Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan untuk pasien angina. Mencakup pengkajian gejala dan tanda klinis, diagnosa, tujuan keperawatan, dan intervensi keperawatan seperti pemantauan tanda vital, pemberian obat, edukasi pasien, dan dukungan selama episode nyeri dada.
1. ASUHAN KEPERAWATAN
“ANGINA”
Oleh : Kelompok 4
Nita Widyasari 121440124620059
Nony Marlina 121440124630060
Novarya Dyan Armadany 121440124640061
Novi Astikasari 121440124650062
Ratna Indah Puspita Sari 121440124730070
Ratu Kasih Murni 121440124740071
Rian Diah Utami 121440124750072
Riris Irfa Anggraini 121440124760073
Rono Danu Jatmiko 121440124810078
Salman Alfarizi 121440124840081
2. PENGKAJIAN
• Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan, terbangun bila nyeri dada.
Tanda : Dispnea saat kerja.
• Sirkulasi.
Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
Tanda : Takikardia, disritmia kulit/membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi.
• Makanan/cairan.
Gejala : Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan. Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras.
Tanda : Distensi gaster.
• Integritas ego.
Gejala : Stresor kerja, keluarga.
Tanda : Ketakutan, mudah marah.
• Nyeri/kenyamanan.
Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan ekstremitas atas kiri.
Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit).
Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan tekanan darah.
• Pernapasan.
Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok.
Tanda : Meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan kedalaman.
• Penyuluhan/pembelajaran.
Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke. Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat
jantung, hipertensi atau obat yang dijual bebas.
3. Diagnosa :
Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
KH :
• Melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan.
• Menunjukkan nyeri yang dibuktikan dengan tanda-tanda vital stabil dan tidak adanya
ketegangan otot dan gelisah.
Intervensi :
• Instruksikan klien untuk memberitahu perawat segera ketika nyeri dada terjadi.
• Nilai dan dokumentasikan respon klien dan efek obat-obatan.
• Identifikasi peristiwa pencetus, jika ada; Identifikasi frekuensi, durasi, intensitas, dan lokasi
nyeri.
• Amati gejala yang berhubungan, seperti dyspnea, mual, muntah, pusing, jantung berdebar, dan
keinginan untuk buang air kecil.
• Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, lengan, atau tangan (biasanya di sebelah
kiri).
• Tempatkan klien pada istirahat total selama episode angina.
• Tinggikan kepala tempat tidur jika klien adalah sesak napas.
• Pantau denyut jantung dan irama.
• Monitor tanda-tanda vital setiap 5 menit selama awal angina pektoris menyerang.
• Sediakan makanan ringan. istirahatkan klien selama 1 jam setelah makan.
• Kolaborasi, sediakan oksigen tambahan yang diperlukan.
• Kolaborasikan pemberian obat. Seperti Nitrat: NTG seperti Nitrong dan Nitrogard SR, salep
transdermal, Analgesik, seperti acetaminophen (Tyleno)
4. Diagnosa :
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik (iskemia
miokard transien/memanjang)
KH :
• Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
• Melaporkan atau menampilkan penurunan episode dispnea, angina, dan disritmia.
• Berpartisipasi dalam perilaku dan aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi :
• Pertahankan bedrest atau istirahat kursi di posisi kenyamanan selama episode akut.
• Monitor tanda-tanda vital dan irama jantung.
• Auskultasi bunyi nafas dan suara hati. Dengarkan murmur.
• Sediakan waktu istirahat yang cukup. Membantu atau melakukan aktivitas
perawatan diri, seperti yang ditunjukkan.
• Mendorong pelaporan segera rasa sakit untuk segera pemberian obat, seperti yang
ditunjukkan.
• Nilai tanda-tanda dan gejala gagal jantung.
• Evaluasi status mental, pengembangan mencatat kebingungan dan disorientasi.
• Perhatikan warna kulit. Menilai paru untuk suara adventif, seperti crackles
• Berikan oksigen yang diperlukan. Monitor denyut nadi atau gas darah arteri (GDA),
• Ukur cardiac output dan parameter fungsional lainnya, seperti diindikasikan.
5. Diagnsoa :
Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status
kesehatan.
KH :
• Melaporkan bahwa kecemasan berkurang ke tingkat yang dapat dikelola.
• Mengekspresikan kekhawatiran tentang efek penyakit pada gaya hidup dan posisi
dalam keluarga dan masyarakat.
• Menunjukkan strategi penanggulangan yang efektif dan keterampilan pemecahan
masalah.
Intervensi :
• Jelaskan tujuan tes dan prosedur.
• Promosikan ekspresi perasaan dan ketakutan seperti penyangkalan, depresi, dan
kemarahan. Biarkan klien atau SO tahu ini adalah reaksi normal. Perhatikan
pernyataan keprihatinan, seperti, "Serangan jantung bisa dihindari."
• Dorong keluarga dan teman-teman untuk mengobati klien seperti sebelumnya.
• Beritahu klien rejimen medis telah dirancang untuk mengurangi atau membatasi
serangan di masa depan dan meningkatkan stabilitas jan
• Kolaborasi, berikan obat penenang pada pasien
6. Diagnosa :
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
KH :
• Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
• Berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi :
• Kaji ulang patofisiologi kondisi. Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
• Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina,
contoh: stress emosional, kerja fisik, makan terlalu banyak/berat, terpajan pada
suhu lingkungan yang ekstrem.
• Kaji pentingnya control berat badan, menghentikan merokok, perubahan diet dan
olahraga.
• Tunjukan/dorong pasien untuk memantau nadi sendiri selama aktivitas,
jadwal/aktivitas sederhana, hindari regangan.
• Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina, contoh
menghentikan aktivitas, pemberian obat bila perlu, penggunaan teknik relaksasi.
• Kaji ulang obat yang diresepkan untuk mengontrol/mencegah serangan angina.
• Tekankan pentingnya mengecek dengan dokter kapan menggunakan obat-obat yang
dijual bebas.