1. Masa Stress dan Gender
Nama Kelompok 7:
Asrianti Clara Agnestiara 1324090019
Ghea Talitha Larasati 1324090035
Karunia Handayani 1324090091
Dyah Chairunnisya 1324090119
Rachel Putri Damayanti 1324090198
Endang Widya Wirawati 1324090259
Korinada Ulfatimah 1424090035
Definka Citra Mariansyah 1424090038
2. Pengertian Stress
• Menurut Lazarus dan Folkman (1986):
Stress adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan
fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai
potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi
kemampuan individu untuk mengatasinya.
Jadi pengertian definisi stress secara mudah adalah merupakan
sebuah bentuk daripada ketegangan, baik itu dalam hal secara
fisik maupun mental.
3. • Menurut Brannon dan Feist (2007) dan Myers (1996), stres dapat berasal
dari tiga sumber, yaitu :
1. Katastrofi
adalah kejadian besar yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi.
2. Perubahan
adalah kehidupan seseorang yang memicu terjadinya stres.
3. Kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan stress
misalnya jadwal kerja yang padat , lalu lintas yang macet, dll.
4. Stres dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Physicohemical stressor
Stress yang disebabkan lingkungan eksternal atau alam.
2. Social stressor
Stress yang disebabkan lingkungan sosial.
3. Biological stressor
Stress yang disebabkan karena faktor internal yang terjadi dalam tubuh kita.
4. Mental stressor
Kondisi psikologis yang kurang menyenangkan yang disebabkan oleh stresor
diatas.
5. Gejala Stress
• Gejala Fisik :
Ketegangan, sakit kepala dan menangis adalah gejala yang
paling menonjol pada wanita.
• Gejala Perilaku :
Pemarah merupakan salah satu tanda-tanda perilaku yang
paling umum dari stress. Siksaan ini sering diikuti dengan
gejala emosional dan perilaku lainnya seperti kemarahan,
perubahan suasana hati dan menangis. Khawatir, kesulitan
dalam konsentrasi, frustrasi, dll,
6. Bagi seorang pria, pemicu stres dapat
disebabkan oleh masalah berikut ini :
7. Penyebab Stres pada Wanita
Masalah Pekerjaan.
Masalah dalam hubungan.
Masalah keuangan.
Kesendirian.
Masalah kesehatan.
Kehamilan.
Tekanan teman sebaya.
Kematian orang dekat.
8. Beberapa penyakit yang kemungkinan
datang pada saat stres:
1. Pusing atau sakit kepala
2. Mual dan muntah
3. Sakit perut
4. Tekanan darah tinggi
5. Sakit jantung
6. Rentan terkena infeksi
Stres bisa memicu terjadinya stroke, meningkatkan risiko diabetes, membuat
sistem kekebalan tubuh menurun dan sistem pencernaan menjadi
terganggu.
9. Pengertian Coping :
Coping adalah proses yang dilalui seorang individu dalam menyelesaikan situasi
stresfull. Coping tersebut adalah merupakan respon individu terhadap situasi yang
mengancam dirinya baik fisik maupun psikologi.Seseorang yang mengalami stress atau
ketegangan psikolologi dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari, memerlukan
kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi stress, cara
yang digunakan oleh individu untuk mengurangi stress itulah yang disebut dengan koping.
Akibat stress yang berkepanjangan adalah terjadinya kelelahan baik fisik maupun
mental, yang pada akhirnya melahirkan berbagai macam keluhan atau gangguan. Individu
menjadi sakit. Namun sering kali penyebab sakitnya tidak diketahui secara jelas karena
individu yang bersangkutan tidak menyadari lagi tekanan atau stress yang dialaminya.
Menurut Lazarus dan Folkman terdapat dua macam jenis untuk coping, yaitu:
a. Problem-Focused Coping
b. Emotional-Focused Coping
10. • Berdasarkan jenis coping tersebut, terdapat beberapa aspek yang
menyertai yaitu:
a. Aspek-aspek emotional focused coping
1) Distancing
2) Self Control
3) Accepting Responsibility
4) Escape Avoidance
5) Positive Reappraisal
6) Seeking Social Support
b. Aspek-aspek problem focused coping
1) Confontive Coping
2) Planful Problem Solving
3) Seeking Social Support
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi Coping
a. Usia
Menurut Smet (1994) usia mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memerangi rasa sakit. Kemampuan tubuh
memerangi rasa sakit sudah ada pada masa kanak-kanak tetapi kemampuan ini menurun pada masa tua.
b. Pendidikan
Individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan menilai segala sesuatunya secara realistis dan coping
mereka akan lebih aktif dibanding dengan individu yang mempunyai pendidikan lebih rendah.
• Status Sosial Ekonomi
Seseorang yang memiliki status sosial ekonomi rendah akan menyebabkan tingkat stress yang tinggi terutama
dalam masalah ekonomi, jika dibandingkan dengan yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih
tinggi.
• Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang positif diperoleh dari orang-orang sekitar individu, seperti orang tua, saudara, teman
dekat, dan masyarakat.
e. Jenis Kelamin
Smet (1994) menyatakan pria dan wanita cenderung memiki cara yang berbeda dalam menghadapi masalah.
Wanita lebih memperhatikan reaksi emosional dibanding pria. Pria dalam menghadapi masalah akan
mengutamakan tindakan secara langsung.
f. Karakteristik Kepribadian
Suatu model karakteristik kepribadian yang berbeda akan mempunyai coping yang berbeda
12. Perbedaan Coping Stress pada Pria dan Wanita
Menurut Smet (1994) setiap individu memiliki
cara yang berbeda dalam menghadapi stress yang
dialami. Strategi dalam menanggulangi stres
disebut coping. Salah satu faktor yang
mempengaruhi coping pada individu yaitu jenis
kelamin. Secara teoritis pria dan wanita
cenderung memiliki cara yang berbeda dalam
menghadapi masalah Wanita lebih
memperhatikan reaksi emosional dalam
menghadapi masalah, sedangkan pria dalam
menghadapi masalah akan mengutamakan
tindakan secara langsung.
13. Perilaku Coping pada Laki-laki
Pria cenderung lebih tenang, rasional dan cuek (acuh). Bila mengalami
masalah ia cenderung diam dan menyelesaikannya dengan cara yang
praktis
atau rasional dan akan mengutamakan tindakan secara langsung.
Perilaku coping yang cenderung pria lakukan :
Pergi berkumpul dengan teman-teman.
Melakukan kegiatan yang disenangi / hobi
Ibadah / shalat
Melampiaskan pada pekerjaan
14. Prilaku coping pada wanita
Wanita cenderung lebih menggunakan perasaan,lebih berlarut-larut dan
selalu terfikir dengan masalahnya dan terkadang tidak memikirkan dirinya
sendiri,bila mengalami masalah ia cenderung lebih ekspresif dibandingkan
dengan laki-laki.
Perilaku coping yang cenderung wanita lakukan :
Lebih memilih menyendiri
Curhat pada teman
Pergi refreshing
Melampiaskan pada makanan