SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
ISSN : 1978 - 0575
Studi Deskriftif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui…………(Lelia Kusuma Astuti)
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN
IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF
DI PUSKESMAS CILACAP UTARA
Lelia Kusuma Astuti
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Abstract
Background: Breastfeeding in Indonesia has not fully implemented. Efforts to increase
breastfeeding behavior in women who have exclusively breastfed infants in particular is still
considered insufficient. The main problem is the socio-cultural factors, awareness of the importance
of breastfeeding, health services and health workers who have not fully support the PP-ASI, vigorous
promotion of formula milk and the mother worked. Knowledge mother became one of the factors that
influence exclusive breastfeeding. Phenomenon that occurs in the region of Central Cilacap district,
was found in mothers who have not given exclusively breastfed their babies and mothers still do not
know the benefits of exclusive breastfeeding.
Method: This was rurvey research using descriptive method. Data collection was spread out
questionnaires, then the data obtained are processed statistically by descriptive analysis and
presented in tabular form the frequency distribution. The number of respondents as many as 80
people.
Result: The results showed that respondents who had a level of knowledge of both exclusive
breastfeeding as much as 78%, the level of knowledge was 19%, and who have less knowledge level
of 3%. White exclusive breasfeeding in the health center of Central Cilacap 60% and 40% of
respondents did not give their babies breast milk exclusively.
Conclusion: Women who have knowledge of both exclusive breastfeeding is not always given
exclusively breasfed their babies, because there are many other factors that influence exclucive
breasfeeding.
Keywords : The knowledge of exclusive breastfeeding, exclusive breastfeeding.
1. PENDAHULUAN
ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO) adalah pemberian ASI
saja (tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih,
maupun makanan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim, dan
lain-lain), hingga bayi berusia 6 bulan.1
Konvensi Hak-hak Anak tahun 1990 antara lain
menegaskan bahwa tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak.
ASI selain merupakan suatu kebutuhan juga menjadi hak azasi bayi yang yang harus
dipenuhi oleh orang tuanya. Hal ini telah dipopulerkan pada Pekan ASI sedunia tahun
2000 dengan Tema : “Memberi ASI adalah hak azasi ibu; Mendapat ASI adalah hak
azasi bayi”.2
Studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya di wilayah Kecamatan Cilacap
Tengah dalam satu tahun terakhir terdapat 982 ibu yang melahirkan dan 951 ibu yang
menyusui bayinya. Di perkotaan, banyak dijumpai bayi diberi susu botol daripada
disusui oleh ibunya. Sementara di pedesaan, bayi yang baru berusia 1 bulan sudah
diberi pisang atau nasi yang dihaluskan sebagai tambahan ASI. Selain itu, masih
ditemukan beberapa ibu yang kurang mendapat informasi bahkan seringkali menerima
informasi yang salah tentang ASI eksklusif. Ada anggapan bahwa kolostrum adalah
susu basi yang harus dibuang dan bayi harus diberi makanan tambahan lain selain ASI
untuk mempercepat pertumbuhannya.
Berdasarkan fenomena di atas dan penelitian mengenai pengetahuan tentang
pemberian ASI eksklusif belum pernah dilakukan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan studi deskriptif tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di
162
JurnalKES
MAS
UAD
Vol.3,No.3,Septem
ber2009
ISSN : 1978-0575
KES MAS Vol. 3, No. 3, September 2009 : 162-232
Page 2
Puskesmas Cilacap Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif dan gambaran pemberian ASI
eksklusif di wilayah Puskesmas Cilacap Tengah.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan metode
deskriptif yaitu ditujukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
menyusui tentang ASI eksklusif dan gambaran pemberian ASI eksklusif oleh ibu
kepada bayinya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui di wilayah
Kecamatan Cilacap Tengah. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
dengan cara total sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah populasi
yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi penelitian ini adalah sebagai
berikut : a) Bersedia menjadi responden; b) Ibu menyusui yang berkunjung ke
Puskesmas Cilacap Tengah selama bulan Juni 2004; c) Mempunyai anak usia 6-24
bulan. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Tidak bersedia menjadi
responden; b) Ibu menyusui yang memiliki anak di bawah usia 6 bulan. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan untuk
mendapatkan gambaran distribusi frekuensi serta untuk mendiskripsikan masing-
masing variabel.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1) Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
di Puskesmas Cilacap Tengah
Berdasarkan Tabel 1. diketahui mayoritas responden berusia 20–30 tahun yaitu
sebesar 65% dan yang paling sedikit berusia kurang dari 20 tahun sebesar 3%. Tabel
1. juga menunjukkan bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah
Umur Responden Jumlah Prosentase (%)
1. Umur Responden
Kurang dari 20 tahun 2 3
20 – 30 tahun 52 65
Di atas 30 tahun 26 32
2. Pendidikan Responden :
SD atau sederajat
SLTP atau sederajat
SLTA atau sederajat
Perguruan Tinggi
3. Jenis Pekerjaan Responden :
Ibu rumah tangga
PNS
Swasta
Wiraswasta
4. Penghasilan Keluarga :
Kurang dari Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00
Di atas Rp 1.000.000,00
23
21
31
5
69
1
6
4
56
17
7
29
26
39
6
86
1
8
5
70
21
9
163
JurnalKES
MAS
UAD
Vol.3,No.3,Septem
ber2009
KES MAS ISSN : 1978-0575
Studi Deskriftif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui…………(Lelia Kusuma Astuti)
pendidikan menengah (SLTP dan SLTA atau sederajat) yaitu 65% dan yang paling
sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu 6%. Sebagian besar responden tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 86%, sedangkan 14% responden
bekerja dengan variasi jenis pekerjaan sebagai PNS, swasta dan wiraswasta. Jika
dilihat dari tingkat penghasilan paling banyak berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000
sebesar 70%.
2) Analisis Univariat
a) Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Cilacap Tengah
Tabel 2. menunjukkan pada tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI
eksklusif didapatkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik
yaitu sebanyak 63 orang (78%), responden yang mempunyai pengetahuan
sedang sebanyak 15 orang (19%), dan responden yang mempunyai
pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (3%).
b) Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
di Puskesmas Cilacap Tengah
Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 80 responden hanya 48 orang (60%)
yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan 32 orang (40%) tidak
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data primer, dapat dinyatakan hasil penelitian yang
menyangkut pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif menunjukkan bahwa
78% dari responden mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif baik. Data yang
diperoleh menggambarkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SLTA
yaitu 39%. Bila dilihat dari jumlah responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi,
sebanyak 100% dari responden tersebut mempunyai tingkat pengetahuan tentang
ASI eksklusif baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekanto pada tahun 1987 yang
dikutip oleh Sarif Hidayat bahwa tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut
menentukan mudah tidaknya ibu menyerap dan memahami informasi gizi yang
Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
Kurang 2 3
Sedang 15 19
Baik 63 78
Jumlah 80 100
Pemberian ASI Eksklusif Jumlah Prosentase (%)
Ya 48 60
Tidak 32 40
Jumlah 80 100
164
JurnalKES
MAS
UAD
Vol.3,No.3,Septem
ber2009
ISSN : 1978-0575
KES MAS Vol. 3, No. 3, September 2009 : 162-232
Page 4
diperoleh. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu, semakin mudah ia menyerap
informasi gizi dan kesehatan, sehingga pengetahuan dan kesehatannya akan baik.3
Hal ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
akan mempengaruhi pengetahuannya, seperti teori Green (1980) yang mengatakan
bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.4
Jika dilihat dari jumlah responden yang berpendidikan SD atau sederajat hanya 8%
yang memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang dan 52% memiliki
pengetahuan tentang ASI eksklusif baik. Data tersebut menggambarkan bahwa ibu
yang mempunyai pendidikan rendah belum tentu mempunyai pengetahuan tentang
ASI eksklusif kurang. Menurut Notoatmojo, pengetahuan merupakan hasil “tahu’, dan
ini terjadi setelah seseorang melakukan pengidraan terhadap suatu obyek tertentu.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.5
Hal ini
berarti dapat dikatakan juga bahwa pengetahuan seseorang tidak selalu didapat dari
pendidikan formal tetapi juga dari pengalaman maupun informasi dari orang lain.
Pada item pertanyaan yang mengukur pengatahuan ibu menyusui tentang ASI
eksklusif sebagian besar responden (79%) memahami pengertian ASI eksklusif dan
75% responden memahami manfaat ASI eksklusif. Hasil penelitian ini menunjukkan
angka yang lebih baik dibandingkan hasil dari penelitian terhadap 900 ibu disekitar
Jabotabek pada tahun 1995 yang diperoleh fakta bahwa 70,4% ibu tidak pernah
mendengar informasi tentang ASI eksklusif.6
Perbedaan angka dari penelitian
tersebut menggambarkan adanya peningkatan informasi tentang ASI eksklusif. Hal ini
dikarenakan seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu
pengetahuan. Tetapi hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 25%
responden belum memahami pengertian kolustrum, dan masih ada 10% responden
yang berpendapat bahwa kolustrum tidak dapat diberikan kepada bayi. Hasil
penelitian ini sedikit lebih baik dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan di
Kabupaten Barru, Sulawesi Tengah pada tahun 1997 yang menunjukkan sebanyak
17% ibu membuang kolustrum.2
Perilaku menyusui yang kurang mendukung seperti
membuang kolustrum ini disebabkan masih adanya kepercayaan atau mitos bahwa
ASI yang keluar pertama kali adalah susu basi, rusak, dan kotor sehingga pada hari-
hari pertama para ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Fenomena ini selaras
dengan pendapat Indrawijaya yaitu bahwa mereka yang berasal dari tingkat
pendidikan rendah cenderung mempertahankan tradisi yang sudah ada.7
Adanya
anggapan bahwa kolustrum adalah susu basi yang harus dibuang perlu dihilangkan
dengan memberikan pengertian dan pemahaman kepada ibu-ibu tentang manfaat zat
-zat yang terkandung dalam kolustrum bagi bayi yang baru lahir. Kolustrum, atau
biasa disebut susu jolong, sudah terbukti mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan oleh bayi sejak lahir.1
Pemberian ASI eksklusif ditentukan jika ibu hanya memberikan ASI saja
kepada bayinya tanpa makanan tambahan sampai bayi berumur 4-6 bulan. Pada
penelitian ini, peneliti menetapkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu kepada bayinya
minimal sampai bayi berumur 4 bulan karena jika menggunakan ketentuan pemberian
ASI eksklusif sampai 6 bulan sesuai rekomendasi dari UNICEF, maka akan
didapatkan angka yang jauh lebih kecil dari yang diharapkan. Hasil penelitian
menujukkan hanya 60% dari responden memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
minimal 4 bulan. Hasil ini belum sesuai dengan komitmen seperti yang tercantum
dalam UU RI No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas)
tahun 2000-2004 yang menyebutkan bahwa tingkat pencapaian pemberian ASI
eksklusif ibu kepada bayinya harus mencapai target 80%.8
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar responden (78%) mempunyai
pengetahuan tentang ASI eksklusif baik, namun masih banyak responden yang belum
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya yaitu sebesar 40%.
165
JurnalKES
MAS
UAD
Vol.3,No.3,Septem
ber2009
KES MAS ISSN : 1978-0575
Studi Deskriftif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui…………(Lelia Kusuma Astuti)
Page 5
salah satu alasan yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASi eksklusif
adalah karena ibu bekerja, terutama ibu dengan cuti hamil 3 bulan. Namun, hasil
yang ditunjukkan dalam penelitian ini, responden yang sebagian besar adalah ibu
rumah tangga atau tidak bekerja, pencapaian pemberian ASI eksklusif kepada bayi
belum mencapai angka yang diharapkan.6
Hal ini disebabkan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif. Faktor-faktor tersebut diantaranya: faktor psikologi, takut kehilangan daya
tarik sebagai seorang wanita; faktor fisik, ibu sakit atau putting susu masuk ke dalam
sehingga bayi tidak mau menyusu; gencarnya promosi susu formula; dan faktor
kurangnya peran petugas kesehatan dalam mempromosikan ASI eksklusif
menyebabkan masyarakat kurang mendapat informasi dan dukungan tentang
manfaat pemberian ASI eksklusif.9
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif sampai 6
bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang
menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu
yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif.6
4. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif baik
sebanyak 78%, tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sedang sebanyak 19%,
dan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang sebanyak 3%. Pemberian
ASI eksklusif di Puskesmas Cilacap Tengah sebanyak 60% sedangkan 40% tidak
memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak selalu orang
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman atas sesuatu hal akan menunjukkan
perilaku yang serupa dengan apa yang diketahuinya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif baik tidak selalu
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena masih banyak faktor-faktor lain
yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
b. Saran
Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pemberian ASI
eksklusif dengan pendekatan lebih detail secara kualitatif selain menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pengambilan data tidak hanya menggunakan kuesioner
tetapi juga dengan observasi langsung serta dengan menambah variabel penelitian
mengingat tidak hanya faktor pengetahuan saja yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Supriyadi, R.W. at all. Kiat sukses menyusui. Jakarta: Aspirasi Pemuda. (2002).
2. Anonim. Strategi Nasional PP-ASI. http://www.gizi.net/kebijakangizi/html.29 Juli 2003.
2003
3. Emilia, S. & Hamzah. Upaya menurunkan angka kematian dan angka kesakitan balita.
Di dalam : Kardjati, Kusin & Anna, A., editors. Aspek kesehatan dan gizi balita. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.1985
4. Notoatmodjo, S. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset. 2003
5. _______. Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta.1997
6. Roesli, U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.2000
7. Indrawijaya, A. Perilaku organisasi. Bandung: Sinar Baru Algersindo.2000
166
JurnalKES
MAS
UAD
Vol.3,No.3,Septem
ber2009
ISSN : 1978-0575
KES MAS Vol. 3, No. 3, September 2009 : 162-232
Page 6
8. Anwar, S.A. Hak asasi bayi dan pekan ASI sedunia. http://www.suaramerdeka.com.29
Juli 2003.2003
9. Soetjiningsih. ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta: EGC.1997
167
JurnalKES
MAS
UAD
Vol.3,No.3,Septem
ber2009

More Related Content

What's hot

Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..piok_kuek
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopauseFaktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopausewawan kurniawan
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitanrukmana rukmana
 
Contoh makalah-keperawatan
Contoh makalah-keperawatanContoh makalah-keperawatan
Contoh makalah-keperawatanTerminal Purba
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumnrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitOperator Warnet Vast Raha
 
hubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu men
hubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu menhubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu men
hubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu menVIDYA60
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroyogi859225
 
Jurnal eka ervina
Jurnal eka ervinaJurnal eka ervina
Jurnal eka ervinasapakademik
 

What's hot (17)

Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
 
Proposal menyusui AKPER PEMKAB MUNA
Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA
Proposal menyusui AKPER PEMKAB MUNA
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
 
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopauseFaktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
Faktor faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang menopause
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
 
Contoh makalah-keperawatan
Contoh makalah-keperawatanContoh makalah-keperawatan
Contoh makalah-keperawatan
 
35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah35820427 karya-tulis-ilmiah
35820427 karya-tulis-ilmiah
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakitGambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
Gambaran penyebab kematian maternal di rumah sakit
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
hubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu men
hubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu menhubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu men
hubungan motivasi dan pengetahuan dengan pemberian asi ekslusif pada ibu men
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoro
 
Jurnal eka ervina
Jurnal eka ervinaJurnal eka ervina
Jurnal eka ervina
 
300-1134-1-PB.pdf
300-1134-1-PB.pdf300-1134-1-PB.pdf
300-1134-1-PB.pdf
 

Viewers also liked (7)

PagellisMENU_3-2012__Estero
PagellisMENU_3-2012__EsteroPagellisMENU_3-2012__Estero
PagellisMENU_3-2012__Estero
 
Vu2015konf vilkonis
Vu2015konf vilkonisVu2015konf vilkonis
Vu2015konf vilkonis
 
MGT2306-MARKETING-MANAGEMENT LESSON 7
MGT2306-MARKETING-MANAGEMENT LESSON 7MGT2306-MARKETING-MANAGEMENT LESSON 7
MGT2306-MARKETING-MANAGEMENT LESSON 7
 
штей даша
штей дашаштей даша
штей даша
 
1
11
1
 
Teknik seleksi menggunakan channels dan paths
Teknik seleksi menggunakan channels dan pathsTeknik seleksi menggunakan channels dan paths
Teknik seleksi menggunakan channels dan paths
 
Bibl
BiblBibl
Bibl
 

Similar to 543 1968-1-pb

BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docxBAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docxApriliaDianRisnawati
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaKelvinKatjasungkana1
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalOcie Sabrina
 
PPT ASI EKSKLUSIF.pptx
PPT ASI EKSKLUSIF.pptxPPT ASI EKSKLUSIF.pptx
PPT ASI EKSKLUSIF.pptxFDerizMuna
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilManajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilnunasf
 
Materi Presentasi Panduan Orientasi.pptx
Materi Presentasi Panduan Orientasi.pptxMateri Presentasi Panduan Orientasi.pptx
Materi Presentasi Panduan Orientasi.pptxikatjandrakusuma
 
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxmutiaramedika2
 
9 KAK ASI.docx
9 KAK ASI.docx9 KAK ASI.docx
9 KAK ASI.docxholipah2
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 
PPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptxPPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptxAlfinFaiz2
 
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxkec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxShintaRetnoWulandari1
 
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...RikiTandianan
 
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMariaSunvratys
 

Similar to 543 1968-1-pb (20)

BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docxBAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
BAB 1 2 3 ANALISA REVISI ganti ya.docx
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
 
PPT ASI EKSKLUSIF.pptx
PPT ASI EKSKLUSIF.pptxPPT ASI EKSKLUSIF.pptx
PPT ASI EKSKLUSIF.pptx
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilManajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
 
Materi Presentasi Panduan Orientasi.pptx
Materi Presentasi Panduan Orientasi.pptxMateri Presentasi Panduan Orientasi.pptx
Materi Presentasi Panduan Orientasi.pptx
 
Sosbud 7
Sosbud 7Sosbud 7
Sosbud 7
 
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
 
9 KAK ASI.docx
9 KAK ASI.docx9 KAK ASI.docx
9 KAK ASI.docx
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467
 
PPG FIX - Copy
PPG FIX - CopyPPG FIX - Copy
PPG FIX - Copy
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
PPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptxPPT PROPOSAL.pptx
PPT PROPOSAL.pptx
 
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxkec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
 
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
I Made Yudhistira D, S.Psi, M.Psi (Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan) M...
 
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.pptMATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
MATERI GIZI DAN STUNTING.ppt
 
Presentasi Proposal.pptx
Presentasi Proposal.pptxPresentasi Proposal.pptx
Presentasi Proposal.pptx
 
388227082-Fishbone-KIA.docx
388227082-Fishbone-KIA.docx388227082-Fishbone-KIA.docx
388227082-Fishbone-KIA.docx
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

543 1968-1-pb

  • 1. ISSN : 1978 - 0575 Studi Deskriftif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui…………(Lelia Kusuma Astuti) STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA Lelia Kusuma Astuti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Abstract Background: Breastfeeding in Indonesia has not fully implemented. Efforts to increase breastfeeding behavior in women who have exclusively breastfed infants in particular is still considered insufficient. The main problem is the socio-cultural factors, awareness of the importance of breastfeeding, health services and health workers who have not fully support the PP-ASI, vigorous promotion of formula milk and the mother worked. Knowledge mother became one of the factors that influence exclusive breastfeeding. Phenomenon that occurs in the region of Central Cilacap district, was found in mothers who have not given exclusively breastfed their babies and mothers still do not know the benefits of exclusive breastfeeding. Method: This was rurvey research using descriptive method. Data collection was spread out questionnaires, then the data obtained are processed statistically by descriptive analysis and presented in tabular form the frequency distribution. The number of respondents as many as 80 people. Result: The results showed that respondents who had a level of knowledge of both exclusive breastfeeding as much as 78%, the level of knowledge was 19%, and who have less knowledge level of 3%. White exclusive breasfeeding in the health center of Central Cilacap 60% and 40% of respondents did not give their babies breast milk exclusively. Conclusion: Women who have knowledge of both exclusive breastfeeding is not always given exclusively breasfed their babies, because there are many other factors that influence exclucive breasfeeding. Keywords : The knowledge of exclusive breastfeeding, exclusive breastfeeding. 1. PENDAHULUAN ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO) adalah pemberian ASI saja (tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, maupun makanan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim, dan lain-lain), hingga bayi berusia 6 bulan.1 Konvensi Hak-hak Anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak. ASI selain merupakan suatu kebutuhan juga menjadi hak azasi bayi yang yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Hal ini telah dipopulerkan pada Pekan ASI sedunia tahun 2000 dengan Tema : “Memberi ASI adalah hak azasi ibu; Mendapat ASI adalah hak azasi bayi”.2 Studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah dalam satu tahun terakhir terdapat 982 ibu yang melahirkan dan 951 ibu yang menyusui bayinya. Di perkotaan, banyak dijumpai bayi diberi susu botol daripada disusui oleh ibunya. Sementara di pedesaan, bayi yang baru berusia 1 bulan sudah diberi pisang atau nasi yang dihaluskan sebagai tambahan ASI. Selain itu, masih ditemukan beberapa ibu yang kurang mendapat informasi bahkan seringkali menerima informasi yang salah tentang ASI eksklusif. Ada anggapan bahwa kolostrum adalah susu basi yang harus dibuang dan bayi harus diberi makanan tambahan lain selain ASI untuk mempercepat pertumbuhannya. Berdasarkan fenomena di atas dan penelitian mengenai pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif belum pernah dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi deskriptif tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif di 162 JurnalKES MAS UAD Vol.3,No.3,Septem ber2009
  • 2. ISSN : 1978-0575 KES MAS Vol. 3, No. 3, September 2009 : 162-232 Page 2 Puskesmas Cilacap Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif dan gambaran pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Cilacap Tengah. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan metode deskriptif yaitu ditujukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif dan gambaran pemberian ASI eksklusif oleh ibu kepada bayinya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara total sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Bersedia menjadi responden; b) Ibu menyusui yang berkunjung ke Puskesmas Cilacap Tengah selama bulan Juni 2004; c) Mempunyai anak usia 6-24 bulan. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Tidak bersedia menjadi responden; b) Ibu menyusui yang memiliki anak di bawah usia 6 bulan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yang digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi serta untuk mendiskripsikan masing- masing variabel. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1) Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Cilacap Tengah Berdasarkan Tabel 1. diketahui mayoritas responden berusia 20–30 tahun yaitu sebesar 65% dan yang paling sedikit berusia kurang dari 20 tahun sebesar 3%. Tabel 1. juga menunjukkan bahwa pendidikan responden yang paling banyak adalah Umur Responden Jumlah Prosentase (%) 1. Umur Responden Kurang dari 20 tahun 2 3 20 – 30 tahun 52 65 Di atas 30 tahun 26 32 2. Pendidikan Responden : SD atau sederajat SLTP atau sederajat SLTA atau sederajat Perguruan Tinggi 3. Jenis Pekerjaan Responden : Ibu rumah tangga PNS Swasta Wiraswasta 4. Penghasilan Keluarga : Kurang dari Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 Di atas Rp 1.000.000,00 23 21 31 5 69 1 6 4 56 17 7 29 26 39 6 86 1 8 5 70 21 9 163 JurnalKES MAS UAD Vol.3,No.3,Septem ber2009
  • 3. KES MAS ISSN : 1978-0575 Studi Deskriftif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui…………(Lelia Kusuma Astuti) pendidikan menengah (SLTP dan SLTA atau sederajat) yaitu 65% dan yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu 6%. Sebagian besar responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 86%, sedangkan 14% responden bekerja dengan variasi jenis pekerjaan sebagai PNS, swasta dan wiraswasta. Jika dilihat dari tingkat penghasilan paling banyak berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000 sebesar 70%. 2) Analisis Univariat a) Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Cilacap Tengah Tabel 2. menunjukkan pada tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif didapatkan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 63 orang (78%), responden yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 15 orang (19%), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (3%). b) Pemberian ASI Eksklusif Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Cilacap Tengah Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 80 responden hanya 48 orang (60%) yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan 32 orang (40%) tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data primer, dapat dinyatakan hasil penelitian yang menyangkut pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif menunjukkan bahwa 78% dari responden mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif baik. Data yang diperoleh menggambarkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu 39%. Bila dilihat dari jumlah responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi, sebanyak 100% dari responden tersebut mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekanto pada tahun 1987 yang dikutip oleh Sarif Hidayat bahwa tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan mudah tidaknya ibu menyerap dan memahami informasi gizi yang Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) Kurang 2 3 Sedang 15 19 Baik 63 78 Jumlah 80 100 Pemberian ASI Eksklusif Jumlah Prosentase (%) Ya 48 60 Tidak 32 40 Jumlah 80 100 164 JurnalKES MAS UAD Vol.3,No.3,Septem ber2009
  • 4. ISSN : 1978-0575 KES MAS Vol. 3, No. 3, September 2009 : 162-232 Page 4 diperoleh. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu, semakin mudah ia menyerap informasi gizi dan kesehatan, sehingga pengetahuan dan kesehatannya akan baik.3 Hal ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan mempengaruhi pengetahuannya, seperti teori Green (1980) yang mengatakan bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.4 Jika dilihat dari jumlah responden yang berpendidikan SD atau sederajat hanya 8% yang memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang dan 52% memiliki pengetahuan tentang ASI eksklusif baik. Data tersebut menggambarkan bahwa ibu yang mempunyai pendidikan rendah belum tentu mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang. Menurut Notoatmojo, pengetahuan merupakan hasil “tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengidraan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.5 Hal ini berarti dapat dikatakan juga bahwa pengetahuan seseorang tidak selalu didapat dari pendidikan formal tetapi juga dari pengalaman maupun informasi dari orang lain. Pada item pertanyaan yang mengukur pengatahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif sebagian besar responden (79%) memahami pengertian ASI eksklusif dan 75% responden memahami manfaat ASI eksklusif. Hasil penelitian ini menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan hasil dari penelitian terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek pada tahun 1995 yang diperoleh fakta bahwa 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif.6 Perbedaan angka dari penelitian tersebut menggambarkan adanya peningkatan informasi tentang ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan. Tetapi hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 25% responden belum memahami pengertian kolustrum, dan masih ada 10% responden yang berpendapat bahwa kolustrum tidak dapat diberikan kepada bayi. Hasil penelitian ini sedikit lebih baik dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Barru, Sulawesi Tengah pada tahun 1997 yang menunjukkan sebanyak 17% ibu membuang kolustrum.2 Perilaku menyusui yang kurang mendukung seperti membuang kolustrum ini disebabkan masih adanya kepercayaan atau mitos bahwa ASI yang keluar pertama kali adalah susu basi, rusak, dan kotor sehingga pada hari- hari pertama para ibu tidak memberikan ASI pada bayinya. Fenomena ini selaras dengan pendapat Indrawijaya yaitu bahwa mereka yang berasal dari tingkat pendidikan rendah cenderung mempertahankan tradisi yang sudah ada.7 Adanya anggapan bahwa kolustrum adalah susu basi yang harus dibuang perlu dihilangkan dengan memberikan pengertian dan pemahaman kepada ibu-ibu tentang manfaat zat -zat yang terkandung dalam kolustrum bagi bayi yang baru lahir. Kolustrum, atau biasa disebut susu jolong, sudah terbukti mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi sejak lahir.1 Pemberian ASI eksklusif ditentukan jika ibu hanya memberikan ASI saja kepada bayinya tanpa makanan tambahan sampai bayi berumur 4-6 bulan. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu kepada bayinya minimal sampai bayi berumur 4 bulan karena jika menggunakan ketentuan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan sesuai rekomendasi dari UNICEF, maka akan didapatkan angka yang jauh lebih kecil dari yang diharapkan. Hasil penelitian menujukkan hanya 60% dari responden memberikan ASI eksklusif kepada bayinya minimal 4 bulan. Hasil ini belum sesuai dengan komitmen seperti yang tercantum dalam UU RI No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun 2000-2004 yang menyebutkan bahwa tingkat pencapaian pemberian ASI eksklusif ibu kepada bayinya harus mencapai target 80%.8 Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar responden (78%) mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif baik, namun masih banyak responden yang belum memberikan ASI eksklusif kepada bayinya yaitu sebesar 40%. 165 JurnalKES MAS UAD Vol.3,No.3,Septem ber2009
  • 5. KES MAS ISSN : 1978-0575 Studi Deskriftif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui…………(Lelia Kusuma Astuti) Page 5 salah satu alasan yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASi eksklusif adalah karena ibu bekerja, terutama ibu dengan cuti hamil 3 bulan. Namun, hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini, responden yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga atau tidak bekerja, pencapaian pemberian ASI eksklusif kepada bayi belum mencapai angka yang diharapkan.6 Hal ini disebabkan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Faktor-faktor tersebut diantaranya: faktor psikologi, takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita; faktor fisik, ibu sakit atau putting susu masuk ke dalam sehingga bayi tidak mau menyusu; gencarnya promosi susu formula; dan faktor kurangnya peran petugas kesehatan dalam mempromosikan ASI eksklusif menyebabkan masyarakat kurang mendapat informasi dan dukungan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif.9 Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif.6 4. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif baik sebanyak 78%, tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sedang sebanyak 19%, dan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif kurang sebanyak 3%. Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Cilacap Tengah sebanyak 60% sedangkan 40% tidak memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak selalu orang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman atas sesuatu hal akan menunjukkan perilaku yang serupa dengan apa yang diketahuinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif baik tidak selalu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. b. Saran Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pemberian ASI eksklusif dengan pendekatan lebih detail secara kualitatif selain menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi juga dengan observasi langsung serta dengan menambah variabel penelitian mengingat tidak hanya faktor pengetahuan saja yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. DAFTAR PUSTAKA 1. Supriyadi, R.W. at all. Kiat sukses menyusui. Jakarta: Aspirasi Pemuda. (2002). 2. Anonim. Strategi Nasional PP-ASI. http://www.gizi.net/kebijakangizi/html.29 Juli 2003. 2003 3. Emilia, S. & Hamzah. Upaya menurunkan angka kematian dan angka kesakitan balita. Di dalam : Kardjati, Kusin & Anna, A., editors. Aspek kesehatan dan gizi balita. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.1985 4. Notoatmodjo, S. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. 2003 5. _______. Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta.1997 6. Roesli, U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.2000 7. Indrawijaya, A. Perilaku organisasi. Bandung: Sinar Baru Algersindo.2000 166 JurnalKES MAS UAD Vol.3,No.3,Septem ber2009
  • 6. ISSN : 1978-0575 KES MAS Vol. 3, No. 3, September 2009 : 162-232 Page 6 8. Anwar, S.A. Hak asasi bayi dan pekan ASI sedunia. http://www.suaramerdeka.com.29 Juli 2003.2003 9. Soetjiningsih. ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta: EGC.1997 167 JurnalKES MAS UAD Vol.3,No.3,Septem ber2009