disini belajar software baru namanya ER Mapper, software buat ngolah data citra. citra itu foto penampakan bumi yang diambil oleh satelit, bukan pesawat dll. warna-warna yang tampak di citra ini bisa diubah-ubah dengan cara nge-set band/channelnya. nah, ada kombinasi dari band/channel ini buat ngubah warna sesuai kebutuhan. jadi, dengan nge-set kombinasi, warna di citra akan berubah. warna ini, nunjukin kalo apa, warna yang itu nunjukin kalo apa. bisa buat lihat terumbu karang yang rusak, daun tumbuhan yang sakit, dan tentu saja, area permukiman, industri, sawah, lahan kosong, dll. jadi software ini dipake juga sama anak kelauta dan pertanian dll. disini citranya dipotong buat lihat satu daerah aja, jadi fokus haha. kalo udah dipotong, disajikan. proses penyajiannya di arcgis.. GET READY, PLANNER !
1. LAPORAN PRAKTIKUM
CROPPING CITRA DENGAN SOFTWARE ER MAPPER
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interpretasi Ruang
TKP 256
Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, ST MT
Oleh :
Laras Kun Rahmanti Putri
21040113130114
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
2. 1. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah agar mahasiswa mengetahui cara menge-crop citra dari
daerah tertentu yang diinginkan menggunakan software ER Mapper dan kemudian
mengolahnya dengan software ArcGIS.
2. Alat dan Bahan
a. Laptop yang telah diinstal software ER Mapper dan ArcGIS.
b. Citra ALOS Kota Semarang tahun 2009
3. Kajian Teori
3.1 ER Mapper
ER Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk
memanipuasi data citra atau mengolah suatu data citra sehingga memberikan
output sesuai kebutuhan pengguna. ER untuk dapat memberikan informasi yang
benar, baik jenis informasi maupun skalanya, rekaman citra satelit perlu diperbaiki.
Perbaikan citra mencakup koreksi radiometrik dan geometrik. koreksi radiometrik
dilakukan karena adanya efek atmosferik yang mengakibatkan kenampakan bumi
tidak selalu tajam.
ER Mapper dapat mempertajam data grafis dalam bentuk digital menjadi
tampilan yang lebih menarik dan dapat memberikan informasi kuantitatif dari
suatu obyek. Dalam pengolahan data citra menggunakan perangkat lunak seperti
ER Mapper dapat ditemukan dua kesalahan yang sehingga dibutuhkan koreksi yaitu
koreksi geometrik dan koreksi radiometrik.
BAND disebut juga Channel atau saluran, suatu alat spektrum elektromagnetik
yang dirancang untuk kepentingan misi tertentu pada sebuah pengindera. Sebuah
pengindera sekurang-kurangnya memiliki satu saluran, merupakan sekumpulan
data berisi nilai-nilai yang disimpan dalam suatu berkas (file) yang menggambarkan
spectrum elektromagnetik tertentu, dan hasil proses (penisbahan, penambahan, dll)
band band yang lain.
Dalam koreksi citra, terdapat tahap registrasi dan rektifikasi. Registrasi citra
merupakan proses menemukan kesesuaian antara satu piksel dalam suatu gambar
dengan piksel dalam gambar lainnya. Dalam hal ini kedua gambar diperoleh dari
lokasi yang sama tetapi waktu pengambilannya berbeda, menggunakan sensor yang
berbeda dengan sudut pandang yang berbeda pula (Montoliu 2009).
Rektifikasi citra merupakan proses melakukan transformasi data dari satu
sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Rektifikasi juga dikenal
sebagai koreksi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama
dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk
mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu
proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang
baru dari nilai piksel citra aslinya.
Terdapat pula istilah RMS atau root mean square error untuk menetukan tingkat
akurasi GCP ketika melakukan koreksi geometrik. Pada umumnya, akurasi yang
tinggi dari GCP diperoleh jika RMS-error kurang dari 1 dengan distribusi GCP yang
merata baik pada citra maupun foto udara.
3. 3.2 Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik merupakan upaya memperbaiki citra dari pengaruh
kelengkungan bumi dan gerakan muka bumi dengan cara menyesuaikannya dengan
koordinat bumi (memposisikan letak lintang dan bujur), sehingga sesuai dengan
koordiant peta dunia. Ada beberapa cara dalam pengoreksian ini, antara lain
triangulasi, polinomial, orthorektifikasi dengan menggunakan titik-titik kontrol
lapangan (Ground Control Point), proyeksi peta ke peta, dan registrasi titik yang
telah diketahui (known point registration). Dalam tulisan ini hanya diterangkan
koreksi dengan cara polinomial.
3.3 Cropping
Pemotongan citra ialah pengambilan area tertentu yang akan kita amati (area
of interest ) dalam citra, yang bertujuan untuk mempermudah penganalisaan citra
danmemperkecil ukuran penyimpanan citra. Cropping berarti memotong citra pada
koordinat tertentu pada area citra. Untuk memotong bagian dari citra digunakan
dua koordinat, yaitu koordinat awal yang merupakan awal koordinat bagi citra hasil
pemotongan dan koordinat akhir yang merupakan titik koordinat akhir dari citra
hasil pemotongan. Sehingga akan membentuk bangun segi empat yang mana tiap-tiap
pixel yang ada pada area koordinat tertentu akan disimpan dalam citra yang
baru. Diagaram proses pemotongan citra:
Citra Asli Citra asli Hasil Cropping
4. Langkah Pengerjaan
1. Buka software er mapper
2. Klik open dengan menge-klik icon atau dengan klik File > Open.
3. Pilih file dengan ekstensi .tif pada folder ALOS kota Semarang 2009 dengan nama
ALAV2A127643740-O1B2G_U_01. Klik OK.
4. Gabungkan band dengan menge-klik icon edit algorithm . sebuah kotak dialog akan
keluar. Kemudian duplikat layer (pseudo layer) sebanyak 2 kali dengan mengeklik icon
Duplicate.
4. 5. Beri nama layer pertama dengan “Band 1”, layer kedua dengan “Band 2”, dst.
6. Kemudian klik Load Dataset. Sebuah kotak dialog akan keluar. Pilih file
ALAV2A127643740-O1B2G_U_02.tif untuk Band 2 kemudian klik OK this layer only.
7. Lakukan hal yang sama pada layer ketiga dan keempat.
8. Tutup kotak dialog Algorithm. Klik file > Save as. Simpan citra dengan ekstensi .ers.
Tunggu prosesnya.
9. Setelah selesai, buka file citra yang baru saja disimpan. Warna citra akan berubah.
10. Lakukan koreksi geometri dengan klik menu Process geocoding wizard.
11. Kotak dialog Geocoding Wizard akan keluar. Pada tab pertama, pilih Polynomial untuk
tipe geocoding. Lalu klik input file, masukkan dengan file citra yang sudah diedit
(dengan ekstensi .ers). Klik OK.
`
12. Klik tab kedua. Pilih linear.
5. 13. Klik tab ketiga. Klik Change. Jendela akan muncul. Ganti Datum RAW dengan memilih
WGS84.
14. Ganti Projection RAW dengan SUTM 49.
15. Kemudian, ganti coord system type dengan Eastings/Northings. Klik OK.
16. Klik tab keempat. Secara otomatis tampilannya:
Dari sini akan dicocokkan lokasi yang sebenarnya dengan lokasi yang tampak di citra
satelit. Cara mencocokkannya ialah dengan menentukan setidaknya empat buah titik
ikat (Ground Control Point/GCP). Cara menentukan titik-titik ikat itu ialah: Buka
aplikasi Google Earth. Kemudian klik icon tambahan tanda letak.
6. 17. Pindahkan penanda ke satu titik yang diinginkan. Upayakan satu titik itu ialah suatu hal
yang mudah dilihat, umum, dan sifatnya menjadi semacam patokan.
Pada contoh, misal yang dipilih ialah sebuah gedung putih di dekat Kali Garang. Beri
nama penanda agar tidak bingung. Kemudian perhatikan referensi Easting dan
Northing-nya.
Copy referensi tersebut dan paste-kan di referensi Easting dan Northing pada jendela
Geocoding Wizard di tab keempat.
18. Buka ER Mapper. Tempatkan titik ikat di lokasi/spot yang mendekati sama dengan
penanda yang ada pada google earth.
Lalu pada kolom On di jendela Geocoding Wizard, klik tulisan Off (berwarna merah)
sehingga berubah menjadi On.
19. Untuk menambah titik ikat yang baru, klik icon add new GCP
Tentukan empat titik ikat yang lain dengan cara yang sama. Setelah didapat koordinat-koordinatnya,
perhatikan RMS-nya. Jika RMS masih belum 0.00, klik icon calculate
uncorrected point terus menerus hingga RMS menjadi 0.00.
20. Klik tab kelima. Pada output file, pilih lokasi dimana citra yang sudah ditentukan titik
ikatnya ini akan disimpan. Usahakan dalam satu folder. Save file dengan ekstensi: .ers .
pada cell attribute, isikan 30 x30. Lalu klik OK.
7. 21. Save file dengan ekstensi .tif. ubah cell attribute sehingga menjadi 30 x 30. Kemudian
klik Save File and Start Rectification. Proses rektifikasi akan berjalan. Setelah proses
selesai, klik Close.
22. Setelah selesai, buka kembali file yang baru saja di-rectify tersebut.
23. Klik file utilities import vector and GIS formats ESRI shape file import.
24. Pada input file, pilih file .shp yang diinginkan. Jika belum memilikinya, dapat diolah
dahulu dengan software ArcGIS. Ganti Map projection menjadi SUTM49 kemudian
ganti warna. Klik OK.
25. Tutup jendela tersebut. Buka kembali file citra yang terbaru.
8. 26. Kemudian pada kotak dialog yang terbuka, klik Edit add vector layer
annotation/map composition.
27. Klik load data set. Pilih file shp yang telah berubah ekstensi menjadi .erv. Klik OK.
28. Layer akan muncul. Klik Annotate Vector Layer
29. Kotak dialog tools akan muncul. Sebelum menge-klik icon display/edit object
attribute, blok daerah yang telah terseleksi yang akan di-crop.
Setelah itu, klik icon display/edit object attribute.
30. Lalu klik icon lagi.
31. Beri nama di kolom isian, misal Kelurahan. Klik Apply All. Klik close.
32. Pada kotak dialog Tools, klik save as. Pilih pilihan “Raster region”. Klik OK.
9. 33. Klik save. Klik OK.
34. Kotak dialog akan muncul. Klik Close.
35. Setelah itu, klik edit formula.
36. Kotak dialog formula editor akan muncul. Klik channel Red. Klik standard inside
region polygon test.
37. Secara kolom muncul tulisan “IF (INREGION(r1)) THEN Input1 ELSE NULL” , ganti NULL
dengan 255. Pilih regions. Klik Apply Changes.
10. 1
2
3
38. Lakukan hal yang sama pada channel G dan B. Per step warna akan berubah. Klik Save.
Klik kanan pada citra quick zoom zoom to all vector dataset.
39. Klik kanan pada citra file save as dengan ekstensi .tif. Pilih lokasi dan beri nama.
40. Setelah file tersimpan, buka ArcGIS.
41. Buka file yang baru saja di-save klik dengan Add Data.
11. 42. Add data untuk file sungai, jalan, dan batas kelurahan.
43. Untuk mengaktifkan nama-nama kelurahan yang ada di dalam kecamatan Banyumanik,
klik kanan kelurahan label features.
44. Setelah itu, buat layout dan ITP.
45. Untuk membuat legenda perumahan, sawah, lahan kosong, RTH, kawasan pendidikan,
dan industri, menggunakan snipping tool dengan membuka gambar kemudian memillih
area.
46. Klik new kemudian blok area yang dipilih. Lalu klik save.
47. Setelah ITP selesai dibuat, save file. Export menjadi ekstensi .jpeg dengan klik file
Export Map.
12. 5. Hasil dan Pembahasan
Citra yang dipotong ialah citra ALOS tahun 2009 wilayah kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang. Pemotongan citra ini dilakukan untuk mempermudah pengamatan dan analisis
khusus di kecamatan Banyumanik saja.
Pemotongan citra ini kemudian diolah di software ArcGIS sehingga dapat dibuat layout
peta dan ITP-nya.
Dari pengamatan, diketahui bahwa di wilayah Banyumanik, terdapat beberapa guna lahan,
yaitu untuk sawah, industri, perumahan, ruang terbuka hijau, dan lahan kosong.
Legenda untuk guna lahan ini didapat dengan snipping tools, yang membuat pekerjaan
menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan print screen dan kemudian
mengolahnya terlebih dahulu di Paint.
6. Daftar Pustaka
Afandi, Arisal Bagus. 2013. “PRE-PROCESSING IMAGE (COMPOSITE, CROPPING, DAN
MOSAIC IMAGE)” dalam Academia. https://www.academia.edu. Diunduh Jumat, 27
Desember 2013.
Hilman Drp. 2013. “Pengenalan Band untuk Pengenalan Obyek di Landsat” dalam
Wordpress. http://hilmandrp.wordpress.com. Diunduh Jumat, 27 Desember 2013.
Iwank Saribu. 2008. “Koreksi Radiometrik” dalam Blogspot.
http://konturgeo.blogspot.com/. Diunduh Jumat, 27 Desember 2013.
Oocities – ER Mapper-Pendahluan – Kamis, 26 Desember 2013.
http://www.oocities.org/yaslinus/b1_1.html.
Sudrajat, Ajat. 2001. Klasifikasi Penutup Lahan Melalui Gabungan Citra Digital Landsat
Thematic Mapper (TM) dengan Foto Udara Digital (Studi Kasus Kecamatan Pacet,
Kabupaten Cianjut, Jawa Barat), Skripsi, Fakultas Pertanian/ Program Sarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Sukartono dan Supriatna, Wahyu. 2002. (”Teknik Perbaikan Data Digital (Koreksi dan
Penajaman) Citra Satelit” dalam Buletin Teknik Pertanian), Vol 7, Nomor 1,
pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt071022.pdf. (diakses Kamis, 26 Desember
2013).
Vira Resani. “Koreksi Geomtrik dan Radiometrik” dalam Academia. https://www.
academia. edu/4774349/Koreksi_Geometrik_dan_Radiometrik. Diunduh pada Kamis,
26 Desember 2013.
Wibowo, Prashenda Eko. 2010. “Identifikasi Perubahan Tutupan Lahan Pulaupanggang,
Pulau Pramuka, Dan Pulau Karyaantara Tahun 2004 Dan Tahun 2008”,Skripsi,
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian/Program Sarjana, Institut Teknologi
Bandung, Bandung. Diunduh pada Selasa, 15 April 2014.