You wouldn’t think that business and psychology are two things that go together, but companies and entrepreneurs wouldn’t be as successful without psychology in business.
Business Psychology ensures organizations are designed to make the most effective use of their people and these employees can do their jobs to the best of their abilities, and they are happy, engaged, and productive. Why do we want happy and engaged people? Because they are the most profitable, productive, sell more, are sick less, and tend to stick around for longer! So happy people are the aim.
Business psychology integrates the study of human psychology with practical business applications to enhance employee work environments, increase productivity, and organize groups of people in firms. Its goal is to delve deeper into human behavior and its interplay with the corporate lifestyle to create better sustainable and human-friendly workplace conditions for employees’ maximum performance and growth.
1. Business Psychology
(Summary from Ch.1 to Ch. 6)
Psychology Faculty Pancasila University
Dr. Seta A. Wicaksana, S.Psi., M.Psi., Psikolog
2. Seta A. Wicaksana
0811 19 53 43
wicaksana@humanikaconsulting.com
• Business Psychologist
• Pendiri dan Direktur Humanika Consulting dan hipotest.com
• Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Dewan Komisaris PT Askrindo
• Sekretaris Prodi MM Program Pasca Sarjana Universitas Pancasila
• Dosen Tetap dan Peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Pancasila
• Pembina Yayasan Humanika Edukasi Indonesia
• Wakil Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia wilayah DKI
• Penulis Buku: Sobat Way (2016), Industri dan Organisasi: Pendekatan Integratif dalam
menghadapi Perubahan (2020), Human Faktor Engineering: Integratif Desain Manusia
dan Lingkungan Kerja (2021), Psikologi Industri dan Organisasi (2021), Psikologi Umum
(2021), Manajemen Pengembangan Talenta (2021), PIODiagnostik: Pengukuran Psikologi
di Lingkungan Kerja (2021), Transformasi Digital: Perspektif Organisasi, Talenta dan
Budaya Organisasi (2021), Psikologi Pelayanan (2021) dan Psikologi Konsumen (2021).
• Dosen Tidak Tetap di: Program Pasca Sarjana Ekonomi di Univ. Pancasila, STP TRISAKTI,
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, STIKOM IMA
• Certified of Assessor Talent Management (BNSP)
• Certified of Manager of Human Resources Management (BNSP)
• Certified of Human Resources as a Business Partner (SHRM)
• Certified of Risk Professional (BNSP)
• Certified of HR Audit
• Ilmu Ekonomi dan Manajemen (MSDM) S3 Universitas Pancasila
• Fakultas Psikologi S1 dan S2 Universitas Indonesia
• Sekolah ikatan dinas Akademi Sandi Negara
4. Why Business Psychology?
• Anda tidak akan berpikir bahwa bisnis dan psikologi adalah dua hal yang berjalan bersamaan,
namun perusahaan dan pengusaha tidak akan sukses tanpa psikologi dalam bisnis.
• Psikologi Bisnis memastikan organisasi dirancang untuk memanfaatkan SDM secara efektif dan
karyawan tersebut mampu melakukan pekerjaannya dengan kemampuan terbaiknya, dan
mereka bahagia, terlibat, dan produktif. Mengapa kita menginginkan orang-orang yang bahagia
dan terlibat? Karena merekalah yang paling menguntungkan, produktif, menjual lebih banyak,
lebih sedikit sakit, dan cenderung bertahan lebih lama! Jadi orang bahagia adalah tujuannya.
• Psikologi bisnis mengintegrasikan studi psikologi dengan aplikasi bisnis praktis untuk
meningkatkan lingkungan kerja karyawan, meningkatkan produktivitas, dan mengatur
sekelompok orang di perusahaan. Tujuannya adalah untuk menggali lebih dalam perilaku
manusia dan keterkaitannya dengan gaya hidup perusahaan untuk menciptakan kondisi tempat
kerja yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan demi kinerja dan pertumbuhan maksimal
karyawan.
5. Industrial-Organizational Psychology Vs.
Business Psychology
Psikologi industri-organisasi adalah bidang yang
mempelajari teori tempat kerja dan kelompok kecil dan
menerapkannya pada masalah tempat kerja pribadi dan
individu. Ini berfokus pada karyawan, budaya perusahaan,
produktivitas, moral, dan pembangunan tim.
Psikologi Bisnis, di sisi lain, lebih luas daripada psikologi
industri-organisasi dan menerapkan praktik dan teori
psikologis pada isu-isu besar. Hal ini dapat mencakup
strategi bisnis, hubungan pemangku kepentingan, kinerja
pasar, dan operasi bisnis.
6. What Is
Business
Psychology?
• Psikologi bisnis menggabungkan ilmu psikologi manusia
dengan aplikasi bisnis praktis untuk meningkatkan
lingkungan kerja bagi karyawan, meningkatkan
produktivitas dalam bisnis, dan mengatur sekelompok
orang dalam perusahaan.
• Psikologi Bisnis adalah studi dan praktik untuk
meningkatkan kehidupan kerja. Ini menggabungkan
pemahaman tentang ilmu perilaku manusia dengan
pengalaman di dunia kerja untuk mencapai kinerja yang
efektif dan berkelanjutan baik bagi individu maupun
organisasi. (Asosiasi Psikologi Bisnis)
• Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam dunia
bisnis dan mempelajari bisnis dari sudut pandang
manusia dalam upayanya mencapai kinerja unggul
melalui kesejahteraan mental yang berkelanjutan.
(Soeharso, 2020)
7. Detereminants of National Competitive Advantages
Sumber: Porter, M., 1990
ERA KONVERGENSI
PERADABAN:
“CORONA-DRIVEN
CIVILIZATION”
-Kolaborasi / Ekosistem
-Inklusi Sosial
-Gotong Royong
-Multi, Inter.,Transdisiplin
app.
Silih Asih, Asah, Asuh (3A)
-Selfish / Silo / Egosistem
-Ekslusif Sosial
-Fragmentasi
-Single App.
-Hate, Hoax, Horor (3H)
- Covid-
19
Bidang apa
saja di
Industri Jasa
Psikologi ?
-UU Profesi
Kepsikologian
?
-UU Industri
Jasa Psikologi
?
8. CHANGE MANAGEMENT MODEL
Untuk bisa survive & sustainable maka Bisnis
Harus mampu “mengelola” dan
“memenangkan” persaingan dan
perubahan.
Manusia &
Lingkungannya
New Normal, New Things, New.
App. New Specialty/Competencies
9. Landasan Filosofi: Manusia sebagai Diri
(Self) bukanlah “diri” yang terisolasi.
Universe
State/Country
Organizations
Primordial
Group (Kultur,
Etnis, Agama)
Family
SELF/
PERSONA
TL = f (Pribadi, Lingkungan)
Kurt Lewin, 1936
ASUMSI DASAR TENTANG
MANUSIA: MANUSIA TUMBUH
DAN BERKEMBANG BERSAMA
MANUSIA LAIN (Orang
Sunda: Silih Asih, Asah,
Asuh, Wangi).
EGOISMEKEKLOMPOK &
EKSKLUSIVISME
PENGHAMBAT KEMAJUAN
SUATU BANGSA, KARENA
MEREKA MENJADI BAGIAN
DARI MASALAH, BUKAN
SOLUSI.
Hakikat Bisnis adalah
Mengelola Manusia &
Lingkungannya
Psychological Well-Being /
Happiness
10. ORG.
CULTURE
Berpikir Kesisteman (end to end biz.process)
Feedback & improvement
OUTCOME BENEFITS
IMPACT
PROCESS
OUTPUT
GCG K.S.P
IQ
TPA
Kep.
Learning
Outcome/
Sasaran
Mutu/KPI
INPUT
Feedback & improvement
AQ
13. Business
Psychology
Framework
Suatu kerangka kerja yang terorganisir mencakup
seluruh aspek dalam bisnis yang dapat menunjang
kinerja, potensi, dan kompetensi bisnis dalam organisasi.
Framework ini dapat dijadikan pedoman oleh organisasi
untuk mencapai (sustainable business excellence) yang
nantinya dapat berkontribusi pada lingkungan dan
masyarakat.
Aspek-aspek Visi & Misi Suatu
perusahaan
Business objectives
(hasil yang ingin
dicapai oleh
perusahaan)
Sustainable business
excellence & human
well-being
14. Theoretical Baseline of Business Psychology
Business
Psychology
Industrial and
Organizational
Psychology
Behavioral
Economic
Business
Management
Strategic
Human
Resources
Management
16. Kerangka Kerja Psikologi Bisnis (Business Psychology Framework) [short version]
STRATEGIC DIRECTION BUSINESS PROCESS
READINESS
BUSINESS RESULT/
IMPACT
S
U
S
T
A
I
N
A
B
I
L
I
T
Y
Vision
Mission
Values
Philosophy
History
Strategy
Goals
Objective
TECH. & INFOR. MGNT.
READINESS
Organization
Capital Readiness
(OCR)
Human Capital
Readiness (HCR)
Competitiveness
Productivity
HumanWell-
Being/HAPPINESS
Knowledge
Management
System
LEARNING INNOVATION
18. +Psychology,
Grit & PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Why do we have to be aware of
positive psychology?
Psikologi positif menyoroti kebutuhan
seseorang untuk mengubah pandangan
negatif mereka ke pandangan yang
lebih optimis untuk meningkatkan
kualitas hidup.
Tujuan utama psikologi positif adalah
untuk mendorong seseorang untuk
menemukan dan memelihara kekuatan
karakter mereka, daripada menyalurkan
upaya mereka untuk memperbaiki
kekurangan.
3 pilar utama
• Karakter positif (rasa ingin
tahu, open-minded, rendah
hati, dst)
• Emosi Positif (kebahagiaan,
love, bersyukur, humor)
• Institusi positif
(pemerintahan yang
demokrasi, organisasi yang
menjunjung hak
kebebasan)
19. Grit (kegigihan) adalah
bagaimana seseorang dapat
mencapai tujuan jangka panjang
dengan mengatasi hambatan dan
tantangan.
5 karakteristik
• Keberanian
• Tujuan dan Ketahanan jangka
panjang
• Kesadaran: dapat
diandalkan/bertanggung jawab
• Resiliensi
• Excellence
Psychological capital adalah
kapasitas psikologis individu
yang berkembang secara
positif dengan beberapa
karateristik yaitu self-efficacy,
optimism, hope, dan
resillience.
Dimensi
• Hope
• Self-efficacy
• Resillience
• Optimism
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
+Psychology,
Grit & PsyCap
20. OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Adversity Quotient
Kemampuan seorang individu untuk berpikir, mengelola,
mengatur, dan menghadapi kesulitan dalam hidup.
Sederhananya AQ menggambarkan bagaimana individu
mampu menghadapi masalah. Konsep AQ pertama kali
dikenalkan oleh Paul Stoltz, kecerdasan ini bisa dipelajari
dalam kehidupan.
3 kategori manusia
berdasarkan tingkat level AQ
• Quitters, individu yang mudah menyerah bahkan
membiarkan masalahnya terbengkalai
• Campers, individu yang siap menghadapi masalah
tetapi usahanya tidak konsisten
• Climbers, individu ‘real achivers’ yang akan berjuang
hingga sukses terlepas apapun tantangannya
+Psychology,
Grit & PsyCap
21. OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Adversity Quotient
4 dimensi AQ How to improve
AQ?
• Control, sejauh mana individu bisa
mengendalikan hidup & konsekuensi
negatifnya sebelum bertambah buruk
• Ownership, sejauh mana individu bisa
bertanggung jawab atas tindakannya
• Reach, mengukur kemampuan menghadapi
masalah
• Endurance, kemampuan individu untuk
bertahan dan kebal terhadap kegagalan serta
mampu tetap optimis
Listen, Mendengarkan respon diri kita terhadap
kesulitan yang terjadi, dimensi CORE mana yang
rendah dalam kejadian tersebut.
Establish Accountability, Biasakan bertanggung
jawab
Analyze, Analisis bukti-buktinya
Do, Mengambil sikap dari yang telah kita lakukan
di tahap sebelumnya
+Psychology,
Grit & PsyCap
23. Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Organizational commitment adalah sikap
yang mencerminkan sejauh mana seseorang
individu mengenal dan terikat pada
organisasinya.
Dimensi
• Affective commitment, keterikatan
emosional karyawan atau keterlibatan
dalam organisasi. Hal ini adanya
internalisasi mengenai tujuan dan nilai
yang sama dipegang oleh individu dan
organisasi
• Normative commitment, menggambarkan
perasaan keterikatan untuk terus berada
dalam organisasi. Merasa ada kewajiban
yang memotivasi individu untuk tindakan
yang tepat bagi organisasi
• Continuance commitment, persepsi
individu apabila keluar dari perusahaan
akan memakan biaya banyak. Misal,
ketika keluar ada potongan gaji dari
biasanya
Work engagement adalah
keadaaan kesejahteraan atau
kepuasan yang berhubungan
dengan pekerjaan yang ditandai
dengan tingkat energi yang tinggi
dan identifikasi yang kuat dengan
pekerjaan seseorang.
Dimensi
• Vigor (mengivestasikan energy
untuk prestasi)
• Dedikasi (individu antusias
ketika bekerja)
• Absorption (individu sangat
terlibat dengan pekerjaannya)
Faktor-faktor
• Lingkungan kerja
• Komunikasi
• Gaya kepemimpinan
• Reward
• Reputasi perusahaan
25. Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
OCB merupakan perilaku karyawan yang secara sukarela
mengerjakan pekerjaan yang melebihi dari standar tugas yang
diberikan kepadanya, demi membantu keberlangsungan perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
Dimensi
• Conscientiousness, kinerja dari prasyarat peran yang melebihi standar
minimum, misal: tidak absen di hari kerja
• Sportsmanship, menunjukkan kesediaan untuk mentolerir kondisi tidak
menguntungkan tanpa mengeluh
• Civic virtue, Perilaku berpartisipasi dan menunjukkan kepedulian terhadap
kelangsungan hidup organisasi
• Courtesy, perilaku sopan dan sesuai aturan sehingga mencegah timbulnya
konflik interpersonal
• Altruism, Membantu orang lain untuk melakukan pekerjaan mereka
28. Inovasi
Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Inovasi meningkatkan peluang untuk
bereaksi terhadap perubahan dan
menemukan peluang baru. Ini juga dapat
membantu menumbuhkan competitive
advantages karena memungkinkan sebuah
organisasi/perusahaan membangun produk
dan layanan yang lebih baik untuk
pelanggan.
29. Knowledge Sharing
Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Knowledge sharing adalah proses
mentransfer informasi tacit dan eksplisit dari
satu orang ke orang lain. Merupakan
pertukaran ide dan informasi bersama yang
dapat memengaruhi cara tim belajar dalam
organisasi.
2 jenis knowledge sharing:
• Knowledge donating, Bertukar informasi
dengan orang lain adanya modal intelektual
dari individu
• Knowledge Collection, mengumpulkan
informasi yang mengacu pada konsultan
dengan kolega untuk mendorong mereka
berbagi modal pengetahuan yang dimiliki
Faktor-faktor
• Kesempatan
• Komunikasi
• Kemanfaatan
• Kesesuaian konteks
30. Interpersonal Skill
Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Knowledge
Sharing &
Innovation
EQ &
Interpersonal
Skill
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Interpersonal skill adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan komunikasi
yang efektif (Spitzberg & Cupach).
Interperosnal skill adalah perilaku dan taktik
yang digunakan individu untuk berinteraksi
dengan orang lain secara efektif.
Interpersonal skills terdiri dari
• Menyimak
• Komunikasi
• Empati
• Problem solving
• Leadership
32. Emotional Intelligence
EQ &
Interpersonal
Skill
Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Knowledge
Sharing &
Innovation
Emotional intelligence adalah kemampuan
untuk memahami dan mengelola emosi
sendiri, dan orang-orang di sekitar. Orang
dengan tingkat emotional intelligence yang
tinggi tahu apa yang mereka rasakan, apa
arti emosi mereka, dan bagaimana emosi ini
dapat memengaruhi orang lain.
33. Dimensi Emotional Intelligence
EQ &
Interpersonal
Skill
Grit &
PsyCap
OC, W-E,
& OCB
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
Knowledge
Sharing &
Innovation
• Self-awareness (mengetahui perasaan dan emosi
diri sendiri, serta memahami tindakan yang dapat
memengaruhi orang lain)
• Self-regulation (mengontrol emosi pada diri sendiri)
• Motivation (bekerja secara konsisten untuk
mencapai tujuan)
• Empathy (kemampuan untuk menempatkan diri
dalam situasi orang lain)
• Social Skills (kemampuan komunikasi yang baik)
35. Job Satisfaction
Job satisfaction adalah perasaan positif
tentang pekerjaan yang dihasilkan dari
evaluasi yang luas dari karakteristiknya.
Seseorang yang memiliki kepuasan tinggi akan
melakukan tindakan positif terhadap
pekerjaannya, sebaliknya orang yang tidak
puas akan menunjukkan tindakan yang negatif.
Job
Satisfaction,
Productivity,
&
Performance
EQ &
Interpersonal
Skill
Knowledge
Sharing &
Innovation
OC, W-E,
& OCB
Grit &
PsyCap
Manfaat:
1. Dapat meningkatkan Keuntungan
Organisasi
2. Produktivitas karyawan yang lebih tinggi
3. Lower turnover (kecil kemungkinan untuk
meninggalkan perusahaan)
38. References
Armisen, A., & Majchrzak, A. (2015). Tapping the innovative business potential of innovation contests. Business Horizons,
58 (4), 389–399. https://doi.org/10.1016/j.bushor.2015.03.004
Fernández-Martín, F. D., Arco-Tirado, J. L., & Hervás-Torres, M. (2020). Grit as a Predictor and
Outcome of Educational, Professional, and Personal Success: A Systematic Review. Psicologia Educativa, 26 (2), 163–173.
https://doi.org/10.5093/PSED2020A11
Hamid, P. A., & Suriansyah, A. (2019). The Relationship between Interpersonal and Emotional Intelligence on Teacher
Performance. Journal of K6, Education, and Management, 2 (1), 71–77. https://doi.org/10.11594/jk6em.02.01.10
Jehanzeb, K., & Mohanty, J. (2020). The mediating role of organizational commitment between organizational justice and
organizational citizenship behavior: Power distance as moderator. Personnel Review, 49 (2), 445–468. https://doi.org/10.1108/PR-09-2018-
0327
Lee, M. H., Yen, M. Y., & Perromat, L. (2019). Interaction between the knowledge sharing on innovation behavior based on
the viewpoint of team diversity: Empirical research from China. Revista de Cercetare Si Interventie Sociala, 64, 97–
107.https://doi.org/10.33788/rcis.64.8
Ngwenya, B., & Pelser, T. (2020). Impact of psychological capital on employee engagement, job
satisfaction and employee performance in the manufacturing sector in Zimbabwe. SA Journal of Industrial Psychology, 46, 1–12.
https://doi.org/10.4102/sajip.v46i0.1781
Organ, D. W. (1988). Organizational citizenship behavior: The good soldier syndrome. Lexington Books/D. C. Heath and
Com.
Park, K. O. (2019). The relationship between power type, work engagement, and organizational citizenship behaviors.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 16 (6). https://doi.org/10.3390/ijerph16061015
Sambung, R. (2019). Job Satisfaction on Employee Performance; Counterproductive Work Behavior and Organizational
Citizenship Behavior as Mediations. International Journal of Economic Behavior and Organization, 7
(3), 50.https://doi.org/10.11648/j.ijebo.20190703.12
Wicaksana, Seta A. (2019). Business Psychology for Organizational Agility. Diakses dari
https://www.slideshare.net/wicaksana/business-psychology-for-organizational-agility