SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1




Emha Ainun Nadjib:
Epilog untuk buku Pipit R Kartawidjaja



                        RAKYAT TANPA NEGARA



Misalnya di bidang pertanian, orang bertanya: kenapa para petani semakin tak
sanggup mempertahankan tanahnya, kenapa semakin sirna kedaulatan mereka
atas penyelenggaraan benih padi, atas komoditas damen dan unsur -unsur lain di
seputar padi, serta atas pengambilan keputusan terhadap harga gabah?

Pipit Kartawidjaja, saya duga, menjawab: karena para petani tidak berdomisili di
wilayah kedaulatan institusi Negara dan meperoleh perlindungan dari keputusan-
keputusan Negara. Para petani hidup di alamat antah berantah, berhadapan
dengan ancaman Pemerintah. Pemerintah Indonesia, selama sekian kali
pergantian, tak pernah mengurusi kaum tani. Konsern mereka adalah pertanian.
Petani bukan subyek utama dalam dunia pertanian, sawah dan tanaman. Subjek
utamanya adalah pedagang yang bernama Pemerintah, lahannya adalah tanah,
budak dan pelengkap penderitanya adalah para petani.

Demikian juga kalau Anda bertanya kenapa biaya pendidikan semakin gila
mahalnya, kenapa kaum pelajar dan keluarganya diperas oleh kewajiban-
kewajiban tak masuk akal di bidang petualangan kurikulum, perdagangan paksa
buku-buku pelajaran, pendangkalan ilmu, robotisasi murid-murid melalui sistem
pengajaran -- atau beratus-ratus problem pendidikan yang lain yang lebih ganas
dibanding kangker paling ganas? Jawaban Pipit senada: karena Departemen
Pendidikan adalah Kerajaan Dagang Pendidikan dan Menterinya adalah Raja
dengan wilayah kedaulatan dan skala kedaulatan yang sangat berlebihan. Segala
keputusan tentang pendidikan selalu merupakan keputusan departemental. Selalu
merupakan keputusan Pemerintah. Murid-murid dan orangtua mereka adalah
ikan-ikan teri yang tiap hari dimakan dalam kenduri beramai-ramai oleh boss-boss
mafia perniagaan di seluruh jalur dan lini dunia pendidikan.

Silahkan pandang dan pelajari Indonesia, Anda bisa dengan sangat mudah
menemukan dan mendaftari ratusan bahkan ribuan problem di seluruh bidang
kehidupan. Yang tingkat keparahannya sangat tinggi. Yang kadar komplikasinya
hampir seperti persoalan mistik karena sedemikian tak terurainya. Yang
jangankan menemukan metoda problem-solvingnya, sedangkan merumuskannya
2




sajapun hampir-hampir tak terkerjakan atau terjangkau oleh kumpulan segala
ilmuwan yang didatangkan dari belahan dan sudut bumi sebelah manapun.

Tak usah repot-repot memilih metodologi atau menentukan terminologi, cukup
bukalah saja kamus: urutlah, pada setiap kata terdapat jenis permasalahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan kalau saya boleh
mengungkapkannya dengan bahasa yang agak »pulitik«, setiap huruf
mengandung ratusan problem, bahkan jumlah permasalahan Indonesia lebih
banyak dibanding jumlah kata dalam kamus.

Penjelasan Pipit sangat sederhana, namun substansial dan fundamental: di dalam
konstitusi Indonesia, peran Negara sudah diambil alih oleh Pemerintah hampir
sepenuhnya. Ia sangat halus menyebut »tidak jelas pemilahan antara Negara
dengan Pemerintah«, itu karena meskipun ia sudah hidup lebih 30 tahun di
Jerman, tetap ia orang Jawa. Orang Jawa lain yang mendengarnya, yang
»tanggap ing sasmita«, mengerti bahwa yang dikatakan oleh Pipit sesungguhnya
adalah bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang tanpa Negara.

Konstitusi memberi ruang kekuasaan sedemikian hampir mutlak kepada
Pemerintah, dalam arti kedaulatan rakyat tidak memiliki »alamat« yang jelas, yang
semestinya disediakan oleh institusi Negara. Segala sesuatu yang seharusnya
merupakan otoritas Negara, berada di genggaman tangan Pemerintah. Kas
Negara menjadi kas Pemerintah. Saham Negara menjadi saham Pemerintah.
Bank Negara menjadi bank Pemerintah. Sekolah dan Universitas Negara menjadi
sekolah dan universitas Pemerintah. Sekurang-kurangnya, semua itu, berada
tidak di tangan kedaulatan rakyat dalam lembaga Negara. Pegawai Negara
dieufemisasikan menjadi Pegawai Negeri, dan dalam aturan maupun prakteknya
adalah Pegawai Pemerintah. Pada umumnya Pegawai Negeri tidak memiliki
ingatan, apalagi kesadaran bahwa mereka adalah pegawainya rakyat dalam
bingkai Negara: merasa merasa dirinya adalah pegawai dan bawahannya
Pemerintah.

Pipit telah membukakan jendela. Pipit telah membobol dinding pemahaman dan
kesadaran nasional tentang kekhilafan mendasar dalam konstitusi kita. Pintu Pipit
ini kelak akan membuat langkah kita tiba padakesadaran dan kenyataan konstitusi
di mana ada keputusan tingkat departemental, ada tingkat pucuk eksekutif, ada
juga keputusan tingkat Negara -- yang permanen, yang mungkin diolah melalui
MPR, yang berkekuatan hukum dan mengikat pemerintah meskipun berganti
setahun sekali. Entah soal pendidikan murah, perlindungan kepada tani dan
buruh, kebebasan beragama, atau apapun. Setiap langkah departemental bisa
dibawa naik dua tingkat hingga diabsahkan oleh MPR sebagai Keputusan
3




Negara. Sehingga tidak seiap presiden dan menteri baru boleh bersikap seperti
Tuhan dengan keputusan-keputusan yang sama sekali baru -- melainkan mereka
patuh kepada Keputusan Negara sebagaimana pemerintah sebelumnya maupun
sesudahnya. Tentulah segala yang telah dituliskan oleh Pipit wajib diikuti oleh
sambutan-sambutan pemikiran, perhitungan kembali, kritisisme, analisis dan
pendalaman, oleh siapapun yang cinta kepada kebangunan kembali kehidupan
bangsa dan negara Indonesia, terutama oleh para pengarif hukum dan konstitusi.
Pipit tidak pasti benar dan tepat, tapi sejarah Indonesia yang semakin bangkrut
sangat ditolong oleh buku Pipit ini. Tidak sekedar di wilayah ilmu yang
menyangkut pembenahan mendasar konstitusi: Saya mengalami berpuluh tahun
lamanya dalam pergaulan nyata , bahwa Pipit adalah seorang nasionalis sejati
yang hatinya sangat berisi cinta tulis kepada negara dan bangsa yang
melahirkannya.

Ketika saya membuat tulisan ini, bangsa Indonesia sedang berada pada salah
satu puncak krisisnya. Menjelang akhir tahun 2005, harga bahan bakar melonjak
secara sangat curam, sampai ke tingkat yang secara teoritis tak akan mungkin
tertanggungkan oleh sisa ketidak-berdayaan ekonomi rakyat Indonesia.
Sebenarnya identifikasi krisis yang saya maksud sangatlah jelas: bahwa bisa
dikatakan tidak tersisa satu sisi kehidupan yang tak mengalami krisis, terserah
Anda akan memakai teori, parameter, metodologi, terminologi - yang manapun
dan mengacu pada teori ilmu yang bagaimanapun.

Dengan kata lain: krisis total. Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis total.
Bahkan mungkin itu tidak cukup menjelaskan, kecuali ada idiom selain »total«
yang bisa ditemukan untuk mendeskripsikan kadar krisis yang dialami oleh
bangsa Indonesia.

Anda tinggal menyebut kata apa saja secara bebas untuk menunjuk sisi, titik,
sudut atau bagian dari kehidupan bangsa Indonesia. Ambil saja sekenanya:
perekonomian, politik, hukum, kebudayaan, pendidikan, keamanan nasional,
karakter, iman, moral, mentalitas, apapun - orang paling bodoh di antara bangsa
Indonesia bisa dengan sangat mudah menjelaskan krisis apa dan bagaimana
yang mereka alami di wilayah konteks yang Anda sebut.

Krisis itu sedemikian nyata dan totalnya sehingga melahirkan suatu jenis krisis
baru yang ajaib: kalau Anda berada di antara bangsa Indonesia, bergaul dan
bercengkerama dengan mereka, sesudah beberapa waktu Anda akan
menemukan pertanyaan di dalam diri Anda: Yang mana krisisnya? Orang
Indonesia selalu hangat, tertawa-tawa, tekanan-tekanan yang terkadang muncul
pada ekspressi psikologis mereka tak pernah sampai pada kadar yang serius
4




yang memungkinkan munculnya tingkat yang memadai untuk melawan keadaan,
memberontak, atau apapun.

Dahsyatnya krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia tidak berbanding lurus
dengan tingkat munculnya kritisisme, progresivisme - tidak juga melahirkan rasa
krisis atau »sense of crisis« yang sepadan dengan penderitaan obyektif yang
sebenarnya mereka alami secara total dan mendalam.

Rendahnya rasa krisis diindikasikan tidak hanya oleh karakter kepemimpinan yang
culas namun lemah namun tak tahu malu, oleh praktek kepengurusan negara
yang sangat tidak memfokuskan diri pada keharusan melindungi kesejahteraan
rakyat, serta oleh beribu-ribu kejadian yang mencerminkan subyektivisme dan
egosentrisme kelompok-kelompok yang berkuasa.

Rendahnya »sense of crisis« itu juga tampak pada puluhan bahkan ratusan juta
orang yang menderita pada kehidupan bangsa Indonesia. Tidak ada
ketersambungan rasa derita satu sama lain, sehingga sesungguhnya yang
berlangsung bukanlah penderitaan sosial, melainkan penderitaan individu-individu
atau keluarga dan kelompok. Tidak terdapat gejala di mana keprihatinan
diperkaitkan antara satu dengan lain orang, antara satu segmen masyarakat
dengan segmen lain. Tidak ada organisasi orang-orang menderita. Tidak ada
kesedihan dan kebingungan kolektif, yang ada adalah setiap orang memendam
dan memelihara kesedihan masing-masing.

Pada sebagian tidak kecil bahkan krisis total nasional tidak membuat mereka
menurunkan kadar budaya konsumerisme, hedonisme dan pesta-pesta
kegembiraan - dengan berbagai formula yang berbeda sesuai dengan strata yang
juga berbeda. Mal-mal dan plaza tempat jualan mitologi, mimpi dan khayalah tidak
sedikitpun menurun jumlah pengunjungnya. Tayangan televisi Indonesia tetap
penuh joget riang gembira dan terus menerus tak perduli siang atau malam, tetap
penuh intensitas putaran modal dengan siaran-siaran hedonisme budaya dan
olahraga. Industri televisi bahkan merekrut Agama, Tuhan, Nabi, Malaikat dan
hantu menjadi bagian primer dari komoditas mereka. Tidak ada bangsa di dunia
yang tertawa lebih banyak melebihi frekwensi tertawanya orang Indonesia. Tidak
ada masyarakat di muka bumi yang kehangatan dan kegembiraan hidupnya,
bahkan tingkat keberaniannya membeli ini itu, melebihi bangsa Indonesia.

Bagi tradisi akal sehat konvensional: ini adalah suatu jenis krisis.

Mungkin bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedemikian bodohnya sehingga
tidak memiliki kemampuan identifikasi dan deskripsi atas keadaannya sendiri,
5




termasuk atas krisis yang dialaminya sendiri, sehingga justru karena itu mereka
tidak mengalami betapa dalam dan kompleksnya krisis itu. Seperti orang yang
tidak paham hantu dengan konstelasinya: ia tenang-tenang saja lewat atau
singgah di kuburan. Atau seperti orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang
penyakit, sehingga tidak berprihatin sedikitpun ketika di dalam badannya terdapat
komplikasi penyakit yang pada suatu pagi akan membuatnya mendadak tak
berdaya dan mati. Kalau orang itu mengerti hantu, maka ia akan ketakutan dan
lari tunggang langgang menjauhi kuburan. Kalau orang itu memahami penyakit,
maka ia akan melakukan perlawanan, pemerontakan, pengobatan dan segala
daya untuk memisahkan penyakit-penyakit itu dari dirinya. Tetapi salah satu krisis
bangsa Indonesia adalah bahwa mereka punya tradisi bersikap acuh tak acuh
terhadap hantu dan penyakit-penyakit.

Kemungkinan lain adalah bangsa Indonesia memiliki daya tahan dan kekuatan
yang tak tertandingi dan tak terpahamkan oleh bangsa dan manusia manapun
yang lain di permukaan bumi. Sedemikian kuat dan kebalnya sehingga mereka
tidak mengaduh ketika dipukul, karena pukulan itu tidak cukup menyakitkannya.
Mereka tidak meronta-ronta ketika dijerat dan dipenjarakan, karena mereka tetap
mampu membangun kemerdekaan subyektif psikologisnya di dalam penjara.
Mereka tidak melawan ketika dianiaya, ditindas, disiksa, dicurangi, dibohongi -
karena tingkat penganiayaan yang mereka alami belum sepadan dengan daya
tahan yang mereka miliki.

Sekorup apapun pemerintahnya, tak membuat bangsa Indonesia memberontak
sampai kadar yang signifikan. Sekurang ajar apapun pemimpin mereka, tak
membikin mereka melakukan perlawanan. Semenderita apapun kehidupan yang
menimpa mereka, tak pernah cukup mendorong mereka untuk berdiri agak sedikit
tegak dan melakukan perubahan-perubahan yang mendasar dan primer.

Pintu yang dibukakan oleh Pipit ini, beberapa waktu yang lalu saya coba pakai
untuk menjajagi kemungkinan perubahan dan sedikit mulai membalikkan arus itu.
Saya ajak Pipit berkeliling ke daerah-daerah, berjumpa dengan berbagai pelaku
kekuasaan untuk berdiskusi. Bahkan saya pertemukan Pipit dengan ribuan rakyat
di alun-alun, lapangan-lapangan.... Dan saya berharap kesempatan seperti itu
akan bisa kami lanjutkan. Karena bangsa Indonesia sungguh-sungguh berada
dalam keadaan-keadaan mendasar yang tak ada kontinyuasinya besok dan lusa.
Dalam beberapa tahun ke depan ini harus dipastikan akan dilakukan penjebolan,
perombakan dan perubahan yang habis-habisan....*****

Emha Ainun Nadjib
Malaysia
4 Maret 2006

More Related Content

What's hot

Ketahanan nasional dibidang politik dan pembangunan
Ketahanan nasional dibidang politik dan pembangunanKetahanan nasional dibidang politik dan pembangunan
Ketahanan nasional dibidang politik dan pembangunannatal kristiono
 
Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)
Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)
Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)fikri asyura
 
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AWKETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
makalah ketahanan nasional
makalah ketahanan nasionalmakalah ketahanan nasional
makalah ketahanan nasionalLukman Lucks
 
Ketahanan nasional di bidang politik leni nurita
Ketahanan nasional di bidang politik   leni nuritaKetahanan nasional di bidang politik   leni nurita
Ketahanan nasional di bidang politik leni nuritanatal kristiono
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraSyaiful Ahdan
 
Masalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2i
Masalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2iMasalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2i
Masalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2iSaafroedin Bahar
 

What's hot (13)

ketahanan nasional
 ketahanan nasional ketahanan nasional
ketahanan nasional
 
Ketahanan nasional dibidang politik dan pembangunan
Ketahanan nasional dibidang politik dan pembangunanKetahanan nasional dibidang politik dan pembangunan
Ketahanan nasional dibidang politik dan pembangunan
 
Rpp ppkn x bab 2 1516 4 kali jp
Rpp ppkn x bab 2  1516 4 kali jpRpp ppkn x bab 2  1516 4 kali jp
Rpp ppkn x bab 2 1516 4 kali jp
 
Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)
Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)
Ketahanan nasional (modul etika, profesional dan humaniora)
 
Ketahanan nasional
Ketahanan nasionalKetahanan nasional
Ketahanan nasional
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AWKETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
KETAHANAN NASIONAL - PPKN - DJOKO AW
 
makalah ketahanan nasional
makalah ketahanan nasionalmakalah ketahanan nasional
makalah ketahanan nasional
 
Ketahanan nasional di bidang politik leni nurita
Ketahanan nasional di bidang politik   leni nuritaKetahanan nasional di bidang politik   leni nurita
Ketahanan nasional di bidang politik leni nurita
 
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negaraBab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
Bab ix urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara
 
Masalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2i
Masalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2iMasalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2i
Masalah integrasi nasional dan ancaman disintegras2i
 
Wasbang nkri
Wasbang nkriWasbang nkri
Wasbang nkri
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 

Viewers also liked

Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...
Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...
Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...EduSkills OECD
 
Exploring the Challenges of Implementing the American Disabilities
Exploring the Challenges of Implementing the American DisabilitiesExploring the Challenges of Implementing the American Disabilities
Exploring the Challenges of Implementing the American DisabilitiesDonna Lewis
 
Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...
Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...
Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...EduSkills OECD
 
Melanoma screening 1
Melanoma screening 1Melanoma screening 1
Melanoma screening 1Ludwig Eckl
 
Leveraging Resources Slides, 7/29/12
Leveraging Resources Slides, 7/29/12Leveraging Resources Slides, 7/29/12
Leveraging Resources Slides, 7/29/12CLADSM
 
Developing Data Systems- Slovenia
Developing Data Systems- SloveniaDeveloping Data Systems- Slovenia
Developing Data Systems- SloveniaEduSkills OECD
 
Apache Mahout: Driving the Yellow Elephant
Apache Mahout: Driving the Yellow ElephantApache Mahout: Driving the Yellow Elephant
Apache Mahout: Driving the Yellow ElephantGrant Ingersoll
 
Social media presentation
Social media presentationSocial media presentation
Social media presentationDanny Hoodless
 
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20CLADSM
 
God's Got This! Slides, 5/11/14
God's Got This! Slides, 5/11/14God's Got This! Slides, 5/11/14
God's Got This! Slides, 5/11/14CLADSM
 
Online collaboration
Online collaborationOnline collaboration
Online collaborationMaverick Mav
 
Announcements, 5/8/16
Announcements, 5/8/16Announcements, 5/8/16
Announcements, 5/8/16CLADSM
 
Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15CLADSM
 
Providing access to higher education through online programs in developing co...
Providing access to higher education through online programs in developing co...Providing access to higher education through online programs in developing co...
Providing access to higher education through online programs in developing co...EduSkills OECD
 
2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서
2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서
2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서DMC미디어
 
Funding Higher Education: adequate steering instrument? Noël Vercruysse
Funding Higher Education: adequate steering instrument? Noël VercruysseFunding Higher Education: adequate steering instrument? Noël Vercruysse
Funding Higher Education: adequate steering instrument? Noël VercruysseEduSkills OECD
 
Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15CLADSM
 
A Skills Beyond School Review of South Africa
A Skills Beyond School Review of South AfricaA Skills Beyond School Review of South Africa
A Skills Beyond School Review of South AfricaEduSkills OECD
 

Viewers also liked (20)

Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...
Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...
Governance of governance in higher education: the case of Portugal - António ...
 
Exploring the Challenges of Implementing the American Disabilities
Exploring the Challenges of Implementing the American DisabilitiesExploring the Challenges of Implementing the American Disabilities
Exploring the Challenges of Implementing the American Disabilities
 
Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...
Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...
Tranformational Model of Translational Research that Leverages Educational Te...
 
Melanoma screening 1
Melanoma screening 1Melanoma screening 1
Melanoma screening 1
 
Leveraging Resources Slides, 7/29/12
Leveraging Resources Slides, 7/29/12Leveraging Resources Slides, 7/29/12
Leveraging Resources Slides, 7/29/12
 
Developing Data Systems- Slovenia
Developing Data Systems- SloveniaDeveloping Data Systems- Slovenia
Developing Data Systems- Slovenia
 
Apache Mahout: Driving the Yellow Elephant
Apache Mahout: Driving the Yellow ElephantApache Mahout: Driving the Yellow Elephant
Apache Mahout: Driving the Yellow Elephant
 
New world order mentalities
New world order mentalitiesNew world order mentalities
New world order mentalities
 
Social media presentation
Social media presentationSocial media presentation
Social media presentation
 
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
Worship That Builds Up Slides, 4/19/20
 
God's Got This! Slides, 5/11/14
God's Got This! Slides, 5/11/14God's Got This! Slides, 5/11/14
God's Got This! Slides, 5/11/14
 
Online collaboration
Online collaborationOnline collaboration
Online collaboration
 
Announcements, 5/8/16
Announcements, 5/8/16Announcements, 5/8/16
Announcements, 5/8/16
 
Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15Announcements, 4/26/15
Announcements, 4/26/15
 
Nwo depopulation 1
Nwo depopulation 1Nwo depopulation 1
Nwo depopulation 1
 
Providing access to higher education through online programs in developing co...
Providing access to higher education through online programs in developing co...Providing access to higher education through online programs in developing co...
Providing access to higher education through online programs in developing co...
 
2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서
2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서
2010년 1월 온라인 광고&미디어 동향 보고서
 
Funding Higher Education: adequate steering instrument? Noël Vercruysse
Funding Higher Education: adequate steering instrument? Noël VercruysseFunding Higher Education: adequate steering instrument? Noël Vercruysse
Funding Higher Education: adequate steering instrument? Noël Vercruysse
 
Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15Announcements, 3/29/15
Announcements, 3/29/15
 
A Skills Beyond School Review of South Africa
A Skills Beyond School Review of South AfricaA Skills Beyond School Review of South Africa
A Skills Beyond School Review of South Africa
 

Similar to Krisis Total

Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014
Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014
Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014musniumar
 
Dr. Matulanda Ratulangi
Dr. Matulanda RatulangiDr. Matulanda Ratulangi
Dr. Matulanda Ratulangialfizanna
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeMakalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeKhairulAnwarGenaliwe
 
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesiaPertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesiaSMA Negeri 9 KERINCI
 
Nasionalisme kita
Nasionalisme kitaNasionalisme kita
Nasionalisme kitaIndra Jaya
 
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxRANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxHengkyFernando7
 
Pancasila makalah iii
Pancasila makalah iiiPancasila makalah iii
Pancasila makalah iiiPuRwa Kaning
 
Makalah pancasila 16060484079
Makalah pancasila 16060484079Makalah pancasila 16060484079
Makalah pancasila 16060484079keluin candra
 
Bab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraanBab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraanArini Nurmala Sari
 
04 pengantar cara berfikir dasar
04 pengantar cara berfikir dasar04 pengantar cara berfikir dasar
04 pengantar cara berfikir dasarriyadmengajar
 
Politik pembangunan
Politik pembangunanPolitik pembangunan
Politik pembangunanAndi Irawan
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniFauzan 'Math
 
Pkn kehidupan berbanagsa dan bernegara
Pkn kehidupan berbanagsa dan bernegaraPkn kehidupan berbanagsa dan bernegara
Pkn kehidupan berbanagsa dan bernegararahmatbuludawa1
 

Similar to Krisis Total (20)

Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014
Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014
Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014
 
Aksi massa
Aksi massaAksi massa
Aksi massa
 
Dr. Matulanda Ratulangi
Dr. Matulanda RatulangiDr. Matulanda Ratulangi
Dr. Matulanda Ratulangi
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalismeMakalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
Makalah pendidikan kewarganegaraan peran pemuda dalam mengembangkan nasionalisme
 
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesiaPertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
 
Nasionalisme kita
Nasionalisme kitaNasionalisme kita
Nasionalisme kita
 
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptxRANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
RANGKUMAN KEWARGANEGARAAN.pptx
 
Pancasila makalah iii
Pancasila makalah iiiPancasila makalah iii
Pancasila makalah iii
 
Makalah spi
Makalah spiMakalah spi
Makalah spi
 
Makalah pancasila 16060484079
Makalah pancasila 16060484079Makalah pancasila 16060484079
Makalah pancasila 16060484079
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
Bab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraanBab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraan
Bab 1 pengantar pendidikan kewarganegaraan
 
04 pengantar cara berfikir dasar
04 pengantar cara berfikir dasar04 pengantar cara berfikir dasar
04 pengantar cara berfikir dasar
 
Politik pembangunan
Politik pembangunanPolitik pembangunan
Politik pembangunan
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
Identitas nasional kel 1
Identitas nasional kel 1Identitas nasional kel 1
Identitas nasional kel 1
 
Pkn kehidupan berbanagsa dan bernegara
Pkn kehidupan berbanagsa dan bernegaraPkn kehidupan berbanagsa dan bernegara
Pkn kehidupan berbanagsa dan bernegara
 
Apa yang dimaksud dengan rasa memiliki
Apa yang dimaksud dengan rasa memilikiApa yang dimaksud dengan rasa memiliki
Apa yang dimaksud dengan rasa memiliki
 
AKSI MASSA -- TAN MALAKA
AKSI MASSA -- TAN MALAKAAKSI MASSA -- TAN MALAKA
AKSI MASSA -- TAN MALAKA
 

More from Pekerja Sosial Masyarakat

More from Pekerja Sosial Masyarakat (20)

PENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptxPENGENALAN OpenSID.pptx
PENGENALAN OpenSID.pptx
 
Infaq Dan Shadaqah
Infaq Dan ShadaqahInfaq Dan Shadaqah
Infaq Dan Shadaqah
 
draf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdfdraf Proposal Ponpes.pdf
draf Proposal Ponpes.pdf
 
prestasi desa.pptx
prestasi desa.pptxprestasi desa.pptx
prestasi desa.pptx
 
Visi misi desa biaung
Visi misi desa biaungVisi misi desa biaung
Visi misi desa biaung
 
Buku panduan bpd
Buku panduan bpdBuku panduan bpd
Buku panduan bpd
 
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Krisis Total

  • 1. 1 Emha Ainun Nadjib: Epilog untuk buku Pipit R Kartawidjaja RAKYAT TANPA NEGARA Misalnya di bidang pertanian, orang bertanya: kenapa para petani semakin tak sanggup mempertahankan tanahnya, kenapa semakin sirna kedaulatan mereka atas penyelenggaraan benih padi, atas komoditas damen dan unsur -unsur lain di seputar padi, serta atas pengambilan keputusan terhadap harga gabah? Pipit Kartawidjaja, saya duga, menjawab: karena para petani tidak berdomisili di wilayah kedaulatan institusi Negara dan meperoleh perlindungan dari keputusan- keputusan Negara. Para petani hidup di alamat antah berantah, berhadapan dengan ancaman Pemerintah. Pemerintah Indonesia, selama sekian kali pergantian, tak pernah mengurusi kaum tani. Konsern mereka adalah pertanian. Petani bukan subyek utama dalam dunia pertanian, sawah dan tanaman. Subjek utamanya adalah pedagang yang bernama Pemerintah, lahannya adalah tanah, budak dan pelengkap penderitanya adalah para petani. Demikian juga kalau Anda bertanya kenapa biaya pendidikan semakin gila mahalnya, kenapa kaum pelajar dan keluarganya diperas oleh kewajiban- kewajiban tak masuk akal di bidang petualangan kurikulum, perdagangan paksa buku-buku pelajaran, pendangkalan ilmu, robotisasi murid-murid melalui sistem pengajaran -- atau beratus-ratus problem pendidikan yang lain yang lebih ganas dibanding kangker paling ganas? Jawaban Pipit senada: karena Departemen Pendidikan adalah Kerajaan Dagang Pendidikan dan Menterinya adalah Raja dengan wilayah kedaulatan dan skala kedaulatan yang sangat berlebihan. Segala keputusan tentang pendidikan selalu merupakan keputusan departemental. Selalu merupakan keputusan Pemerintah. Murid-murid dan orangtua mereka adalah ikan-ikan teri yang tiap hari dimakan dalam kenduri beramai-ramai oleh boss-boss mafia perniagaan di seluruh jalur dan lini dunia pendidikan. Silahkan pandang dan pelajari Indonesia, Anda bisa dengan sangat mudah menemukan dan mendaftari ratusan bahkan ribuan problem di seluruh bidang kehidupan. Yang tingkat keparahannya sangat tinggi. Yang kadar komplikasinya hampir seperti persoalan mistik karena sedemikian tak terurainya. Yang jangankan menemukan metoda problem-solvingnya, sedangkan merumuskannya
  • 2. 2 sajapun hampir-hampir tak terkerjakan atau terjangkau oleh kumpulan segala ilmuwan yang didatangkan dari belahan dan sudut bumi sebelah manapun. Tak usah repot-repot memilih metodologi atau menentukan terminologi, cukup bukalah saja kamus: urutlah, pada setiap kata terdapat jenis permasalahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan kalau saya boleh mengungkapkannya dengan bahasa yang agak »pulitik«, setiap huruf mengandung ratusan problem, bahkan jumlah permasalahan Indonesia lebih banyak dibanding jumlah kata dalam kamus. Penjelasan Pipit sangat sederhana, namun substansial dan fundamental: di dalam konstitusi Indonesia, peran Negara sudah diambil alih oleh Pemerintah hampir sepenuhnya. Ia sangat halus menyebut »tidak jelas pemilahan antara Negara dengan Pemerintah«, itu karena meskipun ia sudah hidup lebih 30 tahun di Jerman, tetap ia orang Jawa. Orang Jawa lain yang mendengarnya, yang »tanggap ing sasmita«, mengerti bahwa yang dikatakan oleh Pipit sesungguhnya adalah bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang tanpa Negara. Konstitusi memberi ruang kekuasaan sedemikian hampir mutlak kepada Pemerintah, dalam arti kedaulatan rakyat tidak memiliki »alamat« yang jelas, yang semestinya disediakan oleh institusi Negara. Segala sesuatu yang seharusnya merupakan otoritas Negara, berada di genggaman tangan Pemerintah. Kas Negara menjadi kas Pemerintah. Saham Negara menjadi saham Pemerintah. Bank Negara menjadi bank Pemerintah. Sekolah dan Universitas Negara menjadi sekolah dan universitas Pemerintah. Sekurang-kurangnya, semua itu, berada tidak di tangan kedaulatan rakyat dalam lembaga Negara. Pegawai Negara dieufemisasikan menjadi Pegawai Negeri, dan dalam aturan maupun prakteknya adalah Pegawai Pemerintah. Pada umumnya Pegawai Negeri tidak memiliki ingatan, apalagi kesadaran bahwa mereka adalah pegawainya rakyat dalam bingkai Negara: merasa merasa dirinya adalah pegawai dan bawahannya Pemerintah. Pipit telah membukakan jendela. Pipit telah membobol dinding pemahaman dan kesadaran nasional tentang kekhilafan mendasar dalam konstitusi kita. Pintu Pipit ini kelak akan membuat langkah kita tiba padakesadaran dan kenyataan konstitusi di mana ada keputusan tingkat departemental, ada tingkat pucuk eksekutif, ada juga keputusan tingkat Negara -- yang permanen, yang mungkin diolah melalui MPR, yang berkekuatan hukum dan mengikat pemerintah meskipun berganti setahun sekali. Entah soal pendidikan murah, perlindungan kepada tani dan buruh, kebebasan beragama, atau apapun. Setiap langkah departemental bisa dibawa naik dua tingkat hingga diabsahkan oleh MPR sebagai Keputusan
  • 3. 3 Negara. Sehingga tidak seiap presiden dan menteri baru boleh bersikap seperti Tuhan dengan keputusan-keputusan yang sama sekali baru -- melainkan mereka patuh kepada Keputusan Negara sebagaimana pemerintah sebelumnya maupun sesudahnya. Tentulah segala yang telah dituliskan oleh Pipit wajib diikuti oleh sambutan-sambutan pemikiran, perhitungan kembali, kritisisme, analisis dan pendalaman, oleh siapapun yang cinta kepada kebangunan kembali kehidupan bangsa dan negara Indonesia, terutama oleh para pengarif hukum dan konstitusi. Pipit tidak pasti benar dan tepat, tapi sejarah Indonesia yang semakin bangkrut sangat ditolong oleh buku Pipit ini. Tidak sekedar di wilayah ilmu yang menyangkut pembenahan mendasar konstitusi: Saya mengalami berpuluh tahun lamanya dalam pergaulan nyata , bahwa Pipit adalah seorang nasionalis sejati yang hatinya sangat berisi cinta tulis kepada negara dan bangsa yang melahirkannya. Ketika saya membuat tulisan ini, bangsa Indonesia sedang berada pada salah satu puncak krisisnya. Menjelang akhir tahun 2005, harga bahan bakar melonjak secara sangat curam, sampai ke tingkat yang secara teoritis tak akan mungkin tertanggungkan oleh sisa ketidak-berdayaan ekonomi rakyat Indonesia. Sebenarnya identifikasi krisis yang saya maksud sangatlah jelas: bahwa bisa dikatakan tidak tersisa satu sisi kehidupan yang tak mengalami krisis, terserah Anda akan memakai teori, parameter, metodologi, terminologi - yang manapun dan mengacu pada teori ilmu yang bagaimanapun. Dengan kata lain: krisis total. Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis total. Bahkan mungkin itu tidak cukup menjelaskan, kecuali ada idiom selain »total« yang bisa ditemukan untuk mendeskripsikan kadar krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia. Anda tinggal menyebut kata apa saja secara bebas untuk menunjuk sisi, titik, sudut atau bagian dari kehidupan bangsa Indonesia. Ambil saja sekenanya: perekonomian, politik, hukum, kebudayaan, pendidikan, keamanan nasional, karakter, iman, moral, mentalitas, apapun - orang paling bodoh di antara bangsa Indonesia bisa dengan sangat mudah menjelaskan krisis apa dan bagaimana yang mereka alami di wilayah konteks yang Anda sebut. Krisis itu sedemikian nyata dan totalnya sehingga melahirkan suatu jenis krisis baru yang ajaib: kalau Anda berada di antara bangsa Indonesia, bergaul dan bercengkerama dengan mereka, sesudah beberapa waktu Anda akan menemukan pertanyaan di dalam diri Anda: Yang mana krisisnya? Orang Indonesia selalu hangat, tertawa-tawa, tekanan-tekanan yang terkadang muncul pada ekspressi psikologis mereka tak pernah sampai pada kadar yang serius
  • 4. 4 yang memungkinkan munculnya tingkat yang memadai untuk melawan keadaan, memberontak, atau apapun. Dahsyatnya krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia tidak berbanding lurus dengan tingkat munculnya kritisisme, progresivisme - tidak juga melahirkan rasa krisis atau »sense of crisis« yang sepadan dengan penderitaan obyektif yang sebenarnya mereka alami secara total dan mendalam. Rendahnya rasa krisis diindikasikan tidak hanya oleh karakter kepemimpinan yang culas namun lemah namun tak tahu malu, oleh praktek kepengurusan negara yang sangat tidak memfokuskan diri pada keharusan melindungi kesejahteraan rakyat, serta oleh beribu-ribu kejadian yang mencerminkan subyektivisme dan egosentrisme kelompok-kelompok yang berkuasa. Rendahnya »sense of crisis« itu juga tampak pada puluhan bahkan ratusan juta orang yang menderita pada kehidupan bangsa Indonesia. Tidak ada ketersambungan rasa derita satu sama lain, sehingga sesungguhnya yang berlangsung bukanlah penderitaan sosial, melainkan penderitaan individu-individu atau keluarga dan kelompok. Tidak terdapat gejala di mana keprihatinan diperkaitkan antara satu dengan lain orang, antara satu segmen masyarakat dengan segmen lain. Tidak ada organisasi orang-orang menderita. Tidak ada kesedihan dan kebingungan kolektif, yang ada adalah setiap orang memendam dan memelihara kesedihan masing-masing. Pada sebagian tidak kecil bahkan krisis total nasional tidak membuat mereka menurunkan kadar budaya konsumerisme, hedonisme dan pesta-pesta kegembiraan - dengan berbagai formula yang berbeda sesuai dengan strata yang juga berbeda. Mal-mal dan plaza tempat jualan mitologi, mimpi dan khayalah tidak sedikitpun menurun jumlah pengunjungnya. Tayangan televisi Indonesia tetap penuh joget riang gembira dan terus menerus tak perduli siang atau malam, tetap penuh intensitas putaran modal dengan siaran-siaran hedonisme budaya dan olahraga. Industri televisi bahkan merekrut Agama, Tuhan, Nabi, Malaikat dan hantu menjadi bagian primer dari komoditas mereka. Tidak ada bangsa di dunia yang tertawa lebih banyak melebihi frekwensi tertawanya orang Indonesia. Tidak ada masyarakat di muka bumi yang kehangatan dan kegembiraan hidupnya, bahkan tingkat keberaniannya membeli ini itu, melebihi bangsa Indonesia. Bagi tradisi akal sehat konvensional: ini adalah suatu jenis krisis. Mungkin bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedemikian bodohnya sehingga tidak memiliki kemampuan identifikasi dan deskripsi atas keadaannya sendiri,
  • 5. 5 termasuk atas krisis yang dialaminya sendiri, sehingga justru karena itu mereka tidak mengalami betapa dalam dan kompleksnya krisis itu. Seperti orang yang tidak paham hantu dengan konstelasinya: ia tenang-tenang saja lewat atau singgah di kuburan. Atau seperti orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang penyakit, sehingga tidak berprihatin sedikitpun ketika di dalam badannya terdapat komplikasi penyakit yang pada suatu pagi akan membuatnya mendadak tak berdaya dan mati. Kalau orang itu mengerti hantu, maka ia akan ketakutan dan lari tunggang langgang menjauhi kuburan. Kalau orang itu memahami penyakit, maka ia akan melakukan perlawanan, pemerontakan, pengobatan dan segala daya untuk memisahkan penyakit-penyakit itu dari dirinya. Tetapi salah satu krisis bangsa Indonesia adalah bahwa mereka punya tradisi bersikap acuh tak acuh terhadap hantu dan penyakit-penyakit. Kemungkinan lain adalah bangsa Indonesia memiliki daya tahan dan kekuatan yang tak tertandingi dan tak terpahamkan oleh bangsa dan manusia manapun yang lain di permukaan bumi. Sedemikian kuat dan kebalnya sehingga mereka tidak mengaduh ketika dipukul, karena pukulan itu tidak cukup menyakitkannya. Mereka tidak meronta-ronta ketika dijerat dan dipenjarakan, karena mereka tetap mampu membangun kemerdekaan subyektif psikologisnya di dalam penjara. Mereka tidak melawan ketika dianiaya, ditindas, disiksa, dicurangi, dibohongi - karena tingkat penganiayaan yang mereka alami belum sepadan dengan daya tahan yang mereka miliki. Sekorup apapun pemerintahnya, tak membuat bangsa Indonesia memberontak sampai kadar yang signifikan. Sekurang ajar apapun pemimpin mereka, tak membikin mereka melakukan perlawanan. Semenderita apapun kehidupan yang menimpa mereka, tak pernah cukup mendorong mereka untuk berdiri agak sedikit tegak dan melakukan perubahan-perubahan yang mendasar dan primer. Pintu yang dibukakan oleh Pipit ini, beberapa waktu yang lalu saya coba pakai untuk menjajagi kemungkinan perubahan dan sedikit mulai membalikkan arus itu. Saya ajak Pipit berkeliling ke daerah-daerah, berjumpa dengan berbagai pelaku kekuasaan untuk berdiskusi. Bahkan saya pertemukan Pipit dengan ribuan rakyat di alun-alun, lapangan-lapangan.... Dan saya berharap kesempatan seperti itu akan bisa kami lanjutkan. Karena bangsa Indonesia sungguh-sungguh berada dalam keadaan-keadaan mendasar yang tak ada kontinyuasinya besok dan lusa. Dalam beberapa tahun ke depan ini harus dipastikan akan dilakukan penjebolan, perombakan dan perubahan yang habis-habisan....***** Emha Ainun Nadjib Malaysia 4 Maret 2006