2. 1. Nama Lengkap : Heri Mushthafa . SS, MA
2. Status : Menikah ( 1 istri dan 3 anak)
3 Suku : Sunda
4. Tempat, tgl Lahir: Bandung, 6 November 1974
5. Alamat Rumah : Permata Biru Blok AH 303 RT 10/RW 23 Kel.
Cinunuk, Kec Cileunyi, Kab Bandung
6. Nomor WA/ HP : 0812-8794-1703/ 0857-9813-2885.
7. Pekerjaan Sekarang : Guru SDIT Rahmat, Konsultan Psikologi dan
Agama Nurul Fikri Bandung, Trainer Al-Qur’an ( 7 Metode Mudah
Berinteraksi Dengan Al-Qur’an Mushaf Al-Quds) Al-Quds Learning Center,
Direktur CV Pustaka Qur’ani, Pentahsih Penerbit Al-Qur’an, Pimpinan
Majlis ‘Amal Qur’an Indonesia. Distributor Obat Herbal, Agen ABACA flash
Card for Kids.
8. Link Medsos : Face Book : Heri Mushthafa, Email :
herimusthafa@gmail.com, Google+: Pemilik Grup Khazanah Islami,
Blogspot : Majlis Amal Qur’an Indonesia.blogspot.com
3. 1. Meningkatkan
Profesionalisme Guru
dalam mengajar.
2. Mengetahui Modalitas
Belajar Peserta Didik.
3. Dapat Memanfaatkan
Modalitas Belajar Pada
Proses Pembelajaran.
4. A. Makna Guru.
Makna guru (pendidik) sebagai mana dalam
UUSPN No.20 Tahun 2003, Bab I , pasal 1 ayat 6
adalah tenaga kependidikan yag berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Dalam pengertian ysng sederhana guru adalah
orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan di tempat-tempat tertentu tidak
mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa
juga di masjid, di surau atau musholla , di
rumah, dan sebagainya.[2] Zaenal,Strategi dan
Metode Pembelajaran, (Pekalongan:Stain
Pekalongan Press, 2013).hlm:5
5. 2. Makna Profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan
ditekuni oleh seseorang. Profesi juga dapat diartikan
sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris,
yaitu profession atau bahasa latin,profecus, yang artinya
mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau
ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara
terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya
persyaratan pengetahuan teoritis sebagi instrumen untuk
melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual
(Danin, 2002). Kesimpulannya pengertian guru profesional
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah
orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang luas di bidangnya.
Jadi suatu profesi guru harus memiliki tiga pilar pokok,
yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
6. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
guru yang professional meliputi:
1. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
3 butir a). Artinya guru harus mampu
mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru
harus menguasi manajemen kurikulum, mulai
dari merencanakan perangkat kurikulum,
melaksanakan kurikulum, dan mengevaluasi
kurikulum, serta memiliki pemahaman
tentang psikologi pendidikan, terutama
terhadap kebutuhan dan perkembangan
peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih
bermakna dan berhasil guna.
7. 2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya
guru memiliki sikap kepribadian yang
mantap, sehingga mampu menjadi sumber
inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru
harus memiliki kepribadian yang patut
diteladani, sehingga mampu melaksanakan
tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodo,Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani. (di depan guru member
teladan/contoh, di tengah memberikan
karsa, dan di belakang memberikan
dorongan/motivasi).
8. 3. Kompetensi Profesional, adalah
kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya
guru harus memiliki pengetahuan yang
luas berkenaan dengan bidang studi
atau subjek matter yang akan diajarkan
serta penguasaan didaktik metodik dalam
arti memiliki pengetahuan konsep
teoretis, mampu memilih model, strategi,
dan metode yang tepat serta mampu
menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran. Guru pun harus memiliki
pengetahuan luas tentang kurikulum, dan
landasan kependidikan.
9. 4. Kompetensi Sosial, adalah
kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta
didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat
sekitar. (SNP, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir d). Artinya ia
menunjukkan kemampuan
berkomunikasi sosial, baik
dengan murid-muridnya
maupun dengan sesama teman
guru, dengan kepala sekolah
bahkan dengan masyarakat luas.
10. 1. Memiliki skill mengajar
(komunikasi yang baik)
2. Memiliki kepribadian
Qurani
3. Memiliki bacaan yang
baik dan benar
4. Memiliki hafalan
minimal 1 juz yaitu juz 30
5.Memiliki Metode
Pengajaran yang tepat
11. Implementasi Modalitas Belajar di
Madrasah ‘Ulya pada mata pelajaran
Al Quran dan Hadits
(Memaksimalkan potensi Gaya
Belajar pada mata pelajaran Al
Quran Hadits dalam menghafal Al
Quran).
APA YANG DIMAKSUD GAYA
BELAJAR???
Menurut DePorter dan Hernacki
(2002), gaya belajar adalah
kombinasi dari menyerap, mengatur,
dan mengolah informasi. Terdapat
tiga jenis gaya belajar berdasarkan
modalitas yang digunakan individu
dalam memproses informasi
(perceptual modality).
12. 1. VISUAL (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual
Learners) menitikberatkan pada ketajaman
penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus
diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham
Gaya belajar seperti ini mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Ada
beberapa karakteristik yang khas bagai orang-
orang yang menyukai gaya belajar visual
ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu
(informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang
kuat terhadap warna, ketiga memiliki
pemahaman yang cukup terhadap masalah
artistik, keempat memiliki kesulitan dalam
berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif
terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran
secara lisan, ketujuh seringkali salah
menginterpretasikan kata atau ucapan.
13. Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir
guru yang sedang mengajar
Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
Saat mendapat petunjuk untuk melakukan
sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian dia sendiri yang
bertindak
Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka
pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif
dalam kegiatan diskusi.
Kurang mampu mengingat informasi yang
diberikan secara lisan
Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
Dapat duduk tenang ditengah situasi yang
rebut dan ramai tanpa terganggu
14. 2. AUDITORI (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory
Learners) mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya. Karakteristik model
belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat
utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus
mendengar, baru kemudian kita bisa
mengingat dan memahami informasi
itu. Karakter pertama orang yang memiliki
gaya belajar ini adalah semua informasi
hanya bisa diserap melalui pendengaran,
kedua memiliki kesulitan untuk menyerap
informasi dalam bentuk tulisan secara
langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis
ataupun membaca.
15. Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di
depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam
kelompok/ kelas
Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi
iklan/ lagu di televise/ radio
Cenderung banyak omong
Tak suka membaca dan umumnya memang bukan
pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat
dengan baik apa yang baru saja dibacanya
Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/
menulis
Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang
lain
Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru
dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru,
adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
16. Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic
Learners) mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar ia
bisa mengingatnya. Tentu saja ada
beberapa karakteristik model belajar
seperti ini yang tak semua orang bisa
melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkan tangan sebagai alat
penerima informasi utama agar bisa
terus mengingatnya. Hanya dengan
memegangnya saja, seseorang yang
memiliki gaya ini bisa menyerap
informasi tanpa harus membaca
penjelasannya.
17. Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk
saat belajar
Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya
aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia
mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan
lambing
Menyukai praktek/ percobaan
Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Demikianlah macam-macam gaya belajar mudah-mudahan
dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara
belajar yang baik dan pas untuk kita sehingga mampu
menyerap pelajaran dengan baik. Nah sekarang mana gaya
belajar anda atau anak anda?
18. Bagian I
N
O
PENYATAAN -A- ya tida
k
1 Saya suka mendengar musik, radio maupun sandiwara
2 Saya lebih suka berbicara daripada menulis atau membaca
3 Saya lebih suka menelpon / berbicara langsung daripada kirim sms,
memo atau surat / e-mail
4 Saya tidak bisa belajar jika suasananya gaduh atau ada keributan
5 Saya mudah mengatakan apa yang dipikirkan namun sulit menuangkan
dalam bentuk tertulis
6 Saya suka menggumam saat membaca
7 Saya menyukai kegiatan menyanyi, mendongeng, bermain musik,
berdebat atau mengobrol apa saja
8 Saya sering berbicara sendiri kalau sedang belajar atau mengerjakan
sesuatu
9 Saya lebih mudah belajar / bekerja jika bersama-sama daripada belajar /
bekerja sendiri
10 Saya suka melakukan pekerjaan / proyek dengan berpijak pada prosedur
dan penjelasan
JUMLAH
19. N
O
PENYATAAN -V- ya tida
k
11 Saya suka membaca apapun dengan cepat
12 Saya lebih suka membaca daripada dibacakan atau mendengar ceramah
13 Saya lebih suka kirim sms, memo atau surat daripada berbicara langsung
14 Saya punya keinginan untuk selalu tampil rapi
15 Saya sering tahu apa yang mau dikatakan tapi suka susah menemukan
kata-kata yang cocok
16 Saya mudah mengingat bila belajar langsung dari buku, catatan/handout
daripada dijelaskan atau dibacakan
17 Saya menyukai kegiatan menulis, menggambar, melukis maupun
mendesain
18 Saya suka berbicara dengan cepat tapi lebih suka diam kalau di kelas
19 Jika akan mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya
terlebih dahulu.
20 Saya suka melakukan pekerjaan / proyek dengan perencanaan terlebih
dahulu
JUMLAH
20. N
O
PENYATAAN -R- ya tida
k
21 Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku
22 Saya suka memutar-mutar bolpoint, menggoyang-goyang kaki atau
memilin-milin tisu saat belajar
23 Saya senang belajar dengan berpindah-pindah di sofa, di meja belajar, di
tempat tidur, dll
24 Saya tidak betah duduk di kursi lama-lama
25 Saya mudah mengingat jika sambil berjalan atau bergerak-gerak
26 Saya paling senang belajar jika disertai dengan praktek
27 Saya menyukai kegiatan olahraga, kerajinan tangan, berkebun maupun
menari
28 Saya lebih suka memakai baju yang santai, terasa nyaman walaupun
kurang rapi
29 Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan
tertulis
30 Saya suka menangani pekerjaan / proyek langkah demi langkah dan
terlibat secara fisik
JUMLAH
21. Bagian II
Jumlah Jawaban YA :
1. Tabel -A- : ............
2. Tabel -V- : ............
3. Tabel -R- : ............
Bagian III
Arsir Pada kolom berikut ini :
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
A V R
22. 1. Mushaf Al-Qur’an Al-Quds dan Terjemah Depag
2. Hamzah,Profesi Kependidikan.(Jakarta:PT.Bumi
Aksara,2007),hlm.15
3. Zaenal,Strategi dan Metode Pembelajaran,
(Pekalongan:Stain Pekalongan Press, 2013).hlm:5
4.Ibid
5. Mulyasa, menjadi guru profesional menciptakan
pembelajaran kreatif dan menyenangkan.( Bandung
:PT. Remaja Rosdakarya.2005).hlm: 35-65
6. Hamzah,opcit,.hlm:22-23
7. DePorter dan Hernacki (2002), Gaya belajar