SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
FILSAFAT ILMU
Lecture Note: Hasdiana, S.Pd, M.S
Beberapa asumsi tentang ilmu
Batas-batas penjelajahan ilmu
PENALARAN
Manusia mengembangkan
pengetahuannya mengatasi
kebutuhan untuk kelangsungan
hidup ini.
Kemampuan berpikir menurut suatu
alur kerangka berpikir tertentu
Kemampuan menalar menyebabkan
manusia mampu mengembangkan
pengetahuan
Manusia memikirkan dan menjelajah hal-hal baru, karena dia hidup
bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu.
Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna
kepada kehidupan, manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya,
dan masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan manusia.
Mengembangkan Pengetahuan
Penalaran
Berpikir
Pilihan
Buruk
Baik
Memenuhi Kebutuhan Hidup
(survival)
Binatang
Pengetahuan
Pilihan
Buruk
Baik
Manusia mampu mengembangkan
pengetahuan disebabkan dua hal, yaitu:
 Manusia
mempunyai bahasa
yang mampu
mengkomunikasikan
informasi dan jalan
pikiran yang
melatarbelakangi
informasi tersebut.
 manusia mampu
mengembangkan
pengetahuannya
dengan cepat dan
mantap dengan
pikiran yang mampu
menalar.
Tentu saja berpikir pun tidak semuanya berdasarkan
penalaran; Manusia adalah makhluk yang:
 Berpikir,
 Merasa,
 Mengindra,
serta mengenal:
 Wahyu yang merupakan komunikasi sang
pencipta dengan makhluknya.
Hakikat Penalaran
 suatu proses
berpikir dalam
menarik sesuatu
kesimpulan yang
bersifat
pengetahuan.
 Manusia pada
hakikatnya
merupakan makhluk
yang berpikir,
merasa, bersikap,
dan bertindak.
LOGIKA
Suatu penarikan kesimpulan baru
dianggap sahih (valid) kalau proses
penarikan kesimpulan tersebut
dilakukan menurut cara tertentu.
Pangkajian untuk berpikir secara sahih
Terdapat macam-macam cara penarikan
kesimpulan namun untuk sesuai dengan
tujuan studi maka kita pusatkan pada
penalaran ilmiah.
Logika induktif dan Logika deduktif
Dua jenis cara penarikan kesimpulan:
Logika induktif, penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang
bersifat umum (cara berpikir Induksi).
Logika deduktif, penarikan kesimpulan dari hal yang
bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual
(cara berpikir Deduksi).
SUMBER PENGETAHUAN
Pada dasarnya terdapat dua cara
yang pokok, yaitu: mendasarkan diri
pada rasio dan mendasarkan diri
pada pengalaman.
Bagaimanakah cara mendapatkan
pengetahuan yang benar?
Kaum rasionalis (rasionalisme) mempunyai paham yang
dikenal dengan idealisme yang mengandalkan fungsi
pikiran manusia untuk mengenali prinsip yang lalu
menjadi pengetahuannya.
Berbeda dengan kaum rasionalis, Kaum empiris
(empirisme) berpendapat bahwa pengetahuan manusia
itu bukan didapat dari pengalaman rasional yang abstrak
namun lewat pengalaman yang kongkret.
KRITERIA KEBENARAN
Kriteria
Kebenaran
3 + 4
5 + 2
6 + 1
KEBOHONGAN??
KRITERIA KEBENARAN
Teori Kebenaran ?
Teori
Koherensi
Teori
korespondensi
Teori korepondensi, yaitu suatu
pernyataan adalah benar jika materi
pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkorespondensi
(berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori koherensi, yaitu suatu
pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
Plato (427-347 SM)
Aristoteles (384-322 SM)
Betrand Russell
(1872-1970)
Kedua teori kebenaran ini yakni
teori koherensi dan teori
korespondensi dipergunakan
dalam cara berpikir ilmiah.
Penalaran teoritis yang berdasarkan logika
deduktif jelas mempergunakan teori koherensi,
sedangkan proses pembuktian secara empiris
dalam bentuk pengumpulan fakta-fakta yang
mendukung suatu pernyataan tertentu
mempergunakan teori kebenaran lain yang
disebut teori kebenaran pragmatis.
Teori Pragmatis
Charles S. Pierce
(1831-1914) Kebenaran atas suatu
pernyataan diukur
Dengan kriteria
“Apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional
Dalam kehidupan praktis”
Secara Historis maka pernyataan ilmiah yang
sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin
tidak lagi demikian.
TEORI PRAGMATIS
(Perspektif Waktu)
Dihadapkan dengan masalah ini maka ilmuan
bersifat pragmatis; selama pernyataan itu
fungsional dan mempunyai kegunaan maka
pernyataan itu dianggap benar; sekiranya
pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian,
disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang
menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan
itu ditinggalkan.
Kriteria Kebenaran
Teori Koherensi
Teori Korespondensi
Toeri Pragmatis
Sekian dan Terima Kasih

More Related Content

Similar to Filsafat Ilmu.ppt

Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Sigit Kindarto
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
noviyanty
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
Capung Humve
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
adysintang
 

Similar to Filsafat Ilmu.ppt (20)

Soaljawab filsafat
Soaljawab filsafatSoaljawab filsafat
Soaljawab filsafat
 
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Spe Bab1
Spe Bab1Spe Bab1
Spe Bab1
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Metodologi berfikir - adri 2022.pptx
Metodologi berfikir - adri 2022.pptxMetodologi berfikir - adri 2022.pptx
Metodologi berfikir - adri 2022.pptx
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
PPT Filsafat.pptx
PPT Filsafat.pptxPPT Filsafat.pptx
PPT Filsafat.pptx
 
Materi 2_Filosofi STS.pdf
Materi 2_Filosofi STS.pdfMateri 2_Filosofi STS.pdf
Materi 2_Filosofi STS.pdf
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Filsafat Ilmu.ppt

  • 1. FILSAFAT ILMU Lecture Note: Hasdiana, S.Pd, M.S Beberapa asumsi tentang ilmu Batas-batas penjelajahan ilmu
  • 2. PENALARAN Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan untuk kelangsungan hidup ini. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu
  • 3. Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan Manusia memikirkan dan menjelajah hal-hal baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan hidup, namun lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan, manusia memberi makna kepada kehidupan, manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya, dan masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan manusia.
  • 6. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan disebabkan dua hal, yaitu:  Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.  manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap dengan pikiran yang mampu menalar.
  • 7. Tentu saja berpikir pun tidak semuanya berdasarkan penalaran; Manusia adalah makhluk yang:  Berpikir,  Merasa,  Mengindra, serta mengenal:  Wahyu yang merupakan komunikasi sang pencipta dengan makhluknya.
  • 8. Hakikat Penalaran  suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang bersifat pengetahuan.  Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak.
  • 9. LOGIKA Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu. Pangkajian untuk berpikir secara sahih
  • 10. Terdapat macam-macam cara penarikan kesimpulan namun untuk sesuai dengan tujuan studi maka kita pusatkan pada penalaran ilmiah. Logika induktif dan Logika deduktif Dua jenis cara penarikan kesimpulan:
  • 11. Logika induktif, penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum (cara berpikir Induksi). Logika deduktif, penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (cara berpikir Deduksi).
  • 12. SUMBER PENGETAHUAN Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok, yaitu: mendasarkan diri pada rasio dan mendasarkan diri pada pengalaman. Bagaimanakah cara mendapatkan pengetahuan yang benar?
  • 13. Kaum rasionalis (rasionalisme) mempunyai paham yang dikenal dengan idealisme yang mengandalkan fungsi pikiran manusia untuk mengenali prinsip yang lalu menjadi pengetahuannya. Berbeda dengan kaum rasionalis, Kaum empiris (empirisme) berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapat dari pengalaman rasional yang abstrak namun lewat pengalaman yang kongkret.
  • 14. KRITERIA KEBENARAN Kriteria Kebenaran 3 + 4 5 + 2 6 + 1 KEBOHONGAN??
  • 15. KRITERIA KEBENARAN Teori Kebenaran ? Teori Koherensi Teori korespondensi
  • 16. Teori korepondensi, yaitu suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori koherensi, yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan- pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Plato (427-347 SM) Aristoteles (384-322 SM) Betrand Russell (1872-1970)
  • 17. Kedua teori kebenaran ini yakni teori koherensi dan teori korespondensi dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah. Penalaran teoritis yang berdasarkan logika deduktif jelas mempergunakan teori koherensi, sedangkan proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta-fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu mempergunakan teori kebenaran lain yang disebut teori kebenaran pragmatis.
  • 18. Teori Pragmatis Charles S. Pierce (1831-1914) Kebenaran atas suatu pernyataan diukur Dengan kriteria “Apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional Dalam kehidupan praktis”
  • 19. Secara Historis maka pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. TEORI PRAGMATIS (Perspektif Waktu) Dihadapkan dengan masalah ini maka ilmuan bersifat pragmatis; selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka pernyataan itu dianggap benar; sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian, disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka pernyataan itu ditinggalkan.
  • 20. Kriteria Kebenaran Teori Koherensi Teori Korespondensi Toeri Pragmatis