SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Prinsip Prinpip Legal 
8 November 2014 
Keperawatan 
Stikes Muhammadiyah Lhokseumawe 
Rifka Handayani 
8 November 2014
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 2 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Prinsip-Prinsip Legal Dalam Keperawatan 
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan 
legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, 
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis 
perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan 
dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat 
hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari 
penyelenggarapelayanan keperawatan yang profesional. 
1. Malpraktek 
Malpraktik adalah kelalaian dari seseorang perawat untuk menerapkan 
tingkat ketrampilan dan pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan 
pengobatan dan perawat terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam 
mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang 
sama. 
Malpraktek dibagi 3 kategori : 
a. Criminal Malpractice 
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpraktek 
manakal perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni : 
1) Perbuatan tercelah 
2) Dilakukan dengan sikap batin yang salah yang berupa kesengajaan, 
kecerobohan atau kealpaan. Misalnya euthanasia (pasal 244 KUHP), 
membuka rahasia jabatan (pasal 332 KUHP), membuat surat keterangan 
palsu (263 KUHP) dan melakukan aborsi tapa indikasi medis (pasal 299 
KUHP)
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 3 
b. Civil Malpraktek 
Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan Civil Malpraktek adalah : 
1) Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan 
2) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi 
terlambat melakukannya 
3) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi 
tidak sempurna 
4) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan. 
Hal ini bisa bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan 
pihak lain berdasarkan principle of vicsip rius liability. Dengan prinsip ini 
maka rumah sakit dapat bertanggunggugat atas kesalahan yang dilakukan 
karyawan selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan 
tugas kewajibannya. 
c. Administrative Malpractice 
Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrasi malpraktek 
manakala tenaga keperawatan tersebut telah melanggar hokum administrasi. Perlu 
diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai 
kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan dibidang kesehatan, misalnya 
tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk menjalankan profesinya, batas 
kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan. Apabila peraturan tersebut 
dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan 
melanggar hokum administrasi.
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 4 
 Tindakan-tindakan Malpraktik yaitu : 
1. Kesalahan Diagnosa 
2. Penyuapan 
3. Penyalahgunaan obat 
4. Pemberian dosis obat yang salah 
5. Alat-alat yang tidak memenuhi standart kesehatan atau tidak steril 
6. Kesalahan produser operasi 
7. Percobaan cara pengobatan baru suatu penyakit pada pasien 
 .Dampak Malpraktek 
1. Merugikan pasien terutama bisa menimbulkan cacat permanen 
2. Bagi petugas hokum dapat dijerat hukum pidana 
3. Dari segi sosial dapat dikucilkan dari masyarakat 
4. Dari segi agama mendapat dosa 
5. Dari segi etika keperawatan melanggar etika dan bukan tindakan yang 
profesional 
 Upaya-upaya Pencegahan Malpraktik, yaitu : 
1. Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart 
prosedur professional 
2. Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart 
professional 
3. Bekerjalah secara professional berlandaskan etik dan moral yang tinggi 
4. Tingkatkan rasa kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan 
5. Ikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terutama 
tentang kesehatan.
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 5 
2. Kelalaian 
Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang dokter atau perawat 
dikatakan lalai jika ia bertindak tak acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang 
lain sebagaimana lazimnya. Akan tetapi,jika kelalaian itu telah mencapai suatu 
tingkat tertentu sehingga tidak memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini akan 
membawa akibat hukum, apalagi jika sampai merenggut nyawa, maka hal ini 
dapat digolongkan sebagai kelalaian berat (culpa lata). 
Kelalaian adalah kegagalan untuk bersikap hati - hati yang pada umumnya 
wajar dilakukan oleh seseorang dengan hati - hati, dalam keadaan tersebut itu 
merupakan suatu tindakan seseorang yang hati - hati dan wajar tidak akan 
melakukan didalam keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa 
orang lain dengan hati - hati yang wajar justru akan melakukan di dalam keadaan 
yang sama 
Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa kelalaian dapat bersifat 
ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati - hati, acuh tak acuh, sembrono, tidak 
peduli terhadap kepentingan orang lain tetapi akibat tindakan bukanlah tujuannya. 
Kelalaian bukan suatu pelanggaran hukum atau kejahatan. Jika kelalaian itu tidak 
sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat 
menerimannya, namun jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, 
mencelakakan atau bahkan merenggut nyawa orang lain ini diklasifikasikan 
sebagai kelalaian berat, serius dan criminal. 
3. Pertanggung Gugatan dan Pertanggung Jawaban 
A. Pertanggung Gugatan 
Yaitu suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu. 
Contoh: 
Ketika dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat 
kepada pasien tapi ternyata obat yang diberikan itu salah, dan mengakibatkan
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 6 
penyakit pasien menjadi tambah parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka, 
pihak keluarga pasien berhak menggugat dokter atau perawat tersebut. 
b.Pertanggung Jawaban 
Yaitu suatu konsekuensi yang harus diterima seseorang atas perbuatannya. 
Contoh: 
Jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter dan pihak 
keluarga pasien tidak terima karena kondisi pasien semakin parah maka, dokter 
akan bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaiannya 
. 
4. Situasi yang harus dihindari oleh Perawat 
a. Kelalaian 
Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan 
cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak 
melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan 
cedera. 
b. Pencurian 
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena 
mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang 
tidak berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian 
c. Fitnah 
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan 
orang tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda 
menyatakan secara verbal atau tertulis. 
d. False imprisonment 
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan 
pelanggaran hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau 
bahkan mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 7 
termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan 
sesuai dengan perintah dokter 
.e. Penyerangan dan Pemukulan 
Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh 
orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti 
secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu 
atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan 
menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan 
f. Pelanggaran Privasi 
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya. 
Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah 
tindakan yang melawan hukum. 
g. Penganiayaan 
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda 
terikat secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta 
perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. 
Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang 
paling rentan. Biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung 
jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang 
menganiaya ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa 
orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua 
penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang 
perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 8 
2.2 Contoh Malpraktek Keperawatan Dan Kajian Etika Hukum 
Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di ruang 
perawatan. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan 
mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat tidur. 
Sebagai akibat disorientasi, pasien kemudian terjatuh dari tempat tidur pada waktu 
malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai 
Dari kasus diatas , perawat telah melanggar etika keperawatan yang telah 
dituangkan dalam kode etik keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat 
Nasional Indonesia dalam Musyawarah Nasionalnya di Jakarta pada tanggal 29 
Nopember 1989 khususnya pada Bab I, pasal 1, yang menjelaskan tanggung 
jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat).dimana perawat 
tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap klien dengan tidak 
membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan kemanan 
pasien dengan tidak memasang penghalang tempat tidur. 
Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab II pasal V,yang bunyinya 
Mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas, 
serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau 
mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungan dengan keperawatan 
dimana ia tidak mengutamakan keselamatan kliennya sehingga mengakibatkan 
kliennya terjatuh dari tempat tidur dan mengalami patah tungkai. 
Disamping itu perawat juga tidak melaksanakan kewajibannya sebagai 
perawat dalam hal Memberikan pelayanan/asuhan sesuai standar profesi/batas 
kewenangan. 
Dari kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan 
kerugian seperti patah tulang tungkai sehingga bisa dikategorikan sebagai 
malpraktek yang termasuk ke dalam criminal malpractice bersifat neglegence 
yang dapat dijerat hokum antara lain : 
1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai 
menyebabkan mati atau luka-luka berat.Pasal 359 KUHP, karena kelalaian 
menyebabkan orang mati :Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 9 
mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun 
atau kurungan paling lama satu tahun. 
2. Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:Ayat (1) 
Barangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka 
berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan 
paling lama satu tahun.Ayat (2) Barangsiapa karena kealpaannya 
menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan 
penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian 
selama waktu tertentu, diancam de¬ngan pidana penjara paling lama sembilan 
bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah. 
3. Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan 
(misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila 
melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati 
atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.Pasal 361 
KUHP menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini di-lakukan 
dalam menjalankan suatu jabatan atau pen¬caharian, maka pidana ditambah 
dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan 
pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat 
memerintahkan supaya putusnya di-umumkan.Pertanggung jawaban didepan 
hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh 
sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah 
sakit/sarana kesehatan. 
Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal 54 : 
(1). Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian 
dalam melak-sanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. 
(2). Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang 
dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 10 
2.3 Perlindungan Hukum Dalam Praktek Keperawatan 
Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para 
perawat. PPNI pada kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai 
merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk 
perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-undang 
perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh belum dapat 
bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang tindih 
antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan 
pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, 
fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap 
sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang 
ilmiah yang mereka miliki. 
A. Pentingnya Undang-Undang Praktik Keperawatan 
Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan 
dibutuhkan. Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar 
dalam peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan 
pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan 
hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada 
kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan 
cenderung menjadi objek hukum (WHO, 2002). 
Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden 
memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan 
Perwakilan Rakyat. Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara 
eksplisit menyebutkan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan 
berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat 
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan 
untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak 
memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan 
profesinya. Ditambah lagi, pasal 53 bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 11 
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak 
pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku Keputusan Menteri Kesehatan 
Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. 
Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan 
khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya 
pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal 
yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke 
paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai 
informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). 
Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah 
dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari 
pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan 
penyelenggaraan pelayanan keperawatan. Keperawatan merupakan salah satu 
profesi dalam dunia kesehatan. Sebagai profesi, tentunya pelayanan yang 
diberikan harus professional, sehingga perawat/ners harus memiliki kompetensi 
dan memenuhi standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan 
moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperwatan yang 
bemutu. 
B. Undang-Undang di Indonesia yang berkaitan dengan Praktik 
Keperawatan : 
1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan 
Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa 
pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan 
hukum. 
2. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan. 
UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini 
membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana 
meliputi dokter, dokter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam 
tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, 
termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 12 
dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan 
tertentu kepada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan 
terbatas untuk menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung. UU 
ini boleh dikatakan sudah usang karena hanya mengkalasifikasikan tenaga 
kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana). UU ini 
juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam 
menjalankan pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai 
jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat 
ditempatkan pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung 
jawab mandiri karena harus tergantung pada tenaga kesehatan lainnya. 
3. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis. 
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, 
menengah dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah 
selama3 tahun. 
Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga 
kesehatan yang dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai 
pegawai negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga 
diberlakukan terhadapnya. 
UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah 
dalam mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak 
jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen 
calon peserta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankan 
wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan bahwa dalam UU ini, 
lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga 
kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek 
profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung 
jawab terhadap pelayanannya sendiri. 
4. SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979 
Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis 
keperawatan (temasuk bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 13 
hukum, suatu hal yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi 
terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga keperawatan. 
5. Permenkes. No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980 
Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga 
keperawaan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan 
praktik swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak 
diijinkan. Dokter dapat membuka praktik swasta untuk mengobati orang 
sakit dan bidang dapat menolong persalinan dan pelayanan KB. Peraturan 
ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi profesi keperawatan. 
Kita ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta. 
Dalam bidang kuratif banyak perawat harus menggatikan atau mengisi 
kekurangan tenaga dokter untuk menegakkan penyakit dan mengobati 
terutama dipuskesmas-puskesma tetapi secara hukum hal tersebut tidak 
dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang pelayanan di 
rumah. Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seyogyanya perawat 
harus dibebaskan dari pelayanan kuratif atau pengobatan utnuk benar-benar 
melakukan nursing care. 
6. SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 
94/Menpan/1986, tanggal 4 November 1986, tentang jabatan fungsional 
tenaga keperawatan dan sistem kredit point. 
Dalam sisitem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik 
jabatannya atau naik pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka 
kredit tertentu. Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : 
Penyenang Kesehatan, yang sudah mencapai golingan II/a, Pengatur 
Rawat/Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan 
Sarjana/S1 Keperawatan. Sistem ini menguntungkan perawat, karena 
dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung kepada pangkat/golongan 
atasannya. 
7. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 
Merupakan UU yang banyak memberi kesempatan bagi perkembangan 
termasuk praktik keperawatan profesional karena dalam UU ini dinyatakan
Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik 
keperawatan 
P a g e | 14 
tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan,maupun 
perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan. 
Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai 
sebagai acuan pembuatan UU Praktik Keperawatan adalah : 
Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi 
dan hak-hak pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 
Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas 
menyelenggarakan atau melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang 
keahlian dan kewenangannya 
Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan 
hukum bagi tenaga kesehatan.

More Related Content

What's hot

Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
Teori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia hendersonTeori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia hendersonYabniel Lit Jingga
 
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Aspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatanAspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatanyunike ashadi
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanRarasati Aningsih
 
Prinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanPrinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanSudarman Antariksa
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Sejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan KeperawatanSejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
Teori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia hendersonTeori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia henderson
 
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Aspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatanAspek hukum dalam keperawatan
Aspek hukum dalam keperawatan
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
aspek legal
aspek legalaspek legal
aspek legal
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Prinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatanPrinsip etika dalam keperawatan
Prinsip etika dalam keperawatan
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Sejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan KeperawatanSejarah Perkembangan Keperawatan
Sejarah Perkembangan Keperawatan
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
 

Similar to prinsip prinsip legal praktik keperawatan

KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandedesahrullah22
 
KELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptx
KELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptxKELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptx
KELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptxMesyaEntengo
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Operator Warnet Vast Raha
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanRina Septi Andriani
 
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek  etik dan legal dalam praktik keprawatanAspek  etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatanzackachan7702
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Winda Darpianur
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalFirdika Arini
 

Similar to prinsip prinsip legal praktik keperawatan (20)

Mineral
MineralMineral
Mineral
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
 
Caesar by request
Caesar by requestCaesar by request
Caesar by request
 
Pelanggaran kode etik
Pelanggaran kode etikPelanggaran kode etik
Pelanggaran kode etik
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
KELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptx
KELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptxKELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptx
KELOMPOK VIII_PPT_LEGAL_ETIK_KEPERAWATAN_DAN_KASUS.pptx
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
Mampu memahami pengantar ilmu hukum dan memahami tentang aspek hukum dalam pr...
 
Mal praktek present
Mal praktek presentMal praktek present
Mal praktek present
 
HK KEL I.pptx
HK KEL I.pptxHK KEL I.pptx
HK KEL I.pptx
 
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidanEtikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
Etikolegal tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
 
Makalah Malpraktek
Makalah MalpraktekMakalah Malpraktek
Makalah Malpraktek
 
Pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan
Pertanggung jawaban dan pertanggung gugatanPertanggung jawaban dan pertanggung gugatan
Pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan
 
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek  etik dan legal dalam praktik keprawatanAspek  etik dan legal dalam praktik keprawatan
Aspek etik dan legal dalam praktik keprawatan
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
 
KELALAIAN MEDIK.pptx
KELALAIAN MEDIK.pptxKELALAIAN MEDIK.pptx
KELALAIAN MEDIK.pptx
 
Malpraktek dalam pelayanan
Malpraktek dalam pelayananMalpraktek dalam pelayanan
Malpraktek dalam pelayanan
 
Makalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan ProfesionalMakalah Keperawatan Profesional
Makalah Keperawatan Profesional
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

prinsip prinsip legal praktik keperawatan

  • 1. Prinsip Prinpip Legal 8 November 2014 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lhokseumawe Rifka Handayani 8 November 2014
  • 2. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Prinsip-Prinsip Legal Dalam Keperawatan Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggarapelayanan keperawatan yang profesional. 1. Malpraktek Malpraktik adalah kelalaian dari seseorang perawat untuk menerapkan tingkat ketrampilan dan pengetahuannya di dalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawat terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah yang sama. Malpraktek dibagi 3 kategori : a. Criminal Malpractice Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpraktek manakal perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni : 1) Perbuatan tercelah 2) Dilakukan dengan sikap batin yang salah yang berupa kesengajaan, kecerobohan atau kealpaan. Misalnya euthanasia (pasal 244 KUHP), membuka rahasia jabatan (pasal 332 KUHP), membuat surat keterangan palsu (263 KUHP) dan melakukan aborsi tapa indikasi medis (pasal 299 KUHP)
  • 3. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 3 b. Civil Malpraktek Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan Civil Malpraktek adalah : 1) Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan 2) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya 3) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna 4) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan. Hal ini bisa bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicsip rius liability. Dengan prinsip ini maka rumah sakit dapat bertanggunggugat atas kesalahan yang dilakukan karyawan selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya. c. Administrative Malpractice Tenaga perawatan dikatakan telah melakukan administrasi malpraktek manakala tenaga keperawatan tersebut telah melanggar hokum administrasi. Perlu diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan dibidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi tenaga perawatan untuk menjalankan profesinya, batas kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan. Apabila peraturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hokum administrasi.
  • 4. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 4  Tindakan-tindakan Malpraktik yaitu : 1. Kesalahan Diagnosa 2. Penyuapan 3. Penyalahgunaan obat 4. Pemberian dosis obat yang salah 5. Alat-alat yang tidak memenuhi standart kesehatan atau tidak steril 6. Kesalahan produser operasi 7. Percobaan cara pengobatan baru suatu penyakit pada pasien  .Dampak Malpraktek 1. Merugikan pasien terutama bisa menimbulkan cacat permanen 2. Bagi petugas hokum dapat dijerat hukum pidana 3. Dari segi sosial dapat dikucilkan dari masyarakat 4. Dari segi agama mendapat dosa 5. Dari segi etika keperawatan melanggar etika dan bukan tindakan yang profesional  Upaya-upaya Pencegahan Malpraktik, yaitu : 1. Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart prosedur professional 2. Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart professional 3. Bekerjalah secara professional berlandaskan etik dan moral yang tinggi 4. Tingkatkan rasa kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan 5. Ikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terutama tentang kesehatan.
  • 5. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 5 2. Kelalaian Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang dokter atau perawat dikatakan lalai jika ia bertindak tak acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya. Akan tetapi,jika kelalaian itu telah mencapai suatu tingkat tertentu sehingga tidak memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini akan membawa akibat hukum, apalagi jika sampai merenggut nyawa, maka hal ini dapat digolongkan sebagai kelalaian berat (culpa lata). Kelalaian adalah kegagalan untuk bersikap hati - hati yang pada umumnya wajar dilakukan oleh seseorang dengan hati - hati, dalam keadaan tersebut itu merupakan suatu tindakan seseorang yang hati - hati dan wajar tidak akan melakukan didalam keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa orang lain dengan hati - hati yang wajar justru akan melakukan di dalam keadaan yang sama Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa kelalaian dapat bersifat ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati - hati, acuh tak acuh, sembrono, tidak peduli terhadap kepentingan orang lain tetapi akibat tindakan bukanlah tujuannya. Kelalaian bukan suatu pelanggaran hukum atau kejahatan. Jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimannya, namun jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan atau bahkan merenggut nyawa orang lain ini diklasifikasikan sebagai kelalaian berat, serius dan criminal. 3. Pertanggung Gugatan dan Pertanggung Jawaban A. Pertanggung Gugatan Yaitu suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu. Contoh: Ketika dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat kepada pasien tapi ternyata obat yang diberikan itu salah, dan mengakibatkan
  • 6. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 6 penyakit pasien menjadi tambah parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka, pihak keluarga pasien berhak menggugat dokter atau perawat tersebut. b.Pertanggung Jawaban Yaitu suatu konsekuensi yang harus diterima seseorang atas perbuatannya. Contoh: Jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter dan pihak keluarga pasien tidak terima karena kondisi pasien semakin parah maka, dokter akan bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaiannya . 4. Situasi yang harus dihindari oleh Perawat a. Kelalaian Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera. b. Pencurian Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian c. Fitnah Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda menyatakan secara verbal atau tertulis. d. False imprisonment Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga
  • 7. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 7 termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan sesuai dengan perintah dokter .e. Penyerangan dan Pemukulan Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan f. Pelanggaran Privasi Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya. Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah tindakan yang melawan hukum. g. Penganiayaan Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya
  • 8. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 8 2.2 Contoh Malpraktek Keperawatan Dan Kajian Etika Hukum Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di ruang perawatan. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat tidur. Sebagai akibat disorientasi, pasien kemudian terjatuh dari tempat tidur pada waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai Dari kasus diatas , perawat telah melanggar etika keperawatan yang telah dituangkan dalam kode etik keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam Musyawarah Nasionalnya di Jakarta pada tanggal 29 Nopember 1989 khususnya pada Bab I, pasal 1, yang menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat).dimana perawat tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap klien dengan tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan kemanan pasien dengan tidak memasang penghalang tempat tidur. Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab II pasal V,yang bunyinya Mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungan dengan keperawatan dimana ia tidak mengutamakan keselamatan kliennya sehingga mengakibatkan kliennya terjatuh dari tempat tidur dan mengalami patah tungkai. Disamping itu perawat juga tidak melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dalam hal Memberikan pelayanan/asuhan sesuai standar profesi/batas kewenangan. Dari kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian seperti patah tulang tungkai sehingga bisa dikategorikan sebagai malpraktek yang termasuk ke dalam criminal malpractice bersifat neglegence yang dapat dijerat hokum antara lain : 1. Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka-luka berat.Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati :Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan
  • 9. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 9 mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. 2. Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat:Ayat (1) Barangsiapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.Ayat (2) Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam de¬ngan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah. 3. Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula.Pasal 361 KUHP menyatakan:Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini di-lakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pen¬caharian, maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya di-umumkan.Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan. Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal 54 : (1). Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melak-sanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. (2). Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
  • 10. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 10 2.3 Perlindungan Hukum Dalam Praktek Keperawatan Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat. PPNI pada kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki. A. Pentingnya Undang-Undang Praktik Keperawatan Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan. Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum (WHO, 2002). Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit menyebutkan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Ditambah lagi, pasal 53 bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan
  • 11. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 11 tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan penyelenggaraan pelayanan keperawatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan. Sebagai profesi, tentunya pelayanan yang diberikan harus professional, sehingga perawat/ners harus memiliki kompetensi dan memenuhi standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperwatan yang bemutu. B. Undang-Undang di Indonesia yang berkaitan dengan Praktik Keperawatan : 1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum. 2. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan. UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas
  • 12. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 12 dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan tertentu kepada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan terbatas untuk menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung. UU ini boleh dikatakan sudah usang karena hanya mengkalasifikasikan tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana). UU ini juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus tergantung pada tenaga kesehatan lainnya. 3. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis. Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama3 tahun. Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan yang dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya. UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri. 4. SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979 Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek
  • 13. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 13 hukum, suatu hal yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga keperawatan. 5. Permenkes. No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980 Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawaan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Dokter dapat membuka praktik swasta untuk mengobati orang sakit dan bidang dapat menolong persalinan dan pelayanan KB. Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi profesi keperawatan. Kita ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif banyak perawat harus menggatikan atau mengisi kekurangan tenaga dokter untuk menegakkan penyakit dan mengobati terutama dipuskesmas-puskesma tetapi secara hukum hal tersebut tidak dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang pelayanan di rumah. Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seyogyanya perawat harus dibebaskan dari pelayanan kuratif atau pengobatan utnuk benar-benar melakukan nursing care. 6. SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/1986, tanggal 4 November 1986, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem kredit point. Dalam sisitem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau naik pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka kredit tertentu. Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : Penyenang Kesehatan, yang sudah mencapai golingan II/a, Pengatur Rawat/Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S1 Keperawatan. Sistem ini menguntungkan perawat, karena dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung kepada pangkat/golongan atasannya. 7. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Merupakan UU yang banyak memberi kesempatan bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan profesional karena dalam UU ini dinyatakan
  • 14. Makalah prinsip-prinsi p legal dalam praktik keperawatan P a g e | 14 tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan,maupun perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan. Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan pembuatan UU Praktik Keperawatan adalah : Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan.