Laporan ini menganalisis berita di empat media online tentang kekerasan terhadap anak antara 2011-2012. Analisis menunjukkan bahwa kekerasan fisik dan seksual paling sering dilaporkan, pelaku utamanya berasal dari luar keluarga, dan dampak psikologis merupakan konsekuensi paling umum. Lokasi sekolah dan rumah menjadi tempat terjadinya kekerasan, serta anak berusia remaja rawan menjadi korban.
3. Dalam rangka memperingati hari anak nasional
yang dirayakan setiap tanggal 23 Juli, IMMC secara
khusus memonitoring perkembangan pemberitaan
media terhadap isu anak khususnya terkait
kekerasan dan perlindungan terhadap anak yang
masih terjadi secara nyata di lingkungan sehari-
hari. Riset ini diharapkan dapat memberikan
sebuah perspektif tentang dinamika pemberitaan
kekerasan terhadap anak serta bagaimana
perlindungan terhadap anak korban kekerasan
tersebut dilakukan oleh pemerintah dan berbagai
pihak terkait. Hasil riset ini kami olah dalam bentuk
rilis.
4. Metodologi
• Penelitian menggunakan metode purposive sampling pada
4 media online terkemuka,yakni: Kompas.com, Rakyat
Merdeka Online, Antaranews.com, dan Detik.com.
• Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal 23 Juli
2011 – 15 Juli 2012.
• Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
mengumpulkan dan menganalisa semua berita (content
analysis) mengenai anak, kekerasan terhadap anak, serta
perlindungan terhadap anak.
5. Coverage Dynamic
• Pada Januari 2012, isu kekerasan dan perlindungan anak naik karena dipengaruhi isu pro kontra pencurian sandal
milik anggota polisi oleh anak yang berinisial AAL.
• Pada Februari 2012, muncul isu pencabulan yang dilakukan Habib Hasan terhadap jamaahnya.
• Pada bulan April 2012 isu kembali naik karena dipengaruhi kasus anak umur 8 tahun dari Sukabumi yang suka
merokok.
6. Penempatan Berita
• Pemberitaan anak menjadi judul
berita terbanyak dimuat di
Detik.com & AntaraNews.
• Penempatan anak didalam sebuah
berita banyak dimuat di
Kompas.com dan RMOL.
7. Lokus Kekerasan Anak
• Lokus kekerasan yang paling banyak
terjadi adalah pada kekerasan khusus
sebanyak 35%.
• Kekerasan dalam ranah sosial,
pendidikan, dan hukum juga mendapat
persentase yang tinggi.
8. Kekerasan Khusus
• Anak tereksploitasi ekonomi dan
Seksual sangat dominan dalam
kekerasan yang sifatnya khusus
terhadap anak.
• Berikutnya adalah kasus anak
yang berhadapan dengan hukum.
9. Jenis Kekerasan
• Kekerasan fisik adalah yang paling
sering terjadi.
• Kekerasan seksual terhadap anak juga
relatif sering terjadi
10. Pelaku Kekerasan
• Pelaku dari luar
keluarga lebih
dominan dibanding
dari dalam keluarga
11. Pelaku dari Dalam Keluarga
• Kekerasan lebih sering dilakukan
oleh ayah dan ibu kandung.
• Ayah tiri, ibu tiri, ayah angkat,
dan ibu angkat relatif jarang.
12. Pelaku di Luar Keluarga
• Orang yang paling sering melakukan kekerasan terhadap
anak adalah yang statusnya umum dan tidak jelas.
• Guru dan polisi masuk dalam tiga besar pelaku kekerasan.
13. Lokasi Kekerasan
• Lokasi umum seperti jalan,
penjara, rumah sakit dan
lainnya merupakan lokasi
yang rawan terjadinya
kekerasan anak.
• Rumah dan sekolah termasuk
lokasi yang sering terjadi
kekerasan terhadap anak.
14. Jenis Kelamin Pelaku dan
Korban
• Pelaku lebih didominasi dari
kalangan laki-laki.
• Korban lebih banyak dialami oleh
kalangan perempuan, meskipun
sebenarnya hampir berimbang.
15. Usia Korban
• Usia yang rawan terjadi
kekerasan adalah 13-15
tahun dan 16-18 tahun.
• Paling sedikit adalah usia 5-6
tahun.
16. Usia Pelaku
• Semakin tua usia seseorang semakin
dominan melakukan kekerasan
terhadap anak.
17. Penyebab Kekerasan
Terhadap Anak
• Kekerasan terhadap anak banyak dilatarbelakangi oleh perilaku kejahatan kriminal
murni.
• Ekonomi dan disfungsi keluarga juga banyak menjadi penyebab terjadinya
kekerasan terhadp anak.
18. Dampak Kekerasan
Terhadap Anak
• Dampak yang paling
sering terjadi dari
tindak kekerasan
terhadap anak adalah
dampak psikologis.
19. Tone Instansi Terkait
• Tone Pemerintah lebih banyak negatif, karena dianggap kurang maksimal dalam memberikan
perlindungan terhadap anak.
• Instansi lain yang banyak negtif dalam pemberitaannya adalah Kepolisian dan Pengadilan.
Hal ini dipicu penerapan hukum terhadap anak dirasa kurang tepat.
20. Peran KPAI
• KPAI lebih banyak melakukan
perlindungan dan advokasi, serta
pemantauan dan evaluasi
• Sosilalisasi dirasa kurang
maksimal.
21. Pendidikan:
Jenis Kekerasan
• Kekerasan emosional paling sering terjadi
dalam bidang pendidikan yaitu sebesar
51%.
• Kekerasan eksploitasi relatif jarang
terjadi.
22. Pendidikan:
Lokasi Kekerasan
• Sekolah menjadi tempat utama
kekerasan pendidikan.
• Kekerasan pendidikan sangat jarang
terjadi di lokasi hiburan.
23. Pendidikan:
Pelaku Kekerasan
• Guru dan teman merupakan pelaku
yang sering melakukan kekerasan
bidang pendidikan anak.
• Orang tua kandung juga relatif sering
melakukan kekerasan di sektor ini.
24. Pendidikan: Jenis Kelamin
Pelaku dan Korban
• Pelaku tindak kekerasan
didominasi laki-laki
• Korban tindak kekerasan
banyak dari pihak laki-laki
25. Pendidikan:
Umur Pelaku dan Korban
• Korban paling banyak di usia 13-15 tahun.
• Pelaku paling banyak di usia 25-35 tahun.
26. Pendidikan:
Penyebab Kekerasan
• Penyebab yang sering terjadi dalam
kekerasan pendidikan adalah
kejahatan murni (Lain-lain).
• Ekonomi ternyata tidak terlalu
memberi pengaruh dalam
kekerasan pendidikan.
27. Pendidikan:
Dampak Kekerasan
• Dampak yang paling banyak
ditimbulkan kekerasan
pendidikan adalah psikologis.
• Sangat jarang berdampak
pada kematian.
28. Hukum:
Jenis Kekerasan
• Jenis kekerasan yang terjadi dalam
kekerasan hukum adalah kekerasan
emosional dan kekerasan fisik.
• Kekerasan emosional yang sering terjadi
adalah vonis hukum yang salah baik yang
dilakukan oleh hakim atau jaksa atau
penahanan yang dilakukan oleh kepolisian
29. Hukum:
Lokasi Kekerasan
• Lokasi yang paling sering
terjadi kekerasan adalah di
lingkungan kepolisian,
penjara, dan pengadilan
(lainnya)
30. Hukum:
Pelaku Kekerasan
• Dari dalam Keluarga : Ayah kandung paling sering melakukan kekerasan hukum.
• Dari luar keluarga : Polisi dan hakim menjadi pihak yang paling sering melakukan kekerasan hukum.
• Pihak pemerintah dan DPR juga sering melakukan kekerasan anak dibidang hukum (lainnya).
31. Hukum:
Jenis Kelamin
• Pelaku kekerasan
hukum didominasi
dari pihak laki-laki.
• Korban kekerasan
hukum juga
didominasi dari laki-
laki.
32. Hukum:
Usia Korban dan Pelaku
• Usia yang rawan menjadi korban kekerasan hukum adalah rentang usia 13-15
tahun.
• Usia pelaku yang paling sering melakukan tindak kekerasan hukum adalah 25-35
tahun.
33. Hukum:
Penyebab Kekerasan
• Penyebab utama kekerasan hukum terhadap anak adalah kebijakan atau
penegakan hukum yang dianggap tidak pantas apabila diterapkan pada anak
seperti vonis yang salah serta penahanan ditempat yang sama dengan orang
dewasa.
34. Hukum:
Dampak Kekerasan
• Dampak yang paling sering
ditimbulkan dalam kekerasan
hukum adalah Psikologi anak.
Namun tidak sedikit yang
berdampak pada fisik bahkan
kematian seperti kematian dua
tahanan anak di penjara
kepolisian Sektor Sijunjung,
Sumatera Barat.
35. Sosial:
Jenis Kekerasan
• Kekerasan emosional dan kekerasan
fisik sering terjadi di dalam kekerasan
sosial. Bentuk kekerasan seksual dan
penelantaran anak juga banyak terjadi
di wilayah-wilayah sosial.
36. Sosial:
Lokasi
• Lokasi yang rawan terjadi kekerasan
sosial adalah di tempat-tempat
umum, seperti jalan dan terminal
(lainnya)
• Rumah juga masih menjadi tempat
yang favorit terjadinya kekerasan
anak secara sosial.
37. Sosial:
Pelaku Kekerasan
• Ibu kandung menjadi pelaku kekerasan yang sering terjadi di dalam keluarga
disusul oleh ayah kandung. Kekerasan yang sering dilakukan oleh Ibu Kandung
adalah penelantaran dan eksploitasi anak yang disebabkan oleh faktor ekonomi.
• Di luar keluarga, pihak yang sering melakukan kekerasan sosial adalah pihak yang
tidak jelas identitasnya.
38. Sosial:
Jenis Kelamin
• Pelaku kekerasan sosial didominasi
kaum laki-laki yang umunya datang
dari luar keluarga.
• Korban kekerasan sosial menimpa
kaum laki-laki dan perempuan sama
besarnya.
39. Sosial:
Usia Korban Dan Pelaku
• Umur 16-18 tahun merupakan masa yang rentang terjadi kekerasan.
• Umur 36< merupakan usia yang sering melakukan kekerasan sosial
terhadap anak.
40. Sosial:
Penyebab Kekerasan
• Kekerasan sosial terhadap anak paling banyak dipengaruhi oleh kriminal
murni seperti pemerkosaan dan penganiayaan serta pembunuhan yang
dipengaruhi oleh internet, ponsel dan game. Sehingga memicu terjadi
kekerasan sosial pada anak.
41. Sosial:
Dampak Kekerasan
• Dampak yang paling sering ditimbulkan
dari kekerasan sosial adalah psikologis
anak. Hal ini karena kekerasan sosial lebih
banyak disebabkan oleh faktor teknologi
informasi seperti internet, game maupun
ponsel.
42. Kesehatan:
Jenis Kekerasan
• Kekerasan yang sering terjadi dalam
kekerasan kesehatan adalah berupa
kekerasan fisik dan kekerasan
emosional.
43. Kesehatan:
Pelaku
• Ayah Kandung paling sering melakukan kekerasan kesehatan terhadap
anaknya seperti perilaku merokok yang mengganggu kesehatan anak atau
kekerasan fisik yang berakibat pada kesehatan anak.
• Diluar keluarga, Tenaga medis dan Rumah Sakit merupakan pihak yang
paling sering melakukan kekerasan kesehatan terhadap anak.
44. Kesehatan:
Lokasi
• Lokasi yang sering terjadi kekerasan kesehatan adalah rumah. Hal ini
disebabkan pelaku utama kekerasan kesehatan terhadap anak adalah
keluarga terdekat seperti ayah.
• Kemudian disusul rumah sakit, jalan raya dan tempat umum lainnya (Lainnya)
45. Kesehatan:
Jenis Kelamin
• Kaum laki-laki dan perempuan
sama seringnya melakukan
kekerasan sosial kepada anak.
• Laki-laki sering menjadi korban
kekerasan sosial.
46. Kesehatan:
Usia Korban dan Pelaku
• Anak berumur 7-12 tahun sangat rentang terjadi kekerasan kesehatan.
• Pelaku kekerasan kesehatan banyak dilakukan pihak yang sudah berumur
36 tahun keatas.
47. Kesehatan:
Penyebab Kekerasan
• Faktor ekonomi menjadi faktor yang banyak mengakibatkan kekerasan
kesehatan pada anak. Selain itu tindak kekerasan dalam bentuk KDRT
juga menjadi salah satu pemicu terjadinya kekerasan kesehatan terhadap
anak.
48. Kesehatan:
Dampak Kekerasan
• Dampak yang sering
ditimbulkan dari kekerasan
kesehatan adalah fisik anak
berupa penyakit yang
menimpa anak.
49. Berhadapan Dengan Hukum:
Jenis Kekerasan
• Kekerasan yang sering
terjadi dalam
berhadapan dengan
hukum adalah
kekerasan emosional.
Sebab dalam posisi ini
anak sedang
menghadapi proses
hukum baik di
Kepolisian, Kejaksaan
maupun Pengadilan.
50. Berhadapan dengan Hukum :
Pelaku Kekerasan
• Polisi merupakan pihak
yang sering melakukan
kekerasan terhadap anak
disaat berhadapan
dengan hukum. Kekerasan
yang sering dilakukan oleh
kepolisian adalah
penganiayaan.
51. Berhadapan dengan Hukum:
Lokasi Kekerasan
• Lokasi yang sering terjadi tindak
kekerasan adalah di Kantor Polisi
dan pengadilan. Dikantor polisi
anak sering mendapatkan
perlakuan yang tidak baik dari
polisi seperti menempatkan anak
dalam sel yang sama dengan
orang dewasa. Di Pengadilan,
hakim sering menjatuhkan vonis
yang tidak sesuai dengan
hukuman yang pas untuk anak.
52. Berhadapan dengan Hukum : Jenis
Kelamin Pelaku dan Korban
• Laki-laki sering melakukan
tindak kekerasan terhadap
anak disaat berhadapan
dengan hukum
• Korban kekerasan ini juga
didominasi oleh kaum laki-laki
53. Berhadapan dengan Hukum :
Usia Pelaku dan Korban
• Umur yang rentan menjadi korban kekerasan adalah umur 13-15 tahun.
• Pelaku tindak kekerasan paling banyak berumur 36 keatas.
54. Berhadapan dengan Hukum :
Penyebab Kekerasan
• Penyebab kekerasan banyak
dipengaruhi oleh tindakan oleh aparat
penegak hukum yang salah dalam
melakukan penyidikan, penuntutan
bahkan menjatuhkan vonis yang tidak
sesuai dengan kondisi anak.
55. Berhadapan dengan Hukum:
Dampak Kekerasan
• Kekerasan terhadap anak saat
berhadapan dengan hukum lebih
banyak berdampak pada psikologis
anak karena menerima hukuman
yang tidak sesuai dengan usianya.
56. Eksploitasi Ekonomi & Seks :
Jenis Kekerasan
• Jenis kekerasan yang sering
terjadi adalah Seksual sebanyak
70%. Kekerasan seksual yang
banyak terjadi adalah
hubungan seks dan
pemerkosaan.
• Tidak jarang pula muncul
kekerasan fisik terhadap anak
yaitu sebanyak 15%.
57. Eksploitasi Ekonomi & Seks:
Pelaku Kekerasan
• Ayah kandung ternyata banyak
melakukan kekerasan eksploitasi
dan seksual. Kekerasan seksual
yang dialami oleh anak, lebih
banyak dilakukan oleh keluarga
terdekatnya terutama ayah
kandung.
• Selain ayah kandung, Guru juga
banyak melakukan kekerasan
seksual terhadap murid.
58. Eksploitasi Ekonomi & Seks:
Lokasi Kekerasan
• Lokasi yang rawan terjadi
kekerasan adalah di tempat-
tempat umum, seperti angkot,
terminal dan tempat umum
lainnya
• Selain itu, Rumah dan sekolah
juga banyak digunakan sebagai
locus tindak kejahatan. Dalam
beberapa kasus, rumah dan
sekolah tidak lagi menjadi
empat yang aman bagi anak.
59. Eksploitasi Ekonomi & Seks:
Jenis Kelamin
• Jenis kelamin pelaku kekerasan
didominasi oleh laki-laki.
• Korban yang paling banyak
adalah berjenis kelamin
perempuan.
60. Eksploitasi Ekonomi & Seks:
Usia Korban dan Pelaku
• Korban yang paling banyak berda pada rentang umur 16-18 tahun.
• Pelaku paling banyak sudah mencapai umur 36 tahun ke atas.
61. Eksploitasi Ekonomi & Seks :
Penyebab kekerasan
• Kriminal murni merupakan penyebab
utama terjadinya kekerasan eksploitasi
dan seksual seperti pemerkosaan.
• Ekonomi juga merupakan faktor yang
sering melatarbelakangi kejadian
eksploitasi dan seksual di kalangan
anak-anak. Faktor ekonomi ini kerap
menyebabkan orang tua, terutama
ayah justru melakukan kekerasan
seksual terhadap anak dengan
menjualnya kepada mujikari (germo).
62. Eksploitasi Ekonomi & Seks :
Dampak
• Dampak dalam kekerasan ini antara
kematian, psikologi dan fisik hampir
berimbang
• Dampak yang paling sering dalam
kejadian kekerasan eksploitasi dan
seks adalah kematian. Tindakan
kriminal seperti pemerkosaan biasanya
akan berujung pada tindakan
pembunuhan.
63. Institution Quote
• Institusi yang paling konsen dengan isu kekerasan dan perlindungan anak
adalah Kepolisian dan KPAI. Polisi lebih banyak berada pada aspek hukum
seperti penyelidikan dan penyidikan. Sementara KPAI berada pada aspek
pemantauan, perlindungan dan advokasi.
• DPR dan Pemerintah ternyata kurang maksimal dalam memberikan perhatian
pada isu tersebut. Hal ini terlihat dari minimnya isu-isu tentang anak yang
dibicarakan oleh pemerintah dan DPR.
64. Person Quote
• Person yang paling konsen dalam isu kekerasan dan perlindungan anak adalah Ketua Komnas
Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait dan Wakil Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh.
• Pada Jajaran Kementrian yaitu Menteri PPA Linda Agum Gumelar dan Mantan Menkes
Endang Rahayu Sedyaningsih yang banyak memberi perhatian pada isu ini. Endang Rahayu
Sedyaningsih lebih banyak berbicara dalam konteks perlindungan anak dari pengaruh zat
adiktif seperti nikotin yang terdapat dalam rokok yang mengganggu kesehatan anak.
65. Kesimpulan
• Pemerintah belum serius dalam melindungi anak-anak
Indonesia dari tindakan kekerasan. Hal ini terlihat dari
minimnya pemberitaan tentang isu-isu anak yang
dibicarakan oleh pemerintah. Kementerian terkait seperti
Kementerian PPPA sepertinya belum menjadikan isu
kekerasan anak sebagai isu utama Kementeriannya. Begitu
juga dengan DPR. Artinya secara politik isu kekerasan
terhadap anak belum menjadi isu utama.
• Tempat-tempat yang seharusnya menjadi tempat yang
aman bagi anak dalam berlindung terhadap tindakan
kekerasan seperti rumah dan sekolah, ternyata menjadi
locus delictus terjadinya kekerasan terhadap anak. Rumah
dan sekolah tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi
anak.
66. Kesimpulan
• Pelaku kekerasan terhadap anak banyak dilakukan oleh
orang-orang terdekatnya seperti ayah dan ibu kandung
serta guru sekolah. Orang-orang terdekat dengan anak ini
menjadi momok yang menakutkan bagi anak. Selain itu,
aparat penegak hukum, seperti kepolisian, jaksa daan
hakim juga kerap melakukan kekerasan secara psikologi
terhadap anak.
• Jenis kekerasan yang sering diterima anak adalah
kekerasan fisik dan emosional. Fisik seperti pemerkosaan,
penganiayaan, bahkan pembunuhan. Sementara emosional
berbentuk vonis yang tidak tapt serta penempatan sel yang
sama antara anak dengan orang dewasa.
67. Kesimpulan
• Secara umum kekerasan terhadap anak berdampak pada
psikologi perkembangan anak. Karena rata-rata anak yang
mengalami kekerasan berada pada umur 12-18 tahun.
Selain itu, anak sebagai pelaku kekerasan banyak
dipengaruhi oleh faktor pengaruh teknologi informasi
seperti internet, game dan Ponsel.
• Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kepolisian
adalah dua institusi yang lebih banyak terlibat dalam proses
perlindungan anak. KPAI banyak melakukan kerja-kerja
pemantauan, perlindungan dan advokasi. Sementara
kepolisian lebih pada aspek hukum seperti penyelidikan
dan penyidikan terhadap kasus kekerasan terhadap anak.
68. Rekomendasi
• Pemerintah harus membuat formulasi aturan yang bisa
memproteksi anak dari tindakan kekerasan yang dilakukan orang
dewasa, termasuk dari kekerasan yang dilakukan oleh orang
tuanya. Saat ini, isu tentang perlindungan anak, belum menjadi isu
utama yang diperhatikan oleh pemerintah. Undang-Undang
Perlindungan Anak yang saat ini digunakan belum berlaku secara
maksimal. Bahkan Presiden dalam Kongres Anak Indonesia tidak
memberikan perhatian khusus kepada anak-anak Indonesia.
• Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (Kemen PPA)
harus lebih maksimal dalam melakukan kerja-kerja perlindungan
terhadap anak. Sebagai Kementerian Negara yang secara khusus
memperhatikan anak, Kementerian ini perannya tidak maksimal
dalam proses perlindungan dan pendampingan terhadap anak
Indonesia.
69. Rekomendasi
• KPAI sebagai Komisi Independen Negara yang
langsung bertanggungjawab kepada Presiden harus
didorong untuk lebih kuat lagi melakukan kerja-kerja
pendampingan, pemantauan dan perlindungan
terhadap anak Indonesia. Selama ini, KPAI hanya bisa
melakukan pendampingan dan advokasi terhadap
anak korban kekerasan. Melihat kinerja yang sudah
dilakukan oleh KPAI hingga saat ini, maka Presiden
harus memperbesar kewenangan KPAI dalam proses
pendampingan dan perlindungan terhadap anak
korban kekerasan.
70. Rekomendasi
• Para penegak hukum seharusnya bisa memberikan
perlindungan hukum bagi anak baik yang tercatat sebagai
pelaku maupun korban. Selama ini, hukuman yang
dijatuhkan kepada anak yang merupakan pelaku kejahatan
sering tidak sesuai porsinya. Seharusnya penegak hukum
tidak memvonis anak dengan UU KUHP melainkan dengan
UU Perlindungan Anak. Anak juga tidak ditempatkan dalam
sel yang sama dengan orang dewasa yang pasti akan
berimbas pada psikologi anak. Disisi lain, orang dewasa
yang menjadi pelaku kejahatan terhadap anak mesti
mendapatkan hukuman yang maksimal meskipun
pelakunya adalah aparat hukum itu sendiri.
71. Rekomendasi
• Orang tua sebagai orang yang terdekat anak seharusnya diharapkan
menjadi pameng bagi anak dari segala perilaku kekerasan yang akan
menimpa anak. Pengawasan terhadap anak harus lebih ditingkatkan
terutama dari orang-orang disekitar rumah. Karena kekerasan
terhadap anak lebih banyak terjadi di ranah lingkungan terdekatnya
seperti lingkungan rumah dan sekolah.
• Sekolah juga harus semakin meningkatkan pengawasannya terhadap
anak didiknya. Guru sebagai orang tua murid saat berada di sekolah
dituntut berperan lebih aktif. Selain itu, pendidikan moral dan etika
sepertinya harus menjadi kurikulum wajib dalam dunia pendidikan
kita, apalagi ditengah semakin canggihnya dunia teknologi.
Penggunaan teknologi informasi tanpa melalui saringan akan
menyebabkan anak mudah melakukan tindakan kekerasan akibat
pengaruh dari teknologi informasi yang digunakannya. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan harus bisa mencari formula untuk
memproteksi anak dari pengaruh teknologi informasi.