Sila pertama Pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa diterapkan dalam berbagai agama dengan cara beribadah dan berdoa kepada Tuhan masing-masing, seperti di pura (Hindu), gereja (Kristen), dan masjid (Islam).
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila yang pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) Di bidang Religi.
1.
2. 1.LATAR BELAKANG
Dengan pancasila terutama pertama yakni sila
ketuhanan Yang Maha Esa , bangsa indonesia
dengan ini menyetakan kepercayaan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
oleh karenannya manusia indonesia percaya dan
taqwa tehadaap Tuhan Yang Maha Esa, Didalam
kehidupan masyarakat indonesia di kembangkan
sikap hormat menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga dapat selalu di bina kerukunan hidup di
antara sesama umat beragama dan
berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. 2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Penerapan Nilai pancasila
yang pertama (Ketuhanan Yang Maha
Esa) Di bidang Religi.
3. TUJUAN
1. Mengetahui itu pancasila
2. Mengerti dan memahami
Bagaimana penerapan sila pertama di
setiap agama.
4. Dalam identifikasi sila pertama (Ketuhanan Yang
Maha Esa)di tempatkan pada urutan yang paling
atas karena bangsa indonesia meyakini segala
sesuatu itu berasal dari Tuhan dan akan kembali
kepada-Nya. Agama merupakan sistem atau
prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau dewa
atau yang lain dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut. Manusia sebagai makhluk
yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain
di ciptakan oleh penciptannya . pencipta itu
adalah Tuhan dalam bahasa filsafat di sebut
dengan causa prima yang mempunyai hubungan
yang di ciptakannya. Manusia sebagai makhluk
yang di ciptakan-Nya wajib menjalankan perintah
Tuhan dan menjauhi larangannya.
5. Bagi agama Hindu penerapan Ketuhanan Yang
Maha Esa, Penerapannya dengan cara
Sembahyang yang ritualnya disana menghormati
kepada Yang Maha Esa(Umum) dan terkhususnya
bagi Agama Hindu “Sang Hyang Widhi
Wasa”.Dimana umat Hindu percaya dan yakin
akan adanya Tuhan, dan bertakwa kepada
Beliau(Sang Hyang Widhi Wasa). Bagi Umat hindu
tempat sembahyang di laksanakan Di pura.
Pura adalah tempat suci untuk memuja Hyang
widhi wasa dalam segala Prabawa(manifestasi-
Nya) dan Atman Sidha Dewata (Roh Suci Leluhur).
Disamping di pergunakan istilah Pura untuk
menyebut tempat suci dan pemujaan,
dipergunakan juga istilah Kahyangan atau
Parhyangan.
6. Fungsi Pura adalah Tempat suci umat Hindu
yang berfungsi sebagai tempat pemujaan
Hyang Widhi Wasa dalam segala Prabawa-Nya
dan atau Atma Sidha Dewata dengan sarana
upacara Yadnya sebagai perwujudan dari Tri
Marga.
Pengelompokan Pura di Bali :
1.Berdasarkan fungsinya digolonhkan menjadi
dua kelompok :
Pura jagat yaitu pura yang berfungsi sebagai
tempat suci untuk memuja Hyang Widhi Wasa
dalam segala Prabawa-NYA (manifestasi-Nya)
Pura kawitan yaitu pura yang berfungsi
sebagai tempat suci pemuja Atma Sidha
Dewata (Roh Suci Leluhur)
7. 2. Berdasarkan karakterisasi digolongkan
menjadi empat kelompok :
Pura Kahyangan jagat yaitu pura tempat
pemujaan Hyang Widhi Wasa dalam segala
Prabawa-Nya seperti Pura Sad Kahyangan dan
Pura Jagat lainnya.
Pura Kahyangan Desa yaitu pura yang
disungsung oleh Desa Adat.
Pura swagina (pura Fungsional) yaiyu pura
yang penyiwinya terikat oleh ikatan
swaginanya(kekayaannya) yang mempunyai
profesi sama dalam system mata pencaharian
Hidup seperti Pura Subak,pura melanting dan
yang sejenisnya.
8. Sembah yang adalah salah satu hakekat inti dari
ajaran Hindu Dharma. Setiap orang yang mengaku
beragama, ia pasti melakukan sembahyang karena
sembahyang menurut ajaran agama bersifat wajib
atau harus. Sembahyang intinya adalah iman atau
percaya sehingga semua tingkah laku atau
perbuatan, pikiran dan ucapan sebagai perwujudan
dalam bentuk “bhakti” hakekatnya bersumber pada
unsur iman (sraddha) yang salah satunya dengan
cara sembahyang.
9. Penerapan ketuhanan yang Maha Esa pada
sila pertama bagi agama Kristen yaitu dengan
cara percaya kepada Tuhan yang memiliki tiga
Kepribadian yaitu Allah Bapa,Allah Putra,dan
Allah Roh kudus (Tritunggal). Umat Kristen
pada umumnya melaksakan ibadah/kebaktian
di gereja dengan cara berdoa,memuji
tuhan(dengan cara bernyanyi lagu
Rohani/Kidung Pujian) dan mendengarkan
firman (kitab suci Alkitab). Umat Kristen di
ajarkan untuk selalu bersyukur dan
mengutahakan Tuhan dari segalanya,dan taat
terhadap perintah – perintah Allah, dan sujud
menyembah kepadaNya.
10. Tempat ibadah umat Kristen dikenal dengan
nama GEREJA, disana seluruh umat Kristen
beribadah dan setiap perayaan-perayaan
hari raya seperti HAri Raya Natal (kelahiran
yesus Kristus), Hari Raya Paskah,dll
dilaksanakan di gereja.
Bagi Umat Kristen Katolik peribatan orang
Katolik disebut misa , sedangkan
peribadatan Umat Protestan Disebut
kebaktian.keduanya berbeda dalam hal isi
maupun sama-sama dilaksanakan pada hari
minggu.
11.
12. Umat Buddha Indonesia sebagai bagian
dari masyarakat bangsa Indonesia
berkewajiban melaksanakan Pancasila dasar
negara Republik Indonesia. Dengan
berpedoman pada Dhamma dan Vinaya yang
telah diajarkan oleh Buddha Gotama, tujuan
hidup umat Buddha untuk mencapai
kebahagiaan/kesejahteraan jasmani dan rohani
dapat tercapai. Setiap sila dalam Pancasila
harus dimaknai dan dilaksanakan oleh seluruh
rakyat Indonesia, termasuk umat Buddha.
13. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Umat Buddha Indonesia memiliki keyakinan
(saddha) dan ketaqwaan (bhakti) terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Ajaran tentang hal tersebut
terdapat dalam Kitab Udana VIII:3 yang berbunyi:
“Para Bhikkhu, ada yang tidak dilahirkan, tidak
menjelma, tidak tercipta, yang mutlak. Para
Bhikkhu, bila tidak ada tidak dilahirkan, tidak
menjelma, tidak tercipta, yang mutlak, maka tidak
ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran,
penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab
yang lalu. Tetapi para bhikkhu, karena ada yang
tidak dilahirkan, tidak menjelam, tidak tercipta,
yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas
dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan,
pemunculan sebab yang lalu.”
14. Penerapan Ketuhanan yang maha esa bagi umat
muslim dengan cara percaya kepada Allah SWT dan
melaksanakan solat di mesjid.
Konsep keesaan Tuhan dalam Islam disebut
dengan istilah tauhid. Hakekat Tauhid adalah
menafikan sekutu bagi Allah SWT pada zat, sifat,
ibadah, dan perbuatan.
Dalam Al-Qur’an, dalam berbagai ayatnya
ketauhidan digambarkan dalam kesatuan perintah
dan kesatuan arah (ketauhidan dalam ajaran dan
ketauhidan dalam tujuan hidup) selain juga
kesatuan penyembahan dan kesatuan ketaatan
(ketauhidan dalam hal ibadah dan ketauhidan
dalam kesalehan). Dan semua kesatuan ini
diarahkan hanya kepada satu tujuan yaitu Tuhan
yang satu.
15.
16. Penerapan Ketuhanan yang maha esa bagi
umat muslim dengan cara percaya kepada Allah
SWT dan melaksanakan solat di mesjid.
Konsep keesaan Tuhan dalam Islam disebut
dengan istilah tauhid. Hakekat Tauhid adalah
menafikan sekutu bagi Allah SWT pada zat, sifat,
ibadah, dan perbuatan. Dalam Al-Qur’an, dalam
berbagai ayatnya ketauhidan digambarkan dalam
kesatuan perintah dan kesatuan arah (ketauhidan
dalam ajaran dan ketauhidan dalam tujuan hidup)
selain juga kesatuan penyembahan dan kesatuan
ketaatan (ketauhidan dalam hal ibadah dan
ketauhidan dalam kesalehan). Dan semua kesatuan
ini diarahkan hanya kepada satu tujuan yaitu
Tuhan yang satu.