang semestinya dipergunakan
untuk menjaga kedamaian dan fitrah
kekhalifahan di muka bumi, tidak jarang
dijadikan alat untuk mengobarkan api dendam,
memicu pertempuran, menumpahkan darah, dan
menginjak-injak nilai penghormatan terhadap
sesama, yang kesemuanya merupakan sesuatu
yang tegas dilarang oleh Tuhan, apapun
agamanya.
Untuk kepentingan egoisme kebenaran (claim of truth), bahkan
tidak jarang demi kepentingan sesaat, pemuka agama mempolitisir
pemahaman agama sedemikian rupa, hingga tertanam keyakinan
pemeluknya bahwa :
1. hanya agama yang dianutnyalah yang benar,
2. hanya agama yang dianutnyalah yang berhak menikmati
kehidupan,
3. hanya keyakinan yang dipeluknyalah yang mendapat jaminan
keselamatan dari Tuhan,
kelompok agama yang tidak sama dengan keyakinannya harus
diberangus, harus dimusnahkan, kalau perlu dengan mengobarkan
perang fisik atas nama Tuhan, perang suci atas nama kebenaran
yang kemudian dalam pemaknaan sempit keberagamaan, kita
kenal istilah perang suci (holly war, militia christy, jihad), atau
sebutan lain yang lekat dengan label-label keagungan Tuhan,
namun sesungguhnya menodai kesucian agama itu sendiri.
 Jika dilevel keyakinan dan pemahaman tidak
diterapkan secara tepat, seringkali makna
beragama kemudian menjadi sedemikian sempit
dan eklusif. Kerusuhan Ambon, Poso, Maluku,
dan daerah lain di Indonesia adalah contoh nyata
bahwa pemahaman akan spiritualitas agama yang
keliru, serta manipulasi dogma yang diarahkan
pada upaya memobilisasi solidaritas keimanan
secara tidak tepat, justru tidak memposisikan
agama sebagai sesuatu yang mulia. Sesuatu yang
terhormat dan bermartabat, tetapi malah
menjadikan agama sebagai pemantik malapetaka
peradaban.
 Politisasi agama, manipulasi ajaran, dan klaim
yang menyatakan bahwa kebenaran hanya
dimiliki oleh satu kelompok agama saja
sehingga semua kelompok yang berbeda
adalah sesat dan harus dimusnahkan,
merupakan sesuatu yang purba dan jauh dari
nilai-nilai peradaban, serta bertentangan
dengan inti ajaran agama itu sendiri.
 Kebenaran hakiki bukanlah otoritas pemeluk
agama, namun mutlak hak Tuhan.
 Keselamatan dan kesesatan hidup bukan
milik pemuka agama, tapi kewenangan Tuhan
yang esa, sehingga tidak dibenarkan
memaksakan orang lain untuk memilih surga
dan neraka, memilih jalan sesat dan selamat,
semata-mata dengan citarasa manusia,
apalagi dengan mengobarkan permusuhan,
menebarkan kebencian, dan menumpahkan
darah.
 Ajaran Tuhan melalui agama apapun, berisi
pesan universal bahwa :
 Nilai-nilai kemanusiaan harus dijunjung
tinggi,
 perbedaan harus dihormati,
 Permusuhan harus dihindari, dan
 Ketaatan pada Tuhan adalah sesuatu yang
transenden, sesuatu yang murni, bukan atas
dasar paksaan.
 Surga-neraka, benar-salah, selamat-celaka,
adalah balasan bagi individu yang diberikan
Tuhan sesuai dengan kadar kepatuhannya
masing-masing.
 Agama, harus kembali pada relnya, kembali
kepada fitrahnya, yakni berposisi secara total
sebagai juru damai.
 Para pemuka Agama, hendaknya mengikis
habis pemahaman yang salah atas agamanya,
dan memposisikan dirinya sebagai agen
perdamaian, bukan sebagai pemantik
semangat permusuhan.
 Perbedaan-perbedaan ajaran dalam agama,
sesungguhnya sesuatu yang lumrah dan biasa,
bukan sesuatu yang pantas dipertentangkan.
 Perbedaan adalah rahmat, bukan laknat.
 Semua penganut agama harus menyadari bahwa
harmoni tercipta atas paduan kontradiksi-
kontradiksi. Simponi yang indah tidaklah
mungkin terujud, atas notasi, ritme, dan alunan
nada yang sama. Ia akan menjadi keindahan,
manakala perbedaan-perbedaan yang ada, saling
isi, saling melengkapi, mewujud alunan
keindahan dalam ritme kebersamaan.
 Konflik sosial berbasis agama, sering
disebabkan oleh tafsir dan sikap yang sempit
dalam memahami perbedaan dalam
keberagamaan dan lebih parahnya, tidak
jarang justru para pemuka agamalah yang
cenderung bersikap purit, dan kurang
menghayati kenyataan tentang pluralitas.
 Pertama, pernyataan bahwa semua agama itu baik dan benar,
perlu ditembahkan penjelasan bahwa kalimat itu berlaku “bagi
para pemeluknya masing-masing”.
 Ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pemeluk agama
akan berkeyakinan bahwa agama merekalah yang paling baik
dan benar. Karena itu, pernyataan bahwa “Sesungguhnya agama
yang diterima oleh Allah itu (hanya) Islam”, hanya benar bagi
orang Islam. Sedang umat Kristen, tentu akan berpendapat
bahwa “keselamatan hanya ada dalam (iman kepada) Kristus”,
sebagaimana dinyatakan oleh Vatikan sebelum tahun 1965.
Setelah itu, Konsili Vatikan mengakui bahwa keselamatan itu
juga terdapat (bisa melalui) agama-agama lain, sebagai
pandangan baru atau qaul jadid. Bahkan secara khusus, Vatikan
sangat menghargai iman Islam. Namun tetap boleh saja
dilakukan klaim bahwa agama tertentulah yang benar, tetapi
Kebenaran Tersebut Berlaku Bagi Pemeluknya Masing-masing.
 Kedua, kebenaran dan keselamatan (salvation)
agama itu harus dipahami dalam dua macam
nilai, yaitu :
1. Kebenaran eksklusif, yakni kebenaran tertentu
yang hanya diyakini dalam agama tertentu.
Misalnya mengenai doktrin Trinitas. Umat
Islam tidak mungkin menerima doktrin itu,
namun doktrin itu bersifat fundamental bagi
umat Kristen.
2. Kebenaran inklusif, Kebenaran Agama Yang
Juga Diyakini Agama Lain Sebagai Kebenaran,
Contohnya ajaran cinta kasih dalam agama
Kristen adalah kebenaran yang bisa diterima
oleh pemeluk semua agama.
 Ketiga, semua agama itu sama, dalam arti
semua agama itu, dalam perspektif masing-
masing, pada hakikatnya merupakan jalan
menuju kebenaran dan kebajikan.
 Tidak ada agama yang mengajarkan
kesalahan atau keburukan dan kejahatan,
namun memang, substansi dari kebenaran
dan kebaikan itu berbeda dari satu agama ke
agama yang lain.
 Keempat, setiap agama mengandung kebenaran, bukan
saja bagi pemeluk agama yang bersangkutan, tetapi juga
bisa dilihat begitu oleh pemeluk agama lain. Sebagai
contoh, umat Islam atau Kristen bisa memetik kebenaran
dari Kitab Baghawatgita atau buku-buku Taoisme dan
Konfusianisme. Itulah sebabnya Raja Penyair Pujangga
Baru, yang juga dianggap sebagai seorang penyair sufi,
menerjemahkan Baghawatgita dan puisi-puisi Timur yang
secara khusus dihimpun dalam kumpulan sajak “Setanggi
Timur”.
 Karena itu, mengapa para pemeluk agama tidak saling
mempelajari agama-agama lain untuk dapat memetik
hikmah dan kearifan hidup dari ajaran agama-agama lain?
Tidak ada salahnya mengutip hikmah dari ajaran agama-
agama lain dalam khotbah di masjid atau gereja.
 Kelima, terdapat kesamaan antara agama-agama.
Misalnya ajaran the Ten Commantments atau
Sepuluh Perintah Tuhan dari agama Yahudi,
dapat ditemui juga pada agama-agama lain.
Ajaran puasa juga dapat ditemui pada agama-
agama lain, walau tidak semua pemeluk agama
bisa melestarikan tradisi itu pada zaman modern
ini. Namun para pemeluk agama lain bisa
menganggap bahwa ajaran puasa itu adalah
suatu ajaran yang benar, karena tujuannya adalah
mendidik kemampuan manusia untuk
mengendalikan hawa nafsu (takwa).
 Keenam, semua agama itu pada lahir atau detailnya, atau
pada tingkat syari’at memang bervariasi, karena pada
tingkat itu sudah berperan pemikiran dan perumusan
manusia yang dipengaruhi oleh kondisi dan sejarah.
Namun pada tingkat yang lebih tinggi (tarekat dan
makrifat) akan dijumpai persamaan-persamaan dan
akhirnya mencapai titik temu pada tingkat transenden
(hakikat).
 Ini adalah teori yang disebut transcendent unity yang
dikembangkan baik oleh teolog Kristen maupun muslim,
walau dalam wacana timbul pro dan kontra. Di lingkungan
Islam, teori semacam ini dikemukakan oleh para sufi
seperti al-Hallaj, Ibn al-Arabi dan Jalaluddin Rumi, dan
dikembangkan oleh Sayed Hosen Nasr, F. Schuon, dan
Hasan Askari, dari teolog modern.
 Ketujuh, semua agama dipandang sama dan benar
dimaksudkan sebagai pandangan yang harus diambil
oleh negara atau pemerintah. Sebab, negara yang
harus bersikap adil terhadap setiap individu dan
kelompok, tidak boleh berpandangan bahwa hanya
suatu agama saja yang baik dan benar, sedangkan
yang lain salah.
Inilah sebenarnya salah satu unsur dari sekularisme
yang dianut dalam sebuah negara yang demokraris,
termasuk di Indonesia. Tapi di Indonesia sendiri yang
berideologi Pancasila, juga memandang setiap agama
itu benar dan baik. Dengan begitu, setiap agama
diharapkan berkontribusi terhadap pembangunan
negara dan masyarakat.
 Bahwa semua agama itu pada hakikatnya sama,
dan hanya penampilannya saja yang berbeda-
beda. Tapi secara keseluruhan, bangunan agama
itu nampak sama atau serupa, atau dapat
diabsraksikan menjadi sesuatu yang sama.
 Bahwa semua agama itu terdiri dari empat aspek
yang disebut 4C, yaitu creed (akidah), cult
(peribadatan), code (pedoman perilaku atau
akhlak), dan community structure (struktur
kemasyarakatan). Hanya saja, isi dan substansi
dari setiap C itu berbeda-beda. Karena itulah
dikatakan, agama-agama itu ide dasarnya sama,
tetapi berbeda isi dan eksperasinya.
Mudah-mudahan, dengan keyakinan
bahwa semua agama itu mengajarkan
kebaikan dan kebenaran, akan muncul
sikap saling menghormati dan
menghargai dengan pemeluk agama
yang berbeda, dan dari sana,
kebersamaan dalam damai akan
terujud.
Semoga

More Related Content

What's hot

Kebudayaan islam
Kebudayaan islam Kebudayaan islam
Kebudayaan islam
Raima Amari
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Arief Anzarullah
 
kerukunan umat beragama
kerukunan umat beragamakerukunan umat beragama
kerukunan umat beragama
Lya youli
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
daffi90
 
Nilai nilai murni dalam setiap agama di malaysia
Nilai nilai murni dalam setiap agama di malaysiaNilai nilai murni dalam setiap agama di malaysia
Nilai nilai murni dalam setiap agama di malaysia
Zarina Zam
 
Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
Hamdani Alqobus
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
Rudi Ajip
 

What's hot (19)

CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islam Kebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
kerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragamakerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragama
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Simbolisme Dan Pluralisme
Simbolisme Dan PluralismeSimbolisme Dan Pluralisme
Simbolisme Dan Pluralisme
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
 
Makalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama pluralMakalah pendidikan agama plural
Makalah pendidikan agama plural
 
kerukunan umat beragama
kerukunan umat beragamakerukunan umat beragama
kerukunan umat beragama
 
Makalah akida akhlak man 2021
Makalah akida akhlak man 2021Makalah akida akhlak man 2021
Makalah akida akhlak man 2021
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
 
Nilai nilai murni dalam setiap agama di malaysia
Nilai nilai murni dalam setiap agama di malaysiaNilai nilai murni dalam setiap agama di malaysia
Nilai nilai murni dalam setiap agama di malaysia
 
Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
 
Spe Bab6
Spe Bab6Spe Bab6
Spe Bab6
 
Kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragamaKerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama
 
Permendikbud tahun2016 nomor024_lampiran_40 pendais sma
Permendikbud tahun2016 nomor024_lampiran_40 pendais smaPermendikbud tahun2016 nomor024_lampiran_40 pendais sma
Permendikbud tahun2016 nomor024_lampiran_40 pendais sma
 
Bertoleransi
Bertoleransi Bertoleransi
Bertoleransi
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAMMAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
 
Pluralisme
PluralismePluralisme
Pluralisme
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 

Similar to Agama sebagai sumber kedamaian

KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMA
Swee Mun
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
33335
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama Agama
Zhulkeflee Ismail
 
Manusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi DiriManusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi Diri
Natalia Gultom
 

Similar to Agama sebagai sumber kedamaian (20)

Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMA
 
Pp
PpPp
Pp
 
Bab II.docx
Bab II.docxBab II.docx
Bab II.docx
 
Bab II.pdf
Bab II.pdfBab II.pdf
Bab II.pdf
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Kebebasan Beragama
Kebebasan BeragamaKebebasan Beragama
Kebebasan Beragama
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
 
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptxAgama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
 
1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Pluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama AgamaPluralisme Musuh Agama Agama
Pluralisme Musuh Agama Agama
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
9. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_559. kerukunan estu ria d yn_55
9. kerukunan estu ria d yn_55
 
Landasan teologis moderasi beragama final
Landasan teologis moderasi beragama   finalLandasan teologis moderasi beragama   final
Landasan teologis moderasi beragama final
 
Manusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi DiriManusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi Diri
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragama
 
Asal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistisAsal usul agama psychologis evolusionistis
Asal usul agama psychologis evolusionistis
 
Krisis nasionalisme
Krisis nasionalismeKrisis nasionalisme
Krisis nasionalisme
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Agama sebagai sumber kedamaian

  • 1. Oleh : Moh. Taufick Hidayattulloh, S.Ag. Ketua FKUB Cilacap
  • 2.  Tuhan, menurunkan agama ke muka bumi, tidak lain dan tidak bukan dengan tujuan agar manusia berperan serta dalam upaya menjaga kehidupan yang harmonis, damai, aman, tertib, dan teratur, sehingga kehadiran agama dimuka bumi mesti menjadi rahmat atas kehidupan (rahmatan lil alamin).
  • 3.  Agama memiliki fungsi utama sebagai perekat sosial yang dapat mengaitkan hubungan kelompok, individu umat beragama atau masyarakat yang mempunyai latar belakang etnik, bahasa, budaya, dan kelas sosial ekonomi yang berbeda.  Agama menjadi pengikat solidaritas dan loyalitas yang tinggi bagi umat manusia
  • 4.  Misi suci agama yang sedemikian mulia, pada tataran praktis justru sering mengalami reduksi.  agama sering sering menjadi faktor signifikan bagi munculnya konflik sosial berkepanjangan.  Agama sering dijadikan alat untuk pemicu perpecahan, permusuhan, bahkan pertumpahan darah antar manusia.
  • 5.  Atas nama kebenaran dan Tuhan, tidak jarang manusia saling membunuh, saling menyakiti, dan saling menindas  ayat-ayat suci yang semestinya dipergunakan untuk menjaga kedamaian dan fitrah kekhalifahan di muka bumi, tidak jarang dijadikan alat untuk mengobarkan api dendam, memicu pertempuran, menumpahkan darah, dan menginjak-injak nilai penghormatan terhadap sesama, yang kesemuanya merupakan sesuatu yang tegas dilarang oleh Tuhan, apapun agamanya.
  • 6. Untuk kepentingan egoisme kebenaran (claim of truth), bahkan tidak jarang demi kepentingan sesaat, pemuka agama mempolitisir pemahaman agama sedemikian rupa, hingga tertanam keyakinan pemeluknya bahwa : 1. hanya agama yang dianutnyalah yang benar, 2. hanya agama yang dianutnyalah yang berhak menikmati kehidupan, 3. hanya keyakinan yang dipeluknyalah yang mendapat jaminan keselamatan dari Tuhan, kelompok agama yang tidak sama dengan keyakinannya harus diberangus, harus dimusnahkan, kalau perlu dengan mengobarkan perang fisik atas nama Tuhan, perang suci atas nama kebenaran yang kemudian dalam pemaknaan sempit keberagamaan, kita kenal istilah perang suci (holly war, militia christy, jihad), atau sebutan lain yang lekat dengan label-label keagungan Tuhan, namun sesungguhnya menodai kesucian agama itu sendiri.
  • 7.  Jika dilevel keyakinan dan pemahaman tidak diterapkan secara tepat, seringkali makna beragama kemudian menjadi sedemikian sempit dan eklusif. Kerusuhan Ambon, Poso, Maluku, dan daerah lain di Indonesia adalah contoh nyata bahwa pemahaman akan spiritualitas agama yang keliru, serta manipulasi dogma yang diarahkan pada upaya memobilisasi solidaritas keimanan secara tidak tepat, justru tidak memposisikan agama sebagai sesuatu yang mulia. Sesuatu yang terhormat dan bermartabat, tetapi malah menjadikan agama sebagai pemantik malapetaka peradaban.
  • 8.  Politisasi agama, manipulasi ajaran, dan klaim yang menyatakan bahwa kebenaran hanya dimiliki oleh satu kelompok agama saja sehingga semua kelompok yang berbeda adalah sesat dan harus dimusnahkan, merupakan sesuatu yang purba dan jauh dari nilai-nilai peradaban, serta bertentangan dengan inti ajaran agama itu sendiri.
  • 9.  Kebenaran hakiki bukanlah otoritas pemeluk agama, namun mutlak hak Tuhan.  Keselamatan dan kesesatan hidup bukan milik pemuka agama, tapi kewenangan Tuhan yang esa, sehingga tidak dibenarkan memaksakan orang lain untuk memilih surga dan neraka, memilih jalan sesat dan selamat, semata-mata dengan citarasa manusia, apalagi dengan mengobarkan permusuhan, menebarkan kebencian, dan menumpahkan darah.
  • 10.  Ajaran Tuhan melalui agama apapun, berisi pesan universal bahwa :  Nilai-nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi,  perbedaan harus dihormati,  Permusuhan harus dihindari, dan  Ketaatan pada Tuhan adalah sesuatu yang transenden, sesuatu yang murni, bukan atas dasar paksaan.  Surga-neraka, benar-salah, selamat-celaka, adalah balasan bagi individu yang diberikan Tuhan sesuai dengan kadar kepatuhannya masing-masing.
  • 11.  Agama, harus kembali pada relnya, kembali kepada fitrahnya, yakni berposisi secara total sebagai juru damai.  Para pemuka Agama, hendaknya mengikis habis pemahaman yang salah atas agamanya, dan memposisikan dirinya sebagai agen perdamaian, bukan sebagai pemantik semangat permusuhan.
  • 12.  Perbedaan-perbedaan ajaran dalam agama, sesungguhnya sesuatu yang lumrah dan biasa, bukan sesuatu yang pantas dipertentangkan.  Perbedaan adalah rahmat, bukan laknat.  Semua penganut agama harus menyadari bahwa harmoni tercipta atas paduan kontradiksi- kontradiksi. Simponi yang indah tidaklah mungkin terujud, atas notasi, ritme, dan alunan nada yang sama. Ia akan menjadi keindahan, manakala perbedaan-perbedaan yang ada, saling isi, saling melengkapi, mewujud alunan keindahan dalam ritme kebersamaan.
  • 13.  Konflik sosial berbasis agama, sering disebabkan oleh tafsir dan sikap yang sempit dalam memahami perbedaan dalam keberagamaan dan lebih parahnya, tidak jarang justru para pemuka agamalah yang cenderung bersikap purit, dan kurang menghayati kenyataan tentang pluralitas.
  • 14.  Pertama, pernyataan bahwa semua agama itu baik dan benar, perlu ditembahkan penjelasan bahwa kalimat itu berlaku “bagi para pemeluknya masing-masing”.  Ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap pemeluk agama akan berkeyakinan bahwa agama merekalah yang paling baik dan benar. Karena itu, pernyataan bahwa “Sesungguhnya agama yang diterima oleh Allah itu (hanya) Islam”, hanya benar bagi orang Islam. Sedang umat Kristen, tentu akan berpendapat bahwa “keselamatan hanya ada dalam (iman kepada) Kristus”, sebagaimana dinyatakan oleh Vatikan sebelum tahun 1965. Setelah itu, Konsili Vatikan mengakui bahwa keselamatan itu juga terdapat (bisa melalui) agama-agama lain, sebagai pandangan baru atau qaul jadid. Bahkan secara khusus, Vatikan sangat menghargai iman Islam. Namun tetap boleh saja dilakukan klaim bahwa agama tertentulah yang benar, tetapi Kebenaran Tersebut Berlaku Bagi Pemeluknya Masing-masing.
  • 15.  Kedua, kebenaran dan keselamatan (salvation) agama itu harus dipahami dalam dua macam nilai, yaitu : 1. Kebenaran eksklusif, yakni kebenaran tertentu yang hanya diyakini dalam agama tertentu. Misalnya mengenai doktrin Trinitas. Umat Islam tidak mungkin menerima doktrin itu, namun doktrin itu bersifat fundamental bagi umat Kristen. 2. Kebenaran inklusif, Kebenaran Agama Yang Juga Diyakini Agama Lain Sebagai Kebenaran, Contohnya ajaran cinta kasih dalam agama Kristen adalah kebenaran yang bisa diterima oleh pemeluk semua agama.
  • 16.  Ketiga, semua agama itu sama, dalam arti semua agama itu, dalam perspektif masing- masing, pada hakikatnya merupakan jalan menuju kebenaran dan kebajikan.  Tidak ada agama yang mengajarkan kesalahan atau keburukan dan kejahatan, namun memang, substansi dari kebenaran dan kebaikan itu berbeda dari satu agama ke agama yang lain.
  • 17.  Keempat, setiap agama mengandung kebenaran, bukan saja bagi pemeluk agama yang bersangkutan, tetapi juga bisa dilihat begitu oleh pemeluk agama lain. Sebagai contoh, umat Islam atau Kristen bisa memetik kebenaran dari Kitab Baghawatgita atau buku-buku Taoisme dan Konfusianisme. Itulah sebabnya Raja Penyair Pujangga Baru, yang juga dianggap sebagai seorang penyair sufi, menerjemahkan Baghawatgita dan puisi-puisi Timur yang secara khusus dihimpun dalam kumpulan sajak “Setanggi Timur”.  Karena itu, mengapa para pemeluk agama tidak saling mempelajari agama-agama lain untuk dapat memetik hikmah dan kearifan hidup dari ajaran agama-agama lain? Tidak ada salahnya mengutip hikmah dari ajaran agama- agama lain dalam khotbah di masjid atau gereja.
  • 18.  Kelima, terdapat kesamaan antara agama-agama. Misalnya ajaran the Ten Commantments atau Sepuluh Perintah Tuhan dari agama Yahudi, dapat ditemui juga pada agama-agama lain. Ajaran puasa juga dapat ditemui pada agama- agama lain, walau tidak semua pemeluk agama bisa melestarikan tradisi itu pada zaman modern ini. Namun para pemeluk agama lain bisa menganggap bahwa ajaran puasa itu adalah suatu ajaran yang benar, karena tujuannya adalah mendidik kemampuan manusia untuk mengendalikan hawa nafsu (takwa).
  • 19.  Keenam, semua agama itu pada lahir atau detailnya, atau pada tingkat syari’at memang bervariasi, karena pada tingkat itu sudah berperan pemikiran dan perumusan manusia yang dipengaruhi oleh kondisi dan sejarah. Namun pada tingkat yang lebih tinggi (tarekat dan makrifat) akan dijumpai persamaan-persamaan dan akhirnya mencapai titik temu pada tingkat transenden (hakikat).  Ini adalah teori yang disebut transcendent unity yang dikembangkan baik oleh teolog Kristen maupun muslim, walau dalam wacana timbul pro dan kontra. Di lingkungan Islam, teori semacam ini dikemukakan oleh para sufi seperti al-Hallaj, Ibn al-Arabi dan Jalaluddin Rumi, dan dikembangkan oleh Sayed Hosen Nasr, F. Schuon, dan Hasan Askari, dari teolog modern.
  • 20.  Ketujuh, semua agama dipandang sama dan benar dimaksudkan sebagai pandangan yang harus diambil oleh negara atau pemerintah. Sebab, negara yang harus bersikap adil terhadap setiap individu dan kelompok, tidak boleh berpandangan bahwa hanya suatu agama saja yang baik dan benar, sedangkan yang lain salah. Inilah sebenarnya salah satu unsur dari sekularisme yang dianut dalam sebuah negara yang demokraris, termasuk di Indonesia. Tapi di Indonesia sendiri yang berideologi Pancasila, juga memandang setiap agama itu benar dan baik. Dengan begitu, setiap agama diharapkan berkontribusi terhadap pembangunan negara dan masyarakat.
  • 21.  Bahwa semua agama itu pada hakikatnya sama, dan hanya penampilannya saja yang berbeda- beda. Tapi secara keseluruhan, bangunan agama itu nampak sama atau serupa, atau dapat diabsraksikan menjadi sesuatu yang sama.  Bahwa semua agama itu terdiri dari empat aspek yang disebut 4C, yaitu creed (akidah), cult (peribadatan), code (pedoman perilaku atau akhlak), dan community structure (struktur kemasyarakatan). Hanya saja, isi dan substansi dari setiap C itu berbeda-beda. Karena itulah dikatakan, agama-agama itu ide dasarnya sama, tetapi berbeda isi dan eksperasinya.
  • 22. Mudah-mudahan, dengan keyakinan bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan dan kebenaran, akan muncul sikap saling menghormati dan menghargai dengan pemeluk agama yang berbeda, dan dari sana, kebersamaan dalam damai akan terujud. Semoga