Dokumen ini memberikan penjelasan tentang keterangan rencana tata letak bangunan non-hunian yang mencakup peruntukan tanah, batasan bangunan, prosedur permohonan izin penggunaan tanah, dan proses konsultasi tata letak bangunan.
2. Keterangan Rencana Tata Letak
Bangunan
Keterangan rencana tata letak bangunan
adalah penjelasan tentang penataan ruang
kota yang mengukur tata letak bangunan
bukan hunian tinggal
3. Penjelasan tentang batasan atau rencana bangunan diatas sebidang tanah mencakup
:
Peruntukan tanah
Garis Sepadan Jalan (GSJ)
Garis Sepadan Bangunan (GSB)
Letak dan bentuk tapak penggunaan bangunan
Ketinggian bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Sarana parkir dan taman
Sirkulasi keluar/masuk kendaraan
4. Tata cara pengajuan permohonan
Yang disertakan dalam pengajuan KRTLB :
Surat tanah (Sertifikat, akte jual beli dari notaris)
IPEDA tahun berjalan
KTP pemilik persil atau surat keterangan pemilikan persil dari perusahaan yang memiliki
persil tersebut
Surat keputusan Gubernur DKI Jakarta tentang penunjukan tanah yang luasnya dari 5000
m²
Syarat Isian Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) bagi yang memperluas persil
Surat keputusan Gubernur tentang dispensasi bagi rencana bangunan yang melebihi pola
yang ditetapkan
5. Prosedur Konsultasi
Prosedur konsultasi tentang tata letak bangunan pada persil
dimohonkan, antara lain
Pemohonan telah memiliki rencana kota yang sah.
Keterangan rencana kota tersebut diserahkan kepada Kepala
Seksi Tata Kota Kecamatan untuk diproses
Kepala Seksi Kecamatan berkewajiban :
Menerima peta keterangan rencan kota yang telah di paraf dari seksi Pelayanan rencana
Membuat konsep pengarahan tata bangunan dan mendiskusikan dengan pemohon serta
mengisikan nya pada formulir konsultasi
Untuk swasta berbentuk badan hukum yang ditandatangani oleh direksi yang bersangkutan
6. Proses Penyelesaian Surat Izin
Penunjukan Penggunaan Tanah
Mengajukan permohonan tertulis kepada Gubernur, untuk
dibicarakan dalam sidang BPUT
Bila permohonan disetujui, sekertaris BPUT DKI Jakarta izin
penggunaan tanahnya dengan jangka waktu 30 hari
Setelah SPS dilunasi, si pemohon wajib telah menguasai
tanahnya minimal 75 % dari areal yang dimohon dan hal ini
perlu diperkuat dengan keterangan dari Kepala Kantor Agraria
setempat