SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PLATYHELMINTES
Racha Ariestyapanan / 27
Roes Ebara Gikami Lufti / 32
Platyhelmintes
• Platyhelminthes berasal dari bahasa
yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing.
• Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes
sering disebut Cacing Pipih.
• Platyhelminthes adalah filum ketiga dari
kingdom animalia setelah porifera dan
coelenterata.
• Platyhelminthes adalah hewan triploblastik
yang paling sederhana.
• Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup
parasit.
Ciri – Ciri Platyhelmintes
• Tubuh pipih tidak bersegmen.
• Umumnya, golongan cacing pipih hidup
di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di
dalam tubuh organisme lain.
• Cacing golongan ini sangat sensitif
terhadap cahaya.
• Beberapa contoh Platyhelminthes
adalah Planaria yang sering ditemukan di balik
batuan (panjang 2–3 cm), dan Bipalium yang
hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai
60 cm).
Struktur Tubuh Platyhelmintes
• Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan embrional, yaitu
ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Endoderm membatasi
rongga gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan endoderm
terdapat lapisan mesoderm. Mesoderm terdiri dari jaringan ikat
yang longgar. Pada mesoderm terdapat organ-organ misalnya
organ kelamin jantan dan betina.
• Cacing memiliki saluran pencernaan dari mulut, faring, menuju
kerongkongan. Akan tetapi, cacing pipih tidak memiliki saluran
pencernaan. Cacing pipih hanya memiliki usus yang bercabang-
cabang menuju seluruh tubuh sehingga peredaran makanan
tidak melalui pembuluh darah, tetapi langsung diedarkan dan
diserap tubuh dari cabang usus tersebut. Sistem ini disebut
dengan sistem pencernaan gastrovaskuler.
Struktur Tubuh Platyhelmintes
• Platyhelminthes tidak memiliki anus atau sistem
pembuangan. Pengeluaran dilakukan melalui mulut
sedangkan sisa makanan berbentuk cair dikelurkan
melalui permukaan tubuhnya.
• Sistem saraf hampir sama dengan sistem saraf pada
Coelenterata, dapat bergerak aktif karena adanya
sistem saraf dan sistem indra. Pada cacing hati terdapat
dua bintik mata pada bagian kepalanya. Bintik mata
tersebut mengandung pigmen yang disebut oseli. Indra
peraba pada Planaria disebut aurikula (telinga), ada
juga yang memiliki organ keseimbangan dan organ
untuk mengetahui arah aliran air (reoreseptor).
Reproduksi Platyhelmintes
• Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan
tubuh. Tiap-tiap hasil pembelahan akan
meregenerasi bagian tubuh yang hilang. Cara
reproduksi aseksual tersebut biasanya dilakukan oleh
Tubellaria sp.
• Platyhelminthes juga bisa bereproduksi secara
seksual dengan cara perkawinan silang meskipun
cacing pipih bersifat hermafrodit. Zigot dan kuning
telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada
batu atau tumbuhan, kemudian menetas menjadi
embrio yang mirip induknya.
Klasifikasi Platyhelmintes
• Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing
bulu getar), Trematoda (cacing hisap),dan Cestoda (cacing pita).
• Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar
sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
• Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk
melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit
pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola
(cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma.
• Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar
oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan,
contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata. Spesies ini menggunakan
skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan
menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva
yang disebut onkosfer.
Turbellaria
• Kelompok cacing Turbellaria adalah cacing yang
hidup bebas dan bergerak dengan bulu getarnya,
contohnya Planaria.
• Cacing ini dapat digunakan sebagai indikator biologis
kemurnian air. Apabila dalam suatu perairan banyak
terdapat cacing ini, berarti air tersebut belum
tercemar karena cacing ini hanya dapat hidup di air
yang jernih, sehingga apabila air tersebut tercemar
maka cacing ini akan mati.
Contoh Turbellaria
Planaria merupakan salah satu
contoh hewan avertebrata yang
masuk dalam anggota filum
platyhelminthes dari kelas
turbellaria (cacing berambut getar).
Planaria sp berwarna gelap, halus
dan licin.
Terdapat bitnik mata untuk
membedakan gelap dan terang.
Planaria sp umumnya dapat
ditemukan di habitat akuatik yang
tidak tercemar dengan arus yang
mengalir serta hidup bawah
bebatuan yang terhindar dari sinar
matahari.
Trematoda
• Trematoda atau disebut juga cacing
isap adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes.
• Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit
pada hewan dan manusia.
• Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar
tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai
alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada
inangnya.
• Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola
hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati ternak
kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.
Contoh Trematoda
Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota
dari Trematoda(Platyhelminthes).
Cestoda
• Cacing ini dikenal sebagai cacing pita. Seperti cacing
hati, cacing pita bersifat sebagai parasit pada hewan
dan manusia, jumlahnya sekitar 1500 species.
• Cacing ini membentuk koloni seperti pita sehingga
panjangnya bisa mencapai 20 m atau lebih.
• Tubuh Cestoda dibagi menjadi 3 bagian:
– Skoleks (menancap makanan)
– Leher
– Strobila (membentuk proglotid)
Contoh Cestoda
Taenia merupakan salah
satu marga cacing pita yang termasuk
dalam Kerajaan Animalia, Filum
Platyhelminthes, Kelas Cestoda, Bangsa Cy
clophyllidea, Suku Taeniidae.
Jenis yang terkenal adalah Taenia saginata
(inangnya hewan sapi) dan Taenia solium
(inangnya hewan babi).
Infeksi Cacing Pita Babi adalah infeksi usus
yang disebabkan oleh cacing pita
dewasa Taenia solium. Sistiserkosis
merupakan infeksi yang disebabkan
oleh larva dari Taenia solium.
Infeksi ini biasa ditemukan di Asia, Uni
Soviet, Eropa Timur dan Amerika Latin.
Siklus Hidup Platyhelmintes
• Fasciola hepatica Telur (bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput
air (lymnea auricularis atau lymnea javanica) -> sporokista -> redia -> serkaria -
> keluar dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air ->
membentuk kista (metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) -
> usus -> hati -> sampai dewasa
• Chlornosis sinensis Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air ->
sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh
siput -> ikan air tawar (menempel di ototnya) -> membentuk kista
(metaserkaria) -> ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai
dewasa
• Schistosoma javanicum Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air ->
sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh
siput -> menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena
• Taenia saginata / Taenia Solium Proglotid (bersama feces) -> mencemari
makanan babi -> babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah
-> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah ->
skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar
bersama feces
Siklus Hidup Fasciola hepatica
Chlornosis Sinensis
Penyakit yang disebabkan
Platyhelmintes
• Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit
pada manusia dan hewan.
• Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat
menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan
melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut
berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan
dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal
manusia. Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan
cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi
imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di
Indonesia.
• Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada
manusia dan hewan mamalia lainnya. Spesies ini dapat menghisap
darah manusia.
• Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan,
misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang
jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang
tersebut.

More Related Content

What's hot

Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
SMA N 90 JKT
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
Imawaty Yulia
 
Biologi Seputar Kehidupan Cacing Pita
Biologi Seputar Kehidupan Cacing PitaBiologi Seputar Kehidupan Cacing Pita
Biologi Seputar Kehidupan Cacing Pita
Kurnia Kim
 
Platyhelminthes ppt bio x.1
Platyhelminthes  ppt bio x.1Platyhelminthes  ppt bio x.1
Platyhelminthes ppt bio x.1
nakur14
 

What's hot (20)

filum Platyhelminthes
filum Platyhelminthesfilum Platyhelminthes
filum Platyhelminthes
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 
Ppt platyhelminthes
Ppt platyhelminthesPpt platyhelminthes
Ppt platyhelminthes
 
Biologi Seputar Kehidupan Cacing Pita
Biologi Seputar Kehidupan Cacing PitaBiologi Seputar Kehidupan Cacing Pita
Biologi Seputar Kehidupan Cacing Pita
 
Platyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing PipihPlatyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing Pipih
 
Platyhelminthes (Biologi Kelas X)
Platyhelminthes (Biologi Kelas X)Platyhelminthes (Biologi Kelas X)
Platyhelminthes (Biologi Kelas X)
 
Filum platyhelminthes
Filum platyhelminthesFilum platyhelminthes
Filum platyhelminthes
 
Platyhelminthes ppt bio x.1
Platyhelminthes  ppt bio x.1Platyhelminthes  ppt bio x.1
Platyhelminthes ppt bio x.1
 
Group 4 phylum platyhelminthes
Group 4 phylum platyhelminthesGroup 4 phylum platyhelminthes
Group 4 phylum platyhelminthes
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Cacing.h
Cacing.hCacing.h
Cacing.h
 
Vermes fix
Vermes fixVermes fix
Vermes fix
 
ciri,peran,reproduksi,contoh,struktur platyhelminthes
ciri,peran,reproduksi,contoh,struktur platyhelminthesciri,peran,reproduksi,contoh,struktur platyhelminthes
ciri,peran,reproduksi,contoh,struktur platyhelminthes
 
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
 
Platymelminthes
PlatymelminthesPlatymelminthes
Platymelminthes
 
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...Siklus hidup  Fasciola hepatica,  Schistosoma japonicum,  Clonorchis sinensis...
Siklus hidup Fasciola hepatica, Schistosoma japonicum, Clonorchis sinensis...
 
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
Presentation1 platihelminthes ( smk duta pratama indonesia)
 
Makalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthesMakalah platyhelminthes
Makalah platyhelminthes
 
Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2Cestoda patogen 2
Cestoda patogen 2
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

32806597 metamorfosis-kupu
32806597 metamorfosis-kupu32806597 metamorfosis-kupu
32806597 metamorfosis-kupu
 
nematoda
nematodanematoda
nematoda
 
Biologi Filum Coelenterata
Biologi Filum CoelenterataBiologi Filum Coelenterata
Biologi Filum Coelenterata
 
Hewan mamalia
Hewan mamaliaHewan mamalia
Hewan mamalia
 
Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)
 
filum chordata
filum chordatafilum chordata
filum chordata
 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordata
 
Power Point Biologi SMA Platyhelminthes & Nemathelminthes
Power Point Biologi SMA Platyhelminthes & Nemathelminthes Power Point Biologi SMA Platyhelminthes & Nemathelminthes
Power Point Biologi SMA Platyhelminthes & Nemathelminthes
 

Similar to BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes

Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Galuh Musa
 
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesBioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
KaoruShinomori
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
Yuga Rahmat S
 

Similar to BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes (20)

Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )
 
plantyhelminthes X
 plantyhelminthes X plantyhelminthes X
plantyhelminthes X
 
Platymelminthes
PlatymelminthesPlatymelminthes
Platymelminthes
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
 
Phlum platyhelminthes
Phlum platyhelminthesPhlum platyhelminthes
Phlum platyhelminthes
 
kuliah-7-Klasifikasi-hewan.ppt
kuliah-7-Klasifikasi-hewan.pptkuliah-7-Klasifikasi-hewan.ppt
kuliah-7-Klasifikasi-hewan.ppt
 
kuliah-7-Klasifikasi-hewan.ppt
kuliah-7-Klasifikasi-hewan.pptkuliah-7-Klasifikasi-hewan.ppt
kuliah-7-Klasifikasi-hewan.ppt
 
klasifikasi hewan smp kelas 7 semester genap tahun 2024
klasifikasi hewan smp kelas 7 semester genap tahun 2024klasifikasi hewan smp kelas 7 semester genap tahun 2024
klasifikasi hewan smp kelas 7 semester genap tahun 2024
 
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
 
Materi kul. bio aver (platyhelminthes)
Materi kul. bio aver (platyhelminthes)Materi kul. bio aver (platyhelminthes)
Materi kul. bio aver (platyhelminthes)
 
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & PlatythelmintesBioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
Bioligi Nemathelmintes & Platythelmintes
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Artikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nemaArtikel zooinnnnn nema
Artikel zooinnnnn nema
 
document (5).pptx
document (5).pptxdocument (5).pptx
document (5).pptx
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
Animalia
AnimaliaAnimalia
Animalia
 

More from Fauzan Ardana

Tugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pd
Tugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pdTugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pd
Tugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pd
Fauzan Ardana
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 AmphibiaBiologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Fauzan Ardana
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Fauzan Ardana
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesBiologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Fauzan Ardana
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Arthropoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA ArthropodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Arthropoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Arthropoda
Fauzan Ardana
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA CnidariaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria
Fauzan Ardana
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA AnnelidaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
Fauzan Ardana
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)
Fauzan Ardana
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok molluscaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
Fauzan Ardana
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
Fauzan Ardana
 

More from Fauzan Ardana (20)

Tugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pd
Tugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pdTugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pd
Tugas pendalaman materi biologi ibu sri rahayu s pd
 
Laporan praktikum variasi gen
Laporan praktikum variasi genLaporan praktikum variasi gen
Laporan praktikum variasi gen
 
Porifera 140313073547-phpapp01
Porifera 140313073547-phpapp01Porifera 140313073547-phpapp01
Porifera 140313073547-phpapp01
 
Aves (bio 1)
Aves (bio 1)Aves (bio 1)
Aves (bio 1)
 
Reptilia
ReptiliaReptilia
Reptilia
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 AmphibiaBiologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Amphibia
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesBiologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Arthropoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA ArthropodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Arthropoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Arthropoda
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA CnidariaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA AnnelidaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Annelida
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Cnidaria (1)
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok molluscaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Kelompok mollusca
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA NematodaBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Nematoda
 
Zina Kelas X
Zina Kelas X Zina Kelas X
Zina Kelas X
 
The Fox And The Cat
The Fox And The CatThe Fox And The Cat
The Fox And The Cat
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Kisah Ken Arok
Kisah Ken ArokKisah Ken Arok
Kisah Ken Arok
 
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkahSejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
 
Latihan Soal Pertidak samaan nilai mutlak, pecahan, dan irrasional
Latihan Soal Pertidak samaan nilai mutlak, pecahan, dan irrasionalLatihan Soal Pertidak samaan nilai mutlak, pecahan, dan irrasional
Latihan Soal Pertidak samaan nilai mutlak, pecahan, dan irrasional
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes

  • 1. PLATYHELMINTES Racha Ariestyapanan / 27 Roes Ebara Gikami Lufti / 32
  • 2. Platyhelmintes • Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. • Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. • Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. • Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. • Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit.
  • 3. Ciri – Ciri Platyhelmintes • Tubuh pipih tidak bersegmen. • Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. • Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. • Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2–3 cm), dan Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm).
  • 4. Struktur Tubuh Platyhelmintes • Tubuh Platyhelminthes memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Endoderm membatasi rongga gastrovaskuler. Diantara ekstoderm dan endoderm terdapat lapisan mesoderm. Mesoderm terdiri dari jaringan ikat yang longgar. Pada mesoderm terdapat organ-organ misalnya organ kelamin jantan dan betina. • Cacing memiliki saluran pencernaan dari mulut, faring, menuju kerongkongan. Akan tetapi, cacing pipih tidak memiliki saluran pencernaan. Cacing pipih hanya memiliki usus yang bercabang- cabang menuju seluruh tubuh sehingga peredaran makanan tidak melalui pembuluh darah, tetapi langsung diedarkan dan diserap tubuh dari cabang usus tersebut. Sistem ini disebut dengan sistem pencernaan gastrovaskuler.
  • 5.
  • 6. Struktur Tubuh Platyhelmintes • Platyhelminthes tidak memiliki anus atau sistem pembuangan. Pengeluaran dilakukan melalui mulut sedangkan sisa makanan berbentuk cair dikelurkan melalui permukaan tubuhnya. • Sistem saraf hampir sama dengan sistem saraf pada Coelenterata, dapat bergerak aktif karena adanya sistem saraf dan sistem indra. Pada cacing hati terdapat dua bintik mata pada bagian kepalanya. Bintik mata tersebut mengandung pigmen yang disebut oseli. Indra peraba pada Planaria disebut aurikula (telinga), ada juga yang memiliki organ keseimbangan dan organ untuk mengetahui arah aliran air (reoreseptor).
  • 7. Reproduksi Platyhelmintes • Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiap-tiap hasil pembelahan akan meregenerasi bagian tubuh yang hilang. Cara reproduksi aseksual tersebut biasanya dilakukan oleh Tubellaria sp. • Platyhelminthes juga bisa bereproduksi secara seksual dengan cara perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat hermafrodit. Zigot dan kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada batu atau tumbuhan, kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.
  • 8.
  • 9. Klasifikasi Platyhelmintes • Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria (cacing bulu getar), Trematoda (cacing hisap),dan Cestoda (cacing pita). • Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria. • Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma. • Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata. Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer.
  • 10. Turbellaria • Kelompok cacing Turbellaria adalah cacing yang hidup bebas dan bergerak dengan bulu getarnya, contohnya Planaria. • Cacing ini dapat digunakan sebagai indikator biologis kemurnian air. Apabila dalam suatu perairan banyak terdapat cacing ini, berarti air tersebut belum tercemar karena cacing ini hanya dapat hidup di air yang jernih, sehingga apabila air tersebut tercemar maka cacing ini akan mati.
  • 11. Contoh Turbellaria Planaria merupakan salah satu contoh hewan avertebrata yang masuk dalam anggota filum platyhelminthes dari kelas turbellaria (cacing berambut getar). Planaria sp berwarna gelap, halus dan licin. Terdapat bitnik mata untuk membedakan gelap dan terang. Planaria sp umumnya dapat ditemukan di habitat akuatik yang tidak tercemar dengan arus yang mengalir serta hidup bawah bebatuan yang terhindar dari sinar matahari.
  • 12. Trematoda • Trematoda atau disebut juga cacing isap adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. • Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. • Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya. • Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.
  • 13. Contoh Trematoda Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota dari Trematoda(Platyhelminthes).
  • 14. Cestoda • Cacing ini dikenal sebagai cacing pita. Seperti cacing hati, cacing pita bersifat sebagai parasit pada hewan dan manusia, jumlahnya sekitar 1500 species. • Cacing ini membentuk koloni seperti pita sehingga panjangnya bisa mencapai 20 m atau lebih. • Tubuh Cestoda dibagi menjadi 3 bagian: – Skoleks (menancap makanan) – Leher – Strobila (membentuk proglotid)
  • 15. Contoh Cestoda Taenia merupakan salah satu marga cacing pita yang termasuk dalam Kerajaan Animalia, Filum Platyhelminthes, Kelas Cestoda, Bangsa Cy clophyllidea, Suku Taeniidae. Jenis yang terkenal adalah Taenia saginata (inangnya hewan sapi) dan Taenia solium (inangnya hewan babi). Infeksi Cacing Pita Babi adalah infeksi usus yang disebabkan oleh cacing pita dewasa Taenia solium. Sistiserkosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh larva dari Taenia solium. Infeksi ini biasa ditemukan di Asia, Uni Soviet, Eropa Timur dan Amerika Latin.
  • 16. Siklus Hidup Platyhelmintes • Fasciola hepatica Telur (bersama feces) -> larva bersilia (mirasidium) -> siput air (lymnea auricularis atau lymnea javanica) -> sporokista -> redia -> serkaria - > keluar dari tubuh siput -> menempel pada rumput / tanaman air -> membentuk kista (metaserkaria) -> dimakan domba(hepatica)/sapi(gigantica) - > usus -> hati -> sampai dewasa • Chlornosis sinensis Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> ikan air tawar (menempel di ototnya) -> membentuk kista (metaserkaria) -> ikan dimakan -> saluran pencernaan -> hati -> sampai dewasa • Schistosoma javanicum Telur (bersama feces) -> mirasidium -> siput air -> sporosista -> menghasilkan redia -> menghasilkan serkaria -> keluar dari tubuh siput -> menembus kulit manusia -> pembuluh darah vena • Taenia saginata / Taenia Solium Proglotid (bersama feces) -> mencemari makanan babi -> babi -> usus babi (telur menetas jadi hexacan) -> aliran darah -> otot/daging (sistiserkus) -> manusia -> usus manusia (sistiserkus pecah -> skolex menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar bersama feces
  • 19.
  • 20.
  • 21. Penyakit yang disebabkan Platyhelmintes • Beberapa spesies Platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. • Salah satu diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang ditularkan melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan ginjal manusia. Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan cacing Schistosoma di dalam tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia. • Clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada manusia dan hewan mamalia lainnya. Spesies ini dapat menghisap darah manusia. • Pada hewan, infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis Trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut.

Editor's Notes

  1. Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 - 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.