SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Oleh Kelompok 7
Dian Arief Prawira R
Gita Ayu Aprianti
Kevin Chrisdianto Winata
Peter Lii
~~~~~~
Epidermis
Ketebalan epidermis menentukan
ketebalan kulit. Kulit yang tebal,
misalnya pada telapak tangan,
ujung jari, dan telapak kaki,
memiliki lima lapis epidermis, yaitu
stratum basal, stratum spinosum,
stratum granulosum, stratum
lusidum, dan stratum korneum. Kulit
yang tipis, seperti yang melapisi
tubuh, tidak memiliki stratum
lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum
spinosum, dan stratum granulosum
merupakan sel hidup karena
mendapat nutrien dari kapiler di
jaringan ikat (dalam hal ini adalah
dermis). Sebaliknya, sel-sel di
stratum lusidum dan stratum
korneum merupakan sel mati
karena kapiler tidak mencapai
lapisan ini. Penjelasan lanjutan ada
di slide selanjutnya
 Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan
lapisan terluar dari epidermis yang tersusun
atas sel-sel mati yang selalu mengelupas
 Stratum lusidum merupakan lapisan epidermis
yang bening, memiliki zat kreatinin yang
bersifat menghalangi air.
 Stratum granulosum merupakan lapisan
epidermis yang mengandung pigmen.
Pigmen tersebut dinamakan melanin.
 Stratum spinosum; dimana sintesis protein dan
pembentukan sel-sel baru terjadi, yang
didorong ke permukaan untuk menggantikan
sel-sel mati pada stratum korneum.
 Stratum basal/germinativum merupakan
lapisan epidermis yang selalu mengalami
pertumbuhan membentuk sel-sel kulit yang
baru keluar.
Penjelasan lanjutan...
Dermis (Korium)
Jaringan dermis lebih tebal
daripada epidermis.
Dermis disusun oleh
jaringan ikat dan kolagen.
Dalam dermis terdapat
pembuluh darah, akar
rambut, sel-sel otot polos,
ujung saraf dan lapisan
lemak subkutan. Selain itu,
terdapat pula kelenjar
keringat (glandula
sudorifera) serta kelenjar
minyak (glandula
sebassea) yang terletak
dekat akar rambut dan
berfungsi meminyaki
rambut.
Terdiri dari....
• Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut.
• Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis.
Pangkal kelenjarnya menggulung dan dkelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatetik.
Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ±
1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui
saluran keringat ke permukaan kulit.
• Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh
rambut berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh adanya melanin
• Pembuluh darah
• Jaringan lemak untuk penyimpanan makanan cadangan.
• Saraf
Pengeluaran keringat berlebihan pada pekerja berat mengakibatkan banyak garam
hilang dari darah. Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Keluarnya keringat
yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna
kulit akibat pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis. Sebaliknya, penyempitan
pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang
melalu hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf pusat pencapai panas
akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal
itu dilakukan dengan cara mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang
melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan
mengurangi kecepatan metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan
kecepatan hilangnya panas lewat kulit.
Fungsi kulit selain sistem
ekskresi
 Melindungi tubuh dari kerusakan kerusakan
fisik seperti gesekan, panas, zat kimia,
penyinaran, dan sebagainya.
 Mengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan
cadangan makanan berupa lemak
 Menerima rangsangan dari luar berupa
rangsang sentuhan dan rabaan
 Mengurangi pengeluaran air yang berlebihan
dari dalam tubuh
Sistem
Ekskresi
Hewan
Penjelasan
VertebrataInvertebrata
Sistem ekskresi pada invertebrata
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem
ekskresi. Akan tetapi, sisa sisa metabolisme
harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme.
Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan
cara ekskresi tersendiri.
Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran
sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel eksresi berupa Vakuola
berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam
sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
Pada porifera dan coelenterata,pengeluaran sisa metabolisme
berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu dari
epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
Sistem Ekskresi Platyhelminthes
a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api
Sistem ekresi pada planaria terdiri atas dua saluran
eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori
yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal
(punggung). Kedua saluran eksresi tersebut
bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api
(flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan
sel api Planaria di bawah ini.
Pengeluaran sisa metabolisme pada
cacing pipih dan cacing pita dilakukan
dengan selenosit yang disebut juga
protonefridium atau sel api . disebut
sel api karena gerakannya seperti nyala
api. Sel api menyerap sisa
metabolisme dari sel-sel di sekitarnya,
lalu mengalirkan sisa metabolisme
dengan gerakan silia ke duktus
ekskretorius
Sistem Ekskresi
Annelida (Cacing
Tanah)
Di samping
ini adalah
gambar
penampang
sistem
ekskresi
Annelida
Untuk mempelajari sistem ekskresi pada annelida, kita
ambil contoh cacing tanah. Alat eksresi cacing tanah adalah
sepasang metanefridium berbentuk tabung yang terdapat di setiap
segmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam segmen, terbuka dan
berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya yang
bermuara keluar tubuh disebut nefridiofor.
Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) dan
bagian yang menggelebung. Nefridiofor dilewati meteri-materi yang
dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari nefrosom
diselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk jaringan.
Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menuju
nefridium lewat nefrostom yang terbuka. Akan tetapi, beberapa
materi penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel pada
gulungan tubulus dan menembus pembuluh darah di sekitar tubulus
yang kemudian disirkulasikan lagi. Saat cairan bergerak di
sepanjang tubulus, epitelium transpor yang mengelilingi lubang
tubulus memompa garam-garam esensial keluar dari tubulus ini
direabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yang
menyelubungi tubulus. Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanah
berbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh.
Insecta mempunyai alat
ekskresi yang disebut pembuluh
malpighi.pembuluh malpighi
melekat pada ujung anterior
usus belakang.
Zat-zat sisa metabolisme
diserap dari cairan jaringan oleh
pembuluh malpighi bagian
ujung distal. Dari bagian ini,
cairan masuk ke bagian
proksimal pembuluh malpighi
dan membentuk kristal asam
urat yang kemudian masuk
bersama feses. Sebagian zat sisa
yang mengandung nitrogen
dimanfaatkan untuk
membentuk kitin pada
eksoskeleton (rangka luar), dan
dapat ikut diekskresikan
sewaktu molting atau
pengupasan kulit.
Sistem Ekskresi
Insecta
Sistem Ekskresi pada Vertebrata
Alat eksresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal
(ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut
akrinefros atau holonefros.
Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata,
yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah
ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain
mamalia, embrio berudu dan larva amphibia yang lain. Selama
perkembangan embrio amniota dan selama metamorfosis
amphibia, pronefros digantikan oleh mesonefros. Mesonefros
merupakan ginjal pada embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa,
dan amphibia dewasa. Pada reeptilia, burung, dan mamalia
dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama
masa perkembangan embrio.
Sistem
Ekskresi pada
Ikan
Penjelasan dari gambar...
Alat eksresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal
rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna cokelat, dan
pada ujung anteriornya berhubunga dengan sistem reproduksi.
Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang
menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus
mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma
dan urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan
mekanisme eksresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan tawar bersifat
hiperosmotik dibandingkan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Di
saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air. Untuk mengatasi masalah
kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum.
Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikan
aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan mengeluarkan banyak air melalui
urin yang encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang
beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain
itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan
volume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya tidak
terjadi ultrafiltarsi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO
yang berkaitan dengan osmosis air.
Sistem Ekskresi pada Amphibia
Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan,
saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina
saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan
dengan ureter di vesika urinaria.
Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah.
Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan
dewasa mengekskresikan urea.
ALAT EKSKRESI
PADA REPTILIA
Penjelasan
Alat ekskresi pada Reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metenefros berfungsi
setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium
embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung
kemih). Vesika urinaria menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil. Vesika urinaria
bermuara langsung ke kloaka.
Pada jenis kura kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tembahan yang juga
bermuara langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ
respirasi. Pada kura kura betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi
tanah yang dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan
mudah digali.
Hasil ekskresi Reptilia adalah asam urat. Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk
membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme
diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh
reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian
tabung ginjal.
Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada penyu laut
terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara pada
sudut mata, sehingga penyu laut tampak seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak
mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.
Sistem Ekskresi
pada Aves
Penjelasan
Alat ekskresi pada burung berupa sepasang ginjal metanefros.
Burung tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal
disalurkan langsung ke kloaka menuju ureter. Tabung ginjal burung sangat
banyak sehingga metabolisme burung aktif. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks
ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung
ginjal ini dibentuk oleh lengkung Henle kecil.
Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam
kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh.
Sampah nitrogen dibuaang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka.
Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut,
misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan
ikan laut yang mengandung banyak garam. Burung laut memiliki kelenjar
pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung
kemudian keluar melalui nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung
paruh.

More Related Content

What's hot

Ppt sistem ekskresi hewan
Ppt sistem ekskresi hewanPpt sistem ekskresi hewan
Ppt sistem ekskresi hewanVinaRuliyanti
 
Ekskresi pada hewan
Ekskresi pada hewanEkskresi pada hewan
Ekskresi pada hewanrihandayana
 
Ppt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruPpt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruSarah Anggraheni
 
My ppt sistem ekskresi (show)
My ppt sistem ekskresi (show)My ppt sistem ekskresi (show)
My ppt sistem ekskresi (show)Fiveti Pratiwi
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewanfestiokayasari
 
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Brian Fernanda
 
Sistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMP
Sistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMPSistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMP
Sistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMPBrian Fernanda
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaPenata Aji
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresiindah nb
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaVivi Yunisa
 
Sistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjalSistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjalErreina Saifa
 
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA reananda sugiarto
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiasmp 4 bae kudus
 

What's hot (20)

Ppt sistem ekskresi hewan
Ppt sistem ekskresi hewanPpt sistem ekskresi hewan
Ppt sistem ekskresi hewan
 
Ekskresi pada hewan
Ekskresi pada hewanEkskresi pada hewan
Ekskresi pada hewan
 
Ppt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baruPpt biologi sistem ekskresi baru
Ppt biologi sistem ekskresi baru
 
My ppt sistem ekskresi (show)
My ppt sistem ekskresi (show)My ppt sistem ekskresi (show)
My ppt sistem ekskresi (show)
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
SISTEM EKSKRESI
SISTEM EKSKRESISISTEM EKSKRESI
SISTEM EKSKRESI
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
 
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
 
Sistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMP
Sistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMPSistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMP
Sistem Ekskresi Pada Manusia IPA kelas IX SMP
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Ekresi
EkresiEkresi
Ekresi
 
Ppt ginjal
Ppt ginjalPpt ginjal
Ppt ginjal
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sist ekskresi
Sist ekskresiSist ekskresi
Sist ekskresi
 
Sistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjalSistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjal
 
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 

Viewers also liked

Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesSistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesTeuku Ichsan
 
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Zayyin Nihayah
 
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)Rian Maulana
 
Protonefridia
ProtonefridiaProtonefridia
Protonefridialatifahaw
 
Sistem pengeluaran (ekskresi)
Sistem pengeluaran (ekskresi) Sistem pengeluaran (ekskresi)
Sistem pengeluaran (ekskresi) Anka Rahmi Utami
 
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MASistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MAYaya Nicky
 
81 bukti bukti_limit_ apiq
81 bukti bukti_limit_ apiq81 bukti bukti_limit_ apiq
81 bukti bukti_limit_ apiqAgus Nggermanto
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusianani alawiyah
 
Coelenterata revisi
Coelenterata revisiCoelenterata revisi
Coelenterata revisiMonich Rhd
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)barbara sabila
 
Vertebrata (Reptilia)
Vertebrata (Reptilia) Vertebrata (Reptilia)
Vertebrata (Reptilia) Fadel Satria
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA Edi Sutiono Mutiara
 
Excretion Ppt
Excretion PptExcretion Ppt
Excretion Pptmeyerl
 
Excretory System
Excretory SystemExcretory System
Excretory Systemitutor
 

Viewers also liked (19)

Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesSistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
 
Reptil, aves, mamalia
Reptil, aves, mamaliaReptil, aves, mamalia
Reptil, aves, mamalia
 
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
 
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
 
Protonefridia
ProtonefridiaProtonefridia
Protonefridia
 
Sistem pengeluaran (ekskresi)
Sistem pengeluaran (ekskresi) Sistem pengeluaran (ekskresi)
Sistem pengeluaran (ekskresi)
 
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MASistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
Sistem ekskresi kelas 2 SMA/MA
 
sistem ekskresi
sistem ekskresisistem ekskresi
sistem ekskresi
 
81 bukti bukti_limit_ apiq
81 bukti bukti_limit_ apiq81 bukti bukti_limit_ apiq
81 bukti bukti_limit_ apiq
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Coelenterata revisi
Coelenterata revisiCoelenterata revisi
Coelenterata revisi
 
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (KELAS 11)
 
Bab 8 sistem ekskresi
Bab 8 sistem ekskresiBab 8 sistem ekskresi
Bab 8 sistem ekskresi
 
Vertebrata (Reptilia)
Vertebrata (Reptilia) Vertebrata (Reptilia)
Vertebrata (Reptilia)
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
 
Excretion Ppt
Excretion PptExcretion Ppt
Excretion Ppt
 
Excretion
ExcretionExcretion
Excretion
 
Excretory System
Excretory SystemExcretory System
Excretory System
 

Similar to Sistem Ekskresi Kulit

Similar to Sistem Ekskresi Kulit (20)

SISTEM EKSKRESI.pptx
SISTEM EKSKRESI.pptxSISTEM EKSKRESI.pptx
SISTEM EKSKRESI.pptx
 
sistem ekresi
sistem ekresisistem ekresi
sistem ekresi
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaSistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia
 
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptxPPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
PPT KELOMPOK 4 EKSRESI VERTEBRATA.pptx
 
MEKANISME EKSKRESI
MEKANISME EKSKRESIMEKANISME EKSKRESI
MEKANISME EKSKRESI
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi ManusiaSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia
 
Bio kel 5
Bio kel 5Bio kel 5
Bio kel 5
 
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem EksresiTugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Materi 3 sistem organ
Materi 3 sistem organMateri 3 sistem organ
Materi 3 sistem organ
 
Ekskresi hewan akuatik & terestrial
Ekskresi hewan akuatik & terestrialEkskresi hewan akuatik & terestrial
Ekskresi hewan akuatik & terestrial
 
Biologi smp kelas 9
Biologi smp kelas 9Biologi smp kelas 9
Biologi smp kelas 9
 
Powerpoint.alat ekresi2
Powerpoint.alat ekresi2Powerpoint.alat ekresi2
Powerpoint.alat ekresi2
 
Ekskresi pada manusia
Ekskresi pada manusiaEkskresi pada manusia
Ekskresi pada manusia
 
Sistem Eksresi kelas 8.pptx
Sistem Eksresi kelas 8.pptxSistem Eksresi kelas 8.pptx
Sistem Eksresi kelas 8.pptx
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Anatomi internal serangga
Anatomi internal seranggaAnatomi internal serangga
Anatomi internal serangga
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Sistem Ekskresi Kulit

  • 1. Oleh Kelompok 7 Dian Arief Prawira R Gita Ayu Aprianti Kevin Chrisdianto Winata Peter Lii ~~~~~~
  • 2.
  • 3.
  • 4. Epidermis Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal, misalnya pada telapak tangan, ujung jari, dan telapak kaki, memiliki lima lapis epidermis, yaitu stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis, seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum lusidum. Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granulosum merupakan sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lusidum dan stratum korneum merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini. Penjelasan lanjutan ada di slide selanjutnya
  • 5.  Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan terluar dari epidermis yang tersusun atas sel-sel mati yang selalu mengelupas  Stratum lusidum merupakan lapisan epidermis yang bening, memiliki zat kreatinin yang bersifat menghalangi air.  Stratum granulosum merupakan lapisan epidermis yang mengandung pigmen. Pigmen tersebut dinamakan melanin.  Stratum spinosum; dimana sintesis protein dan pembentukan sel-sel baru terjadi, yang didorong ke permukaan untuk menggantikan sel-sel mati pada stratum korneum.  Stratum basal/germinativum merupakan lapisan epidermis yang selalu mengalami pertumbuhan membentuk sel-sel kulit yang baru keluar. Penjelasan lanjutan...
  • 6. Dermis (Korium) Jaringan dermis lebih tebal daripada epidermis. Dermis disusun oleh jaringan ikat dan kolagen. Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, sel-sel otot polos, ujung saraf dan lapisan lemak subkutan. Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
  • 7. Terdiri dari.... • Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut. • Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung dan dkelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ± 1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat ke permukaan kulit. • Folikel rambut merupakan kantong yang mengelilingi akar rambut. Dari folikel ini akan tumbuh rambut berwarna hitam. Warna hitam pada rambut disebabkan oleh adanya melanin • Pembuluh darah • Jaringan lemak untuk penyimpanan makanan cadangan. • Saraf
  • 8.
  • 9. Pengeluaran keringat berlebihan pada pekerja berat mengakibatkan banyak garam hilang dari darah. Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis. Sebaliknya, penyempitan pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan. Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalu hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat kulit.
  • 10. Fungsi kulit selain sistem ekskresi  Melindungi tubuh dari kerusakan kerusakan fisik seperti gesekan, panas, zat kimia, penyinaran, dan sebagainya.  Mengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak  Menerima rangsangan dari luar berupa rangsang sentuhan dan rabaan  Mengurangi pengeluaran air yang berlebihan dari dalam tubuh
  • 12. Sistem ekskresi pada invertebrata Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri.
  • 13. Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel eksresi berupa Vakuola berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
  • 14. Pada porifera dan coelenterata,pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
  • 15. Sistem Ekskresi Platyhelminthes a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api Sistem ekresi pada planaria terdiri atas dua saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan sel api Planaria di bawah ini. Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api . disebut sel api karena gerakannya seperti nyala api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel di sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius
  • 16. Sistem Ekskresi Annelida (Cacing Tanah) Di samping ini adalah gambar penampang sistem ekskresi Annelida
  • 17. Untuk mempelajari sistem ekskresi pada annelida, kita ambil contoh cacing tanah. Alat eksresi cacing tanah adalah sepasang metanefridium berbentuk tabung yang terdapat di setiap segmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam segmen, terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya yang bermuara keluar tubuh disebut nefridiofor. Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) dan bagian yang menggelebung. Nefridiofor dilewati meteri-materi yang dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari nefrosom diselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk jaringan. Materi-materi keluar dari cairan tubuh anterior menuju nefridium lewat nefrostom yang terbuka. Akan tetapi, beberapa materi penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel pada gulungan tubulus dan menembus pembuluh darah di sekitar tubulus yang kemudian disirkulasikan lagi. Saat cairan bergerak di sepanjang tubulus, epitelium transpor yang mengelilingi lubang tubulus memompa garam-garam esensial keluar dari tubulus ini direabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yang menyelubungi tubulus. Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanah berbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh.
  • 18. Insecta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh malpighi.pembuluh malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserap dari cairan jaringan oleh pembuluh malpighi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton (rangka luar), dan dapat ikut diekskresikan sewaktu molting atau pengupasan kulit. Sistem Ekskresi Insecta
  • 19. Sistem Ekskresi pada Vertebrata Alat eksresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibia yang lain. Selama perkembangan embrio amniota dan selama metamorfosis amphibia, pronefros digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, dan amphibia dewasa. Pada reeptilia, burung, dan mamalia dewasa, mesonefros akan berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio.
  • 21. Penjelasan dari gambar... Alat eksresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna cokelat, dan pada ujung anteriornya berhubunga dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka. Mekanisme ekresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan mekanisme eksresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar ke air. Untuk mengatasi masalah kelebihan air dan kekurangan ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum. Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan mengeluarkan banyak air melalui urin yang encer. Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan volume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya tidak terjadi ultrafiltarsi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air.
  • 22.
  • 23. Sistem Ekskresi pada Amphibia Amphibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal amphibia berhubungan dengan ureter di vesika urinaria. Saat amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi amphibia juga berubah. Larva amphibia mengekskresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
  • 25. Penjelasan Alat ekskresi pada Reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metenefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil. Vesika urinaria bermuara langsung ke kloaka. Pada jenis kura kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tembahan yang juga bermuara langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura kura betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi Reptilia adalah asam urat. Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara pada sudut mata, sehingga penyu laut tampak seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses.
  • 27. Penjelasan Alat ekskresi pada burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung ke kloaka menuju ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga metabolisme burung aktif. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini dibentuk oleh lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh diperoleh melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen dibuaang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang mengandung banyak garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar melalui nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.